BAB 2 Konsep Infus
BAB 2 Konsep Infus
TINJAUAN PUSTAKA
10
11
Alat infus tidak boleh menyebabkan sumbatan pada vena. Alat infus
harus di ganti setiap 72 jam (3 hari) , tetapi harus di bilas dengan
natrium klorida 0,9% setiap 4-6 jam (Boyd, 2015).
2.1.9.6 Pengobatan
a. Diuretic
b. Kortikostroid
c. Nonstroid anti inflamantory drugs (NSID)
Treatment :
1) Kemoterapi
2) Terapi IV dan total parenteral nutrisi (TPN)
3) Ventilasi mekanik
i. Stabilitas kanul.
j. Pengendalian infeksi
2.2.3.2 Faktor risiko flebitis terkait infus perifer yaitu (Dychter et
al., 2012 dalam Rahmadani, 2017):
a. Faktor resiko spesifik
b. Jenis kelamin
c. Kualitas vena perifer yang kurang
d. Usia
e. Penyakit medis yang mendasari (diabetes, kangker,
penyakit infeksius, imunodefisiensi)
f. Status gizi
2.2.3.3 Faktor risiko spesifik kateter
a. Durasi pemasangan kateter
b. Ukuran keteter
c. Jenis kateter yang digunakan
d. Lokasi insersi
2.2.3.4 Faktor risiko lainnya
a. Karakteristik infus
b. Orang yang melakukan pemasangan kateter kurang
berpengalaman
c. Insersi keteter yang dilakukan di ruang emergensi
Observasi kanula
Nyeri ringan dekat sisi IV atau 1 Mungkin menunjukkan gejala awal
kemerahan dekat sisi IV flebitis
observasi kanula
Dua dari tanda berikut : 2 Tahap awal flebitis
Nyeri ringan dekat sisi IV atau Ganti posisi kanula
Kemerahan (eritema)
Bengkak
Nyeri disepanjang jalur kanula 3 Tahap menengah flebitis
Eritema dan Ganti posisi kanula
Indurasi Pertimbangkan terapi
Semua dari tanda berikut tampak 4 Tahap lanjut flebitis atau mulai
nyata dan menyebar : terjadi tromboflebitis
Nyeri disepanjang jalur kanula Ganti posisi kanula
Eritema Pertimbangkan terapi
Indurasi
Dinding vena dapat di palpasi
Semua dari tanda berikut nyata 5 Tahap lanjut tromboflebitis
dan menyebar: Mulai lakukan terapi
Nyeri disepanjang jalur kanula Ganti posisi kanula
Eritema
Indurasi
Dinding vena dapat dipalpasi
Pireksia
Sumber: diadobsi dari Skor Andrew Jakson’s VIP
Penggunaan intravena yang tidak sesuai dengan prosedur yang baik dan benar
menjadi salah satu penyebab komplikasi seperti infeksi lokal atau sistemik
termasuk septik thrombophlebitis, endocarditis, infeksi aliran darah yang
diakibatkan oleh terinfeksinya bagian tubuh tertentu karena keteter yang
terkolonisasi.
Infeksi aliran darah primer timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang
dicurigai sebagai sumber infeksi, dan merupakan salah satu sumber data yang
digunakan untuk pengendalian infeksi nosokomial (IN) di rumah sakit.
Infeksi aliran darah terkaid pemasangan keteter intravena adalah infeksi aliran
darah terkait pemasangan centralcatheter, peripheral catheter, xatheter
haemodialisis, arterial line, peripheral inserted central catheter (PICC),
intraaortic ballon pump dengan konfirmasi laboratorium (Permenkes, 2017).
Infeksi aliran darah perifer (IADP) adalah ditemukannya organisme dari hasil
kultur darah semikuantitatif/ kuantitatif disertai tanda klinis yang jelas serta
tidak ada hubungannya dengan infeksi ditempat lain dan/ atau dokter yang
merawat meyatakan telah terjadi infeksi. IADP berbeda dengan Flebitis
(superficial & Deep Phelibitis). Perbedaan antara IADP dengan Flebitis
adalah:
2.3.1 Flebitis, merupakan tanda-tanda peradangan pada daerah lokal
tusukan infus. Tanda-tanda peradangan tersebut adalah merah,
bengkak, terasa seperti terbakar dan sakit bila ditekan.
2.3.2 IADP adalah keadaan keadaan bakterimia yang diagnosanya
ditegakkan melalui pemeriksaan.
Kejadian flebitis menjadi salah satu indicator mutu pelayanan rumah sakit
dengan standar yang di tetapkan oleh The Nursing of Praktis yaitu sebesar 5%.
32
Keterangan :
: Diteliti
: Hubungan
33
2.6 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar variabel
yang merupakan jawaban penelitiaan tentang kemungkinan hasil penelitian
(Dharma, 2011).Berdasarkan dari kerangka konsep diatas, maka hipotesis
penelitian adalah:
Ha :Ada Hubungan Antara Lama Pemasangan Infus Dengan Kejadian Flebitis
Menggunakan VIP Skor Di Ruang Bedah RSUD. Dr. DorisSylvanus
Palangka RayaTahun 2018.