Anda di halaman 1dari 10

Aspek Teknis dan Operasi

4.3.1 Visi, Misi dan Tujuan Aspek Teknis dan Operasi

1. Visi

Mampu merancang tata letak pabrik usaha Es teh Indonesia dengan

baik sehingga menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan

mewujudkan pengusaha berkualitas.

2. Misi

a. Merancang tata letak usaha Es teh Indonesia

b. Mengatur lokasi serta perlengkapan pabrik agar dapat beroperasi

dengan baik.

c. Menjaga dan memelihara kebersihan peralatan sehingga dapat

menghasilkan produk yang berkualitas

3. Tujuan

a. Mengetahui bagaimana merancang tata letak usaha Es Teh

Indonesia

b. Mengetahui cara mengatur lokasi serta perlengkapan yang akan

digunakan agar dapat beroperasi dengan baik.

c. Mengetahui kebutuhan jumlah bahan, peralatan, sarana dan

prasarana yang digunakan dalam proses produksi

4.3.2 Penentuan Jumlah Produksi

Es Teh Indonesia bukan merupakan kebutuhan pokok dan sangat

tergantung dari daya beli masyarakat terhadap produk ini dan banyaknya

kompetitor usaha sejenis, rencana produksi usaha ini di Kota Makassar

diasumsikan sebesar 10%.

1. Kapasitas produksi per tahun sebanyak = 16100


2. Kapasitas produksi per bulan sebanyak = 16100/12 bulan = 1342/bulan

3. Kapasitas produksi per minggu sebanyak = 1342 / 4 = 336 /minggu

4. Kapasitas produksi per hari sebanyak = 336/ 6 = 56 /hari

5. Kapasitas produk per jam sebanyak = 56 / 8 = 7 / jam

4.3.3. Langkah-Langkah Pembuatan Produk

1. Operation Process Chart (OPC) Terlampir

Pembahasan Operation Process Chart (OPC), yaitu:

a. Komponen I

1. Nama komponen : Es kristal

2. Jumlah komponen : 300 gram

3. Proses yang dilakukan antara lain:

O – 1 :Operasi 1 (Ditakar ), Es kristal di takar menggunakan

sendok es batu selama 20 detik .

I – 1 : Inspeksi 1 (Diperiksa), Es Kristal yang sdah di takar di

periksa dengan manual selama 20 detik.

b. Komponen II

1. Nama komponen : Susu

2. Jumlah komponen : 60 ml

3. Proses yang dilakukan antara lain:

O – 2 : Operasi 2 (Di takar ), Susu di takar menggunakan

gelas takar dengan waktu 20 detik.

I – 2 : Inspeksi 2 (Diperiksa), Susu yang sudah ditakar

diperiksa secara manual dengan waktu 20 detik.


c. Komponen III

1. Nama komponen : Teh

2. Jumlah komponen : 5 gram

3. Proses yang dilakukan antara lain :

O – 4 :Operasi 3 (Ditakar), Teh di takar menggunakan

timbangan secara manual selama 20 detik .

O – 5 :Operasi 5 ( Disaring ),Teh di saring mengunaakan

penyaring selama 40 detik .

I – 3 : Inspeksi 3 (Diperiksa), Teh yang sudah di saring

diperiksa secara manual selama 20 detik.

d. Komponen IV

1. Nama komponen : Gula

2. Jumlah komponen : 3 ml

3. Proses yang dilakukan antara lain :

O–7 : Operasi 4 (Ditakar), Gula ditakar menggunakan

Gelas takar selama 20 detik .

I–4 : Inspeksi 5 (Diperiksa), Gula diperiksa secara manual

hingga sesuai dengan yang di butuhkan selama

20 detik.

e. Komponen V

1. Nama komponen : Air


2. Jumlah komponen : 250 ml

3. Proses yang dilakukan antara lain :

O – 9 :Operasi 5 (Ditakar), Air di takar menggunakan gelas

takar selama 20 detik .

I – 5 : Inspeksi 6 (Diperiksa), Gula diperiksa secaraa manual

hingga sesuai dengan yang di butuhkan selama 20

detik.

f. Komponen V

1. Nama komponen : Toping ( cincau,krim Sea Salt )

2. Jumlah komponen : 2 ml (Cincau dan krim sea salt)

3. Proses yang dilakukan antara lain :

O – 11 : Operasi 6 ( Ditakar ), Toping di takar menggunakan

sendok selama 20 detik .

I – 6 : Inspeksi 6 (Diperiksa), Toping diperiksa secara manual

hingga sesuai dengan yang di butuhkan selama 20

detik.

g. Assembling I

O– 3 : Operasi 7 (Dicampur), tuang Es kristal gelas cup selama 20

detik.

h. Assembling II
O – 6 : Operasi 8 (Dicampur), Hasil assembling I di campurkan

dengan teh secara manual pada assembling II selama 20

detik.

i. Assembling III

O– 8 : Operasi 9 (Dicampur), Hasil assembling II di campurkan

dengan gula secara manual pada assembling III selama

20 detik.

j. Assembling IV

O– 10 : Operasi 10 (Dicampur), Hasil assembling III di campurkan

dengan air secara manual pada assembling IV selama 20

detik

k. Assembling V

O– 12 : Operasi 11 (Dicampur), Hasil assembling IV di campurkan

dengan toping secara manual pada assembling V selama

20 detik.

O– 13 : Operasi 12 (Dituang ), Hasil assembling II,III,IV,V di tuang

ke gelas cup selama 15 detik.

O– 14 : Operasi 13 (Dipress), Es teh yang sudah di campur

dengan semua bahan akan di press selama 15 detik.

I – 7 : Inspeksi 7 (Diperiksa), Hasil operasi 13 kemudian

diperiksa untuk mengetahui apakah susah sesuai

dengan pesanan selama 20 detik.


2. Bill of Material (BOM)

Untuk mengetahui bahan dan alat yang digunakan dalam proses

produksi pemotong kentang, dapat dilihat pada Bill of Material (BOM) di

bawah ini:

Tabel 4.15 Bill of Material (BOM) Komponen Utama

No Nama Jumlah Satuan Bentuk ket

1 Teh 5 Gram Padat Dibeli

Gula
2 3 Ml Cair Dibeli

3 Air Cair
250 Ml Gratis

4 Susu
60 Ml Cair Dibeli

Es kristal
5 300 Gram Padat Dibeli

6 Toping 40 Gram Padat Dibeli

Tabel 4.17 Bill of Material (BOM) Peralatan

No Nama Peralatan/Mesin Ukuran (cm)

1 Gelas ukur 12 x 9

2 Gelas biasa 6,5 x 5,5

3 Gelas cup 9 x 15

4 Sendok 5x2
5 Alat press 29 x 24 x 48

7 Meja kerja 300 x 150

8 Sendok es batu 22 x 8,5 x 4,5

3. Langkah-langkah Penjualan Produk

   Pembuatan Standar Operasi Penggunaan (SOP) Penjualan yaitu :

DOKUMENT
ALUR KERJA PENJELESAN
TERKAIT
Stok barang yang
Mulai Pencatatan
masuk kedalam takan
disimpan didalam
Gudang dan dicatat
oleh bagian logistik
Stok
bahan
masuk di
outlet

Bahan yang telah di


stok akan di olah sesuai
Bahan yang
masuk di dengan pesanan yang
susun di rak masuk.
Bahan di olah Penjualan Kemudian proses
menjadi Es teh penjualan produk
susu
dilakukan dengan dua
cara, yaitu di lakukan
dengan offline dan
online food. Pelanggang
juga dapat memilih
menu dan ukuran yang
Produk terjual
mereka ingin beli .

Catatan / Selanjutnya ketika


Hasil Rekapan sudah dilakukan proses
penjualan di penjualan. Maka kasir
rekap
akan merekap hasil
penjualan tiap hari nya
dan akan melapora ke
Selesai pemilik outlet.

4.3.3 Mengidentifikasi Kebutuhan Jumlah Mesin,Peralatan, Sarana dan

Prasarana.

1. Routing Sheet (Terlampir)

Berdasarkan perhitungan Routing Sheet, kebutuhan mesin yang

dibutuhkan dalam pembuatan pemotong kentang per hari dengan

efisiensi mesin 70% adalah 0.32 secara teoritis dan sebanyak 56

secara aktual.
2. MPPC (Terlampir)

Berdasarkan Multi Product Process Chart (MPPC), kebutuhan mesin

yang dibutuhkan dalam pembuatan pemotong kentang adalah 0,35

secara teoritis dan sebanyak 0 secara aktual.


3. Area Alocation dan Tata Letak Pabrik

a. Luas Lantai Storage I (Terlampir)

Berdasarkan perhitungan luas lantai gudang bahan baku

(storage) adalah sebesar 58.36 m2.

b. Luas Lantai Mesin (Terlampir)

Berdasarkan perhitungan luas lantai mesin adalah sebesar 9.17

m2.

c. Shipping (Terlampir)

Berdasarkan perhitungan luas lantai shipping adalah sebesar

10.33 m2.

4.3.4 Mengidentifikasi Lokasi Perusahaan

Berdasarkan observasi lapangan dan diskusi yang panjang bersama

sumber-sumber yang kami anggap layak untuk dimintai pendapat, maka

kami menetapkan lokasi yang paling cocok untuk tempat didirikannya

usaha kami ini adalah di JL. BATUA RAYA 3 Dengan pertimbangan

sebagai berikut:

1. Lokasi yang strategis dan berada di tengah-tengah kota.

2. Lokasi dekat dengan sekolah, pusat perbelanjaan dan kantor-kantor.

Anda mungkin juga menyukai