Anda di halaman 1dari 3

Nama/No.

Kelompok: Kelompok 3A2


No. Induk / Nama Mahasiswa 1. Wulandari (22819299094)
2. Annisa Nirmala (22819299116)
Hasil Diskusi secara umum :
Dalam kehidupan sehari-hari pasti akan dihadapkan pada suatu masalah. Manusia perlu
selektif dalam menghadapi dan menyelesaikannya. Penerapan Computational Thinking atau
berfikir secara komputasional secara tidak sadar sudah kita gunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Computational Thinking adalah metode menyelesaikan persoalan dengan menerapkan
teknik ilmu komputer (informatika). Secara konsep, cara berpikir ini dibagi menjadi empat
tahapan utama, antara lain: 1. Dekomposisi adalah cara penyelesaian masalah dengan cara
memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil dan sederhana, 2. Pengenalan pola ini bisa
membantu dalam memecahkan suatu masalah dengan cara mencari pola ataupun persamaan
tertentu dalam sebuah masalah tersebut, 3. Abstraksi hanya fokus pada informasi-informasi
penting saja dan mengabaikan informasi-informasi yang tidak relevan, 4. Algoritma adalah
saat mengembangkan solusi pemecahan masalah secara efektif dan juga efisien.
Contoh hal atau persoalan zaman sekarang yang tidak memakai “komputer”, TIK, dan robot
tapi membutuhkan CT.
1. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran
2. Siswa terlambat masuk sekolah
3. Penyebaran undangan acara yang cukup mendadak
Penerapan fondasi CT dalam kehidupan sehari-hari.
A. Jawaban yang sudah tepat
1. Penerapan fondasi Computational Thinking yang tepat dalam penyelesaian masalah
kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran yaitu: a. Guru harus mampu memahami
dan mengerti karakter setiap siswa, b. Guru harus mampu menyesuaikan model, metode,
strategi dan media pembelajaran sesuai dengan karakter siswa, c. Dalam proses
pembelajaran diperbanyak paktik dan diskusi kelompok, d. Setelah diskusi selesai siswa
di minta untuk presentasi dan menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh anggota
kelompok lain.
2. Penerapan fondasi Computational Thinking yang tepat dalam penyelesaian masalah
siswa terlambat masuk sekolah, yaitu: a. Siswa dating terlambat, b. Guru piket mendata
siswa dan menyerahkan kepada guru BK, c. Guru BK menindak lanjuti dengan
memberikan nasehat atau sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran kemudia guru BK
mengkomunikasikan dengan Wali Kelas, d. Wali kelas menindak lanjuti aduan dengan
mengkomunikasikan dengan pihak Wali Murid, e. Wali murid mengkomunikasikan
permasalahan dengan murid secara kekeluargaan
3. Penerapan fondasi Computational Thinking yang tepat dalam penyelesaian masalah
penyebaran undangan acara yang cukup mendadak yaitu: a. Menentukan daftar tamu
yang terdiri nama dan alamat email, b. Buat undangan digital semenarik mungkin yang
meliputi tema, tanggal dan tempat acara, c. Kirim undangan digital tersebut kesemua
daftar tamu
B. Jawaban yang kurang tepat
1. Penerapan fondasi Computational Thinking yang kurang tepat dalam penyelesaian
masalah kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran yaitu: Guru tetap menerapkan
model, metode, media dan strategi pembelajaran yang sudah dibuat tetapi tidak sesuai
dengan karakter siswa.
2. Penerapan fondasi Computational Thinking yang kurang tepat dalam penyelesaian
masalah siswa terlambat masuk sekolah, yaitu: jika pihak sekolah tidak menindak
lanjuti maka perilaku murid akan menjadi kebiasaan yang tidak baik.
3. Penerapan fondasi Computational Thinking yang kurang tepat dalam penyelesaian
masalah penyebaran undangan acara yang cukup mendadak yaitu: Mengirim undangan
tertulis kepada tamu sesuai dengan alamat domisili atau alamat kantor yang akan
menyita banyak sekali waktu, biaya transportasi sedangkan acara mendadak dan akan
segera diselenggarakan sehingga tidak efisien.
C. Kesimpulan Hasil Kelompok Sesuai dengan 4 Tahapan dalam CT

Identifikasi masalah : sering kita jumpai peserta didik yang datang terlambat, hal
tersebut mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan kondisi
tersebut bagaimana kita menyelesaikan permasalahan tersebut dengan metode
Computational Thingking.
1. Penerapan Decomposisi yaitu untuk mengklasifikasi masalah untuk menjadi
bagian yang lebih kecil. Dekomposisi dari permasalahan tersebut, dengan membuat
rekapan keterlambatan siswa, yang terdiri dari: a. Identitas siswa b. Waktu
keterlambatan c. Alasan keterlambatan d. Intensitas ketelambatan.
2. Penerapan pengenalan pola : Langkah yang kita lakukan dalam penerapan
pengenalan pola dalam masalah ini, yaitu: guru piket mencatat keterlambatan siswa,
kemudian melaporkan kepada guru BK untuk menindak lanjuti pelanggaran
tersebut, hasil identifikasi dilaporkan kepada wali kelas untuk ditindak lanjuti dan
dilaporkan kepada wali murid.
3. Penerapan abastraksi
Siswa Guru Piket Guru BK Wali Kelas Wali Murid
4. Penerapan Algoritma
a. Siswa datang terlambat
b. Guru Piket Mencatat identitas siswa, waktu keterlambatan, alasan
keterlambatan, intensitas keterlambatan.
c. Guru BK Mengidentifikasi dan menindaklanjuti pelanggaran siswa, baik dengan
memberikan bimbingan dan nasehat atau memberikan sanksi sesuai dengan
tingkat pelanggaran yang sudah dilakukan siswa.
d. Wali Kelas Menerima laporan dari guru BK dan mengkomunikasikan kepada
wali murid.
e. Wali Murid Menerima laporan kemudian mengomunikasikan bersama siswa

Anda mungkin juga menyukai