Anda di halaman 1dari 9

MANAGEMEN PRODUKSI TANAMAN EDAMAME

(Glycine max L. Merril)


Faris Ramadhani
202110200311034
farisramadhani02@gmail.com
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Edamame (Glycine max (L.) Merril).) merupakan tanaman asli daratan China dan telah
dibudidayakan sejak 2500 SM. Sejalan dengan semakin berkembangnya perdagangan antar negara
yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman edamame juga ikut tersebar ke berbagai
negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika.
Edamame memiliki ukuran biji jauh lebih besar dari kedelai biasa, bobot 100 polong kira-kira 30
g, jumlah biji per-polong >2, warna bulu abu, tekstur biji dan polong lembut, aroma kacang-
kacangan yang lebih kuat, dan daya hasil polong muda mencapai 7-10 ton ha. Kedelai jenis
edamame memiliki keunggulan kandungan protein tinggi dan lengkap, di mana kandungan protein
edamame mencapai 36%, lebih tinggi dibanding kedelai lain. Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengetahui teknis budidaya edamame (Glycine max L.) mulai dari persemaian,
transplanting, perawatan, pertumbuhan, dan hasil panen. Pratikum dilaksanakan di Lahan
Rusunawa Univesrsitas Muhammadiyah Malang, pada hari Sabtu, tanggal 18 Maret 2023 pukul
09.00- 10.00 pagi. Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah seedtray, gembor, pacul, alat
tulis dan alat dokumentasi. Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah pupuk kandang,
tanah, air dan benih kedelai edamame (Glycine max (L.) Merril), pupuk urea, dan pupuk sp-36.
Pelaksanaan praktikum diawali dengan menyemai benih edamame di seedtray. Kemudian
dilakukan transplanting pada bedengan yang telah tersedia. Kemudian dilakukan pemeliharaan dan
pemupukan. Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman edamame pada parameter tinggi tanaman,
jumlah daun, panjang daun, lebar daun dipengaruhi oleh kandungan hara dan penyiraman.
Pemberian pupuk urea dan sp-36 dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya
cabang, batang dan daun. Penyiraman dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman.
kata kunci: transplanting, penyiraman, air

PENDAHULUAN

Edamame (Glycine max (L.) Merril).) merupakan tanaman asli daratan China dan
telah dibudidayakan sejak 2500 SM. Sejalan dengan semakin berkembangnya
perdagangan antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman
edamame juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu
Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai edamame termasuk
spesies (Glycine max (L.) Merril) ini merupakan jenis bahan makanan yang populer
sebagai makanan ringan maupun bahan campuran makanan. Kedelai dengan kultivar ini
masih terbilang sedikit dibudidayakan di Indonesia (Tjahyani dkk. 2015).
Menurut Astari (2016) edamame memiliki ukuran biji jauh lebih besar dari
kedelai biasa, bobot 100 polong kira-kira 30 g, jumlah biji per-polong >2, warna bulu
abu, tekstur biji dan polong lembut, aroma kacang-kacangan yang lebih kuat, dan daya
hasil polong muda mencapai 7-10 ton ha. Warna kulit, jumlah biji per-polong, ukuran biji,
merupakan indikator kualitas edamame di pasaran. Kualitas edamame yang baik memiliki
kriteria 2-4 biji per-polong, dan panjang keliling 2,5 inchi, serta bebas hama dan penyakit
saat di panen.
Kedelai jenis edamame memiliki keunggulan kandungan protein tinggi dan
lengkap, di mana kandungan protein edamame mencapai 36%, lebih tinggi dibanding
kedelai lain. Edamame juga mengandung sembilan asam amino esensial yang diperlukan
tubuh. Edamame juga tidak mengandung kolesterol dan sedikit lemak jenuh, plus kaya
serat, vitamin C dan B, serta kalsium, zat besi atau magnesium, dan asam folat
(Rukmana, 2018). Bahkan kedelai edamame mengandung komponen fitokimia yaitu
isoflavon (0,1-3%), sterol (0,23-0,46%) dan saponin (0,12-6,16%) yang dapat
menurunkan resiko penyakit stroke, jantung, hipertensi, diabetes dan hiperkolesterol.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknis budidaya edamame
(Glycine max L.) mulai dari persemaian, transplanting, perawatan, pertumbuhan, dan
hasil panen.

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu
Pratikum dilaksanakan di Lahan Rusunawa Univesrsitas Muhammadiyah
Malang, pada hari Sabtu, tanggal 18 Maret 2023 pukul 09.00- 10.00 pagi
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah seedtray, gembor, pacul, alat tulis
dan alat dokumentasi.
Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah pupuk kandang, tanah, air dan
benih kedelai edamame (Glycine max (L.) Merril), pupuk urea, dan pupuk sp-36.
Pelaksanaan Pratikum
Persemaian
Menyiapkan alat dan bahan setelah itu merendam benih kedelai edamame
(Glycine max (L.) Merril) menggunakan air selama 1 jam selanjutnya mengaduk tanah
dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 menggunakan bantuan pacul lalu mengisi
tray dengan tanah yang sudah dicampurkan pupuk kandang secara merata serta memindah
tanam benih kedelai edamame (Glycine max (L.) Merril) di seedtray setelah itu menyiram
dengan air menggunakan gembor secukupnya lalu menaruh pada tempat yang telah
ditentukan serta mengamati selama 13 hari setiap hari mengenai perkembangan benih
antara tumbuh, normal, abnormal, dan mendokumentasi kegiatan pratikum dengan video.
Transplanting
Mempersiapkan lahan dan membuat bedengan. Setelah itu memasang mulsa PHP
(Plastik Hitam Perak), dan buat lubang tanam dengan jarak 70 × 40 cm. Melakukan
pindah tanam benih yang telah disemai 13 HSS.
Pemeliharaan
Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini
tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan
pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus
menambah air demi kecukupan tanaman yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas
penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan selain penyiraman adalah penyulaman,
pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan setelah
penanaman dengan menggunakan bahan tanam yang berumur sama untuk mengganti
tanaman yang mati. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal, yaitu memasukkan
pupuk kedalam lubang disekitar tanaman. Melakukan pemupukan urea 1,6g/tanaman dan
pupuk sp36 2g/tanaman kemudian mengamati perkembangan tinggi tanaman, jumlah
daun, panjang daun, lebar daun.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Persemaian
Tabel 1. Hasil Pengamatan Persemaian Tanaman Edamame (Glycin max (L) Merrill)
Umur (Hari Ke-)
Pengamata
n Edamame 19/ 20/ 21/ 22/ 23/ 24/ 25/ 26/ 27/ 28/ 29/ 30/ 31/
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Tumbuh 2 3 4 6 11 16 20 22 21 25 38 39 42
Normal

Tumbuh 0 0 1 1 1 3 4 4 5 6 6 7 8
Abnormal

Total Benih 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

Hasil pengamatan persemaian tanaman edamame, mendapatkan hasil dari 50 total


benih, pada hari ke 1 hingga ke 13 tanaman yang tumbuh normal lebih banyak dari pada
yang tumbuh abnormal.
Tabel 2. Hasil Variabel Pengamatan Persemaian Tanaman Edamame (Glycin max (L) Merrill)
Variabel Pengamatan (%)
Gelombang/Kelompok
DB IV Kct
A1
84% 4% 62,11%
(Kelompok 2&4)

Hasil pengamatan pada benih yang disemai, mendapatkan nilai daya


berkecambah (DB) 84%, indeks vigor (IV) 4%, dan kecepatan tumbuh (Kct) 62,11%.
Fase persemaian sangat dipengaruhi oleh tempat dan lokasi persemaian. Salah satu syarat
mendapatkan hasil bibit yang tumbuh normal harus menggunakan beni unggul
bersertifikat. Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya tanaman.
Penggunaan benih bermutu (bersertifkat) dapat meningkatkan mutu hasil dan sebagai
sarana pengendali hama dan penyakit tanaman (Nuswardhani, 2019). Tujuan memilih
benih bersertifikat untuk mengurangi beredarnya benih benih yang tidak berkualitas. Pada
fase persemaian edamame, benih yang tumbuh normal lebih banyak daripada benih yang
tumbuh abnormal.
Tinggi tanaman

TINGGI TANAMAN
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
12-Apr 19-Apr 2-May 8-May

kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3


kelompok 4 kelompok 5 kelompok 6
Grafik 1. Parameter tinggi tanaman

Hasil pengamatan tinggi tanaman edamame setiap kelompok berbeda-beda. Pada


kelompok 1, 4, 5, dan 6 mengalami peningkatan pada setiap minggu. Sedangkan pada
kelompok 2 dan 3 mengalami penurunan. Penurunan disebabkan oleh adanya tanaman
edamame yang mati dan ada beberapa tanaman yang hanya gugur daunnya sebagian
karena kekeringan. Tinggi tanaman merupakan salah satu indikator pertumbuhan tanaman
meskipun bukan merupakan indikator utama. Pertambahan tinggi tanaman merupakan
bentuk adanya proses pembelahan dan pembesaran sel pada meristem pucuk dari hasil
fotosintat tanaman. Morfologi tanaman yang lebih besar memungkinkan edamame
memerlukan input hara yang lebih banyak dibandikan kedelai biasa.
Pertumbuhan dan hasil akan dipengaruhi oleh unsur hara yang diberikan kepada
tanaman. Unsur hara yang dapat memacu pertumbuha tinggi tanaman adalah nitrogen.
Menurut Resman (2018) tersedianya unsur N yang cukup bagi tanaman dapat memacu
pertumbuhan tinggi tanaman. Unsur N merupakan salah satu unsur pembentuk klorofil
yang digunakan sebagai absorben cahaya matahari dalam proses fotosintesis. Fotosintat
yang dihasilkan akan ditranslokasikan ke organ pertumbuhan tanaman diantaranya batang
sehingga dapat memacu pertambahan tinggi tanaman.
Jumlah daun

JUMLAH DAUN
50
40
30
20
10
0
12-Apr 19-Apr 2-May 8-May

kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3


kelompok 4 kelompok 5 kelompok 6
Grafik 2. Parameter jumlah daun

Hasil pengamatan jumlah tanaman edamame setiap kelompok berbeda-beda.


Pada kelompok 1, 2, 4, 5, dan 6 mengalami peningkatan pada setiap minggu. Sedangkan
pada kelompok 3 mengalami penurunan. Penambahan jumlah daun juga dipengaruhi oleh
adanya unsur hara N. Unsur N digunakan tanaman untuk membentuk asam amino yang
akan diubah menjadi protein. Nitrogen juga dibutuhkan untuk membentuk senyawa
penting seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim. Oleh karena itu, nitrogen sangat
dibutuhkan tanaman pada setiap tahap pertumbuhannya, khususnya pada tahap
pertumbuhan vegetatif seperti pembentukan tunas dan daun (Rindi, 2023).
Panjang daun

PANJANG DAUN
40
35
30
25
20
15
10
5
0
12-Apr 19-Apr 2-May 8-May

kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3


kelompok 4 kelompok 5 kelompok 6
Grafik 3. Parameter Panjang daun

Hasil pengamatan panjang tanaman edamame setiap kelompok berbeda-beda.


Pada kelompok 1, 2, 4, 6 mengalami kenaikan rerata panjang daun, namun pada
kelompok 3 dan 5 mengalami penurunan. Penurunan pada rerata panjang daun
disebabkan oleh adanya tanaman edamame yang mati dan ada beberapa tanaman yang
hanya gugur daunnya sebagian karena kekeringan. Menurut Marinus (2020) salah satu
kebutuhun untuk tumbuhan adalah air yang memiliki beberapa fungsi untuk kehidupan
tumbuhan diantaranya sebagai komponen dalam proses fotosintesis dan transpirasi pada
tumbuhan, banyaknya energi pada proses fotosintesis menyebabkan kebutuhan air pada
tanaman menjadi tinggi.
Lebar daun

LEBAR DAUN
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
12-Apr 19-Apr 2-May 8-May

kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3


kelompok 4 kelompok 5 kelompok 6
Grafik 4. Parameter lebar daun

Hasil pengamatan lebar tanaman edamame setiap kelompok berbeda-beda. Pada


kelompok 1, 2, 4, 6 mengalami kenaikan rerata panjang daun, namun pada kelompok 3
dan 5 mengalami penurunan. Parameter lebar daun mengalami penurunan disebabkan
oleh adanya tanaman edamame yang mati dan ada beberapa tanaman yang hanya gugur
daunnya sebagian karena kekeringan. Pada pemeliharaan jugadilakukan penyiangan
gulma. Penyiangan gulma dilakukan untuk membersihkan tanaman dari gulma yang
dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan optimal. Cara lain untuk mengatasi gulma yaitu dengan memasang
mulsa pada bedengan. Mulsa berfungsi untuk menghambat pertumbuhan gulma dan
menjaga kelembaban tanah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rahim (2021) bahwa
mulsa berfungsi untuk mempertahankan permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi,
menjaga kelembaban tanah, struktur tanah, kesuburan tanah dan menghambat
pertumbuhan gulma.
Pumupukan pada tanaman edamame digunakan pupuk urea dan sp-36, dengan
dosis pemupukan urea 1,6g/tanaman dan pupuk sp-36 2g/tanaman. Pemupukan berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan tanaman dan memperbaiki struktur tanah. Pupuk urea
mengandung unsur nitrogen (N) 46% dan pupuk sp-36 mengandung unsur fosfat (P)
36%. Unsur hara N pada edamame berguna untuk merangsang pertumbuhan tanaman
edamame secara keseluruhan, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti
pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun (Mahdiannoo, 2016). Fosfor (P)
merupakan unsur makro yang sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman.
Ketersediaan P untuk edamame mempengaruhi pertumbuhan dan hasil produksinya.
Unsur P berfungsi dalam masa pembentukan polong sampai perkembangan biji
(Zulfaniah, 2020). Selain itu pemberian pupuk P yang tinggi pada lahan pertanian
cenderung menyebabkan daya ikat tanah yang semakin kuat terhadap hara P tersebut.

KESIMPULAN
Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman edamame pada parameter tinggi
tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun dipengaruhi oleh kandungan hara dan
penyiraman. Pemberian pupuk urea dan sp-36 dapat merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan khususnya cabang, batang dan daun.
Penyiraman dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman. Kekurangan air
akan menyebabkan tanaman kering dan mati.

DAFTAR PUSTAKA
Astari, K., Yuniarti, A., & Sofyan, E. T. (2016). Pengaruh kombinasi pupuk N, P, K dan
vermikompos terhadap kandungan C-organik, N total, C/N dan hasil kedelai
(Glycine max (L.) Merill) kultivar edamame pada Inceptisols Jatinangor. Jurnal
Agroekoteknologi, 8(2), 95-103.
Marinus, F., Yulianti, B., & Haryanti, M. (2020). Rancang Bangun Sistem Penyiraman
Tanaman Berdasarkan Waktu Menggunakan Rtc Berbasis Arduino Uno Pada
Tanaman Tomat. Jurnal Teknik Industri, 9(1): 78-89.
Nuswardhani, S. K. (2019). Kajian serapan benih padi bersertifikat di Indonesia periode
2012–2017. Agrika, 13(2), 162-176.
Rahim, A., Anti, W. O., & Erni, W. O. (2021) Pengaruh Berbagai Takaran Mulsa Jerami
Padi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Buncis (Phaseolus Vulgaris
L.). Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian, 2 (1): 28-35 
Resman, Azhar Ansi, Wa Ode Harlis. (2018). Pengaruh Pupuk Organik Cair Dari Sumber
Daya Lokal Terhadap Hasil Tanaman Jagung Dan Sifat Tanah Masam.
Biowallacea, 5 (1): 673-681.
Rindi, A., Lemboro, F. F. H., Royhan, A. A. A., & Lestari, R. D. (2023, April). Pengaruh
Penggunaan Pupuk Organik Dan Anorganik Pada Pertumbuhan Vegetatif
Tanaman Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata). In Prosiding Seminar Nasional
Hukum, Bisnis, Sains dan Teknologi (Vol. 3, No. 1, pp. 562-566).
Rukmana, I. S. (2018). Pengaruh Konsentrasi Pati Jagung dan Konsentrasi Stevia
Terhadap Karakteristik Minuman Sari Edamame (Glycine max L. merrill)
Varietas Ryokkoh (Doctoral dissertation, Fakultas Teknik Unpas).
Tjahyani, R. W. T., Herlina, N., & Suminarti, N. E. (2015). Respon pertumbuhan dan
hasil tanaman kedelai edamame (Glycine max (L.) Merr.) pada berbagai macam
dan waktu aplikasi pestisida. Jurnal Produksi Tanaman, 3(6), 511-517.
Mahdiannoor, M., Istiqomah, N., & Syarifuddin, S. (2016). Aplikasi Pupuk Organik Cair
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis. Ziraa'ah Majalah
Ilmiah Pertanian, 41(1), 1-10.
Zulfaniah, S., Darmawati, A., & Anwar, S. (2020). Pengaruh dosis pemupukan P dan
konsentrasi paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai edamame
(Glycine max (L.) Merrill). NICHE Journal of Tropical Biology, 3(1), 8-17.
LAMPIRAN
total jumlah kecambah normal
DB = × 100 %
jumlah benih yang ditanam
42
= × 100 %
50
= 84%
jumlah kecambah normal pengamatan pertama
IV = ×100 %
jumlah benih yang ditanam
2
= ×100 %
50
=4%

Kct = [
total jumlah kecambahnormal
jumlah benih yang ditanam ]
×100 %
etmal

[ ][ ][ ]
2 3 4
× 100 % × 100 % ×100 %
= 50 + 50 50 +
+
1 2 3

[ ][ ][ ][ ][ ][ ][
6 11 16 20 22 21 25
× 100 % ×100 % × 100 % ×100 % × 100 % ×100 % × 100
50 50 50 50 50 50 50
+ + + + + +
4 5 6 7 8 9 10
= 4% + 2% + 2,66% + 3 % + 4,4% + 5,33% + 5,71% + 5,5% + 4,66% + 5% + 6,90%
+ 6,5% + 6,46%
= 62,11%

Umur (tanggal/bulan)
Tinggi Tanaman
April12 April19 Mei 2 Mei 8
Kelompok 1 17,34 16,21 26,12 24
Kelompok 2 17,94 12,75 14,45 2,1
Kelompok 3 20 14,6 0 0
Kelompok 4 27,5 30 35 45
Kelompok 5 20,5 22,18 26,1 28,2
Kelompok 6 15,8 17,45 27,9 30,99

Umur (tanggal/bulan)
Jumlah Daun
April12 April19 Mei 2 Mei 8
Kelompok 1 3 4 7 8
Kelompok 2 3 4 4 3
Kelompok 3 9,9 10,9 0 0
Kelompok 4 23 33 35 43
Kelompok 5 5 18,6 35,2 39
Kelompok 6 8 15,3 37,6 44,7

Umur (tanggal/bulan)
Panjang Daun
April12 April19 Mei 2 Mei 8
Kelompok 1 15,6 37,5 7,37 6,75
Kelompok 2 6,15 7,2 6,6 8
Kelompok 3 3,9 4,1 0 0
Kelompok 4 4,3 4,8 5,2 6
Kelompok 5 5,2 12,7 18,3 19,6
Kelompok 6 2,87 6,56 9,76 13,24

Umur (tanggal/bulan)
Lebar Daun
April12 April19 Mei 2 Mei 8
Kelompok 1 4 17,05 3,75 6,4
Kelompok 2 2,64 2,72 1,9 7,6
Kelompok 3 4,43 5,26 0 0
Kelompok 4 3,1 4,2 4,5 5,3
Kelompok 5 4,29 5,9 7,6 8,3
Kelompok 6 2,74 3,98 6,06 7,7

Anda mungkin juga menyukai