Anda di halaman 1dari 17

KEWARGANEGARAAN INDONESIA

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun guna memenuhi tugas Pendidikan kewarganegaraan


Dosen Pengampu : Wawan Wibisono, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 1

1. REYHAN ADI NUGROHO 22340003


2. RIAN KISWANTO 22340007
3. MUHAMMAD MANDU KHOERU 22340008
4. SAHRUL HIDAYATULLAH 22340013
5. SHOLEHAH 22340016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI


UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih  lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Dalam tulisan ini hendak diuraikan perihal tentang pengertian warganegara,
perbedaannya dengan rakyat serta penduduk. Kemudian diuraikan perihal kewarganegaraan yang
akan memuat asas kewarganegaraan, warga negara republik indonesia, cara memperoleh
kewarganegaraan, bagaimana kehilangan kewarganegaraan dan cara memperoleh kembali
kewarganegaraan serta hak dan kewajiban warganegara.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini
(KEWARGANEGARAAN INDONESIA) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang
telah ada.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini

                                                                                                                    Semarang, 7 Maret 2023


                                                                                                                               Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
1) Latar Belakang Masalah...................................................................................................................1
2) Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
3) Tujuan Penulisan.............................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
1) Asas-asas Kewarganegaraan............................................................................................................3
 Asas Kewarganegaraan Umum....................................................................................................3
 Asas Kewarganegaraan Khusus....................................................................................................4
2) Perbedaan, penduduk, rakyat dan warga negara............................................................................5
3) Pewarganegaraan Indonesia............................................................................................................5
 Prosedur Administrasi Naturalisasi..............................................................................................6
 Permohonan tersebut harus dilampiri dengan:...........................................................................6
 Permohonan Naturalisasi yang Dikabulkan.................................................................................7
 Pengucapan sumpah atau janji....................................................................................................8
 Permohonan Naturalisasi Ditolak................................................................................................8
 Pengumuman...............................................................................................................................8
4) Cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan.....................................................................9
 Syarat dan Tatacara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia.................................................9
 Adapun tata caranya adalah sebagai berikut:..............................................................................9
 Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia Berdasarkan Pasal 23 UU No. 12 Tahun 2006, Warga
Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan:...................................10
5) Masalah kewarganegaraan di Indonesia........................................................................................11
BAB III........................................................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................................................13
1) Kesimpulan....................................................................................................................................13
2) Saran..............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1) Latar Belakang Masalah

Warga negara adalah salah satu fundamen penting dalam keberadaan sebuah negara,
sudah selayaknya mendapatkan kepastian hukum dan jaminan hukum yang layak dari negara.
Sepeti dikemukakan oleh para ahli, sudah menjadi kenyataan yang berlaku umum bahwa
syarat untuk berdirinya sebuah negara yang merdeka harus sekurang-kurangnya ada tiga
syarat, yaitu adanya wilayah, adanya rakyat (warga negara) yang tetap, adanya pemerintahan
yang berdulat dan adanya pengakuan dari Negara lain. Seorang warga negara indonesia harus
mendapat jaminan perlindungan dan kepastian hukum atas hak-hak yang dimilikinya,
sekaligus kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya sebagai warga negara dari
suatu negara.

Warga negara atau kewarganegaraan merupakan salah satu unsur konstitutif


keberadaan suatu negara, warga negara merupakan bagian dari suatu penduduk dan menjadi
sebuah unsur negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang tidak terputus dengan tanah
airnya dan dengan UUD negaranya sekalipun yang bersangkutan berada diluar negeri.

Warga negara merupakan salah satu yang bersifat prinsipal dalam bernegara, tidak
mungkin ada sebuah negara kalau tidak memiliki warga negara begitupun sebaliknya tidak
mungkin ada warga negara tanpa negara. Dewasa ini semakin banyak permasalahan di
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya menyebabkan semakin kompleknya pekerjaan
pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini berkaitan dengan
konsep yang dikemukakan oleh Steven Pinch tentang Welfare State yaitu: “memastikan
setiap warga negara diberikan minimum standar kesejahteran, pelayaan kesehatan, pelayanan
orang-orang sakit, pengangguran, lansia, serta memberikan hak-hak warga negara tanpa
memandang perbedaan status, kelas ekonomi, dan perbedaan lainnya”.

Jadi, negara hukum materil (negara hukum modern) atau dapat disebut Welfare State
adalah negara yang mana pemerintahan negara memiliki keleluasaan untuk turut campur
tangan dalam urusan warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan rakyat. 2 Indonesia merupakan negara hukum yang mengakui, dan menjamin
hak asasi manusia dalam proses penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara serta
memberikan jaminan perlindungan hukum dan kepastian hukum terhadap seluruh warga
negaranya, berdasarkan ketentuan tersebut berarti setiap warga negara memiliki hak dan
kesempatan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan, dan berhak untuk mendapatkan
kepastian hukum dan perlindungan hukum yang sama tanpa adanya perbedaan. Hal ini
terdapat dalam ketentuan pasal 3 ayat (2) No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
yang menyatakan “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di
depan hukum”.

2) Rumusan Masalah

Kami telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tesebut antara lain:
1) Apa saja asas-asas kewarganegaraan?
2) Apa perbedaan, penduduk, rakyat dan warga negara?
3) Apa yang dimaksud pewarganegaraan Indonesia?
4) Bagaimana cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan?
5) Apa saja masalah kewarganegaraan di Indonesia?

3) Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah kewarganegaraan sebagai berikut:

1) Mengetahui asas-asas kewarganegaraan


2) Mengetahui perbedaan, penduduk, rakyat dan warga negara
3) Mengetahui pewarganegaraan Indonesia
4) Mengetahui cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan
5) Mengetahui masalah kewarganegaraan di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

1) Asas-asas Kewarganegaraan

Asas kewarganegaraan diperlukan untuk mengatur status kewarganegaraan seseorang.


Hal ini penting agar seseorang mendapatkan perlindungan hukum dari negara, serta
menerima hak dan kewajibannya. Ketentuan tentang status kewarganegaraan penting diatur
dalam peraturan perundangan dari Negara. Peraturan inilah yang kemudian dijadikan asas
untuk penentuan status kewarganegaraan seseorang. Dalam asas kewarganegaraan dalam UU
Nomor 12 Tahun 2006 dikenal dua pedoman yaitu asas kewarganegaraan umum dan asas
kewarganegaraan khusus.

 Asas Kewarganegaraan Umum

 Asas Kelahiran (Ius Soli)

Ius Soli adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat


atau daerah kelahiran seseorang. Jadi, seseorang dapat menjadi warga Negara
dimana ia dilahirkan.

 Asas Keturunan (Ius sanguinis)

Ius Sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang berdasarkan darah atau


keturunan. Asas ini menetapkan seseorang mendapatkan kewarganegaraan
suatu negara, apabila orang tuanya adalah warga Negara adalah suatu Negara.

 Asas Kewarganegaraan Tunggal

Asas ini adalah asas yang menentukan kewarganegaraan bagi setiap orang.
Setiap orang tidak dapat menjadi warga Negara ganda atau lebih dari satu.

 Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas


Asas ini adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda (lebih dari
satu warga negara) bagi anak anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
UU. Pada saat anak-anak ini telah mencapai umur 18 tahun, maka harus
menentukan salah satu kewarganegaraannya.

 Asas Kewarganegaraan Khusus

 Asas Kepentingan Nasional


Asas ini adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan
mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai Negara kesatuan yang memiliki cita-
cita dan tujuannya sendiri.
 Asas Perlindungan Maksimum
Asas ini adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga Negara Indonesia
dalam keadaan apapun, baik di dalam maupun diluar negeri.
 Asas Persamaan Dalam Hukum dan Pemerintahan
Asas ini adalah asas yang menentukan bahwa setiap warga Negara
Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama didalam hukum dan
pemerintahan.
 Asas Kebenaran Substantif
Asas ini adalah asas dimana prosedur kewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat
permohonan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
 Asas Non-Diskriminatif
Asas ini adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga Negara atas dasar suku, ras, agama,
golongan jenis kelamin serta harus menjamin melindungi, dan memuliakan
HAM pada umumnya dan hak warga Negara pada khususnya.
 Asas Pengakuan Dan Penghormatan Terhadap HAM
Asas ini adalah asas yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan
dengan warga Negara harus menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM
pada umumnya dan hak warga Negara pada khususnya.
 Asas Keterbukaan
Asas ini adalah asas yang menentukan bahwa segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan warga Negara harus dilakukan secara terbuka.

 Asas Publisitas
Asas ini adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh
dan atau kehilangan kewarganegaraan RI akan diumumkan dalam berita
Negara RI agar masyarakat mengetahuinya.

2) Perbedaan, penduduk, rakyat dan warga negara

 Penduduk

Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal di suatu negara. Orang


yang tinggal di suatu negara atau wilayah suatu negara dan tidak bertujuan
untuk tinggal atau menetap di wilayah bukanlah penduduk negara itu. Pasal 26
ayat (2) UUD 1945 Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing
yang bertempat tinggal di Indonesia.

 Rakyat

Rakyat adalah bagian dari suatu negara atau unsur penting dari suatu
pemerintahan. Rakyat terdiri dari beberapa orang yang mempunyai ideologi
yang sama dan tinggal di daerah atau pemerintahan yang sama dan
mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu untuk membela negaranya
bila diperlukan

 Warga Negara

Warga negara yaitu orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara, yang mempunyai hubungan yang tidak terputus dengan
tanah airnya, dengan UUD negaranya, sekalipun yang bersangkutan berada di
luar negeri, selama yang bersangkutan tidak memutuskan hubungannya atau
terikat oleh ketentuan hukum internasional.
3) Pewarganegaraan Indonesia

Pewarganegaraan (naturalisasi) adalah tata cara bagi orang asing untuk


memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Orang Asing
adalah orang yang bukan Warga Negara Republik Indonesia.

 Prosedur Administrasi Naturalisasi

Orang Asing yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9


Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI, dapat mengajukan
permohonan Pewarganegaraan kepada Presiden melalui Menteri. Permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis
dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai cukup dan sekurang-kurangnya
memuat:

a. nama lengkap;
b. tempat dan tanggal lahir;
c. jenis kelamin;
d. status perkawinan;
e. alamat tempat tinggal;
f. pekerjaan; dan
g. kewarganegaraan asal.

 Permohonan tersebut harus dilampiri dengan:

a. fotokopi kutipan akta kelahiran atau surat yang membuktikan kelahiran pemohon yang
disahkan oleh Pejabat;
b. fotokopi kutipan akta perkawinan/buku nikah, kutipan Akta perceraian/surat
talak/perceraian, atau kutipan akta kematian istri/suami pemohon bagi yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun yang disahkan oleh Pejabat;
c. surat keterangan keimigrasian yang dikeluarkan oleh kantor imigrasi yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon yang menyatakan bahwa pemohon telah
bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun
berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
d. fotokopi kartu izin tinggal tetap yang disahkan oleh Pejabat;
e. surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari rumah sakit;
f. surat pernyataan pemohon dapat berbahasa Indonesia;
g. surat pernyataan pemohon mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
h. surat keterangan catatan kepolisian yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
pemohon;
i. surat keterangan dari perwakilan negara pemohon bahwa dengan memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
j. surat keterangan dari camat yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon
bahwa pemohon memiliki pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;
k. bukti pembayaran uang Pewarganegaraan dan biaya permohonan ke kas Negara.
l. pasfoto pemohon terbaru berwarna ukuran 4X6 (empat kali enam) senti meter sebanyak
6 (enam) lembar.

 Permohonan Naturalisasi yang Dikabulkan

Dalam hal permohonan dikabulkan, Presiden menetapkan Keputusan Presiden dan


memberitahukan secara tertulis kepada pemohon dengan tembusan kepada Pejabat dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal Keputusan Presiden
ditetapkan.

Petikan keputusan disampaikan kepada Pejabat untuk diteruskan kepada pemohon dan
salinannya disampaikan kepada Menteri, Pejabat, dan perwakilan negara asal pemohon.

Pejabat memanggil pemohon secara tertulis untuk mengucapkan sumpah atau


menyatakan janji setia dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal
pemberitahuan petikan Keputusan Presiden dikirim kepada pemohon.
Dalam hal pemohon memenuhi panggilan dalam waktu yang ditentukan, pemohon
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan Pejabat dan disaksikan oleh
2 (dua) orang saksi.

Dalam hal pemohon tidak memenuhi panggilan dengan alasan yang sah, pengucapan
sumpah atau pernyataan janji setia dapat dilakukan di hadapan Pejabat dalam batas waktu
tiga bulan sejak pemberitahuan petikan Keputusan Presiden dikirim kepada pemohon.

 Pengucapan sumpah atau janji

Pelaksanaan pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dibuat berita acara
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dalam 4 (empat) rangkap:
a. rangkap pertama untuk pemohon;
b. rangkap kedua disampaikan kepada Menteri;
c. rangkap ketiga disampaikan kepada Menteri Sekretaris Negara.
d. rangkap keempat disimpan oleh Pejabat.

Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, pemohon wajib


mengembalikan dokumen atau surat-surat keimigrasian atas namanya kepada kantor
imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau pernyataan
janji setia.

Dalam hal anak-anak pemohon yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum
kawin ikut memperoleh status kewarganegaraan pemohon, dokumen atau surat-surat
keimigrasian atas nama anak-anak pemohon wajib dikembalikan kepada kantor imigrasi
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.

 Permohonan Naturalisasi Ditolak

Dalam hal permohonan ditolak, Presiden memberitahukan kepada Menteri. Penolakan


disertai dengan alasan dan diberitahukan secara tertulis oleh Menteri kepada pemohon
dengan tembusan kepada Pejabat dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung
sejak tanggal permohonan diterima oleh Menteri.

 Pengumuman

Menteri mengumumkan nama orang yang telah memperoleh Kewarganegaraan


Republik Indonesia dalam Berita Negara Republik Indonesia. Pengumuman dilakukan
setelah berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia diterima oleh Menteri.

4) Cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan

 Syarat dan Tatacara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

Untuk mengatasi masalah kewarganegaraan, maka Indonesia mengatur tata cara


memperoleh kewarganegaraan Indonesia dalam UU No. 62 Tahun 1958 diperbaharui
dalam UU No. 12 Tahun 2006 yang meliputi delapan cara yaitu:
1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin.
2. Pada waktu mengajukan permohonan kewarganegaraan telah tinggal Negara Rl paling
singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan UUD Negara
RI Tahun 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 1 tahun atau lebih.
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI, tidak menjadi berkewarganegaraan
ganda.
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
8. Membayar uang pewarganegaraan Kas Negara

 Adapun tata caranya adalah sebagai berikut:


1. Permohonan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam bahasa
Indonesia di atas kertas bermaterai cukup kepada Presiden melalui Menteri
2. Berkas permohonan tersebut disampaikan kepada Pejabat
3. Permohonan disertai dengan pertimbangan kepada Presiden dalam waktu paling
lambat 3 bulan terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
4. Permohonan dikenal biaya yang besarnya diatur dengan peraturan Pemerintah.
5. Presiden dapat menerima dan menolak permohonan.
6. Pengabulan permohonan ditetapkan dengan Keputusan Presiden paling lambat 3 bulan
terhitung sejak permohonan paling lambat 14 hari terhitung sejak Keputusan Presiden
ditetapkan.
7. Penolakan permohonan disertai alasan dan diberitahukan oleh menteri paling lambat 3
bulan sejak tanggal permohonan diterima oleh Menteri.
8. Keputusan Presiden mengenai pengabulan permohonan berlaku efektif terhitung sejak
tanggal pemohon mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
9. Paling lambat 3 Bulan sejak Keputusan Presiden dikirim kepada pemohon, Pejabat
memanggil Pemohon untuk mengucakan sumpah atau janji setia.
10. Apabila tidak hadir dalam pemanggil tanpa alasan yang sah maka Keputusan Presiden
batal demi Hukum.
11. Apabila pelaksanaan sumpah/janji tidak dapat dilakukan karena kelalaian Pejabat,
maka pemohon dapat menyatakan pengucapan sumpah/janji setia di hadapan pejabat lain
yang ditunjuk Menteri.
12. Pejabat tersebut membuat berita acara pelaksanaan sumpah/janji.
13: Paling lambat 14 hari sejak tanggap pengucapan sumpah/janji, pejabat
menyampaikan berita acara yang tersebut.
14. Setelah pengucapan sumpah/janji, pemohon wajib menyerahkan dokumen
keimigrasian atas namanya kepada Kantor Imigrasi paling lambat 14 hari
15. Salinan Keputusan Presiden tentang pewarganegaraan menjadi bukti sah
kewarganegaraan sah seseorang.
16. Menteri mengumumkan nama yang telah memperoleh kewarga-negaraan dalam berita
Negara RI.
 Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia Berdasarkan Pasal 23 UU No. 12
Tahun 2006, Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika
yang bersangkutan:

a. Memperolah kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri


b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri,
yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat
tinggal di luar negeri dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik
Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan;
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dan Presiden;
e. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam
itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat
dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing
atau bagian dart negara asing tersebut;
g. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dan negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya;
i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selam 5 (lima) tahun
terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginan untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia
sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya
yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara
Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan
tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
5) Masalah kewarganegaraan di Indonesia

Masalah status kewarganegaraan seseorang akan muncul apabila asas


kewarganegaraan tersebut di atas diterapkan secara tegas dalam sebuah Negara, sehingga
mengakibatkan terjadinya beberapa kemungkinan berikut ini:

1. Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki status kewarganegaraan. Hal ini
disebabkan karena orang tersebut lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis.
Contohnya seorang keturunan bangsa A, yang negaranya memakai dasar
kewarganegaraan lus soli, lahir di negara B, di mana berlaku dasar lus sangguinis. Orang
ini bukanlah warganegara A, karena ia tidak lahir di negara A, tetapi juga ia bukan warga
negara B, karena ia bukanlah keturunan bangsa B.

2. Bipatride adalah seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan. Hal ini


dimungkinkan apabila orang tersebut berasal dari orang tua yang negaranya menganut
sanguinis sedangkan ia lahir yang menganut lus soli. Contohnya: seorang keturunan
Bangsa B yang negaranya menganut asas lus sanguinis lahir di negara A, di mana berlaku
asas lus soli. Oleh karena itu orang ini adalah keturunan bangsa B dan ia juga dianggap
warga negara A karena dilahirkan di negara A.

3. Multipatride seseorang yang memiliki lebih dari dua status kewarganegaraan, yaitu
seseorang (penduduk) yang tinggal di perbatasan atau dua Negara.

Untuk memecahkan masalah kewarganegaraan di atas, setiap Negara memiliki peraturan


sendiri-sendiri yang prinsip-prinsipnya bersifat universal. Untuk mengatasi hal tersebut,
di Indonesia dinyatakan dalam UUD 1945 pasal 28E ayat (4) bahwa setiap orang berhak
atas status kewarganegaraan. Oleh sebab itu, melalui UU No. 62 Tahun 1958 tentang
kewarganegaraan kewarganegaraan Indonesia dinyatakan bahwa cara memperoleh
kewarganegaraan Indonesia adalah:

1. Karena kelahiran
2. Karena pengangkatan
3. Karena dikabulkan permohonan
4. Karena kewarganegaraan
5. Karena perkawinan
6. Karena pernyataan

BAB III
PENUTUP
1) Kesimpulan

Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam kontrol satuan


politik tertentu (secara khusus: negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi
dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga Negara.
Penentuan kewarganegaraan didasarkan pada sisi kelahiran dikenal dengan dua
asas yaitu Asas Ius Soli dan Asas Ius Sangunis. Unsur-unsur yang menentukan
kewargarnegaraan adalah karena kelahiran, karena pengangkatan, karena dikabulkannya
permohonan, karena pewarganegaraan, karena perkawinan, dan karena turut ayah dan atau
ibu.

2) Saran

Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan
kita, kita tahu apa itu kewarganegaraan dan bagaimana pentingnya keawarganegaraan. Dan
semoga kita bisa lebih kritis lagi dalam menyikapinmasalah kewarganegaraan. Dan juga
sebagai warga negara yang baik kita harus memiliki kewarganwgaraan yang jelas sesuai
dengan undang-undang yang berlaku. Selain itu sudah sewajarnya kita sebagai warga negara
harus memenuhi hak dan kewajiban kita.
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Jakni, S.Pd. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Bandung:
ALFABETA

Kutipan dari Internet (URL):


kemlu.go.id. 2018. Pewarganegaraan (Natularisasi). 8 Maret 2023, dari
https://kemlu.go.id/ottawa/id/pages/pewarganegaraan__naturalisasi_/696/about-service

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195202151983011-
M._UMAR_DJANI_MARTASUTA/A%20Dikwar/1%20Pendidikan
%20Kewarganegaraan/PENGANTAR/WARGA%20NEGARA%2C%20PENDUDUK
%2C%20DAN%20RAKYAT%2C.pdf

Anda mungkin juga menyukai