Anda di halaman 1dari 4

Peran Organisasi Agama terhadap perkembangan nasionalisme

Indonesia
Peran Ulama Dalam rasa Nasionalisme masyarakat
Oleh Muhammad Sahlan
1810128210012
Mahasiswa Program studi Pendidikan IPS
FKIP Universitas Lambung mangkurat

Abstrak
Artikel ini di tunjukan untuk para pembaca agar mengetahui bagaimana peran para ulama kita
sejak dahulu hingga sekarang ini saat dalam memasukan aliran agama ini dalam kehidupan
kita sehari-hari. Bukan hanya itu peran mereka didalam ini juga akan berdampak baik pada
sosial, ekonomi, bahkan politik atau bahkan baik dalam membangun rasa nasionalisme
masyarakat setempat.
Kenapa saya mengagkat tema ini? Karna saya tertarik akan bagaimana peranan mereka yang
dalam memasuki kehidupan masyarakat. dalam keidupan kita dulu bahkan tugas mereka
menjadi 2. Yaitu membangun rasa nasionalisme masyarakat indonesia juga berusaha sebagai
pahlawan kemerdekaan
Kata Kunci: peran ulama, nasionalisme, masyarakat.

Pendahuluan
Sejak zaman kuno kepulauan Nusantara adalah salah satu tempat jaringan lalu lintas laut
yang menghubungkan Benua Timur dan Barat. Awalnya jaringan lalu lintas ini menggunakan
teknologi kapal layar yang ditempuh dengan menyisir pantai,
Sejak zaman dahulu mulai sebelum masuk nya islam pada jusantara ada beberapa ulama yang
di utus dari tanah suci untuk menyebarkan agama islam di indonesia. Sehingga mereka
beranak pinak.. Hingga sekarang mereka yang kita kenal dalah wali songo atau dengan arti
lain mereka adalah sebilan wali. Merurut saya pribadi, mereka adalah cikl bakal tumbuh nya
islam di nusantara. Selain menyebarkan agama islam di nusantara mereka memiliki tugas
lain, bukan hnya semata-mata merasuki agama islam pda masyarakat. Mereka juga harus
menjaga rasa nasionalisme masyarakat agar juga tetap cinta kepada tanah kelahiran penduduk
pribumi.

Pembahasan
Nasionalisme secara etimologi berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham
kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki
kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa, memiliki rasa solidaritas
terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara serta
menjunjung tinggi
Beberapa ahli juga banyak yang mendefi-nisikan tentang konsep nasionalisme. Abdul Munir
Mulkhan (1996:14), mengatakan bahwa “nasionalisme adalah sebuah gagasan mengenai
kesatuan kebangsaan dalam suatu wilayah politik kenegaraan”. Kemudian menurut Marvin
Perry (2013:94). “Nasionalisme adalah suatu ikatan sadar yang dimiliki bersama oleh
sekelompok orang yang memiliki kesamaan bahasa, kebudayaan dan sejarah yang ditandai
dengan kejayaan dan penderitaan bersama dan saling terikat dalam suatu negeri tertentu”.
Pada dasarnya nasionalisme memang lahir dari bermacam-macam cara, mulai dari karena
kesamaan akan sejarah, kebudayaan, cita-cita, ketidakadilan, penindasan, serta sebagai
wujud perlawanan suatu kelompok bangsa.nilai persatuan dan kesatuan.Ada beberapa ulama
yang akan saya bahas secara singkat disini. Karna jika saya bhas secara menyeluruh tentu nya
tidak akan habis kita membicarakan perjuangan, peran, serta dampak positif hadir nya mereka
di nusantara.
1. K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani (1942-2005) atau guru sekumpul
K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani (1942-2005), ulama kharismatik Kalimantan
Selatan melalui Pengajian Sekumpul, menanamkan nilai-nilai budaya Banjar dalam
pembentukan karakter dalam konteks character and national building. Dalam konteks
pembelajaran IPS, Guru Sekumpul memainkan peran pendidikan IPS berbasis budaya
lokal. Hal tersebut sangat menarik dalam pengembangan pembelajaran IPS berbasis
budaya lokal. Metode Guru Sekumpul berkontribusi dalam pelestarian dan
pengembangan budaya Banjar dan dapat dijadikan masukan bagi pembelajaran IPS.
lni berarti ajaran dan Metode Guru Sekumpul diadopsi ke dalam pendidikan formal
khususnya dalam pembelajaran IPS berbasis budaya lokal. Dikutip dari tulisan Prof.
Ersis Warmansyah A. Dalam tulisan Metode Guru Sekumpul Sebagai Inovasi
Pembelajaran IPS Berbasis Budaya Lokal.

Kenapa disini saya terlebih dulu membahas ulama kharismatik dari kalimantan selatan
ini? Karna saya menyesuaikan tempat terdekat dari saya tinggal. Sesuai dari apa yang
di katakan oleh Prof. Ersis Warmansyah Abbas tersebut di atas. Guru sekumpul ini
memberikan dampak pada budaya yang ada di Kalsel. Yaitu menurut saya disini
beliau mengembangkan pembelajaran budaya dimana tercipta “maulid habsyi al
banjari” dimana yang sebenarnya juga beliau melanjutkan dari peninggalan dari kakek
beliau yaitu datuk kelampayan atau syeh muhammad Arsyad Al-Banjari. Guru
sekumpul juga menanamkan rasa nasionalisme dengan menyelipkan dalam pengajian
beliau. Arti nya beliau juga memiliki rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bumi
kalimantan selatan terlebih pada indonesia.

2. Kyai Haji Sjam'un (1883-1949)


Ia diberi nama Sjam’un oleh orang tuanya. Ia lahir pada 15 April 18831 di kampung
Beji desa Bojonegara Kecamatan Cilegon Kabupaten Serang Keresidenan Banten. Ia
merupakan keturunan Kyai Banten, hasil perkawinan dari H. Alwijan dan Hj. Siti
Hadjar.
Ibunya, Siti Hadjar adalah putri K.H. Wasjid.

Disini beliau adalah seorang pejuang kemerdekaan indonesia dimana beliau juga
adalah seorang ulama. Namun tugas beliau bukan hanya menyebarkan agama islam di
indonesia. Namun beliau juga ikut berperang melawan penjajahan belanda dengan
ikut melibatkan dirinya dengan pasukan PETA ( Pembela Tanah Air)
Disini beliau membuktikan bahwa peranan ulama bukan hanya sekedar menyebarkan
agama yang di anut nya, namun ulama juga bisa berperan dalam aksi nyata yaitu
berperang dengan melawan penjajahan.

Selain itu peranan beliau juga bergerak dalam bidang pendidikan. Saat itu beliau
sangat percaya bahwa pendidikan akan merubah nasib bangsa. Terbukti dengan gigih
nya beliau menuntut ilmu hingga ke mekkah dan kairo mesir. Bahkan gelar beliau
bukan hanya sekedar ulama beliau juga memiliki pangkat dama keterlibatan nya
didalam PETA yaitu adalah sebagai Brigadir Jendral.

Simpulan
Nasionalisme secara etimologi berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham
kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki
kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa, memiliki rasa solidaritas
terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara serta
menjunjung tinggi
Diantara kedua ulama yang kita bahas di atas tadi adalah hanya dua orang ulama yang mana
tugas nya tidak hanya berdakwah namun juga tetap menanamkan rasa nasionalisme bangsa.
peran para ulama kita sejak dahulu hingga sekarang ini saat dalam memasukan aliran agama
ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Bukan hanya itu peran mereka didalam ini juga akan
berdampak baik pada sosial, ekonomi, bahkan politik atau bahkan baik dalam membangun
rasa nasionalisme masyarakat setempat.

Daftar pustaka
Abbas, E. W. (2020). Metode Guru Sekumpul Sebagai Inovasi Pembelajaran IPS
Berbasis Budaya Lokal.

Syaharuddin, S. (2016). Kyai Haji Sjam'un (1883-1949): Gagasan dan Perjuangannya.

Alfaqi, M. Z. (2015). Memahami Indonesia melalui prespektif nasionalisme, politik


identitas, serta solidaritas. Jurnal Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, 28(2).

Anda mungkin juga menyukai