Anda di halaman 1dari 52

KIMIA FARMASI

KUANTITATIF

1
Evaluasi dan Tata-tertib Kuliah
Ujian Tengah Semester (UTS) 50 %
Penugasan/ tes harian/ kuis 25 %
Keaktifan dan Absensi 25 %
E D C-/C/C+ B-/B/B+ A
0 - 44 45 - 53 55 - 64 65 - 84 85 - 100

• Kehadiran kuliah mahasiswa 75 %


1

• Dilarang keluar-masuk ruang kuliah tanpa izin terlebih dahulu dan


2 batas keterlambatan waktu 15 menit

• Duduk dengan teratur dan Kursi paling depan harus terisi penuh
3 terlebih dahulu

• Dalam perkuliahan akan dilakukan Quizz atau tugas dengan waktu


4 yang tidak ditentukan sesuai dengan bahan kuliah yang akan diajarkan

2
ANALISIS KIMIA
• Secara garis besar dibagi menjadi:

• ANALISIS KUALITATIF
melakukan identifikasi senyawa
kimia

• ANALISIS KUANTITATIF
melakukan penetapan kadar
senyawa kimia
3
4
5
ANALISIS KUANTITATIF
• METODE:

• GRAVIMETRI
yaitu melakukan analisis dengan cara
Pengukuran Massa

• VOLUMETRI
yaktu melakukan analisis dengan cara
Pengukuran Volume

6
VOLUMETRI
• Penetapan kadar senyawa
dengan jalan:

• Menambahkan larutan pereaksi:


– Yang mempunyai Kadar tertentu
(Molar, Normal), sampai
– Ekivalen dengan zat yang
dianalisis.

7
LARUTAN STANDAR/BAKU
• Larutan yang telah diketahui
kadarnya dengan tepat.

• Terdiri dari:

• - larutan baku primer


• - larutan baku sekunder
• - larutan baku tersier

8
LARUTAN BAKU PRIMER
• NORMALITAS/MOLARITAS
TERTENTU/DIKETAHUI.

• CARA:

• MENIMBANG SEJUMLAH TERTENTU


BAKU PRIMER, DILARUTKAN DALAM
VOLUME TERTENTU PELARUT.

9
SYARAT BAKU PRIMER

• - Mudah didapat
• - Tidak terlalu higroskopis
• - Murni (jumlah pengotor sangat
sedikit dan diketahui):
< 0,01 – 0,02 %.
• - Bereaksi secara stoikiometris
• - Sebaiknya mempunyai Massa
Ekivalen yang besar.
• - Mudah diuji kemurniannya. 10
BAKU PRIMER
• Contoh:
• - H2C2O4. 2 H2O p.a.
• - Na2B4O7.10 H2O p.a.
• - NaCl p.a.
• - KIO3 p.a
• - KBrO3 p.a.
• - ZnSO4.7H2O p.a.

11
LARUTAN BAKU PRIMER
• Latihan:
• Berapa mg (COOH)2 . 2 H2O harus
ditimbang untuk membuat 250,0 ml
larutan H-oksalat dengan kadar.
0,05 N? (C=12; H=1; O=16)
• Berapa gram ZnSO4.7H2O dibutuhkan
untuk membuat 150,0 ml larutan baku
ZnSO4: 0,05M? (Zn=65; S=32).

12
LARUTAN BAKU SEKUNDER
• Larutan baku yang normalitasnya
baru dapat diketahui setelah dibaku
dengan larutan baku primer.

• Contoh:
• Larutan KMnO4; Na2S2O3; NaOH;
Na-EDTA; AgNO3; HCl dll.

13
LARUTAN BAKU TERSIER

• Larutan baku yang normalitasnya


baru dapat diketahui setelah dibaku
dengan larutan baku sekunder

• Contoh:
• Larutan NH4CNS; I2 dll.

14
Contoh soal

• 10,0 ml larutan H-oks.2 H2O (0,0954 N)


dititrasi dg lrtan NaOH + 0,1 N
membutuhkan 9,85 ml. lrtan NaOH.

• Berapa M kadar larutan NaOH tersebut?

15
TITRASI/VOLUMETRI
• Beda Gravimetri dengan Volumetri:

• Gravimetri: senyawa membentuk endapan


atau abu hasil pemijaran, massa
ditimbang sampai bobot konstan

• Titrasi: Penambahan sejumlah tertentu


larutan baku dari buret (titran) ke dalam
larutan zat (titrat) sampai jumlah
ekivalen, atau sebaliknya.
16
TITIK EKIVALEN = TE
• SAAT/TITIK dimana penambahan
larutan baku/sampel dari buret (titran)
EKIVALEN dengan larutan di dalam
labu titrasi (titrat).
• M ekivalen titran = M ekivalen titrat.
vol titran (ml) x N titran =
vol titrat (ml) x N titrat.
• mmol titran ≠ mmol titrat :
kecuali titrasi tertentu (Nitrimetri dan
Kompleksometri) 17
TITIK AKHIR TITRASI
= TAT

• Saat dimana tepat terjadi perubahan


warna dari indikator yang ditam-
bahkan dalam proses titrasi.

• Saat dimana titrasi diakhiri.

18
Perhitungan pada TAT

• Larutan NaOH ditetapkan kdrnya dg


lrtan H2C2O4.2H2O (0,0456 M). 10,0
ml lrtan NaOH membthkan 10,25 ml
lrtan H2C2O4.2H2O

• Tulis reaksi yg terjadi.

• Berapa kadar larutan NaOH (M,


mg%).
19
INDIKATOR

• UNTUK MENGETAHUI APAKAH


LARUTAN TITRAN SUDAH
EKIVALEN DENGAN LARUTAN
TITRAT.

• DIGUNAKAN SUATU ZAT YANG


DITAMBAHKAN KE DALAM
SISTIM ANALISIS.
20
INDIKATOR

• INDIKATOR DALAM
• - Perubahan warna larutan
• - Perubahan/pembentukan warna
endapan yang berbeda.

• INDIKATOR LUAR
• - pembentukan warna di luar sistim.

21
SYARAT-SYARAT
VOLUMETRI
• 1. Reaksi berlangsung cepat (sempurna)
• 2. Antara larutan titran dan larutan
titrat harus terjadi reaksi
stoikiometri, tidak terjadi reaksi
samping.
• 3. Zat-zat lain yang berada dalam satu
larutan tidak boleh bereaksi/
mengganggu reaksi utama.
• 4. Digunakan indikator yang sesuai
untuk menentukan TAT.
22
PENGGOLONGAN
• I. BERDASARKAN KOMBINASI
ION:
• * ASIDI – ALKALIMETRI
• * ARGENTOMETRI (TITRASI
PENGENDAPAN).
• * KOMPLEKSOMETRI
(BERDASARKAN
PEMBENTUKAN SENYAWA
KOMPLEKS)
23
• II. BERDASARKAN PERTUKARAN
ELEKTRON
• (REAKSI Reduksi-Oksidasi =
Redoks) a.l:

• * IODOMETRI-IODIMETRI-
IODATOMETRI
• * PERMANGANOMETRI
• * BROMATOMETRI
• * SERIMETRI
• * DLL.
24
TITRASI ASAM BASA

• Teori Asam Basa:


• Arrhenius:
Asam: HA + H2O H3O+ + A-
Basa: BOH + H2O OH- + B+
• Brownsted – Lowry
Asam: melepas proton
Basa : menerima proton
HA + H2O H3O+ + A-
asam basa pasangannya
25
• Lewis
• Asam : electron acceptor
• Basa : electron donor

26
TITRASI ASAM BASA

• Titrasi asam – basa adalah titrasi


asam dengan larutan baku basa dan
sebaliknya.

• Dapat digunakan untuk menetapkan


kadar senyawa2 yang bersifat asam
ataupun basa.
27
INDIKATOR ASAM - BASA
• Merupakan senyawa organik, dapat
berupa asam atau basa lemah.
• Warna dalam bentuk asam berbeda
dengan warna dalam bentuk basa.
• Perbedaan warna disebabkan terjadi
perubahan intramolekular ----
perubahan struktur yang disebabkan
karena perubahan pH.
28
Contoh indikator asam-basa

• PHENOLPHTHALEIN = PP
• - dalam suasana asam (pH + sd. 8) --- tak
berwarna
• Dalam suasana basa (pH: + 8 – 10)---- pink
• Pada pH 14: kembali tak berwarna.

• Trayek/range/jarak pH : 8 – 10.

29
INDIKATOR

• METIL JINGGA = methyl orange =


mo
• Dalam suasana asam (pH: + sd. 3,1):
merah.
• pH: + sd. 3,1 – 4,4: jingga.
• Dalam suasana basa (pH: + 4,4 –
14): kuning.

30
INDIKATOR

• METIL MERAH = methyl red = mr


• Dalam suasana asam (pH: + sd. 4,2):
merah.
• pH: + sd. 4,2 – 6,2: jingga.
• Dalam suasana basa (pH: + 6,2 –
14): kuning.

31
INDIKATOR
• Indikator pH mempunyai interval
perubahan warna yang terjadi pada:

• pH = pKaind + 1

• Karena keterbatasan mata untuk melihat:


• Perubahan warna tidak bisa tepat pada
saat TE.

32
INDIKATOR
• Diperlukan sedikit kelebihan titran
untuk bisa melihat TA.

Perubahan warna trayek pH

• Fenol merah Kn – merah 6,4 – 8,0


• PP Tak berwrn – mms 8,0 – 10,0
• M.M. Merah – kuning 4,2 – 6,2
• M.O. Merah – kuning 3,1 – 4,4

33
KURVA TITRASI
• 1. Asam Kuat – basa kuat.
• Mis.: 25,0 ml HCl 0,1 N + H2O sp
100,0 ml, dititrasi dg lrtan NaOH 0,1
N.
• Perubahan pH:
• - sebelum di + NaOH:
• pH = pCa
• - sesudah di + NaOH:
• pH = p(CHCl mula2 – CNaOH yg ditambahkan)
34
Kurva Titrasi (lanjutan)

• Pada saat TE:


• pH = pH dari NaCl = 7
• Sesudah TE:
• pH = pKw – p(Ckelebihan NaOH)

35
Kurva titrasi (lanjutan)
ml NaOH 0,1 N C asam/basa pH
0,00 [H+]= 2,5 x 10-2 1,60

6,00 [H+]=(25-6)/ 1,75


106 x 0,1
12,5 [H+]=(25-12,5)/ 1,95
112,5x 0,1
21,0 [H+]=(25-21)/ 2,48
121x 0,1
24,90 [H+]=(25-24)/ 3,09
124x 0,1 36
25,00 NaCl 7,00

25,05 [OH-]=(25,05-25)/ 9,60


125,05x 0,1
25,50 [OH-]=(25,50-25)/ 10,60
125,5x 0,1
26,0 [OH-]=(26-25)/ 10,90
126x 0,1

37
Bentuk kurva dan panjang bagian
curam tergantung pada:

• Kesempurnaan reaksi: tgt pada


kekuatan asam/basa dlm titrasi
• Konsentrasi titrat maupun titran:
• Asam/basa kuat yang terlalu encer
akan menunjukkan daerah curam
terlalu pendek, sukar dititrasi.

38
Pemilihan indikator
• Indikator harus berubah warna pada
saat titran ekivalen dengan titrat.
• - trayek indikator harus mencakup pH
larutan pada TE atau mendekati
• Perubahan warna harus terjadi secara
mendadak.
• - trayek indikator harus memotong
bagian yang sangat curam dari kurva.

39
TITRASI ASAM LEMAH –
BASA KUAT
• Mis. 100,0 ml asam asetat 0,1 N
dititrasi dengan larutan NaOH
0,1 N.
• - Sebelum ditambah lrtan NaOH:
• pH = ½ (pKa + pC).
• Setelah di + lrtan NaOH:
– Sebelum TE:
• Grm yg terbentuk + sisa asam lemah
 pH larutan dapar
40
• pH = pKa + log Cg/Ca

• Pada saat TE: pH dari Na-acetat


• pH = 7 + ½ (pKa – pC)

• Sesudah TE:
• pH dari kelebihan larutan NaOH

41
ml NaOH > asam > basa Cg/Ca pH

0,00 100,0 - - 1,88

1,00 99,0 - 1,0/99,0 2,75

5,00 95,0 - 5,0/95,0 3,47

10,00 90,0 - 10/90 3,80

55,00 45,0 - 55/45 4,66


75.00 25,0 - 75/25 5,23

42
85,00 15,0 - 85/15 5,50
95,00 5,0 - 95/5 6,03
99,00 1,0 - 99/1 6,75
99,90 0,1 - 99,9/0,1 7,75
100,00 - - 100x0,1 8.72
100,05 - 0,05 - 9.40
100,50 - 0,50 - 10,40
105,00 - 5,0 - 11,39
110,00 - 10,0 11,70
43
Titrasi As lemah polivalen
+ basa kuat

• H3A + BOH

• Spy H3A dpt dititrasi secara bertingkat:

• pKa2 – pKa1 > 4

44
25,0 ml H3PO4 0,1 M
+ NaOH 0,1 M

• Sebelum pe + an NaOH:
- pH = ½ (pKa1 + pC)
• Sesudah di + NaOH sebelum TE 1:
• Dlm lrtan:
- Garam + sisa asam ---- sistim dapar:
- pH = pKa1 + log Cg/Ca

H3PO4 + NaOH ---- NaH2PO4 + H2O


45
• Pada saat TE I: terbtk grm NaH2PO4

- pH = ½ (pKa1 +pKa2)

• Sesudah TE I sebelum TE II:


- Terbtk: Na2HPO4 + sisa asam
NaH2PO4
sistim dapar:
- pH = pKa2 + log Cg/Ca
46
• TE II: terbentuk Na2HPO4
pH = ½ (pKa2 + pKa3)

• Sesudah TE II, sebelum TE III:

• Garam Na3PO4 + sisa asam Na2HPO4

pH = pKa3 + log Cg/Ca

47
• TE III:
• pH = ½ (pKw + pKa3 - pC)

• Sesudah TE III:
• pH = kelebihan NaOH =
pKw – p(CNaOH – C H3PO4)

48
ml NaOH Perhitungan pH

0,00 pH=½
5,00

25,00
30,00
40,00
49,50

49
ml NaOH Perhitungan pH

50,00
55,00
74,90
75,00
76,00
77,50

50
TUGAS

x gram CaCO3 dilarutkan dlm 40,0 ml


HCl 0,105 N. Kelebihan HCl dititrasi
dg 10,55 ml NaOH.
25,0 ml NaOH dinetralkan dengan
24,75 ml HCl tersebut.
Hitung: berapa x?

51
Contoh Soal
TUGAS
• 4,565 g Borax: Na2B4O7
(Mr = 381,37 g/mol) dilarutkan dlm air
sampai 250,0 ml.
Larutan di atas dipipet 25,0 ml, dititrasi
dg HCl membutuhkan 25,55 ml.

1. Hitung konsentrasi HCl (mg/100 ml).

2. Indikator apa yg digunakan? Jelaskan.


52

Anda mungkin juga menyukai