Anda di halaman 1dari 5

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

GENAP 2022/2023

Mata Kuliah : CIVIC EDUCATION Waktu : 60 menit


Dosen : RIZA WULANDARI S.SOS, M.SI Sifat Ujian : CLOSE
Kelas : BF223 Program Studi : SISTEM INFORMASI

Soal:

1. Kewarganegaraan menunjuk pada bentuk hubungan antara warga dengan


komunitasnya sendiri, dalam hal ini negara yang melahirkan beberapa akibat salah
satunya timbulnya hak dan kewajiban secara timbal balik. Salah satu hak warga negara
adalah kemerdekaan memeluk agama, namun masih banyak terjadi saudara – saudara
kita yang belum merasakan kemerdekaan dalam memeluk agama dan kepercayaan
yang diyakini, menurut pendapat saudara apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?

2. Konsepsi Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia yang


terintegrasi. Uraikanlah dengan jelas Ketahanan Nasional Indonesia dalam menghadapi
tantangan luar maupun tantangan dari dalam negeri?

3. Berikan minimal tiga contoh Hak Asasi Politik / Political Right?

4. Di dalam negara konstitusional, pemerintah dalam menjalankan kekuasaannya harus


dibatasi agar tidak dilakukan secara sewenang - wenang, namun masih banyak negara
yang berdasarkan konstitusi menjalankan kekuasaannya secara sewenang - wenang.
Jelaskan pendapat saudara terkait permasalahan tersebut

5. Secara filosofis, konstitusi suatu negara dalam jangka waktu tertentu harus diubah.
Jelaskan apa yang saudara ketahui mengenai hal tersebut
Nama : Ni Kadek Maylita Anju Nareswari

NIM : 220030431

Kelas : BF223

Jawaban :

1. Menurut pendapat saya ada beberapa faktor-faktor yang dapat menyebabkan


beberapa saudara kita tidak merasakan kemerdekaan dalam memeluk agama dan
kepercayaan yang diyakini. Contohnya :
- Pembatasan Hukum dan Kebijakan Pemerintah: Beberapa negara menerapkan
hukum dan kebijakan yang membatasi kebebasan beragama. Mereka mungkin
mengenakan hukuman atau diskriminasi terhadap individu atau kelompok yang
tidak mengikuti agama yang dominan atau yang tidak diakui oleh negara
tersebut. Hal ini dapat mencakup larangan membangun tempat ibadah,
mempraktikkan keyakinan agama tertentu, atau memaksakan aturan dan prinsip
agama pada warga negara.
- Ketegangan Etnis dan Agama: Konflik etnis dan agama dapat menjadi hambatan
bagi kebebasan beragama. Ketika terdapat ketegangan atau konflik antara
kelompok-kelompok etnis atau agama yang berbeda, individu-individu yang
tergabung dalam kelompok minoritas mungkin menghadapi tekanan sosial,
ancaman, atau kekerasan jika mereka mengungkapkan keyakinan agama mereka
secara terbuka.
- Radikalisasi dan Ekstremisme Agama: Adanya kelompok-kelompok ekstremis
yang menggunakan agama sebagai dasar ideologi mereka dapat membatasi
kebebasan beragama. Mereka mungkin memaksa individu-individu untuk
mengikuti keyakinan mereka sendiri atau menerapkan tindakan kekerasan
terhadap mereka yang tidak sejalan dengan pandangan mereka.
- Ketidakadilan Sosial dan Ekonomi: Ketidakadilan sosial dan ekonomi juga dapat
mempengaruhi kebebasan beragama. Ketika individu dan kelompok-kelompok
tertentu dianiaya atau disingkirkan secara sistematis karena alasan sosial atau
ekonomi, mereka mungkin tidak dapat merasakan kebebasan dalam memilih
atau mempraktikkan agama mereka.
- Budaya dan Tradisi Lokal: Dalam beberapa kasus, budaya dan tradisi lokal yang
kuat dapat membatasi kebebasan beragama. Ketika nilai-nilai dan praktik agama
yang dianggap asing atau bertentangan dengan tradisi lokal, individu-individu
mungkin menghadapi tekanan dari masyarakat mereka sendiri untuk mematuhi
norma-norma tradisional.
2. Ketahanan Nasional Indonesia mengacu pada kondisi dinamis dan terintegrasi dari
Bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan baik dari luar maupun dari dalam
negeri. Ketahanan nasional mencakup berbagai aspek kehidupan nasional, termasuk
politik, ekonomi, keamanan, sosial, budaya, dan pertahanan. Berikut adalah uraian
mengenai ketahanan nasional Indonesia dalam menghadapi tantangan tersebut :
1. Tantangan Luar Negeri ;
a. Keamanan Regional: Ketahanan nasional Indonesia harus menghadapi
berbagai ancaman keamanan regional seperti konflik teritorial, radikalisme,
terorisme, dan perdagangan ilegal. Indonesia harus memperkuat kerja sama
regional dan memelihara hubungan baik dengan negara-negara tetangga
untuk menjaga stabilitas dan keamanan regional.
b. Perubahan Politik Global: Perubahan politik global, seperti ketegangan antara
negara-negara besar atau pergeseran kekuatan, dapat berdampak pada
stabilitas dan kepentingan nasional Indonesia. Ketahanan nasional melibatkan
diplomasi yang efektif dan pengambilan kebijakan yang cerdas untuk
menjaga kepentingan nasional dalam konteks dinamika politik global.
c. Bencana Alam: Indonesia berada di kawasan yang rawan terhadap bencana
alam, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan banjir.
Ketahanan nasional melibatkan upaya pengurangan risiko bencana,
peningkatan kapasitas tanggap bencana, dan pemulihan pasca-bencana yang
efektif.
2. Tantangan Dalam Negeri :
a. Pemberontakan dan Separatisme: Beberapa daerah di Indonesia menghadapi
tantangan dalam bentuk pemberontakan atau gerakan separatisme.
Ketahanan nasional melibatkan upaya untuk memperkuat integritas nasional,
memperbaiki hubungan antar-daerah, dan mempromosikan inklusivitas dan
keadilan sosial.
b. Ekonomi dan Kesejahteraan: Ketahanan nasional mencakup penguatan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tantangan dalam
negeri meliputi kemiskinan, kesenjangan ekonomi, pengangguran, dan
ketidakstabilan ekonomi. Upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan, pembangunan manusia yang inklusif, dan pengurangan
kesenjangan adalah bagian dari ketahanan nasional.
c. Radikalisme dan Ekstremisme: Ancaman radikalisme dan ekstremisme
ideologi dapat mengganggu ketahanan nasional. Upaya dalam mengatasi
masalah ini melibatkan pendidikan yang inklusif, dialog antaragama dan
antarbudaya, serta penegakan hukum yang tegas terhadap kelompok-
kelompok yang melanggar hukum dan mengancam stabilitas sosial.

3. Contoh Hak Asasi Politik/Political Right yaitu :

- Kebebasan berpendapat

- Hak memilih dan dipilih

- Kebebasan Pers

- Hak perlindungan hukum

- Hak untuk menjadi warga negara

- Hak untuk mengajukan petisi


4. Menurut pendapat saya terkait permasalahan tersebut adalah penerapan konstitusi yang
mengikat pemerintah merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga pembatasan
kekuasaan daerah. Konstitusi berfungsi sebagai landasan hukum yang mengatur batasan-
batasan dan kewenangan pemerintah, serta menjamin hak-hak individu dalam masyarakat.
Sayangnya, meskipun banyak negara memiliki konstitusi yang menetapkan batasan-
batasan tersebut, masih ada situasi di mana pemerintah melanggar prinsip-prinsip
konstitusional dan bertindak secara sewenang-wenang. Hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti kurangnya kepatuhan terhadap konstitusi, lemahnya sistem
hukum, kurangnya kontrol dan keseimbangan kekuasaan, atau ketidakmampuan institusi
penegak hukum untuk menegakkan aturan. Pemerintah yang menjalankan kekuasaannya
secara sewenang-wenang dapat mengancam prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum,
dan hak asasi manusia. Hal ini dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap kebebasan
berpendapat, kebebasan pers, hak atas keadilan, atau hak-hak politik lainnya. Untuk
mengatasi masalah ini, penting bagi negara untuk memperkuat sistem hukum dan menjaga
independensi lembaga penegak hukum. Selain itu, masyarakat sipil juga memiliki peran
penting dalam mengawasi pemerintah dan memperjuangkan kebebasan dan keadilan.
Organisasi hak asasi manusia, media yang independen, dan partisipasi aktif warga negara
dalam proses politik juga sangat penting untuk menjaga pembatasan kekuasaan
pemerintah.

5. Secara filosofis, konstitusi suatu negara dalam jangka waktu tertentu memang perlu
diubah atau disesuaikan dengan perkembangan sosial, politik, dan budaya yang terjadi
dalam masyarakat. Konstitusi merupakan perjanjian sosial yang mengatur dasar-dasar
negara, hak-hak dan kewajiban warga negara, serta pembagian kekuasaan antara institusi
pemerintah.

Perubahan konstitusi bisa terjadi karena beberapa alasan, seperti:

- Perubahan dalam tuntutan dan kebutuhan masyarakat: Konstitusi harus


mencerminkan nilai-nilai, aspirasi, dan tuntutan masyarakat pada zamannya.
Dalam perkembangan sosial dan politik, mungkin muncul isu-isu baru yang
belum diatur dalam konstitusi sebelumnya, seperti hak-hak LGBT, perlindungan
lingkungan, atau teknologi baru. Dalam hal ini, perubahan konstitusi diperlukan
untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut.
- Perbaikan dan peningkatan perlindungan hak asasi manusia: Konstitusi harus
mampu memberikan perlindungan yang kuat terhadap hak asasi manusia. Jika
ada kekurangan atau kelemahan dalam perlindungan hak-hak tersebut, maka
perubahan konstitusi dapat dilakukan untuk memperbaikinya. Contohnya,
penghapusan diskriminasi rasial dalam konstitusi yang dulunya mengakui sistem
apartheid di Afrika Selatan.
- Perubahan dalam struktur pemerintahan: Dalam beberapa kasus, perubahan
konstitusi dapat terjadi ketika ada keinginan untuk mengubah struktur atau
sistem pemerintahan. Misalnya, peralihan dari monarki absolut menjadi monarki
konstitusional atau dari sistem presidensial menjadi parlementer.
- Perubahan kebutuhan politik: Perubahan dalam keadaan politik, seperti
munculnya partai politik baru atau pergeseran opini publik, dapat menjadi alasan
untuk memperbarui konstitusi. Hal ini dapat mencakup pengaturan terkait sistem
pemilihan, pembagian kekuasaan, atau penegakan hukum.
Proses perubahan konstitusi biasanya melibatkan proses legislatif yang
melibatkan lembaga legislatif atau badan khusus, seperti konvensi konstitusi.
Dalam beberapa negara, perubahan konstitusi juga memerlukan persetujuan
melalui referendum rakyat. Namun, perlu diingat bahwa perubahan konstitusi
harus dilakukan dengan hati-hati dan melibatkan konsensus yang luas dalam
masyarakat. Konstitusi yang terlalu sering diubah dapat mengurangi stabilitas
dan konsistensi hukum. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara
fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan, serta
stabilitas untuk menjaga prinsip-prinsip dasar yang mendasari konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai