Anda di halaman 1dari 5

Nama : Febryanti Amalia Hutami

Kelas : Stifa A 2021

Nim : 21013041

Tugas : Stimulan Dan Relaxan Uterin/Uterus

A. STIMULAN
Stimulan adalah obat-obatan yang meningkatkan tingkat lewaspadaan didalam rentang
waktu singkat. Stimulan merupakan zat yang merangsang system saraf pusat sehingga
mempercepat proses-proses dalam tubuh, seperti meningkatnya detak jantung, meningkatnya
aktivitas tubuh dan dapat membuat orang lebih siaga atau terjaga.
1) Methylphenidate

Methylphenidate adalah obat untuk mengendalikan gejala dari attention


deficit hyperactivity disorder (ADHD). Obat ini juga digunakan dalam pengobatan
narkolepsi, yaitu gangguan tidur yang bisa menyebabkan penderitanya tertidur secara
tiba-tiba.Derivat piperidil ini (1954) berbeda struk- turnya dari amfetamin, tetapi
sifatnya mirip. Bekerja menstimulasi SSP hingga batas ke-lelahan faal dapat dilampaui.
Selain itu, obat ini menimbulkan euforia dan perilaku 'tanpa- kendali (Tjay et al.,2015).

 Bagian Farmakologi
Nama Obat : Methylphenidate

Indikasi : Gangguan perhatian defisit hiperaktif (ADHD) pada anak 6-17

tahun dan dewasa 18-65 tahun yang memenuhi kriteria


DSM-IV untuk ADHD (Tjay et al.,2015).
Mekanisme kerja : Mekanisme kerjanya berdasarkan penghambatan
reuptake dopamin dan noradrenalin. Kebiasaan terhadap
efek psiko- aktivasinya terjadi secara berangsur-angsur
(Tjay et al.,2015).
Kontraindikasi :
Ansietas berat, depresi berat, tegang, agitasi,
hipersensitivitas, glaukoma,tics atau riwayat keluarga
mengalami sindroma Tourette, (kanker kelenjar adrenal),
anak dibawah 6 tahun, dalam terapi inhibitor monoamin
ok sidase (MAO), 14 hari setelah penghentian terapi
inhibitor monoamin oksidase (MAO ), pencegahan atau
terapi kondisi letih (BPOM, 2015).

Efek Samping : Efek samping dapat berupa nervositas, tachycardia, sukar


tidur dan anoreksia, nyeri perut, lebih sering pada anak-
anak. Efek lainnya pusing, gangguan penglihatan,
dyskinesia dan kejang otot. Efek sentralnya (euforia,
eksitasi, gelisah) menyerupai efek kokain, tetapi bertahan
4 kali lebih lama (Tjay et al.,2015).
Toksisitas : Dapat meningkatkan efek merugikan toksik dari clonidine
Dosis dan pemerian : Pada narkolepsi oral 2-3 dd 10 mg ½ jam a.c. Pada ADHD
anak-anak 6 thn atau lebih permulaan 0,25 mg/kg/hari
dalam 2 dosis, lalu dinaikkan setiap minggu sampai 2
mg/kg, maksimal 60 mg sehari (Tjay et al.,2015).

Interaksi Obat :
a. Dapat mengurangi efek agen antihipertensi.
2) Dapat meningkatkan kadar fenitoin, TCA dalam
serum.
b. Risiko peningkatan tekanan darah mendadak selama
operasi dengan anestesi halogen.
c. Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko krisis hipertensi
dengan MAOI.

 Bagian Farmakokinetik
Methylphenidate mudah diserap dari saluran pencernaan sistem.Kehadiran
makanan di perut mempercepat laju penyerapan tetapi bukan jumlah. Konsentrasi
plasma puncak dicapai sekitar 2 jam setelah dosis oral; metilfenidat mengalami
metabolisme lintas pertama yang ekstensif. Ikatan protein rendah. Ini diekskresikan
sebagai metabolit terutama di urin dengan sejumlah kecil muncul di feses; kurang dari
1% muncul dalam urin sebagai methylphenidate yang tidak berubah. Metabolit utama
adalah asam ritalinat (asam 2-fenil-2-piperidil asetat). Waktu paruh eliminasi plasma
sekitar 2 jam. Methylphenidate didistribusikan ke dalam ASI (Sweetman, 2009).
B. RELAKSAN UTERIN/UTERUS
1. Oksitosin
Oksitosin adalah hormon nonpeptida yang mempunyai sifat menyebabkan kontraksi
otot polos uterin dan sel mioepitel kelenjar susu. Dibuat dengan cara sintesis. Aktivitas
oksitosin tidak kurang dari 400 unit oksitosin FI/mg (Dirjen POM, 2020).

 Bagian Farmakologi

Nama Obat : Oksitosin

Indikasi :
Digunakan untuk induksi dan augmentasi persalinan, untuk
mengontrol perdarahan postpartum dan hipotonisitas
uterus pada persalinan kala tiga. Juga digunakan dalam
aborsi yang terlewatkan, tetapi tindakan lain mungkin

Mekanisme kerja : dilakukan sebelumnya (Sweetman, 2009).


Oksitosin bekerja dengan cara merangsang otot polos
sehingga menyebabkan kontraksi otot pada uterus. Obat ini
harus digunakan sesuai indikasi serta biasa digunakkan
oleh orang dewasa muda untuk memulainya persalinan
Kontraindikasi : (Sweetman, 2009).
Kontraksi uterus hipertonik; obstruksi mekanik
pada jalan lahir; gawat janin; setiap keadaan yang tidak
memungkinkan persalinan pervagina (mis:CPD); lemah
(inertia) uterus dengan resistensi oksitosin; preeklamsia
berat atau terhadap sistem kardiovaskular (BPOM, 2015).
Efek Samping : Efek samping berupa kejang rahim (tetania) dengan risiko
rahim robek (ruptura uteri) dan hambatan sirkulasi janin,
juga aritmia dan reaksi hipersensitivitas (Tjay et al.,2015).
Toksisitas :
Dapat merusak janin (MSD, 2018)
Dosis dan pemerian :
Dosis: menjelang persalinan infus i.v. 0,001 UI/min dari
larutan dengan 0,002-0,010 UI/ ml. Sesudah persalinan
i.v./i.m. 2-10 UI dari larutan 5-10 UI/ml. Spray hidung untuk
mempermudah laktasi 4 UI di setiap lubang hidung, 2-5
menit sebelum menyusui ((Tjay et al.,2015).
Interaksi Obat : Oksitosin dapat meningkatkan efek vasopresor dari
simpatomimetik. Beberapa anestesi inhalasi, seperti
siklopropana atau halotan, dapat meningkatkan efek
hipotensi dari oksitosin dan mengurangi efek oksitosinnya;
aritmia jantung dapat terjadi. Prostaglandin dan oksitosin
dapat mempotensiasi efek satu sama lain pada rahim;
informasi produk berlisensi Inggris untuk oksitosin
menyatakan bahwa itu tidak boleh dimulai selama 6
jam setelah penggunaan prostaglandin vagina (Sweetman,
2009).

 Bagian Farmakokinetik
Oksitosin mengalami penghancuran enzimatik di saluran gastrointestinal tetapi
dengan cepat diserap dari selaput lendir saat diberikan secara intranasal.
Dimetabolisme oleh hati dan ginjal dengan waktu paruh plasma hanya beberapa
menit. Hanya sejumlah kecil yang diekskresikan tidak berubah dalam urin
(Sweetman, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI, 2015, Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat, Jakarta: Badan
Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Dirjen POM. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Depkes RI MSD. 2018.
Product Safety Data Sheets Oxytocin Formulation. Jakarta
Sweetman Sean C. 2009. Martindale: The Complete Drug Reference Thirty-sixth Edition.
London: Pharmaceutical Press.
Tjay T. H., Rahardja K. 2015. Obat-Obat Penting Edisi VII. Jakarta: PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai