Fahrul Amri
Bagian Farmakologi FK Unsyiah
A. UTEROTONIKA
OKSITOSIK/UTEROTONIKA : obat yang
merangsang kontraksi uterus
Obat yang meningkatkan kontraktilitas uterus
Obat yang digunakan untuk Induksi Persalinan
T.D :
Alkaloid Ergot
Oksitosin
Prostaglandin
1. ALKALOID ERGOT
Sumber : jamur yang hidup pada gandum : claviceps
purpurea
Dosis ergotamin Intramuskular adalah seper sepuluh
dosis oral
Absorbsinya di tempat suntikan lambat : waktu 20
menit
Dimetabolisme di hepar, dan diekskresi melalui
empedu
ALKALOID ERGOT
Terhadap Uterus
Meningkatkan kontraksi uterus dengan nyata
Efek sebanding dengan dosis yang diberikan
Kepekaan uterus, tergantung pada maturitas dan umur
kehamilan
ALKALOID ERGOT
Sediaan
Ergotamin tartrat :
Tablet oral : 1 mg
Tablet sub lingual : 2 mg
Ampul 1 ml : 0.5 mg/ml
Ergonovin maleat (ergometrin)
Metil Ergonovin Maleat (Methergin) :
Ampul : 0,2 mg/ml
Tablet oral : 0,2 mg
Ergotamin Tartart
Dihidroergotamin
ALKALOID ERGOT
Poin
Uterus yang belum matur dapat juga bereaksi terhadap
Alkaloid Ergot
Berinteraksi dengan reseptor serotoninergik,
noradrenergik (alfa 1) dan dopaminergik
Jumlah reseptor oksitosin dalam uterus bertambah
banyak selama kehamilan (>100 kali)
Sistem saraf simpatis : stimulasi reseptor alfa satu
menyebabkan eksitasi uterus; stimulasi reseptor Beta
dua menghambat kontraksi uterus
2. OKSITOSIN
Dihasilkan oleh Hipofise
Lobus Posterior
Merangsang kontraksi otot
polos uterus dan kelenjar
payudara
Kontraksi uterus oleh
perangsangan oksitosin
dipengaruhi oleh jumlah
estrogen
OKSITOSIN
Estrogen meninggikan kepekaan dan meninggikan
aktivitas spontan otot polos uterus
Uterus yang belum dewasa tidak mudah dirangsang
oleh oksitosin
Menyebabkan kontraksi myoepitel kelenjar payudara
Oksitosin efektif pada pemberian Parenteral, karena
per oral akan dirusak kemotripsin
Preparat : suntikan oksitosin (Pitosin); (synticinon)
berisi : 10 unit/ml
3. PROSTAGLANDIN
Yang terdapat pada miometrium, endometrium
dan cairan amnion adalah : Prostaglandin E dan
F
Semua prostaglandin, merangsang kontraksi
uterus baik hamil ataupun tidak →
merangsang kontraksi uterus pada setiap umur
kehamilan
PROSTAGLANDIN
Prostaglandin sintetik yang diresepkan pada saat
melahirkan :
Dinoproston (PGE2)
Untuk pematangan serviks dan induksi persalinan, biasanya diberikan
per vaginam
Dinoproston diberikan intravena pada kasus missed abortion atau
molahidatidosa
Carboprost (15 metil PGF2 alfa)
Untuk perdarahan post partum (I. M dalam)
Carboprost merupakan obat pilihan jika pasien menderita hipertensi
Gemeprost (analog PGE1)
Untuk membantu evakuasi uterus → diberikan per vaginam
Misoprostol (analog PGE1)
Untuk induksi serta penguatan persalinan; membuat pematangan
serviks dan pengobatan perdarahan post partum
INDIKASI UTEROTONIKA
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan post partum
Memperbaiki atonia uteri post partum
Menimbulkan kontraksi uterus selama atau sesudah
operasi sectio caesaria
Menginduksi abortus terapetik sesudah Trimester I
kehamilan
Mengatasi atonia uteri
Drug of Choice
Obat terpilih untuk induksi partus aterm adalah :
oksitosin (10 unit) dilarutkan dalam satu liter dextrose
5 % sehingga diperoleh larutan : 10 mili unit/ml
B. TOKOLITIK
TOKOLITIK
Obat penghambat motilitas uterus
Obat yang digunakan untuk menunda persalinan
Obat yang menurunkan kontraktilitas uterus
Obat untuk mencegah kelahiran prematur
TERDIRI DARI :
1. AGONIS BETA 2 ADRENERGIK
Retodrin
Terbutalin
Fenoterol
Albuterol
Salbutamol
Adrenalin
AGONIS BETA 2 ADRENERGIK
Etanol bekerja langsung pada miometrium dan secara
tak langsung dengan penekanan sekresi oksitosin
Analog progestin (17 alfa hidroksi progesteron kaproat)
untuk profilaksis untuk mencegah partus prematur
Perangsangan reseptor Beta 2 adrenergik di dalam
miometrium menghasilkan relaksasi otot polos rahim
selama kehamilan → dengan cara meningkatkan
produksi siklik AMP di dalam sel otot polos
miometrium dan penurunan konsentrasi kalsium
intrasel miometrium
Retodrin → meningkatkan pembentukan progesteron
oleh sel tropoblas → menimbulkan relaksasi
miometrium
2. PENGHAMBAT PROSTAGLANDIN
(NSAID)
Tobramisin
Netilmisin
2. GOLONGAN MAKROLID
Eritromisin
Spiramisin
Josamisin
Medikamisin
Tidak dianggap
Linkomisin berbahaya
Klindamisin
Azitromisin
Klaritromisin
3. KLORAMFENIKOL
dihindari
depresi sumsum tulang
(aplastik anemia )
Neonatal Grey Baby
Syndrom
4. COTRIMOXAZOL (Trimeptropin
Sulfametoksazol)
Dihindari
Resiko teratogenik → merupakan
antagonis folat
5. NATRIUM FUSIDAT
Dihindari
Hepatotoksik
6. METRONIDAZOL
Dihindari
pemberian dosis
tinggi
7. PENISILLIN & DERIVAT
Ampicilin
Amoxicilin
Tidak dianggap
Benzilpenisilin (G) berbahaya
Fenoksimetilpenisilin (V)
8. QUINOLON
Cyprofloxacin
dihindari
Norfloxacin artropati
hepatotoksik
Ofloxacin
9. PIRAZINAMID
Dihindari
Hepatotoksik
10. RIFAMPICIN
Tidak
diketahui
berbahaya
12. TETRASIKLIN
Tetrasiklin Efek pada perkembangan
Klortetrasiklin tulang
dihindari
Doksisiklin Berikatan dengan gigi →
mudah caries dentis
Minosiklin
13. SEFALOSPORIN
Sefaleksin
Sefaklor
Sefalotin
Sefotaksin
Tidak dianggap berbahaya
Seftriaxon
Sefamandol
Sefazolin
Seftazidim
OBAT YANG SERING KALI DIGUNAKAN SELAMA MENYUSUI SERTA
EFEK YANG MUNGKIN TIMBUL PADA BAYI YANG DISUSUI
OBAT EFEK PADA KETERANGAN
BAYI
Ampicilin Minimal Tidak ada efek yang tidak diinginkan yang bermakna;
kemungkinan terjadinya diare dan sensitisasi alergi
Aspirin Minimal Pemberian dosis sekali waktu mungkin aman; dosis tinggi
mungkin menimbulkan konsentrasi tinggi pada ASI
Caffeine Minimal Konsumsi kafein yang sedang cukup aman; konsentrasi ASI kira-
kira sebesar 1% dari yang terdapat dalam darah maternal
Chloral hydrate Bermakna Dapat menyebabkan pusing jika diberi pada saat konsentrasi
puncak ASI
Chloramphenicol Bermakna Konsentrasi terlalu rendah untuk menyebabkan sindrom bayi
abu-abu; ada kemungkinan terjadi supresi tulang sumsum;
dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi chloramphenicol saat
menyusui
Chlorothiazide Minimal Tidak terbukti adanya efek yang tidak diinginkan
OBAT EFEK PADA KETERANGAN
BAYI
Chlorpromazine Minimal Tampaknya tidak bermakna
Codeine Minimal Tidak terbukti adanya efek yang tidak diinginkan
Diazepam Bermakna Akan menimbulkan sedasi pada bayi yang diberikan ASI;
akumulasi dapat terjadi pada bayi yang baru lahir
Dicumarol Minimal Tidak terbukti adanya efek yang tidak diinginkan; mungkin
mengikuti waktu protrombin bayi
Digoxin Minimal Sejumlah kecil obat memasuki ASI
Ethanol Sedang Mengonsumsi dalam ukuran sedang oleh si ibu tampaknya tidak
menimbulkan efek pada bayi; sejumlah besar alkohol yang
dikonsumsi ibu dapat menimbulkan efek alkohol pada bayi
Heroin Bermakna Memasuki ASI dan dapat memperpanjang ketergantungan
narkotika pada bayi yang baru lahir
Iodine (radioaktif) Bermakna Memasuki ASI dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan
supresi tiroid pada bayi
Isoniazid (INH) Minimal Konsentrasi ASI sama dengan konsentrasi plasma maternal.
Kemungkina terjadinya defisiensi pyridoxin berkembang pada
bayi
Kanamycin Minimal Tidak terbukti ada efek yang tidak diinginkan
Lithium Bermakna Hindari pemberian ASI kecuali kadar dapat diukur
OBAT EFEK PADA KETERANGAN
BAYI
Methadone Bermakna (lihat heroin). Dibawah pengawasan ketat dari dokter,
pemberian ASI dapat dilanjutkan. Tanda-tanda penghentian
opiate pada bayi mungkin terjadi jika si ibu berhenti
mengkonsumsi methadone atau menghentikan pemberian ASI
secara tiba-tiba
Kontrasepsi oral Minimal Mungkin dapat menekan laktasi pada dosis tingi
Phenytoin Sedang Jumlah yang memasuki ASI tidak cukup untuk menimbulkan
efek yang tidak diinginkan pada bayi
Prednisone Sedang Dosis maternal rendah (5 mg/hari) mungkin aman. Dosis 2 kali
atau lebih dalam jumlah fisiologis (>15 mg/hari) mungkin
sebaiknya dihindari
Propranolol Minimal Sedikit sekali jumlah obat yang memasuki ASI