24 - Juanda Yusril Pediansa (201010501910)
24 - Juanda Yusril Pediansa (201010501910)
WURUK
PROPOSAL SKRIPSI
Ditulis Oleh:
NIM.201010502238
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANGSELATAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
“PENGARUH KUALITAS CITA RASA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa.
bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT meridhoi segala usaha kita,
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 LatarBelakangPenelitian
....................................................................................................................................
1.2 FokusPenelitian
....................................................................................................................................
1.3 TujuanPenelitian
....................................................................................................................................
1.4 ManfaatPenelitian
....................................................................................................................................
1.5 SistematikaPenulisan
....................................................................................................................................
2.1 LandasanTeori
..........................................................................................................................
2.2 PenelitianTerdahulu
..........................................................................................................................
2.3 KerangkaBerpikir
..........................................................................................................................
2.4 ProposisiPenelitian
..........................................................................................................................
3.1 JenisPenelitian
..........................................................................................................................
3.2 TempatdanWaktuPenelitian
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
sebuah peluang bisnis tersendiri yang sangat besar Dengan kenyataan bahwa
menjadi sebuah peluang bisnis tersendiri yang sangat besar. Dengan kenyataan
bahwa Indonesia mengembangkan usahanya dalam bidang makanan di Indonesia.
Hingga sampai saat ini bisnis usaha makanan semakin berkembang dan tumbuh
subur di Indonesia. Beragamnya produk baik barang maupun jasa yang ditawarkan
dalam berbagai merek oleh perusahaan dewasa ini telah meningkatkan keinginan
konsumen untuk mencoba produk tersebut dalam berbagai merek. Salah satu dari
produk tersebut adalah fast food atau disebut juga makanan cepat saji.
LUNAK ) yaitu sebuah restoran kuliner yang bergerak dibidang makanan cepat saji
yang dimana cara oenyajiannya adalah dengan cara ayam tersebut di presto, dari
segi tulang ayam tersebut dapat di makan, sehingga dapat di konsumsi di semua
berbagai kalangan usia. Untuk usia 1-4 tahun tidak di anjurkan untuk
mengkonsumsi ini, harus ada pengawasan dari orang tua. Restoran Hayam Wuruk
sudah cukup lama berdiri sejak tahun 2000 restoran ini mempunyai brand image
dengan nama “ Hayam Wuruk “ restoran ini pertama kali buka berlokasi di bali
sebagai pusat dan memiliki beberapa ccabang di wilayah Indonesia seperti, Jakarta,
yang berbeda, dimana proses penyajiannya dengan cara di presto pada ayam
tersebut agar tulang pada ayam menjadi lunak, sehingga konsumen dapat dengan
timbul beberapa permasalahan terkait pelayanan antara dari segi koordinasi pusat
beberapa permasalahan lain, dalam hal cita rasa masakan yang berbeda antara
penerapan masakan di pusat dan beberapa cabang lain yang rasanya sedikit berbeda
dengan yang dipusat. hal inilah yang membuat terjadi perselisihan di antara cabang
yang satu dengan cabang lainnya, dan membuat kepercayaan konsumen menurun
diterapkan.
sering kali terjadi kelalaian yang di sebab kan oleh karyawan yang
Apabila hal ini dibiarkan secara terus menerus maka, akan mengakibatkan
Untuk itu Penulis merasa perlu membuat penelitian lebih lanjut terkait masalah
tersebut lebih dalam, sehingga membuat pelayanan yang diterapkan akan menjadi
optimal dan diharapkan dengan penelitian yang penulis buat, bisa diterapkan oleh
perasaan konsumen. Kata “rasa” yang menjadi motivasi konsumen dalam memilih
produk adalah faktor yang menjadi fokus perhatian produsen atau pemasar. Jadi
siapa yang menjadi konsumen atau pembeli itu sangat penting diketahui oleh
pihak produsen atau pemasar”. Adapun teori ini diperkuat pendapat oleh para ahli
lainnya seperti, Menurut Imantoro, dkk (2018) “ mendefinisikan bahwa cita rasa
adalah suatu cara pemilihan makanan yang harus dibedakan dari rasa (taste)
semua jenis layanan yang disediakan oleh perusahaan saat klien berada di
perusahaan”. Sedangkan menurut pendapat para ahli lainnya seperti Menurut
keadaan dinamis yang berkaitan erat dengan produk, jasa, sumber daya manusia,
serta proses dan lingkungan yang setidaknya dapat memenuhi atau malah dapat
dilandasi juga oleh peneliti sebelumnya guna untuk memperkuat gagasan yang
penulis buat. Adapun Menurut para ahli seperti Kotler dan Keller (2009:138) “
seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan
terhadap ekspetasinya ”. Disamping itu hal ini di perkuat juga oleh peneliti
sebelumnya seperti. Menurut Peter dan Olson (2016: 184) “ kepuasan konsumen
adalah konsep yang paling menentukan dalam pemikiran pemasaran dan riset
konsumen. Secara teori, konsumen yang merasa puas dengan produk, jasa, atau
yang lain perihal tersebut. Bila tidak puas, kemungkinan besar konsumen akan
berganti produk atau merek dan mengadukan kepada produsen barang, pengecer,
melakukan penelitian dengan lebih terarah dan spesifik menjadi pertanyaan yang
1. Bagaimana caranya agar menjadikan kualitas cita rasa agar tidak berubah
menjadi pelanggan.
Untuk tahapan rumusan di atas akan penulis uraikan dengan detail pada
bab berikutnya. Sehingga apa yang di harapkan oleh pembaca lebih paham jalan
1. Untuk menjaga kualitas cita rasa agar tetap terjaga keasliannya seharusnya
Indonesia.
3. Untuk membuat kosnumen dapat menikmati pelayanan dan cita rasa yang
Wuruk.
universitas pamulang.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Cita Rasa
Cita rasa adalah suatu cara pemilihan makanan yang harus dibedakan dari
penampakan, bau, rasa, tekstur, dan suhu. Cita rasa merupakan bentuk kerja sama
penglihatan, dan pendengaran. Rasa sendiri merupakan hasil kerja pengecap rasa
(taste buds) yang terletak di lidah, pipi, kerongkongan, atap mulut, yang
merupakan bagian dari cita rasa Menurut Sugeng Nugroho Hadi (2016, 133 ) ”
Cita rasa merupakan bentuk kerja sama dari kelima macam indera manusia yakni
hasil kerja pengecap rasa yang terletak dilidah, pipi, kerongkongan, atap mulut,
yang merupakan bagian dari cita rasa ”. Adapun Menurut teori para ahli lainnya
seperti,
penciuman. Bau yang sangat subyektif serta sulit diukur dari sebuah
makanan atau minuman. Dengan kata lain aroma dapat diukur sesuai
indera pengecap lidah, khususnya jenis rasa dasar yaitu manis, asin,
4. Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu makanan atau minuman bisa
dalam keadaan padat, lunak, cair dan lain sebagainya. Suhu Temperatur
dengan lainnya “.
identitas darimana makanan tersebut diproduksi. Dengan indikator ciri, bau dan
aroma dari cita rasa, konsumen bisa menilai bahwa makanan yang dikonsumsi
memiliki ciri tersendiri di setiap daerah. Disamping itu rumah makan harus
mempunyai cita rasa yang tinggi pula untuk menarik para konsumen, dengan cara
Hal ini diperkuat oleh teori lainnya. Menurut Wahida (dalam Resky 2021), “
cita rasa memiliki lima indikator untuk mengukur variabel cita rasa, yaitu :
2. Bau Aroma makanan yang memiliki ciri khas kuat yang dapat
sel pencicip dan dapat juga dipengaruhi oleh tekstur, suhu, warna,
makanan”.
Cita rasa di pengaruhi oleh tiga faktor, yaitu bau, rasa, dan ragsangan mulut
(panas dan dingin).Faktor yang pertama dapat dideteksi oleh indera pencium dan
dua faktor yang disebutkan terakhir dapat dideteksi oleh sel-sel sensorik pada
lidah. (Wahidah, 2013), “
1. Bau
2. Rasa
Rasa berbeda dengan bau yang lebih banyak melibatkan panca indera
cecepan yang terletak pada papilla yaitu bagian noda darah jingga
dilidah juga terletak pada farinx, pelata bagian langit - langit yang
yang sudah di siapkan. Sampai dengan saat ini telah dikenal empat
rasa utama, yaitu asin (salty), pedas (spicy), gurih (tasty), dan
manis(sweet).
3. Rangsangan Mulut
utamakan dalam sebuah perusahaaan, oleh sebab itu kualitas pelayanan harus di
untuk semua jenis layanan yang disediakan oleh perusahaan saat klien berada di
pelanggan”. Definisi diatas dapat diketahui ciri pokok pelayanan yaitu tidak kasat
mata dan melibatkan upaya manusia atau peralatan lain yang disediakan oleh
merespon keinginan pengguna karena posisi tawar pengguna yang sangat tinggi.
Apabila keinginan pengguna tidak direspon, maka pengguna akan beralih kepada
amat penting khususnya bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Dimana hal
ini fisik produk biasanya ditunjang dengan berbagai macam inisial produk.
Adapun inti produk yang dimaksud biasanya merupakan jasa tertentu. Oleh
karena itu pentingnya mengetahui secara teoritis tentang batasan, pengertian dan
karyawan.
kepada konsumen”.
kebutuhan dan keinginannya. Ciri pelayanan yang baik yang harus di ikuti oleh
5. Mampu berkomunikasi.
6. Mampu memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi.
bukti nyata pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yang mengikuti
fasilitas fisik (gedung, gudang dll) perlengkapan dan peralatan yang dapat
sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai
sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang disimpatik dan
suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas
pelayanan.
perusahaan.
yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi
produk atau layanan kinerja yang dirasakan sesuai dengan harapan ”. Sedangkan
berbelanja pada suatu tempat ”. Hal ini pun diperkuat oleh para ahli dalam
antara kinerja (hasil) produk yang diperkirakan terhadap kinerja (atau hasil) yang
diharapkan. Jika kinerja di bawah harapan, konsumen tidak puas. Jika kinerja
konsumen merupakan suatu perasaan yang timbul setelah konsumen atau pun
pelanggan merasa puas atau kecewa, atas produk maupun jasa yang diberikan
kepada konsumen atau pelanggan yang mereka dapatkan maka dari itu yang
diharapkan.
restoran cepat saji, maka restoran cepat saji harus memiliki fokus pada konsumen.
Tingkat kepuasan Konsumen ditentukan oleh lima faktor utama dan harus di
berkualitas.
mendapatkan
6. bahwa orang lain akan kagum terhadap dia, bila menggunakan produk
harga
9. yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
10. konsumennya.
11. Biaya, konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau
yang
cenderung
yaitu:
diperoleh dari orang lain atau terpapar oleh iklan di media masa, internet
orang lain atas apa yang diperoleh dari suatu kualitas produk yang
4. Kualitas layanan
konsumen.
5. Loyalitas konsumen
produk atau jasa tertentu, yang mampu memberikan manfaat atau harapan
mereka terpenuhi.
anggapan bahwa reputasi yang berupa citra merek (brand image), citra
yang terbaik (the best name), pelayanan prima (service excelent) dan
proritas.
7. Lokasi
konsumen “.
harapannya, Menurut Kotler dalam buku sunyoto (2013, p.35), “ Konsumen dapat
mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasaan umum yaitu kalau kinerja di
bawah harapan, konsumen akan merasa kecewa tetapi jika kinerja sesuai dengan
harapan pelanggan akan merasa puas dan apabila kinerja bisa melebihi harapan
maka pelanggan akan merasakan sangat puas senang atau gembira “. Banyak
adalah respon atau reaksi terhadap tidak sesuaian antara tingkat kepentingan
pemakaian,
pada konsumen adalah berusaha mengetahui terlebih dahulu apa yang dibutuhkan
konsumen atas produk atau jasa akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya
sama. Pelanggan yang puas juga cenderung akan memberikan referensi yang baik
atas produk atau jasa yang telah mereka gunakan kepada orang lain ”.
Menurut Randi (2018: 15), “ penelitian terdahulu ini menjadi salah satu
Banjar Di
Desa
Pingaran.
Bali ( Studi
1.
Kasus Pada
2. VOL. 8 NO. 2
UD.Sari Artha
(2017 )
Kue Di Desa
Banjar,
Kecamatan
Banjar )
memilah beberapa
melakukan inovasi
produk dengan
citarasa khusus,
membangun
keyakinan terhadap
konsumen bahwa
legendaris, juga
melakukan
endorsement media
massa (melalui
program kuliner
televisi) serta
menggunakan produk
tersebut.
Bukti langsung,
Keandalan, Daya
Tanggap, Jaminan,
dan Empati.
Sedangkan faktor
pendukung pelayanan
santun, kesederhanaan
terjangkau namun
diperbaiki yaitu
prasarana penunjang,
serta ketidaksesuaian
Pelayanan (empat)Â dimensi
Perizinan yakni dimensi
mempengaruhi antara
lain struktur
organisasiyang belum
solid, ketimpangan
baik kuantitatif
maupun kualitatif,daya
dukung infrastruktur
dan teknologi
perkantoran yang
kerumitan prosedur
71. Eka Giovana Asti, Pengaruh Jenis metode Hasil dari penelitian
Kepuasan Konsumen
thitung (signifikan
korelasi ) untuk
variabel Kualitas
Pelayanan diperoleh
variabel Kualitas
thitung = - 0,788
variabel Harga
= 4,089 sementara
thitung variabel X1
dan X3 lebih besar
H1 diterima dan H0
terdapat pengaruh
antara Kualitas
terhadap Kepuasan
thitung variabel X2
pengaruh antara
Kualitas Produk
terhadap Kepuasan
Lahat
sehingga terciptanya
konsumen.
pemikiran untuk memperkuat sub fokus yang menjadi latar belakang dari
mendasari penelitian agar penelitian lebih terarah. Oleh karena itu dibutuhkan
antara teori dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Kerangka berpikir
adalah supaya terbentuknya suatu alur penelitian yang jelas dan dapat diterima
secara akal ”.
dengan penelitian ini, maka kerangka pemikiran yang penulis buat adalaah tertera
X: Metode :
Terjadi perbedaan
Cita Rasa Wawancara
rasa makanan
X2 :
Kualitas Pelayanan FGD ( Focus
Y:
Kepuasan Konsumen Group Dicussion )
Menurunnya kualitas
pelayanan Dokumentasi
Peneliti sendiri
kecewa.
akhirnya terciptanya kualitas Pelayanan yang baik dan Cita Rasa yang
bertujuan untuk membangun dan menggali lebih dalam lagi terkait proposisi
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
Hal ini pun diperkuat oleh teori Penelitian kualitatif menurut Hendryadi, et. al,
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
penelitian yang dituju agar sesuai dengan jadwal waktu yang penulis
Label 2.2
Jadwal Penelitian
1 Melakukan riset
peneitian
2 Melakukan
penyusunan
proposal penelitian
3 Memasuki tempat
penelitian
4 Melakukan diskusi
dengan para
karyawan
5 Membuat tema
pembahasan
6 Melakukan analisa
dan pelayanan
7 FGD (Focus
Group Discussion)
8 Melakukan
wawancara
9 Analisa hasil
penelitian
10 Menentukan hasil
penelitian
deskriptif, sehingga objek penelitian dan data yang penulis dapat terarah. Adapun
metode instrumen penelitian yang digunakan. Agar sesuai dengan arahan dari
Wawancara
Dokumentasi
Peneliti Sendiri
1. Wawancara
oleh karena itu, peneliti dan responden bertemu secara langsung untuk
wawancara sebagai sistem komunikasi yang terjadi antara dua orang yaitu
pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang
situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak dapat ditemukan
melalui observasi.
tertentu “.
3. Dokumentasi
Unit analisis dalam konteks penelitian merujuk pada unit yang menjadi
fokus analisis atau pengamatan dalam proses penelitian. Unit analisis dapat berupa
individu, kelompok, organisasi, atau entitas lain yang relevan dengan tujuan
penelitian. Menurut Miles dan Huberman (2014), “ Unit analisis adalah entitas
yang ditentukan oleh peneliti sebagai subjek analisis, di mana data dikumpulkan
dan dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian”. Adapun Menurut para ahli
lainnya Creswell (2014), “ Unit analisis adalah unit atau elemen yang ditentukan
sebelumnya yang menjadi fokus dalam analisis data, baik itu individu, kelompok,
penelitian. Prosedur ini mencakup strategi, teknik, dan instrumen yang digunakan
metode tertentu “. Adapun menurut teori ahli lainnya seperti, Menurut Creswell
proses pengolahan data dan informasi yang sudah didapatkan selama melakukan
dalam penelitian, karena tujuan utaman dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun teknik pengumpulan
untuk melihat apa yang dilakukan oleh karyawan, konsumen atau day
lebih lanjut.
dan wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung
oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja,
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
pada proses penilaian terhadap kualitas data yang dikumpulkan dalam penelitian.
Tujuan dari pemeriksaan keabsahan data adalah untuk memastikan bahwa data
yang digunakan dalam analisis penelitian adalah akurat, dapat dipercaya, dan
validitas data yang melibatkan pengecekan terhadap kesesuaian antara data dan
data “.
berbeda.
populasi yang lebih luas dan apakah hasil penelitian dapat digeneralisasi
ke populasi tersebut.
Anggriani, S. W. (2016). Kualitas pelayanan bagi peserta BPJS kesehatan dan non
BPJS kesehatan. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP), 5(2).
Arianta, K. D., Atmadja, A. T., SE, A., Sulindawati, N. L. G. E., & SE Ak, M.
(2017). Analisis perhitungan biaya produksi pada Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) jajanan cita rasa khas Bali (Studi kasus pada UD.
Sari Artha Kue di Desa Banjar, Kecamatan Banjar). JIMAT (Jurnal Ilmiah
Asti, E., & Ayuningtyas, E. (2020). Pengaruh kualitas pelayanan, kualitas produk
Rusmaniah, R., Herman, H., Indriyani, P. D., Sari, R. M., & Nugroho, D. A.
13(1), 41-56.