Anda di halaman 1dari 9

Kurikulum Merdeka

Dosen Pengampu: Paulus Joseph Mentang, SS.,M.Pd


Selama masa asistensi mengajar di sekolah selama 6 bulan, para mahasiswa diharapkan untuk
memberikan laporan akhir mengenai pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah setempat:
Bentuk laporan akhir diharapkan mengandung unsur-unsur berikut:
1. Apa itu supervisi pendidikan secara teoritis (hal-hal penting menurut anda dari teori tentang
supervisi)
2. Bagaimana pelaksanaan supervisi yang anda alami selama asistensi mengajar di sekolah
setempat entah supervisi yang anda alami maupun supervisi yang dialami oleh guru lain.
(Bagaimana persiapan supervisi, siapa yang melaksanakan supervisi, bagaimana supervisi
dilaksanakan, kapan dilaksanakan)

1. Secara etimologi, istilah supervisi diambil dari perkataan bahasa inggris supervision artinya
pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor.
Secara morfologi supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super berarti atas atau lebih, visi artinya lihat,
tilik awasi. Seorang supervisor memiliki kedudukan di atas atau mempunyai kedudukan yang lebih
dari orang yang disupervisinya.147 Secara semantik menurut Willes dalam Jasmani supervisi adalah
bantuan pengembangan situasi belajar mengajar agar lebih baik. Menurut Depdiknas dalam Jasmani
supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat
emningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar yang lebih baik.
Menurut Adam dan Dickey telah merumuskan supervisi sebagai suatu pelayanan khususnya
menyangkut pengajaran dan perbaikannya-menyangkut proses mengajar dan belajar, termasuk segala
faktor di dalam situasi itu. Perumusan supervisi ini sesungguhnya menyangkut hakikat dari supervisi
pendidikan yaitu memberikan pelayanan kepada orang yang disupervisi. Amatembun menyimpulkan
supervisi pendidikan adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan. Pembinaan yang
dimaksud adalah berupa bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan situasi pendidikan
(pengajarannya) pada umumnya peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.150 Dalam
pengertian itu supervisi pendidikan artinya pembinaan. Pembinaan adalah segala kegiatan dan usaha
yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pengembangan, pembangunan, pengarahan,
penggunaan serta pengendalian segala sesuatu secara berdaya guna dan berhasil guna. Pembinaan
yang dilakukan bertujuan agar situasi pendidikan menjadi lebih baik.151 Situasi pendidikan memiliki
cakupan yang sangat luas dapat dimaknai dengan segala hal yang terkait dengan pendidikan, misalnya
metode, motivasi, kultur dan lain-lain. Jasmani menyebutkan supervisi pendidikan adalah segala
bantuan dari supervisor dan atau semua pimpinan kepala sekolah untuk memperbaiki manajemen
pengelolaan sekolah dan meningkatkan kinerja guru/staf dalam menjalankan tugas, fungsi, dan
kewajibannya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal. Caranya dengan
memberikan bantuan, dorongan, pembinaan, bimbingan, dan memberi kesempatan bagi pengelol
sekolah dan para guru untuk memperbaiki dan mengembangkan kinerja dan profesionalismenya.152
Dari penejelasan di atas dapat dipahami secara lebih komprehensif makna dan hakikat supervisi
pendidikan yakni usaha seseorang (supervisor) dalam memberikan bantuan, layanan kepada orang
lain (orang yang disupervisi) dalam melaksanakan tugas, kinerja dan kewajibannya. Supervisi
pendidikan ditujukan untuk memberi bantuan dalam pengembangan situasi pembelajar yang lebih
baik sehingga rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi
belajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an environment). Situasi belajar inilah
yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi.153 B. Tujuan dan
Sasaran Supervisi Pendidikan Tujuan pelaksanaan supervisi terkait dengan apa yang hendak dicapai
dari kegiatan supervisi. Tujuan dari supervisi pendidikan oleh Amatembun dibagi kedalam 2 (dua)
bagian:
1. Tujuan Umum Supervisi Pendidikan Supervisi pendidikan merupakan bagian dari integral dari
seluruh kegiatan pendidikan, tidak terlepas dari tujuan umum pendidikan dan tujuan pendidikan
nasional.
a. Tujuan Umum Pendidikan Langeveld dalam Amatembun menyebutkan tujuan umum dari
pendidikan adalah “kedewasaan”. Kedewasaan oleh Langeveld diartikan dengan
“zelfverantwoordelijke zelfbepaling” yaitu apabila anak telah sanggup mengambil keputusan sendiri
atas tanggung jawab sendiri.
Dari pengertian ini maka tujuan umum dari supervisi pendidikan adalah untuk membina orng-orang
yang disupervisi menjadi dewasa yang sanggup berdiri sendiri.
b. Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan supervisi pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan
nasional yakni, untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasa,
keterampilan, dan mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semanat
kebangsaan agar dapat menmbuhkan manusia-manusia pembangunan yang bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
Dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional tujuan pendidikan
nasional adalah untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Berdasarkan tujuan itu maka supervisi pendidikan bertujuan untuk membina orang-orang yang
disupervisi menjadi manusia pembangunan, dewasa dan berakhlak karima.
c. Tujuan Tersendiri dari Supervisi Pendidikan Selain tujuan umum di atas, supervisi pendidikan
memiliki tujuan tersendiri. Amatembun menjelaskan bahwa tujuan umum dari supervisi pendidikan
adalah perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar
dan belajar pada khususnya.
2. Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan Amatembun dalam Jasmani menyebutkan tujuan khusus
supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Membina kepala sekolah dan guru-guru memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan
peranan madrasah dalam merealisasikan tujuan tersebut.
b. Memperbesar kesanggupan kepada sekolah dan guruguru untuk mempersiapkan perserta didiknya
menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.
c. Membantu kepala sekolah dan guru untuk mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-
aktivitas dan kesulitan-kesulitan pembelajaran serta menolong mereka merencanakan perbaikan-
perbaikan.
d. Meningkatkan kesadaran sekolah dan guru-guru serta warga sekolah terhadap cara kerja yang
demokratis dan komprehensif serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.
e. Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan
kinerja secara maksimal dalam profesinya.
f. Membantu kepala sekolh untuk mempopulerkan pengembangan program pendidikan di madrasah
kepada masyarakat. Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan yang tidak wajar dan
kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat.
g. Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam melaksanakan aktivitasnya untuk mengembangkan
aktivitas dan kreativitas peserta didik.
h. Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara guru.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diinterpasti bahwa tujuan khusus dari supervisi pendidikan
adalah untuk membina orang-orang yang disupervisi dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan supervisi pendidikan guru dapat melaksanakan
tanggung jawabnya “belajar dan mengajar” dengan baik, kinerja baik dan profesional.
Secara lebih tegas dapat disimpulkan bahwa sasaran supervisi terbagi menjadi tiga bagian:
a. Supervisi akademik, yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah
akademik, yaitu halhal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu
siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.
b. Supervisi administrasi, yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi
yang berfungsi sebagai pendukung danpelancar terlaksananya pembelajaran.
c. Supervisi lembaga, yang menebarkan atau menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-
aspek yang berada di seluruh sekolah. Jika supervisi akademik dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran maka supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah
atau kinerja sekilah secara keseluruhan.
C. Fungsi Supervisi Pendidikan Seorang supervisor pendidikan perlu memahami dengan jelas tugas
dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya dalam usaha ke arah tercapainya tujuan tersebut.
Fungsi utama yang merupakan tugas-tugas pokok seorang supervisor dibidang pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan obyektif tentang situasi pendidikan, maka
perlu diadakan penelitian. Proses suatu penelitian ilmiah meliputi
a. Perumusan pokok (topik) masalah yang akan diselidiki. Pada fase ini supervisor merumuskkan dan
membatasi dengan tegas dan jelas tentang apa yang akan diselidiki.
b. Pengumpulan data. Pada fase ini supervisor mengumpulkan sebanyak mungkin data
(keteranganketerangan) mengenai masalah tersebut. data itu baik bersifat faktual (fakta-fakta konkrit)
atau berupa opini (pendapat atau tanggapan) orang-orang yang disupervisi. Pengumpulan data dapat
dilakukan secara langsung melaluai observasi atau wawancara atau tidak secara langsung melalui
angket dan sebagainya.
c. Pengolahan data. Pada fase ini bahan atau data yang telah terkumpul diolah dalam hal ini
dilakukan:
1) Koreksi : memeriksa data yang diperoleh, apakah data yang diperolah memenuhi syarat-syarat
untuk diolah atau tidak.
2) Seleksi : memilih data yang sesuai atau tidak sesuai dengan yang dibutuhkan.
3) Klasifikasi : menggolongkan atau mengelompokkan data yang sejenis, sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan menurut jenis kelamin, umur, ijazah, dan sebagainya.
4) Komparasi : membandingkan atau mengelompokkan data.
5) Interpretasi : menafsirkan hasil pengolahan itu. Dalam proses pengolahan data diadakan
perhitungan-perhitungan statistik, seperti menghitung persenan (%), menyusun tabel-tabel dan
sebagainya.
2. Penilaian
Dalam suatu penelitian, supervisor dapat menarik suatu kesimpulan terhadap situasi datau masalah
yang diselidiki. Kesimpulan itu berupa tanggapan terhadap masalah atau situsi yang diselidiki Fungsi
penilaian atau evaluasi dalam supervisi modern, lebih menitik beratkan kepada aspek-aspek positif
(kebaikan-kebaikan) dari pada aspek-aspek negatif (kesalahan-kesalahan). Hal ini yang perlu
dipahami oleh para supervisor pendidikan sehingga tidak terus menerus mencari kesalahan-kesalahan
yang dilakukan oleh orangorang yang disupervisi, akan tetapi menemukan dan mengembangkan
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.
3. Perbaikan
Dari hasil-hasil penilaian (evaluasi) supervisor dapat mengetahui bagaimana keadaan atau situasi
pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi mengajar/belajar pada khususnya, serta segala
fasilitas dab upaya yang dipergunakan apakah baik atau buruk, memuaskan atau tidak, mengalami
kemajuan atau kemunduran, mengalami kemacetan atau sebagainya. Dalam supervisi pendidikan
modern, tugas utama seorang supervisor adalah mengadakan perbaikan (improvement). Bahwasanya
apa yang belum baik atau belum memuaskan atau yang mengalami kemacetan atau kemunduran
supaya segera diperbaiki.
4. Peningkatan
Situasi yang ada sudah baik atau belum, sudah memuaskan atau mengalami kemajuan. Situasi yang
demikian harus ditingkatkan atau dikembangkan (fungsi “development”) agar apa yang sudah baik itu
supaya lebih baik lagi, apa yang sudah memuaskan itu supaya lebih memuaskan lagi, apa yang telah
mengalami kemajuan supaya lebih maju lagi. Inilah fungsi supervisor pendidikan sebagai
“developer”.
Fungsi-fungsi itu harus teritegrasi dalam tugas “pembinaan” sebagai tugas inti supervisor pendidikan.
Dalam supervisinya pembinaan yang diberikan supervisor berupa bimbingan (guidence) atau tuntunan
(tut wuri handayani) ke arah pembinaan dari orang-orang yang disupervisi.
Inilah fungsi ke empat supervisor pendidikan sebagai “developer”. Dalam perwujudan fungsi inti
supervisi ini tidak terlepas pula dari fungsi pembinaan dari supervisor sendiri, bahkan hal ini
merupakan “conditio sie qua non” (syarat mutlak) yang harus dipenuhi supervisor untuk membina
orang-orang lain. Secara pedagogis dikatakan bahwa proses pembinaan diri ini bukan hanya dari luar
tetapi terutama pembinaan dari dalam diri sendiri (selbstblibung). Jadi fungsi inti yang merupakan
fungsi sentral seorang supervisor dibidang kependidikan, yaitu sebagai (educator).
Fungsi-fungsi utama supervisi pendidikan ini tidak daoat dipisah-pisahkan merupakan suatu kesatuan
dalam kegiatan supervisi dibidang kependidikan yang harus dilaksanakan para supervisor secara
simultan (serentak), konsisten (mantap), dan kontinu (berkesinambungan).
Menurut Ngalim Purwanto fungsi supervisi terbagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
a. Dalam bidang pendidikan
1) Menyusun rencana dan policy bersama.
2) Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru,pegawai) dalam berbagai kegiatan.
3) Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-
persoalan.
4) Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk moral yang tinggi kepada
anggota kelompok.
5) Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan-putusan.
6) Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok,
sesuai dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masingmasing.
7) Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.
b. Dalam hubungan kemanusiaan
1) Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang dialami untuk dijadikan pelajaran
demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun anggota kelompoknya.
2) Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok.
3) Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis.
4) Memupuk rasa saling menghormati di antara sesame anggota kelompok dan sesama manusia.
5) Menghilangkan rasa curiga-mencurigai antara anggota kelompok.
c. Dalam pembinaan proses kelompok
1) Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan maupun kemampuan
masing-masing.
2) Menimbulkan dan memelihara sikap percayamempercayai antara sesame anggota maupun antara
anggota dan pimpinan.
3) Memupuk sikap dan kesediaan tolong-menolong.
4) Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.
5) Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan pendapat di antara
anggota kelompok.
6) Mengusai teknik-teknik memimpin rapat dan pertemuan-pertemuan lainnya.
d. Dalam bidang administrasi personel
1) Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan untuk suatu
pekerjaan
2) Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan
masing-masing.
3) Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja serta hasil
maksimal.
e. Dalam bidang evaluasi
1) Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci.
2) Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuranukuran yang akan digunakan sebagai kriteria
penilaian.
3) Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap,benar, dan dapat
diolah menurut norma-norma yang ada.
4) Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapatgambaran tentang
kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.
D. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan
Ruang lingkup supervisi pendidikan merupakan seluruh aspek kemampuan yang ada kaitannya
dengan penyelenggaraan suatu sekolah.
Bafadhal dalam Mukhtar dan Iskandar mengatakan pada hakikatnya ruang lingkup supervisi suatu
sekolah meliputi:
1. Supervisi bidang kurikulum.
2. Supervisi di bidang kesiswaaan.
3. Supervisi di bidang kepegawaian.
4. Supervisi di bidang sarana dan prasarana.
5. Supervisi di bidang keuangan.
6. Supervisi di bidang humas
7. Supervisi di bidang ketetausahaan.
Ruang lingkup supervisi pendidikan secara umum meliputi supervisi akademik yang berhubungan
dengan aspek pelaksanaan proses pembelajaran, Supervisi akademik dilakukan dengan pendekatan
supervisi klinis, dan supervisi manajerial yang berhubungan dengan aspek pengelolaan dan
administrasi sekolah yang mengacu pada 8 (delapan) standar nasional pendidikan yang meliputi: 1).
Standar isi; 2). Standar proses; 3). Standar kompetensi lulusan; 4). Standar pendidik dan tenaga
kependidikan; 5). Standar sarana dan prasarana; 6). Standar pengelolaan; 7). Standar pembiayaan; dan
8). Standar penilian pendidikan.
E. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan Sebagai seorang supervisor yang baik harus memahami
prinsip-prinsip atau asas-asas supervisi pendidikan untuk dapat dipergunakan sebagai landasan dalam
menunaikan tugas supervisi: Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa supervisi dilakukan agar
supervisi dapat memenuhi fungsi seperti yang disebutkan sebaiknya harus memenuhi prinsip-prinsip
supervisi secara umum sebagai berikut :
1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah
lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan, dan bukan mencari-cari masalah.
2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung.
3. Apabila pengawas atau kepala sekolah merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik,
sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Dalam memberikan umpan balik sebaiknya
supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan petanyaan atau
tanggapan.
4. Kegiatan supervisi sebaiknnya dilakukan secara berkala.
5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan
yang baik antara supervisor dan yang disupervisi.
6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan,
sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat
laporan.
Amatembun membagi prinsip supervisi menjadi dua bagian:
1. Prinsip Fundamental
Supervisi pendidikan sebagai bagian yang integral dari seluruh kegiatan pendidikan tidak terlepas dari
dasar-dasar pendidikan nasional Indonesia yaitu : Pancasila, pandangan hidup dan dasar Negara
Republik Indonesia. Majelsi Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia dalam
ketetapannya No. IV tahun 1978 menegaskan “Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila”.
Dengan demikian Pancasila merupakan dasar atau prinsip yang Fundamental bagi setiap supervisor
pendidikan Indonesia. seorang supervisor pendidikan Indonesia harus Pancasilais sejati yang harus
menghayati dan mengamalkan sila-sila Pencasila:
a. Harus ber-Ketuhanan Yang Maha Esa:
1) Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama atau kepercayaan yang
dianutnya.
2) Bersikap menghormati dan bekerja sama dengan orang-orang yang disupervisi yang menganut
agama atau kepercayaan yang lain
3) Rukun hidup beragama dengan orang-orang yang disupervisi.
4) Bersikap menghormati dan kebebasan orangorang yang disupervisi menjalankan ibadah sesuai
agama atau kepercayaan masing-masing.
5) Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang-orang yang disupervisi.
b. Harus ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab:
1) Mengikuti dan memperlakukan orang-orang yang disupervisi sesuai dengan harkat dan
martabatnya.
2) Tidak membeda-bedakan suku, keturunan, jenis kelamin, agama suatu kepercayaan orang-orang
yang disupervisi.
3) Bersikap mencintai tenggang rasa dan tepa selira terhadap orang-orang yang disupervisi.
4) Tidak bersikap dan semena-mena terhadap orang-orang yang disupervisi.
5) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
6) Gemar melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
7) Berani membela kebenaran dan keadilan
8) Bersikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan orang-orang yang disupervisi.
c. Harus mempunyai rasa Persatuan Indonesia yang mendalam:
1) Menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan Bangsa dan Negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban bagi kepentingan Bangsa dan Negara.
3) Bangga akan Bahasa dan Tanah Air Indonesia.
4) Memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia.
d. Harus ber-Kerakyatan yang menjunjung tinggi musyawarah dan mufakat:
1) Memperhatikan dan mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
2) Tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada orang-orang yang disupervisi.
3) Mengadakan musyawarah sebelum mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan bersama.
4) Mengambil keputusan atas dasar musyawarah.
5) Mengembangkan semangat kekeluargaan dalam musyawarah untuk mencapai mufakat.
6) Menjunjung tinggi setiap hasil keputusan musyawarah.
7) Mempercayakan wakil-wakil dalam melaksanakan musyawarah.
e. Harus ber-Keadilan sosial:
1) Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana dan kegotongroyongan.
2) Bersikap adil terhadap orang-orang yang disupervisi.
3) Memlihara keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak-hak orang yang disupervisi.
5) Bersikap rela menolong orang-orang yang disupervisi yang memerlukan bantuan.
6) Tidak bersifat memeras terhadap orang-orang yang disupervisi.
7) Tidak memboros dan bergaya hidup mewah.
8) Bersikap suka bekerja keras.
9) Bersikap menghargai hasil karya orang-orang yang disupervisi.
Berdasarkan prinsip-prinsip supervisi yang fundamental para supervisor Pendidikan Indonesia harus
merasa mampu mengendalikan diri dan kepentingan sendiri dalam rangkan pembinaan diri sendiri
dapat menunaikan fungsinya sebagai supervisor dengan sebaikbaiknya.
2. Prinsip-prinsip Praktis Dalam melaksanakan kegiatan supervisi, seorang supervisor sewajarnya
berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar atau prinsip yang paling fundamental yang harus
menjiwai seluruh kegiatan supervisi. Disamping itu sebagai pedoman praktis dalam melaksanakan
supervisi sehari-hari. Amatembun menyebutkan prinsip praktis dalam supervisi terbagi menjadi dua
bagian yakni prinsip-prinsip negatif dan prinsip-prinsip positif.
a. Prinsip-prinsip Negatif
1) Supevisi tidak boleh bersifat mendesak (otoriter). Supervisor tidak boleh memaksakan kemauannya
kepada bawahannya. Jika hendak memberikan intruksi hendaklaha terlebih dahulu dijelaskan
argumentasi (alasan-alasan) yang mendasari tindakan-tindakan yang akan diambil.
2) Supervisi tidak didasarkan atas kekuasaan pangkat (kedudukan) atau kekuasaan pribadi.
3) Supervisi tidak boleh dilepaskan dari tujuan pendidikan dan pengajaran.
4) Supervisi hendaklah tidak hanya mengenai hal-hal yang langsung terlihat.
5) Supervisi janganlah terlalu banyak mengenai detail cara-cara mengajar atau detail bahan-bahan
pelajaran.
6) Supervisi bukanlah mencari kelemahankelemahan, kekurangan-kekurangan atau kesalahan-
kesalahan dan janganlah pernah kecewa.
7) Supervisi janganlah terlalu cepat mengharapkan hasil.
b. Prinsip-prinsip Positif
1) Supervisi harus konstruktif dan kreatif.
2) Supervisi hendaklah lebi berdasarkan sumbersumber kolektif dari kelompok daripada usahausaha
kolektif dari kelompok daripada usahausaha supervisor sendiri.
3) Supervisi hendaklah lebih didasarkan kepada hubungan profesional daripada atas hubungan
pribadi.
4) Supervisi hendaklah dapat mengembangkan kesanggupan para guru dan karyawan pendidikan
dalam segi-segi kekuatannya.
5) Supervisi hendaklah memperhatikan kesejahteraan guru-guru, para karyawan pendidikan dan
hubungan baik diantara mereka.
6) Supervisi hendaklah progresif, dilaksanakan bertahap tapi dengan ketekunan.
7) Supervisi hendaklah dimulai dengan keadaan dan kenyataan yang sebenarnya.
8) Supervisi hendaklah selalu memperhitungkan kesanggupan dan sikap-sikap orang yang akan
disupervisi bahkan juga prasangka-prasangka mereka.
9) Supervisi hendaklah sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
10) Supervisi hendaklah obyektif dan sanggup mengevaluasi diri sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa prinsip-prinsip praktis dalam pelaksanaan
supervisi berkaitan erat dengan berbagai hal diantarnya kedudukan/jabatan, prasangka,
situasi/keadaan, cara, motivasi dan lain-lain. Dengan demikian seorang supervisor berdasarkan prinsip
fundamental atau praktis melakukan kegiatan supervisi pendidikan tidak sembarangan bahkan
berorientasi kepada tujuan pendidikan dan pengajaran

Anda mungkin juga menyukai