ASERTIF
SUBMISIF
► AGRESIF LANGSUNG
MANIPULATIF
GAYA PENGASUHAN
GAYA OTORITER (O)
Menghasilkan anak yang pasif karena semua keputusan ditentukan orangtua
Anak tidak memiliki kendali terhadap diri sendiri karena semua diatur dan
diarahkan orangtua.
GAYA APRESIATIF(A)
menghasilkan anak kooperatif karena orangtua menerapkan aturan yang konsisten.
Anak mampu mengantisipasi konsekuensi dan mengarahkan perilaku nya. Anak
tampil percaya diri karena yakin perilakunya tepat sesuai dengan penerapan aturan
yang konsisten
CARA BICARA ORANGTUA DENGAN REMAJA
Pentingnya peran
PERILAKU BERESIKO
PERTEMANAN/ RELASI SOSIAL
Aspek relasi dan
RUMAH DAN KELUARGA
Rumah dan
kehidupan sosial orangtua untuk
keluarga membimbing
mendapat porsi
merupakan perhatian lebih remaja dalam
lingkungan mencapai
pada remaja kedewasaan
fisik dan sosial dibandingkan berpikir dan
pertama yang aspek lainnya. Ini bertindak. Terutama
dimiliki oleh terkait kebutuhan karena remaja
remaja untuk rentan terhadap
remaja. merasa diterima perilaku berisiko,
dan oleh teman Salah satu yang
sebayanya perlu diwaspadai
orangtua adalah
pertemanan karena
perilaku berisiko
identik dengan
remaja dan
pertemanan.
CARA BICARA ORANGTUA DAN REMAJA
REMAJA PUTRI
Bentuk tubuh menjadi sedikit bulat karena ► REMAJA LAKI-LAKI
lemak mulai menumpuk ► Bahu dan dada bertambah lebar
Pinggul melebar ► Tubuh menjadi lebih berotot bertambah berat dan tinggi
Tumbuh rambut-rambut halus di sekitar ► Tumbuh rambut-rambut halus di sekitar ketiak dan alat kelamin
ketiak dan alat kelamin (pada beberapa (pada sebagian remaja laki-laki juga tumbuh rambut di lengan,
remaja perempuan juga tumbuh rambut tungkai, dada, punggung, dan wajah: kumis dan janggut)
sedikit di lengan dan tungkai) ► Penis dan skrotum menjadi lebih besar dan berwarna gelap
Warna alat kelamin menjadi agak gelap dan ► Dapat terjadi ejakulasi (keluarnya air mani) di antaranya melalui
Mulai menstruasi
PERKEMBANGAN POLA PIKIR (KOGNITIF) PERKEMBANGAN EMOSI DAN SOSIAL
(SOSIO-EMOSIONAL)
Mampu BERPIKIR SECARA ILMIAH DAN ABSTRAK, misalnya dengan PENCARIAN IDENTITAS DIRI, eksplorasi/pencarian minat dan
menguji hipotesis pengembangan diri yang mencakup: Pilihan pekerjaan , Mengambil
nilai-nilai yang ingin dipraktekkan dalam hidupnya dan Perkembangan
identitas seksual
BISA MEMPERKIRAKAN HAL-HAL YANG AKAN TERJADI DI MASA DEPAN Sering TERLIBAT BANYAK KEGIATAN YANG BERESIKO karena semangat
atau bisa membayangkan hal-hal yang tidak secara nyata ada di depan eksplorasinya atau mencari pengalaman baru, contohnya:
mata. penyalahgunaan obat-obatan terlarang, perilaku seks beresiko, dll.
MENDEFINISIKAN DAN MENDISKUSIKAN KATA-KATA SECARA ABSTRAK. MUDAH TERPENGARUH PADA HAL-HAL YANG ‘TREND’ sebagai bagian
Misalnya memahami kata-kata kiasan dalam lagu atau karya seni. dari dorongan kuat untuk diterima dalam ‘kelompok’nya, sehingga merasa
lebih yakin mengenai identitas dirinya
Masih mengembangkan kemampuan untuk: memutuskan sesuatu, Perkembangan hormon masa pubertas mempengaruhi perubahan
menahan respon impulsif (respon yang tanpa pemikiran matang), dan PERASAAN YANG MUDAH BERUBAH, MINDER, MALU
manajemen memori. Hal ini dikarenakan adanya kondisi perubahan
hormonal yang bergejolak serta perkembangan otak yang belum
sempurna.
Lebih MAMPU MEMAHAMI SUDUT PANDANG ORANG LAIN dan LEBIH MENGUTAMAKAN PERTEMANAN, meski menurut penelitian,
melakukan aksi yang didasarkan pada kemampuan berempati. Misalnya nilai-nilai yang ditanamkan orangtua menjadi dasar bagi pilihan perilaku
menolong orang lain tanpa harapan balasan. remaja.
Cenderung MENGEMBANGKAN BAHASA KHAS YANG DIGUNAKAN TEMAN SEPERMAINAN MEMAINKAN PERANAN PENTING, sebagai
DALAM PERTEMANAN dengan teman sepermainannya. Misalnya, sumber kasih sayang (afeksi), simpati, bimbingan moral, tempat belajar
bahasa-bahasa gaul yang hanya dipahami oleh teman-teman se-geng. hal baru (bereksplorasi), dan memfasilitasi kemandirian diri
(indenpedensi) serta membangun relasi intim.
2. SEKSUALITAS
SEKS ADALAH JENIS KELAMIN, yaitu perbedaan biologis yang dimiliki laki-laki dan
perempuan.
SEKSUALITAS adalah bagian dari diri manusia mengenai jenis kelaminnya, identitas gender
dan peran, orientasi seksual, erotisme, kenikmatan, kemesraan, dan reproduksi (WHO,
2006).
Ketertarikan pada lawan jenis pada remaja pada umumnya diwujudkan dengan pacaran.
Remaja harus waspada sampai sejauh mana aktivitas pacarannya untuk mencegahnya dari
perilaku pacaran yang berisiko, yaitu yang mengarah pada HUBUNGAN SEKS SEBELUM
MENIKAH atau SEKS PRA NIKAH (sex before marriage
3. REPRODUKSI
► PROSES TERJADINYA KEHAMILAN
► KEHAMILAN berkaitan erat dengan organ, sistem, dan fungsi
reproduksi.
► kehamilan terjadi karena beberapa hal, yaitu: (1) adanya sel sperma; (2)
adanya sel telur (ovum); (3) hormonal normal dan anatomi; (4) proses
pembuahan; dan (5) nidasi atau implantasi/bersarangnya sel telur dan
sperma yang sudah melalui proses pembuahan pada dinding rahim.
LEMAK, VITAMIN,
MINERAL
GANGGUAN KESEHATAN YANG TERKAIT
GIZI REMAJA
► Anemia merupakan masalah kesehatan akibat kekurangan
hemoglobin (sel darah merah) dalam tubuh. Hemoglobin
memiliki fungsi penting untuk mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh. Kekurangan hemoglobin dapat mengakibatkan tubuh
mudah letih, lelah, dan lesu sehingga mengganggu aktivitas.
► Anemia juga berdampak sangat serius karena remaja putri
adalah calon ibu yang nantinya akan mengandung anaknya. Jika
tidak segera ditangani dapat meningkatkan risiko terjadinya
komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan bayi yang dilahirkannya
seperti persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan
memperbesar risiko bayi mengalami stunting
► MENGINGATKAN PARA REMAJA CALON IBU UNTUK MEMINUM
PIL TABLET TAMBAH DARAHNYA
Kelainan Pola Makan atau eating
disorders.
Biasanya pada usia ini, remaja mengalami perubahan gaya hidup dan kebiasaan
makan salah yang dapat mempengaruhi jumlah konsumsi makanan dan zat gizi.
adalah suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaanya tidak
► INFEKSI MENULAR SEKSUAL Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang
ditularkan dari orang ke orang melalui hubungan seksual atau kontak alat
kelamin.
NARKOTIKA adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan dan
perubahan kesadaran, mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat
menimbulkan ketergantungan secara fisik maupun psikologik.
PSIKOTROPIKA adalah setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan Narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.