Anda di halaman 1dari 14

Pasar Persaingan Sempurna

A. Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna


Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal. Hal ini
didasarkan struktur pasar persaingan sempurna akan menjamin terwujudnya kegiatan
memproduksi barang atau jasa yang paling tinggi (optimal) tingkat efisiensinya.
Pasar persaingan sempurna didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri di mana
terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan di pasar. Berikut ini adalah ciri-ciri umum pasar persaingan
sempurna:
1) Perusahaan adalah pengambil harga
Pengambil harga (price taker) berarti suatu perusahaan yang ada dalam
pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga. Apapun tindakan
perusahaan dalam pasar, ia tidak akan menimbulkan perubahan atas harga
pasar yang berlaku. Harga barang ditentukan oleh interaksi antara
keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli.
2) Setiap perusahaan mudah keluar dan masuk dalam pasar
Jika perusahaan mengalami kerugian dan ingin meninggalkan industri
tersebut, langkah ini akan mudah dilakukan oleh perusahaan. Sebaliknya
jika terdapat produsen yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut,
produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yang
diinginkannya tersebut. Tidak ada hambatan baik secara legal maupun
dalam bentuk lain bagi perusahaan-perusahaan untuk memasuki atau
meninggalkan bidang usaha tersebut.
3) Menghasilkan barang sejenis
Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-
bedakan. Barang yang dihasilkan sangat sama atau serupa. Tidak ada
perbedaan yang nyata di antara barang yang dihasilkan suatu perusahaan
dengan perusahaan lainnya. Barang seperti ini dinamaakn barang
identical atau homogenous.

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 1


4) Terdapat banyak perusahaan di pasar
Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan
untuk mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah
perusahaan sangat banyak dan masing-masing perusahaan adalah relatif
kecil kalau dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan yang
ada dalam pasar.
5) Pembeli mempunyai pengetahuan sempurna mengenai pasar
Dalam pasar persaingan sempurna diasumsikan juga jumlah pembeli
sangat banyak. Namun demikian diasumsikan pula bahwa masing-masing
pembeli memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan pasar,
yaitu mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahannya.
Akibatnya produsen tidak dapat menjual barang produksinya dengan
harga yang lebih tinggi daripada yang berlaku di pasar.

B. Permintaan dan Hasil Penjualan


Permintaan Pasar dan Perusahaan
Setiap perusahaan bertindak sebagai price taker, artinya perusahaan tidak
mempunyai kekuasaan untuk menentukan harga. Interaksi seluruh produsen dan
seluruh pembeli di pasar yang akan menentukan harga pasar, dan seorang produsen
hanya menerima saja harga yang sudah ditentukan oleh pasar tersebut. Gambar 1 (ii)
menunjukkan permintaan dan penawaran atas barang yang dihasilkan perusahaan-
perusahaan dalam suatu pasar persaingan sempurna. Dapat dilihat bahwa harga pasar
yang tercapai adalah Rp3.000 dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah
200.000 unit.

Gambar 1. Permintaan yang Dihadapi Perusahaan dan Pasar

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 2


Dalam Gambar 1 (ii) ditunjukkan permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan
dalam industri tersebut. Kurva permintaan dd adalah berbentuk satu garis yang
sejajar dengan sumbu datar dan tingkat harga yang dicapai adalah Rp3.000. Kurva dd
bersifat elasatis sempurna karena dua alasan yaitu:
 Hasil produksi perusahaan tersebut adalah serupa (homogenous) dengan
produksi perusahaan-perusahaan lain dalam industri.
 Produksi perusahaan tersebut adalah sebagian kecil saja dari yang
diperjualbelikan di pasar.

Hasil Penjualan Marjinal, Rata-rata dan Total


Hasil Penjualan Rata-rata
Untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, hasil penjualan rata-rata
(average revenue, AR) adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2 (i). Jika
dimisalkan harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp3.000 maka
d0=AR0=MR0 adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan
demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebesar
Rp3.000 (dan dinyatakan dalaam AR0). Jika harga barang yang dijual perusahaan
adalah Rp6.000, kurva d1=AR1=MR1 adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil
penjualan rata-rata pada harga Rp6.000.

Hasil Penjualan Marjinal


Hasil penjualan marjinal (marginal revenue, MR) merupakan tambahan hasil
penjualan yang diperoleh perusahaan dari menjual satu unit barang yang
diproduksikannya. Jika harga barang tetap Rp3.000, setiap unit tambahan barang
yang dijual akan menambahkan hasil penjualan sebanyak Rp3.000 juga . begitu juga,
sekiranya harga tetap Rp6.000, setiap unit tambahan barang yang dijual akan
menambah hasil penjualan sebanyak Rp6.000. Dengan demikian dalam pasar
persaingan sempurna berlaku keadaan harga = hasil penjualan rata-rata = hasil
penjualan marjinal. Dalam Gambar 2 (i) kurva d0=AR0=MR0 menggambarkan
kesamaan tersebut pada harga Rp3.000 dan kurva d1=AR1=MR1 menggambarkan
kesamaan tersebut pada harga Rp6.000.

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 3


Gambar 2. Hasil Penjualan Rata-rata, Marjinal dan Total

Hasil Penjualan Total


Seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barang yang
diproduksikannya disebut hasil penjualan total (total revenue, TR). Dalam pasar
persaingan sempurna harga tidak akan berubah meski berapapun banyaknya barang
yang dijual perusahaan. Hal ini menyebabkan kurva penjualan total (TR) berbentuk
garis lurus yang bermula dari titik 0. Dalam Gambar 2 (ii) garis TR 0 adalah kurva
hasil penjualan total apabila harga sebesar Rp3.000, sedangkan garis TR1 adalah
kurva hasil penjualan total apabila harga barang meningkat menjadi Rp6.000. Titik-
titik pada TR0 dan TR1 menggambarkan banyaknya hasil penjualan total pada
berbagai jumlah barang yang dijual. Sebagai contoh, titik A menggambarkan bahwa
pada harga Rp3.000, penjualan sebanyak 10 unit akan menyebabkan hasil penjualan
total mencapai Rp30.000 dan titik A1 menunjukkan bahwa pada harga Rp6.000,
penjualan sebanyak 10 unit akan menyebabkan hasil penjualan total perusahan
mencapai Rp 60.000.

C. Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek


Syarat Pemaksimuman Keuntungan
Di dalam jangka pendek, pemaksimuman keuntungan oleh suatu perusahaan dapat
dijelaskan dengan dua cara yaitu:
1) Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total
Keuntungan ditentukan dengan menghitung dan membandingkan hasil
penjualan total dengan biaya total. Keuntungan adalah perbedaan antara hasil

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 4


penjualan total yang diperoleh dengan biaya total yang dikeluarkan.
Keuntungan akan maksimkum jika perbedaan di antara keduanya adalah
maksimum.
2) Menunjukkan keadaan di mana hasil penjualan marjinal sama dengan biaya
marjinal
Cara ini menggunakan bantua kurva atau data biaya rata-rata dan biaya
marjinal. Pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat produksi di mana
hasil penjualan marjinal (MR) sama dengan biaya marjinal (MC) atau MR = MC.
Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan menambah
keuntungan. Dalam keadaan sebaliknya yaitu MR < MC, mengurangi
produksi dan penjualan akan menambah untung.

GRAFIK PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN JANGKA PENDEK


Pendekatan Biaya Total-Hasil Penjualan Total
Pemaksimuman keuntungan dengan menggunakan pendekatan ini seperti
ditunjukkan oleh Gambar 3. Kurva TC bermulai di atas kurva TR dan terus
berlangsugn sehingga tingkat produksi hampir 2 unit. Keadaan di mana kurva TC
berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian.
Pada waktu produksi mencapai di antara 2 sampai 9 unit kurva TC berada di bawah
kurva TR, dan ini menggambarkan bahwa perusahaan memperoleh keuntungan.

Gambar 3. Menentukan Keuntungan Maksimum dengan kurva TC dan TR

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 5


Jika dibuat garis tegak di antara TC dan TR, garis tegak yang terpanjang – yaitu pada
keadaan di mana produksi adalah 7 unit, menggambarkan keuntungan yang paling
maksimum. Jika produksi mencapai 10 unit atau lebih kurva TC telah berada di atas
kurva TR kembali, yang berarti bahwa perusahaan mengalami kerugian kembali.
Perpotongan di antara kurva TC dan kurva TR dinamakan titik impas (break-even
point) – yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah sama
dengan hasil penjualan total yang diterimanya. Perpotongan tersebut berlaku di dua
titik yaitu titik A dan titik B.

Pendekatan Biaya Marjinal-Hasil Penjualan Marjinal


Cara kedua yaitu mencari keadaan di mana MC = MR ditunjukkan dalam Gambar 4.
Kegiatan perusahaan mencapai keuntungan maksimum jika pada jumlah produksi
dimana MC = MR. Dalam Gambar 4 keadaan di mana MC = MR berlaku pada waktu
produksi sebesar 7 unit. Dengan demikian perusahaan mencapai keuntungan
maksimum jika produksi adalah sebanyak 7 unit dengan jumlah keuntungan
ditunjukkan oleh kotak EABC.

Gambar 4. Menentukan Keuntungan Maksimum dengan Kurva Biaya dan Penjualan Marjinal

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 6


Dalam jangka pendek, setiap perusahaan dalam pasar persaingan sempurna akan
menghadapi beberapa kemungkinan terkait perolehan laba atau keuntungan yaitu:

Gambar 5. Tiga Kemungkinan Keuntungan Perusahaan


Keuntungan Normal atau Melebihi Normal
Keadaan kegiatan perusahaan yang memperoleh untung lebih normal ditunjukkan
dalam Gambar 5 (i). Perusahaan akan mendapat untung luar biasa jika harga yang
terjadi lebih tinggi daripada biaya rata-rata yang paling minimum. Jadi apabila harga
adalah P0 perusahaan akan mendapat keuntungan luar biasa. Keuntungan ini dicapai
pada waktu jumlah produksi adalah Q0 dan besarnya keuntungan luar biasa tersebut
adalah AEP0B. keuntungan seperti ini hanya akan berlaku dalam jangka pendek.
Dalam jangka panjang adanya keuntungan tersebut akan menarik masuknya
perusahaan-perusahaan baru dalam pasar. Maka penawaran aka bertambah dan ini
akan mengakibatkan penurunan harga sehingga keuntungan luar biasa tersebut tidak
terjadi lagi.

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 7


Gambar 5 (i) juga menggambarkan keadaan di mana perusahaan mendapat
keuntungan biasa atau keuntungan normal. Suatu perusahaan dikatakan memperoleh
keuntungan normal jika hasil penjualan totalnya adalah sama dengan biaya total.
Perusahaan dikatakan memperoleh laba normal jika harga adalah P 1. Pada harga ini
MC dipotong oleh MR pada titik E 1, dan titik E1 tersebut adalah titik singgung garis
d1 = AR1 = MR1 dengan kurva AC. Karena AC = AR1, (biaya total rata-rata = hasil
penjualan total rata-rata) maka biaya total adalah sama dengan hasil penjualan total.

Kerugian tetapi Dapat Membayar Sebagian Biaya Tetap


Gambar 5 (ii) menunjukkan keadaan di mana perusahaan mengalami kerugian tetapi
masin dapat beroperasi yaitu harga lebih rendah daripada biaya total rata-rata, tetapi
lebih tinggi daripada biaya variabel rata-rata. Perusahaan memperoleh penjualan
yang melebihi biaya variabel yang dikeluarkannya, tetapi kelebihan tersebut belum
dapat menutup biaya tetapnya. Dalam keadaan seperti ini, perusahaan akan
meneruskan usahanya, karena kalau tidak maka ia akan mengalami kerugian yang
lebih besar lagi yaitu sebesar biaya tetap yang dikeluarkannya. Dalam meneruskan
kegiatannya perusahaan akan menghasilkan produksi sampai pada tingkat di mana
MC = MR, karena tingkat ini akan meminimumkan kerugian yang akan dideritanya.
Dalam Gambar 5 (ii) kesamaan di antara MC dan MR dicapai di titik E. Dengan
demikian produksi yang harus dicapai perusahaan supaya kerugiannya minimkum
adalah sebesar Q. Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan adalah sebanyak
OQAB dan hasil penjualannya adalah sebanyak OQEP. Ini berarti kerugian
minimum yang ditanggung perusahaan sebesar PEAB.

Perusahaan Menutup Usahanya


Gambar 5 (iii) menunjukkan keadaan yang menyebabkan perusahaan akan menutup
usahanya. Keadaan ini akan berlaku jika hasil penjualan hanyalah sebesar atau
kurang dari biaya variabel. Dalam kurva ditunjukkan oleh keadaan di mana garis
d=AR=MR menyinggung kurva AVC dan garis d1=AR1=MR1 berada di bawah
AVC. Seandainya perusahaan menghadapi keadaan seperti ini, tidak ada gunanya
bagi perusahaan untuk meneruskan kegiatan produksi. Meskipun perusahaan
menghasilkan barang, perusahaan sama sekali tidak dapat memperoleh pendapatan

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 8


untuk menutupi biaya tetap yang telah dikeluarkannya. Oleh sebab itu, lebih baik
bagi perusahaan untuk menghentikan kegiatan memproduksi. Tetapi hal ini tidaklah
berarti bahwa perusahaan itu serta merta membubarkan usahanya. Dalam jangka
pendek dimisalkan perusahaan tidak memiliki waktu untuk membubarkan
kegiatannya, yaitu tidak dapat menjual aset yang dimiliki. Dengan demikian
perusahaan baru berada pada tingkat menghentikan kegiatan produksi atau
menutup perusahaan atau shutdown dan belum pada tingkat membubarkan
perusahaan dan meninggalkan industri tersebut.

D. Biaya Marjinal dan Kurva Penawaran


Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga
sesuatu barang dengan jumlah barang yang ditawarkan. Dalam bahasan ini dijelaskan
bahwa sejak ia memotong kurva AVC, kurva biaya marjinal (MC) dari suatu
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, adalah merupakan kurva penwaran
dari perusahaan tersebut. Kurva MC perusahaan mempunyai sifat yang sama dengan
kurva penawaran yaitu ia menggambarkan bagaimana perubahan harga akan
mempengaruhi produksi (barang yang ditawarkan) perusahaan tersebut.

Gambar 6. Membentuk Kurva Penawaran Perusahaan

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 9


Kurva Penawaran Perusahaan
Dalam Gambar 6 (i) ditunjukkan keseimbangan suatu perusahaan pada berbagai
tingkat harga. Pada permulaannya dimisalkan tingkat harga di pasar adalah P1. Pada
harga ini titik minimum AVC adalah sama dengan harga. Maka perusahaan dalam
keadaan “menutup perusahaan”. Tetapi katakanlah bahwa ia tidak ingin menutup
perusahaan, ia akan terus memproduksi. Untuk meminimumkan kerugiannya
perusahaan akan memproduksi pada keadaan di mana MC = MR. Keadaan itu
tercapai di titik E1. Maka pada harga P1 perusahaan akan menghasilkan barang
sebanyak Q1. Sekiranya harga menjadi P2, perusahaan akan menyesuaiakn tingkat
produksinya dengan perubahan ini. Untuk meminimumkan kerugiannya sekali lagi ia
akan memproduksi pada keadaan di mana MC = MR, dan pada harga P 2 ini akan
tercapai pada titik E2. Maka pada harga P2 perusahaan akan memproduksi sebanyak
Q2. Pada harga P3 dan P4 perusahaan sudah memperoleh keuntungan luar biasa. Oleh
karena pada harga P3 keadaan di mana MC = MR dicapai pada E 3 dan pada harga P4
ia dicapai pada E4. Maka untuk memaksimumkan keuntungan pada harga P3
perusahaan akan memproduksi sebanyak Q3 dan pada harga P4 perusahaan akan
memproduksi sebanyak Q4.
Pada Gambar 6 (ii) ditunjukkan kembali titik-titik keseimbangan. Titik A
menggambarkan keadaan yang ditunjukkan oleh E 1 yaitu pada harga P1 perusahaan
akan memproduksi dan menjual produk sebanyak Q1. Titik-titik B, C, dan D
berturut-turut menunjukkan keadaan yang digambarkan oleh E 2, E3, dan E4. Maka
kurva SS yaitu kurva yang digambarkan melalui titik A, B, C, dan D adalah kurva
penawaran dari perusahaan tersebut karena ia menggambarkan hubungan antara
tingkat harga dengan jumlah barang yang diproduksi dan ditawarkan oleh perusahaan
tersebut di pasar.

Kurva Penawaran Industri


Kurva penawaran dari suatu industri dalam pasar persaingan sempurna meliputi
seluruh jumlah penawaran dari semua perusahaan yang ada dalam industri tersebut.
Bagaimana kurva penawaran suatu industri diperoleh dengan menggunakan contoh
sederhana seperti dalam Gambar 7. Dimisalkan suatu industri dalam pasar persaingan
sempurna meliputi tiga buah perusahaan: perusahaan A, perusahaan B, dan

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 10


perusahaan C. Kurva penawaran masing-masing perusahaan yang terbentuk
berdasarkan biaya marjinal perusahaan tersebut, digambarkan oleh kurva S A, SB, dan
SC dalam Gambar 7 (i) hingga Gambar 7 (iii). Berdasarkan kurva-kurva tersebut,
dalam Gambar 7 (iv) dibentuk kurva penawaran dari industri tersebut.

Gambar 7. Kurva Penawaran Perusahaan dan Industri

Pada harga P1 hanya perusahaan C yang akan memproduksi dan menawarkan barang,
yaitu sebanyak 14 unit. Titik K menggambarkan keadaan ini. Pada harga P2
perusahaan A dan C akan menawarkan barang di pasar, yaitu sebanyak 33 unit (15
unit diproduksi oleh perusahaan A dan 18 unit oleh perusahaan C). Keadaan ini
ditunjukkan oleh titik L. Pada harga P3 dan P4 ketiga perusahaan akan menawarkan
barangnya ke pasar. Jumlah penawaran pada harga P3 adalah 61 unit (23 + 14 + 24)
dan ini digambarkan oleh titik M. Sedangkan jumlah penawaran pada harga P4
adalah 90 unit (38 + 18 + 34) dan ia digambarkan oleh titik N. Dengan
menghubungkan titik K, L, M, dan N terbentuk kurva SS yang menunjukkan
penawaran industri.

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 11


E. Kebaikan dan Keburukan Persaingan Sempurna
Beberapa kebaikan dari pasar persaingan sempurna antara lain:
1) Persaingan Sempurna Memaksimumkan Efisiensi
Dalam bahasan ini terdapat 2 jenis efisiensi yaitu efisiensi produktif dan
efisiensi alokatif. Apakah yang dimaksud dengan menggunakan sumber-
sumber daya (faktor-faktor produksi) secara efisien? Sumber-sumber daya
digunakan secara efisien jika: (i) seluruh sumber-sumbe daya yang tersedia
sepenuhnya digunakan; dan (ii) corak penggunaannya adalah sedemikian
rupa sehingga tidak terdapat corak penggunaan yang lain yang akan dapat
menambah kemakmuran masyarakat. (artinya penggunaannya yang sekarang
telah memaksimumkan kesejahteraan masyarakat).
Untuk melihat apakah sumber-sumber daya digunakan secara efisien atau
tidak, perlu dilihat dari dua pengertian efisiensi berikut ini:
a. Efisiensi Produktif
Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat yaitu:
pertama, untuk setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah
yang paling minimum. Kedua, industri secara keseluruhan harus
memproduksikan barang pada biaya rata-rata yang paling rendah, yaitu
pada saat kurva AC mencapai titik yang paling rendah.
b. Efisiensi Alokatif
Untuk melihat apakah efisiensi alokatif dicapai atau tidak, perlu dilihat
apakah alokasi sumber-sumber daya ke berbagai kegiatan
ekonomi/produksi telah mencapai tingkat yang maksimum atau belum.
Alokasi sumber-sumber daya mencapai efisiensi yang maksimum jika
dipenuhi syarat berikut: harga setiap barang sama dengan biaya
marjinal untuk memproduksi barang tersebut. Berarti untuk setiap
kegiatan ekonomi, produksi harus terus dilakukan sehingga tercapai
keadaan di mana harga = biaya marjinal. Dengan cara ini produksi
berbagai macam barang dalam perekonomian akan memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat.

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 12


2) Adanya Kebebasan Bertindak dan Memilih
Persaingan sempurna menghindari terwujudnya konsentrasi kekuasaan pada
sekelompok kecil masyarakat. Pada umumnya orang berkeyakinan bahwa
konsentrasi semacam ini akan membatasi kebebasan seseorang dalam
melakukan kegiatannya dan memilih pekerjaan yang disukainya. Juga
kebebasan untuk memilih barang yang akan dikonsumsinya menjadi lebih
terbatas.
Dalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam
menentukan harga, jumlah produksi, dan jenis-jenis barang yang diproduksi
dalam masyarakat. Begitu pula dalam menentukan bagaimana faktor-faktor
produksi digunakan dalam masyarakat, efisiensilah yang menjadi faktor yang
menentukan pengalokasiannya. Tidak seorang pun mempunyai kekuasaan
untuk menentukan corak pengalokasiannya. Selanjutnya dengan adanya
kebebasan untuk memproduksi berbagai jenis barang maka masyarakat dapat
mempunyai pilihan yang lebih banyak terhadap barang-barang dan jasa-jasa
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan. Masyarakat mempunyai
kebebasan penuh atas corak pilihan yang akan dibuatnya dalam menggunakan
faktor-faktor produksi yang mereka miliki.

Beberapa Kritik terhadap Persaingan Sempurna


Berikut ini merupakan beberapa kelemahan dari pasar persaingan sempurna antara
lain:
1) Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah
oleh perusahaan lain. Akibatnya suatu perusahaan tidak dapat memperoleh
keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik
memproduksi tersebut. Oleh sebab itu keuntungan dalam jangka panjang
hanyalah berupa keuntungan normal. Hal ini disebabkan meski pada awalnya
perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya, tetapi
perusahaan-perusahaan lain dalam waktu yang singkat dapat juga berbuat
demikian. Ketidakkekalan keuntungan inilah yang menyebabkan perusahaan-
perusahaan tidak terdorong untuk melakukan pengembangan teknologi dan

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 13


inovasi. Di samping itu, perusahaan-perusahaan yang ada dalam pasar
persaingan sempurna adalah perusahaan-perusahaan yang kecil ukurannya.
Akibatnya perusahaan tidak memiliki biaya yang memadai untuk melakukan
riset dan pengembangan teknologi.
2) Persaingan sempurna dapat menimbulkan biaya sosial
Di dalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah cara
perusahaan menggunakan sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut pandang
perusahaan bisa saja penggunaan sumber-sumber daya sudah efisien. Tetapi
di sisi lain, adakalanya merugikan kepentingan masyarakat. Contoh, kegiatan
ekonomi yang dilakukan perusahaan dengan efisien, ternyata menimbulkan dam-
pak lingkungan yang serius sehingga menimbulkan biaya sosial yang tinggi.
3) Membatasi pilihan konsumen
Karena barang yang dihasilkan identik maka konsumen memiliki pilihan
yang terbatas untuk menentukan model barang yang akan dikonsumsinya.
Hal ini berbeda dengan struktur pasar lainnya seperti persaingan monopolistis
dan oligopoli yang memproduksi barang dengan corak yang berbeda-beda
sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan produk.
4) Distribusi pendapatan tidak selalu merata
Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola
permintaan tertentu dalam masyarakat. Pola permintaan tersebut akan
menentukan bentuk pengalokasian sumber-sumber daya. Ini berarti distribusi
pendapatan menentukan bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber
daya yang efisien. Jika distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan
sumber-sumber daya akan lebih banyak digunakanuntuk kepentingan
golongan kaya. Contoh, dalam masyarakat dibutuhkan banyak rumah murah.
Tetapi kalau mekanisme pasar menunjukkan bahwa rumah mewah lebih
mudah dijual maka para pengusaha akan lebih menyukai untuk memproduksi
rumah mewah. Dengan memperhatikan keadaan permintaan dalam pasar,
maka efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya mencapai maksimum
tetapi ia tidak memaksimumkan kepentingan seluruh masyarakat.
*****

Dr. Indra Darmawan, M.Si. (Handout Pasar Persaingan Sempurna) Page 14

Anda mungkin juga menyukai