Anda di halaman 1dari 16

Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.

1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

INTERNALIZATION OF PHILOSOPHICAL VALUE


“TEMBANG MACAPAT” IN GUIDANCE AND COUNSELING

Galang Surya Gumilang


Program Studi Bimbingan dan Konseling-Universitas PGRI Kediri
galangsuryagumilang@yahoo.com

Kata Kunci: Abstrak


Philosophical This article describes and discusses about “tembang macapat”
value, “Tembang and categorization of value in guidance and counseling,
Macapat”, assessment “tembang macapat” values and methods of guidance
Guidance and and counseling that can be used. “Tembang macapat” known as
Counseling local wisdom is worldwide. Philosophical value of “tembang
macapat” to be applied in area of education, especially guidance
and counseling with group counseling approach.
PENDAHULUAN Dengan pendidikan manusia
Pendidikan bagi kehidupan mentransfer kebudayaan untuk
manusia merupakan kebutuhan dimengerti dan dikuasai generasi
primer atau mutlak yang harus muda. Hal ini dapat diartikan proses
dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa perubahan dan punahnya identitas
pendidikan tidak mungkin suatu insan Indonesia adalah dampak dari
kelompok manusia dapat hidup rendahnya penggunaan
berkembang dengan cita-cita untuk identitas/tradisi itu sendiri. Hal ini
maju dan sejahtera. Hal ini sesuai akan mempengaruhi hilangnya
dengan tujuan pendidikan menurut pengetahuan tradisional, kearifan
Noor Syam (1986) proses pendidikan lokal, dan nilai-nilai budaya sebagai
adalah proses perkembangan yang sesuatu yang berharga. Dengan
teologis, bertujuan. Tujuan proses demikian berarti pula identitas lokal
perkembangan itu secara alamiah yang dalam arti luas berarti juga
ialah bertumbuh menuju ketingkat identitas dan karakter bangsa ikut
kedewasaan, kematangan. menghilang.
Sekolah berfungsi Dewasa ini seiring adanya
mentransformasi kebudayaan, globalisasi yang di tandai dengan
mengajarkan nilai-nilai kebudayaan. kemajuan dunia ilmu informasi dan
Sekolah berfungsi mentransformasi teknologi, memberikan banyak
budaya, artinya mengemas bentuk perubahan dan tekanan dalam segala
kebudayaan agar mampu bidang. Hal ini tidak diiringi dengan
mengimbangai kemajuan jaman kepekaan masyarakat untuk
dengan tidak mengurangi esensi mempertahankan jati diri dengan
kebudayaan itu sendiri.Noor Syam berbagai nilai budaya yang ada.
(1986) menjelaskan bahwa manusia Dampaknya banyak terjadi tawuran
sebagai Pembina kebudayaan. di kalangan siswa yang sering

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 62
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

diberitakan dalam media masa dalam Salah satu warisan budaya yang
aksi tawuran antar pelajar. Tidak ada di Indonesia khususnya daerah
dapat dipungkiri tingkat kedisiplinan jawa adalah macapat. Mungkin
siswa dipertanyakan yang tentu saja budaya tersebut sudah terasa asing di
ada hubungannya dengan aksi yang telinga generasi muda. Di sisi lain
mereka lakukan. Menurut Spring budaya tersebut memiliki peluang
(2002) bahwa disiplin bukanlah mengembangkan nilai-nilai positif
target utama, guru adalah pada generasi muda. Dari latar
pembimbing tingkah laku siswa yang belakang diatas, maka dalam
mengajarkan bagaimana bersikap makalah ini akan dikaji implikasi
dan membantu siswa membangun macapat dalam
self control. Maka jelaslah bahwa bimbingandankonseling.
guru/konselor memiliki peran yang
sangat penting dalam kehidupan dan PEMBAHASAN
kepribadian siswa. Tembang Macapat dan
Fungsi dan perannya yang begitu Kategorisasi Nilai dalam
penting, keberadaan tradisi harus Bimbingan dan Konseling
dikelola dengan baik dan Setiawan (2010) menjelaskan
bertanggung jawab dengan “macapat merupakan tembang klasik
memperhatikan sebab-sebab asli Jawa, dan pertama kali muncul
terjadinya perubahan dan kepunahan adalah pada awal jaman para Wali
tersebut. Disinilah peran pendidikan Songo, dimana para wali pada saat
termasuk BK dalam upaya pewarisan itu mencoba berdakwah dan
dan pengelolaan identitas insan mengenalkan Islam melalui budaya
Indonesia sangat dibutuhkan. Sistem dan diantaranya adalah tembang-
pendidikan harus mampu tembang macapatan ini”. Sunan
memberikan pembelajaran pada Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan
masyarakat tidak hanya terbatas pada Derajat serta Sunan Kudus adalah
hak dan kewajiban masyarakat untuk kreator awal munculnya tembang-
turut menjaga warisan budayanya, tembang macapat. Para Sunan
tetapi juga memupuk kesadaran menggunakan tembang untuk
bahwa sumber-sumber warisan memasukkan dan mengenalkan agam
budaya berada dalam pengelolaan islam di tanah jawa. Dari tembang-
masyarakatnya. Pendidikan harus tembang yang dibuat,
mampu memberikan kontribusi pada menggambarkan bahwa islam masuk
masyarakat bahwa pentingnya tradisi dengan santun dan damai tanpa
sebagai sumber ilmu pengetahuan peperangan. Sedangkan menurut
yang memperlihatkan keunikan- Poerwadarminta (dalam
keunikan lokal sebagai identitas Darusuprapta, 1989) “macapat
insan Indonesia. adalah nama jenis tembang yang

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 63
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

digunakan dalam gubahan puisi hasil 2. Kinanthi: Masa pembentukan


karya sastra Jawa Baru”. Apabila jatidiri dan meniti jalan menuju
diperhatikan dari asal-usul cita-cita.
bahasanya(kerata basa), macapat 3. Sinom: Adalah lukisan dari masa
berarti maca papat-papat (membaca muda, masa yang indah, penuh
empat-empat). Macapat merupakan dengan harapan dan angan-
puisi tradisional Jawa Baru yang angan.
dilagukan yang diikat dengan 4. Asmarandana: Menggambarkan
konvensi tertentu. Adapun konvensi masa-masa dirundung asmara.
itu adanya guru gatra (jumlah larik 5. Dhandhanggula: Gambaran dari
tiap baris), guru wilangan (jumlah kehidupan yang telah mencapai
suku kata dalam larik), dan guru lagu tahap kemapanan sosial,
(bunyi suku kata pada akhir larik). kesejahteraan telah tercapai,
Sebagai suatu pesan, macapat cukup sandang, papan dan
mempunayi ciri dan makna sendiri- pangan (serta tentunya terbebas
sendiri sesuai tujuan yang dari hutang piutang).
dimaksudkan. Hal ini dapat diartikan 6. Gambuh: Awal kata gambuh
bahwa setiap satu serat tembang adalah jumbuh/bersatu yang
macapat mempunyai tujuan dan artinya komitmen untuk
makna tersendiri serta berbeda satu menyatukan cinta dalam satu
sama lainnya yang secara langsung biduk rumah tangga.
membuat pesan yang berbeda-beda 7. Maskumambang: Buah hati
pula. Sesuai dengan maksud bagaikan emas segantang.
penciptanya. Berdasarkan jenis dan Menjadi tumpuan dan harapan
urutannya tembang macapat ini kedua orang tuannya mengukir
sebenarnya menggambarkan masa depan. Kelak jika sudah
perjalanan hidup manusia, tahap- dewasa jadilah anak berbakti
tahap kehidupan manusia dari mulai kepada orang tua, nusa dan
alam ruh sampai dengan bangsa.
meninggalnya. 8. Durma: Sebagai wujud dari rasa
Berikut ini rangkaian urut-urutan syukur kita kepada Allah maka
dari jenis tembang macapat menurut kita harus sering berderma,
Sawarna (2012): durma berasal dari kata
1. Mijil: Merupakan ilustrasi dari darma/sedekah berbagi kepada
proses kelahiran manusia, sesama.
mijil/mbrojol/mencolot dan 9. Pangkur: Pangkur atau mungkur
keluarlah jabang bayi bernama artinya menyingkirkan hawa
manusia. nafsu angkara murka, nafsu
negatif yang menggerogoti jiwa
kita.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 64
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

10. Megatruh: Megatruh atau megat watak tembang macapat sebagai


roh berarti terpisahnya nyawa berikut: Mijil (terharu, melayang
dari jasad kita, terlepasnya jauh), Kinanthi (senang, gembira,
ruh/nyawa menuju keabadian. kasih sayang), Sinom (gembira,
11. Pocung: (Pocong/dibungkus kain berwibawa), Asmarandana (sedih,
mori putih) Manakala yang rindu, prihatin), Dhandhanggula
tertinggal hanyalah jasad belaka. (manis, indah, gembira), Gambuh
Tiap-tiap tembang macapat (polos, jelas, apa adanya),
mempunyai tema/watak. Dalam Maskumambang (susah, sedih,
penggunaannya harus selaras dan terharu, prihatin), Durma
serasi dengan isinya. Keselarasan (bersemangat, keras, galak), Pangkur
inilah yang menciptakan keindahan (bergairah, gagah, perkasa),
pada tembang yang dilantunkan. Megatruh (kecewa, sedih, prihatin),
Darusuprapta (1989) merincikan Pocung (sedih).
Tabel 1.1. Contoh-contoh Macapat
MACAPAT TERJEMAHAN
Macapat Serat Kalatidha
Amênangi jaman edan, Menyaksikan zaman edan,
Ewuh âyâ ing pambudi, Serba salah dalam menyiasati,
Mèlu edan nora tahan, Ikut gila tidak tahan,
Yèn tan mèlu anglakon, Kalau tidak ikut melakukan,
Boyâ kaduman melik, Tidak akan kebagian,
Kalirên wêkasanipun, Kelaparan akhirnya,
Dilalah karsâ allah, Kalau sudah dikehendaki allah,
Begjâ-begjane kang lali, Seberuntung apa pun yang lupa
Luwih begjâ kang eling lawan waspâdâ. daratan,
Lebih beruntung yang sadar diri dan
waspada.
Macapat Kinanthi
Puniku nugraha agung, Bahwa sastra merupakan anugerah
Wruh rahsa marang Hyang Oti, agung,
Tan kenging yen winedharna, Dalam mengenal bersatunya rasa
Wit sastra tan nana muni, ketuhanan,
Liyane kang sastra cetha, Yang tak dapat dijelaskan,
Lire cetha wus anunggil, Pohon sastra tak ada yang berbunyi,
Nunggil rahseng Hyang Mulku, Kecuali sastra cetha,
Kang sipat Rabul Ngalamin, Arti cetha telah menyatu,
Kang mengkono sabuwana, Bersatunya rasa dengan Tuhan
Alam sahir alam kabir, Mahadiraja,
Titinen kang lwih tetela, Yang bersifat Merajai Alam
Purbaning slira pribadi, Semesta,
Seperti itulah seluruh jagad raya,
Kecil dan alam besar,
Diteliti dengan lebih jelas,

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 65
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

Diciptakannya dirimu sendiri.


Macapat Serat Jayalengkara
Prajng Medhang Kamulan winarni, Diceritakan mengenai kerajaan
Medhang Kamulan,
Narndrdi Sri Jayalengkara, Ketika sang raja agung Sri
Kang jumeneng nrepatin, Jayalengkara
Ambek santa budi alus, Yang bertahta sebagai raja
Nata dibya putus ing niti, Memiliki pikiran tenang dan berbudi
Asih ing wadya tantra, halus
Paramartng wadu, Raja utama pandai dalam ilmu
Widagdng mring kasudiran, politik
Sida sedya putus ing agal lan alit, Mengasihi para bala tentara
Sayang terhadap para wanita
Tan knger ing aksara. Teguh terhadap jiwa kepahlawanan
Berhasil dalam berkarya secara
lahiriah maupun batiniah
Tidak terpengaruh sihir.
Dari contoh diatas dapat ditarik
nilai-nilai budaya serta kategorisasi
sebagai nilai dalam bimbingan.
Tabel 1.2. Kategorisasi Nilai Budaya Macapat dalam Bidang Bimbingan
NILAI BUDAYA NILAI MAKNA FILOSOFIS
BIMBINGAN
Macapat: Serat Kalatidha Bimbingan pribadi Teguh pendirian
Bimbingan sosial Kejujuran
Bimbingan belajar Percaya pada Tuhan
Mawas diri
Macapat: Tembang Bimbingan pribadi Nilai keagamaan
Kinanthi Bimbingan sosial Tawakal
Bimbingan belajar Percaya pada Tuhan
Pasrah dan sadar diri
Macapat: Serat Bimbingan pribadi Memiliki pikiran tenang dan
Jayalengkara Bimbingan sosial Berbudi halus
Bimbingan belajar Pemimpin yang dapat
Menjadi panutan
Menghormati wanita
Terus berkarya
Berpikir rasional
Bertanggung jawab
Macapat dan masyarakat jawa dilakukan bertepatan dengan acara-
sangat erat kaitannya, hal ini dapat acara kemasyarakatan misalnya
dilihat dengan diselenggarakannya kelahiran bayi, pendirian lembaga,
pembacaan macapat atau yang sering atau hari-hari tertentu yang
disebut macapatan. Kegiatan ini dipandang mempunya hikmah

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 66
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

tersendiri. Darusuprapta (1989) Jawa dan kearifan lokal etnik Jawa


menjelaskan bahwa pergelaran karena dalam wacana tersebut
macapat banyak fungsinya “yakni terdapat konsep pemikiran atau cara
oleh seni dan olah rasa”. Dapat memandang masyarakat etnik Jawa
ditafsirkan bahwa oleh seni yang terhadap Tuhan, raja, negara,
dimaksud berkaitan dengan lingkungan, dan manusia lain yang
menembangkan macapat itu sendiri diungkapkan melalui tembang.
sedangkan olah rasa merupakan Menurut Setiyadi (2012)
peresapan makna baik yang tersurat “tembang bisa dipakai sebagai sarana
maupun tersirat (nilai). membangun kehalusan budi dan cita
Kajian Nilai-nilai Tembang rasa keindahan. Karena itu, jika
Macapat didalam larik-larik tembang itu
Di tengah gempuran budaya disisipkan ajaran-ajaran budi pekerti
barat dan timur yang menggempur yang luhur, maka dengan mudah
kita tak henti-henti, barat yang dapat diingat-ingat dan diterapkan
menawarkan liberalis dan hidup dalam kehidupan bermasyarakat”.
tanpa aturan serta unggah-ungguh, Senada dengan Ahmadi (2002)
dan budaya timur yang tak menerima memaparkan “pesan filosofisnya
perbedaan, yang selalu mengajak ialah bahwa manusia hidup yang
kekerasan untuk menentang dilengkapi dengan cipta, rasa, dan
perbedaan, ada baiknya kita kembali karsa itu adalah kodrati; dan akan
ke filosofi budaya sendiri yakni mendapat pencerahan jiwa dalam
macapat yang amat luhur dan jelas hidup bila tahu dan mengenal
sesuai dengan kehidupan kita yang hakikat; terhadap refleksi manifestasi
beragam, yang mengajarkan kearifan Tuhan (Ilahiah) dalam alam semesta
dan kehalusan budi, tatakrama yang sebagai realita ciptaanNya”.
agung, serta keharmonisan di tengah Tembang atau lagu merupakan
perbedaan. Hal ini sesuai dengan alunan nada yang dapat membuat
hasil penelitian Setiyadi (2010) suasana senang bagi yang
bahwa: (1) Sasmita dalam ketiga mendengarkan. Macapat banyak
wacana macapat berupa permintaan mengandung filosofi kehidupan.
kepada anak-cucu agar memiliki Kalau kita renungkan mengandung
perilaku yang baik, dan nilai yang amat dalam serta sarat
meninggalkan perilaku buruk. Selain akan khasanah-khasanah kearifan.
itu juga berupa tata hubungan antara Kategorisasi nilai budaya diatas
manusia dengan Tuhan, raja, negara, maka dapat disimpulkan bahwa
lingkungan, dan dengan manusia lain macapat mempunyai peran dan
dalam kehidupan sehari-hari etnkik pengaruh pada individu. Pemaknaan
Jawa; (2) ketiga wacana dapat tembang akan membuat individu
mengungkapkan sistem kognisi etnik meresapi kandungan nilai dalam

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 67
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

macapat. Hasil penelitian Afniati melakukan koreksi diri , percaya


(2013) diketahui bahwa: nilai moral takdir Allah, manusia tidak boleh
tembang macapat dalam buku Mѐga diseret ke jaman dan harus tetap
Mendung memiliki empat jenis, waspada, pemimpin harus mampu
yakni (a) nilai moral hubungan berfilosofi mati sajroning urip yaitu
manusia dengan Tuhan yang menyadari bahwa manusia hidup
meliputi: tawakal, menerima cobaan, seolah-olah ia sudah mati, tidak
pasrah kepada Tuhan, dan berdoa hanya memikirkan duniawi dan
kepada Tuhan; (b) nilai moral kebendaan.
hubungan manusia dengan sesama Dari berbagai macam makna
manusia yang meliputi: kasih sayang, filosofis dalam tabel 1.2 dan hasil
adil, sopan santun, menolong dengan penelitian diatas core dari
ikhlas, peduli dengan teman, gotong internalisasi macapat adalah dapat
royong, saling membantu, dan membentuk personality atau
tatakarma; (c) nilai moral hubungan kepribadian yang baik. Pada
manusia dengan diri sendiri yang umumnya, kepribadian mengupas
meliputi: rajin, selalu jujur, berhati- tentang individu khusus baik sifat
hati, rela berkorban, pantang yang ada pada seseorang individu
menyerah, pekerja keras, sabar, mau seperti cara berfikir, bertindak,
menerima, menjalankan kewajiban, emosi, berpersepsi yang dapat
pemberani, dan bertekad kuat; (d) membedakannya dengan orang lain.
nilai moral hubungan manusia Mayer&Korogodsky (2011)
dengan lingkungan yang meliputi: menyatakan bahwa cara
bangga terhadap alam, sayang menggambarkan kepribadian
binatang, dan kasihan terhadap seseorang adalah dengan melihat
binatang. hubungan tingkat kognitif dengan
Hasil penelitian Setiyadi (2013) kemampuan berinteraksi dalam
yang berjudul Discourse Analysis Of kelompok. Mayer (2009) juga
Serat Kalatidha: Javanese Cognition menambahkan kepribadian
System And Local Wisdom mencerminkan kestabilan perilaku
menyatakan Hasil penelitian tentang seseorang menyapaikan pendapat
Serat Kalatidha yang ditulis oleh dan perilaku sosial.
Ranggawarsita mengungkapkan Kepribadian inilah yang
pesan budaya tentang keyakinan akhirnya menuntut individu belajar
tentang Tuhan Yang Maha Esa, untuk mengatasi kelemahannya dan
pemimpin harus melakukukan memperbaiki kelemahannya dan
pemerintahan dengan baik dan memunculkan kebiasaan positif yang
mampu melawan hal-hal yang baru. Pembentukan inilah yang
menyimpang, pemimpin harus disebut dengan karakter. Pendidikan
mampu menjadi contoh dan karakter adalah pemberian

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 68
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

pandangan mengenai berbagai jenis pengetahuan, kepedulian dan


nilai hidup, seperti kejujuran, perbuatan yang mencerminkan
kecerdasan, kepedulian dan lain- kejujuran, kasih sayang, tanggung
lainnya. Dan itu adalah pilihan dari jawab serta menghargai diri sendiri
masing-masing individu yang perlu dan orang lain.
dikembangkan dan perlu di bina, Menurut Setiyadi (2013)
sejak usia dini. Karakter harus menjelaskan “Sebuah tembang
dibangun dan dikembangkan secara macapat berisi ekspresi yang
sadar dan memerlukan proses. Maka menyatakan pengetahuan Jawa dan
individu memerlukan wadah yang kearifan local disebut pesan
bernama pendidikan untuk pendidikan atau piwulang. Ini
pembentukan karakter. menyangkut dengan meliputi
Pendidikan yang secara filosofis pendidikan karakter agama, etika,
di pandang sebagai alat atau wadah moral, dan perilaku sehari-hari”.
untuk mencerdaskan dan membentuk Nilai-nilai budaya yang baik tersebut
watak manusia agar lebih baik dapat dikelompokkan menjadi
(humanisasi), sekarang sudah mulai perwujudan kearifan lokal yang
bergeser atau disorientasi. Demikian harus dimiliki siswa. Kearifan lokal
terjadi salah satunya dikarenakan ini adalah nilai-nilai sikap yang
kurang siapnya pendidikan untuk mendasari perilaku siswa, yang
mengikuti perkembangan zaman dilandasi oleh nilai-nilai luhur
yang begitu cepat. Sehingga budaya. Nilai-nilai luhur budaya kita
pendidikan mendapat krisis dalam dapat dilestarikan dengan cara
hal kepercayaan dari masyarakat, dan mewariskan dari generasi terdahulu
lebih ironisnya lagi bahwa ke generasi muda melalui
pendidikan sekarang sudah masuk pendidikan, baik pendidikan formal,
dalam krisis pembentukan karakter. informal, maupun nonformal.
Sekolah tidak hanya melaksanakan Dengan demikian dapat dikatakan
transformasi budaya kepada generasi bahwa kebudayaan dan pendidikan
muda namun juga membantu dalam mempunyai hubungan timbal balik.
mewariskan cara hidup, nilai-nilai Kearifan lokal diperlukan untuk
serta kemampuan dan keterampilan terciptanya ketertiban, kedamaian,
yang harus dimiliki. Dengan kata lain keadilan, pencegah konflik,
sekolah membantu anak didik dalam kesopanan, kesejahteraan, dan
menentukan perubahan kehidupan ke terdapat norma sosial yang
arah yang lebih baik. Hal ini senada menjunjung perdamaian,
dengan Mayer&Cobb (2000) bahwa kebersamaan dan gotong royong.
pendidikan karakter adalah proses Kearifan local juga merupakan
panjang membangun karakter yang bentuk identitas diri dan bangsa.
baik untuk kaum muda baik Menurut Erikson (1989) konsep

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 69
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

identitas dalam ilmu psikologi mengembangkan emosinya secara


umumnya menunjuk kepada suatu sehat. Ketidakmampuan melakukan
kesadaran akan kesatuan dan empati menyebabkan munculnya
kesinambungan pribadi, pada perilaku yang kurang menyenangkan.
keyakinan yang pada dasarnya tetap Orang yang mempunyai rasa empati
tinggal sama selama seluruh jalan tinggi biasanya dermawan, disenangi
perkembangan hidup kendatipun dalam pergaulan, mudah
terjadi segala macam perubahan. menyesuaikan diri dan percaya diri.
Maka dapat disimpulkan bahwa Nilai filosofis macapat yang
kearifan lokal merupakan identitas menggambarkan kepribadian seperti
yang harus di yakini. Dalam suasana empati, tanggung jawab, pemimpin
budaya yang progresif yang terjadi yang teladan, sabar, dan pemaaf akan
dewasa ini, macapat menjadi pilihan secara otomatis membentuk
bijak, karena mengarah pada usaha kecerdasan emosional (Emotional
melestarikan kearifan lokal. Dengan Intelligence/EI). Kecerdasan
mengangkat macapat, artinya emosional merupakan salah satu
pendidikan peduli untuk faktor penting yang selama ini selalu
menfungsikan secara kreatif terhadap diabaikan. Padahal kecerdasan
kekayaan kearifan lokal bangsa ini. emosional ini memiliki ciri-ciri yang
Nilai empati dalam internalisasi menandai orang yang menonjol
macapat sebagai salah satu contoh dalam hubungan interpersonal yang
kepribadian positif. Kohut (dalam dekat dan hangat, penyesuaian dan
Wilson&Thomas, 2004) menyatakan pengendalian diri yang baik (dalam
empati adalah kapasitas berpikir dan hal emosi, perasaan, frustrasi),
merasakan seseorang untuk masuk menjadi bintang di pergaulan
kedalam kehidupan orang lain. Lebih lingkungan sosial dan dunia kerja.
lanjut Wilson & Thomas Seorang yang memiliki kecerdasan
mengungkapkan bahwa empati emosional rendah akan mengalami
mampu menjadi treatmen bagi kesulitan bergaul (sulit berteman),
penderita trauma. Nilai filosofis kesulitan mendapat pekerjaan, dan
dalam macapat tentulah sangat terhambat perkembangan intelektual.
bermakna dimana penanaman empati Dalam lingkungan sosial, orang yang
ada didalammnya. Kemampuan berhasil belum tentu orang yang
mengambil perspektif orang lain mempunyai nilai sekolah yang baik.
merupakan kunci untuk menciptakan Mereka yang berhasil adalah
hubungan sosial yang hangat. kebanyakan dari mereka yang dalam
Hubungan sosial yang berkualitas memanfaatkan dan mengembangkan
inilah yang memungkinkan anak faktor EI dalam hubungan sosial.
dapat mengekspresikan perasaannya Seperti : penghargaan satu dengan
secara terbuka dengan yang lainnya, kesadaran diri,

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 70
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

pengendalian diri, kesabaran, sikap ditentukan dengan cara mengenali,


halus (lembut), optimistik, dan lain- memahami, dan menangani dengan
lain. Ivcevic, Brackett & Mayer menggunakan emosi. Misalnya, kita
(2007) meneliti kecerdasan semua dapat merasakan kemarahan,
emosional sangat bermanfaat namun dengan EI kita dapat
bagiindividu. orang yangtinggi mengetahui tindakan yang harus
padakecerdasan emosionalnya akan dilakukan dengan emosi kemarahan
menggunakan pengetahuannya tersebut untuk mencapai hasil
tentang suasana hati mempengaruhi terbaik. EI membuat kita dapat
kinerja dan memilih untuk terlibat merasakan dan menggunakan emosi,
dalam kegiatan yang kreatif dan yang membantu kita untuk
dalam suasana hati yang positif. mengelola diri kita sendiri dan
Hasil penelitian Brackett, memengaruhi hasil positif dalam
Mayer, & Warner (2004) hubungan yang kita jalani.
mempresentasikan EI membentuk Metode Bimbingan dan Konseling
aspek positif dan negative dari yang dapat Digunakan
perilaku sehari-hari individu. Dalam menggunakan metode
Terutamauntuk laki-laki, yang bimbingan yang bermuatan budaya,
memiliki EI rendah dilaporkan konselor hendaknya mempunyai
memiliki hubungan sebaya dasar tentang budaya dan nilai yang
berkualitas buruk, mengalami akan diinternalisasikan pada siswa.
kesulitan membangun interaksi sosial Kesadaran multibudaya konselor
yang bermakna, berpotensi terlibat tentunya sangat berperan dalam
dalam penggunaan obat-obatan mengambil suatu tindakan. Hal ini
terlarang, minum alcohol berlebihan, juga dijelaskan Chae & Foley (2010)
dan perilaku menyimpang. bahwa prinsip dasar dari kompetensi
Sedangkan penelitian Mayer, multibudaya adalah konselor
Salovey & Caruso (2004) membangun pengetahuan tentang
menyebutkan individu dengan EI populasi agar dapat berhasil dalam
tinggi mampu memperbaiki emosi konseling. Hal ini dapat diartikan
dan menggunakannya saat berpikir bahwa ketepatan suatu metode sangat
sehingga dapat mengatur emosi lebih berhubungan dengan budaya yang
baik dari orang lain. Dari beberapa diyakini seseorang.
penelitian tersebut maka sangat jelas Menurut Gordon (1986) secara
bahwa kecerdasan emosional penting singkat guru yang baik harus lebih
untuk menentukan kesuksesan dalam segala hal: lebih mengerti,
seseorang pemimpin. Dalam masa lebih memiliki ilmu pengetahuan,
perubahan, penuh tekanan, atau lebih sempurna dari pada orang-
krisis, memiliki EI sangatlah orang umumnya. Konselor harus
menguntungkan, karena kesuksesan dapat membuat metode dan media

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 71
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

bimbingan yang dapat digunakan jumlah pertemuan, isi, dan juga


untuk menyampaikan pesan pada follow-upnya.
siswa. Sehubungan dengan macapat Dalam kegiatan kelompok
maka konselor dapat bimbingan, tahap pembukaan dan
mengembangkan metode pendekatan penutupan hanya membutuhkan
kelompok. Pendekatan kelompok waktu yang singkat, karena intinya
digunakan karena didalammnya berada di tahap kedua. Dalam tahap
dimungkinkan konselor kedua informasi disampaikan,
menggunakan alat peraga dan biasanya melalui ceramah singkat
bermain peran untuk atau kegiatan lain yang bertujuan
menginternalisasikan nilai budaya untuk memperkenalkan sebuah topik
pada siswa. Menurut Schaefer & dan mengajak anggota untuk
Drewes (2010) ketika guru mempelajarinya.
mengajarka keterampilan sosial pada Pada tahap kedua ini pemimpin
siswa dengan menggunakan boneka, kelompok harus mampu berperan
atau bermain peran siswa akan lebih ganda yaitu memberikan informasi
senang dalam belajar dan mengingat dan memfasilitasi diskusi, agar
pelajaran. anggota dapat memahami informasi
Eford (2010) menjelaskan inti yang diberikan dan menerapkannya
dari bimbingan kelompok adalah dalam kehidupan mereka. Kesalahan
penyampaian informasi dan yang sering dilakukan yaitu terlalu
membantu anggota dalam merubah fokus pada pemberian informasi dan
persepsi, maka seorang pemimpin kehilangan kontrol terhadap
kelompok harus menguasai materi kelompok, atau sebaliknya hanya
dan mempunyai kemampuan sebagai memberikan kesempatan untuk
fasilitator dalam kelompok. sharing tanpa memberikan bekal
Pemimpin juga harus bisa informasi yang cukup.
menciptakan lingkungan yang aman Keseimbangan antara informasi dan
sehingga anggota merasa nyaman interaksi adalah hal yang penting.
untuk sharing. Seorang pemimpin Tahap ini pemimpin memberikan
kelompok dituntut untuk mempunyai home work untuk membuat macapat
rencana kerja yang matang dan yang akan didiskusikan pada tahap
kurikulum yang jelas sehingga selanjutnya. Menurut Ivcevic &
mereka mempunyai waktu yang Mayer (2007) bahwa kreatifitas
cukup untuk memproses dan adalah cara untuk menghasilkan
mendiskusikan informasi yang karya atau cara bertindak
diberikan. Sebelum melaksanakan mengaktualisasikan diri dengan
kegiatan, pemimpin harus membuat memperhatikan factor keaslian dan
planning seputar waktu, frekuensi, kelayakan. Tahap ini akan
memberikan kesempatan pada siswa

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 72
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

untuk menuangkan karya dan bersama-sama. Setiap siswa


kreatifitas dalam membuat macapat. memperoleh kesempatan untuk
Hal ini diperlukan agar siswa mampu mengemukakan pikirannya masing-
mengasah daya cipta dan mendalami masing yang telah tertulis dalam
nilai filosofis dalam macapat. permainan menulis macapat.
Tahap ketiga adalah permainan: Kesempatan pada individu (para
Permainan :“Lanjutkan siswa) untuk berpartisipasi secara
macapatku” baik adalah poin penting. Melalui
Tujuan : Melatih kemampuan kegiatan kelompok siswa
membuat macapat menyumbangkan pemikirannya
dan imajinasi mengenai kajian nilai budaya yang
Waktu : 40 menit ada dalam macapat. Diharapkan
Alat/bahan : Kertas dan pena siswa mampu menginternalisasi
Langkah permainan: kearifan lokal yang telah dikaji.
1. Anggota kelompok membentuk Metode selanjutnya yang bisa
lingkaran digunakan adalah memandu siswa
a. Konselor memulai sebait untuk merenungkan nilai macapat
macapat dengan tema bebas dengan mendengarkan dan
dan menuliskannya pada membayangkan. Seperti telah
selembar kertas diketahui bahwa macapat merupakan
b. Fasilitator memberikan kertas tembang klasik asli Jawa yang
satu pada siswa untuk menggambarkan perjalanan hidup
melanjutkan macapat manusia, tahap-tahap kehidupan
c. Kertas macapat terus berjalan manusia dari mulai alam ruh sampai
searah jarum jam untuk dengan meninggalnya. Dari sana
dilanjutkan anggota maka tentu ada tahapan senang dan
kelompok sampai semua sedih. Maka mengadaptasi dari
mendapat kesempatan. penelitian Mayer, Allen, &
2. Evaluasi dan refleksi: Beauregard (1995) yang berjudul
a. Siapakah anggota kelompok Mood Induction For Four Specific
yang imajinatif merangkai Moods: A Procedure Employing
kata membuat macapat? Guided Imagery Vignettes With
b. Apa makna nilai yang Music, metode dan langkah yang bisa
terkandung dalam tiap bait digunakan adalah sebagai berikut:
macapat? 1. Tujuan : Melatih kemampuan
Tahap keempat adalah diskusi imajinasi dan
kelompok. Diskusi kelompok internalisasi nilai
merupakan suatu cara di mana siswa dengan melatih
memperoleh kesempatan untuk perasaan
memecahkan masalah secara 2. Waktu : 40 menit

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 73
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

3. Alat/bahan : materi tembang Dari pendekatan kelompok yang


macapat (ada yang telah dijelaskan diatas, telah memuat
sedih sampai metode yang cocok untuk
senang), Tape/DVD membungkus macapat menjadi satu
4. Langkah terapi: paket lengkap. Tentunya perlu ada
a. Konselor menentukan satu perbaikan agar metode yang
tembang macapat yang akan digunakan lebih tepat sasaran dan
diputar efisien. Karena dalam belajar
b. Konselor menentukan mengajar hal yang terpenting adalah
perasaan yang spesifik proses, karena proses inilah yang
(sedih/senang) menentukan tujuan belajar akan
c. Konselor memprediksi tercapai atau tidak tercapai.
perasaan spesifik yang Ketercapaian dalam proses belajar
muncul (jika lagu sedih mengajar ditandai dengan adanya
perasaan yang muncul sedih) perubahan tingkah laku. Perubahan
hal ini berpengaruh pada tingkah laku tersebut baik yang
mental contruction peserta menyangkut perubahan bersifat
d. Peserta mendengarkan lagu pengetahuan (kognitif), keterampilan
dalam waktu satu menit (psikomotor) maupun yang
e. Peserta membayangkan diri menyangkut nilai dan sikap (afektif).
mereka dalam situasi yang Dengan adanya metode dan media
digambarkan lagu pembelajaran konselor dapat
f. Konselor memandu menciptakan berbagai situasi yang
perumpamaan yang ada menyenangkan dan menciptakan
dalam lagu untuk menuntun iklim belajar yang sehat diantara
peserta menemukan perasaan peserta didik.
dan nilai.
Penggunaan metode ini SIMPULAN
diharapkan dapat menumbuhkan rasa Macapat merupakan suatu
ketertarikan siswa tehadap tembang bentuk ragam seni budaya daerah
macapat. Karena fenomena yang yang perlu dikembangkan baik
terjadi di sekolah, banyak siswa yang dalam bentuk bahasa nasional
beranggapan bahwa pelajaran bahasa maupun internasional agar para
daerah khususnya macapat adalah pendengar bisa paham terhadap apa
kuno dan membosankan. Tidak bisa yang dikomunikasikan. Apresiasi
di pungkiri, semua orang suka seni budaya macapat dalam
dengan musik. Itulah sebabnya pendekatan kelompok sangat relevan
kenapa metode pembelajaan dengan mengingat generasi muda
media tembang macapat sangat menganggap seni tersebut sudah
cocok diterapkan. ketinggalan jaman. Dengan macapat

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 74
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

nilai-nilai luhur atau kearifan lokal Brackett, M. A., Mayer, J. D &


dapat dikemas dengan menarik dan Warner, R. M. 2004.
menyenangkan. Maka diharapkan Emotional Intelligence And
Its Relation To Everyday
generasi muda akan mengenali
Behavior. Personality and
budaya sendiri dengan dapat Individual Differences, Vol.
mengkaji nilai folosofis kebudayaan 36, Hal. 1387–1402.
daerah. Dampak krisis identitas juga (Online).
akan terkurangi dengan mengemas (http://unh.edu/emotional_i
budaya menjadi sesuatu yang patut ntelligence/EI%20Assets/R
dibanggakan. Konselor harus dapat eprints...EI%20Proper/EIbr
ackett_mayer_warner.pdf).
membuat metode dan media
Diakses 1 Maret 2017.
bimbingan yang dapat digunakan
untuk menyampaikan pesan pada Chae, M. H. & Foley, P. E. 2010.
Relationship of Ethnic
siswa. Sehubungan dengan macapat
Identity, Acculturation, and
maka konselor dapat Psychological Weil-Being
mengembangkan metode pendekatan Among Chinese, Japanese,
kelompok. and Korean
Americans.Journal of
DAFTAR RUJUKAN Counseling &
Ahmadi, M. 2002. Dari Hana Development, Vol. 88, No.
Caraka ke Sastra Macapat 4, Hal.466-476. (Online).
dan Suluk (Hubungan (https://search/ebscohost.co
Sastra Lisan dan Tulis). m/login.aspx?direct=true&
Prosiding Seminar db=a2h&AN=55028571&si
Akademik, (Online), te=ehost-live). Diakses 1
(https://www.scribd.com/do Maret 2017.
c/91887804/Dari- Darusuprapta. 1989. Macapat dan
Hanacaraka-Ke-Sastra- Santiswara. (Online),
Macapat-Dan-Suluk- (https://journal.ugm.ac.id/ju
Mukhsin-Ahmadi), Diakses rnal-
1 Maret 2017. humaniora/article/view/222
Afniati, F. 2013. Kajian Nilai Moral 1/1991), Diakses 1 Maret
Tembang Macapat Dalam 2017.
Buku Méga Mendung Erikson, E. H.1989. Identitas dan
Karangan Tédjasusastra Siklus Hidup Manusia.
dan Relevansinya Dengan Terjemahan Agus
Kehidupan Sekarang. Vol. Cremers.Jakarta: PT.
03, No. 01. (Online), Gramedia.
(http://ejournal.umpwr.ac.id
Erford, B.T. 2010. Group Work in
/index.php/aditya/article/.../
The Schools. Boston:
639),‎ Diakses 1 Maret
Pearson.
2017.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 75
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

Gordon, T. 1986. Guru yang Efektif, 12, No. 2, Hal. 163-183.


Cara Untuk Mengatasi (Online).
Kesulitan dalam Kelas. (http://www.unh.edu/emoti
Terjemahan onal_intelligence/EI%20As
Modjito.Jakarta: sets/Reprints...EI%20Prope
CVRajawali. r/EI2000Ed%20Policy%20
on%20EI.pdf). Diakses 1
Ivcevic , Z., Brackett, M. A. &
Maret 2017.
Mayer, J. D. 2007.
Emotional Intelligence and Mayer, J. D. & Korogodsky, M.
Emotional Creativity. 2011. A Really Big Picture
Journal of Personality, Vol. of Pesonality.Social and
75 No. 2. Personality Psychology
Compass, Vol. 5, No. 2,
Ivcevic, Z. & Mayer, J. D. 2007.
Hal.104-117. (Online).
Creative Types And
(http://www.unh.edu/person
Personality. Journal
alitylab/Assets/reprints-
Imagination, Cognition And
public/RP2011a-
Personality, Vol. 26, No. 1,
MayerKorogodsky.pdf).
Hal 65-86.(Online).
Diakses 1 Maret 2017.
(http://citeseerx.ist.psu.edu/
messages/downloadsexceed Mayer, J. D. 2009. Personality,
ed.html). Diakses 1 Maret Personal Expression, And
2017. The Situation. Journal of
Research in Personality,
Mayer, J. D., Allen, J. P. &
Vol. 43 Hal. 257.
Beauregard, K. 1995. Mood
Induction For Four Specific Mayer, J. D., Salovey, P. & Caruso,
Moods: A Procedure D. R. 2004. Emotional
Employing Guided Imagery Intellegence: Theory,
Vignettes With Findings, and
Music.Journal of Mental Implications.Psychological
Imagery.Vol. 19 No. Inquiry, Vol. 15, No. 3,
1&2.Hal.133-150. (Online). Hal.197-215.
(http://www.unh.edu/emoti (http://www.unh.edu/emoti
onal_intelligence/EI%20As onal_intelligence/EI%20As
sets/Reprints...Mood%20M sets/Reprints...EI%20Prope
eas%20and%20Mood%20C r/EI2004MayerSaloveyCar
ong/CA1995MayerAllenBe usotarget.pdf). Diakses 1
auregard.pdf). Diakses 1 Maret 2017.
Maret 2017. Noor Syam, M. 1986. Filsafat
Mayer, J. D. & Cobb, C. D. 2000. Pendidikan dan Dasar
Educational Policy on Filsafat Pendidikan
Emotional Intelligence: Pancasila. Surabaya: Usaha
Does It Make Nasional.
Sense?Educational Setiyadi, D. B. P. 2010. Wacana
Psychology Review, Vol.
Tembang Macapat Sebagai

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 76
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

Pengungkap Sistem Suwarna. 2012. Modul Pendidikan


Kognisi Dan Kearifan Dan Latihan Profesi Guru:
Lokal Etnik Jawa. Kajian Sekar Macapat. Rayon 111,
Linguistik dan Sastra, Vol. Universitas Negeri
22, No. 2, Hal. 193-210. Yogyakarta.(Online),
(Online), (http://sertifikasiguru.uny.a
(https://publikasiilmiah.ums c.id/sites/sertifikasiguru1.u
.ac.id/handle/11617/2201), ny.ac.id/files/modul%20bhs
Diakses 1Maret 2017. %20jawa%20upload.pdf#p
age=77), Diakses 1 Maret
Setiyadi, D. B. P. 2012. Pemahaman
2017.
Kembali Local Wisdom
Etnik Jawa Dalam Spring. 2002. Guidance Techniques
Tembang Macapat dan That Work. Journal Of
Pemanfaatannya Sebagai Adventist Education, Hal.
Media Pendidikan Budi 37-43. (Online).
Pekerti Bangsa. (http://circle.adventist.org/fi
MagistraNo. 79, Th. XXIV. les/jae/en/jae200568023707
(Online) .pdf). Diakses 1 Maret
(http://journal.unwidha.ac.i 2017.
d/index.php/magistra/article Schaefer, C. E. & Drewes, A. A.
/download/48/9), Diakses 2010. The Therapeutic
1Maret2017. Powers of Play and Play
Setiyadi, D. B. P. 2013.Discourse Therapy. New Jersey: John
Analysis of Serat Wiley & Sons, Inc.
Kalatidha: Javanese Setiawan, R. 2010. Filsafat Dibalik
Cognition System and Tembang
Local Wisdom. Asian Macapat.(Online).
Journal Of Social Sciences (http://filsafat.kompasiana.c
& Humanities, Vol. 2, No. om/2010/04/04/filsafat-
4, Hal. 292-300. dibalik-tembang-macapat-
(Online),(http://www.ajssh. 109805.html), diakses 27
leena- November 2013.
luna.co.jp/AJSSHPDFs/Vol
.2(4)/AJSSH2013(2.4- Wilson, J. P. & Thomas, R. B. 2004.
29).pdf), Diakses 1Maret Empathy In the Treatment
2017 2017. Of trauma and PTSD. New
York: Brunner-Routledge.

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 77

Anda mungkin juga menyukai