Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINGGUAN KE-2

PERIODE TANGGAL 28-06-2023 s/d 04-07-2023

GAS FUEL SYSTEM

OLEH : RIDHO IRZAMZAM

1. Gas Fuel System Overview

1.1 Karakteristik Natural Gas

Gas Fuel pada power plant JIIPE berfungsi sebagai bahan bakar utama
untuk pembangkitan di JIIPE. Sebelum masuk ke pembahasan terkait proses
penyaluran gas dari Main Regulating Station menuju engine hall, akan
dijelaskan mengenai karakteristik gas sebelum masuk ke dalam engine.

Tabel 1.1 Karakteristik Natural Gas


(Ref : Gas Fuel Characteristic Wartsila Manual)

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 1
Tabel 1.2 Gas Komposisi dari Pertamina Gas Negara
(Ref : Data Pertamina Gas Negara)

Dari tabel diatas terlihat bahwa kandungan methane rata rata adalah 89. Hal ini
sudah sesuai dengan syarat natural gas masuk engine wartsila yakni di range 80-
90.

1.2 Flow Diagram Natural Gas pada Power Plant di JIIPE

Gambar 1.1 Flow Diagram Natural Gas

Secara garis besar, proses penyaluran gas dimulai dari proses meter regulating
station yang terdapat proses filtering, Metering, pressure control. Pada MRS
tersebut ada 2 feeder yang mana dioperasikan salah satu maupun dua-dua nya
tergantung dengan kebutuhan. Selanjutnya, natural gas di terima shut-off valve
engine. Terdapat 3 set shut-off valve engine yang masing masing terpasang

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 2
sebelum masuk engine. Setelah proses tersebut, natural gas di proses pada
tahapan compact gas ramp. Pada proses tersebut terdapat proses pengukuran,
kontrol kebutuhan gas serta filterisasi. Setelah proses pada compact gas ramp,
natural gas masuk ke dalam engine.

2. Penjelasan Tiap Proses

2.1 Meter Regulation Station (MRS)

Berfungsi sebagai piranti untuk menurunkan tekanan dan pengukur volume &
massa natural gas. Tekanan gas sebelum masuk MRS adalah 10 bar lalu
diturunkan menjadi 6-7 bar. Pada MRS terdapat beberapa tahapan.

Gambar 2.1 Flow Diagram Meter Regulation Station

Terdapat 2 feeder atau nama lainnya adalah twin stream. Dimana satu
beroprasi sedangkan feeder yang lain status standby. Twin stream digunakan agar
apabila salah satu sistem ada yang trouble maka feeder yang standby bisa mem

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 3
backup. Sehingga natural gas masih dapat terdistribusi ke power plant. Terdapat 4
proses dalam MRS yaitu :

a) Proses Filtrasi
b) Proses Pressure Control
c) Proses Safety
d) Proses Metering

2.1.1 Proses Filtrasi

Pada proses ini berfungsi sebagai penyaring partikel padat sebelum natural
gas di turunkan tekanan nya pada proses pressure control.

Gambar 2.2 Gas Filter pada MRS


( Ref : Gambar Aktual Lapangan )

2.1.2 Proses Pressure Control

Active regulator yang berperan dalam menurunkan tekanan yang awalnya


10 bar menjadi tekanan 6-7 bar. Penurunan tekanan dilakukan karena
kebutuhan pressure pada engine adalah 6-7 bar.

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 4
Gambar 2.3 Active Regulator pada MRS
( Ref : Gambar Aktual Lapangan )

2.1.3 Proses Safety

Accessoris pengaman ada 2 yakni slumshut valve dan safety relief valve.
slumshut valve berfungsi sebagai pengaman dari over pressure. Jadi ketika
slumshut valve mendeteksi over pressure dengan kurun waktu di bawah 5 detik,
slumshut valve otomatis akan menutup. Sedangkan safety relief valve berfungsi
sebagai media pelepasan tekanan lebih ketika terjadi over pressure.

Gambar 2.4 Slumshut Valve & Relief valve pada MRS


( Ref : Gambar Aktual Lapangan )

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 5
2.1.4 Proses Metering

Proses Metering terdiri 2 alat utama yakni Electronic volume controller


dan meter turbine. Pada proses ini data yang di collect meliputi data
Temperature, pressure dan volume dari natural gas di olah oleh alat yang
bernama Electronic volume controller (EVC). Pada foto dibawah ini terlihat
Temperature, pressure dan data dari volume dari meter turbine.

Gambar 2.5 Spesifikasi Sensor pada ECV


( Ref : Brosur Katalgo ECV merk Actaris )

Dari potongan katalog EVC diatas dapat dilihat bahwa spesifikasi


untuk Temperature transmitter yang dipasang dengan spesifikasi PT-100
sedangkan untuk pressure transmitter dengan range 0.9 to 10 bar absolute.

2.2 Shut-off valve & Gas venting Valve Engine


Berfungsi sebagai valve sebelum masuk dalam proses compact gas ramp.
Dalam 1 set terdapat 2 valve yakni shut-off valve utama dan valve gas
venting. Kedua valve tersebut beroprasi secara interlock sehingga jika salah
satu status close maka valve yang lain akan open.

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 6
Gambar 2.6 Shut-off valve dan Gas Venting Valve pada Engine
( Ref : Gambar Aktual Lapangan )

Dalam 1 set valve terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah :


a) Pneumatic valve
b) 5/2 directional control valve
c) Signal device

Gambar 2.7 Diagram Shut –Off valve Engine dan Gas Venting Valve

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 7
Dari gambar diatas terlihat antara shut-off valve engine dan gas venting
valve terkoneksi secara interlock yang berfungsi sebagai pengaman. Shut-off
valve berfungsi sebagai valve untuk men-transfer natural gas dari MRS menuju
Compact gas ramp.

Gambar 2.8 Foto 1 Set Shut-off valve


( Ref : Foto Aktual Lapangan)
Prinsip kerja dari shut-off valve berawal dari coil solenoid valve yang ter-
energized sehingga merubah posisi katup daro 5/2 valve. Ketika solenoid valve
tidak ter-energized maka spring akan mendorong 5/2 valve akan kembali ke posisi
semula.

Gambar 2.9 Perubahan posisi 5/2 valve ketika Solenoid ter-energized


( Ref : Google Images )

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 8
Signal device berfungsi mengirimkan signal open / close dari pneumatic
valve. Signal Digital Input (DI) tersebut dikirim menuju DCS agar bisa
ditampilkan pada WOIS.

2.3 Compact Gas ramp

Gambar 2.10 Flow Diagram Compact gas ramp


Compact gas ramp berfungsi mengontrol, memonitor dan mem-filter
natural gas sebelum masuk ke engine. Mengontrol dalam hal ini adalah control
pressure natural gas terhadap fluktuasi beban. Memonitor untuk mendapatkan
data pressure temperature dan mass flow dari natural gas. Dan proses filter
dikarenakan pada Compact gas ramp terdapat filter.

Compact gas ramp beroprasi ketika ketika mode operasi engine dari LFO /
HFO dirubah jadi natural gas. Setelah dilakukan gas leakage tes secara manual
pada control room dan hasilnya aman, maka PLC secara otomatis akan menutup
gas venting valve dan membuka shut-off valve. Compact gas ramp akan berhenti
beroprasi ketika mode operasi engine berubah menjadi bahan bakar LFO/HFO

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 9
Untuk lebih lengkap nya berikut adalah list komponen dari Compact gas
ramp.

1) Mass Flow Meter


2) Filter
3) Shut-off valve & Gas venting Valve
4) Main Gas Position Control
5) Pressure Transmitter & Temperature Transmitter

2.3.1 Mass Flow Meter


Berfungsi sebagai pengukur volume gas yang masuk ke compact gas ramp.
Signal Analog input dikirim menuju DCS. Secara prinsip, flow meter yang
dipakai pada Compact gas ramp menggunakan Coriolis force. Dimana ada 2
tubes di dalam yang mana jika aliran gas semakin besar maka perbedaan posisi
antar ke dua tubes itu juga semakin berjauhan. Hal ini mengakibatkan signal
analog input yang dikirim pada DCS juga semakin besar.

Gambar 2.11 Foto Flow Meter


( Ref : Foto Aktual Lapangan )

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 10
2.3.2 Filter

Gambar 2.12 Foto Flow Meter


( Ref : Foto Aktual Lapangan & Manual Parker Hannifin Hydraulic Filter )

Proses filtrasi dimulai ketika natural gas masuk ke filter melalui inlet guna
menyaring partikel padat melalui element penyaring. Setelah itu natural gas keluar
melalui outlet. Terdapat pressure differential yang berguna sebagai indicator
apakah terjadi penyumbatan di dalam filter. Jika pressure differential indicator
menunjukkan nilai 0.5 bar, hal ini mengindikasikan adanya penyumbatan pada filter
sehingga alarm akan muncul.

2.3.3 Shut-off valve & Gas ventingValve

Pada Compact gas ramp juga terdapat 2 jenis valve, shut-off valve dan gas
venting valve. Sistem operasi kedua valve adalah interlock. Pada saat engine
beropasi, status shut-off valve open, dan gas venting valve akan close. Begitu pun
sebaliknya, jika engine berhenti beroprasi, secara otomatis shut-off valve akan

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 11
menutup dan gas venting valve akan membuka guna mengeluarkan natural gas
yang masih terjebak didalam mainline.

Gambar 2.6 Foto Shut-off Valve


( Ref : Foto Aktual Lapangan )

2.3.4 Main Gas Control Valve


Berfungsi untuk mengontrol volume gas sebelum masuk ke gas.
Prosentase bukaan valve tersebut diatur oleh pressure transmitter yang
linier dengan pembebanan generator.

Gambar 2.6 Main Gas Control Valve (Tampilan WOIS & Fisik)
( Ref : Foto Aktual Lapangan & Tampilan WOIS )

LAPORAN MINGGUAN KE-2


RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 12
Seperti terlihat pada gambar diatas, setting value pressure nya di angka
2.7 bar. Dengan bertambahnya beban pada generator maka setting value
pressure juga berubah yang mengakibatkan prosentase bukaan valve juga
ikut naik.

2.3.5 Pressure & Temperature Transmitter


Selain sebagai pengukuran, pressure & Temperature transmitter juga
berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi kondisi abnormal baik pressure
maupun temperature nya.
Jika pressure pada natural gas melebihi 8 bar , maka akan ada alarm
peringatan. Namun jika nilai pressure mencapai 9 bar dapat
mengakibatkan shut-off valve akan close sebagai proteksi pada engine.
Sedangkan low inlet pressure akan terjadi jika pressure dari natural gas
dibawah 1.5 bar.
Jika Temperature pada natural gas melebihi 50 derajat celcius akan
mengakibatkan alarm. Sedangkan low Temperature alarm terjadi jika
Temperature pada natural gas 5 derajat celcius.

Gambar 2.6 Setting Pressure & Temperature pada Compact gas ramp
( Ref : Tampilan WOIS )
LAPORAN MINGGUAN KE-2
RIDHO IRZAMZAM
FUEL GAS SYSTEM Page 13

Anda mungkin juga menyukai