Anda di halaman 1dari 9

Buletin Kaffah, No.

300
19 Dzulhijjah 1444 H
7 Juli 2023 M

HAJI MABRUR
PENGGERAK PERUBAHAN

U sai sudah rangkaian ibadah haji yang dilakukan oleh


jamaah haji sedunia di Tanah Suci pada tahun 1444
H/2023 M ini. Sebagian jamaah haji pun secara berge-
lombang sudah mulai kembali ke negerinya masing-masing.
Pada tahun ini diperkirakan ada dua juta jamaah haji dari
berbagai negara hadir di Tanah Suci. Tak ada harapan dan cita-
cita para jamaah haji saat berangkat ke Tanah Suci selain ingin
mendapatkan predikat haji mabrur. Balasan haji mabrur tidak
lain adalah surga. Demikian sebagaimana sabda Rasulullah
saw.:
ْ ‫ﺲ ﻟَﻪُ َﺟَﺰاءٌ إِﻻﱠ‬
ُ‫اﳉَﻨﱠﺔ‬ َ ‫ور ﻟَْﻴ‬
ُ ُ‫اﳊَ ﱡﺞ اﻟْ َﻤ ْﱪ‬
ْ
Haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga (HR al-Bukhari
dan Muslim).

01
Karena itu haji adalah salah satu ibadah yang utama. Ibadah
haji bahkan memiliki keutamaan besar yang sejajar dengan
jihad fi sabilillah. Nabi saw. bersabda:
ِ‫اﳊﺎ ﱡج واﻟْﻤﻌﺘ ِﻤﺮ وﻓْ ُﺪ ﱠ‬ ِ‫اﻟْﻐَﺎ ِزى ِﰱ ﺳﺒِ ِﻴﻞ ﱠ‬
ُ‫َﺟﺎﺑُﻮﻩُ َو َﺳﺄَﻟُﻮﻩ‬
َ ‫ﺎﻫ ْﻢ ﻓَﺄ‬
ُ ‫اﻪﻠﻟ َد َﻋ‬ َ ُ َ ْ ُ َ َْ ‫اﻪﻠﻟ َو‬ َ
‫ﺎﻫ ْﻢ‬
ُ َ‫َﻋﻄ‬
ْ ‫ﻓَﺄ‬
Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji dan
orang yang berumrah adalah tamu-tamu Allah. Allah mengun-
dang mereka, mereka pun memenuhi undangan-Nya. Lalu mere-
ka meminta kepada Allah, Allah pun memenuhi permintaan
mereka (HR Ibnu Majah).

Rasulullah saw. pun pernah ditanya tentang amal yang


paling utama. Beliau menjawab;
‫ﺎل‬
َ َ‫ﻴﻞ ﰒُﱠ َﻣﺎذَا ﻗ‬ِ ِ‫ﺎل ِﺟﻬﺎد ِﰱ ﺳﺒِ ِﻴﻞ ﱠ‬ ِ ِِ ِ ِ ِ
َ ‫ ﻗ‬. ‫اﻪﻠﻟ‬ َ ٌ َ َ َ‫ﻴﻞ ﰒُﱠ َﻣﺎذَا ﻗ‬
َ ‫ ﻗ‬. ‫إﳝَﺎ ٌن ﺎﺑ ﱠﻪﻠﻟ َوَر ُﺳﻮﻟﻪ‬
ٌ ُ‫َﺣ ﱞﺞ َﻣ ْﱪ‬
‫ور‬
“Mengimani Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi,
“Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.”
Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” Beliau kem-
bali menjawab,“Haji mabrur.” (HR al-Bukhari).

02
Hakikat Haji Mabrur
Menurut Imam al-Qurthubi, haji mabrur adalah orang yang
berhaji tanpa bermaksiat kepada Allah, baik saat menunai-
kannya maupun setelahnya. Mengutip Imam Hasan al-Bashri,
haji mabrur adalah yang pelakunya, setelah menunaikan iba-
dah haji, menjadi zuhud terhadap dunia dan menginginkan
akhirat (surga) (Lihat: al-Qurthubi, Tafsîr al-Jāmi’ Li Ahkām al-
Qur’ān, 2/408).
Secara garis besar para ulama menjelaskan bahwa orang
yang berhak mendapatkan status haji mabrur adalah mereka
yang tidak mencampur ibadah haji dengan kemaksiatan dan
tidak melakukan lagi kemaksiatan usai berhaji. Karena itu ten-
tu tidak pantas seseorang mendapatkan predikat haji mabrur
jika selama menunaikan ibadah haji melakukan tindak ke-
mungkaran; misalnya berangkat dengan uang haram seperti
hasil riba, suap, korupsi, merampas aset milik rakyat, dll. Ia pun
tidak patut mendapatkan status haji mabrur jika usai menunai-
kan ibadah haji justru kembali menceburkan diri dalam kemak-
siatan seperti menelantarkan hukum-hukum Allah SWT, meng-
kriminalisasi ajaran Islam, menghalang-halangi dakwah pene-
rapan syariah Islam, berkolusi dengan korporasi merampas
aset milik umat seperti hutan, pertambangan, dsb.

03
Haji: Agenda Politik Akbar
Patut untuk dihayati oleh umat bahwa berhaji bukan saja
memenuhi dimensi ruhiyah (spiritual). Ibadah haji juga meme-
nuhi dimensi siyâsiyah (politik) dan perjuangan. Di antaranya,
dalam ibadah haji tercermin keberhasilan Islam menjadi ideo-
logi yang melebur umat manusia menjadi satu kesatuan tanpa
perbedaan suku, ras, warna kulit maupun strata sosial. Tanah
Suci menjadi tempat peleburan (melting point) raksasa untuk
seluruh umat manusia. Demikian sebagaimana firman Allah
SWT:
‫ﲔ ِﻣﻦ ُﻛ ِّﻞ ﻓَ ٍّﺞ‬ ِ ِ َ ‫ﻮك ِرﺟﺎﻻً وﻋﻠَ ٰﻰ ُﻛ ِﻞ‬
َ ‫ﺿﺎﻣ ٍﺮ َ�ﺗ‬ ّ ِ ‫َوأَِذّن ِﰲ ٱﻟﻨ‬
َ َ َ َ ُ‫ﱠﺎس ﺑِﭑﳊَ ِّﺞ َ�ﺗ‬
‫َﻋ ِﻤ ٍﻴﻖ‬
Serulah manusia untuk mengerjakan ibadah haji, niscaya mere-
ka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengen-
darai unta yang kurus. Mereka datang dari segenap penjuru
yang jauh (TQS al-Hajj [22]: 27).

Saat Haji Wada’ kita mendapati Rasulullah saw. menyam-


paikan khutbah yang berisi pesan-pesan politik dan spiritual
yang menggugah umat. Ada sejumlah poin penting dalam
Khutbah Wada’ yang beliau sampaikan: Pertama, darah dan
harta sesama Muslim terpelihara. Kedua, kewajiban menunai-
kan amanat, termasuk di dalamnya amanah kekuasaan untuk

04
melayani dan melindungi umat. Ketiga, sistem ekonomi ribawi
dihapuskan untuk selamanya. Keempat, menjaga aturan Islam
dalam rumah tangga dan kewajiban mendidik istri. Kelima,
kewajiban umat menjaga persatuan dan kesatuan. Keenam,
kewajiban berpegang teguh pada Kitabullah dan Sunnah Nabi
saw. jika tidak ingin tersesat dan sebaliknya umat akan ter-
sesat jika berpaling pada ajaran dan sistem kehidupan selain
Islam.
Pada momen Haji Wada’ juga turun firman Allah SWT berisi
ketetapan-Nya tentang kesempurnaan Islam sebagai sistem
kehidupan:
ِ ِ ِ
ُ ‫ﺖ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻧ ْﻌ َﻤ ِ ْﱵ َوَرﺿْﻴ‬
‫ﺖ ﻟَ ُﻜ ُﻢ اﻹْ ْﺳﻼَ َم‬ ُ ‫ﺖ ﻟَ ُﻜ ْﻢ دﻳْـﻨَ ُﻜ ْﻢ َواَْﲤَ ْﻤ‬
ُ ‫اَﻟْﻴَـ ْﻮَم اَ ْﻛ َﻤ ْﻠ‬
‫ِدﻳْـﻨًﺎ‬
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian,
telah Kucukupkan nikmat-Ku untuk kalian dan telah Kuridhai
Islam sebagai agama kalian (TQS al-Maidah [5]: 3).

Ayat ini seharusnya dijiwai oleh setiap Muslim, khususnya


para jamaah haji, bahwa pada momen itulah Allah SWT telah
menetapkan Islam sebagai sistem kehidupan yang sempurna
dan menyeluruh. Bukan saja mengatur ritual ibadah haji, tetapi
juga mengatur semua aspek kehidupan. Karena itu tak ada
aturan hidup yang sepatutnya dijadikan pilihan oleh kaum

05
Muslim selain aturan Islam. Bukan hanya untuk ritual ibadah,
tetapi juga untuk kehidupan sosial, ekonomi, politik dan kene-
garaan. Semua harus diatur oleh syariah Islam.

Haji: Inspirasi Perjuangan


Pada masa penjajahan mencengkeram Dunia Islam, ibadah
haji menjadi salah satu stimulus yang menggerakkan sema-
ngat anti kolonialisme dan mendorong persatuan umat untuk
melawan para penjajah. Di Tanah Air, salah satunya tercermin
dalam peristiwa pemberontakan petani Banten 1888 yang
dipimpin sejumlah tokoh haji melawan penjajah Belanda. Me-
reka terinspirasi dari pengalaman para tokoh umat saat mere-
ka berada di Makkah.
Sejak itu, pemerintah kolonial Belanda mulai waspada dan
berinisiatif untuk menyelidiki alasan orang-orang di Nusantara
secara tiba-tiba memiliki watak revolusioner setelah kembali
dari ibadah haji. Bahkan seperti diakui Snouck Hurgronje,
“Para haji adalah wabah masyarakat pribumi. Mereka mendo-
rong penduduk asli untuk melawan, menabur fanatisme dan
kebencian terhadap orang Eropa."
Snouck yang kemudian diutus ke Makkah untuk
mengetahui apa yang terjadi dalam agenda haji menyaksikan
orang-orang dari seluruh Nusantara membicarakan tentang
perlawanan Aceh terhadap orang Belanda. Kisah legendaris

06
tersebar bahwa salah satu pejuang Aceh telah membunuh
sebanyak 17.000 tentara Belanda. Hal ini membangkitkan
kesadaran untuk melawan kolonialisme di wilayah-wilayah
Islam.
Snouck yang kemudian dideportasi dari Makkah, langsung
menyarankan kepada pemerintah kolonial Belanda kebijakan
pembatasan ibadah haji. Dia juga mendorong pemerintah
kolonial Belanda untuk memeriksa para jamaah yang baru
pulang dari ibadah haji, khawatir mereka terjangkiti ideologi
kemerdekaan dan berinisiatif melakukan pemberontakan.
Ibadah haji dan pelaksanaannya diatur dalam Staatsblad 1903.
Pada tahun 1916, jamaah yang telah melaksanakan ibadah
haji mendapatkan ‘ujian haji’. Ini sebenarnya adalah screening
untuk jamaah yang ditakutkan membawa pikiran revolusi per-
juangan melawan kolonial Belanda. Mereka yang lulus kemu-
dian diberi gelar haji bahkan diberi pakaian khusus haji seperti
peci dan jubah putih. Tujuannya agar kaum penjajah dapat
mengawasi mereka. Snouck Hurgronje menyebut para haji sa-
ma seperti mesiu yang sewaktu-waktu berpotensi untuk
melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial.
Inspirasi perjuangan inilah yang diharapkan kembali muncul
dalam setiap pelaksanaan ibadah haji. Ketika kaum Muslim
dari segenap penjuru dunia berkumpul mereka dapat mence-
ritakan kondisi negeri mereka masing-masing, bahwa akibat

07
ketiadaan Khilafah Islamiyah sebagaimana saat ini, umat di-
cengkeram oleh neoimperialisme (penjajahan gaya baru). Poli-
tik, militer, ekonomi, sosial, budaya mereka dikendalikan oleh
asing. Umat pun dapat berbagi kisah derita saudara seiman di
India, Myanmar, Cina, Palestina, Suriah, dll. Demikian pula kon-
disi Irak atau Libya yang porak-poranda akibat agresi militer
Amerika Serikat dan sekutunya.
Kaum Muslim bisa saling bertukar informasi bagaimana
para penguasa kaum Muslim hari ini justru melayani asing dan
aseng, membiarkan mereka menguasai kekayaan alam, serta
menjadikan peradaban Barat sebagai budaya mereka. Per-
gaulan bebas, minuman keras, bahkan LGBT dibiarkan meru-
yak masuk ke tengah umat. Pada saat yang sama hukum-
hukum Islam ditelantarkan.
Semua itu tidak lain karena selain mewajibkan ibadah haji,
Allah SWT juga telah mewajibkan dakwah untuk memper-
juangkan agama-Nya. Bahkan ketika Nabi saw. menyebutkan
jihad sebagai amal yang utama di atas ibadah haji, kedudukan
berdakwah di hadapan penguasa yang zalim justru disebut
oleh Nabi saw. sebagai jihad yang paling utama. Beliau
bersabda:
ٍ َ‫اﳉِﻬ ِﺎد َﻛﻠِﻤﺔُ ﻋ ْﺪ ٍل ﻋِْﻨ َﺪ ﺳ ْﻠﻄ‬
‫ﺎن َﺟﺎﺋٍِﺮ‬ ُ َ َ َ ْ ‫ﻀ ُﻞ‬ َ ْ‫أَﻓ‬
Jihad yang paling utama ialah menyatakan kebenaran di hada-
pan penguasa zalim (HR Abu Dawud).

08
Karena itu kaum Muslim yang berhaji harus merasa
terpanggil pula untuk berdakwah memperjuangkan Islam. Ini
karena, sebagaimana ibadah haji, dakwah memperjuangkan
Islam juga memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah. Karena
itu pula janganlah umat berpuas diri usai menunaikan haji.
Sebabnya, masih banyak kewajiban yang lebih utama yang
harus ditunaikan kaum Muslim. Salah satunya adalah menye-
rukan kewajiban penerapan syariah Islam secara kâffah dalam
institusi pemerintahan Islam, yakni Khilafah Islamiyah.
WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. []

HIKMAH:

Imam Hasan al-Bashri rahimahulLâh berkata:

ِ‫ﺎﺣﺒُﻪُ َز ِاﻫ ًﺪا ِﰲ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ راﻏِﺒًﺎ ِﰲ اْﻵ ِﺧﺮة‬


ِ ‫اﳊ ﱡﺞ اﻟْﻤﱪور ﻫﻮ أَ ْن ﻳـﺮِﺟﻊ ﺻ‬
َ َ َْ َ ُ ُ ُ ْ َ َْ
َ َ
Haji mabrur itu adalah orang yang kembali dari berhaji menjadi
zuhud terhadap dunia dan merindukan akhirat (surga).
(Ibnu Rajab, Lathâ’if al-Ma’ârif, 1/62, Maktabah Syamilah). []

09

Anda mungkin juga menyukai