Naskah khutbah Jumat ini mengingatkan kepada para jamaah untuk senantiasa menata niat suci dalam hati untuk menjalankan ibadah haji
ke tanah suci. Niat menjadi pondasi yang kuat agar ibadah haji yang dilakukan benar-benar sesuai dengan tujuannya. Jika haji tidak diniati
dengan benar, maka ibadah haji maka menjadi seperti bangunan yang tidak sesuai dengan desain awal, mudah rusak dan tidak memberi
manfaat bagi pemiliknya.
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Sucikan Hati Pergi Haji ke Tanah Suci." Untuk mencetak naskah khutbah Jumat
ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).
Khutbah I
َأ ْشَهُد َأ ْن َلا ِاٰلَه َّلِا ا اللُه اْلَمِلُك اْلُقُّد ْوُس الَّس َلاُم َوَأ ْشَهُد َأ َّن. َوَعٰلى ٰاِلِه َوَأ ْص َحاِبِه اْلِكَراِم. َوالَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعٰلى َسِّيِدَنا ُمَحَّمٍد َخْيِر اْلَأ َناِم. َاْل َحْمُد ِلّٰلِه اَّلِذْي َأ ْنَعَمَنا ِبِنْعَمِة اْلِإ ْيَماِن َواْلِإ ْس َلاِم
َسِّيَدَنا َوَحِبْيَبَنا ُمَحَّمًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه َصاِحُب الَّش َرِف َواْلِإ ْحِتَراِم
َقاَل، َواْعَمُلوا الَّص اِل َحاِت َواْج َتِنُبوا اْلُمْنَكَراِت َواْذُكُروا اللَه ِفي َأ َّي اٍم َمْعُلْوَمٍت َواْش ُكُرْوا ِلّٰلِه اَّلِذْي ِبِنْعَمِتِه َتِتُّم الَّص اِل َحاُت، ِاَّتُقْو اللَه. ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه َفَقْد َفاَز اْلُمَّتُقْوَن،َأ َّم ا َبْعُد
ِفْيِه ٰاٰيٌۢت َبِّيٰنٌت َّم َقاُم ِاْبٰرِهْيَم ۚە َوَمْن َدَخَلٗه َكاَن ٰاِمًنۗا َوِلّٰلِه َعَلى الَّناِس ِح ُّج اْلَبْيِت َمِن اْس َتَطاَع ِاَلْيِه َس ِبْيًلۗا َوَمْن َكَفَر َفِاَّن الّٰلَه َغِنٌّي َعِن اْلٰعَلِمْيَن:اللُه َتَعاَلى
Baca Juga:
Khutbah Idul Adha: Tiga Pelajaran Utama Hari Raya Kurban
Baca Juga:
Rukun-Rukun Khutbah dan Penjelasannya
Artinya: “Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS: Al-Baqarah: 197)
Takwa juga merupakan bekal yang paling baik bagi saudara-saudara kita yang akan pergi menunaikan rukun Islam yang kelima yakni
ibadah haji. Ayat ini merupakan bagian atau rangkaian ayat yang di dalamnya mengingatkan kepada mereka yang akan berangkat haji
untuk menyiapkan bekal dengan baik dan menghindari larangan-larangan selama menjalankan ibadah haji.
١٩٧ َاْلَحُّج َاْشُهٌر َّم ْعُلْوٰمٌۚت َفَمْن َفَرَض ِفْيِهَّن اْلَحَّج َفَلا َرَفَث َوَلا ُفُسْوَق َوَلا ِجَداَل ِفى اْلَحِّۗج َوَما َتْفَعُلْوا ِمْن َخْيٍر َّيْعَلْمُه الّٰلُۗه َوَتَزَّو ُدْوا َفِاَّن َخْيَر الَّزاِد الَّتْق ٰو ۖى َواَّتُقْوِن ٰٓي ُاوِلى اْلَاْلَباِب
Artinya: “(Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan)
itu, janganlah berbuat rafaṡ, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti)
Allah mengetahuinya. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang
mempunyai akal sehat.”
Dalam ayat ini ditegaskan juga bahwa orang-orang yang sedang mengerjakan haji dilarang bersetubuh, mengucapkan kata-kata keji,
melanggar larangan-larangan agama, berolok-olok, bermegah-megah, bertengkar, dan bermusuhan. Semua perhatian semata-mata
ditujukan untuk berbuat kebaikan. Hati dan pikiran jamaah haji hanya tercurah kepada ibadah, mencari keridhaan Allah, dan selalu
mengingat-Nya.
Oleh karenanya penting bagi umat Islam yang akan berhaji untuk menata niat hanya karena Allah. Hal ini sudah diingatkan oleh Allah
secara tersurat dan tersirat dengan dua ayat perintah haji yang diiringi dengan kata-kata ‘lillah’ yang bermakna ‘untuk Allah’. Ayat pertama
termaktub dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 97:
َوِللِه َعَلى الَّناِس ِح ُّج اْلَبْيِت َمِن اْس َتَطاَع ِإ َلْيِه َسِبيًلا
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke
Baitullah,”
Niat ini penting ditanamkan karena menjadi bagian tak terpisahkan dari muamalah-muamalah kita khususnya muamalah ibadah. Sebuah
hadits Rasululullah saw yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi menyebutkan:
Dari hadits ini ditegaskan bahwa niat menjadi kunci dalam melaksanakan sebuah aktivitas yang dalam konteks ini adalah ibadah haji.
Diibaratkan, haji itu seperti angka 0 dan niat seperti angka 1. Sebanyak apapun kita berhaji, jika tidak diawali dengan niat yang benar,
maka ibadah haji yang dilaksanakan tidak akan ada nilainya seperti angka 0 berbaris. Namun ketika kita mengawali ibadah haji dengan
×niat yang benar, maka kita seperti mengawali barisan angka 0 dengan angka 1 di depannya sehingga menjadikannya sebagai angka yang
memiliki nilai dan bermakna.
Ketika haji dilaksanakan dengan baik maka Allah pasti akan mencatatnya dan akan dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Di
antara balasan bagi orang yang menunaikan ibadah haji disebutkan dalam hadits Rasulullah saw:
Artinya, “Haji mabrur tiada balasan lain kecuali surga.’ (HR Ahmad).
َو َصْوِم َرَمَضاَن رواه البخاري و مسلم، َو َحِّج اْلَبْيِت، َو ِإ ْيَتاِء الَّزَكاِة، َو ِإ َقاِم الَّص َلاِة، َشَهاَدِة َأ ْن َلا ِإ ٰلَه ِإ َّل ا اللُه َو َأ َّن ُمَحَّمًدا َرُسْوُل اللِه: ُبِنَي اْلِإ ْس َلاُم َعَلى َخْمٍس
Artinya: "Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu persaksian bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Dengan menyempurnakan Islam kita, maka secara otomatis kita menyatakan pengakuan bahwa kita adalah hamba Allah yang memang
diciptakan ke dunia tidak lain untuk beribadah kepada-Nya. Selain itu, komitmen menyempurnakan keislaman dengan berangkat haji juga
merupakan wujud syukur atas rezeki yang telah dianugerahkan Allah yang kemudian digunakan untuk hal-hal yang diridhai-Nya.
Yakinlah, harta yang kita keluarkan di jalan Allah, diiringi rasa bersyukur tidak akan mengurangi harta yang kita miliki. Justru sebaliknya,
Allah akan menambahkan terus nikmat dan rezeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka jika kita menggunakan harta kita
untuk kepentingan ibadah. Allah berfirman:
٢٦١ َمَثُل اَّلِذْيَن ُيْنِفُقْوَن َاْمَواَلُهْم ِفْي َس ِبْيِل الّٰلِه َكَمَثِل َحَّبٍة َاْۢنَبَتْت َسْبَع َس َناِبَل ِفْي ُكِّل ُسْۢنُبَلٍة ِّماَئُة َحَّبٍۗة َوالّٰلُه ُيٰض ِعُف ِلَمْن َّيَشۤا ُۗء َوالّٰلُه َواِسٌع َعِلْيٌم
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji
(benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 261).
ِإ َّنُه ُهَو اْلَغُفْوُر الَّرِحْيُم، َفاْس َتْغِفُرْوُه،َأ ُقْوُل َقْوِلْي ٰهَذا َوَأ ْس َتْغِفُر اللَه ِلْي َوَلُكْم
Khutbah II
َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُمَحَّمًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه، َأ ْشَهُد َأ ْن َّل ا ِإ ٰلَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه َلا َشِرْيَك َلُه. َوَعَلى ٰاِلِه َوَأ ْص َحاِبِه َأ ْهِل اْلَوَفا، َوُأ َصِّلْي َوُأ َسِّلُم َعَلى َسِّيِدَنا ُمَحَّمٍد اْلُمْص َطَفى،َاْل َحْمُد ِلّٰلِه َوَكَفى
ِإ َّن اللَه َوَمَلاِئَكَتُه ُيَص ُّل وَن َعَلى: َأ َمَرُكْم ِبالَّص َلاِة َوالَّس َلاِم َعَلى َنِبِّيِه اْل َكِرْيِم َفَقاَل، ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه اْلَعِلِّي اْلَعِظْيِم َواْعَلُمْوا َأ َّن اللَه َأ َمَرُكْم ِبَأ ْمٍر َعِظْيٍم، َفَيا َأ ُّي َها اْلُمْس ِلُمْوَن،َأ َّم ا َبْعُد
لَاّٰلُهَّم َصِّل َعَلى َسِّيِدَنا ُمَحَّمٍد َوَعَلى آِل َسِّيِدَنا ُمَحَّمٍد َك َما َص َّلْيَت َعَلى َسِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم َوَعَلى آِل َسِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم َوَباِرْك َعَلى َسِّيِدَنا ُمَحَّمٍد، َيا َأ ُّي َها اَّلِذيَن آَمُنوا َص ُّل وا َعَلْيِه َوَس ِّلُموا َتْس ِليًما، الَّن ِبِّي
لَاّٰلُهَّم اْغِفْر ِلْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤِمِنْيَن َواْلُمْؤِمَناِت اْلَأ ْح َياِء ِمْنُهْم. ِفْي اْلَعاَلِمْيَن ِإ َّنَك َحِمْيٌد َمِجْيٌد،َوَعَلى آِل َسِّيِدَنا ُمَحَّمٍد َك َما َباَرْك َت َعَلى َسِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم َوَعَلى آِل َسِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم
ِمْن َبَلِدَنا َهَذا َخاَّص ًة َوِمْن ُبْلَداِن اْلُمْس ِلِمْيَن، َما َظَهَر ِمْنَها َوَما َبَطَن، اللهم اْدَفْع َعَّنا اْلَبَلاَء َواْلَغَلاَء َواْلَوَباَء َواْلَفْح َشاَء َواْلُمْنَكَر َواْلَبْغَي َوالُّس ُيْوَف اْلُمْخ َتِلَفَة َوالَّش َداِئَد َواْلِمَحَن، َواْلَأ ْمَواِت
ِإ َّنَك َعَلى ُكِّل َشْي ٍء َقِدْيٌر،َعاَّم ًة
َفاذُكُروا اللَه اْلَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم َوَلِذْكُر اللِه َأ ْك َبُر. َيِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم َتَذَّك ُرْوَن، إَّن اللَه َيْأ ُمُر ِباْلَعْدِل َواْلإْح َساِن ِإَو ْيَتاِء ِذي اْلُقْرَبى و َيْنَه ى َعِن الَفْح َشاِء َواْلُمْنَكِر َوالَبْغِي،ِعَباَد اللِه
TERKAIT
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Sabab-Sabab Tenang jeung Legana Hate Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Sagigireun Ngalap Ni’mat, Ulah Poho Hisab
Khutbah Akherat
Khutbah
Khutbah Jumat: 5 Kunci Ketenangan dan Kelapangan Hati Khutbah Jumat: 5 Pedoman Berperilaku di Media Sosial
Khutbah Khutbah
KHUTBAH LAINNYA
Khutbah Jumat Bahasa Mandailing: Sikap Denggan Rasulullah tu Alak Non Muslim
Khutbah
×
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Balesan keur Jalma Nu Milampah Dzolim
Khutbah
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Sagigireun Ngalap Ni’mat, Ulah Poho Hisab Akherat
Khutbah
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Tiga Wasiat ingkang Mulia Sakbibare Ramadhan
Khutbah
Khutbah Jumat Bahasa Mandailing: Mangisi Bulan Syawal Dohot Amalan Sunnah
Khutbah
TERPOPULER KHUTBAH
7 Khutbah Jumat Bahasa Mandailing: Sikap Denggan Rasulullah tu Alak Non Muslim
REKOMENDASI
Ketentuan Khusus dalam Mengurus Jenazah Janin, Kecelakaan, Ihram, dan Mati Syahid
Syariah
Mei 1971, Gus Dur Pulang Studi dari Timur Tengah dan Eropa
Fragmen
Kultum Ramadhan: Lailatul Qadar Malam Spesial Khusus Umat Nabi Muhammad
Ramadhan
TOPIK
×
OPINI
Ahmad Munji | Sabtu, 20 Mei 2023 Sholehudin Muhtadi Longsir | Kamis, 11 Mei 2023
Pilpres Turkiye 2023 dan Investasi Ideologis Erdogan Kepalsuan Nasab: Kajian Antropologis Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah
BERITA LAINNYA
Jakarta Bhayangkara Presisi bersama Pertamina Raih Runner-up di Final AVC Cup 2023
Nasional | Selasa, 23 Mei 2023
Serap Ratusan Juta Rupiah, Pembangunan Mushala NU Ranting Dlingo Bantul Usai
Daerah | Kamis, 18 Mei 2023
Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing SDM di Daerah, Menaker Apresiasi Hibah Lahan dari Pemda
Ketenagakerjaan | Rabu, 17 Mei 2023
Menaker Ida Tegaskan Pemerintah Percepat Pengesahan UU PPRT, Target Tahun Ini
Ketenagakerjaan | Senin, 15 Mei 2023
UPT Bahasa UNU Purwokerto Gelar Pemilihan Duta Bahasa Tahun 2023
Daerah | Jumat, 12 Mei 2023