Anda di halaman 1dari 12

Journal of Agribusiness Volume 5 No.

1 Maret 2022

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT DI AFDELING I


PTPN VI PANGKALAN LIMA PULUH KOTA

Annisa Febiola1 Indria Ukrita2

ABSTRAK

PT. Perkebunan Nusantara VI Pangkalan Lima Puluh Kota salah satu perusahaan
perkebunan yang memproduksi TBS kelapa sawit. Manajemen panen yang baik adalah
manajemen yang dapat menciptakan kegiatan panen yang sesuai dan dapat mengurangi
kehilangan hasil panen dan jumlah hasil panen selanjutnya. Tujuan nya untuk
mengidentifikasi kegiatan manajemen panen kelapa sawit yang dilakukan di Afdeling I PTPN
VI unit usaha Pangkalan Lima Puluh Kota. Pengambilan data dilakukan dari bulan Maret –
Mei 2021 di PT. Perkebunan Nusantara VI Pangkalan Lima Puluh Kota. Ruang lingkup nya
adalah meliputi Planning, Organizing, Actuating dan Controlling pada panen di afdeling I.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang
digunakan yaitu wawancara, observasi, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Manajemen
panen adalah suatu urutan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam
mengelola usaha untuk melakukan kegiatan panen. Kegiatan yang dilakukan dalam
manajemen panen di Afdeling I PTPN Pangkalan Lima Puluh Kota adalah Planning yang
terdiri dari perencanaan administrasi yaitu RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan)
dan RKO (Rencana Kerja Operasional), dan perencanaan teknis lapangan yaitu Angka
Kerapatan Panen (AKP), sistem panen, taksasi panen, rotasi panen, kriteria matang panen,
kebutuhan tenaga panen, transportasi panen,dan peralatan panen, dan setelah itu dilanjutkan
dengan Organizing yang dimulai dari pembagian orang-orang yang mengerjakan nya yaitu
manajer, asisten afdeling, krani afdeling, krani produksi, mandor 1, mandor panen, KCS,
petugas AKP dan tenaga pemanen, dan setelah itu Actuating yang terdiri dari pelaksanaan
administrasi dan pelaksanaan teknis lapangan yaitu pelaksanaan panen, pengangkutan hasil
panen, serta yang terakhir adalah Controlling yaitu pelaksanaan administrasi, pengawasan
panen, penalti panen.

Kata kunci : planning, organizing, actuating, controlling, panen, kelapa sawit

1
Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP 18253222022 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
2
Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

1
Journal of Agribusiness Volume 5 No. 1 Maret 2022

PENDAHULUAN lahan ±722 ha dan jumlah blok sebanyak


65 blok.
Komoditas pertanian utama dan
Manajemen panen diperlukan di
unggul Indonesia adalah tanaman kelapa
afdeling I agar dapat mengurangi
sawit. Tanaman kelapa sawit merupakan
kehilangan hasil panen dan juga
salah satu sumber minyak nabati yang
mempengaruhi jumlah hasil panen
juga sebagai sumber pendapatan bagi
selanjutnya. Apabila manajemen panen
jutaan keluarga petani, sebagai sumber
tidak dilakukan dengan baik dan benar,
devisa negara, penyediaan lapangan
akan menyebabkan dampak yaitu akan
kerja, dan mendorong pertumbuhan
terjadi banyak losses (kehilangan buah
sentra-sentra ekonomi baru. Salah satu
sawit), sistem panen yang tidak teratur,
tahapan dari kegiatan budidaya kelapa
serta target rencana kerja anggaran
sawit adalah pemanenan, yang menjadi
perusahaan (RKAP) untuk produksi tidak
salah satu kunci penentu produktivitas
tercapai. Oleh karena itu, dengan adanya
kelapa sawit. Produktivitas kelapa sawit
manajemen panen di Afdeling I
ditentukan oleh seberapa banyak
diharapkan agar terhindar dampak yang
kandungan minyak yang diperoleh dan
tidak ingin ditimbulkan tersebut.
seberapa baik mutu minyak yang
dihasilkan. Hasil minyak yang diperoleh METODE PELAKSANAAN
dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah
satu diantaranya adalah pelaksanaan Pengambilan data dilakukan selama
panen kelapa sawit (Mukherjee, 2009). dari tanggal 05 Maret – 05 Mei 2021 di
PT. Perkebunan Nusantara VI unit usaha
Manajemen panen sawit Pangkalan Lima Puluh Kota yang terletak
merupakan kegiatan pengelolaan di Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan
pemanenan kelapa sawit agar tercapai Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima
hasil produksi yang maksimal dan Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.
menguntungkan. Untuk mendapatkan Ruang lingkup dari artikel ini adalah
hasil produksi yang optimal, dibutuhkan mencakup manajemen panen kelapa sawit
beberapa faktor yang dapat di afdeling I PT. Perkebunan Nusantara
mempengaruhi produktivitas tanaman VI Unit Usaha Pangkalan Lima Puluh
kelapa sawit. Faktor-faktor manajemen Kota. Manajemen panen yang dilakukan
panen harus di mengerti agar produksi meliputi Planning, Organizing, Actuating
yang berkualitas dapat tercapai. dan Controlling dari tahapan panen pada
Manajemen adalah fungsi manajemen afdeling I.
yang dimulai dari perencanaan
(planning), pengorganisasian Data yang dibutuhkan adalah berupa
(organizing), pelaksanaan (actuating) dan data primer dan data sekunder. Data yang
pengawasan (controlling) (Sukamto, diperoleh yaitu: sejarah dan gambaran
2008). umum perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, sumber daya manusia,
PT. Perkebunan Nusantara VI kegiatan manajemen panen yaitu
Unit Usaha Pangkalan Lima Puluh Kota Planning (perencanaan), Organizing
merupakan salah satu perusahaan (pengorganisasian), Actuating
perkebunan yang memproduksi TBS (pelaksanaan) serta Controlling
kelapa sawit. PT. Perkebunan Nusantara (pengawasan). Metode pengumpulan
VI Unit Usaha Pangkalan Lima Puluh data yang digunakan wawancara,
Kota terbagi menjadi afdeling sebagai observasi langsung dilapangan, studi
pengelompokkan wilayah perkebunan pustaka, dan dokumentasi.
kelapa sawit. Afdeling I merupakan
afdeling yang paling luas dengan luas

2
Journal of Agribusiness Volume 5 No. 1 Maret 2022

HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber daya manusia di Afdeling I


Tabel 1. Karyawan di afdeling I PT.
PT. Perkebunan Nusantara VI Perkebunan Nusantara Unit
Unit Usaha Pangkalan Lima Puluh Kota Usaha Pangkalan Lima Puluh
adalah perusahaan yang bergerak Kota
dibidang perkebunan kelapa sawit. PT. No Keterangan Jumlah
Perkebunan Nusantara Unit Usaha jabatan (orang)
Pangkalan Lima Puluh Kota adalah salah Karyawan
satu pengembangan perusahaan PT. pimpinan
Perkebunan Nusantara III (Persero) dari 1 Asisten afdeling 1 1
Sei Sikambing- Medan, yang dibangun Karyawan
pada tahun 1994 dan dioperasikan sejak pelaksana
tahun 1995, pada awal berdirinya PT. 2 Mandor I 1
Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha 3 Krani afdeling 1
4 Mandor Panen 2
Pangkalan Lima Puluh Kota merupakan
5 Mandor 3
perkebunan karet. Pada tahun 2004 Pemeliharaan
dilakukan konversi tanaman dari karet 6 Petugas Angka 1
menjadi sawit berdasarkan surat Direksi Kerapatan Panen
PT. Perkebunan Nusantara VI kepada 7 Krani Cek Sawit 2
pemerintah daerah Kabupaten Lima 8 Pemanen 22
Puluh Kota Nomor : 06.06/X/020/2004 Jumlah 33
tanggal 4 Maret 2004 perihal Sumber : Kantor afdeling I PTPN VI
permohonan perubahan jenis tanaman
(konversi) dari komoditi karet ke Dari tabel diatas dapat dilihat di
komoditi kelapa sawit pada bulan Afdeling I PT. Perkebunan Nusantara VI
Oktober 2005 seluas 1.425,20 Ha Unit Usaha Pangkalan Lima Puluh Kota
Luas lahan yang ada di terdiri dari karyawan pimpinan, dan
PT.Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha karyawan pelaksana. Karyawan yang
Pangkalan Lima Puluh Kota ± 1.521 Ha, dimiliki afdeling I PT. Perkebunan
terdiri dari 3 Afdeling yaitu Afdeling I Nusantara VI Unit Usaha Pangkalan
dengan luas lahan ±722 Ha, Afdeling II Lima Puluh Kota berasal dari berbagai
dengan luas lahan ±422 Ha, dan Afdeling tingkat pendidikan, mulai dari SD, SMP,
III dengan luas lahan ± 377 Ha. Jumlah SMK/SMK/Sederajat dan Perguruan
blok yang ada di Afdeling I yaitu 65 blok. Tinggi.

Struktur Organisasi Manajemen panen


Manajemen panen adalah suatu
urutan kegiatan yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan dalam mengelola
usaha untuk melakukan kegiatan panen.
Diantara kegiatan yang dilakukan dalam
manajemen panen di Afdeling I PTPN VI
Unit usaha Pangkalan Lima Puluh Kota
adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur organisasi Afdeling I
PTPN VI Unit Usaha 1. Planning (perencanaan)
Pangkalan Lima Puluh Kota Fungsi manajemen Planning yang
dilakukan oleh PTPN VI unit usaha
Pangkalan Lima Puluh Kota adalah
sebagai berikut :

3
Journal of Agribusiness Volume 5 No. 1 Maret 2022

A. Perencanaan Administrasi menghitung sampel pokok untuk esok


1) RKAP (Rencana kerja hari. Persentase AKP yang diterapkan di
anggaran perusahaan) PTPN VI Unit usaha Pangkalan Lima
Rencana kerja anggaran perusahaan Puluh Kota adalah sebesar 5% dari
merupakan perwujudan dari perencanaan jumlah pokok tanaman yang akan
PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha dipanen esok hari. Buah yang dihitung
Pangkalan Lima Puluh Kota yang saat melakukan AKP yaitu dari bunga
ditetapkan oleh pihak direksi. Di PTPN yang sudah pecah, buah kecil, hitam
VI, dibuatkan suatu standar yang dimuat besar, buah sedang, buah merah dan buah
dalam buku pedoman penyusunan coklat.
rencana kerja anggaran perusahaan per
tahunnya dan digunakan sebagai dasar 2. Sistem panen
penyusunannya. Penyusunan rencana Sistem panen yang diterapkan
kerja anggaran perusahaan dipengaruhi pada PTPN VI Unit usaha Pangkalan
oleh: Lima Puluh Kota adalah ancak tetap
a. Jumlah kebun (kapveld), yang artinya setiap pemanen
b. Luas bidang pekerjaan memiliki wilayah/areal panen masing
c. Sarana yang tersedia masing yang telah ditetapkan yaitu seluas
d. Kemampuan tenaga pelaksana 2,5 ha/pemanen Ancak panen adalah
e. Dan sebagainya luasan tertentu dari areal tanaman dimana
kegiatan panen dilaksanakan oleh seorang
2) RKO (Rencana kerja pemanen..
operasional)
RKO (Rencana Kerja Operasional) 3. Taksasi panen
adalah pelaksanaan dalam kegiatan Taksasi panen merupakan hasil
operasional perusahaan yang dilakukan produksi pemanen yang akan diperoleh
perusahaan dalam tahun yang di setujui dikebun kelapa sawit dengan
oleh Direksi. RKO (Rencana Kerja menggunakan hasil AKP yang sudah
Operasional) disusun setelah RKAP. diperhitungkan dan akan diperoleh hasil
RKO dijadikan sebagai acuan kebun produksi setiap blok pada seksi pemanen
dalam melaksanakan realisasi dari RKAP tersebut. Taksasi panen dilakukan oleh
atas kegiatan operasional perusahaan. asisten afdeling, mandor I, mandor panen
RKO juga berisi biaya-biaya yang dan dicatat oleh kcs. Taksasi panen
dianggarkan kebun. Berikut beberapa semesteran adalah kegiatan untuk
ketentuan dalam RKO: meramalkan produktivitas kebun dalam 6
a. Biaya di turunkan 3 % dari RKAP bulan kedepan. Taksasi semesteran
b. Produksi dinaikkan sebesar 5% dari digunakan untuk menentukan budget
RKAP. yang harus dipenuhi oleh setiap divisi.
Rencana kerja operasional dimulai dari Hal tersebut juga bisa memperkirakan
RKH (Rencana kerja harian) yang kebutuhan tenaga pemanen dan perkiraan
kemudian di rekap menjadi RKB jumlah transportasi serta penentuan lokasi
(Rencana kerja bulanan) hingga menjadi panen yang akan dilakukan. Pada
RKO (Rencana kerja operasional) dan Afdeling I di PT. Perkebunan Nusantara
RKAP (Rencana kerja anggaran VI Unit Usaha Pangkalan taksasi panen
perusahaan). disebut juga dengan trossen telling/sensus
buah dilakukan dengan cara mengamati
B. Perencanaan teknis lapangan pokok kelapa sawit. Trossen telling
1. Angka Kerapatan panen (AKP) dilakukan 2 (dua) kali dalam satu tahun,
Angka kerapatan panen merupakan yaitu pada semester I (bulan Januari -
perhitungan pendugaan hasil produksi Juni) dan semester II (bulan Juli -
yang akan dipanen pada hari berikutnya. Desember). Populasi sampel untuk
Perhitungan AKP dapat dilakukan setelah trossen telling yaitu l0% dari jumlah

4
Journal of Agribusiness Volume 5 No. 1 Maret 2022

tanaman dalam satu blok. Cara Tabel 2. Tingkat kematangan tandan buah
pencatatan dan pengamatan dilakukan segar kelapa sawit
blok per blok dengan menghitung tandan Fraksi % jumlah Derajat
buah dan tandan bunga betina pada pohon brondolan kematangan
sampel. 00 Tidak ada, Sangat
buah hitam mentah
4. Rotasi panen 0 Membrondol Mentah
Rotasi panen atau yang biasa disebut 1-12,5%
dengan “pusingan panen” adalah waktu 1 Membrondol Kurang
yang diperlukan antara panen terakhir 12,5-25% mentah
sampai dengan panen berikutnya pada 2 Membrondol Matang I
areal atau hancak yang sama. Penetapan 25-50%
rotasi panen berguna untuk menentukan 3 Membrondol Matang II
produksi TBS, kualitas/mutu buah dan 50-75%
mutu transport. Pada Afdeling I di PTPN 4 Membrondol Lewat
VI Unit Usaha Pangkalan Lima Puluh 75-100% matang I
Kota rotasi panen ditetapkan 8/9 ( 8 hari 5 Buah dalam Lewat
panen 1 hari libur ). Penentuan rotasi 8/9 membrondol matang II
ini mengharuskan dilakukannya 6 Semua buah Tandan
pengaturan tenaga sesuai dengan membrondol kosong
kerapatan panen. Alasan penentuan Keterangan :
rotasi tersebut di PTPN VI Unit usaha a) Fraksi 0 (Buah Luar memberondol
Pangkalan Lima Puluh Kota adalah 1% s/d 12,5% ) brondolan yang terjadi 6
a) Untuk mengurangi jumlah tenaga s/d 75 butir (dengan asumsi buah luar 600
panen. butir RBT 20 kg) kandungan minyak
b) Mengurangi losses (kehilangan buah) 16% thd TBS (PPKS)
buah mentah karena rotasi panen yang b) Fraksi 1 (Buah Luar Memberondol
cukup jauh. 12,5% s/d 25% ) brondolan yang terjadi
c) Menambahkan pendapatan karyawan 75 s/d 150 butir. Kandungan minyak 22%
panen (pemanen). terhadap TBS
c) Fraksi 2+3 ( Buah Luar Memberondol
5. Kriteria matang panen 25 s/d 75% ) brondolan yang terjadi 150
Kriteria matang panen merupakan s/d 450 butir. Kandungan minyak 27%
indikasi yang dapat membantu pemanen terhadap TBS
agar dapat memotong buah pada saat d) Fraksi 4+5 ( Buah Luar Memberondol
yang tepat. Tingkat kematangan buah 75 s/d 100% ) brondolan yang terjadi 450
kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan s/d 600 butir. Kandungan minyak 29,5%
warna, buah kelapa sawit yang mentah terhadap TBS. Buah yang “tepat matang”
berwarna hijau, karena pengaruh pigmen diartikan sebagai buah yang kondisinya
klorofil. Kondisi tersebut menandakan memberikan kuantitas dan kualitas
minyak sawit yang terkandung dalam minyak yang maksimal.
daging buah telah maksimal dan buah
sawit akan lepas dari tangkai tandannya Hal itu memberikan gambaran bahwa
atau membrondol. kondisi “buah matang” bersifat kritis
karena menyangkut jangka waktu yang
Kriteria matang panen yang sangat pendek. Sifat kritis tersebut
diterapkan di Afdeling I PTPN VI Unit menjadi lebih nyata lagi karena setelah
usaha Pangkalan Lima Puluh Kota buah melewati titik tepat matang kualitas
disebut dengan fraksi yang terdiri dari 6 minyak sawit mulai menurun, artinya
fraksi : dalam waktu yang singkat buah akan
menjadi “lewat matang” dan panen lewat
matang juga akan merugikan, antara lain
5
Journal of Agribusiness Volume 5 No. 1 Maret 2022

menyebabkan meningkatnya Asam sangat diperhatikan. TBS yang baru


Lemak Bebas atau ALB, seperti yang dipanen harus segera dikirim selambat-
dapat dilihat pada tabel berikut : lambatnya 24 jam ke pabrik kelapa sawit
untuk dilakukan pengolahan. Apabila
Tabel 3. Hubungan fraksi tandan dengan melebihi dari 24 jam maka buah akan
rendemen dan kandungan asam mengalami restan sehingga
lemak bebas mempengaruhi hasil olahan kelapa sawit.
Fraksi Minyak Inti ALB Oleh karena itu, perlu adanya
(%) (%) (%) pengelolaan transportasi panen yang baik
0 18,5 5,31 1,57 agar setiap harinya transportasi panen
1 21,79 5,55 1,87 terpenuhi. Transportasi yang
2 23,21 6,41 2,30 dimaksudkan adalah pengangkutan TBS
3 23,86 6,40 2,71 dan brondolan mulai dari TPH menuju
4 23,59 6,79 3,09 pabrik kelapa sawit. Transportasi panen
5 20,20 6,62 4,41 yang dilakukan di PTPN VI Unit usaha
Dari tabel diatas dapat dilihat Pangkalan Lima Puluh Kota yaitu
bahwa fraksi yang dapat menghasilkan menggunakan Truk, baik dump truck
minyak yang banyak dan dengan kualitas maupun light truck. Kemampuan rata–
rata truk yang digunakan yaitu 9 ton. Dan
yang bagus yaitu dari fraksi 2-4, pada dalam satu hari ± dibutuhkan 4 truk untuk
fraksi tersebut merupakan kriteria panen mengantarkan kira kira 32 ton TBS ke
yang di harapkan PTPN VI Unit Usaha pabrik kelapa sawit (PKS). Tujuan
Pangkalan Lima puluh kota. adanya bagian pengelolaan transportasi
perusahaan adalah untuk meminimalkan
6. Kebutuhan tenaga panen biaya angkut, pengaturan kerja lebih
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga cepat, meminimalisir loses (kehilangan
kerja panen, seorang pimpinan kebun buah) pada tahap transport panen serta
harus mempertimbangkan luas areal dan untuk kelancaran operasional kebun.
kemampuan pekerja agar pekerjaan
panen dapat terselesaikan dengan baik. 8. Peralatan panen
Kebutuhan tenaga panen di PTPN VI Berdasarkan SOP PTPN VI Unit
Unit Usaha Pangkalan Lima Puluh Kota Usaha Pangkalan Lima Puluh Kota,
diatur oleh asisten afdeling dengan dodos digunakan untuk panen pada
menyesuaikan standar yang telah tanaman sawit yang berumur 5-8 tahun,
ditetapkan oleh perusahaan. Tenaga sedangkan egrek digunakan untuk panen
panen perlu dipersiapkan dengan baik pada tanaman sawit yang berumur 9
karena akan berpengaruh terhadap tahun ke atas. Dodos digunakan untuk
pencapaian produksi yang optimal. panen tanaman dengan ketinggian hingga
Kebutuhan tenaga kerja dapat 6 meter, sedangkan egrek biasa
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu digunakan untuk panen pada tanaman
luas areal panen, angka kerapatan panen, dengan ketinggian lebih dari 6 meter.
dan kapasitas panen. Contoh Peralatan panen yang digunakan oleh
penghitungan kebutuhan tenaga panen: pemanen pada PTPN VI Unit usaha
Luas Afdeling I 725 ha, untuk satu kali Pangkalan Lima Puluh Kota sesuai
panen yaitu 8 kapveld, 725 : 8 = 90,625. dengan SOP panen yaitu
untuk kapasitas pemanen rata-rata = 2,5 a. Dodos untuk tanaman dengan tinggi
ha. 90,62 : 2,5 = 36 orang pemanen untuk pohon < 4 meter ( ukuran lebar pisau 8
1 kali panen. Cm dan 12 Cm) , Gagang dodos biasanya
7. Transportasi panen menggunakan kayu keras atau besi
Kegiatan transportasi ini sangat dengan panjang 2-3 meter
penting sehingga kelancarannya harus
6
Journal of Agribusiness Volume 5 No. 1 Maret 2022

b. Egrek untuk tanaman dengan seluruh lini produksi serta pemakaian


ketinggian > 4 meter . Pisau egrek terbuat biaya yang ada di perusahaan. Manajer
dari bahan baja yang kuat (biasanya memiliki tanggung jawab di kantor dan di
digunakan baja bekas per mobil atau lapangan. Manajer membawahi langsung
truk). Gagang egrek ( biasanya digunakan asisten afdeling, asisten tata usaha,
batang bambu khusus, atau dapat juga asisten personalia kebun.
dipakai pipa aluminium. Tali plastik
(nilon) dan tali karet ex ban dalam mobil 2. Assisten afdeling
atau sepeda motor. Assisten afdeling adalah orang yang
c. Batu asah ( sharpening stone). diberikan tanggung jawab untuk
d. Kampak memimpin afdeling (bagian/unit kebun)
e. Angkong ( Wheelbarow). dan berperan sebagai
f. Gancu panen. pembantu/membantu, bisa
g. Sepatu boot karet dan topi helm( safety membantu manager dan karyawan dalam
shoes). melaksanakan segala jenis pekerjaan di
Buah yang telah diturunkan wajib lapangan. Tugas dan tanggung jawab
dipotong pada bagian tangkai dan bagian Asisten afdeling :
parthenocarpy (bunga yang tidak Membantu manager dalam :
berkembang menjadi buah atau buah 1. Memaksimalisasi hasil perkebunan &
yang tidak terbentuk biji atau kernel), lalu pengolahan
dibuang ke gawangan mati. Tangkai dan 2. Merencanakan kerja harian
bagian parthenocarpy ini dipotong Dalam menjalankan tugasnya di
menggunakan kapak atau dodos. lapangan, para Asisten dibantu oleh
mandor-I. Semua tugas yang menyangkut
2. Organizing (pengorganisasian) persoalan yang dihadapi di lapangan
Fungsi manajemen Organizing seperti pembagian tugas buruh sehari-
pembagian tugas berdasarkan kerja orang hari, pembagian daerah kerja dan
yang mengerjakannya, untuk ini PTPN mengontrol kegiatan di lapangan adalah
VI Unit usaha Pangkalan Lima Puluh tugas yang diemban oleh Mandor-I. Jadi
Kota membagi atas beberapa bagian yaitu sebenarnya, asisten afdeling yang
terdiri dari rangkaian kegiatan menjadi komandan terdepan dari berhasil
pemanenan di mulai dari pemanen, tidaknya langkah langkah kebijaksanaan
diawasi oleh petugas AKP, mandor yang diambil oleh ADM.
panen, mandor I, asisten afdeling, dan
dicatat oleh KCS. Kemudian dilaporkan 3. Krani afdeling / krani kebun
oleh mandor panen ke mandor I, di rekap a) Melakukan pencatatan dan laporan
oleh krani produksi dan krani afdeling pengupahan karyawan afdeling dan
dalam bentuk laporan data, hingga biaya-biaya operasional afdeling.
diawasi dan di periksa oleh asisten b) Melakukan pencatatan lembur, premi
afdeling sampai ke manajer. tambahan, overtime, tunjangan,
bonus, pembagian beras untuk
karyawan di afdeling I.
c) Membuat laporan-laporan hasil kerja
pemanenan, pemeliharaan, dan
melakukan penginputan ke sistem.
4. Krani produksi
Gambar 2. Tahapan organizing a) Melakukan pencatatan dan laporan
panen di Afdeling I produksi buah sawit setiap hari
b) Mencatat, membuat laporan curah
1. Manajer hujan di areal perkebunan setiap hari
Manajer adalah pemimpin kebun/unit kepada manajer kebun
yang bertanggung jawab atas pengelolaan
7
Journal of Agribusiness Volume 5 No. 1 Maret 2022

c) Membuat laporan target dan realisasi f. Memastikan semua buah matang


produksi harian, bulanan, tahunan tidak ada yang tertinggal di pohon
d) Mengirimkan laporan harian (tidak terpanen).
produksi ke Manajer Kebun dan g. Memeriksa susunan buah di TPH dan
Kantor Pusat. pemotongan tangkai buah. Mandor
panen harus memerintahkan kepada
5. Mandor-I pemanen untuk memotong tangkai
Mandor I yang bertugas sebagai buah yang masih panjang (long stalk)
pembantu asisten di lapangan sampai batas < 3 cm. Atau tangkai
bertanggung jawab melakukan panjang dipotong sendiri oleh mandor
pengawasan terhadap pekerjaan yang panen (memakai kampak) apabila
telah dibebankan kepada buruh, pemanen sudah tidak ada di lokasi
memberikan instruksi tentang jenis panen.
pekerjaan dan pekerja yang harus h. Memastikan tidak ada buah mentah
melakukan tugas-tugas lapangan, dan yang terlanjur dipanen ditinggal
memecahkan setiap persoalan yang dalam blok atau diperam.
tumbuh pada waktu pekerjaan itu akan, i. Memastikan semua brondolan dikutip
sedang, atau sudah selesai dikerjakan bersih dan dibawa ke TPH (tidak
sesuai dengan tugasnya. Dalam tugasnya dibuang ke gawangan mati).
sebagai koordinator pekerja di lapangan, j. Memeriksa buah di TPH yang tidak
mandor-I dibantu oleh beberapa mandor. terangkut (restan) dan melaporkan
Tiga orang mandor bertugas mengawasi kepada Kepala Mandor atau Kepala
pekerjaan yang berhubungan dengan Afdeling.
panen, sedangkan yang lainnya bertugas k. Memeriksa buku Kerani Panen untuk
untuk mengawasi pekerjaan yang melihat pemanen yang output-nya
berhubungan dengan pemeliharaan pohon rendah, terutama yang tidak siap
kepala sawit seperti semprot hama borong.
(spraying), pemupukan dan l. Menghitung kerapatan buah diseksi
membersihkan lingkungan pepohonan yang akan dipanen besok hari dan
(babat). mengisi administrasi taksasi potong
buah dan rotasi panen di kantor
6. Mandor panen
afdeling segera setelah pulang dari
Tugas dan kewajibannya :
areal.
a. Memimpin apel pagi pada kelompok
m. Melaporkan hasil kerja panen setiap
kerjanya sekaligus memastikan
hari pada “laporan harian mandor“
anggotanya berangkat kerja pagi
(LHM).
b. Menentukan atau membagi ancak
n. Melaporkan hasil pemeriksaan mutu
panen pada pagi hari, sambil
buah dan mutu ancak kepada Kepala
membagikan “notes potong buah”
Afdeling.
pada masing-masing pemanen.
Pembagian notes tersebut sekaligus 7. KCS (Krani catat sawit)
sebagai alat kontrol absensi pemanen KCS (Krani Catat Sawit) merupakan
dan pemanen yang datang terlambat. karyawan yang bertugas mencatat segala
c. Mengecek kelengkapan dan kegiatan mengenai buah yang telah
kesiapan peralatan panen. dipanen dari setiap masing masing
d. Aktif mengawasi pekerjaan panen pemanen yang nantinya di laporkan
yang dilakukan oleh pemanen yang kepada mandor panen seperti pengawasan
menjadi bawahannya. di ancak panen, pencatatan hasil panen,
e. Memastikan semua buah yang pencatatan penalti panen, serta KCS
dipotong diangkut ke TPH, tidak ada biasanya ikut dalam mencatat dan
yang tertinggal di piringan atau di mengawasi pengangkutan / langsir TBS
jalan pikul

8
Journal of Agribusiness Volume 5 No. 1 Maret 2022

dalam kebun, dimana setiap truk sawit menghindari pelepah, agar tidak
akan di timbang. melukai atau merusak pelepah yang
berada di bawah buah tersebut. Untuk
8. Petugas AKP tanaman yang masih rendah tidak
Petugas AKP yaitu dibenarkan memotong pelepah.
menghitung/membuat istimasi produksi b) Bila terpaksa harus memotong
untuk hari esok dari mengambil sampel pelepah, pelepah harus dipotong rapat
pokok panen esok harinya. ke batang untuk mencegah
tersangkutnya brondolan dan
9. Pemanen
menghindarkan kesulitan panen atau
Tugas dan kewajiban :
tunas berikutnya.
Tandan Buah Segar (TBS) :
c) Pelepah ditumpuk memanjang di
a. Memotong semua buah matang di
tengah gawangan mati dan dipotong
pohon (tanpa kecuali) dengan
menjadi 2 (dua) bagian. Apabila di
basis/target per hari yang sudah
tengah gawangan ada parit/jalan maka
ditentukan. Buah yang dipanen harus
pelepah harus dipotong menjadi 3
memiliki kualitas yang baik sesuai
(tiga) atau 4 (empat) bagian dan
dengan kriteria kematangan buah yang
ditumpuk diantara pohon dalam
telah ditetapkan.
barisan. Mencegah adanya pelepah
b. Mengeluarkan semua buah yang sudah
“sengkleh” (patah).
dipanen dari dalam ancak dibawa ke
TPH yang telah disediakan. 3. Actuating (Pelaksanaan)
c. TBS disusun secara teratur di TPH dan Fungsi manajemen Actuating yang
diberi nomor si pemanen. Susunan dilakukan oleh PTPN VI Unit usaha
TBS dibuat terpisah untuk panen yang Pangkalan Lima Puluh Kota adalah
berlainan hari meskipun pada TPH sebagai berikut :
yang sama. A. Pelaksanaan administrasi
d. Tangkai TBS dipotong rapat
(maksimum 3 cm) tetapi jangan
sampai terkena tandan.
Brondolan :
a. Brondolan dipungut dan dikumpulkan
dari semua tempat.
Ada 9 (sembilan) tempat yang biasa
ditemukan brondolan yang sering Gambar 3. Administrasi Afdeling Panen
tidak diperhatikan : (1) ketiak pelepah, Kelapa Sawit
(2) di batang, (3) di piringan, (4) di Proses bisnis kegiatan panen kelapa
gawangan, (5) di jalan pikul, (6) di sawit di Afdeling dimulai dari Taksasi
parit, (7) di TPH, (8) di jalan dan (9) Panen (Rencana Kerja Harian), kemudian
di sekitar rumah-rumah. pengancakan pemanen. Setelah kegiatan
b. Brondolan dikumpulkan dalam panen selesai dilaksanakan pada hari
tumpukan tersendiri di TPH tetapi yang bersangkutan, maka hasil panen di
dekat dengan susunan TBS. Bilamana catat ke dalam Buku Mandor Panen (PB-
perlu brondolan dimasukan dalam 24A),kemudian kendaraan pengangkutan
karung supaya tidak berceceran. TBS membawa PB-25 yaitu SPB (Surat
c. Brondolan harus bebas dari sampah. Pengantar Buah) bersama-sama dengan
Pelepah : Krani Catat Sawit (KCS) menuju ke
a) Pemanen tidak boleh memotong seluruh TPH ancak panen, Lalu Krani
pelepah berlebihan (over prunning) KCS mencatat hasil panen ke dalam PB-
diusahakan panen dengan cara curi 24B dan selanjutnya dari PB-24B di
buah yaitu teknik pengambilan buah input kedalam Buku Produksi Harian
yang akan dipanen dengan cara (PB-26 dan PB-27). Diserahkan ke Krani
9
Journal of Agribusiness Volume 5 No. 1 Maret 2022

Afdeling (Krani 1 dan Krani Produksi), masak yang sesuai dengan kriteria
apabila pemanen mendapatkan lebih basis matang panen di ancak yang ditentukan.
maka diberikan Premi dan dicatat dalam Tanaman Muda : pelaksanaan panen
PB-11. Pemberian premi dengan cara dengan menggunakan alat dodos, harus
borong janjang (Basis borong) yang dihindari pemotongan pelepah dan
diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara diwajibkan menjaga 3 pelepah dibawah
VI Unit Usaha Pangkalan Lima Puluh buah terakhir (songgo 3) untuk
Kota adalah dihitung berdasarkan panen mempertahankan jumlah pelepah 64 per
per hari yang telah didapatkan oleh pohon.
seorang pemanen kemudian dihitung Tanaman Remaja - Dewasa : Pelaksanaan
dalam rekapitulasi perbulan. Premi yang panen menggunakan egrek, pelepah yang
diperoleh seorang pemanen merupakan ada di bawah buah yang tidak dipanen
hasil yang diperoleh setelah memenuhi tidak perlu dipotong untuk
basis borong yang telah ditetapkan dan mempertahankan jumlah pelepah
persentase brondolan yang dihasilkan. minimal 56 per pohon (songgo 2).
Basis borong yang ditetapkan di PT. Tanaman Tua : Pelaksanaan panen
Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha menggunakan egrek, pelepah yang ada
Pangkalan Lima puluh Kota ada 3 dibawah buah yang tidak dipanen tidak
tingkatan. Basis borong pertama atau perlu dipotong untuk mempertahankan
yang lebih sering disebut dengan istilah jumlah pelepah minimal 48 per pohon
P1 ditetapkan 204 kg TBS dengan (songgo 1).
ketatapan harga Rp. 58, Selanjutnya
untuk basis borong kedua atau P2 Pelepah dipotong menjadi dua
ditetapkan 986 kg dengan harga Rp.63, bagian dan disusun di gawangan mati.
Untuk basis borong ketiga atau P3 Buah yang dipanen tangkai tandannya
adalah sisa dari P2 dengan harga Rp.68, dipotong dengan huruf V menggunakan
Sedangkan panen yang dilakukan pada kampak, selanjutnya diangkut ke TPH
hari libur maka harga yang ditetapkan dan disusun berderet 5 tandan per baris.
adalah Rp.116/Kg. Berdasarkan basis Brondolan harus dikutip bersih,
borong inilah ditentukan besarnya premi dimasukan ke dalam karung dan diangkut
yang akan di dapatkan pemanen dan di ke TPH, tetapi karung brondolan tidak
catat dalam PB – 11. boleh terangkut ke dalam truk. Pemanen
diwajibkan menulis nomor panen dan
B. Pelaksanaan teknis lapangan jumlah tandan pada TBS yang dipanen
1. Pelaksanaan panen. (TBS yang sudah berada di TPH).
Pelaksanaan panen di PTPN VI
Unit Usaha Pangkalan Lima Puluh Kota 2. Pengangkutan TBS
yaitu kegiatan penurunan buah dari Pada prinsipnya, pengangkutan
pohon dengan menggunakan kriteria TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit
panen yang berlaku. Pelaksanaan panen dilakukan dengan memindahkannya dari
perlu memperhatikan beberapa kriteria perkebunan ke pabrik. TBS yang baru
tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit dipanen harus segera dikirim selambat-
adalah untuk mendapatkan rendemen lambatnya 24 jam ke pabrik kelapa sawit
minyak yang tinggi dengan kualitas untuk dilakukan pengolahan. Apabila
minyak yang baik. Pelaksanaan panen, melebihi dari 24 jam maka buah akan
pengaturan jumlah tenaga pemanen setiap mengalami restan sehingga
hari mempertimbangkan kerapatan buah, mempengaruhi hasil olahan kelapa
produktivitas pemanen, dan topografi sawit. Pengangkutan TBS hasil panen
untuk menjaga rotasi panen. yang dilakukan di PTPN VI Unit usaha
Ancak yang harus dipanen pada Pangkalan Lima Puluh Kota yaitu
hari itu ditentukan oleh mandor panen. menggunakan Truk, baik dump truck
Pemanen harus memanen seluruh buah maupun light truck. Kemampuan rata –
10
Journal of Agribusiness Volume 5 No. 1 Maret 2022

rata truk yang digunakan yaitu 9 ton. Dan a) Tidak ada buah mentah yang
dalam satu hari ± dibutuhkan 4 truk untuk dipanen
mengantarkan kira kira 32 ton TBS ke b) Tidak meninggalkan buah yang
pabrik kelapa sawit (PKS). matang di pohon
c) Tidak meninggalkan buah masak
4. Controlling (pengawasan) yang telah dipanen didalam blok
Fungsi manajemen Controlling yang d) Tidak memangkas pelepah
dilakukan oleh PTPN VI Unit usaha berlebihan (over prunning)
Pangkalan Lima Puluh Kota adalah e) Semua brondolan dikumpulkan
sebagai berikut : dan dalam keadaan bersih dibawa
ke TPH
1. Pelaksanaan administrasi
f) Membrondolkan tandan yang
Pelaksanaan administrasi yang
terlalu matang (over ripe)
dilakukan di Afdeling I PT. Perkebunan
g) Memotong tangkai tandan
Nusantara VI Unit Usaha Pangkalan
h) Memotong dan menyusun pelepah
Lima Puluh Kota dengan melakukan
dengan baik
pencatatan rekapitulasi pemeriksaan
Standar panen di Tempat Pengumpulan
panen kelapa sawit di Afdeling I setiap
Hasil (TPH) :
bulan dari seluruh pemanen yang dicatat
a) Tidak ada tandan dengan tangkai
oleh Mandor panen, di rekap oleh krani
panjang
produksi dan diolah dalam bentuk
b) Buah dan berondolan bersih dari
laporan data oleh krani afdeling
sampah atau kotoran (tanah atau
kemudian diperiksa oleh asisten afdeling
pasir) diletakkan dalam karung
dan manajer.
atau beralaskan karung
2. Pengawasan panen c) Buah tersusun rapi
Pengawasan produksi (panen) d) Menuliskan nomor pemanen
merupakan suatu usaha yang dilakukan Pelaksanaan pemeriksaan dan
perusahan untuk mengawasi proses pengawasan panen :
produksi agar kegiatan produksi dapat a) Pemanen diperiksa setiap hari
terlaksana secara efektif (tercapai tujuan panen untuk menetapkan kelas
yang di ingin kan) dan efisien (hemat pemanen perhari Jumlah pohon
waktu, tenaga, dan biaya). Dalam hal ini yang diperiksa setiap pemanen =
yang dimaksud dengan pengawasan 20 pohon yang dipanen.
produksi ialah suatu kegiatan yang b) Pemeriksaan panen dilaksanakan
bertujuan untuk mengetahui berapa oleh Asisten Afdeling, Mandor-I
jumlah buah kelapa sawit yang di dan KCS.
hasilkan oleh tanaman kelapa sawit c) KCS memeriksa pemanen setiap
dalam suatu lahan produksi sehingga hari diluar yang diperiksa oleh
dapat di prediksi jumlah panen yang akan Asisten dan Mandor-I
diperoleh dan untuk menjaga kualitas d) Jumlah pemanen yang diperiksa
mutu sehingga tercapainya target yang di setiap hari : 10% oleh Asisten
inginkan oleh perusahaan (Sunarko, Afdeling, 20% oleh Mandor-I dan
2009). 70% oleh Petugas KCS.
Pengawasan yang dilakukan e) Mandor panen mendampingi
setelah pemanen melakukan tata laksana pelaksanaan KCS dalam
panen maka perlu dilakukan pengecekan pemeriksaan panen setiap hari
oleh mandor panen, mandor 1, Asisten 3. Penalti panen
Afdeling dan dicatat oleh KCS (krani cek Sistem denda atau penalti yaitu selain
sawit) terhadap hasil pekerjaan panen. premi maka dapat juga diberlakukan
Pengawasan dan pemeriksaan yang di sistem pemberian denda atas kesalahan
perhatikan setelah panen meliputi : yang dibuat oleh setiap pemanen. Denda
yang dimaksud dapat berupa
11
Journal of Agribusiness Volume 5 No. 1 Maret 2022

pengurangan terhadap nilai mutu panen. manajer, asisten afdeling, krani afdeling,
Penalti diberikan juga tidak krani produksi, mandor 1, mandor panen,
sembarangan, artinya penalti tersebut KCS , petugas AKP dan tenaga pemanen,
dilakukan setelah melakukan sosialisasi dan setelah itu Actuating yang terdiri dari
dan pemahaman kepada karyawan. yaitu pelaksanaan administrasi dan
Tujuan penalti yaitu untuk mencegah dan pelaksanaan teknis lapangan yaitu
memberikan efek jera kepada pemanen pelaksanaan panen, pengangkutan hasil
dan supervisi atas kesalahan dan panen, serta yang terakhir adalah
kecurangan yang berdampak negatif Controlling yaitu pelaksanaan
terhadap pencapaian produksi administrasi, pengawasan panen, penalti
perusahaan. Pengawasan dan denda panen.
diberlakukan adalah untuk menjaga
konsistensi pelaksanaan sistem panen DAFTAR PUSTAKA
agar menghasilkan mutu buah yang
sesuai dengan kriteria matang panen. Mukherjee, S. 2009. Health Effects of
Pengawasan mutu panen dilakukan Palm Oil. J Hum Ecol 26 (3):
berlapis mulai dari mandor panen, 197-203.
mandor I, asisten afdeling dan dicatat
oleh KCS. Sukamto. 2008. 58 Kiat Meningkatkan \
Produktivitas dan Mutu Kelapa
Penalti panen direkap setiap bulan Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
oleh krani produksi dan di periksa oleh
asisten afdeling. Laporan ini memuat Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis
objek pekerjaan pemanen, satuan, jumlah Pengolahan dan Budidaya Kelapa
tandan yang diperiksa dan jumlah serta Sawit. Agromedia Pustaka.
keterangan. Pelanggaran yang dilakukan Jakarta.
berupa objek pekerjaan yaitu brondolan
tidak dikutip, pelepah tidak disusun di
gawangan mati, pelepah kering tidak
diturunkan, TBS tidak diberi nomor dan
TBS tidak disusun di TPH. Dari laporan
penalti tersebut dapat dilihat pelanggaran
yang dilakukan pemanen dan akan
mendapatkan sanksi berupa denda kepada
pemanen tersebut.

KESIMPULAN
Manajemen panen yang dilakukan di
Afdeling I PT. Perkebunan Nusantara VI
Unit Usaha Pangkalan Lima Puluh Kota
yaitu Planning yang terdiri dari
perencanaan administrasi yaitu RKAP
(Rencana Kerja Anggaran Perusahaan)
dan RKO (Rencana Kerja Operasional),
dan perencanaan teknis lapangan yaitu
Angka Kerapatan Panen (AKP), sistem
panen, taksasi panen, rotasi panen,
kriteria matang panen, kebutuhan tenaga
panen, transportasi panen,dan peralatan
panen, dan setelah itu dilanjutkan dengan
Organizing yaitu dimulai dari pembagian
orang-orang yang mengerjakan nya yaitu
12

Anda mungkin juga menyukai