Anda di halaman 1dari 144

Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018

Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Sejarah Pabrik


PT Sinar Tambang Arthalestari adalah pemilik dan produsen Semen
Bima. Pabrik Semen Bima yang dibangun diatas lahan seluas 43 Hektar,
dimana peletakan batu pertama (ground breaking) dilakukan oleh Gubernur
Jawa Tengah H. Bibit Waluyu yang di dampingi oleh Bupati Banyumas
Mardjoko berlokasi di Desa Tipar Kidul Kecamatan Ajibarang, Banyumas
pada tanggal 8 Oktober 2012 berkomitmen untuk dapat memenuhi
kebutuhan semen nasional secara merata.

Disamping itu PT. Sinar Tambang Arthalestari juga memiliki dan


mengelola tambang Limestone dan Clay untuk kebutuhan sumber daya
produksi. Pembangunan pabrik Semen Bima di awali dengan perencanaan
yang matang serta perijinan yang lengkap sehingga pembangunan pabrik
berjalan dengan lancar. PT. Sinar Tambang Arthalestari sudah mengantongi
berbagai izin yang berkaitan dengan tata laksana penambangan maupun
pembangunan pabrik, meliputi : rekomendasi teknis usaha pertambangan
atau izin usaha pertambangan (IUP) eksplorasi mineral bukan logam dari
Gubernur Jateng, IUP eksplorasi dari Bupati Banyumas, serta izin prinsip
penanaman modal dari Badan Koordinasi Penanaman Modal; perubahan
izin lokasi pembangunan pabrik dari BPMPP Kabupaten Banyumas, dan
dokumen-dokumen lain yang diperlukan.

PT. Sinar Tambang Arthalestari sebagai pengelola dan investor juga


sudah mengantongi izin kelayakan lingkungan hidup kegiatan pembangunan
pabrik semen terpadu dan izin lingkungan atas kegiatan pembangunan
pabrik semen terpadu yang paling penting keberadaan pabrik tersebut sudah

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 1
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

sesuai dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup, Rencana


Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) serta RT RW Kabupaten
Banyumas.

Diharapkan keberadaan pabrik Semen Bima dapat memberikan


dampak lanjutan (multiplayer effect) terhadap perkembangan perekonomian
daerah dan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan
Ajibarang dan Kabupaten Banyumas serta meningkatkan peran
pembangunan nasional pada umumnya.

Pembangunan pabrik Semen Bima merupakan proyek nasional yang


sangat didukung oleh Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI).

JANGKAUAN DISTRIBUSI
Jaringan distribusi Perseroan didukung oleh 10 unit gudang
penyangga, untuk pengoperasian packing plant masih terdapat di pabrik
saja, serta didukungoleh 32 distributor untuk menjamin kelancaran pasokan
semen ke seluruh penjuru pulau Jawa.
Perseroan ini merencanakan tambahan 1 unit  plant. Tujuan
pembangunan plant tersebut adalah:
• Menjamin kontinuitas pasokan semen di wilayah pemasaran
Perseroan.
• Perluasan pasar.
BAHAN BAKU
Area-area tambang Perseroan memiliki cadangan bahan baku dengan
kualitas terbaik dan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga menjamin
kelangsungan produksi semen di seluruh pabrik Perseroan dalam jangka
panjang.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 2
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

BRAND IMAGE
Perseroan memiliki merk yang lekat di hati konsumen, yaitu Semen
Bima,. Perseroan fokus untuk memasarkan di pulau jawa saja, untuk
menunjukkan keunggulan reputasi yang mencerminkan
kekuatan corporatedan brand image Perseroan.

I.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


PT. Sinar Tambang Arthalestari mempunyai pabrik semen berlokasi di
Banyumas. Pabrik di Banyumas ini menggunakan proses kering. Pabrik
Banyumas terletak di Desa Tipar, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten
Banyumas. Lokasi pabrik ideal mempunyai beberapa syarat :
1. Dekat dengan lokasi bahan baku
2. Dekat dengan lokasi konsumen
3. Sarana transportasi memadai
4. Sumber energi dan utilitas tidak sulit diperoleh
5. Diterima komunitas masyarakat setempat
Dengan pertimbangan tersebut, maka PT. Sinar Tambang Arthalestari
membangun pabrik di wilayah Ajibarang
Berikut ini dasar pertimbangan pemilihan lokasi pabrik di Banyumas
oleh PT. Sinar Tambang Arthalestari
Pemilihan lokasi Pabrik di Ajibarang Purwokerto antara lain
didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu:
1. Pertimbangan Pemasarann
PT. Sinar Tambang Arthalestari untuk saat ini fokus
mendistribusikan semennya pada daerah Jatim, Jateng, Yogyakarta, Jawa
Barat, dengan daerah pemasaran paling besar Jawa Tengah. Ditambah
dengan strategisnya letak dari pabrik Semen Bima, kebutuhan distribusi
untuk pulau jawa khusunya Jawa Tengah dapat terpenuhi dengan baik

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 3
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

2. Pertimbangan Bahan Baku


Bahan baku batu kapur dan tanah liat cukup tersedia. Deposit batu
kapur berada di desa sawangan (luasnya sekitar 800 ha) yang berjarak 5
kilometer dari lokasi pabrik. Sedangkan deposit tanah liat terletak di depan
pabrik (luasnya sekitar 400 ha), berjarak 1 kilometer dari lokasi pabrik,
akan tetapi curah hujan yang cukup tinggi di daerah ini sedikit
mempengaruhi ketersediaan bahan baku yang berkualitas baik dan berkadar
air rendah.
3. Pertimbangan Faktor Transportasi/Ekspedisi
PT. Sinar Tambang Arthalestari di Banyumas memiliki lokasi strategis
karena:
 Pabrik terletak di jalur selatan pulau jawa sehingga transportasi darat sangat
mendukung untuk daerah di sekitar pulau jawa khususnya Jawa Tengah.
Selain daripada itu sarana penunjang lainnya seperti telepon, teleks dan lain-
lain telah tersedia sehingga dapat memperlancar komunikasi baik di dalam
maupun di luar pabrik.
4. Pertimbangan Faktor Sosial
Keberadaan Semen Bima di wilayah Ajibarang memberikan
keuntungan social bagi masyarakat sekitar. Daerah yang dahulu belum
terjamah dan mati sekarang dapat berkembang. Penyerapan tenaga kerja
kasar dari warga sekitar pabrik menyebabkan kondisi ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat sekitar meningkat. Masyarakat sekitar dapat
menikmati fasilitas-fasilitas dari pembangunan pabrik, seperti penerangan
jalan, bantuan penyuluhan kesehatan, dan lainnya. Pemerintah daerah
setempat juga menerima pendapatan pajak yang besar dari operasi pabrik
sehingga pembangunan di Kabupaten Purwokerto dapat berkembang pesat.
5. Pertimbangan Bahan Pembantu

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 4
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Pasir Silika diperoleh dari Bangka Belitung, Tuban dan Banjar


Negara. Pasir besi diperoleh dari Cilacap tetapi untuk saat ini bahan
pembantu Pasir Besi sudah diganti dengan latrite yang dibeli dari sabuku
Kalimantan yang mempunyai kandungan hampir sama dengan Pasir Besi
tetapi memiliki harga yang jauh lebih ekonomis. Gypsum diimpor dari Qatar
yang berupa gypsum alam. Trass diperoleh dari Banjar Negara Keempat
lokasi tersebut cukup jauh sehingga hanya dapat dijangkau melalui jalur
darat dan jalur laut. Kebutuhan keempat bahan pembantu tersebut tidak
terlalu besar,sekitan 2500 ton, sehingga ongkos transportasi yang
dikeluarkan pun tidak terlalu tinggi dibandingkan jika harus mengangkut
bahan baku. Permasalahan polusi udara oleh debu kadang menjadi
permasalahan kesehatan bagi warga sekitar. Mereka tak segan-segan untuk
mengadu kepada pihak PT. Sinar Tambang Arthalestari. Namun dengan
adanya alat penangkap debu yang canggih (bag filter) permasalahan tersebut
dapat diatasi, mengingat efisiensi alat tersebut yang cukup tinggi yaitu
sekitar 98%. Selain itu, keberadaan Pabrik Semen Indonesia di lokasi
tersebut memberikan kemajuan tersendiri bagi pola hidup maupun
kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 5
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Lokasi pabrik semen bima di Banyumas

I.3 Struktur Organisasi Perusahaan


Bentuk struktur organisasi pada PT. Sinar Tambang Arthalestari
adalah bentuk organisasi (line). Dalam sistem organisasi tersebut wewenang
mengalir dari atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab mengalir dari
bawah ke atas. Sehingga dalam sistem organisasi ini, pimpinan memberikan
wewenang secara langsung kepada bagian di bawahnya, sedangkan bagian
yang diberi wewenamg tersebut mempunyai wewenang pada bagian di
bawahnya kepada pimpinan perusahaan.

PT. STAR

PLANT
DIVISION

PRODUCTION QUALITY PLANT HRD SHE


MECHANICAL ELECTRICAL MINING
CONTROL ENGINEERING
DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT
DEPARTEMENT DEPARTEMENT

Head of Quality
Control
Departement

Supervisor

Foreman

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 6
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

PT. STAR

PLANT DIVISION

PRODUCTION QUALITY PLANT HRD SHE


MECHANICAL ELECTRICAL MINING
CONTROL ENGINEERING
DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT
DEPARTEMENT DEPARTEMENT

Environment
Safety Division Healthy Division
Division

PT. STAR

PLANT DIVISION

PRODUCTION QUALITY PLANT HRD SHE


MECHANICAL ELECTRICAL MINING
CONTROL ENGINEERING
DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT DEPARTEMENT
DEPARTEMENT DEPARTEMENT

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 7
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah batu kapur dan tanah liat. Berikut
ini uraian singkat tentang bahan baku yang digunakan oleh PT. Semen bima

1. Batu Kapur

Batu kapur atau limestone (CaCO3) adalah sebuah batuan


sedimen terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama
dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini
mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di
lantai samudra sebagai pelagic ooze (lihat lysocline untuk informasi
tentang dissolusi calcite).

Calcite sekunder juga dapat terdeposisi oleh


air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang presipitasi material di gua). Ini
menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih
jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan
penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh
volume batuan sedimen.

Sifat fisika :

− Rumus molekul : CaCO3

− Berat Molekul : 100,09 gr/mol

− Titik lebur, 1 atm : 25700 C

− Titik didih, 1 atm : 28500 C

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 8
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

− Densitas, 1 atm : 2,711 gr/ml

− Energi bebas Gibbs (25°C) : -1.129.000 kj/mol

− Kapasitas panas (25°C) : -5,896 cal/mol0 C

− Kelarutan , 250C : 0,0014 gr/ 100 gr H2O

− Kelarutan , 1000 C : 0,002 gr/ 100 gr H2O

− Panas penguapan, 1 atm : 12.700 cal/mol

− Ukuran : 30 mesh

(Kirk and Othmer, 1979)

Sifat kimia :

− Asam klorida encer terjadi penguraian dengan berbuih karena

karbon dioksida dilepaskan

CO3 = + 2 H+ → CO2 + H2O

2. Tanah Liat
Tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Tanah liat mengandung leburan
silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan
aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi.
Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat
dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Tanah liat membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila
basah terkena air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang
mendominasinya. Mineral lempung digolongkan berdasarkan susunan

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 9
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya.


Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida
aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida
silikon yang mengapit satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung
golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan
memuai saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat
membentuk kerutan-kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.

II.2 Uraian Proses

1. Proses Basah
Pada proses ini, bahan baku dipecah kemudian dengan menambahkan air
dalam jumlah tertentu serta dicampurkan dengan luluhan tanah liat. Bubur
halus dengan kadar air 25 - 40% (slurry) dikalsinasi dalam tungku panjang
(long rotary kiln).
Keuntungan :
 Umpan lebih homogen, semen yang diperoleh labih baik.
 Efisiensi penggilingan lebih tinggi dan tidak memerlukan suatu unit
homogenizer.
 Debu yang timbul relatif sedikit.

Kerugian :

 Bahan bakar yang digunakan labih banyak.


 Tanur yang digunakan terlalu panjang karena memerlukan zone dehidrasi
yang lebih panjang untuk mengendalikan kadar air.
 Biaya produksi lebih mahal.
2. Proses Semi Basah.
Pada proses ini penyediaan umpan tanur hampir sama seperti proses basah.
Hanya saja disini umpan tanur disaring lebih dahulu dengan filter press.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 10
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Filter cake dengan kadar 15 – 25% digunakan sebagai umpan tanur.


Komsumsi panas pada proses ini sekitar 1000 – 1200 Kcal / kg klinker.
Proses ini jarang dipakai karena biaya produksi yang terlalu tinggi dan
kurang mengguntungkan.
3. Proses Semi Kering.
Proses ini dikenal sebagai grate proses, dimana merupakan transisi dari
proses basah dan proses kering dalam pembentukan semen. Pada proses ini
umpan tanur disemprot dengan air dengan alat yang disebut granutor
(pelletizer) untuk diubah menjadi granular atau nodule dengan kandungan
air 10 -12% dan ukurannya 10 – 12 mm seragam. Proses ini menggunakan
tungku tegak (shaft kiln) atau long rotary kiln. Konsumsi panas sekitar 1000
Kcal / Kg klinker.
4. Proses Kering.
Pada proses ini bahan baku diolah (dihancurkan) di dalam raw mill dalam
keadaan kering dan halus dan hasil penggilinggan (tepung baku) dengan
kadar air 0,5 – 1% dikalsinasikan dalam rotari kiln. Proses ini menggunakan
panas sekitar 1500 – 1900 Kcal / kg klinker.
Keuntungan :
 Tanur yang digunakan relatif pendek.
 Panas yang dibutuhkan rendah, sehingga bahan bakar yang dipakai relatif
sedikit, dan membutuhkan air yang relatif sedikit pula.
 Kapasitas produksi lebih besar.

Kerugian :
 Kadar air sangat mengganggu proses, karena material menempel pada alat.
 Campuran umpan kurang homogen.
 Banyak debu yang dihasilkan sehingga dibutuhkan alat penangkap debu.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 11
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Tabel 3.2 Jenis – jenis Proses Pembuatan Semen

Umpan Masuk
Tanur
Nama Proses Nama Kandungan
Material Air (%)
1. Proses Basah Slurry 25 – 40
Pellent atau
2. Proses Semi Basah 15 – 25
Cake
Granular
3. Proses Semi Kering 10 – 12
atau Nodule
Tepung
4. Proses Kering 0,5 – 10
Baku
Keterangan:
Untuk proses yang digukan pada PT Sinar Tambang Arthalestari ini
hanya dengan proses kering saja

II.3 Uraian Tugas (Tugas Khusus)


Efisiensi dynamic separator pada semen mill
Tujuan :

1. Menentukan Kurva Tromp dari Dynamic Separator pada Semen Mill


2. Menentukan nilai Circulating Load dari Dynamic Separator
3. Menentukan nilai Cutting Size, Imperction, By Pass dan Sharpness pada
Dynamic Separator

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 12
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Pengertian

Separator adalah alat separasi yang digunakan untuk memisahkan material


halus dari material kasar, dimana material halus akan menjadi produk dan
material kasar akan di umpankan kedalam mill untuk di grinding kembali.
Pemisahan yang efisien mencegah over grinding dan konsekuensinya dapat
membuang energi

Ada 2 tipe macam separator yaitu static separator dan dynamic separator.
Perbedaan yang menonjol dari 2 tipe separator stersebut adalah untuk static
separator tidak mempunyai komponen yang dapat bergerak.

Parameter grades separator dilihat dari nilai imperfection

I < 0.2 Excelent Separator

0.2 < I < 0.3 Good Separator

0.3 < I < 0.4 Medium Separator

0.4 < I < 0.6 Poor Separator

0.6 < I < 0.7 Bad Separator

I > 0.7 Excecrable Separator

Data-data didapat pada tanggal 29 Januari 2018 dengan melakukan proses


screening di Laboratorium beton dan Laboratorium Blaine dan residu, PT. Sinar
Tambang Arthalestari. Data data tersebut meliputi umpan separator ( feed),
produk, dan tailing ( reject )

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 13
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Gambar 1 : Desain Dynamic Separator

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 14
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Basis yang digunakan untuk screening yaitu 1 kilogram.

 Umpan masuk ( feed )

FEED
ayakan I II III rata2 berat tertahan (gr)
Lolos 206.84 209.2 275.2 230.4133333
0.03 402.2 392.2 321.2 371.8666667
0.045 199.35 198.9 197.5 198.5833333
0.06 11.4 9.7 12 11.03333333
0.075 49.7 52.1 48.5 50.1
0.088 58.2 62.2 62 60.8
0.105 16.2 17.5 17.9 17.2
0.125 19 19.6 20 19.53333333
0.15 2.5 2.5 2.8 2.6
0.2 2 1.1 1.2 1.433333333
0.3 0.8 0.4 0.9 0.7
0.45 0.8 0.1 0.1 0.333333333
0.9 0 0 0 0
Total 968.99 965.5 959.3 964.5966667

Diambil dari data rata rata maka akan ditemukan fraksi massa
- < 30µm
230.41
% undersize= x 100 %=76.9 %
964.59
- 30µm
371.86
% Oversize= x 100 %=38.552 %
964.59

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 15
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

- 45µm
198.58
% Oversize= x 100 %=20.587 %
964.59
- 60µm
11.03
% Oversize= x 100 %=1.144 %
964.59
- 75µm
50.1
% Oversize= x 100 %=5.194 %
964.59
- 88µm
60.8
% Oversize= x 100 %=6.303 %
964.59
- 105µm
17.2
% Oversize= x 100 %=1.783 %
964.59
- 125µm
19.53
% Oversize= x 100 %=2.025%
964.59
- 150µm
2.6
% Oversize= x 100 %=0.270 %
964.59
- 200µm
1.43
% Oversize= x 100 %=0.149 %
964.59
- 300µm
0.7
% Oversize= x 100 %=0.073 %
964.59
- 450µm
0.33
% Oversize= x 100 %=0.035 %
964.59

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 16
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

- 900µm
0
% Oversize= x 100 %=0 %
964.59

untuk data dalam fraksi massa dapat di tuliskan.

FEED
ayaka
n % tertahan % lolos Selisih
0.03 38.552 23.887 23.887
0.045 20.587 62.439 38.552
0.06 1.144 83.026 20.587
0.075 5.194 84.170 1.144
0.088 6.303 89.363 5.194
0.105 1.783 95.667 6.303
0.125 2.025 97.450 1.783
0.15 0.270 99.475 2.025
0.2 0.149 99.744 0.270
0.3 0.073 99.893 0.149
0.45 0.035 99.965 0.073
0.034556
0.9 0 100 8

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 17
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

 Tailing ( reject )

TAILING
ayakan I II III rata2 berat tertahan
lolos 37.3 30.9 28.3 32.16666667
0.03 329.6 280.3 275.9 295.2666667
0.045 427.6 427.6 450.2 435.1333333
0.06 0.22 0.1 0 0.106666667
0.075 63.7 66.3 66.5 65.5
0.088 88.7 88.6 93.4 90.23333333
0.105 28.1 30.6 28.4 29.03333333
0.125 32.1 37.9 32 34
0.15 7.6 8.9 7.2 7.9
0.2 3.7 4.7 3.9 4.1
0.3 3 3.5 2.9 3.133333333
0.45 0.7 1.8 0.7 1.066666667
0.9 0.1 0.1 0.1 0.1
985.12 981.3 989.5 997.74

- < 30µm
32.16
% undersize= x 100 %=76.9 %
997.74
- 30µm
295.26
% Oversize= x 100 %=29.593 %
997.74

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 18
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

- 45µm
435.13
% Oversize= x 100 %=43.611 %
997.74
- 60µm
0.106
% Oversize= x 100 %=0.0107 %
997.74
- 75µm
65.5
% Oversize= x 100 %=6.5648 %
997.74
- 88µm
90.23
% Oversize= x 100 %=9.043 %
997.74
- 105µm
29.03
% Oversize= x 100 %=2.909 %
997.74
- 125µm
34
% Oversize= x 100 %=3.407 %
997.74
- 150µm
7.9
% Oversize= x 100 %=0.791 %
997.74
- 200µm
4.1
% Oversize= x 100 %=0.410 %
997.74
- 300µm
3.13
% Oversize= x 100 %=0.314 %
997.74
- 450µm
1.06
% Oversize= x 100 %=0.106 %
997.74

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 19
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

- 900µm
0.1
% Oversize= x 100 %=0.01 %
997.74

untuk data dalam fraksi massa dapat di tuliskan.

TAILING
ayakan % tertahan % lolos Selisih
0.03 29.5935 3.2240 3.2240
0.045 43.6119 32.8175 29.5935
0.06 0.0107 76.4294 43.6119
0.075 6.5648 76.4401 0.0107
0.088 9.0438 83.0049 6.5648
0.105 2.9099 92.0487 9.0438
0.125 3.4077 94.9586 2.9099
0.15 0.7918 98.3663 3.4077
0.2 0.4109 99.1581 0.7918
0.3 0.3140 99.5690 0.4109
0.45 0.1069 99.8831 0.3140
0.9 0.0100 99.9900 0.1069

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 20
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

 Product

PRODUK
ayakan I II III rata2 berat tertahan
lolos 581.1 715.2 651.3 649.2
0.03 366.5 246.6 304.3 305.8
0.045 24.1 27.4 26.3 25.93333333
0.06 0 0 0 0
0.075 0.7 0.6 0.7 0.666666667
0.088 0.2 0.2 0.2 0.2
0.105 0 0 0 0
0.125 0 0 0 0
0.15 0 0 0 0
0.2 0 0 0 0
0.3 0 0 0 0
0.45 0 0 0 0
0.9 0 0 0 0
972.6 990 982.8 981.8

- < 30µm
649.2
% undersize= x 100 %=76.9 %
981.8
- 30µm

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 21
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

305.8
% Oversize= x 100 %=31.147 %
981.8
- 45µm
25.93
% Oversize= x 100 %=2.641%
981.8
- 60µm
0
% Oversize= x 100 %=0 %
981.8
- 75µm
0.66
% Oversize= x 100 %=0.068 %
981.8
- 88µm
0.2
% Oversize= x 100 %=0.020 %
981.8
- 105µm
0
% Oversize= x 100 %=0 %
981.8
- 125µm
0
% Oversize= x 100 %=0 %
981.8
- 150µm
0
% Oversize= x 100 %=0 %
981.8
- 200µm
0
% Oversize= x 100 %=0 %
981.8
- 300µm
0
% Oversize= x 100 %=0 %
981.8
- 450µm

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 22
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

0
% Oversize= x 100 %=0 %
981.8
- 900µm
0
% Oversize= x 100 %=0 %
981.8

untuk data dalam fraksi massa dapat di tuliskan.

PRODUK
ayakan % tertahan % lolos selisih
0.03 31.147 66.123 66.123
0.045 2.641 97.270 31.147
0.06 0 99.91173 2.6414
0.075 0.068 99.912 0
0.088 0.020 99.980 0.0679
0.105 0 100 0.0204
0.125 0 100 0
0.15 0 100 0
0.2 0 100 0
0.3 0 100 0
0.45 0 100 0
0.9 0 100 0

Circulation factor

Rumus circulation factor dalam tiap ukuran partikel dapat dituliskan :


F p−r
c= =
P f −r

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 23
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

akan di dapatkan data


97.27−32.81
c (45 µ)= =2.175
62.43−32.81
99.91−76.42
c (60 µ)= =3.559
83.02−76.42
99.91−76.44
c (75 µ)= =3.037
84.16−76.44

99.97−83.004
c (88 µ)= =2.667
89.36−83.004
100−92.04
c (105 µ)= =2.198
95.66−92.04
100−94.95
c (125 µ)= =2.024
97.44−94.95
97.27−32.81
c (130 µ)=
62.43−32.81=1.913
100−98.36
c (150 µ)= =1.473
99.47−98.36
97.27−32.81
c (175 µ)= 100−32.81
c (190 µ)= 62.43−32.81=1.455
=1.444
62.43−32.81

circulation factor

0.045 2.176
0.06 3.560
0.075 3.037
0.088 2.670
0.105 2.198
0.125 2.024
0.13 1.914
0.15
Jurusan Teknik Kimia 1.474
Fakultas Teknik 0.175 24
1.455
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
0.19 1.444
0.2 1.436
rata-rata 2.126
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Dari rata rata circulating factor akan didapatkan vf average da vr dengan rumus

1
Vf average=
CF rata−rata

1
¿ =0.470363183
2.126

Vr = 1- Vf average

= 1- 0.470363183

= 0.529636817

1. Efisiensi separator

Untuk efisiensi separator didapatkan dengan rumus:

f −r p
E= x x 100
p−r f

Akan di dapatkan efisiensi pada ukuran:

1 97.270 1 99.912
E( 45 µ)= x =73.276 % E(75 µ)= x =55.833 %
2.126 62.439 2.126 84.170

1 99.911 1 99.980
E( 60 µ)= x =56.603 % E(88 µ)= x =52.624 %
2.126 83.026 2.126 89.363

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 25
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

1 100 1 100
E(105 µ)= x =49.167 % E(175 µ)= x =47.087 %
2.126 95.667 2.126 99.532

1 100 1 100
E(125 µ)= x =48.267 % E(190 µ)= x =47.067 %
2.126 97.450 2.126 99.675

1 100 1 100
E(130 µ)= x =47.285% E(200 µ)= x =47.053 %
2.126 98.72 2.126 99.744

1 100
E(150 µ)= x =47.157 %
2.126 99.475

Efisiensi didapatkan

separator efficiency
sieve
(%)
0.045 73.276
0.06 56.603
0.075 55.833
0.088 52.624
0.105 49.167
0.125 48.267
0.13 47.285
0.15 47.157
0.175 47.087
0.19 47.067
0.2 47.053

GRAFIK EFISIENSI EPARATOR

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 26
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

separator eficiency
0.8

0.7

0.6

0.5
efisiensi

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
partikel dimension

2. Perhitungan nilai tromp

Nilai tromp didapatkan dari rumus :

T=
Δr
Δf
Δr
xVr= x 1−
Δf
1
c ( )
Jika nilai yang didapatkan dimasukan dalam rumus menjadi.

29.5935
T ( 45 µ ) = x 0.5296=0.407 %
38.552

43.6119
T ( 60 µ )= x 0.5296=1.122%
20.587

0.0107
T ( 75 µ )= x 0.5296=0.005 %
1.144

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 27
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

6.5648
T ( 88 µ )= x 0.5296=0.669 %
5.194

9.0438
T ( 105 µ )= x 0.5296=0.760 %
6.303

2.9099
T ( 125 µ )= x 0.5296=0.864 %
1.783

29.5935
T ( 130 µ )= x 0.5296=0.869 %
38.552

3.4077
T ( 150 µ )= x 0.5296=0.891%
2.025

29.5935
T ( 175 µ )= x 0.5296=1.141 %
38.552

29.5935
T ( 190 µ )= x 0.5296=1.39 %
38.552

0.7918
T ( 200 µ )= x 0.5296=1.556 %
0.270

Jika dimasukan dalam table akan menjadi

nilai tromp Sieve

0.407 0.045
1.122 0.06
0.005 0.075
0.669 0.088
0.760 0.105
0.864 0.125

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 28
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

0.869 0.13
0.891 0.15
1.141 0.175
1.39 0.19
1.556 0.2

GRAFIK KURVA TROMP DAN EFISIENSI

nilai tromp dan efisiensi


1.800
1.600
1.400
1.200
1.000
nilai ( %)

tromp curve
0.800 efisiensi
0.600
0.400
0.200
0.000
0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
sieve

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai dari tromp dan efisiensi
berbeda. Nilai efisiensi akan semakin besar dengan semakin kecilnya ukuran
partikel. Sedangkan untuk nilai tromp akan semakin besar dengan semakin
besarnya ukuran partikel

GRAFIK KURVA TROMP DAN EFISIENSI UNTUK d50

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 29
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

tromp curve dan efisiensi


1.800
1.600
1.400
1.200
persen %

1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
partikel size

Dari grafik diatas diketahui bahwa pada perpotongan Antara kurva trom
dan efisiensi akan di dapatkan nilai Dlimit yang mana nilainya berkisar Antara
0.163µm yang mana bisa dikatakan cukup besar untuk nilai Dlimitnya

GRAFIK KURVA TROMP DAN EFISIENSI UNTUK MENCARI NILAI


d25 DAN d75

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 30
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

nilai tromp dan efisiensi


1.800

1.600

1.400

1.200
n ila i ( % )

tromp curve
1.000
efisiensi
0.800 d25
d75
0.600

0.400

0.200

0.000
0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
sieve

Dari grafik diatas didapatkan untuk nilai d25 sebesar 0.075 µm dan untuk
nilai d 75 sebesar 0.175µm. dari kedua nilai tersebut maka akan di dapatkan nilai
sharpness dan imperfection dengan menggunakan rumus :

D25
Sh=
D75

D75−D 25
I= Maka akan di dapatkan nilai :
2 xD 50

cut size 0.125

d limit 0.075

by pass 0.50%

sharpness 0.42857

imperfection 0.4 ( Medium Separator )

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 31
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

BAB III
PROSES PRODUKSI
III.1 Pengertian Semen
Menurut I Ketut A.P. (1995), dijelaskan bahwa Semen adalah bahan
yang mempunyai sifat adhesive dan Cohesive, digunakan sebagai bahan
pengikat (bonding material) yang dipakai besama-sama aggregat ( kasar dan
halus).

III.2 Macam-macam Semen


Perbedaan macam semen tergantung pada komposisi unsur-unsur
penyusunnya dan unsur tambahan lain yang ditambahkannya.
Berbagai jenis Semen, antara lain:
- Semen Portland
Merupakan semen hidrolis yang diperoleh dengan menggiling terak
yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidraulis,
bersama bahan tambahan biasanya digunakan gypsum.
Berdasarkan banyaknya prosentase kadar masing-masing komponen
ASTM (American Society of Testing Material) C 150 – 95 membagi lima
macam type semen portland. Kelima tipe semen portland tersebut  yaitu:
a. Ordinary Portland Cement (Semen Tipe 1)
Menurut G.T. Austin (1985), yaitu semen Portland yang umum
digunakan untuk bangunan biasa. Semen ini ada beberapa jenis pula,
misalnya semen putih yang kandungan feri oksidanya lebih kecil, semen
sumur minyak, semen cepat keras, dan beberapa jenis lain untuk
penggunaan khusus.
b. Moderate Heat Cement (Semen Tipe 2)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 32
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Menurut G.T. Austin (1985), semen ini digunakan dalam situasi yang
memerlukan kalor hidrasi yang tidak terlalu tinggi atau untuk bangunan
beton biasa yang dapat terkena aksi sulfat yang sedang. Kalor yang dilepas
saat semen ini mengeras tidak boleh lebih dari 295 joule/gram sesudah 7
hari dan 335 joule/gram sesudah 28 hari.
c. High Early Strenght Cement (Semen Tipe 3)
Menurut G.T. Austin (1985), yaitu semen dengan kekuatan awal
tinggi yang terbentuk dari bahan baku yang mengandung perbandingan
gamping-silika lebih tinggi dari yang digunakan untuk semen type I, dan
penggilingannyapun lebih halus dari type I. Semen ini mengandung
trikalsium silikat lebih banyak dari semen portland biasa. Hal ini disamping
kehalusannya menyebabkan semen ini lebih cepat mengeras dan lebih cepat
mengeluarkan kalor.
d. Low Heat Cement (Semen Tipe 4)
Menurut G.T. Austin (1985), yaitu semen portland kalor-rendah,
persen kandungan C3S dan C3A lebih rendah. Akibatnya persen tetra
kalsium aluminoferit (C4AF) lebih tinggi karena adanya Fe2O3 yang
ditambahkan untuk mengurangi C3A. Kalor yang dilepas pun tidak boleh
lebih dari 250 dan 295 joule/gram masing-masing sesudah 7 dan 28 hari,
dan kalor hidrasinya adalah 15 - 35 % dari kalor hidrasi semen biasa/HES.
e. Sulfat Resistance Cement (Semen Tipe 5)
Menurut G.T. Austin (1985), semen portland tahan sulfat adalah
semen yang karena komposisinya atau cara pengolahannya, lebih tahan
terhadap sulfat dari pada keempat jenis lainnya. Semen type V ini
digunakan bila penerapannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.
Semen ini mengandung C3A lebih rendah dari ketiga semen lain. Akibatnya
kandungan C4AF-nya lebih tinggi.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 33
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

- Semen Putih
Menurut I Ketut Arsha Putra (1995), semen putih dibuat untuk tujuan
dekoratif bukan untuk tujuan konstruktif, misalnya untuk banguna
arsitektur. Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan
proses pembuatan yang khusus, misalnya bahan mentah mengandung oksida
besi dan oksida mangaan yang sangat rendah yaitu dibawah 1%.

- Semen Alumina Tinggi


Menurut E. Jasjfi (1985), semen ini pada dasarnya adalah Semen
Kalsium Aluminat yang dibuat dengan melebur campuran batu kapur dan
bauksit. Bauksit ini biasanya mengandung oksida besi, silika dan
magnesium. Semen ini mengeras sangat cepat dan banyak digunakan pada
daerah pelabuhan namun semen ini tidak tahan terhadap sulfat

- Semen Anti Bakteri


Menurut G.T. Austin (1985), semen ini adalah campuran yang
homogen antara semen porland dengan anti bacteriak agent seperti
germicide. Bahan tersebut ditambahkan untuk self desinfectant beton
terhadap serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Biasa digunakan pada
pembuatan kolam, kamar mandi. Semen ini mempunyai sifat hampir sama
dengan semen porland type I.

- Semen Pozzoland
Menurut G.T. Austin (1985), semen ini diperoleh dengan menggiling
terak. Semen portland dengan trass sebagai bahan pozzolannya. Jenis semen
ini diproduksi untuk pengecoran beton massa, irigasi, bangunan di tepi laut
dan tanah rawa yang memerlukan katahanan sulfat dan panas hidrasi
rendah.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 34
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

- Water Proofed Cement


Menurut G.T. Austin (1985), semen ini adalah campuran yang
homogen antara Senen Porland dengan Water Proofing agent dalam jumlah
kecil seperti kalsium, aluminium atau logam stearat lainnya. Semen ini
dipakai untuk kontruksi beton yang berfungsi sebagai penahan tekanan
hidrulis, misalnya tangki penyimpan cairan kimia.

- Oil Well cement


Menurut G.T. Austin (1985), semen ini adalah Semen Porland yang
dicampur dengan bahan retarder seperti asam borat, casein, lignin, gula
atau organic hidroxid acid. Fungsi retarder untuk mengurangi kecepatan
pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan dalam sumur
minyak atau gas. Umumnya semen ini digunakan pada primary cementing.

Produk yang dihasilkan dari PT Sinar Tambang Arthalestari ini ada


dua, yaitu semen PPC ( pozolant Portland cement) dan semen OPC (
ordinary portland cement )
III.3 Bahan Pembuatan Semen
III.3.1 Bahan Baku

a. Batu kapur (CaCO3)


Dalam keadaan murni, batu kapur berupa bahan CaCO 3 yang
mengandung calsite dan aragonite. Batu kapur tersusun atas kristal halus
dan kasar yang kekerasannya dipengaruhi oleh umur geologinya. Semakin
tua umur batu kapur biasanya semakin keras. Berdasarkan kandungan
CaCO3 nya batu kapur dibedakan menjadi:
a. Batu Kapur Kadar Tinggi (High Grade Limestone) : Kadar CaCO3 96 -
98%, bersifat rapuh.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 35
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

b. Batu Kapur Kadar Menengah (Medium Grade Limestone) : Kadar CaCO3


91-95 %, bersifat kurang keras.
c. Batu Kapur Kadar Rendah (Low Grade Limestone): Kadar CaCO3 89-90 %,
bersifat keras.
d. Peddle: Kadar CaCO3 < 89 %
e. Dolomit: Kadar MgO > 2 %

PT. Sinar Tambang Arthalestari menggunakan batu kapur dengan


kualitas High Grade Limestone dan Medium Grade Limestone.

Tabel 1.  Komposisi Batu Kapur Pada Pembuatan Semen Portland

Komponen % Berat
Penyusun

CaO 40 - 55

SiO2 1 - 15

Al2O3 1 - 6

Fe2O3 0,2 - 5

MgO 0,2 - 4

Alkali Oksida 0,2 - 4

SO3 2,1 - 3

Cl2 0,2 - 1

H2O 7 - 10

Sumber: H.N Banerjea, Tahun 1980

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 36
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Menurut Puja Hadi Purnomo (1994), sifat fisika batu kapur sebagai
berikut :
1. Fase : Padat
2. Warna : Putih
3. Kadar air : 7 – 10 % H2O
4. Bulk density : 1,3 ton/m3
5. Spesific gravity : 2,49
6. Titik Leleh : 825 oC
7. Kandungan CaO : 47 – 56 %
8. Kuat tekan : 31,6 N/mm2
9. Silika ratio : 2,6
10. Alumina ratio : 2,57

Menurut R.H. Perry, (1997) salah satu sifat kimia batu kapur yaitu
dapat mengalami kalsinasi.
Reaksi :
CaCO3                       CaO  +  CO2

b. Tanah Liat ( Al2O3.2SiO2.xH2O )


Semua jenis tanah liat adalah hasil pelapukan kimia yang disebabkan
adanya pengaruh air dan gas CO2, batuan andesit, granit, dan sebagainya.
Batuan-batuan ini menjadi bagian yang halus dan tidak larut dalam air tetapi
mengendap berlapis-lapis. Senyawa kimia yang membentuk tanah liat antara
lain; alkali silikat dan beberapa jenis mika. Pada dasarnya warna dari tanah
liat adalah putih, tetapi dengan adanya senyawa-senyawa kimia lain seperti;
Fe(OH)3, Fe2S3 dan CaCO3 menjadi berwarna abu-abu sampai kuning.

Menurut Puja Hadi Purnomo (1994), sifat fisika tanah liat adalah:
1. Fase : Padat

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 37
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

2. Warna : Coklat kekuningan


3. Kadar air : 18 – 25 % H2O
4. Bulk density : 1,7 ton/m3
5. Titik Leleh : 1999-2032 oC
6. Spesific gravity : 2,36
7. Silika ratio : 2,9
8. Alumina ratio : 2,7

Tabel 2. Komposisi Tanah Liat Pada Pembuatan Semen Portland


Komponen % Berat
Penyusun

CaO 1 – 10

SiO2 40 -70

Al2O3 1 - 6

Fe2O3 0,2 - 5

MgO 0,2 - 4

Alkali Oksida 0,2 - 4

SO3 2,1 - 3

Cl2 0,2 - 1

H2O 7 - 10

( H.N Banerjea, 1980 )

Menurut R.H. Perry (1997), salah satu sifat kimia tanah liat yaitu
dapat mengalami pelepasan air hidrat bila dipanaskan pada suhu 500 0C Sifat
dari tanah liat jika dipanaskan atau dibakar akan berkurang sifat keliatannya
dan menjadi keras bila ditambah air.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 38
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Reaksinya :
 Al2Si2O7.xH2O          T = 500 ° C            Al2O3  + 2SiO2 + xH2O

III.3.2 Bahan Additive


a. Laterit
laterit sebagai pembawa oksida besi dan pengganti pasir besi. Laterit
mempunyai kandungan besi yang tinggi sehingga menyebabkan material ini
mempunyai densitas yang tinggi dibandingkan pasir alam. Material ini
mempunyai sifat fisik yang sangat keras dan porositas optimum.

Tabel 3. Komposisi laterit  Pada Pembuatan Semen Portland


%SiO2 % Al2O3 % Fe2O3 % LOI
5 – 10 2–5 85 - 95 0–5

( H.N Banerjea, 1980 )

Menurut dokumen PT. Smelting, (2010), sifat fisika laterit


adalah:
a) Fase : Padat
b) Warna : Hitam kecoklatan
c) Bulk density : 1,8 ton/m3

Menurut R.H. Perry (1997), salah satu sifat kimia laterit yaitu dapat
bereaksi dengan Al2O3 dan CaO membentuk calsium alumina ferrit.
Reaksi :
4CaO  +  Al2O3  +  Fe2O3                               4CaO.Al2O3.Fe2O3

b. Pasir Silika (SiO2)


Bahan ini sebagai pembawa oksida silika (SiO 2) dengan kadar cukup
tinggi yaitu sekitar 90%, dalam keadaan murni berwarna putih sampai

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 39
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

kuning muda. Selain mengandung SiO2, pasir silika juga mengandung


oksida aluminium dan oksida besi. Warna pasir silika dipengaruhi adanya
kotoran seperti oksida logam dan bahan organik.

Tabel 4. Komposisi Pasir Silika Pada Pembuatan Semen Portland


%CaO %SiO2 %Al2O3 %Fe2O3 %MgO %Alkali %LOI

1–3 85 - 95 2–5 1–3 1-3 1–2 2-5

( H.N Banerjea, 1980)

Menurut Puja Hadi Purnomo (1994), sifat fisika pasir silika adalah:
a. Fase : Padat
b. Warna : Coklat kemerahan
c. Kadar air : 6 % H2O
d. Bulk density : 1,45 ton/m3
e. Spesific gravity : 2,37 gr/cm2
f. Silika ratio : 5,29Alumin
g. Ratio : 2,37

Menurut R.H. Perry (1997), salah satu sifat kimia pasir silika yaitu
dapat bereaksi dengan CaO membentuk garam kalsium silikat.
Reaksi :
     2CaO  +  SiO2                      2CaO.SiO2

III.3.3 Bahan Pembantu


1. Gypsum
Bahan ini adalah bahan sedimen CaSO 4 yang mengandung 2 molekul
hidrat yang berfungsi sebagai penghambat proses pengeringan pada semen.
Penambahan gypsum dilakukan pada penggilingan akhir dengan

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 40
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

perbandingan yang telah ditentukan oleh pabrik. Gypsum yang digunakan di


pada Semen Bima adalah gypsum alam
Menurut Puja Hadi Purnomo (1994), sifat fisika gypsum adalah:
1) Fase                                     : Padat
2) Warna                                  : Putih
3) Kadar air                              : 10 % H2O
4) Bulk density                         : 1,7 ton/m3
5) Ukuran material                   : 0-30mm

Menurut R.H. Perry (1997), salah satu sifat kimia gypsum yaitu dapat
mengalami pelepasan air hidrat.
Reaksi :
CaSO4.2H2O                     CaSO4.½H2O  +  1½H2O

2. Trass (2CaO.SiO2)
Trass adalah bahan hasil letusan gunung berapi yang berupa kerikil
dan banyak mengandung oksida silika amorf (SiO2) yang telah mengalami
pelapukan hingga derajat tertentu. Trass digunakan sebagai bahan campuran
semen PPC sebagai pozzolan activity. Penambahan trass bertujuan agar
kadar freelime dapat direduksi sehingga kualitas semen menjadi lebih baik
dan memberikan kuat tekan awal yang kurang tetapi kuat tekan akhir yang
stabil. Penambahan trass dilakukkan di dalam finish mill dengan gypsum
dan terak.

Sifat Fisika :
1. Fasa : padat
2. Warna : putih keabu-abuan
3. Bentuk : butiran

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 41
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

4. Ukuran material : 0 – 30 mm
5. Spesifik Gravity : 2,68 gr/cm3
Sifat Kimia :
Trass dimana kandungan utamanya silika aktif SiO2 maka pada saat
ditambahkan air akan bereaksi dengan CaOH2 membentuk CSH dimana
senyawa ini memberikan kontribusi terhadap kuat tekan. CaOH 2 ini didapat
dari reaksi CaO free dalam terak dengan H2O.
Reaksi :
CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(s)
Ca(OH)2(s) + SiO2(s) CaO.SiO2.H2O

III.4 Proses Pembuatan Semen

Dalam pembuatan semen bima, PT. Sinar Tambang Arthalestari


menggunakan proses kering. proses pembuatan semen bima dibagi atas lima
bagian yaitu :

a. Penyediaan Bahan Baku


b. Pengolahan Bahan
c. Pembakaran dan Pendinginan
d. Penggilingan Semen
e. Pengisian dan Pengantongan Semen
1. Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan semen
adalah batukapur dan tanah liat. Kedua bahan baku tersebut diperoleh dari
proses penambangan di quarry. Penambangan bahan baku yang dilakukan
oleh semen bima menggunakan metode dengan menggunakan alat berat.
Proses penambangannya yaitu bahan digali dengan menggunakan excavator
dan kemudian diangkut oleh truk yang akan dibawa ke hopper dan setelah

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 42
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

itu dilakukan proses crushing, tipe crusher yang digunakan dua bahan
tersebut berbeda. Crusher untuk limestone menggunakan tipe hammer
crusher sedangkan untuk clay menggunakan tipe roller crusher. Perbedaan
tipe tersebut tergantung dari sifat fisik dari kedua bahan tersebut.
Perencanaan penambangan bahan baku sangat menentukan pada proses –
proses selanjutnya yang akhirnya bermuara pada kualitas dan kuantitas
semen. Penambangan bahan baku yang tidak terencana dan terkontrol
dengan baik akan menyebabkan gagalnya pemenuhan target untuk tahap
produksi selanjutnya yang jika dihubungkan dengan kualitas dan biaya
produksi secara keseluruhan dapat menurunkan daya saing produk terhadap
produk yang sama yang dihasilkan oleh pesaing
Persyaratan kualitas batukapur & tanah liat dalam proses penambangan
adalah sebagai berikut :
a. Batukapur               
    52% <Cao< 54%
b. Tanah liat                        
    60%<SiO2 <70% dan 14%Al2O3<17%

Untuk bahan-bahan lainnya seperti gypsum, trass, laterite, coal,


dan silica. PT. Sinar Tambang Arthalestari (Semen Bima) membeli dari
pihak luar.
2. Pengolahan Bahan
Bahan pembuatan semen yang terdiri dari batu kapur, tanah liat, laterit
dan pasir silika dengan komposisi tertentu diumpankan kedalam raw mill.
Di dalam raw mill bahan-bahan tersebut mengalami penggilingan dan
pencampuran serta pengeringan sehingga diperoleh produk raw mill dengan
kehalusan 90% lolos ayakan 90 mikron dan kandungan air kurang dari 1%.
Dari raw mill, tepung baku dimasukkan kedalam blending silo. Fungsi dari

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 43
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

blending silo adalah sebagai tempat penampungan sementara tepung baku


sebelum diumpankan ke kiln, sekaligus untuk menghomogenkan produk
raw mill agar komposisi kimia dari produk tersebut lebih merata sehinggga
siap untuk diumpankan ke kiln.

3. Pembakaran dan Pendinginan


Unit pembakaran merupakan bagian terpenting, kerena terjadi
pembentukan komponen utama semen. Reaksi pada unit ini menurut
Teknologi Semen Bima  adalah:
1. Proses pengurangan kadar air
Terjadi pada suhu 100 oC
Reaksi :
 H2O(l)                             H2O(g)
100 oC

2. Pelepasan air hidrat clay ( tanah liat )


Air kristal akan menguap pada suhu 500 – 600 oC. Pelepasan kristal
ini terjadi pada kristal hidrat dari tanah liat.
Reaksi :
2SiO2.xH2O(s)                        2SiO2(s) +  2H2O(g)
500 – 600 oC
Al2O3.xH2O(s)                                  Al2O3(s) +  2H2O(g)
500 – 600 oC

3. Terjadi proses calsinasi


Tahapan penguapan CO2 dari limestone dan mulai calsinasi terjadi pada
suhu 700 – 900 oC.
Reaksi :

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 44
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

MgCO3(s)                      MgO(l) + CO2(g)


700 – 900 oC
CaCO3(s)                       CaO(l) + CO2(g)

700 – 900 oC
4. Reaksi pembentukan senyawa semen C2S
Pada suhu 800 – 930 oC  terjadi pembentukan garam calsium silikat,
sebenarnya sebelum suhu 800oC sebagian kecil sudah terjadi pembentukan
garam calsium silikat terutama C2S.
Reaksi :
2CaO(l)  + SiO2(l)                       2CaO.SiO2(l)   atau  C2S
800 – 930 oC

5. Reaksi pembentukan senyawa semen C3A dan C4AF


Pada suhu 1100 – 1200  oC terjadi pembentukan garam calsium
aluminat dan ferrit.
Reaksi :
3CaO(l)   +  Al2O3(l)                                 3CaO.Al2O3(l) atau C3A
1100 – 1200 oC
4CaO(l) + Al2O3(l) + Fe2O3(l)                4CaO.Al2O3.Fe2O3(l)  atau C4AF
1100 – 1200 oC

6. Reaksi pembentukan senyawa semen C3S


Pada suhu 1260 – 1455 oC  terjadi pembentukan garam silikat
terutama C3S yang mana persentase C2S mulai menurun karena membentuk
C3S.
Reaksi :

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 45
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

2CaO.SiO2(l)   +  CaO(l)                  3CaO.SiO2(l)   atau  C3S


1260 – 1455 oC

Kemudian klinker didinginkan dalam grate cooler sampai temperatur 1030C.

4. Penggilingan Semen
Setelah klinker didinginkan di dalam cooler selanjutnya dilakukan
penggilingan. Pada proses ini dilakukan penambahan gypsum dengan
perbandingan yang telah di tentukan oleh pabrik berfungsi sebagai
penghambat proses pengeringan pada semen. Penggilingan dilakukan dalam
dua tahap yaitu dalam hidroulic roll crusher sebagai penggilingan awal,
dilanjutkan dengan penggilingan dalam ball mill untuk mendapatkan produk
semen yang diinginkan.

5. Pengisian dan Pengantongan Semen


Semen dari produk finish mill kemudian diangkut oleh air slide
masuk ke semen silo. Dari silo penyimpanan, semen dilewatkan ke vibrating
screen untuk memisahkan semen dari kotoran pengganggu seperti logam,
kertas, plastik atau bahan lain yang terikut dalam semen. Setelah bersih
semen masuk kedalam bin semen. Untuk semen curah langsung dibawa ke
bin semen curah dan selanjutnya diangkut oleh truk untuk didistribusikan 
ke konsumen. Sedangkan untuk semen kantong, semen dibawa ke bin roto
packer untuk dilakukan pengisian dan pengantongan semen. Pabrik semen
mengemas semen dalam 2 kemasan yaitu 40 kg dan 50 kg sesuai standar
SNI.

III.5. Flowsheet Proses Pembuatan Semen

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 46
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Komposisi Semen
Menurut G.T. Austin (1995) menyatakan bahwa 4 senyawa utama
yang menyusun semen yaitu, Oksida Kapur (CaO), Oksida Silika (SiO 2),
Oksida Besi (Fe2O3) dan Oksida Alumina (Al2O3). Kandungan dari keempat
oksida utama tersebut kurang lebih 90% dari berat semen dan biasanya
disebut “Mayor Oxide “, sedangkan sisanya 10 % disebut  “Minor Oxide“
seperti ; Oksida Magnesium (MgO), Oksida Kalium (K 2O), Oksida Natrium
(Na2O) dan gas sulfur (SO2). Keempat oksida mayor tersebut dibakar
dengan perbandingan tertentu akan menghasilkan senyawa-senyawa
penyusun semen yaitu :
• Trikalsium Silikat ( 3 CaO.SiO2 atau C3S )
• Dikalsium Silikat ( 2 CaO.SiO2 atau C2S )
• Triklalsium Aluminat ( 3 CaO.Al2O3 atau C3A )
• Tetrakalsium Aluminat Ferrite ( 4 CaO.Al2O3. Fe2O3 atau C4AF )
Keterangan :
• Trikalsium Silikat ( 3 CaO.SiO2 atau C3S )
C3S terbentuk pada suhu di atas 1250oC dan mempunyai sifat :
1. Mempercepat pengerasan semen

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 47
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

2. Mempengaruhi pengikatan kekuatan awal, terutama memberi


kekuatan awal sebelum 28 hari
3. Menimbulkan panas hidrasi 500 joule/gram
4. Kandungan C3S pada semen Portland antara 35 – 55 %
• Dikalsium Silikat ( 2 CaO.SiO2 atau C2S )
C2S terbentuk pada suhu 800 – 900oC dan mempunyai sifat :
 Memberi kekuatan penyokong selama 1 hari
 Panas yang dilepas selama proses hidrasi 250 joule/gram
 Kandungan C2S pada semen Portland antara 15 – 35 %
• Trikalsium Aluminat ( 3 CaO.Al2O3 atau C3A )
C3A terbentuk pada suhu 900 – 1100 oC dan mempunyai sifat :
- Panas hidrasi 850 joule/gram
- Memberikan pengaruh terhadap kecepatan pengerasan pada semen
- Kandungan C3A pada semen Portland antara 7 – 15 %
• Tetrakalsium Aluminat Ferrite ( 4 CaO.Al2O3. Fe2O3 atau C4AF )
C4AF terbentuk pada suhu 900 – 1200 oC dan mempunyai sifat :
1) Kurang berpengaruh pada kekuatan semen
2) Panas hidrasi 420 joule/gram
3) Memberikan pengaruh pada warna semen
4) Kandungan C4AF pada semen Portland antara 5 – 10 %.
Keempat senyawa ini berpengaruh terhadap sifat-sifat Semen
Portland. Umumnya Semen Portland mengandung komposisi :
a.     C3S  dan C2S 75 % : Memberikan pengaruh terhadap kekuatan tekan
semen.
b.    C4AF dan C3A  25 % : Memberikan sedikit pengaruh terhadap warna
semen, sedangkan C3A memberikan pengaruh terhadap kecepatan
pengerasan semen.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 48
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Hubungan Antara Kekuatan dan Komposisi Semen


Sifat yang paling penting dari semen adalah kekuatan tekannya atau
compressive strenght. Kekuatan tekan semen sangat dipengaruhi oleh
komponen kimia semen yaitu; C3S dan C2S. Untuk komponen C3S
memberikan kekuatan tekan awal pada semen sedangkan untuk C 2S
memberikan pengaruh kekuatan tekan akhir pada semen yang hampir sama
dengan semen komponen C3S. Komponen C3A berpengaruh pada kecepatan
pengerasan semen dan C3AF berpengaruh pada warna semen.(Ir. E.
Jasjfi,1985).

Gambar 1. Grafik Kekuatan Tekan Vs Waktu yang Dialami oleh


Komponen - Komponen Semen
Berdasarkan grafik diketahui bahwa komponen C3S memiliki
perkembangan kekuatan yang lebih cepat daripada ketiga komponen semen
yang lain. Grafik untuk komponen C2S menunjukkan bahwa perkembangan

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 49
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

kekuatannya stabil dan melambat pada beberapa minggu kemudian pada


hari ke-28 hingga seterusnya perkembangan kekuatan meningkat hingga
akhirnya kekuatan tekannya hampir sama dengan C3S. Perkembangan
kekuatan untuk komponen C3A terjadi kenaikan pada hari pertama dan
kedua setelah itu perkembangan kekuatannya sangat rendah. Perkembangan
kekuatan untuk komponen C4AF hampir menyerupai perkembangan C3A
pada hari pertama dan kedua tetapi mengalami perkembangan kekuatan
yang lebih rendah dari pada C3A. (Walter H. Duda, 1983)

Gambar 2. Grafik Perkembangan Kuat Tekan Semen Ordinary Portland Cement


dan Rapid Hardening Cement Vs Water Cement Ratio

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa kuat tekan OPC


lebih rendah daripada Rapid Hardening Cement (Semen Portland Tipe 3).

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 50
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Perbandingan air dan semen sebesar 0,3 untuk semen OPC dan RHC
menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi daripada perbandingan air dan
semen yang lain. Semakin besar perbandingan semen dan air yang
digunakan maka makin rendah kuat tekan yang dihasilkan (ML.
Gambhir,1986).

III.6 Sifat Fisika Semen Portland


III.6.1 Hidrasi Semen
Menurut I Ketut Arsha Putra,1995,hidrasi semen merupakan reaksi
yang terjadi antara komponen semen dengan air yang ditambahkan ke dalam
semen tersebut sehingga menghasilkan senyawa pengikat hidrasi tersebut
antara lain :
1. Hidrasi C3S dan C2S
Reaksi hidrasi C3S dan C2S dengan air akan membentuk kalsium silikat
hidrat dengan kebasaan yang tinggi. Kalsium Silikat Hidrat adalah kristal
yang bentuknya berupa padatan yang sering disebut tube morite gell.
Dengan adanya Ca(OH)2, pasta semen mempunyai pH 12,5 hal ini dapat
menyebabkan pasta semen sensitif terhadap asam kuat tetapi dapat
mencegah baja mengalami korosi.
Reaksi :
2(3 CaO.SiO2)(s)+ 6 H2O(l) 3CaO.2SiO2.3H2O(s) + 3Ca(OH)2(s)
2(2 CaO.SiO2)(s)+ 4 H2O(l) 3CaO.2SiO2.2H2O (s) + Ca(OH)2(s)
2. Hidrasi C3A
Reaksi hidrasi C3A sangat cepat sehingga pasta semen cepat mengeras yang
disebut dengan false set. Untuk mencegah hal tersebut kedalam klinker
semen ditambah gypsum ( CaSO4.2H2O). C3A dengan gypsum bereaksi
membentuk kalsium sulfat.
Reaksi :

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 51
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

3CaO.Al2O3.(s) +3CaSO4(s) + 32H2O(l) C3A.3CaSO4.32H2O(s)


Reaksi hidrasi C3A membentuk kalsium aluminat hidrat yang kristalnya
berbentuk kubus.
Reaksi :
3CaO.Al2O3(s) + 3H2O(l) 3CaO.Al2O3.3H2O6(s)

3. Hidrasi C4AF
Reaksi:
4CaO.Al2O3.Fe2O3(s)+2Ca(OH)2(s)+4H2O(l)→3CaO.Al2O3.3H2O(s)+
3CaO.Fe2O3.3H2O(s)
Faktor-faktor yang mempengaruhi panas hidrasi antara lain :
1. Kehalusan dari semen
2. Jumlah air yang digunakan
3. Temperatur
4. Additive

Dalam hal ini perlu diketahui kecepatan hidrasi akan menentukan


waktu pengikatan awal dan pengerasan semen. Kecepatan awal harus cukup
lambat agar adonan semen dapat dituang, atau sebaliknya sesuai kebutuhan.
Hidrasi semen juga dapat mengakibatkan semen tersebut kurang baik
mutunya, yaitu adanya senyawa kalsium bebas yang tidak terjadi proses
kalsinasi sehingga dapat mengeroposkan semen yang sudah jadi.

III.6.2 Setting dan Hardening


Semen bila dicampur dengan air akan menghasilkan pasta dan dapat
dibentuk, sampai beberapa waktu. Selanjutnya pasta akan menjadi kaku
meskipun masih agak lemah, namun sudah tidak dapat dibentuk. Tahap
selanjutnya pasta melanjutkan kekuatannya sehingga di dapat padatan utuh

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 52
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

dan disebut Hardener Cement paste. Proses pengerasan berjalan terus dan
akan diperoleh kekuatan proses yang disebut hardening.
Waktu pengikatan awal dan akhir semen sangat penting, sebab waktu
pengikatan awal akan menentukan panjangnya waktu dimana campuran
semen masih bersifat plastis dan dapat dikerjakan. Menurut SNI, pengikatan
awal minimum 45 menit, sedangkan waktu pengikatan akhir sekitar 8 jam.

III.6.3 Panas Hidrasi


Panas hidrasi merupakan panas yang terjadi selama proses hidrasi.
Syarat ini untuk mengontrol agar panas yang dilepas atau ditimbulkan pada
reaksi hidrasi semen tidak terlalu besar,sebab bila terlalu besar akan dapat
menimbulkan keretakan pada beton. Jumlah panas hidrasi tergantung pada :
1. Tipe semen
2. Komposisi kimia semen
 Kehalusan semen
 Rasio air semen
Bila semen dengan kekuatan awal tinggi dan panas hidrasi besar,
kemungkinan terjadi retak-retak pada beton. Hal ini disebabkan panas yang
timbul sulit dilepaskan dan terjadi pemuaian, kemudian pada proses
pendinginan akan mengalami keretakan yang diakibatkan oleh adanya
penyusutan. Pada komposisi kimia semen yang menghasilkan panas hidrasi
terbesar adalah C3A dan terkecil adalah C3S.

III.6.4 Penyusutan
Penyusutan akan naik pada saat naiknya C 3A, akan tetapi masih
dipengaruhi oleh adanya gypsum. Untuk kandungan C3A yang sama maka
penyusutan akan berbeda karena kadar gypsum berbeda. Optimum gypsum
pada semen tercapai pada saat didapat kekuatan tekan tinggi dan penyusutan
terkecil. Penyusutan akan naik sebanding dengan naiknya kehalusan semen.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 53
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

III.6.5 Fineness
Fineness disebut juga kehalusan semen yang dinyatakan dalam cm2/gr
atau m2/kg dan tergantung pada derajat grinding. Laju hidrasi semen
tergantung pada kehalusan, makin halus semen makin cepat pengembangan
kekuatan. Makin halus semen akan mengakibatkan :
 Biaya penggilingan semakin mahal
 Pada daerah terbuka akan cepat mengalami kerusakan
 Makin mudah bereaksi dengan agregrat yang reaktif alkali
 Reaksi hidrasi semakin cepat sehingga perlu adanya penambahan gypsum
untuk mengurangi laju C3A.

III.6.6 Kelembaban Semen

Kelembaban terjadi semen jika semen disimpan pada temperatur


terbuka atau ruang lembab. Semen mudah menyerap air dan CO2 sehingga
akan berakibat :
1. Menurunkan specific gravity
2. Terjadi false set
3. Terbentuknya gumpalan-gumpalan
4. Menurunnya kualitas semen
5. Bertambahnya Loss On Ignition (LOI)
6. Bertambahnya setting time dan hardening
7. Penurunan tekanan
Oleh sebab itu, semen disimpan di tempat tidak tembus oleh air.
Jarak penyimpanan dari atas tanah kurang lebih 30 cm dan lama
penyimpanan tidak lebih dari 1 bulan. Jadi strategi penyimpanan semen
harus diperhatikan agar awet dan mutu dari semen tetap terjaga.

III.6.7 False Set

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 54
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

False Set adalah kekakuan yang cepat (Abnormal Premature Setting)


terjadi beberapa menit setelah penambahan air. Kekakuan tersebut dapat
hilang dengan pengadukan tanpa penambahan air.
Penyebab terjadinya false set :
1. Dehidrasi gypsum, terjadi apabila gypsum ditambahkan ke dalam klinker
yang terlalu panas. Karena gypsum berubah menjadi gypsum semi hidrat
atau anhidrat yang bila dicampur dan diaduk
dengan air akan terbentuk gypsum kembali dan adukan menjadi kaku.
2. Reaksi alkali selama penyimpanan dengan karbonat.
3. Alkali karbonat bereaksi dengan Ca(OH)2 kemudian mengendap dan
menimbulkan kekakuan pada pasta.
4. C3S bereaksi dengan udara (Airation) pada kelembaban yang tinggi dan
pada waktu penambahan air terjadi reaksi yang sangat cepat sehingga
menimbulkan false set.

III.7 Modulus Raw Mill


Menurut Diktat Teknologi Semen Bima Modulus Raw Mill adalah
bilangan yang menunjukkan ratio kuantitatif dari senyawa-senyawa antara
lain :
1.    Hidraulic Modulus ( HM )

Yaitu perbandingan dari persentase CaO dengan total factor hydraulic


yang terdiri dari jumlah oksida silica, alumina dan besi.
hidraulic modulus semen berkisar antara 1,7 – 2,3.
Harga
CaO
HM=
SiO 2 + Al 2 O3 +Fe2 O3
......................................................( 1 )

Jika HM < 1,7 menyebabkan :

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 55
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

1. Kuat tekan awal semen rendah


Kuat tekan semen mempengaruhi mutu dari semen.  Jika kekuatan
awal semen rendah maka kualitas semen kurang baik.  Hal ini disebabkan
komposisi senyawa utama dalam bahan baku tidak sebanding yaitu
prosentase CaO lebih kecil dibandingkan senyawa lain (SiO 2, Al2O3 dan
Fe2O3) sehingga semen mudah retak.
2. Kuat tekan awal semakin tinggi
Semen yang mempunyai kuat tekan awal tinggi berarti semen tersebut
mempunyai kekuatan penyokong dalam waktu lama.
3. Membutuhkan banyak panas dalam pembakaran di kiln
Harga hydraulic modulus yang besar disebabkan karena prosentase
CaO besar.  Kelebihan CaO ini menyebabkan pembakaran umpan kiln
membutuhkan waktu yang lama sehingga dibutuhkan panas yang banyak.
a. Lime Saturation Faktor ( LSF )

Menurut Walter H. Duda (1983), LSF yaitu perbandingan persen CaO


yang ada dalam raw mill dengan CaO yang dibutuhkan untuk mengikat
oksida-oksida lain.

Apabila AR > 0,64

100 CaO
LSF=
2,8 SiO 2 +1 , 18 Al 2 O3 +0 ,65 Fe 2 O3
....................................( 2 )

Harga LSF biasanya 89 – 98


Jika LSF < 89 menyebabkan :

1) Terak mudah dibakar


2) Kadar free lime rendah

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 56
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

3) Liquid fase berlebihan sehingga cenderung membentuk ring dan coating


ashing
4) `Potensial C3S rendah, C2S tinggi
5) Panas hidrasi semen rendah
Jika LSF > 98 menyebabkan :
6) Terak sulit dibakar
7) Kadar free lime tinggi
8) Temperature burning zone tinggi
9) Potensial kadar C3S tinggi
10) Panas hidrasi tinggi
11) Dipakai apabila menggunakan batubara dengan kadar tinggi
3.    Silika Ratio ( SR )
Menurut Walter H. Duda (1983), SR yaitu bilangan yang menyatakan
perbandingan antara oksida silika dengan alumina dari besi.
SiO 2
SR=
Al 2 O 3 + Fe 2 O 3
..................................................................( 3 )

Harga SR biasanya : 1,9 – 3,2


Silika ratio ini merupakan indicator tingkat kesulitan pembakaran raw
material.  Semakin tinggi nilai SR menunjukkan semakin sulit material
untuk dibakar.  SR yang tinggi akan menurunkan liquid fase serta
meningkatkan burnability dan temperature pembakaran.
Jika SR > 3,2 menyebabkan :

1. Material makin sulit dibakar


2. C2S banyak terbentuk dan sedikit C3S
3. Cenderung menghasilkan semen yang mempunyai ekspansi tinggi karena
kadar free lime tinggi

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 57
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

4. Lebih sulit membentuk coating sehingga panas hidrasi kalor tinggi yang
menyebabkan umur bricks menjadi lebih pendek
Jika SR < 1,9 menyebabkan :
1. Material mudah dibakar karena panas yang dibutuhkan kecil
2. Temperature klinkerisasi rendah
3. Cenderung membentuk ring coating dalam kiln
4.    Alumina Ratio ( AR )
Menurut Walter H. Duda (1983), AR yaitu bilangan yang menyatakan
perbandingan antara oksida alumina dengan oksida besi.
Al 2 O 3
AR=
Fe 2 O3
....................................................................................( 4 )

Harga Alumina Ratio berkisar antara 1,5 – 2,5


Jika AR > 2,5 menyebabkan :
 Material sukar dibakar
 Menghasilkan semen dengan setting time yang pendek dan kekuatan tekan
awal tinggi
 Kadar C3A tinggi dan menurunkan kadar C4AF dalam semen
Jika AR < 1,5 menyebabkan:
1) Liquid fase berdensintas tinggi dengan viscous rendah
2) Temperature klinkerisasi rendah
3) Material sukar dibakar
Tabel 5. Batasan Senyawa yang Terkandung dalam Produk Semen Portland
Pozzolan yang Sesuai dengan Standart Mutu

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 58
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Sifat Komposisi Standart Mutu Produksi SNI


Kimia MgO < 1.5 persen < 6 persen
SO3 1,4 – 2,5 persen < 3 persen
LOI < 5 persen < 5 persen
Free Lime < 0.5-1.5 persen < 2 persen

Fisika Blaine > 430 m2/kg > 280 m2/kg


Start time  90-140 menit > 45 menit
Final set < 270-300 menit < 375 menit
Kuat Tekan 3 hari  200 kg/cm2 3 hari  85 kg/cm2
7 hari  300 kg/cm2 7 hari  160 kg/cm2
28 hari  400 kg/cm2 28 hari  210 kg/cm2
Autoclave < 0,2 persen < 0,8 persen
False Set > 70 persen > 50 persen
()

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 59
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

BAB IV

SPESIFIKASI ALAT

IV.1.1Unit Penyiapan Bahan.

IV.1.1.1Penyiapan Batu Kapur (Limestone)

1. Heavy-Duty Apron feeder (211.AF)

Specification:BJ 2500×11500 mm

Capacity:>1000 t/h (maximum 1200t/h)

Transfer speed:≈0.11 m/s

Production : Beijing Shougang

Melectromechanics Co., Ltd.

Heavy-duty Machine Branch

Quantity : 1 set

Function : Sebagai alat transportasi limestone yang masuk dari hopper

menuju hammer crusher

2. Hammer crusher (211.HC)

type:MB75/90

Maximum feeding particle size: 1750mm

Production capacity: ≧1000t/h

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 60
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Rotor speed:230r/min

Production : Beijing Shougang

Melectromechanics Co., Ltd.

Heavy-duty Machine Branch

Quantity : 1 set

Function : sebagai alat pemecah limestone dari tambang agar ukurannya

lebih kecil

3. Bag filter (211.BF)

Type:HMDC96-5

Filter area:480m2

Capacity: 32000m3/h

Resistant:1500~1700Pa

Compressed air consumption:2.1 m3/min

Quantity : 3 set

Function : sebagai alat penyaring debu

4. Belt Conveyor (211.BC)

Type: DTⅡ-B1400×22600mm

Material: Limestone

Speed:1.25m/s

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 61
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Capacity:1500t/h

Quantity : 4 set

Function : Sebagai alat transportasi limestone dari crusher menuju dome

storage

5. Iron remover

Spec. :RCYD-14T2

Speed:4.5m/s

Application of belt width: 1400mm

Rated suspension height: 400mm

Quantity : 1 set

Function : Sebagai alat pemisah material asing dari limestone yang akan di

transfer ke storage

7. Fan (FN)

Spec:4-62NO10D

Rotational direction:right 45°

Volume:33540m3/h

Full pressure:2800Pa

Quantity : 3 set

Function : sebagai alat penyedot debu yang akan di transfer ke bag filter

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 62
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

IV.1.1.2 Penyiapan Tanah liat ( Clay ), Silica dan Iron sand

1. New Heavy-Duty Apron feeder (221.AF)

Specification:1800×9090 mm

Capacity:200~650 t/h (normal 500t/h)

Head/tail wheel center distance:9018 mm

Transfer speed:0.037~0.11 m/s

Material : Clay

2. Roller crusher width teeth (221.HC)

type:NPG1616

Maximum feeding particle size: 600x400x400mm

Discharge particle size: ≤50mm(85%)

Production capacity: 600t/h

Rotor speed:100r/min

Effective feeding port size:1250x1590mm

Discharge port size: 3660x2050mm

Material : Clay

3. Bag Filter (BF)

Type:SYQP64-4 and SYDJ64

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 63
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Filter area:248m2 and 48m2

Capacity: 17000m3/h and 2800~4000m3/h

Filt Speed:1.14 m/min

Quantity : 2 set

4. Belt Conveyor (221.BC)

Type: DTⅡA

Size :B1200×88280mm and B1000×327627mm

Material:Clay

Speed:1.25m/s and 1.6m/s

Capacity:850t/h and 650t/h

Quantitiy : 2 set

5. New Heavy-Duty Apron feeder (231.AF)

Specification:B1250×2880 mm

Capacity:200~650 t/h (normal 500t/h)

Head/tail wheel center distance:2880 mm

Transfer speed:0.068~0.22 m/s

Material : silica and iron sand

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 64
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

6. Belt conveyor (231.BC)

Type:TD75

Size : B1000×32480mm

Material:Slica Sand、Iron Sand

Speed:1.6m/s

Capacity:650t/h

Quantity : 2 set

Function: sebagai alat transportasi material menuju storage

IV.1.1.3 Penyiapan Gypsum dan Additives Materials

1. Heavy apron feeder (AF)

Type B1800 9990mm

Material:Gypsum and Additives

Capacity 200-650t/h

Chain speed 0.037-0.11m/s

Particle size "600 600 900mm

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 65
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

2. Roller Feeder (RF)

Type NWG1824

Material:Gypsum and Additives

Capacity 600t/h

Inlet size:"1100 1100 1500m

Function : untuk menyalurkan material menuju transport

3. Impact Crusher

Type NPF16.18

Material:Gypsum and Additives

Capacity 400-450t/h

Feed size "600mm

Product Size "50mm(95%)

4. Belt conveyor (BC)

Type DTII through type

Size B1200 : 89915mm

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 66
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Material : Gypsum and Additives

Belt speed : 1.25m/s

Capacity : 600t/h max700t/h

Inclination : 16°

IV.1.2 Unit Penyiapan Bahan Bakar Batubara (Coal)

1. Feed Hooper dan Roller Feeder (RF)

Volume : 32m3

Type BG1551

Material : coal

Feeding capacity : 500 600t/h

Particle size <400mm(Max side length)

2. Ring type Hammer Crusher (HC)

Type PCH1016

Spec 1000 : 1605mm

Material : coal

Capacity : 350 t/h

Material dimension"Max <350mm

Outlet granularity <50mm ( >95%)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 67
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

3. Belt Conveyor (BC)

Type DT&A through type

Size 1000-69255mm

Conveying material : Coal

Belt speed : 2m/s

Capacity : 600t/h

Inclination : 16°

Height 12830mm

IV.1.3 Unit Pengolahan Bahan

IV.1.3.1 Limestone Pre-Blending dan Reclaiming

1. Belt Conveyor (291 BC)

Type:TDII(A) (trough ) B1400×5800mm

Conveying material: limestone

Material density:1.45t/m3

Belt speed:2.0m/s

Normal conveying capacity:2000t/h

Belt height:1200mm

Function : sebagai alat transportasi dari quarry menuju dome storage

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 68
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

2. Round yard Stacker (291 ST)

Type :YG2000/1000/110

Material kind:limestone

Material bulk weight :1.45t/m3

Material granularity :≤70mm(90%)

Effective storage :60000t

Stacking layer number :>500 layers

Function : sebagai alat penyalur bahan dari belt conveyor menuju dome storage

3. Round yard scraper reclaimer (311 RE)

Type :YG2000/1000/110

Material kind:limestone

Rail diameter :Φ110m

Material bulk weight :1.45t/m3

Material granularity :≤70mm(90%)

Reclaiming capacity :1000t/h

Function : sebagai alat penggaruk material limestone untuk di transfer menuju bin

limestone

4. Belt conveyor (311 BC)

Type :TDII(A) (trough ) B1200×241988mm

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 69
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Production : ENVIRONMENT PROTECTION CO.,LTD

Conveying material : limestoner

Cap. :1000t/h

Belt speed :1.6m/s

Material density :1.45t/m3

Hoisting height :36000mm

Function : sebagai alat transportasi lime stone dari strorage menuju bin

IV.1.3.2 Raw Material Pre-Blending dan Reclaiming

1. Belt Conveyor (292 BC)

Type:DTⅡ

Size :B1000×433000mm

Conveying material :clay、silica sand and iron sand

Belt speed :2.0m/s

Capacity. :720t/h

Function: Sebagai alat transportasi raw material dari dock station menuju storage

2. Side Cantalever Stacker (292 ST)

Type :DCX600/21.1

Material :clay、silica sandand iron sand

Cap. :600/720t/h

Total Power :~68kW

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 70
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Distance between rail :5m

Rail length :401000x2mm

Function : sebagai alat menjatuhkan material ke storage dari belt conveyor

3. Side-scraper Reclaimer (312 RE)

Cap. :300t/h

Material :clay、silica sand and iron sand

Distance between rail :4m

Total Power :~112kW

Reclaiming mode :section reclaiming

Traveling length :388676mm

Rail length :395520+398800mm

Function : Sebagai alat penggaruk material untuk disalurkan menuju belt

conveyor

4. Belt Conveyor (312 BC 1 2 3)

1. Type:TD75

Size :B800×229350mm

Conveying material:clay

1. Type :TD75

Size : B800×172650mm

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 71
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Conveying material:silica sand and iron sand

1. Type:TD75

Size :B800×18590mm

Conveying material :clay、silica sand and iron sand

Belt speed :1.6m/s

Capacity. :300t/h

Function : sebagai alat transportasi raw material dari storage menuju bin

5. Belt conveyor (Reversible belt) (312 BC 6)

Type :TD75

Size :B800×5000mm

Conveying material :clay、silica sand and iron sand

Belt speed :1.6m/s

Capacity. :300t/h

Function : sebagai alat transportasi raw material dari storage menuju

bin clay silica dan iron sand

IV.1.3.3 Raw Material Dosing

1. Bin Storage Clay, Silica, Iron Sand (331 FB)

Capacity : 390 Ton

Quantity : 3 item

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 72
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Function : Sebagai alat penampung sementara raw material sebelum masuk ke

weighting feeder

2 Bin Storage Limestone (331 FB)

Capacity : 900 ton

Quantity : 1 item

Function : Sebagai alat penampung sementara limestone sebelum masuk ke

weighting feeder

3. Appron Feeder Limestone (331 AF)

Spec :B1600×3200mm

Production : JIAXING YIJIAN MACHINERY MANUFACTURING CO.,LTD

Feeding speed :0.016~0.16m/s

Inlet granularity :≤150mm

Cap. :42.5~425t/h

Material :limestone

Function : Sebagai alat transportasi untuk menyalurkan dari bin nmenuju

weighting feeder

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 73
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

4. Belt weigher feeder Limestone (331 WF1)

Type :TDGSM-1600-3200(right)

Production : SHENZHEN KERTA ELECTRIC EQUIPMENT CO.,LTD

Mode of speed control:frequency speed control

Measuring range :42.5~425 t/h

Normal Cap. :340t/h

Material : limestone

Function : sebagai alat penimbang material limestone sebelum dicampur

5.Appron Feeder Ironsand (331 AF2)

Spec :B800×3200mm

Production : JIAXING YIJIAN MACHINERY MANUFACTURING CO.,LTD

Feeding speed :0.008~0.08m/s

Cap. :1~10t/h

Power :3.0 kW

Rotate speed :1420r/min

Material :iron sand

Function : Sebagai alat transportasi untuk menyalurkan dari bin nmenuju

weighting feeder

6. Belt weigher feeder Ironsand (331 WF2)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 74
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Type:TDGSK-800-3200(left)

Production : SHENZHEN KERTA ELECTRIC EQUIPMENT CO.,LTD

Normal Cap. :6.2 t/h

Material : iron sand

Power :0.25 kW

Function : sebagai alat penimbang material ironsand sebelum dicampur

7. Appron Feeder silica (331 AF3)

Spec :B800×3200mm

Production : JIAXING YIJIAN MACHINERYMANUFACTURING CO.,LTD

Feeding speed :0.008~0.08m/s

Cap. :3.6~36t/h

Material :silica sand

Power :3.0 kW

Rotate speed :1420r/min

Function : Sebagai alat transportasi untuk menyalurkan dari bin nmenuju

weighting feeder

8. Belt weigher feeder silica (331 WF3)

Type :TDGSK-800-3200(right)

Production : SHENZHEN KERTA ELECTRIC EQUIPMENT CO.,LTD

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 75
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Measuring range :3.6~36 t/h

Normal Cap. :28.6t/h

Material :silica sand

Power :0.75 kW

Function : sebagai alat penimbang material silica sebelum dicampur

9. Appron feeder clay (331 AF4)

Spec :B1000×3200mm

Production : JIAXING YIJIAN MACHINERY MANUFACTURING CO.,LTD

Feeding speed :0.012~0.12m/s

Cap. :6.2~62t/h

Material :Clay

Power :5.5 kW

Rotate speed :1440r/min

Function : Sebagai alat transportasi untuk menyalurkan dari bin nmenuju

weighting feeder

10. Belt weigher feeder clay (331 WF4)

Type :TDGSK-1000-3200(right)

Production : SHENZHEN KERTA ELECTRIC EQUIPMENT CO.,LTD

Measuring range :6.2~62t/h

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 76
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Normal Cap. :49.2t/h

Material :Clay

Power :0.75 kW

Function : sebagai alat penimbang material clay sebelum dicampur

11. Belt Conveyor (331 BC1)

Type :DTⅡ B1000×135700mm trough

Production :ANHUI SHENGYUN ENVIRONMENT PROTECTION CO.,LTD

Conveying material:clay ,lime stone、iron sand 、silica sand

Cap. :700t/h

Belt speed :1.6m/s

Slope angle :16°

Horizontal projection:132350mm

Hoisting height :25400mm

Power :90kW

Function : sebagai alat transportasi clay silica, ironsand dan limestone setelah

dicampur untuk ditransfer ke ram mill untuk di grinding

12. Iron remover (331 MS1)

Production :WEIFANG TONGXIN MAGNETOELECTRIC EQUIPMENT

CO.,LTD

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 77
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Type :RCYD-10T2

For belt width :1000mm

Hanging height :300mm

Suck iron :0.1~25kg

Function : sebagai alat pemisah benda asing dari raw material

IV.1.3.4 Raw Material Grinding dan Raw Meal Homogenizing

1. Bag Filter (361 BF1)

Production :SHENGYUN ENVIRONMENT PROTECTION ENGINEERING

CO.,LTD

Type :SYQP32-5

Capacity :11160 m3/h

Filtration area :155m2

Resistance :1500~1700 Pa

Filt Speed : ≤1.2 m/min

Inlet dust density :<200g/Nm3

Outlet dust density: <30mg/m3

Power :1.1 kW

Function : sebagai filter dari debu

2. Fan (361 FN1)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 78
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Production :ANHUIANFENG

Type:9-19 NO.11.2D

Rotational direction:Left 180°

Capacity:12800m3/h

Pressure:2860Pa

Power:22kW

Function: sebagai alat penghisap debu agar bisa masuk bag filter

3. Vertical Roller Mill (361 RM1)

Production :LOESCHE

Type:LM56.4

grinding materials:mixture of Raw materials

Max Feed Size:< 75mm

Inlet moisture:< 7%

Capacity:420 t/h

Output fineness:R0.08=10 %

Finished product moisture:≤1%

Function : sebagai alat grinding mix material

4. Belt conveyor (361 BC1)

Production :ANHUISHENGYUN

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 79
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Type:TD75 through type

Size :B800×4312mm

Conveying material:Raw Material

Belt speed :0.8m/s

Capacity :150t/h

Inclination :5°

Horizontal projection:4300mm

Height:326mm

Function : sebagai alat transportasi hasil reject grinding untuk di transfer kembali
melalui bucket elevator

5. Chain Bucket elevator (361 BE1)

Production : HANGZHOU HOTA M&E INDUSTRY CO.,LTD

Type:NBC450B-36600

Lifting height:36.60m

Material:Raw Material

Density:1.3t/m3

Capacity:150t/h

Chain speed:0.5m/s

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 80
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Function : untuk membawa bahan reject kembali ke raw mill

6. Cyclone ( 361 CN )

Function : Memisahkan material dengan gas panas (produk raw mill) dengan
menggunakan turbulensi udara

Production : HCRDI

Quantitiy :4 unit

Total efisiensi : 93 %

Diameter:4-Φ5200mm

Processed air flow:805000m3/h

7. Fan (361 FN2)

Type:3050 DI BB50

Rotational direction:Left 45°/90°

Capacity:865000m3/h

Pressure:11700Pa

Rotating speed:970r/min

Exhaust air temperature:≤120°C

Production : SIPINGFENGJI

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 81
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Function : Menarik material halus dari raw mill untuk dibawa bersama aliran
udara masuk ke cyclone

8. Steel wire belt elevator / Bucket elevator (391 BE1)

Production : HEFEI CEMENT RESEARCH & DESIGN INSTITUTE

Type:N-TGD1000-69350

Lifting height:~69.35m

Material:Raw meal

Capacity:500t/h ( Max.600t/h)

Function: sebagai alat transportasi raw meal menuju raw meal silo

9. Air slide ( 391 AS)

Spec.:B630×10900mm

Production : NANTONG UP MACHINERY ENGINEERING CO.,LTD

Material:Raw meal

Capacity:500t/h ( Max.600t/h)

Function : sebagai alat transportasi raw meal dari bucket elevator menuju raw
meal silo

10. Blending Silo (391 BS)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 82
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Capacity : 17000 Ton

Quantitiy : 1 unit

Function :untuk menampung raw meal dan dencampur material sehingga umpan
kiln lebih homogen

11. Mixed Bin (431 HP)

Production:NANTONG UP MACHINERY ENGINEERING CO.,LTD

Max capacity:170m3

Capacity:200t

Quantitiy : 1 set

Function : sebagai alat penampung raw meal sebelum di alirkan ke air slide

12. Air Slide (431 AS3)

Spec.:B630×18000mm

Production: NANTONG UP MACHINERY ENGINEERING CO.,LTD

Material:Raw meal

Capacity:450t/h

Slope:6°

Function : sebagai alat transportasi raw meal menuju suspension preheater

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 83
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

IV.1.4 Unit Pembakaran dan Pendinginan

1. Steel wire belt elevator (431 BE1)

Production : HCRDI

Type:N-TGD1000-101500

Lifting height:101.5m

Capacity:400t/h ( Max.450t/h)

Material:Raw meal

Function : sebagai alat transportasi raw meal dari bawah blending silo menuju
atas cyclone

2. Cyclone (441 PH1)

Type:HCF5/5000S

Production : HCRDI

Spec.: 1.Cyclone C1: 4-4800mm

2. Cyclone C2: 2-6600mm

3. Cyclone C3: 2-6800mm

4. Cyclone C4: 2-6800mm

5. Cyclone C5: 2-7000mm

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 84
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Capacity:Normal 5000t/h, Max.:5500t/h

Waste gas temp.:320~340℃

Function : sebagai pemansan awal raw meal sbelum masuk kiln

3. Calciner (441 PR1)

Size: 7500 mm

Type:HCF5/5000S

Production : HCRDI

Quantitiy : 1 unit

Function : sebagai tempat proses kalsinasi pertama

4. Rotary Kiln (461 KL1)

Size:4.8×74m

Production : Luoyang Mine Mechanical Engineering

Capacity:5000t/d

Inclination:4.0°

Function : Tempat pembakaran material menjadi terak klinker

5. Grate Coller / Clinker Cooler (471 GQ1)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 85
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Production : IKN GmbH

Capacity:5500t/d

Grate nominal area:123m2

Feed temperature:1400℃

Outlet granularity:≤25mm

Total Fan : 10 unit

Total crusher : 1 unit

Total motor : 4 unit

Function : sebagai tempat pendinginan mendadak klinker

5. Fan (422 FN1)

Type:T35-№11.2

Capacity:70000m3/h

Pressure: 360 Pa

Rotate speed: 980rpm

Quantitiy fan : 15 unit

Function: untuk menyedot debu udara dari cooler

6 Bag Filter (422 BF1)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 86
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Production : HCRDI

Filtration area:12213㎡

Filtration wind speed:0.89m/min

Capacity:620000m3/h

Air temperature:≤180°C

Dust concentration:Inlet ≤200g/Nm3

Outlet ≤30mg/Nm3

Function : sebagai penyaring debu dari cooler

7. Clinker Pan Conveyor (491 DP)

Spec.:1000×126112mm

Production : SHANGRAO ZHONGCAI MECHANICAL CO.,LTD

Capacity:230t/h

Max Capacity:350t/h

Angle of Inclination:28°

Transportation distance :114700mm

Speed:0.30m/s

Function: sebagai alat transportasi clinker menuju clinker storage

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 87
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

8. Clinker Storage

Total capacity : 60000 Ton

Effective capacity : 50000 Ton

Function : untuk menampung clinker

IV. 1.5 Clinker, Additives Dosing Station dan Cement Grinding

IV. 1.5.1 Clinker, Additives Dosing Station

1. Belt Conveyor (511 BC)

Production : SHENGYUN MECHANICAL CO.,LTD ANHUI CHINA

Size : 800×68520mm

Conveying material:Clinker

Belt speed :1.25m/s

Capacity :400t/h

Inclination :14°

Function : sebagai alat transportasi clinker menuju clinker bin

2. Side-scraper Reclaimer (K91 RE1)

Production : SINOMA

Cap.:200t/h

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 88
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Material:gypsum、limestone、pozzolan

Granularity:≤80mm

Distance between rail:4m

Total Power:~87kW

Function : untuk menyerok additives material

3. Belt Conveyor ( K91 BC1)

Size :800×170200mm

Conveying material:gypsum、limestone、pozzolan

Belt speed :1.6m/s

Capacity.:200t/h

Production : SHENG YUN MACHINERY CO., LTD,ANHUI

Function : sebagai alat transportasi additives material menuju additives material


bin

IV. 1.5.2 Cement Grinding

1. High efficiency separators (561 SR1)

Matirial:Cement

Separator fines capacity:176t/h

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 89
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Separator feed capacity: approx. 396 t/h

Circulating air/separation air:220,000 m³/h(101.3kPa, 90 °C)

Production : CHRISTIAN PFEIFFER

Function :untuk memisahkan produk semen dari inlet material dan tailing material

2. Roller Press (561 RP1)

Total throughput:760 t/h

diameter. of rollers:1500 mm

circumferential speed: 1.55 m/s

Production : CHRISTIAN PFEIFFER

Function : sebagai penggilingan pertama material

3. Air Slide (561 AS5)

Type:500×2550mm

Production : NANTONG UPE MECHANICAL ENGINEERING CO., LTD.

Capacity.:450T/H

Function : sebagai alat transportasi tailing material dari separator menuju ball mill

4. Cement Ball Mills (561 BM1)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 90
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Production : CHRISTIAN PFEIFFER

Production capacity::160T/H

Product fineness:3200 cm²/g (+/- 100cm²/g)

Mill speed: 15.6 min-1

Power absorbtion: 3330 kW

Total motor : 1 unit

Function : sebagai alat penggilingan kedua

5. Bag Filter Roller Press (561 BF1)

Air volume:220000m³/h

Production : ENVIRONMENTAL PROTECTION ENGINEERING CO., LTD

Filtration area:4025 ㎡

Filtration wind speed: 0.91m/min

Air temperature:≤120℃

Inlet dust concentration:≤ 1000g/m³

Outlet dust concentration:≤30mg/Nm³

Function : sebagai penyaring semen dari rolller prees untuk dipisahkan dengan
gas emisi

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 91
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

6. Bag Filter Ball Mill (561 BF2)

Air volume:55000m³/h

Production: FLSMIDTH & LANTIAN (XUZHOU) ENVIRONMENTAL


PROTECTIONENGINEERING CO., LTD

Filtration area:836 ㎡

Filtration wind speed: 1.1m/min

Air temperature:≤110℃

Inlet dust concentration:≤ 1000g/m³

Outlet dust concentration:≤30mg/Nm³

Function : sebagai penyaring semen dari ball mill untuk dipisahkan dengan gas
emisi

7. Steel Wire Belt Elevator (591 BE1)

Production:HEFEI CEMENT RESEARCH & DESIGN INSTITUTE

Lifting height:51.8m

Material:cement

Capacity:200t/h ( Max.250t/h)

Power motor : 55kW

Function : untuk mengangkut produk semen dari semen mill menuju silo semen

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 92
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

8. Air slide (591 AS)

Spec.:400×84000mm

Production : NANTONG UP MACHINERY ENGINEERING CO.,LTD

Material:cement

Capacity:200t/h ( Max.220t/h)

Function : untuk mengangkut semen dari bucket elevator menuju silo semen

9 Silo Cement

Material inside: semen

Capacity : 8500 Ton

Quantitiy : 6 unit

Function : untuk menampung produk semen

10. Air Slide (612 AS)

Spec.:400×37900mm

Production : NANTONG UP MACHINERY ENGINEERING CO.,LTD

Material:cement

Capacity:180t/h ( Max.200t/h)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 93
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Function : untuk mengangkut semen dari silo menuju unit packer

IV 1.6 Cement Packing

1. Cement bulk loader (621 BK)

Conveying material:cement

Capacity:300t/h

Vertical speed:8m/min

Production : NANTONG UP MACHINERY ENGINEERING CO.,LTD

Power motor : 1.1kW

Quantity : 6 unit ( 1 unit tiap silo )

Function : alat untuk mengisi semen curah langsung kedalam tangki truk

2. Plate chain elevator / Bucket Elevator (641 BE)

Lifting height:26.30m

Material:cement

Capacity:180t/h

Chain speed:0.9m/s

Production : HANGZHOU HOTA M&E INDUSTRY CO.,LTD.

Function : untuk mengangkut semen dari silo semen menuju packer

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 94
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

3. Vibrating screen (641-644 VS1)

Capacity:130t/h

Amplitude:1~2.5mm

Vibration frequency:960times/min

Production : TIANJIN WINK TECHNOLOGY CO.,LTD

Quantity : 4 unit

Function : untuk memisahkan produk semen dengan benda asing sebelum di


packing

4. Intermediate bin (641-644 FB1)

Capacity:20t

Production : Local manufacturing drawings Ventomatic supply

Quantity : 4 unit

Function : sebagai tempat penampungan sementara sebelum di packing

5. Rotary packer (641-644 PM1 )

Spout:8

Capacity:120t/h

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 95
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Piece weight:50kg

Quantity : 4 unit

Production : SMIDTH VENTOMATICEQUIPMENT

Function : alat untuk packing semen ke dalam kantong semen

IV.2 Gambar Detail Pesawat Utama dan Cara Kerjanya

IV.2.1 Hammer Crusher

Gambar 7. Hammer Crusher


Keterangan gambar :
1. Inlet material 6. Hammer
2. Hopper Feeder 7. Screen Bars
3. Roller Feeder 8. Main Shaft
4. Cleaning Bars 9. Rantai

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 96
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

5. Breaker Plates 10. Outlet material

Alat ini dipakai secara luas di industri semen, untuk size reduction atau
pengecilan ukuran material batu kapur dari bongkahan berukuran maks
1200mm menjadi material kecil berukuran ≤90mm. Bagian-bagian dari
hammer crusher meliputi ;

 Hopper Feeder : Merupakan tempat masuknya feed atau umpan


crusher sekaligus memperkirakan berat umpan masuk tersebut.
 Roller Feeder : Membawa batu kapur masuk ke ruangan hammer
crusher serta memisahkan material yang berukuran <90mm terlebih dahulu
sehingga tidak ikut masuk ke ruangan hammer crusher.
 Rantai : Menahan batu kapur yang telah dihancurkan agar tidak
terlempar ke luar crusher.
 Breaker Plate : Sebagai landasan ketika material dihancurkan oleh
hammer crusher serta menentukan besar kecilnya ukuran produk crusher
dengan mengatur jarak antara crusher dengan breaker plate.
 Cleaning Bar : Membersihkan material yang menempel pada
dinding sekitar hammer crusher.
 Screen : Sebagai saringan untuk memperoleh ukuran produk
crusher yang dikehendaki.
Prinsip Kerja :

Prinsip pemecahan material adalah dengan energi kinetik atau impact


dari hammer. Main shaft diputar oleh suatu motor penggerak dan dengan
adanya gerakan shaft maka hammer yang terbuat dari baja akan ikut
berputar dengan bertumpu pada as-nya. Gaya putar dari hammer ini akan
menghasilkan suatu energi kinetik atau impact yang cukup besar yang

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 97
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menghancurkan material yang masuk


crusher.

Mekanisme Kerja :

Batu kapur diumpankan lewat hopper, selanjutnya batu kapur akan


dibawa oleh wobler feeder masuk ke dalam ruangan hammer crusher.
Adapun batu kapur yang berukuran < 90mm akan dapat melewati celah
wobbler feeder dan ditampung oleh hopper di bawahnya. Hal ini untuk
meningkatkan efisiensi pemecahan dari crusher. Batu kapur yang masuk ke
dalam crusher selanjutnya dipukul atau dipecah oleh hammer yang berputar.
Jarak antara hammer dengan breaker plate bisa diatur sesuai keinginan,
untuk mengatur besar kecilnya produk crusher. Material yang sudah halus
akan keluar lewat discharge opening yang sebelumnya telah melewati
screen terlebih dahulu. Material yang masih besar ukurannya akan kembali
dipukul oleh hammer sampai kehalusan yang diinginkan dan akan keluar
melewati screen.

Proses pemecahan ini berlangsung cepat dengan hasil produk crusher


yang keluar dari discharge opening pada hammer mill memiliki ukuran
≤90mm. Produk crusher akan langsung jatuh kebawah dan diangkut oleh
belt convenyor untuk diproses lebih lanjut.

IV.2.2 Roller Mill

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 98
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Gambar 8. Roller Mil


Keterangan Gambar :
1. Inlet material 5. Hydraulic Spring System

2. Grinding Table 6. Reducer

3. Grinding Roller 7. Oversize Material

4. Classifier 8. Outlet Material dan Gas

Roller mill digunakan untuk menggiling material dari material


berukuran maksimal 90mm menjadi material berukuran 90mikron. Selain
itu, berfungsi mengurangi kandungan air pada material yaitu dari 18 persen
menjadi maksimal 1 persen. Roller mill yang dipakai adalah tipe vertikal.
Tipe vertikal roller mill banyak digunakan oleh industri semen. Hal itu
dikarenakan roller mill mempunyai konsumsi energi spesifik yang rendah,
tidak memerlukan area yang luas untuk penempatannya dan biaya
investasinya rendah.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 99
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Setelah gumpalan bahan-bahan mentah dipecah oleh crusher menjadi


butiran yang agak kecil, selanjutnya material perlu digiling lebih halus lagi
agar pencampuran semua komponen bahan mentah menjadi benar-benar
homogen. Mengingat bahwa hanya bahan yang kering yang dapat digiling
hingga halus sedangkan bahan baku pembuatan semen umumnya lembab,
lengket dan plastis maka bahan-bahan ini pertama-tama harus dikeringkan
terlebih dahulu.

Material masuk berupa campuran antara batu kapur berukuran


maksimal 90mm, tanah liat berukuran maksimal 90mm, copper slag (<
2mm) dan pasir silika (< 1mm) dengan kadar air maksimal 18 persen.
Dengan tersedianya “Air Separator” maka mill yang menggiling dengan
rangkaian tertutup ini sering kali berfungsi sebagai alat untuk menggiling,
mencampur sekaligus mengeringkan campuran dari raw material sehingga
keluar dari mill dengan ukuran 90mikron dan kadar air maksimal 1 persen.
Penggilingan yang diikuti dengan pengeringan ini selain bertujuan untuk
mendapatkan ukuran material yang seragam juga bertujuan untuk
menguapkan kandungan air yang masih terdapat dalam material.

Dalam pengoperasiannya roller mill dilengkapi dengan :

 Grinding Table
Berbentuk seperti piring, dipinggir-pinggirnya terdapat lubang-lubang sebagai
tempat dihembuskannya udara panas untuk pengeringan material.

 Grinding roller
Merupakan bagian yang berfungsi untuk menggiling dengan memanfaatkan
adanya daya tekan ke bawah dan gaya putar antara roller dan grinding table.

 Classifier

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 100
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Terletak dibagian atas mill berfungsi untuk mengatur kehalusan produk atau
untuk memisahkan antara material yang sudah halus dari material yang
masih kasar.

 Fan Mill
Fan ini digunakan untuk menarik material dari dalam mill sehingga bercampur
dengan udara lalu masuk ke cyclone separator

 Cyclone Separator
Berfungsi untuk memisahkan produk dari udara dengan memanfaatkan gaya
centrifugal, gaya gravitasi dan gaya angkat ke atas.

Prinsip Kerja :

Berdasarkan pada pergerakan 2 sampai 4 conical grinding roller


dengan sumbunya pada lengan berengsel yang menumbuk material pada
grinding table yang berputar berlawanan arah dengan arah bahan masuk.

Mekanisme Kerja :

Umpan kiln yang telah ditentukan komposisinya lebih dahulu, masuk


melalui cerobong feed pada roller mill, dan jatuh di tengah-tengah grinding
table. Material tersebut selanjutnya terlempar ke bawah grinding roller
akibat adanya gaya sentrifugal yang timbul karena perputaran grinding
table. Grinding roller menekan ke bawah menumbuk material yang ada
diantara grinding roller dan grinding table.

Gas panas yang berasal dari preheater dan cooler yang masing-
masing bersuhu masuk  3350C dan  4000C masuk ke roller mill melalui
celah-celah grinding table, selanjutnya gas panas ini akan mengeringkan
material yang ada diatas grinding table. Kehalusan produk roller mill diatur

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 101
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

oleh clasifier yang berputar dengan kecepatan 90rpm sehingga akan


dihasilkan produk dengan kehalusan 90 persen lolos ayakan 90mikron dan
kandungan air maksimal 1 persen.

Material yang halus akan ditarik ke atas menuju cyclone separator


oleh Fan Mill dan akan mengalami pemisahan antara material dan gas.
Material yang belum halus karena pengaruh gaya beratnya akan turun ke
bawah dan dibawa oleh belt conveyor untuk diumpankan lagi ke Roller mill
untuk digiling kembali.

IV.2.3 Blending Silo

Gambar 9. Blending Silo

Keterangan Gambar :
1. Inlet material 5. Central Hopper
2. Aliran ke bag filter 6. Blower
3. Air slide 7. Motor
4. Dust collector 8. Outlet material

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 102
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Blending silo berfungsi sebagai mixing chamber dan sebagai storage


silo, berkapasitas 20.000 ton Raw material diumpankan ke blending silo
secara bergantian dengan setting time setiap 36 menit.

Bagian-bagian yang mendukung alat ini, yaitu ;

 Air Slide : Sebagai alat transport material halus keluar masuk


blending silo
 Blower : Mengaerasi material dalam silo
 Valve : Mengatur kuantitas material keluar dari silo
 Central Hopper : Menampung material sementara yang keluar dari
silo
Prinsip Kerja :

Pencampuran material berdasarkan pembentukan layer-layer


material yang berbeda komposisi yang akan bercampur sewaktu material
keluar dari silo.

Mekanisme Kerja :

Produk roller mill masuk dari bagian atas blending silo melalui air
slide system dan keluar secara bergantian sehingga akan terbentuk layer-
layer atau lapisan dengan ketebalan maksimal 1m. Kemudian layer-layer
tersebut akan bercampur sewaktu proses pengeluaran dengan membentuk
suatu terowongan.

Pengeluaran material dilakukan bersama melalui 2 dari 10 flow


gate pada setiap silo. Pengeluaran melalui flow gate ini diulang dalam
selang waktu tertentu, dimana satu siklus lengkap memerlukan waktu
12menit. Selama proses tersebut material diaerasi oleh 2 unit blower pada
bagian bawah layer tersebut. Material yang keluar selanjutnya akan

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 103
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

ditampung dalam central hopper melalui air slide yang diatur oleh bukaan
valve. Dari central hopper akan dikirim ke dalam kiln feed bin.

IV.2.4 Suspention Preheater

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 104
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Keterangan Gambar :

1. Inlet material

2. Cyclone stage I

3. Cyclone stage II

4. Cyclone stage III

5. Cyclone stage IV

8. Inlet gas panas

9. Outlet gas panas

10. Outlet material / umpan kiln

Aliran material

Suspention Preheater berfungsi sebagai pemanas awal umpan kiln


sehingga terkalsinasi sebagian. Tipe dari Suspention Preheater yang
digunakan di. Dimana pada setiap string pada preheater terdiri dari 4 tahap
(stage) cyclone yang terpasang secara seri satu diatas yang lain. Pada stage
teratas di pasang cyclone ganda, yaitu untuk meningkatkan efisiensi
pemisahaan antara gas panas dan material di dalam preheater. Cyclone I
sampai III berfungsi sebagai pemanas awal material umpan kiln, sedangkan
cyclone IV dipakai sebagai pemisah produk luar dari calsiner yang telah
terkalsinasi.

Prinsip Kerja :

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 105
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Prinsip kerja dari suspention preheater adalah memanfaatkan gaya


sentrifugal, gaya gravitasi dan gaya angkat yang timbul akibat adanya
pusaran gas panas yang bercampur dengan material yang berputar dengan
arah tangensial. Butiran material kasar karena pengaruh gaya sentrifugal
akan menumbuk dinding cyclone dan jatuh ke bawah karena pengaruh gaya
gravitasi. Sedangkan material halus dipengaruhi oleh gaya angkat gas.
Mekanisme Kerja:

Material dingin masuk ke dalam riser duct tahap I, kemudian


bercampur dengan gas panas yang masuk ke dalam cyclone. Di dalam
cyclone ini akan terjadi pemanasan material serta proses pemisahan gas dan
material. Proses pemanasan material terjadi melalui kontak antara gas panas
dan material yang mengalir dengan arah berlawanan arah (counter current).
Campuran umpan dan gas panas yang masuk ke dalam cyclone dengan arah
tangensial memungkinkan terbentuknya pusaran angin di dalam cyclone.
Pusaran angin tersebut menyebabkan terjadinya gaya sentrifugal, gaya
gravitasi dan gaya angkat gas yang sangat mempengaruhi aliran material
dalam cyclone. Material yang kasar dipengaruhi oleh gaya sentrifugal
sehingga menyebabkan material menumbuk dinding cyclone. Akibat
tumbukan dan gesekan material pada dinding cyclone menyebabkan
material kehilangan pengaruh gaya sentrifugal sehingga material akan jatuh
menuju down pipe karena pengaruh gaya gravitasi. Pada material yang
halus, gaya yang dominan adalah gaya angkat gas sehingga material tersebut
akan naik bersama-sama dengan gas dan keluar dari cyclone.
Material umpan kiln yang jatuh ke riser pipe dimasukkan ke dalam
riser duct cyclon stage II, kemudian mengalami proses seperti pada cyclone
stage I. Selanjutnya material akan masuk ke dalam cyclone stage III dan IV

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 106
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

dan akan akan mengalami proses yang sama dengan proses-proses


sebelumnya.
Material yang keluar dari cyclone stage III akan masuk ke dalam
ILC dan SLC calsiner untuk mengalami proses kalsinasi awal pada kedua
calsiner tersebut. Selanjutnya material yang telah terkalsinasi akan terbawa
oleh aliran gas masuk ke dalam cyclone stage IV. Material keluar dari
cyclone stage IV lewat riser duct dan siap diumpankan ke dalam kiln.

IV.2.5 Rotary Kiln

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 107
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Aliran material
Aliran gas panas
Gambar 11. Rotary Kiln
Keterangan Gambar :
1. Inlet Chamber 5. Speed Reducer
2. Girth Gear 6. Blower
3. Nose Ring 7. Inlet gas panas
4. Main Gear 8. Outlet material
Rotary Kiln merupakan peralatan paling utama pada proses
pembuatan semen. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat terjadinya
kontak antara gas panas dan material umpan kiln sehingga terbentuk
senyawa-senyawa penyusun semen yaitu C3S, C2S, C3A dan C4AF. Kiln
putar ini berbentuk silinder yang terbuat dari baja yang dipasang secara
horisontal dengan kemiringan 4, berdiameter 5,6m; panjang 84m dan
kecepatan putar 2,8rpm. Kiln tanur mampu membakar umpan dengan
kapasitas 7800 ton/jam hingga menjadi terak klinker.

Alat ini dilengkapi dengan preheater sebagai pemanas awal dan pre
kalsiner. Gerakan antara material dan gas panas hasil pembakaran batubara
berlangsung secara counter current. Karena panas yang ditimbulkan
batubara tinggi maka rotary kiln perlu dilapisi batu tahan api pada bagian
dalamnya untuk mencegah agar baja tidak meleleh.

Prinsip Kerja :

Perputaran kiln yang berlawanan arah dengan arah jarum jam dan
dengan posisi kiln yang miring menyebabkan terjadinya gaya dorong umpan
sehingga material bisa bergerak keluar ke arah clinker cooler setelah
mengalami kontak dengan gas panas.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 108
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Mekanisme Kerja :

Umpan kiln dari preheater akan masuk melalui inlet chamber.


Tenaga gerak dari motor dan main gear menyebabkan kiln berputar.
Perputaran pada kiln diatur oleh girth gear yang berfungsi sebagai
pengaman dan mengurangi beban main gear. Karena pengaruh kemiringan
dan gaya putar kiln, maka umpan kiln akan bergerak perlahan disepanjang
kiln.

Dari arah yang berlawan gas panas hasil pembakaran batu bara
dihembuskan oleh burner, sehingga terjadi kontak panas dan perpindahan
panas antara umpan kiln dengan gas panas. Kontak panas tersebut akan
mengakibatkan terjadinya reaksi kimia untuk membentuk komponen semen.
Pembakaran akan terus berlangsung sampai terbentuk klinker dan akan
keluar menuju clinker cooler.

IV.2.6 Clinker Cooler

Gambar 12. Clinker Cooler

Keterangan Gambar :

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 109
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

1. Inlet Material 6. Klinker Breaker

2. Grate-grate cooler 7. Movable Frame

3. Motor 8. Grizzly Bars

4. Drag Conveyor 9. Klinker Outlet

5. Fan udara pendingin

(Sumber: Departemen Teknik, Maret 2013)

Clinker cooler berfungsi sebagai alat pendingin klinker yang dilakukan


secara mendadak (Quenching). Tujuan dari pendinginan secara mendadak
ini adalah agar dihasilkan klinker yang bersifat amorf sehingga mudah
digiling. Terak panas yang bersuhu sekitar 1400C keluar dari kiln dan akan
segera didinginkan oleh “ Reciprocating Grate Cooler “ yang terbagi
menjadi 16 kompartemen. Udara dihembuskan oleh 14 undergrate fan
dalam cooler untuk mendinginkan terak sampai 82C.

Prinsip Kerja :

Cooler digerakkan oleh motor penggerak dari compartement I sampai outlet


cooler karena adanya gerakan grate yang saling menggeser yang dipasang
selang-seling.

Mekanisme Kerja :

Klinker dari rotary kiln jatuh langsung ke cooler dan diterima oleh
grate-grate yang bergerak secara perlahan. Dari bagian bawah grate
dipasang blower atau fan sebagai penghembus udara dingin. Grate dipasang
selang-seling dengan cara menggerakkan grate ini yang disambungkan ke
grate-grate yang bergerak pada batang yang digerakkan motor secara bolak-

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 110
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

balik. Pada grate terdapat lubang-lubang yang befungsi mengalirkan udara


pendingin dari fan dan menyebabkan material yang halus akan lolos dan
diangkut oleh drag conveyor. Klinker dapat bergerak dari compartement I
sampai outlet cooler yang dilengkapi dengan hammer untuk menghancurkan
klinker yang masih berukuran besar. Klinker keluar dari cooler diterima
oleh drag conveyor yang akan membawanya ke klinker silo.

IV.2.7 Finish Mill

Gambar 13. Ball Mill

Keterangan Gambar :

1. Inlet material 5. Bola-bola baja

2. Feed cone 6. Discharge cone

3. Mill Shell 7. Hexagonal Thrommel Screen

4. Sekat diafragma 8. Outlet material

Finish Mill digunakan untuk penggilingan dan pencampuran klinker


dan gypsum sehingga akan diperoleh produk mill dengan kehalusan yang
diinginkan atau yang disebut dengan semen. Finish mill yang digunakan

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 111
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

adalah tipe ball mill yang terbuat dari plat baja berbentuk silinder horisontal,
dimana didalamnya dilapisi oleh linier yang terbuat dari baja tuang yang
dipasang menempel pada dinding. Tujuan pemasangan linier adalah
melindungi sel dari benturan bola-bola penggiling.

Ball mill terdiri dari dua kompartemen yaitu:

 Kompartemen I
Panjang 2,5m berisi bola-bola logam berdiameter 40 – 70mm, berfungsi
sebagai penggiling material kasar menjadi material agak halus.

 Kompartemen II
Panjang 10,5 m berisi bola-bola logam berdiameter 17 – 20mm, berfungsi
sebagai penggiling material setengah halus menjadi halus.

Antara kedua kompartemen tersebut terdapat semacam atau sekat


yang berfungsi sebagai penyaring material yang sudah agak halus dan
mencegah bercampurnya bola-bola logam anatara kompartemen I dan II.

Prinsip Kerja :

Penghancuran material terjadi karena tumbukan dan gesekan antara bola-


bola baja dan material.

Mekanisme Kerja :

Umpan yang berupa klinker dan gypsum masuk ke finish mill melalui
feed chute. Karena perputaran mill maka akan menyebabkan gerakan pada
bola-bola baja dan material. Karena adanya tumbukan dan gesekan antara
bola-bola baja dan material, maka material akan mengalami penghancuran
dan penghalusan.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 112
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Diantara kompartement I dan II dipisahkan dengan sekat diafragma.


Material setelah dihancurkan di kompartemen I masuk ke celah diafragma
karena adanya gaya putaran dari mill menuju ke kompartemen II. Pada
kompartemen II material akan dihaluskan oleh bola-bola baja namun
ukurannya lebih kecil daripada bola-bola baja yang ada di kompartemen I.
Adanya perputaran mill menyebabkan bola-bola baja berbutar sehingga
material terbentur dan mengalami gesekan. Material yang sudah halus akan
ditarik oleh fan masuk separator untuk dilakukan pemisahan antara material
halus dan yang kasar. Material semen yang halus akan langsung dibawa ke
semen silo, sedangkan yang masih kasar akan di recycle ke finish mill untuk
digiling lagi.

BAB V

LABORATORIUM DAN PENGENDALIAN MUTU

V.1 Laboratorium

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 113
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Laboratorium di Pabrik Semen Bima bertugas untuk mengendalikan mutu


selama proses pembuatan semen berlangsung dan mempertahankan mutu
produksi dari semen yang dihasilkan agar sesuai dengan standard pabrik dan SNI.
Standar mutu semen yang digunakan oleh Pabrik Semen Bima. Untuk Semen
Portland (OPC) adalah SNI 12049-2015 sedangkan untuk Semen PPC adalah SNI
0302-2014.

Laboratorium utama di Pabrik Semen Bima. ada 3, yaitu :

1. Laboratorium Fisika
Laboratorium Fiska ini bertugas melakukan pengawasan terhadap
mutu dari produk semen OPC maupun PPC. Analisa yang dilakukan dalam
laboratorium ini adalah Compresive Strenght, False Set, Setting Time, dan Air
Content. Analisa di tujukan agar mengetahui kualitas dari semen bima ketika
dijadikan semen atau beton. Selain Menguji semen bima, laboratorium ini juga
menguji semen dari para pesaingnya. Agar mengetahui kualitas dari semen
bima tidak kalah dengan semen yang lainnya dan tentunya laboatorium ini
juga berpatokan terhadap SNI.

2. Laboratorium Proses Control


Laboratorium ini bertugas melakukan pengawasan dan pengendalian
pada awal proses, selama proses berlangsung, dan pada akhir proses. Jadi,
pada laboratorium pengendalian proses diadakan analisa terhadap bahan
mentah seperti batu kapur, tanah liat, hasil penggilingan raw mill, umpan kiln,
clinker hasil pembakaran, produk cooler, maupun pada produk finish mill
sebelum semen dilakukan pengantongan dan pengemasan.

Kandungan yang dianalisa dalam laboratorium ini meliputi kandungan


CaO, MgO, SiO2, Al2O3, Fe2O3, H2O, dan kandungan senyawa lainnya yang
menentukan mutu semen yang dihasilkan. Kandungan keseluruhan dari

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 114
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

parameter tersebut, dianalisa dengan menggunakan metode QCX atau Quality


Control X-ray. Selain uji kandungan tersebut laboratorium ini melakukan uji
Blaine dan Residu dari setiap bahan maupun dari produknya. Pengawasan dan
Pengendalian mutu di Laboratorium ini dilakukan secara periodik selama 24
jam.

3. Laboratorium Kimia
Laboratorium ini bertugas melakukan pengawasan terhadap hasil dari
clinker dan produk semen yang siap untuk dilakukan pengemasan. Selain
melakukan pengawasan terhadap hasil dari clinker dan semen. Laboratorium
ini juga melakukan analisa terhadap kandungan dari semen tersebut yang
kemudian dicocokkan dengan hasil X-ray, tujuannya agar dapat mengetahui
Alat X-ray yang digunakan pada pengendalian proses masih layak digunakan
atau tidak. Analisa pada laboratorium ini dilakukan dengan metode secara
kimiawi. Kandungan yang dianalisa dalam laboratorium ini meliputi
kandungan CaO, MgO, SiO2, Al2O3, Fe2O3, H2O, dan kandungan senyawa
lainnya yang menentukan mutu semen yang dihasilkan. Kemudian pada
laboratorium ini melakukan pengawasan terhadap free lime, Hilang Pijar
(LOI), Insoluble Residu pada clinker maupun semen.

V.2 Pengendalian Mutu

Analisa yang dilakukan untuk mengendalikan mutu produksi dari semen


Pabrik Semen Bima dilakukan secara fisik dan kimia meliputi:

1. Analisa Bahan Mentah


Analisa bahan mentah yang dilakukan laboratoium Pabrik Semen Bima
merupakan analisa kimia untuk mengetahui komposisi-komposisi kimia yang
terkandung dalam bahan mentah. Sehingga dapat mengetahui kelayakan dari
bahan mentah tersebut agar menjadi produk yang baik. Analisa bahan mentah

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 115
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

meliputi analisa batu kapur, tanah liat, pasir silika, laterit, gypsum, trass dan
analisa batu bara.

2. Analisa Bahan Setengah Jadi


Analisa bahan setengah jadi yang dilakukan laboratorium Pabrik Semen Bima
bertujuan untuk mengendalikan mutu selama proses berlangsung. Analisa
bahan setengah jadi meliputi analisa clinker hasil dari Kiln.

3. Analisa Produk
Analisa bahan jadi yang dilakukan laboratorium Pabrik Semen Bima bertujuan
untuk mengendalikan mutu semen. Analisa produk mencakup analisa kimia
dan fisika dari produk hasil penggilingan akhir dari Finish Mill. Analisa kimia
produk meliputi: analisa freelime semen, analisa kadar besi oksida, analisa
kadar silika oksida, analisa kadar alumina oksida, analisa kadar CaO, analisa
kadar magnesium oksida dan analisa LSF, SR dan HM. Sedangkan untuk
analisa fisika meliputi: kehalusan, pengujian normal konsistensi, setting time,
air content, false set serta kekuatan tekan semen.

V.2.1 Uji Komposisi Bahan dan produk

Untuk mengetahui komposisi dari bahan dan produk, pabrik ini


menggunakan alat X-Ray Spectrometer yang memanfaatkan teknologi sinar-X
yang dihubungkan langsung dengan Quality Control X-Ray. Sebelum dilakukan
penyinaran dengan sinar x, bahan dipreprasi dengan mengpress bahan..

Prosedur Analisa:

 Bahan di preparasi, di press selama 45 detik dengan berat sampel 10gr


pada tekanan 20 mpa

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 116
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

 Selanjutnya dimasukkan ke dalam alat X-Ray yang telah diprogram


dengan computer
 Bahan diradiasi sinar X dan akan memancarkan kembali sinar yang
merupakan nilai intensitas yang menunjukkan okisida yang terkandung
dalam bahan, dimana nilai intensitas tersebut akan diubah menjadi %
oleh Quality Control X-Ray dan langsung ditampilkan dalam monitor
komputer.
V.2.2 Pengujian Kimia

Pengujian kimia ini dilakukan apabila terjadi kerusakan pada alat X-Ray
Spectrometer atau mengecek kebenaran dari alat X-Ray. Pengujian kimia yang
dilakukan antara lain:

1. Penentuan Kadar SO3 dan Insoluble Residu

Persiapan Sampel :

1. Menimbang 1±0,0005 gr sampel


2. Memasukan dalam gelas beaker 50 mL kemudian menambahkan 20 mL
akuades
3. Menambahkan 10 mL HCl (1:1) dan dipanaskan dengan diaduk-aduk
4. Setelah larutan terdekomposisi sempurna, menambahkan akuades hangat
hingga volume 50 mL dan mendidihkannya selama ± 10 menit
5. Saring melalui kertas saring no 40, bilas dengan air panas 8 kali.
Pengujian Kadar SO3 :

1. Filtrat dari preparasi sampel diencerkan sampai 200 mL, kemudian


mendidihkan
2. Menyaring dengan kertas saring No. 40 dan dibilas dengan akuades
panas

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 117
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

3. Menambahkan 10 mL BaCl2 10% tetes demi tetes, kemudian


mendidihkan beberapa menit lalu diletakan di penangas lain agar tidak
mendidih selama 2-4 jam
4. Menyaring dengan kertas saring No. 42
5. Membilas dengan akuades panas sampai 10 kali
6. Memindahkan kertas saring dan endapan ke cawan yang telah dipijarkan
dan diketahui beratnya
7. Memijarkan pada suhu 500°C sampai menjadi abu selama 15 menit
8. Memijarkan lagi pada suhu 800±50°C selama 60 menit
9. Mendinginkan dalam desikator
10. Menimbang cawan yang telah didinginkan dan menghitung % SO3
Perhitungan:

Berat endapan X 0,343


%SO 3= X 100 %
Berat sampel

Pengujian Insoluble Residu :

1. Pindahkan kertas saring beserta isinya kedalam gelas kimia semula dan
tambahkan 50 ml larutan 5 % Na2CO3. Aduk sebaik mungkin, tutup
dengan kiaca arloji dan panaskan diatas sand bath selam 30 menit,
hancurkan kertas saeing dengan batang pengaduk
2. Tambahkan 1-2 tetes indikator metil merah 0,2 %, tambahkan HCl (1+1)
tetes demi tetes untuk menetralkan larutan, dan tambahkan 2-3 tetes lagi
setelah larutan berubah menjadi merah
3. Sarig melalui kertas saring no 40, bilas dengan air panas 14 kali sampai
bebas asma dan residu tidak berwarna
4. Pindahkan kertas saring dan residu kedalam cawan porselen yang telah
dipijarkan dan diketahui beratnya

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 118
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

5. Keringakan dan panaskan mula-mula pada suhu 500 ℃ sampai semua


kertas karbon diperoleh
6. Dinginkan dalam desikator selama 30 menit dan timbang

Perhitungan:

berat residu yang tidak larut


% insoluble residu = ×100 %
berat sample

2. Pengujian Hilang pijar (LOI)

1. Timbang 1 gram sample dengan ketelitian 0,1 mg, masukkan kedalam


cawan porselenyang telah dipijarkan dan diketahui beratnya
2. Masukkan ke dalam furnace pada suhu 500℃ selama 15 menit, lalu
pijarkan pada suhu 1000∓50 ℃ selama 1 jam
3. Dinginkan dalam desikator selama 30 menit dan timbang

Perhitungan:

kehilangan berat setelah pemijaran


% hilang pijar (LOI) = × 100%
berat sample

3. Silikon dioksida (SiO2)

1. Timbang 0,5 gram sample dengan ketelitian 0,1 mg,masukkan kedalam


gelas kimia 50 ml. Tambahkan 5 ml HclO4 60 %, aduk dengan batang
pengaduk dan sebarkan pada dinding bawah gelas kimia tersebut
2. Panaskan diatas pemanas pasir hingga keluar uap putih dan tutup selama 5
menit berlebih, diatas pemanas pasir hingga 5 menit
3. Dinginkan, bilas kaca arloji, tambahkan 5 ml HCl (1+1) dan 20 ml air
hangat. Hancurkan endapan seperti bubur dan segera saring dengan kertas
sarinfg no 40, bilas dengan air hangat 10-12 kali. Tampung filtrat dalam
labu ukur 250 ml

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 119
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

4. Pindahkan kertas saring dan endapkan ke dalam cawan porselen yang telah
dipijarkan dan diketahui beratnya
5. Keringkan dan panaskan mula-mula pada suhu 500℃ sampai semua
kertaskarbon diperoleh, lalu lanjutkan pemijaran pada suhu 1000∓50 ℃
selama 1 jam
6. Dinginkan dalm desikator selama 30 menit dan timbang

Perhitungan:
berat endapan
%SiO2 = × 100% - %IR
berat sample

4. Aluminium oksida (Al2O3)

1. Pipet filtrat dari analisis silikon dioksida sebanyak 100 ml+1 gram
NH4Cl, pindahkan ke dalam gelas kimia 300 ml. Tambahkan larutan
NH4OH (1+1) tetes demi tetes hingga dicapai pH 7 – 7,5 dengan
memakai alat ph meter
2. Tutup dengan kaca arloji dan didihkan larutan tersebut selama 1 menit.
Dinginkan hingga semua endapan mengendap dengan sempurna selama
paling sedikit 10 menit
3. Saring dengan kertas saring no 41 dan bilas dengan larutan 2 % NH 4NO3
panas. Tampung fltrat dalam labu ukur 500 ml untuk pengujian CaO dan
MgO
4. Pindahkan kertas saring dan endapan ke dalam cawan porselen yamg
telah dipijarkan dan diketahui beratnya

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 120
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

5. Keringkan dan panaskan mula-mula pada suhu 500 ℃ sampai semua


kertas karbom diperoleh, lalu lanjutkan pemijaran pada suhu 1000∓50℃
selama 1 jam
6. Dinginkan dalam desikator selama 30 menit dan timbang

Perhitungan:

berat endapan 250


% Al2O3 = × × 100% - %Fe2O3
berat sample 100

5. Besi oksida (Fe2O3)

1. Timbang 1 gram sample dengan ketelitian 0,1 mg, masukkan ke dalam


gelas kimia 200 ml. Tambahkan 30 ml air sambil diaduk dan 15 ml HCl
(1+1). Bila perlu panaskan larutan dan haluskan sample dengan ujung
batang pengaduk
2. Panaskan larutan hingga mendidih, tambahkan tetes demi tetes larutan 10
% SnCl2 sambil diaduk hingga tidak berwarna , tambahkan 1-2 tetes
berlebih dan dinginkan secara cepat hingga mencapai suhu kamar
3. Bilas gelas kimia bagian dalam dengan air, tambahkan 15 ml laruatan 5
% HgCl2, aduk 1 menit, tambah 10 ml H3PO3 (1+1) dan tambah air
hingga volume akhir mencapai 100 ml
4. Tambahkan 2-3 tetes indikator BDS 0,3%, titrasi dengan larutan baku
0,025 N K2Cr2O7 dimana titik akhir titrasi tercapai saat pertama terbentuk
warna ungu yang stabil

Perhitungan:
V × 0,002
%Fe2O3= ×100 %
BERAT SAMPLE
Dimana

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 121
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

V= volume larutan baku K2Cr2O7


S= berat sample (gram)

6. Kalsium oksida (CaO) dan magnesium oksida (MgO)

1. Dinginkan filtrat dari pengujian aluminium oksida hingga mencapai suhu


kamar, encerkan hingga tanda garis dan kocok hingga homogen
2. Pipet 50 ml larutan kedalam gelas kimia 300 ml, tambahkan air hingga
volume 200 ml. Sambil diaduk, tambahkan 2 ml TEA (1 + 1) dan larutan
baku EDTA hingga 1-2 ml sebelum titik akhir. Tambahkan larutan 3 N
KOH hingga ph larutan mencapai 12,7 – 13,2 biarkan 2-3 menit dan
tambahkan 0,1 gram indikator MTB. Dengan pertolongan sinar lampu,
titrasi dengan larutan baku EDTA hingga tercapai titik akhir titrasi yang
ditandai dengan perubahan warna larutan dari ungu kemerahan ke warna
biru
3. Pipet 50 ml larutan ke dalam gelas kimia 300 ml, tambahkan air hingga
volume 200 ml dan larutan buffer (Ph 10) untuk mengatur ph larutan 5 –
10, tambahkan larutan baku EDTA sejumlah yang diperlukan pada
penetapan CaO. Tambahkan 3-4 tetes indikator ETB. Dengan
pertolongan sinar lampu titrasi dengan larutan baku. EDTA hinga
tercapai titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan
dari ungu ke warna biru

Perhitungan:
V 1×E1 250 500
% CaO = × f EDTA × × × 100 %
S 100 50

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 122
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

( V 2−V 1 ) × E 2 250 500


% MgO = × f EDTA × × × 100 %
S 100 50

Dimana:
S= berat sample yang ditimbang pada 5,5 gram
V1= volume larutan baku EDTA yang dipergunakan pada no 3
V2= volume larutan baku EDTA yang dipergunakan pada no 4
E1= ekivalensi CaO terhadap larutan baku EDTA (0,0012216 g)
E2= ekivalen MgO terhadap larutan baku EDTA (0,0008062 g)
F= faktor larutan baku EDTA

7. Kalium oksida bebas (free CaO)


1. Timbang `1 gram sample dengan ketelitian 0,1 mg dan masukkan ke
dalam gelas kimia 100 ml yang kering
2. Panaskan etilen glycol sampai 80-85℃ di dalam erlenmeyer yang
dilengkapi dengan thermometer
3. Masukkan 25 ml etilen glycol panas ke dalam gelas kimia tadi dan tutup
dengan kaca arloji. Letakkan gelas kimia ini diatas “hot plate stirer”,
aduk 3-4 menit dan jaga suhu pada 80-85℃
4. Saring melalui kertas saring no 40 yang dibantu oleh “suction filter”.
Cuci ekstrak residu dengan 5 ml etilen glycol panas. Titrasi ekstrak
dengan larutan baku 1/14 N HCl dengan indiator PP. Titik akhir titrasi
ditandai dengan perubahan warna dari merah menjadi tidak berwarna

Perhitungan
V × 0,002
%F CaO= ×100 %
S

Dimana :

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 123
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

V= volume larutan baku 1/14 N HCl yang dipergunakan (ml)


S= berat contoh (gram)

8. Perhitungan LSF, SIM, Dan ALM

Tujuan Analisa :

1. Lime Saturation Faktor ( LSF )

Menurut Walter H. Duda (1983), LSF yaitu perbandingan


persen CaO yang ada dalam raw mill dengan CaO yang dibutuhkan
untuk mengikat oksida-oksida lain.

Apabila AR > 0,64

100 CaO
LSF=
2,8 SiO 2 +1 , 18 Al 2 O3 +0 ,65 Fe 2 O3
....................................( 2 )

Harga LSF biasanya 89 – 98


Jika LSF < 89 menyebabkan :

a. Terak mudah dibakar


b. Kadar free lime rendah
c. Liquid fase berlebihan sehingga cenderung membentuk ring
dan coating ashing
d. `Potensial C3S rendah, C2S tinggi
e. Panas hidrasi semen rendah
Jika LSF > 98 menyebabkan :
f. Terak sulit dibakar
g. Kadar free lime tinggi
h. Temperature burning zone tinggi
i. Potensial kadar C3S tinggi

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 124
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

j. Panas hidrasi tinggi


k. Dipakai apabila menggunakan batubara dengan kadar tinggi

2.    Silika Modulus


Menurut Walter H. Duda (1983), SIM yaitu bilangan yang
menyatakan perbandingan antara oksida silika dengan alumina dari besi.
SiO2
SIM =
Al 2 O3 +Fe 2 O3
..................................................................( 3 )

Harga SiM biasanya : 1,9 – 3,2


Silika Modulus ini merupakan indicator tingkat kesulitan
pembakaran raw material.  Semakin tinggi nilai SIM menunjukkan
semakin sulit material untuk dibakar.  SIM yang tinggi akan menurunkan
liquid fase serta meningkatkan burnability dan temperature pembakaran.
Jika SIM > 3,2 menyebabkan :

 Material makin sulit dibakar


 C2S banyak terbentuk dan sedikit C3S
 Cenderung menghasilkan semen yang mempunyai ekspansi tinggi karena
kadar free lime tinggi
 Lebih sulit membentuk coating sehingga panas hidrasi kalor tinggi yang
menyebabkan umur bricks menjadi lebih pendek
Jika SIM < 1,9 menyebabkan :
 Material mudah dibakar karena panas yang dibutuhkan kecil
 Temperature klinkerisasi rendah
 Cenderung membentuk ring coating dalam kiln

3.   Alumina Modulus ( ALM )

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 125
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Menurut Walter H. Duda (1983), ALM yaitu bilangan yang


menyatakan perbandingan antara oksida alumina dengan oksida besi.

Al 2 O3
ALM =
Fe 2 O3
....................................................................................( 4 )

Harga Alumina Modulus berkisar antara 1,5 – 2,5


Jika ALM > 2,5 menyebabkan :
1. Material sukar dibakar
2. Menghasilkan semen dengan setting time yang pendek dan
kekuatan tekan awal tinggi
3. Kadar C3A tinggi dan menurunkan kadar C4AF dalam semen
Jika ALM < 1,5 menyebabkan:
 Liquid fase berdensintas tinggi dengan viscous rendah
 Temperature klinkerisasi rendah
 Material sukar dibakar

V.2.3 Analisa Fisika Produk Semen


Analisa fisika dari produk semen dilakukan untuk mengetahui mutu semen
yang dihasilkan. Analisa yang dilakukan meliputi analisa kehalusan semen,
pengujian normal konsistensi, analisa waktu pengikatan, analisa pemuaian, analisa
false set & flash set, serta analisa kuat tekan. Berikut ini prosedur analisanya:

1. Blaine
Blaine disebut juga kehalusan semen yang dinyatakan dalam
cm2/gr atau m2/kg. Laju hidrasi semen tergantung pada kehalusan, makin
halus semen makin cepat pengembangan kekuatan.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 126
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Cara kerja:
 Menyiapkan barel blaine dengan memasang piring cel dan 1 helai kertas
saring diatas piringan cel, meratakan dengan torak
 Memasukkan sampel 2,867 gr dan memasukkan kertas saring
dipermukaan sampel.
 Pasang tutup barel dan mulai pengujian dengan alat blaine.
 Catat hasil nilai blaine pada alat blaine.
2. Pengujian normal konsistensi
Yaitu untuk mengetahui jumlah air yang diperlukan untuk pembuatan
spesimen dimana konsistensi normal adalah banyaknya volume air yang
dapat diserap oleh semen. Pengujian ini dilakukan dengan memakai alat
jarum vicat.
Cara kerja pengujian normal konsistensi:
 Timbang sampel semen 650 gr, tuangkan air secukupny dan mixing
dengan kecepatan rendah (140 rpm) selama 30 detik
 Stop mixer selama 13 detik, bersihkan dinding
 Ubah pada kecepatan tinggi (285 rpm) dan aduk adonan selama 1 menit
 Ambil adonan dan bentuk seperti bola
 Pegang bola semen dan lemparkan dari tangan kiri ke tangan kanan dan
sebaliknya sebanyak 6 kali
 Masukkan bola semen ke dalam cincin vicat lobang besar dan ratakan
 letakkan pada plat kaca dan ratakan
 letakkan dibawah batang peluncur (10 mm), jatuhkan perlahan batang
peluncur selama 30 detik
 lakukan percobaan hingga didapat penetrasi NC 10 mm.
3. Setting Time (waktu pengikatan)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 127
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Yaitu waktu yang diperlukan oleh semen untuk mengeras dihitung mulai
penambahan air, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan
gypsum dalam semen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alat
jarum gillmore terhadap spesimen.
Cara kerja Setting Time (waktu pengikatan):
 Adonan semen dari uji normal konsistensi diambil secukupnya dan
diletakkan pada plat kaca dan dibentuk seperti gunung
 Ratakan atasnya dan simpan dalam kamar lembab
 Selang waktu 15 menit lakukan penetrasi dengan jarum vicat berdiameter
1 mm, lakukan terus menerus hingga penetrasi = 25 mm selama 30 detik
 pengikatan awal tercapai bila hasil penetrasi tidak lebih dari 25 mm dan
dihitung saat memasukkan air pada penyiapan semen
 pengikatan akhir tercapa bila jarum tidak mmbekas pa permukaan benda
uji
4. False Set
False Set adalah pengembangan kekakuan secara cepat dalam pasta semen,
yang kekakuannya dapat dihilangkan dan plastisitasnya dapat diperoleh
dengan pengadukan kembali tanpa penambahan air.
Cara kerja False Set:
 Timbang sampel semen sebanyak 500 gr dan air secukupnya
menghasilkan penetrasi 32mm
 Masukkan semen + air ke mangkok pengaduk, biarkan 30 detik
 aduk pada kecepatan rendah (140 rpm) selama 30 detik
 hentikan 15 detik, bersihkan yang menempel pada dinding
 jalankan pengadukan dengan kecapatan tinggi (285 rpm) selama 2,5
menit

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 128
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

 Masukkan adonan semen dalam cincin vicat lobang besar, letakkan pada
permukaan kaca dan ratakan bagian yang menonjol
 Tempatkan pada alat vicat dan luncurkan jarum vicat selama 30 detik dan
catat penunjukan pada alat vicat (didapatkan penetrasi awal jika nilainya
32 ± 4 mm)
 Kembalikan jarum dan tunggu lima menit
 Luncurkan kembali jarum selama 30 detik (penetrasi akhir)
Perhitungan:
Penetrasi Akhir
% false set = x 100 %
Penetrasi Awal
5. Compressive Strength atau Kekuatan tekan
Cara kerja:
 Timbang sampel semen 740 gr, pasir 2,035 gr dan air sebanyak 360 ml
 Aduk adonan dengan kecepatan rendah (140 rpm) (140 rpm) selama 30
detik
 Masukkan perlahan-lahan pasir
 Ubah speed mixer ke posisi tinggi (285 rpm) selama 30 detik
 Hentikan mixer 1,5 menit
 Lanjutkan pengadukan dengan kecepatan tinggi (285 rpm) (285 rpm)
selama 1 menit
 ambil adonan dan masukkan ke dalam cetakan kubus 4 x 8 cm
 Simpan dalam kamar lembab selama 24 jam
 Keluarkan dan rendam kubus.
 Pengujian dilakukan pada umur dan spesimen tertentu yaitu 1 hari, 3 hari,
7 dan 28 hari.
 Letakkan kubus di tempat press, dan penekanan dilakukan secara tegak
lurus

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 129
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

 Mesin akan melakukan penekan hingga batas max (jarum berhenti)


 Catat hasil pembacaan
Perhitungan:
Kuat tekan = 0,55 x pembacaan (Mpa)

Tabel Batasan Senyawa yang Terkandung dalam Produk Semen Portland


Pozzolan yang Sesuai dengan Standart Mutu
Sifat Komposisi Standart Mutu Produksi SNI

Kimia MgO < 1,5 persen < 6 persen

SO3 2 – 2,2 persen < 3 persen

LOI < 5 persen < 5 persen

Free Lime 0,5-1,5 persen < 2 persen

IR <12

Fisika Blaine 430 m2/kg > 280 m2/kg

Initial 90 -140 menit > 45 menit


Setting Time

Final setting 270-300 menit < 375 menit


Time

Strength 3 hari  200 kg/cm2 3 hari  85 kg/cm2

7 hari  300 kg/cm2 7 hari  160 kg/cm2

28 hari  400 kg/cm2 28 hari  210 kg/cm2


False Set > 70 persen > 50 persen

(Laboratorium Quality Control PT. Sinar Tambang Arthalestari,2018)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 130
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

BAB VI
UTILITAS

VI.1 Pengadaan dan Kebutuhan Air


Kebutuhan air di Semen Bima di peroleh dari air sungai yang berada
di sebelah pabrik. Untuk kebutuhan air dibedakan menjadi 2 yaitu air proses
dan sanitasi. Yang mana disimpan dalam tangki berkapasitas 10.000m3

1. Air Proses

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 131
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Penggunaan air pada proses pembuatan semen diantaranya untuk air


pendingin alat-alat proses, terutama motor dan untuk water spray pada
Cooling Tower. Pengolahan air proses ini ada beberapa macam, yaitu :
Proses filtrasi
Air dari penampungan air sungai dibawa ke dalam bak penampung.
Didalam bak penampung ini ditambahkan kaporit dan soda PAC (poly
aluminium chloride), kemudian dari bak penampung air akan dialirkan ke
membrane filter untuk penyaringan. Apabila membrane filter ini sudah
penuh dengan kotoran, maka sand filter akan dicuci dengan cara backwash,
yaitu dialirkan air dari bawah tangki seingga kotoran akan terangkat ke atas
dan dibuang. Dari membrane filter akan ditampung di Ground Water dan
didalam Ground Water ini akan ditambah kaporite untuk menjaga agar pH
tetap netral (pH = 7). Kemudian dari Ground Water, air akan disuplai
dielevated tank dan selanjutnya didistribusikan ke seluruh pabrik.

2. Air Sanitasi
Air untuk sanitasi proses yang digunakan sama dengan proses air
proses yaitu dengan proses filtrasi membrane dari air sungai langsung
dimasukkan ke Ground Water yang kemudian langsung dibawa ke elevated
tank untuk didistribusikan ke seluruh pabrik.

VI.2 Pengadaan dan Kebutuhan Listrik

Semua mesin dari peralatan yang terdapat di dalam pabrik


menggunakan tenaga listrik. Sebagai tenaga penggerak motor, kebutuhan
listrik untuk seluruh keperluan pabrik termasuk penerangan dan perumahan
karyawan diperoleh dari PLN dan generator.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 132
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Dari PLN digunakan listrik sebesar 23 – 30 MV, sedangkan


generator dengan kapasitas 2,5 MV hanya digunakan apabila listrik padam
dan fungsinya hanya untuk menjalankan cooler dan kebutuhan listrik di
Central Control Room (CCR).

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 133
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

BAB VII

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Bagian keselamatan kerja bertugas untuk mencegah segala


tindakan maupun keadaan yang dapat menimbulkan kecelakaan dengan cara
sebagai berikut :

1. Melakukan pengawasan terhadap lingkungan yang membahayakan


2. Melakukan pengawasan terhadap tindakan yang membahayakan.
3. Melakukan pengawasan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja dengan
cara :
1. Mentertibkan pemakaian alat pelindung
2. Menyediakan fasilitas alat pelindung
3. Membuat rambu - rambu norma keselamatan kerja dan lalu lintas.
4. Mengadakan berbagai macam pelatihan dan pemadaman kebakaran
5. Memeriksa dan merawat mobil kebakaran.
6. Memeriksa dan merawat alat-alat pemadaman api ringan di semua tempat.
7. Memeriksa dan merawat Hydrant pemadam kebakaran
8. Mencegah dan mengatasi terjadinya kebakaran.
9. Mencegah dan menolong terjadinya kecelakaan kerja.

Alat- alat keselamatan kerja antara lain :

1. Helm proyek
Digunakan oleh setiap orang yang memasuki area proyek.
Warna helm dibedakan menurut daerah kerja. Pembagiannya adalah sebagai
berikut :
Putih : Ketua regu, ketua seksi dan pimpinan.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 134
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Merah : Petugas pemadam kebakaran dan SHE


Kuning : Bagian kebersihan
Pelindung Mata.
Digunakan oleh setiap pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan
pemijaran . Macam- macam pelindung mata :
1. Kaca mata bening : Untuk semua bagian
2. Kaca mata tes : Bagian utility dan pemeliharan mesin
3. Kaca mata gerinda : bagian utility dan pemeliharaan mesin
2. Perlindungan badan , terdiri dari :
1. Baju tahan panas : Bagian produksi, pembakaran, pemeliharaan
mesin dan bengkel listrik
2. Jaket karet : Bagian bengkel listrik
3. Jaket hujan : Untuk semua bagian
4. Jaket dan rompi kulit : Bagian mesin dan bengkel lisrik

3. Perlindungan Tangan, terdiri atas :


1. Kaos tangan karet : Bagian bengkel listrik dan pengolahan air
2. Kaos tangan kulit : Bagian bengkel mesin
3. Kaos tangan kain : Bagian pembakaran, Pengolahan bahan, bagian
pengggilingan dan penyimpanan bahan
4. Kaos tangan kombinasi : Bagian pembakaran, hanya digunakan saat
penggantian batu tahan api pada kiln.
4. Perlindungan Kaki, antara lain :
1. Sepatu karet : Bagian bengkel listrik
2. Sepatu tahan api (dengan sol mengandung banyak unsur karbon )
: Untuk bagian produksi.
3. Sepatu hujan : Untuk semua bagian
5. Perlindungan Pernafasan , antara lain :

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 135
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

1. Masker palstik : Untuk pekerja pada daerah yang sangat berdebu


yaitu pada daerah pemeliharaan dan produksi.
2. Masker kain : Untuk pekerja pada daerah berdebu ringan yaitu
untuk semua bagian.
6. Perlindungan Telinga (peredam Suara )
1. Ear Plug (untuk pekerja pada alat yang bersuara ringan) : untuk semua
bagian
2. Ear Muff (untuk pekerja pada alat yang bersuara berat) : Untuk bagian
pendingin udara , genset dan penggilingan.
7. Sabuk pengaman (safety belt)
8. Alat – alat penunjang, antara lain :
1. Alat –alat P3K : di setiap seksi atau unit
2. Poliklinik
3. Hydrant : Di setiap seksi atau unit
4. Mobil pemadam kebakaran
5. Alarm, diletakkan di CCR (Central Control Room)

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 136
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

BAB VIII

UNIT PENGOLAHAN LIMBAH

Polusi atau pencemaran udara yang diakibatkan oleh PT. Sinar Tambang
Arthalestari Purwokarto, sebagian besar terdiri dari partikel-partikel debu,
sedangkan sisanya berupa gas uap air hasil pembakaran. Apabila dibandingkan
dengan industry kimia yang lain polusi udara yang ditimbulkan oleh industri
semen tergolong mempunyai tingkat pencemaran yang kurang membahayakan.
Partikel debu yang di industri semen berasal dari penghalusan batu kapur, tanah
liat, pasir silica, gypsum, trass dan batu bara.

VIII.1 Sumber Debu yang Ada di PT. Sinar Tambang Arthalestari

Sumber debu tersebut berasal dari peralatan produksi yang


beroperasi terdiri dari :
1. Coal Mill
2. Raw Mill
3. Rotary Kiln
4. Finis Mill
5. Packer

VIII.2 Komposisi Bahan Pencemar

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 137
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Komposisi bahan pencemar yang terjadi di PT. Sinar Tambang


Arthalestari ada 2 jenis komposisi kimia dan fisika.
Komposisi kimia, antara lain :
1. Nitrogen Oksida (NO2)
2. Karbon Monoksida (CO)
3. Sulfur Oksida (SO2)
Sedangkan komposisi fisika, antara lain :
1. Warna : Kecoklatan, abu-abu
2. Ukuran butiran : Residu sarangan 45 mikron = 15 – 20 %
Residu sarangan 90 mikron = 2-3 %

VIII.3 Pengendalian Polusi

Debu merupakan pencemaran yang paling besar ditimbulkan pada


proses produksi semen. Debu yang tersuspensi di udara lingkungan sekitar
pabrik sebesar 40-60 mg/Nm3, sedangkan baku mutu udara emisi untuk
lingkungan sebesar 0 mg/Nm3 (Wisnu Arya Waedana, 2001). Dengan
demikian udara sekitar pabrik masih tergolong sebagai udara yang cukup
bersih dari polusi. Untuk mengurangi polusi udara yang diakibatkan oleh
banyaknya debu selama proses produksi semen, maka digunakan alat
penangkap debu yaitu Bag Filter

1. Penggunaan Alat Penangkap Debu


Berikut ini keterangan mengenai alat penagkap debu yang digunakan di PT.
Sinar Tambang Arthalestari yaitu.
1.1 Bag Filter
Bag Filter merupakan alat penangkap debu yang terdiri dari ruangan
yang didalamnya terdapat kantong-kantong yang terbuat dari cotton glass
woll yang berfungsi untuk menangkap debu.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 138
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

Alat bag filter terdapat pada Crusher, Kiln, Finis Mill dan Raw Mill.
Untuk pemeliharaannya selama 28 hari sekali. Problem-problem yang sering
terjadi adalah kebocoran dan korosif. Untuk penanggulangannya dengan
cara pelumasan bagian-bagian alat.
Prinsip Kerja :
Udara yang mengandung debu masuk ke dalam bag filter sehingga
melewati kantong-kantong penangkap debu. Debu tersebut terperangkap
dalam kantong-kantong penangkap debu, selanjutnya karena adanya udara
tekan yang berasal dari kompresor dengan tekanan 5,5 – 6 bar, maka akan
menyebabkan debu-debu terlepas dari kantongnya.
Cara Kerja :
Udara yang mengandung debu dihisap oleh fan yang diletakkan
didekat bag filter, sebelum dikeluarkan udara yang mengandung debu
dilewatkan kantong-kantong penangkap debu. Debu akan menempel pada
kantong sedangkan udara bebas debu (udara bersih) dikeluarkan lewat
cerobong. Pengaturan pengeluaran debu dari kantong filter dilakukan oleh
Remote Cyclic Timer secara periodic dan solenoid valve akan terbuka.
Akibat bukaan valve ini maka udara bertekanan akan mengalir sehingga
mampu mengeluarkan debu-debu yang menempel pada kantong penangkap
debu.

1. Cyclone
Cyclone merupakan alat penangkap debu yang paling tua dan
sangat sederhana, juga merupakan penangkap debu ang biayanya paling
murah. Untuk temperature operasi yang tinggi 975 0C. Cyclone dapat
dilengkapi dengan lapisan tahan api (refractory-linings). Untuk
mendapatkan efisiensi yang tinggi, beberapa cyclone biasanya digabung
menjadi satu unit yang disebut mill cyclone sehingga efisiensinya menjadi

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 139
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

sekitar 85-94% dan partikel debu yang bisa ditangkap berukuran sekitar 15-
20 mikron. Cyclone terdiri dari 2 bagian silinder dan conical atau kerucut.
Prinsip Kerja :
Pemanfaatan gaya sentrifugal.

Cara Kerja
Gas (raw gas) masuk pada silinder bagian atas secara tangensial
kemudian turun ke bawah masuk ke dalam bagian conical di luar varte
secara spiral menempati ruang pusat cyclone (center cyclone) menuju ke
bagian dalam vartex. Karena adana gaya sentrifugal maka partikel-partikel
debu didorong menuju dinding dan menggumpal pada dinding. Akhirnya
turun ke bawah karena adanya gaya gravitasi di luar vartex. Dengan kata
lain adanya gaya sentrifugal tersebut, partikel debu dipisahkan menjadi
fraksi berat dan fraksi ringan.
Untuk fraksi yang berat karena adanya gaya gravitasi akan turun
ke bawah menuju bottom kerucut dan ditampung dalam hopper, keluarnya
debu dari hopper diatur oleh rotary valy atau screw conveyor. Sedangkan
partikel debu yang ringan akan naik ke atas secara spiral menuju kebagian
dalam vartex dan kemudian keluar dari cyclone menuju cerobong.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 140
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

IX.1 Kesimpulan
Dari data pengambilan sampel pada dynamic separator, dapat
disimpulkan bahwa:
SECARA UMUM
1. semen adalah bahan perekat yang memiliki sifat mampu mengikat bahan-
bahan padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan kuat

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 141
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

2. PT Sinar Tambang Arthalestari – Semen Bima memproduksi semen


dengan proses kering.
3. Bahan baku utama yang digunakan pada Semen Bima adalah Limestone
dan Clay.
4. Bahan koreksi yang digunakan pada Semen Bima adalah Laterit dan silica
sand.
5. Bahan additive yang digunakan pada Semen Bima adalah Trass, Gypsum
dan Limestone.
6. Tahapan proses pembuatan Semen Bima terdiri dari 5 bagian yaitu,
Penyediaan Bahan Baku, Pengolahan Bahan ,Pembakaran dan
Pendinginan ,Penggilingan Semen, Pengisian dan Pengantongan Semen.
7. PT Sinar Tambang Arthalestari – Semen Bima memproduksi 2 tipe semen
yaitu OPC dan PPC.
8. Pengemasan semen untuk produk OPC di kemas secara curah dan
diangkut dengan truk sedangkan PPC dikemas dalam kantong ukuran 40
kg dan 50 kg.
TUGAS KHUSUS
1. Nilai cutting size (D50) dari data percobaan di dapat sebesar 0.163
2. Nilai By Pass di dapat dari data sebesar 0.5%
3. Nilai Circulating Load sebesar 2.1
4. Efisiensi dari dynamic separator sebesar 52%
5. Nilai sharpness didapat dari data sebesar 0.42 , nilai tersebut belum
tergolong ideal karena nilai sharpness yang ideal adalah sebesar 1
6. Nilai imperfection di dapat dari data sebesar 0.32 sehingga separator ini
tergolong medium separator

IX.2 Saran

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 142
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

SECARA UMUM
1. Diharapkan manajemen dapat lebih memperkenalkan kepada masyarakat
tentang kelebihan dari semen bima agar dapat meningkatkan minat
masyarakat dalam menggunakan semen bima
2. Memperbesar kapasitas produksi dan memperluas pasar sehingga
keuntungan yang di dapat akan lebih besar lagi
3. Meningkatkan keterampilan kerja karyawan melalui program pelatihan
dan pengembangan sehingga nantinya karyawan dapat bekerja dengan
lebih efektif dan efisien harus dilakuan seccara kontinu dan terencana
TUGAS KHUSUS
1. Lebih memperhatikan flow udara dalam dynamic separator,agar dapat
memaksimalkan separasi material pada dynamic separator dan
meningkatkan efisiensi separator
2. Mengatur sudut dari gate fan, agar diperoleh sharpness yang lebih baik

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 143
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim
Laporan Praktek Kerja Industri tanggal 09 Januari – 09 Februari 2018
Di PT SINAR TAMBANG ARTHALESTARI

DAFTAR PUSTAKA

Labahn, Otto, “ Cement Engineers Handbook”, 3 rd Edition, Bouverlag GMBH,


Weisbaden and Berlin, Germany, 1971.

Mason Robert D, “Statistical Techniques InBussiness and Economic”, 3 rd Edition,


London, England, 1974.

Perray E Kurt, “Cement Manufacture” , Chemical Publishing Co.Inc, New York,


1979.

Perry, Robert H and Chitton, Cecil H, ”Chemical Engineering Handbook”, 5 rd


Edition, International Student Edition, McGraw Hill Kogakush Ltd, Tokyo,
Japan, 1984.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik 144
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim

Anda mungkin juga menyukai