Anda di halaman 1dari 4

UTEROTONIC & TOCOLYTIC

Kontraksi dan relaksasi uterus diatur secara otonomi oleh sistem hormon dan sistem saraf otonom: Simpatik (Adrenergik 2).

UTEROTONIC (Uterus Stimulans) Utrotonic adalah obat yang dapat : Kontraksikan uterus Menambah frekuensi dan intensitas kontraksi uterus Cegah dan hentikan post partum hemorhage Obat uterotonic: Oxytocin intra muskular, intravena Prostaglandin tablet, gel Ergot Alkaloid Suppository

Oxytocin Digunakan pada kehamilan akhir untuk merangsang partus (kontraksi uterus) Induced milk ejection. Sering digunakan pada kehamilan dengan komplikasi : preeclampsi, eclampsi, diabetes Tidak dianjurkan jika hanya untuk mempermudah persalinan normal Farmakokinetik: Tidak berikatan dengan plasma protein Katabolisme di ginjal dan hati Waktu paruh: 5 menit Farmakodinamik : ubah ionic transmembran pada sel myometrium otot polos dan sel myoepitelial pada mammary alveoli. Kontraindikasi: Fetal distress, prematuritas, presentasi fetus yg abnormal, disproporsi cevalopelvis, uterine rupture, penggunaan obat simpatomimetik.

1. Oxytocin (alamiah) Penting untuk pembukaan cervix sebelum partus dan membangkitkan kontraksi pada tahap 2 dan 3 persalinan. Cara pemberian: Suntikan atau nasal spray (tidak peroral karena dapat dihancurkan di lambung). Dosis: Induksi Partus: infus 0,5 1 miliunit / menit setelah 30-60 menit tambah jadi 1-2 miliunit / menit sampai kontraksi yg diinginkan (3-4 kontraksi per 10 menit). Fetal distress sign: suntik atau nasal spray (pembukaan sampai 5-6 cm)

Efek Samping: Muntah, nyeri dan kejang perut 2. Syntocinon (oxytocin synthetic) Rangsan persalinan dan pekruat kontraksi uterus. Kontrol post partum hemorrhage Cara Pemberian : infus: 1 ml syntocinon campur dengan 100ml larutan fisiologis Dosis: initial dose: 1-2 miliunit/ menit. Maintenance dose: 2-8 tetes permenit sampai maksimal 40 tetes permenit (sampai 3-4 kontraksi/10 menit) 3. Pitocin (Oxytocin Syhthetic) Rangsang partus: tingkatkan kontraksi uterus Cara pemberian: Infus Intravena, Intramuskular Dosis: Rangsang Partus: 0,001-0,002 unit/menit IV infusion hingga max 0,02 unit / menit (sampai 3-4 kontraksi / 10menit). Perdarahan Postpartum: 10 unit intramuscular X 1

Ergometrin (Ergot Alkaloid) Bekerja pada reseptor: Alpha adrenergik, dopamin, dan serotonin (reseptor 5-HT) Ddiproduksi oleh: calviceps purpurea:Histamin, Asetilkolin, Tiramin Farmakokinetik : Absorpsi di GastroIntestinal Tract (kecepatan absorpsi meningkat dengan kaffein). Metabolisme dihati small dose: kontraksi ritmik dan relaksasi, - dosis tinggi: kontraksi yang kuat dan berkepanjangan Digunakan untuk kontrol postpartum hemorrhage (vasokonstriksi pembuluh darah) Biasanya tidak diberikan sebelum kelahiran Diberikan saat pengeluaran plasenta Efek Samping: Nausea, Vomit, peningkatan tekanan darah, diare, dyspnoe, bradikardi. Kontraindikasi: Gangguan Vaskular dan gangguan kolagen

Derivat prostaglandin Pematangan kehamilan dan siapkan cervix untuk persalinan Berikatan dengan sel-sel myometrium dan akan membangkitkan kontraksi Memperlancar pengeluaran plasenta dan cegah postpertum hemorrhage Efek samping: perut kejang, perdarahan pada proses aborsi, mual muntah, sakit kepala, demam, sakit panggul Cara pemberian: peroral, sublingual, pervagina, perrektal Dosis: PostPartum Hemorrhage: 1000g per rektal, 200 g peroral, 400 g sublingual. (tidak diberikan secara pervaginal krna disitu pendarahannya, nanti obatnya bisa keluar lagi). Incomplete Abortion: 600 g dosis tunggal peroral.

TOCOLYTIC (RELAKSAN UTERUS) Menekan kontraksi uterus sehingga dapat menghambat ataupun menunda kelahiran. Tidak berguna jika ketuban sudah pecah ataupun cervix sudah terbuka lebih dari 2cm Tocolytic agents: Magnesium Sulfat (MgSO4) adrenergik (terbutaline, Ritodrine) Calcium Channel Blocker (verapamil, nifedipine) Prostaglandin Synthetase Inhibitor (Indomethacin)

Magnesium Sulfat Bekerja sebagai kalsium antagonis dan stabiliser membran memblok transmisi neuromuskular dan kurangi pelepasan asetilkolin pada motoric end plate Sehingga menurunkan kekuatan kontraksi (force of contraction) Cara pemberian: oral dan intravena Efek samping: merasa kepanasan, berkeringat, merah pada muka, muntah, penglihatan kabur, lethargy, konstipasi, nafas lambat, nyeri pinggang. Efek pada bayi: heart rate menurun, tangisannya lemah Kontra indikasi: gangguan ginjal, myocard infarc, myasthenia gravis Dosis: Injeksi mengandukng 500 mg magnesium sulfat per mililiter

Adrenergic agents (terbutaline, ritodrine) Meningkatkan kadar cAMP via adenylate cyclase sehingga kadar ion Ca bebas menurun maka terjadi relaksasi pada otot polos dapat menurunkan atau menghentikan kontraksi uterus sehingga tidak terjadi kelahiran preterm Cara pemberian: Oral, Intravena, infus subkutan (continuous low dose) Efek samping: gelisah, insomnia, sakit kepala, takikardi, mual, hyperglikemi, hipokalemia, edema paru, nafas pendek, nyeri pinggang. Efek samping pada bayi: heartrate cepat, kadar gula darah abnormal.

Calcium Channel Blocker (verapamin, Nifedipine) Hambat masuknya ion kalisium kedalam sel otot polos sehingga terjadi penurunan kekuatan kontraksi maka dapat menunda kelahiran Cara pemberian: oral Efek samping: wajah merah, nausea, sakit kepala, palpitasi Tidak ada efek serius pada bayi

Prostaglandin Synthetase Inhibitor

Prostaglandin berperan dalam merangsang kontraksi dan mempertahankan partus, maka jika sintesisnya dihambat akan menyebabkan menurunnya frekuensi dan kekuatan kontraksi uterus Tocolytic yg direkomendasikan pada kondisi preterm labor dibawah kehamilan 32 minggu Cara pemberian: oral, suppository Efek samping: sakit perut, mual, sakit kepala Hati hati penggunaan pada kelainan perdarahan, sensitif aspirin dan kelainan ginjal

Anda mungkin juga menyukai