Anda di halaman 1dari 109

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SMK INFORMATIKA WONOSOBO

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

BIDANG KEAHLIAN :
BISNIS DAN MANAJEMEN
PROGRAM KEAHLIAN :
AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA

YAYASAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PGRI


PROVINSI JAWA TENGAN
SMK INFORMATIKA WONOSOBO
Jalan Mayjend. Bambang Sugeng No.1 Wonosobo Telp. (0286) 321

i
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR

Berpedoman pada Panduan Pengembangan Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan Pada Sekolah Menengah Kejuruan dan
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Tengah Nomor : 420/15244 Tentang Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Dan Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan Berbasis Elektronik (E-Ktsp Dan E-Kosp) Pada Satuan
Pendidikan Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan,
Dan Sekolah Luar Biasa Di Provinsi Jawa Tengah. Penyusunan
kurikulum ini memperhatikan Standar Kompetensi Nasional dan hasil
analisa kekuatan dan kelemahan yang ada pada SMK Informatika
Wonosobo. Dalam kurikulum ini terdapat silabus mata pelajaran
wajib, dasar Kompetensi konsentrasi, Kompetensi konsentrasi,
normatif, muatan lokal dan pengembangan diri. Kurikulum disusun
dengan bahasa yang jelas dan dengan pendekatan belajar kontekstual
sehingga memudahkan guru mengaplikasikan dalam kegiatan
mengajar secara sistematis, logis, kreatif dan inovatif.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun


sebagai pedoman proses pembelajaran untuk menghasilkan peserta
didik yang unggul dan berkarakter profil pelajar Pancasila. Penyusun
KTSP terdiri dari tim pengembang kurikulum dari SMK dan
DUDIKA. Kepada semua pihak yang telah memberikan konstribusi
tersusunnya kurikulum ini, kami mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya.

Wonosobo, Juni 2023

Penyusun

vi
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

IDENTITAS SEKOLAH

1. Kode Registrasi NSS: 324.030.70.900.8 NPSN : 20306804


2. Nama Resmi SMK Informatika Wonosobo
Sekolah
3. SK Pendirian
a. Nomor SK 421.5/3571/2005
b. Tanggal SK 18/10/2005
4. Program Keahlian 1. Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi
2. Busana
3. Desain Komunikasi Visual
4. Akuntansi dan Keuangan Lembaga
a. Status Akreditas B ( Baik Sekali )
b. Nomor SK 1346/BAN-SM/SK/2021
c. Tanggal SK 8 Desember 2021
5. Alamat Lengkap Sekolah

a. Jalan Jl. Mayjend Bambang Sugeng No.1


b. Desa/Kelurahan Sidojoyo
c. Kecamatan Wonosobo
d. Kabupaten/Kota Wonosobo
e. Nomer Telepon (0286) 321625

vii
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... I


Berita acara verifikasi dan validasi KTSP ................................................................. ii
Surat pernyataan pengembangan KTSP .................................................................... iii
Surat pernyataan penetapan KTSP ............................................................................ iv
Sinkronisasi DUDI .................................................................................................... v
Kata Pengantar .......................................................................................................... vi
Identitas Sekolah ....................................................................................................... vii
Daftar Isi .................................................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Dasar Hukum .......................................................................................... 9
C. Tujuan Penyusunan KTSP...................................................................... 11
BABA II VISI, MISI DAN TUJUAN ...................................................................... 13
A. Standar Kompetensi Lulusan ................................................................. 13
B. Visi SMK Informatika Wonosobo.......................................................... 14
C. Misi SMK Informatika Wonosobo ......................................................... 14
D. Tujuan Informatika Wonosobo............................................................... 14
E. Tujuan Kompetensi Keahlian ................................................................ 14
F. Deskripsi KKNI ...................................................................................... 15
G. Profil Lulusan ........................................................................................ 22
BAB III STANDAR DAN MUATAN KURIKULUM ........................................... 24
A. Standar dan Muatan Kurikulum ............................................................ 24
B. Muatan Lokal.......................................................................................... 40
C. Pengembangan Diri ................................................................................ 48
D. Pengaturan Beban Belajar Siswa dan Beban Kerja Pendidik ................ 55
E. Penguatan Pendidikan Karakter ............................................................ 62
F. Gerakan Litearsi Sekolah ....................................................................... 62
G. Gerakan Sekolah Sehat ........................................................................... 70
H. Pembelajaran Abad 21 ............................................................................ 72

viii
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

BAB IV PENGATURAN, PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENILAIAN


PEMBELAJARAN ................................................................................................... 78
A. Pengaturan perencanaan Pembelajaran .................................................. 78
B. Penilaian pembelajaran .......................................................................... 81
BAB V KALENDER PENDIDIKAN ...................................................................... 92
A. Prosedur Penyusunan Kalender Pendidikan .................................. ........ 92
B. Kegiatan Awal Tahun ............................................................................. 93
C. Uraian Kalender Pendidikan................................................................... 95
D. Pengaturan Waktu Belajar Efektif .......................................................... 96
E. Pengaturan Waktu Libur ........................................................................ 96
LAMPIRAN

ix
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

x
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas Kurikulum
menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan program aktivitas
pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan sebagai
acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan
berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh sekolah. Pengalaman belajar harus terprogram dan
berpusat pada peserta didik “student is the central focus of the curriculum”. Keluasan dan kedalaman
level kompetensi sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Penjelasan Pasal
15 menyatakan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
vokasi, keagamaan, dan khusus. Dengan demikian, Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) adalah
bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan menghasilkan tenaga kerja yang memiliki
kemampuan sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan
potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.

Intruksi Presiden ini, dikeluarkan karena kondisi saat ini Lulusan SMK kalah bersaing dengan
lulusan SMA, masa tunggu lulusan SMK antara 0,7 s.d. 1,0 tahun, relevansi kompetensi lulusan SMK
terhadap kompetensi di Industri baru mencapai 35%, jumlah lulusan SMK yang berwirausaha masih
sangat kecil, sebagian besar karir lulusan SMK stagnan tidak banyak yang bisa mencapai posisi lebih
baik.

Untuk menghasilkan lulusan seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan revitalisasi yang
meliputi penyelarasan kurikulum bersama dengan industri, inovasi pembelajaran, peningkatan
profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, pemenuhan standarisasi sarana dan
prasarana, tata kelola kelembagaan, sertifikasi kompetensi keahlian yang memiliki keberterimaan di
industri serta membangun kemitraan SMK dengan industri dan dunia kerja.

1
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Analisis Kontek dan Upaya Pencapaian Dalam Penyusunan KTSP :

1. Kondisi saat ini :


a. Pemenuhan Perangkat Operasional
Pada saat ini sekolah banyak yang sarananya belum memadai. Kalaupun ada yang
memadai, peralatan yang dipakai belum sesuai dengan standar yang di pakai di industri. Oleh
karena itu SMK Informatika Wonosobo terus berusaha agar SMK dan Industri bisa melakukan
sinkronisasi kaitannya dengan sarana. Sehingga diharapkan sarana di SMK Informatika
Wonosobo bisa sesuai dengan kebutuhan dan standar yang ada di Industri.

b. Pengembangan LSP-P1 dan Perluasan Aspek Sertifikasi Keahlian Siswa


Pada saat ini, belum semua kompetensi keahlian memiliki skema sertifikasi. Banyak LSP
P1 di Jawa Tengah belum bisa mengakomodir semua program keahlian yang ada di sekolah
tersebut. Keterbatasan jumlah assesor dan jumlah SMK yang terlisensi oleh BNSP untuk
menjadi LSP P1 juga menghambat proses sertifikasi. Oleh karena itu SMK Informatika
Wonosobo berusaha melaksanakan LSP P2 yang bisa mengakomodir seluruh kompetensi
keahlian dan juga bisa mensertifikasi tenaga pendidiknya.

c. Peningkatan Peran Industri dalam Pengembangan Guru dan Praktik Kerja Lapangan
Siswa
Pada saat ini, peran industri terkait dengan pengembangan kompetensi guru dan PKL SMK
Informatika Wonosobo, bagi siswa sudah ada perkembangan lebih baik. Ada beberapa hal
yang menjadi catatan yaitu masih dijumpai beberapa industri belum proaktif di dalam
pengelolaan magang guru dan PKL siswa, seolah-olah kegiatan ini merupakan kebutuhan
sekolah sepenuhnya, padahal mestinya kegiatan ini juga berkontribusi terkait dengan
pengembangan industri. Bila output SMK kompeten, berarti pihak industri akan terbantu
dalam masa training pegawai baru.

d. Optimalisasi Peran Industri dalam Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum Smk


dan Industri
Pada saat ini industri kurang berperan dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum.
Peran industri hanya melakukan validasi tanpa melihat isi dari kurikulum, sehingga kurikulum
SMK tetap tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Seharusnya industri dilibatkan dalam
perencanaan dan pengembangan kurikulum secara keseluruhan.

e. Peningkatan Peran Komite Sekolah


2
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Pada saat ini peran kumite sekolah untuk mendukung kegiatan sekolah dengan adanya
Permendikbud No. 75 tahun 2016 akan mulai berperan aktif, namun masih terbatas pada
penggalian dana, itupun masih dijumpai sebagian orangtua enggan untuk berkontribusi
terhadap sekolah dikarenakan adanya isu sekolah gratis.
f. Pembuatan Data Base Lulusan
Software penelusuran tamatan sudah di buat oleh DITPSMK terintegrasi dengan dapodik,
akan tetapi belum bisa berjalan optimal. Dikarenakan sosialisasi program tersebut masih
kurang karena software belum sempurna.
2. Isu Strategis
1. Indeks kebekerjaan lulusan SMK masih lebih rendah dibanding lulusan SMA
2. Masa-masa tunggu anak lulusan SMK setelah lulus masih terlalu lama
3. Tingkat kesesuaian kompetensi di lapangan kerja masih rendah
4. Tingkat kemampuan berwirausaha lulusan SMK masih rendah
5. Tingkat kemampuan prestasi kinerja outcome di DUDIKA masih rendah
6. Ancaman persaingan global tenaga kerja
7. Penguatan pendidikan karakter
8. Masih tingginya disparitas kualitas pendidikan antar kabupaten/kota di Jawa Tengah
9. Masih rendahnya kualitas tenaga pendidik dan kependidikan
10. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
11. Tingkat partisipasi orangtua dalam pendidikan masih rendah

3. Tantangan Pendidikan SMK


1. Kurikulum
A. Kurikulum harus "link and match" dengan industri
Mengimplikasikan sumber daya manusia, wawasan masa depan, wawasan mutu dan
wawasan keunggulan, wawasan profesionalisme, wawasan nilai tambah dan wawasan
ekonomi dan penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan kejuruan.
B. Pendekatan dari supply-driven menuju demand-driven
Pendekatan dari supply-driven menuju demand-driven dilakukan secara sepihak oleh
penyelenggara pendidikan kejuruan, sedangkan deman-driven mengharapkan justru pihak
DUDIKA yang harus lebih berperan mendorong dan menggerakkan pendidikan kejuruan
sebagai yang berkepentingan dari sudut tenaga kerja.

3
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
C. Perubahan pendidikan berbasis ganda (school-basis program ke dual-basis program)
yang artinya mengharapkan pendidikan kejuruan dilaksanakan di dua tempat.
Teori dan praktik kejuruan dilaksanakan sekolah, sedangkan keterampilan
produktif dilaksanakan di industri (learning by doing).
2. Sumber Daya Manusia
Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten dan handal di berbagai bidang dan
jenjang menjadi era global saat ini. Peningkatan kinerja SDM akan berdampak pada
peningkatan kinerja pendidikan yang semakin baik.
SDM dalam bidang pendidikan seperti guru masih memerlukan perhatian. Peningkatan peserta
didik harus diikuti dengan peningkatan kompetensi guru-guru.
Peningkatan kompetensi guru berguna untuk menyelenggarakan proses KBM yang efektif.
a. Kepala Sekolah
Kepala sebagai leader dan manager menjadi sasaran utama dalam SDM. Kepala
sekolah SMK yang hebat harus mampu membuat dunia usaha yang berada di wilayahnya
mengenal sekolah yang dipimpinnya dan harus bekerja sama dengan industri. Kepala
sekolah harus memiliki :

1. Modal intelektual dan kapital (Intelectual and capital) dengan cara seminar,
workshop dan lokakarya.
2. Modal mental (soft capital) dilakukan dengan cara kegiatan keagamaan, pelatihan
social skills dan pelatihan intelegensi emosional.
3. Modal agama (spiritual capital). Upaya untuk mengembangkan keagamaan adalah
bagian mutlak dan utama bagi tumbuhnya manusia yang makmur, sejahtera, aman dan
damai.
b. Guru dan Karyawan
Guru sebagai tenaga pendidik dan karyawan sebagai tenaga kependidikan memerlukan
adanya perubahan karakter agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan industri. Hal
ini untuk menunjukkan filosofi guru digugu, dipercaya dan ditiru diteladani. Guru dalam
menjalani profesinya hendaknya menerapkan 4 ON:

1. VISI-ON, artinya guru harus menetapkan visi untuk mengajar.


2. ACTI-ON, artinya guru harus bergerak dengan metode pembelajaran yang interaktif
dan menyenangkan.
3. PASSI-ON, artinya guru harus bekerja dengan hati.
4. COLLABORATI-ON, artinya guru harus menjalin kolaborasi dengan DUDIKA
c. Peserta Didik

4
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Kemampuan peserta didik meliputi kemampuan afektif (sikap dan nilai), kognitif
(pengetahuan), dan psikomotorik (keterampilan) dapat dibentuk melalui berbagai kegiatan
yang diadakan oleh sekolah, diantaranya :

a) Salah satu kegiatan pelaksanaan PPDB dengan mengadakan seleksi dan pemilihan
program keahlian yang diinginkan. Tetapi kenyataanya program keahlian yang ada
tidak sesuai minat dan bakatnya (keinginan).
b) Krisis moral di kalangan generasi muda. Krisis tersebut antara lain berupa
meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja,
kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan
obat obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain.
c) Persaingan kerja di tingkat global.

3. Penerapan Teknologi Informasi di SMK


Sekolah menengah kejuruan harus mempunyai sistem administrasi sekolah dengan
menggunakan teknologi informasi yang maksimal yang akan membantu administrasi di
sekolah lebih cepat.Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia angkatan
kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70 persen, sedang 30 persen penduduk yang tidak
produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun) yang akan terjadi pada tahun
2020-2030. Fasilitas mengenai penerapan teknologi sebaiknya ditingkatkan untuk
menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

4. Upaya SMK Informatika Wonosobo untuk pencapaian tantangan kondisi saat ini
1. Revitalisasi Kurikulum
a. Sikronisasi kurikulum berbasis industri
b. Penguatan Softskill
c. Penguatan kompetensi leadership dalam mata pelajaran kewirausahaan
d. Penyelarasan kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan
e. Penguatan strategi implementasi kurikulum
f. Penyelerasan standar kompetensi dan sertifikasi keahlian
g. Integrasi intra, ko dan ekstrakurikuler untuk penguatan karakter produktif dan kreatif
h. Penyelarasan kurikulum bermuatan lokal
i. Penguatan literasi TIK
j. Penyelarasan kurikulum dengan perkembangan DUDIKA
k. Penyelarasan materi ajar muatan Nasional, Muatan kewilayahan dan Muatan peminatan
kejuruan.

5
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
2. Revitalisasi Inovasi Pembelajaran
a. Penerapan budaya industri
b. Menambah kompetensi leadership dalam dalam pengelolaan usaha kecil
c. Guru tamu dari alumni yang sudah berhasil dan dari industri
d. Peningkatan peran industri dalam pemagangan guru dan praktik kerja lapangan siswa
e. Resource sharing dan pengembangan dual sistem
f. Optimalisasi peran perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan SMK
g. Peminatan keberhasilan lulusan di DUDIKA
h. Penguatan tata kelola PKL
i. Pengembangan PJBL sebagai mainstrem model pembelajaran kecakapan Abad ke-21
j. Pengembangan sistem evaluasi dan Uji kompetensi
k. Pengembangan model dan metode pembelajaran Student Center
l. Pengembangan theacing Factory dan Business Center sebagai pusat kreativitas dan
inovasi

3. Revitalisasi Profesional Guru dan Tendik


a. Diklat dilanjutkan sertifikasi kompetensi guru produktif
b. Magang guru di Industri
c. Bintek pengembangan pembelajaran Abad 21 bagi guru dan GTK
d. Peningkatan profesionalisme tendik
e. Pengembangan kompetensi guru
f. Rekrutmen dan sertifikasi pendidik dari industri sebagai guru dan instruktur di sekolah
g. Tes program pendidikan guru berkeahlian ganda

4. Revitalisasi Standarisasi dan Optimalisasi Sarana dan Prasarana


a. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana utama laboratorium melalui pengadaan oleh
sekolah
b. Pemenuhan standar sarpras utama melalui Resource sharing dengan DUDIKA

5. Revitalisasi Tata Kelola Kelembagaan


a. Mengupayakan regulasi adanya payung hukum
b. Pembentukan kelas industri
c. Optimalisasi Bursa Kerja Khusus (BKK)

6
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
d. Membangun jejaring Alumni
e. Refocusing sekolah
f. Pengembangan LSP-P1 dan perluasan akses sertifikasi keahlian siswa
g. Pengendalian dan penataan program keahlian sesuai dengan kebutuhan pembangunan
h. Pemenuhan perangkat operasional
i. Pembuatan data base kelulusan
j. Manajemen mutu dan kontrol implementasi
k. Optimalisasi peran komite sekolah

6. Revitalisasi Kimitraan SMK Informatika Wonosobo dengan DUDIKA dan Steakholder


a. Perluasan ruang lingkup kerjasama
b. Peningkatan peran industri dalam pemagangan atau praktik kerja industri
c. Optimalisasi peran perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan SMK
d. Optimalisasi peran industri dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum SMK dan
Industri
e. Penyerapan tenaga kerja lulusan SMK oleh DUDIKA
f. Pengembangan Teaching Factory dan Business Centre
g. Serifikasi Kompetensi guru/siswa
h. Resorce Sharing dan pengembangan dual system

7. Strategi Implementasi
a. Penyelerasan kurikulum
Indikator kinerja
1) Melaksanakan sinkronisasi kurikulum
2) Kurikulum berbasis industri sesuai kompetensi kahlian masing-masing
3) Kurikulum berbasis kemandirian usaha

b. Peningkatan kualitas pembelajaran inovatif


Indikator kinerja :
1) Implementasi kelas Industri
2) Implementasi kelas juragan
3) Implementasi E-Learning
4) Implementasi PBL/PJBL
5) Implementasi penilaian otentik
6) Implementasi bilingual ecosystem learning
7) Implementasi Teaching Factory dan Buisnes Center

7
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
8) Implementasi PKL berbasis kinerja

c. Peningkatan Kualitas Sarpras


Indikator :
1) Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan prasarana dan sarana
2) Kekinian peralatan
3) Resource sharing dengan aliansi, Lembaga kursus dan industri
4) Tempat uji kompetensi
5) Pembentukan LSP-P1

c. Peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan


Indikator :
1) Guru produktif berkeahlian ganda
2) Guru bersertifikat keahlian
3) Magang di industri
4) Peningkatan kualifikasi akademik ke S2/S3

d. Peningkatan kualitas kerjasama dengan DUDIKA


Indikator :
1) Pemutakhiran kerjasama PKL
2) Perluasan ruang lingkup kerjasama
3) Penguatan teaching factory dan bisnis center

e. Peningkatan tata kelola sekolah untuk pengembangan


Indikator :
1) Implementasi budaya industri dan K3
2) Implementasi mental entherpreneurship
3) Pengembangan etos kerja
f. Kebekerjaan lulusan
Indikator :
1) Masa tunggu mendapatkan pekerjaan pertama sesuai bidangnya
2) Wirausahawan baru

8
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa yang akan datang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan berani
menghadapi, mampu memecahkan, dan berani mengatasi masalah kehidupan yang dihadapinya.
Oleh karena itu pendidikan harus mampu menyentuh nurani maupun kompetensi peserta didik.
Konsep pendidikan tersebut terasa sangat penting, ketika seseorang harus memasuki kehidupan di
masyarakat dan dunia kerja.

Pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa penyempurnaan atau perbaikan kurikulum


pendidikan menengah kejuruan untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan perlu
terus menerus dilakukan, diselaraskan, dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri,
perkembangan dunia kerja, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan bisnis.

B. Dasar Hukum

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

c. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

d. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)

e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor13 Tahun2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
g. Permendikbud No. 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingungan Sekolah bagi Peserta
Didik baru
h. Permendikbud No. 60 tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK
i. Permendikbud No. 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
j. Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler
k. Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstra Kurikuler Wajib Pramuka
l. Permendikbud No. 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pendidikan Menengah
m. Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013

n. Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah

9
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
o. Permendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum
2013
p. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Sumber Daya Industri
q. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
r. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam Rangka Peningkatan
Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia
s. Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
t. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/ madrasah Aliyah Kejuruan
u. Permendikbud No. 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah
v. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan Formal
w. Peraturan Daerah Jawa tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa
x. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda No. 9
tahun 2012
y. Edaran Kepala Dinas Propinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 juli 2013 tentang
Implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
z. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tanggal 4 Juni
2014 tentang Kurikulum mata pelajaran
Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTS,
SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provisi Jawa Tengah
aa. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
bb. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
07/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah
Aliyah Kejuruan
cc. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 03/M-IND/PER/2017, tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang Link and Match
Dengan Industri
dd. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan
ee. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah
Kejuruan

10
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
ff. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan
gg. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang KI dan KD mata pelajaran Sekolah Menengah
Kejuruan
hh. Peraturan BNSP Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Sertifikasi
Kompetensi bagi Lulusan SMK
ii. Peraturan BNSP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan
Skema SertifikasiProfesi
jj. Peraturan BNSP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Ketentuan Umum Lisesnsi Lembaga
Sertifikasi Profesi
kk. Peraturan BNSP Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan
Skema Sertifikasi Profesi
ll. Surat Edaran No 14 Tahun 2019 tentang penyederhanaan RPP

C. Tujuan Penyusunan KTSP


Kurikulum yang dikembangkan oleh SMK Informatika Wonosobo dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Kurikulum SMK Informatika Wonosobo adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh sekolah, mengacu pada peraturan-peraturanyang berlaku, maka:
a. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan dan komite sekolah diberi nama “Kurikulum SMK
Informatika Wonosobo”
b. Kurikulum ini dimaksudkan untuk memungkinkan adanya penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
c. Tujuan Pengembangan Kurikulum SMK Informatika Wonosobo dan konsekuensinya :
1. Menyediakan dokumen yang memuat tujuan, strategi pencapaian tujuan, pengaturan waktu,
pedoman umum dan evaluasi penyelenggaraan kurikulum SMK Informatika Wonosobo.
2. Menyediakan acuan bagi warga sekolah dalam mengembangkan program pelaksanaan
kurikulum SMK Informatika Wonosobo agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan
berkelanjutan.
3. Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan rumusan
latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi program.
4. Menyediakan instrumen untuk mengukur ketercapaian program.

11
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
5. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa untuk lebih memahami
dan memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan kurikulum SMK Informatika
Wonosobo pada tingkat satuan pendidikan secara terarah agar lebih berhasil guna.
6. Menyediakan acuan bagi para evaluator program pelaksanaan kurikulum SMK Informatika
Wonosobo dalam mengukur efektivitas program pelaksanaan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan.
7. Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu
8. Didasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-Market-Driven”
9. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja
10. Kesuksesan siswa pada performa di dunia kerja
11. Hubungan erat dengan Dunia Kerja merupakan Kunci Sukses Pendidikan Kejuruan
12. Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan Teknologi
13. Belajar dengan Berbuat “Learning By Doing” dan Memperbanyak Praktik kerja “Hands On
Experience”
14. Membutuhkan fasilitas mutakhir untuk praktik
15. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari pendidikan umum.

12
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan bidang dan lingkup kerja. Dalam merumuskan SKL PMK dimulai dengan menentukan
profil lulusan PMK.
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
KOMPETENSI LULUSAN SMK
Lulusan SMK memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan


Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab serta dampak fenomena
dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak
yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri.

13
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

B. Visi SMK Informatika Wonosobo


Membentuk Generasi Yang Beriman, Santun, Cerdas dan Terampil.
C. Misi SMK Informatika Wonosobo
1. Membangun sikap adaptif dan inovatif dalam proses pembelajaran di sekolah maupun
di dunia kerja.
2. Meningkatkan kualitas pembinaan dalam mewujudkan iman dan taqwa serta sikap
kemandirian.
3. Menghasilkan tamatan yang memiliki ketaqwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap keharomonisan lingkungan.
4. Mendidik dan melatih dengan prinsip kewirausahaan sehingga menjadi tenaga ahli
tingkat menengah yang tangguh.
5. Membimbing dan mengarahkan lulusan untuk dapat bekerja secara mandiri
D. Tujuan SMK Informatika Wonosobo
a. Turut serta berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah dengan menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak/remaja.
b. Membantu pemerintah mendidik/ menyiapkan tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan dunia usaha khususnya bidang teknik komputer, desain grafis, tata busana
serta bisnis dan manajemen yang berpotensi dan profesional.
c. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetensi dan mampu
mengembangkan diri.
d. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan industri dan
dunia kerja pada saat ini mampu pada masa yang akan datang dan menyiapkan
tamatan agar menjadi warga negara yang produktif adaptif dan kreatif serta mandiri.
e. Mengembangkan potensi keferdasan intelektual (IQ) kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan Spiritual (SQ) secara utuh.
f. Mengantarkan peserta didik kearah pengembangan potensi berkualitas yang mampu
berperan serta dalam pembangunan bangsa baik pembangunan jasmani maupun
rohani.
g. Meningkatkan keterpaduan wawasan ilmu teknologi dengan ilmu keislaman
E. Tujuan Kompetensi Keahlian
a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap
profesional
b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier,mampu berkompetensi dan mampu
mengembangkan diri
c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha
dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang
d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga yang produktif, adaptif dan kreatif

14
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

Tujuan Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga secara khusus


adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar
kompeten:
a. Memahami ekonomi bisnis
b. Mengerjakan administrasi umum
c. Memahami etika profesi
d. Mengaplikasikan pengolah angka
e. Memahami akuntansi dasar
f. Memahami perbankan dasar
g. Mengerjakan akuntansi perusahaan jasa, dagang, dan manufactur
h. Mengerjakan akuntansi lembaga
i. Memahami akuntansi keuangan
j. Mengaplikasikan komputer akuntansi
k. Mengerjakan administrasi pajak
F. Deskripsi KKNI

1) Deskripsi KKNI

Penyusunan KTSP SMK/MAK mencakup pengembangan program pembelajaran


program pendidikan 3 (tiga) tahun sesuai spektrum pendidikan menengah kejuruan.

Penyusunan KTSP SMK/MAK memperhatikan jenjang KKNI minimal kualifikasi 2


untuk kompetensi keahlian 3 tahun.

Deskripsi Jenjang Kualifikasi 2 KKNI:

1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang
terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya;

2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang
spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul;

3. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing
orang lain.

2) Skema Sertifikasi

a. Pengertian Sertifikasi Kompetensi

Sertifikasi Komepetesni adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang


dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu

15
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Standar Internasional dan/atau


Standar Khusus.

b. Acuan Sertifikasi Kompetensi

1. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

2. Standar Kompetensi Internasional

3. Standar Kompetensi Khusus

4. (Standar Kompetensi Lulusan SMK)

c. Model Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Di SMK


1. Mengacu pada Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Skema Sertifikasi yang
berlaku di SMK/MAK.
2. Dilaksanakan berkaitan dengan pelaksanaan ujian sekolah untuk SMK 3 Tahun
atau SMK 4 Tahun.
3. Menggunakan pola pelaksanaan sertifikasi kompetensi mandiri, bekerja-sama
dengan DUDIKA, pola LSP/BNSP.
4. Menggunakan Pedoman Uji Kompetensi Keahlian (UKK) (Diatur oleh
Keputusan Dirjen Dikdasmen).
5. Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran kelas XII atau kelas XIII.

d. Model Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi yang Diharapkan


1. Mengacu pada Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Skema Sertifikasi yang
berlaku Di SMK/MAK.
2. Pola pelaksanaan:
a) Secara mandiri
b) Bekerja-sama dengan DUDIKA
c) Pola LSP/BNSP
d) Keahlian khusus
3. Untuk SMK/MAK yang menggunakan pola LSP /BNSP diasumsikan telah
terlisensi dari BNSP.
4. Dilaksanakan sepanjang tahun berdasarkan capaian kompetensi tertentu.

e. Penyelenggaraansertifikasi kompetensi secara mandiri

Dilaksanakan secara mandiri oleh SMK/MAK dengan mengoptimalkan sumber daya


yang dimiliki oleh sekolah.

1. Tahapan Penyelenggaran Sertifikasi Kompetensi

a) Kepala SMK/MAK sesuai kewenangannya.


Membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), berisi fungsi-fungsi:
16
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

1) Pengarah
2) Pelaksana
3) Pendukung pelaksanaan

b) Panitia Teknis Uji Kompetensi


1) Merumuskan dan menetapkan program kerja sertifikasi kompetensi.
2) Mengembangkan dan menetapkan skema sertifikasi.
3) Merancang dan menetapkan blangko sertifikat kompetensi.
4) Menyiapkan asesor kompetensi.
5) Menyiapkan perangkat asesmen.
6) Menyiapkan dan menetapkan prosedur asesmen
7) Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
8) Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.
9) Memberikan tugas kepada Asesor Kompetensi (SPT).
10) Asesor melaksanakan uji kompetensi.
11) Menyiapkan TUK, peralatan dan bahan untuk keperluan pelaksanaan
uji kompetensi.
12) Asesor Kompetensi melaksanakan Uji Kompetensi
13) Wawancara
14) Test Tertulis
15) Test Praktik
16) Asesor Kompetensi melakukan penilaian dan membuat rekomendasi.
17) Melaporkan hasil uji kompetensi kepada Kepala SMK/MAK

c) Kepala SMK/MAK sesuai kewenangannya.


1) Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi peserta yang dinyatakan
kompeten.

2) Menyerahkan sertifikat kompetensi kepada peserta yang dinyatakan


kompeten.

d) Penyelenggaran Sertifikasi Kompetensi Kerja Sama dengan DUDIKA


1. Sertifikasi Kompetensi untuk peserta didik yang diselenggarakan oleh
SMK/MAK bersama dengan DUDIKA Partner.
2. Kedua belah pihak sepakat melalui MoU, untuk memenuhi hak dan
kewajiban masing-masing pihak.
a. Kesepakatan antara SMK/MAK dan DUDIKA Partner
1. SMK/MAK dan DUDIKA sepakat untuk bekerja-sama dalam
pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi.
2. Menuangkan kesepakatan kerja sama dalam Memorandum of
Understanding (MoU).
17
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

3. Membagi dengan jelas hak dan kewajiban masing-masing para pihak.


4. SMK membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), memenuhi
fungsi:
a) Pengarah
b) Pelaksana
c) Pendukung
b. Panitia Teknis Uji Kompetensi
1. Menetapkan program kerja sertifikasi kompetensi.
2. Menetapkan skema sertifikasi kompetensi berdasarkan KI-KD.
3. Menetapkan blangko sertifikat kompetensi.
4. Menetapkan sistem dan prosedur uji kompetensi
5. Menyiapkan asesor kompetensi.
6. Menyiapkan perangkat asesmen sesuai dengan skema sertifikasi.
7. Menyiapkan tempat uji kompetensi (TUK).
8. Menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk uji
kompetensi.
c. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK) Bersama
1. Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
2. Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.
3. Memberikan tugas kepada asesor sekolah / penguji (SPT).
4. Mengecek kesiapan TUK dalam pelaksanaan Uji Kompetensi.
5. Asesor Kompetensi melaksanakan uji kompetensi:
a) Tes tulis
b) Tes praktik.
6. Asesor Kompetensi membuat penilaian.
7. Asesor Kompetensi melaporkan hasil penilaian
kompetensi/rekomendasi kepada Kepala SMK/MAK untuk
ditindaklanjuti menjadi permohonan Penerbitan Sertifikat Kompetensi
ke pihak DUDIKA.
8. DUDIKA menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi peserta yang
direkomendasikan kompeten.
9. DUDIKA bersama SMK/MAK menyerahkan Sertifikat Kompetensi
kepada peserta yang direkomendasikan kompeten dan
mengadministrasikannya.

e) Sertifikasi kompetensi dengan pola LSP P1, lSP P2, dan tuk yang terverifikasi
oleh lSP P3 (BNSP)

18
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

Diasumsikan SMK/MAK yang melaksanakan Sertifikasi Kompetensi dengan


pola LSP P1, LSP P2, dan TUK yang terverifikasi oleh LSP P3 telah terlisensi
oleh BNSP.
1. Pola sertifikasi kompetensi dengan sistem BNSP
a. Dilaksanakan mengacu pada Pedoman BNSP 201 dan Pedoman
BNSP terkait lainnya.
b. Pelaksanaan sertifikasi mengacu kepada SOP Asesmen Butir 9
Persyaratan Proses Sertifikasi dari Panduan Mutu LSP P1 dan LSP
P2.
c. Hal yang bisa dilakukan adalah menetapkan skema dalam bentuk
klaster, sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan sepanjang
tahun.
d. Tetap menggunakan sistem dan prosedur yang berlaku di LSP P1,
LSP P2, atau TUK yang terverifikasi oleh LSP P3.
2. Memodifikasi Skema Sertifikasi Kompetensi
a. Membagi Unit Kompetensi pada Skema Sertifikasi menjadi
beberapa klaster, sehingga dapat dilaksanakan uji kompetensi
bertahap sepanjang tahun sesuai capaian kompetensi dalam
pembelajaran.
b. Menyusun Unit Kompetensi pada Skema Sertifikasi sebagai
okupasi, sehingga dapat digunakan untuk penyesuaian
kesederajatan paket kompetensi untuk SMK/MAK 4 Tahun.
c. Memodifikasi Skema Sertifikasi (Mengecilkan)
1. Untuk memperoleh skema kualifikasi/klaster yang lebih kecil,
agar dapat dilaksanakan uji kompetensi secara bertahap sesuai
capaian kompetensi pada pembelajaran.
2. Skema sertifikasi yang dimodifikasi adalah skema sertifikasi
yang telah ditetapkan bersama antara Ditjen Dikdasmen dan
BNSP.

3. Memodifikasi Skema Sertifikasi (Unit Kompetensi)


Tahapan melakukan modifikasi skema sertifikasi
3.1 Pilih dan buka soft copy Skema Sertifikasi yang telah ditetapkan
oleh Ditjen Dikdasmen dan BNSP (misal Pariwisata).
3.2 Cermati dan telaah paket kompetensi yang ada, dan bagilah jumlah
paket menjadi (misal) 3 bagian.
3.3 Beri warna masing-masing bagian dengan warna kuning, hijau dan
biru muda.
19
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

Memodifikasi Skema Sertifikasi (Mengecilkan)


3.4 Buat judul subklaster dengan memilih unit kompetesi yang paling
dominan.
3.5 Masukan paket subklaster ke dalam format skema sertifikasi.
3.6 Diskusikan draf skema subklaster dengan para pihak dari wakil
industri dan parktisi.
3.7 Ajukan skema skema subklaster kepada BNSP untuk memperoleh
persetujuan.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Okupasi)
1. Untuk mendapatkan Skema Sertifikasi Kompetensi KKNI yang
lebih besar, agar diperoleh skema sertifikasi jenjang yang lebih
tinggi.
2. Dalam skema sertifikasi kualifikasi KKNI yang ditetapkan bersama
Ditjen Dikdasmen dan BNSP.
3. Tahapan memodifikasi skema sertifikasi (membesarkan):
3.1 Buka soft copy skema sertifikasi KKNI.
3.2 Buka soft copy narasi jenjang 2 KKNI.
3.3 Buka soft copy narasi jenjang 3 KKNI.
3.4 Buka soft copy Daftar Unit Kompetensi pada SKKNI terkait.
3.5 Telaah narasi jenjang 3 KKNI dan tentukan kata kunci yang
menjadi pembeda antara narasi jenjang 2 dan jenjang 3.
Memodifikasi Skema Sertifikasi (Membesarkan)
1) Cermati kata kunci pembeda dan cari judul unit kompetensi
dari daftar unit kompetensi pada SKKNI.
2) Tambahkan dan tempatkan unit kompetensi yang
terindentifikasi ke dalam paket skema sertifikasi jenjang 2
menjadi jenjang 3.
3) Tempatkan paket unit kompetensi jenjang 3 ke dalam narasi
skema sertifikasi untuk kesetaraan SMK 4 Tahun.
4. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Pola LSP P1, LSP P2, atau TUK LSP
3 – BNSP
a. Gunakan Skema Sertifikasi hasil dimodifikasi sebagai acuan
mengembangkan Perangkat Asesmen.
b. Gunakan Pedoman BNSP 301-2014 dan SOP (Prosedur) Butir 9
Persyaratan Asesmen Kompetensi sebagai acuan dalam pelaksanaan
asesmen kompetensi.

20
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

c. Lakukan pelaksanaan asesmen kompetensi dengan tahapan,


penggunaan format, asesor kompetensi dan personil sesuai dengan
pedoman dan SOP.
d. Asesor melakukan asesmen/uji kompetensi.
e. Asesor membuat penilaian dan rekomendasi.
f. Hasil penilaian disampaikan kepada LSP P1/P2/P3.
g. Petugas LSP P1/P2/P3 mengajukan permohonan sertifikat
kompetensi ke BNSP bagi peserta yang direkomendasikan
kompeten.
h. Sertifikat Kompetensi yang telah diterbitkan diadministrasikan
sesuai dengan prosedur/SOP yang diberlakukan.
5. Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Program Keahlian Khusus
a. Sertifikasi Kompetensi Program Keahlian Khusus adalah Sertifikasi
Kompetensi yang telah ada dan berlaku sebelum BNSP berdiri,
didasarkan atas konvensi internasional.
b. Bidang keahlian khusus tersebut antara lain penerbangan,
kepelautan, kedokteran.

c. Standardisasi dan sertifikasi Pelaut diatur melalui Standar Training


and Certification and Watchkeeping (STCW) for Seawearer
Amendment 2010, International Maritime Organization (IMO).

d. Di Indonesia Ditjen Perhubungan Laut ditunjuk sebagai pelaksana


STCW Amendment 2010.

e. Implementasi STCW Amendment 2010 untuk Sertifikasi


Kompetensi Awak Kapal oleh Lembaga Pendidikan Pelaut
terakreditasi oleh Badan Akreditasi terotorisasi.

f. SMK/MAK yang ingin memperoleh akreditasi, mengajukan


pemohonan ke BPL Kemenhub, melampirkan dokumen-dokumen
yang dipersyaratkan dalam Peraturan Kepala Badan Diklat
Perhubungan No. 225/01-003/II/2010.

g. SMK/MAK yang belum memperoleh akreditasi dari Badan


Akreditasi terotorisasi, dapat menitipkan peserta didiknya kepada
lembaga pendidikan yang terakreditasi.

21
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

G. Profil Lulusan
1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;

2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara


berkelanjutan;

3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan


sesuai dengan kebutuhan pembangunan;

4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk


bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan

5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif


menghadapi pasar global.

Berdasarkan profil lulusan PMK tersebut, maka rumusan Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Menengah Kejuruan dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMK/MAK program pendidikan 3 tahun memiliki
kompetensi pada dimensi sikap sebagaimana pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3

Tabel 1. SKL PMK Dimensi Sikap


Kompetensi Lulusan Program Pendidikan 3 Tahun
Berperilaku yang mencerminkan sikap:

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME;

2. Jujur, disiplin, empati, dan pembelajar sejati sepanjang hayat;

3. Bangga dan cinta tanah air, bangga pada profesinya, dan


berbudaya nasional;

4. Memelihara kesehatan jasmani, rohani, dan lingkungan;

5. Berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja, bekerja sama,


berkomunikasi, dan bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri
dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lainsesuai
bidang dan lingkup kerja dalam konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa, negara, dan industri lingkup
lokal, nasional, regional, dan internasional.

Tabel 2. SKL PMK Dimensi Pengetahuan

22
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

Kompetensi LulusanProgram Pendidikan 3 Tahun

Berfikir secara faktual, konseptual, operasional dasar, prinsip, dan metakognitif sesuai
denganbidang dan lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks,
berkenaan dengan:
1. Ilmu pengetahuan,
2. Teknologi,
3. Seni,
4. Budaya, dan
5. Humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat lokal, nasional, regional, dan internasional.

Tabel 3. SKL PMK Dimensi Keterampilan


Kompetensi LulusanProgram Pendidikan 3 Tahun

Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam:


1. Melaksanakan tugas dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan
bidang kerja, dan

2. Menampilkan kinerja mandiri dengan pengawasan langsung atasan berdasarkan


kuantitas dan kualitas terukur sesuai standar kompetensi kerja, dan dapat diberi
tugas membimbing orang lain.

23
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur dan Muatan Kurikulum


1. Struktur Kurikulum
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka
dikembangkan struktur kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Mata
Pelajaran Wajib dan Mata Pelajaran Pilihan. Mata Pelajaran Wajib mencakup 9
(sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Isi kurikulum (KI
dan KD) dan kemasan substansi untuk mata pelajaran wajib bagi SMK/MAK adalah
sama. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subyek dalam
belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya.
Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk pilihan akademik dan
vokasional untuk SMK/MAK. Maka pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi
satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik.
Beban belajar di SMK untuk kelas XII adalah 48 jam pelajaran perminggu dan 2 jam
muatan lokal. Satu jam belajar adalah 45 menit.
Isi Kurikulum 2013 meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar peserta didik pada satuan pendidikan.

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK

BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN


PROGRAM KEAHLIAN : AKUNTANSI DAN KEUANGAN
KOMPETENSI KEAHLIAN : AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU

A. Muatan Nasional

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212

3 Bahasa Indonesia 320

4 Matematika 424

5 Sejarah Indonesia 108

6 Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352

24
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU

B. Muatan Kewilayahan

1 Seni Budaya 108

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 144

C. Muatan Peminatan Kejuruan


C1. Dasar Bidang Keahlian

1 Simulasi dan Komunikasi Digital 108

2 Ekonomi Bisnis 72

3 Administrasi Umum 72

4 IPA 72

C2. Dasar Program Keahlian

1 Etika Profesi 72

2 Aplikasi Pengolah Angka/ Spreadsheet 108

3 Akuntansi Dasar 180

4 Perbankan Dasar 108

C3. Kompetensi Keahlian


Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang
1 454
dan Manufaktur
Praktikum Akuntansi Lembaga/ Instansi
2 280
Pemerintah
3 Akuntansi Keuangan 420

4 Komputer Akuntansi 350

5 Administrasi Pajak 210

6 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524

Jumlah Kelompok C (C1, C2, dan C3) 3.030

TOTAL 5.016

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK

25
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

BIDANG KEAHLIAN : BISNIS DAN MANAJEMEN


PROGRAM KEAHLIAN : AKUNTANSI DAN KEUANGAN
KOMPETENSI KEAHLIAN : AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA

KELAS

MATA PELAJARAN X XII

1 2 1 2

A. Muatan Nasional

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3

4 Matematika 4 4 4 4

5 Sejarah Indonesia 3 3 - -

6 Bahasa Inggris 3 3 4 4

B. Muatan Kewilayahan

1 Seni Budaya 3 3 - -

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 - -

3 Bahasa Jawa 2 2 2 2

Jumlah Kelompok A dan B

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

1 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - -

2 Ekonomi Bisnis 2 2 - -

3 Administrasi Umum 2 2 - -

4 IPA 2 2

C2. Dasar Program Keahlian

1 Etika Profesi 2 2 - -

2 Aplikasi Pengolah Angka/ Spreadsheet 3 3 - -

3 Akuntansi Dasar 5 5 - -

4 Perbankan Dasar 3 3 - -

26
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

KELAS

MATA PELAJARAN X XII

1 2 1 2

C3. Kompetensi Keahlian


Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan - - 7 7
1
Manufaktur

2 Praktikum Akuntansi Lembaga/ Instansi Pemerintah - - 4 4

3 Akuntansi Keuangan - - 6 6

4 Komputer Akuntansi - - 5 5

5 Administrasi Pajak - - 3 3

6 Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 8 8

Jumlah Kelompok C3 22 22 33 33

TOTAL 46 46 48 48

2. Kompetensi Inti dan KD


Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar
pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

1. las X
27
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

28
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

Mata Pel
masal

29
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

30
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

31
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

32
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

33
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

34
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

35
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

36
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

37
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

38
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

39
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

40
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

41
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

42
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

43
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

44
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

45
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

46
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

47
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

B. Muatan Lokal
Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah
bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya yang menjadi:
1) bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau 2) mata pelajaran yang berdiri sendiri pada
kelompok B sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat
dilakukan.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah atau keunggulan daerah yang selaras
dengan kompetensi keahlian yang ada. Adapun muatan lokal yang dikembangkan di SMK
Informatika Wonosobo adalah bahasa jawa sebagai muatan lokal wajib SMK di Jawa
Tengah berdasarkan keputusan gubernur jawa tengah Nomor 432.5/27/2011 dan Surat
kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah a.n Gubernur Jawa Tengah No.424/13242
tanggal 23 Juli 2013. hal: lmplementasi muatan lokal Bahasa Jawa di Jawa Tengah.
Standar ISI Mata Pelajaran Muatan Lokal (Bahasa Jawa) SMK.
Kelas X Semester 1

Kelas X Semester 2

C. Pengembangan Diri
1) Layanan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya
Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Konseli pada satuan pendidikan memiliki fungsi:
a) Pemahaman diri dan lingkungan;
b) Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan;
c) Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan;

48
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
d) Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir;
e) Pencegahan timbulnya masalah;
f) Perbaikan dan penyembuhan;
g) Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk perkembangan diri
Konseli;
h) Pengembangan potensi optimal;
i) Advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif; dan
j) Membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program dan aktivitas
pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat, kemampuan,
kecepatan belajar, dan kebutuhan Konseli
Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan membantu Konseling mencapai
perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, sosial,
dan karir
Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dengan asas:
a) Kerahasiaan sebagaimana diatur dalam kode etik Bimbingan dan Konseling;
b) Kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan;
c) Keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi;
d) Keaktifan dalam penyelesaian masalah;
e) Kemandirian dalam pengambilan keputusan;
f) Kekinian dalam penyelesaian masalah yang berpengaruh pada kehidupan Konseli;
g) Kedinamisan dalam memandang Konseli dan menggunakan teknik layanan sejalan
dengan perkembangan ilmu Bimbingan dan Konseling;
h) Keterpaduan kerja antarpemangku kepentingan pendidikan dalam membantu Konseli;
i) Keharmonisan layanan dengan visi dan misi satuan pendidikan, serta nilai dan norma
kehidupan yang berlaku di masyarakat;
j) Keahlian dalam pelayanan yang didasarkan pada kaidah-kaidah akademik dan
profesional di bidang Bimbingan dan Konseling;
k) Tut Wuri Handayani dalam memfasilitasi setiap peserta didik untuk mencapai tingkat
perkembangan yang optimal.

Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip:


a) Diperuntukkan bagi semua dan tidak diskriminatif;
b) Merupakan proses individuasi;

49
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
c) Menekankan pada nilai yang positif;
d) Merupakan tanggung jawab bersama antara kepala satuan pendidikan, Konselor atau
guru Bimbingan dan Konseling, dan pendidik lainnya dalam satuan pendidikan;
e) Mendorong Konseli untuk mengambil dan merealisasikan keputusan secara
bertanggungjawab;
f) Berlangsung dalam berbagai latar kehidupan;
g) Merupakan bagian integral dari proses pendidikan;
h) Dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia;
i) Bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan;
j) Dilaksanakan sesuai standar dan prosedur profesional Bimbingan dan Konseling;
k) Disusun berdasarkan kebutuhan Konseli.
Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup:
a) layanan dasar;
b) layanan peminatan dan perencanaan individual;
c) layanan responsif; dan
d) layanan dukungan sistem.
Bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup:
a) bidang layanan pribadi;
b) bidang layanan belajar;
c) bidang layanan sosial; dan
d) bidang layanan karir.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling dibedakan atas:
a) jumlah individu yang dilayani;
b) permasalahan; dan
c) cara komunikasi layanan.
Mekanisme layanan Bimbingan dan Konseling meliputi:
a) mekanisme pengelolaan; dan
b) mekanisme penyelesaian masalah.
Layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan dilakukan oleh Konselor
atau Guru Bimbingan dan Konseling.Tanggung jawab pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling pada satuan pendidikan dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling.

50
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
2) Pembinaan Minat dan Bakat
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik
di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan
dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat
dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta
didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing
a. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Informatika Wonosobodalam bentuk:

1) Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga,seni


dan budaya, cinta alam, keagamaan.
2) Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis
alquran, retreat; atau bentuk kegiatan lainnya
3) Palang Merah Remaja
b. Mekanisme
1) Pengembangan
Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib dan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan. Dalam
Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan merupakan ekstrakurikuler wajib.
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan diperuntukan bagi
peserta didik SMK/MAK. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan
organisasi kepramukaan setempat/terdekat dengan mengacu kepada Pedoman
dan Prosedur Operasi Standar Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler wajib.
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan
pendidikan bagi peserta didik sesuai bakat dan minat peserta didik.
Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan dapat
dilakukan melalui tahapan: (1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi,

51
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
dan minat peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang
diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik
atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5)
menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler
yang merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah. Program Kegiatan
Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan
mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama yang tersedia pada
gugus/klaster sekolah. Penggunaannya difasilitasi oleh pemerintah provinsi
atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masingmasing.
Program Kegiatan Ekstrakurikuler disosialisasikan kepada peserta didik dan
orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.

Sistematika Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya


memuat:
a) Rasional dan tujuan umum;
b) Deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;
c) Pengelolaan; pendanaan; dan
d) Evaluasi
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di
awal tahun pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala
sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal Kegiatan
Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan
kokurikuler.
3) Penilaian
Penilaian kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu
mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya
meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta didik dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif. Peserta
didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada Pendidikan Kepramukaan
pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada Pendidikan Kepramukaan

52
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang
belum mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk
mencapainya.
3) Program Pembiasaan
Dalam Kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan kepramukaan
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana
penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement) perwujudan sikap dan keterampilan
kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan pengembangan sikap dan
kecakapan dalam pendidikan kepramukaan. Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti
Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3) memperoleh
penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan
kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan–kegiatan melalui di lingkungan
sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai upaya memperkuat proses
pembentukan karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai dan moral
Pancasila. Pendidikan Kepramukaan dinilai sangat penting. Melalui pendidikan
kepramukaan akan timbul rasa memiliki, saling tolong menolong, mencintai tanah air dan
mencintai alam. Karenanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan setiap
sekolah melaksanakan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan. Koherensi proses
pembelajaran yang memadukan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, didasarkan
pada dua alasan dalam menjadikan Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib. Pertama, dasar legalitasnya jelas yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka. Kedua, pendidikan kepramukaan mengajarkan banyak nilai-
nilai, mulai dari nilai-nilai Ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial,
kecintaan alam, hingga kemandirian. Dari sisi legalitas pendidikan kepramukaan merupakan
imperatif yang bersifat nasional, hal itu tertuang dalam Undang–Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
A. Prosedur Pelaksanaan
1. Prosedur Pelaksanaan Model Blok Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan
sebagai Ekstrakurikuler Wajib.
a) Peserta Didik dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
didampingi oleh seorang Pembina Pramuka dan atau Pembantu Pembina.

53
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
b) Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan Orientasi Pendidikan
Kepramukaan.
c) Guru kelas/Guru Mata Pelajaran yang bukan Pembina Pramuka membantu
pelaksanaan kegiatan Orientasi Pendidikan Kepramukaan.
2. Prosedur Pelaksanaan Model Aktualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib..
a) Guru kelas/Guru Mata Pelajaran mengidentifikasi muatanmuatan
pembelajaran yang dapat diaktualisasikan di dalam kegiatan
Kepramukaan.
b) Guru menyerahkan hasil identifikasi muatan-muatan pembelajaran
kepada Pembina Pramuka untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan
Kepramukaan.
c) Setelah pelaksanaan kegiatan Kepramukaan, Pembina Pramuka
menyampaikan hasil kegiatan kepada Guru kelas/Guru Mata Pelajaran.

B. Penilaian
1. Penilaian Pendidikan Kepramukaan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Penilaian dilakukan secara kualitatif.
b) Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan
peserta didik.
c) Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal baik pada
kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
d) Nilai yang diperoleh pada kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta
didik.
e) Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat
bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai baik.
2. Teknik Penilaian

54
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
a) Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarpeserta didik.
b) Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi
keterampilannya. 3. Media Penilaian:
i. Jurnal/buku harian.
ii. Portofolio.

3. Proses penilaian:
a) Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di
dalam proses pembelajaran.
b) Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib menitikberatkan pada ranah nilai sikap. Keterampilan
kepramukaan merupakan pendukung terhadap penilaian pendidikan
kepramukaan itu sendiri.
c) Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode observasi.
d) Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan
Kompetensi Dasar dari masing-masing Tema dan Matapelajaran
sebagai penguatan yang bermuatan Nilai Sikap dan Keterampilan
dalam Kurikulum 2013.
e) Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru
Matapelajaran, pemangku kepentingan dan/atau Pembina Pramuka.
f) Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru
Matapelajaran selaku Pembina Pramuka

D. Pengaturan Beban Belajar Siswa dan Beban Kerja Pendidik


a. Beban belajar diatur dalam Sistem Paket .
Sistem Paket Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam
struktur kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu
untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu
tahun ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD/MI, maksimal 50% untuk

55
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
SMP/MTs, dan maksimal 60% untuk SMK/MAK dari waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang bersangkutan.
b. Beban Belajar Tambahan Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar
berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan dan/atau daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan pendidikan
yang menetapkannya.
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan meliputi:
a. Ketuntasan penguasaan substansi; dan
b. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
c. Ketuntasan penguasaan substansi merupakan ketuntasan belajar peserta didik
untuk setiap kompetensi dasar yang ditetapkan.
d. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan
belajar dalamsetiap semester dan setiap tahun pelajaran.
Ketuntasan belajar dalam setiap semester merupakan keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajarandalam satu
semester.Ketuntasan belajar dalam setiap tahun pelajaranmerupakan keberhasilan
peserta didik menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajaran pada semester
ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran untuk menentukan kenaikan kelas
Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni
predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K)
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan
predikat Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam
bentuk angka dan huruf, yakni 1 – 100
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret
Salah satu langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan awal pembelajaran
adalah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap mata pelajaran

56
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
memiliki nilai KKM yang berbeda. Dalam setiap pelajaran terdapat nilai KKM yang
berbeda pada setiap aspek. Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
pendidik bisa lebih leluasa dalam menentukan nilai KKM, sebagai cacatan bahwa nilai
KKM yang ideal adalah 70.

Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di awal tahun
pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini didasarkan
pada hasil tes penerimaan peserta didik baru (PPDB) bagi siswa baru, dan berdasarkan
nilai KKM pada nulai yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya.

Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek utama dalam
proses belajar mengajar siswa. Berikut ini langkah-langkah perhitungan KKM.

1) Kompleksitas
Kompleksitas merupakan tingkat kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi
dasar maupun standar kompetensi. Semakin tinggi tingkat kompleksitas maka
semakin kecil skor yang dipakai. Rentang yang digunakan untuk kompleksitas
tinggi (0-60), kompleksitas sedang (60-80) dan kompleksitas rendah (80-100).
2) Daya dukung
Faktor yang lebih ditujukan pada ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Sekolah yang memiliki
daya dukung tinggi maka skor yang digunakan juga tinggi. Maka pada aspek daya
dukung rentang nulai yang digunakan sangat fleksibel sesuai dengan kondisi
sekolah. Rentang nilai yang digunakan untuk jika daya dukung tinggi (80-100),
daya dukung sedang (60-80) dan daya dukung rendah (0-60).

3) Intake
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa. Intake bisa didasarkan pada
hasil/nilai penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan nilai yang dicapai siswa
pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi). Rentang nilai yang digunakan jika
intake siswa tinggi (80-100), intake sedang (60-80) dan intake rendah (0-60).

57
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Table kriteria dan skala penilaian

No. Aspek yang dianalisis Kriteria dan skala penilaian


Tinggi Sedang Rendah
1 Kompleksitas
(0-60) (60-80) (80-100)
Tinggi Sedang Rendah
2 Daya dukung
(80-100) (60-80) (0-60)
Tinggi Sedang Rendah
3 Intake siswa
(80-100) (60-80) (0-60)

Rumus KKM

KKM = (1) + (2) + (3) : 3

Mekanisme Penilaian
Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian
autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk
menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:

a) Penilaian kompetensi sikap


Pendidik melakukan penilaiankompetensi sikap melalui observasi, penilaian
diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik danjurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar
peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai
rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
a) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati.
b) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks

58
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
diri.
c) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.
d) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
4) Penilaian Kompetensi Keterampilan
5) Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.
3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang
bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

59
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik

KKM Seluruh Mata Pelajaran


KELAS

MATA PELAJARAN X XII

1 2 1 2

A. Muatan Nasional

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 70 70 70 70

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 70 70 70 70

3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70

4 Matematika 70 70 70 70

5 Sejarah Indonesia 70 70 - -

6 Bahasa Inggris 70 70 70 70

B. Muatan Kewilayahan

1 Seni Budaya 70 70 - -

2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 70 70 - -

3 Bahasa Jawa 70 70 70 70

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

60
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
KELAS

MATA PELAJARAN X XII

1 2 1 2

1 Simulasi dan Komunikasi Digital 70 70 - -

2 Ekonomi Bisnis 70 70 - -

3 Administrasi Umum 70 70 - -

4 IPA 70 70 - -

C2. Dasar Program Keahlian

1 Etika Profesi 70 70 - -

2 Aplikasi Pengolah Angka/ Spreadsheet 70 70 - -

3 Akuntansi Dasar 70 70 - -

4 Perbankan Dasar 70 70 - -

C3. Kompetensi Keahlian


Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan 70 70
1
Manufaktur

2 Praktikum Akuntansi Lembaga/ Instansi Pemerintah 70 70

3 Akuntansi Keuangan 70 70

4 Komputer Akuntansi 70 70

5 Administrasi Pajak 70 70

6 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 70 70

Kriteria dan Standar Kenaikan kelas


1) Memilki nilai lengkap pada setiap semester atau pencapaian kompetensi yang harus
dicapai.
2) Kepribadian minimal baik
3) Mencapai nilai KKM pada setiap kompetensi yang telah ditempuh

61
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

E. Penguatan Pendidikan Karakter


Penguatan Pendidikan Karakter adalah program pendidikan di sekolah untuk
memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etika), olah rasa (estetika), olah
pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama
antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan GerakanNasional Revolusi
Mental ( GNRM).
Kristalisasi nilai karakter memuat nilai utama: religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, integritas. SMK Informatika sudah menerapkan nilai karakter utama tersebut dalam
penerapan berbagai kegiatan dan program yang diadakan di sekolah yang sifatnya tersruktur
maupun tidak terstruktur.

F. Gerakan Literasi Sekolah


Untuk mengimplementasikan penumbuhan budaya literasi di sekolah diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan tindak
lanjut. Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi
pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan operasionalisasi yang telah dipersiapkan.
Pemantauan, evaluasi, tindak lanjut merupakan kegiatan untuk mengetahui efektivitas
kegiatan literasi yang telah dilaksanakan. Tiga hal yang terakhir ini tidak akan dibahas di
sini karena dapat dicermati dalam Desain Induk GLS (Wiedarti dan Kisyani-L., 2016).
Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan
insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan,
pengembangan, dan pembelajaran. Agar dapat melaksanakan tiga tahapan literasi tersebut
diperlukan kegiatan persiapan, sebagai berikut.
A. Persiapan
1) Rapat Koordinasi
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membicarakan tentang maksud dan tujuan
dilaksanakannya literasi di sekolah. Dalam rapat koordinasi membahas, antara lain
tentang persiapan implementasi GLS, sosialisasi GLS, pembentukan Tim Literasi
Sekolah (TLS), menyusun program kerja GLS, serta penyiapan sarana dan sarana GLS.
Rapat koordinasi diikuti oleh:
a. Kepala Sekolah

62
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
b. Para Wakil Kepala Sekolah

c. Staf Wakil Kepala Sekolah

Tujuan rapat koordinasi ini, antara lain:

a. Pemahaman tentang literasi,

b. Pembentukan tim literasi sekolah (TLS),

c. Menyusun program kerja literasi sekolah, dan

d. Mempersiapkan materi literasi

2) Pembentukan Tim Literasi di Sekolah (TLS)


Kepala sekolah membentuk TLS melalui Surat Keputusan Kepala Sekolah yang
menyertakan tugas pokok dan fungsi TLS (menyusun program kerja, penyiapan sarana
dan sarana, mengimplementasikan, dan menyiapkan monev internal/eksternal GLS).
Susunan anggota TLS disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing.
3) Sosialisasi
a) Sosialisasi kepada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen
guru dan karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
b) Sosialisasi kepada Siswa
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi,
tujuan pelaksanaan literasi dan mekanisme pelaksanaan literasi.
c) Sosialisasi kepada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa.
Sosialisasi pada Komite Sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap kegiatan literasi di sekolah dan berharap
agar komite dan orang tua siswa juga mendukung program tersebut. Dalam
kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan narasumber yang memahami dan
mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.
4) Persiapan Sarana Prasarana
Untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan ekositem
sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang
perlu dimiliki oleh sekolah, antara lain:

63
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
a) perpustakaan sekolah,
b) Sudut Baca di kelas dan area baca lingkungan sekolah,
c) Buku pengayaan,
d) Laman sekolah yang disertai interface literasi,
e) Akses internet di lingkungan sekolah,
f) Banner dan spanduk penumbuhan budaya literasi diletakan pada sejumlah
g) Lokasi di sekolah,
h) Poster-poster budaya literasi di lingkungan sekolah, dan

B. Pelaksanaan
1) Tiga Tahapan Pelaksanaan
Pada dasarnya ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di sekolah, dimulai dari Tahap
Pembiasan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap Pembelajaran.
Berikut adalah gambaran tiga tahapan itu.

Secara lebih rinci, ihwal ketiga tahapan pelaksanaan GLS dapat dipelajari dalam
Desain Induk GLS dan Buku Panduan GLS di SMK.

2) Strategi Membangun Budaya Literasi


Pembangunan budaya literasi di sekolah hendaknya berfokus pada tigal hal
sebagai berikut (Beers dkk, 2009).

64
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
a. Mengkondisikan lingkungan fisik yang kaya literasi
b. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi yang
literat
c. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat
Penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini dapat dicermati dalam buku “Desain
Induk GLS.”
3) Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut
Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan salah satu siklus agar implementasi
GLS dapat maju berkelanjutan. Pemantauan dapat dilakukan setiap saat, namun
disarankan dilaksanakan tiap bulan sekali. Sementara itu, evaluasi dapat
dilaksanakan tiap satu semester ataupun satu tahun pelajaran. Berdasarkan
pemantauan dan evaluasi yang dilakukan secara terprogram, permasalahan
implementasi GLS dapat diketahui kekurangan dan keunggulan gerakan
tersebut. Hal ini akan memudahkan untuk melakukan rencana tindak lanjut pada
tahun pelajaran berikutnya ataupun pada rencana strategis jangka menengah
berikutnya.
Melalui kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup) guru dapat
merencanakan kegiatan yang dapat meningkatkan kecakapan literasi siswa
sebagai berikut:
1. Siswa mampu melakukan prediksi terhadap materi pembelajaran atau
bacaan.
2. Siswa mampu melakukan inferensi (mengembangkan pemahamannya
dengan menggunakan petunjuk visual atau tulisan).
3. Siswa mampu memahami materi pembelajaran/isi bacaan/konsepsi yang
disajikan dalam bacaan sertamendeskripsikannya dengan baik.
4. Siswa mampu menyimpulkan materi pembelajaran atau bacaan dan dengan
baik, dan mengkomunikasikan pendapatnya terhadap materi pembelajaran
atau bacaan secara verbal dan tulisan.
Selama proses pembelajaran, pada tahap-tahap pembelajaran baik pada
pendahuluan, inti pembelajaran maupun pada tahap penutup, guru seharusnya
merencanakan pembelajaran dan dapat mempraktikkan aktivitas yang dapat
meningkatkan kecakapan literasi. Hal tersebut dapat dilakukan dalam Strategi
Literasi dalam Pembelajaran yang menurut Wilson dan Chavez (2014), meliputi

65
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Strategi Pemahaman Wacana/ teks dan Pengembangan Kompetensi
Representasi Multimoda, yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Strategi Pemahaman Wacana/ Teks, yang meliputi pemahaman terhadap teks
baik sebelum, ketika membaca maupun setelah membaca, yang
masingmasing berupa kecakapan-kecakapan sebagai berikut.
1. Sebelum Membaca, siswa mampu:
a) membuat memprediksi, yaitu mampu memperkirakan isi bacaan
menggunakan fitur (gambar, judul, jenis, sumber bacaan) pada bagian
preliminari bacaan (sampul/bagian judul/ halaman-halaman awal, dll.),
dan
b) mengidentifikasi tujuan membaca, antara lain dapat menyusun daftar
pertanyaan (minimal 3) tentang hal-hal yang mereka ingin ketahui dari
bacaan; atau melakukan curah gagasan tentang hal-hal yang mereka
sudah atau ingin ketahui terkait bacaan.
2. Ketika Membaca, siswa mampu:
a) Mengidentifikasi informasi yang relevan, antara lain menggunakan
fiturfitur bacaan (paragraf, ide pokok, ide pendukung, kosakata, jenis,
struktur teks, elemen visual dll) untuk memahami bacaan,
mengidentifikasi ide dan argumen yang penting pada bacaan;
b) Memvisualisasi, antara lain menerapkan strategi membaca untuk
mengingat informasi penting pada bacaan, menyajikan dalam moda
yang lain;
c) Membuat inferensi (mengembangkan pemahamannya dengan
menggunakan petunjuk visual atau tulisan); dan
d) Membuat keterkaitan, antara lain menerapkan strategi membaca untuk
mengingat informasi penting pada bacaan.
3. Setelah membaca, siswa mampu:
a) Membuat ringkasan, antara lain menjawab pertanyaan terkait bacaan,
mengkomunikasikan pemahamannya terhadap bacaan secara verbal
dan gambar/tulisan, berpartisipasi terhadap kegiatan tindak lanjut
setelah membaca;
b) Mengevaluasi teks, antara lain, mengkomunikasikan tanggapannya
terhadap bacaan secara verbal dan gambar/tulisan;

66
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
mengkomunikasikan analisis dan evaluasinya terhadap bacaan secara
verbal dan gambar/tulisan; dan
c) Mengkonfirmasi, merevisi atau menolak prediksi, antara lain, mampu
membuat pertanyaan terhadap atau terkait bacaan, mampu
mengembangkan pengetahuan terkait bacaan melalui riset lanjut
terhadap bacaan lain yang relevan.

b. Kompetensi Representasi Multimoda, siswa mampu meliputi:


1. Mengubah dari satu moda ke moda lain;
2. Menjelaskan keterkaitan antara satu dan dua moda untuk
mengkomunikasi pesan yang sama;
3. Memerikan (menceritakan/ melukiskan/ mengatakan bagaimana
representasi yang berbeda menjelaskan fenomena yang sama dengan cara
yang berbeda;
4. Memilih, mengkombinasikan, dan/atau menghasilkan representasi yang
standard an non standar untuk mengkomunikasikan konsep tertentu; dan
5. Mengevaluasi representasi multimoda dan menjelaskan mengapa satu
representasi lebih efektif daripada representasi lain untuk tujuan tertentu.

Peta Konsep Strategi Literasi dalam Pembelajaran


Dalam bentuk peta konsep, strategi literasi dalam pembelajaran dapat digambarkan
sebagai berikut.

67
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

Indikator Literasi dalam Pembelajaran


Pada dasarnya, silabus berbagai mata pelajaran di SMK sudah menunjukkan adanya
strategi literasi dalam pembelajaran. Penuangan silabus ke dalam langkah langkah
pembelajaran dapat di cek silangkan dengan indikator literasi dalam pembelajaran.
Berikut adalah daftar cek untuk indikator literasi yang perlu ada untuk menguatkan
langkah-langkah pembelajaran. Dalam hal ini nomor yang tersaji tidak merujuk pada
urutan (dalam pembelajaran hal tersebut tidak harus urut).

A. Program dan Pelaksanaan Literasi Sekolah di SMK Informatika Wonosobo


1) Persiapan
a. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi diikuti oleh:
1. Kepala SMK Informatika Wonosobo
2. Para Wakil Kepala Sekolah
3. Staf Wakil Kepala Sekolah
Dalam rapat Kepala sekolah membentuk Tim Literatur Sekolah (TLS)
dengan tim sebagai berikut:
1. Penanggungjawab
2. Ketua

68
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
3. Sekretaris
4. Tim Pelaksana
b. Sosialisasi
1) Sosialisasi kepada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen
guru dan karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
2) Sosialisasi kepada Siswa
3) Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi,
tujuan pelaksanaan literasi dan mekanisme pelaksanaan literasi.
4) Sosialisasi kepada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa.
Sosialisasi pada Komite Sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap kegiatan literasi di sekolah dan
berharap agar komite dan orang tua siswa juga mendukung program
tersebut. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan narasumber
yang memahami dan mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.

2) Persiapan Sarana Prasarana

Untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah diperlukan ekositem


sekolah yang literat dengan dukungan sarana dan prasarana penunjang yang
perlu dimiliki oleh sekolah, antara lain:

a) Perpustakaan sekolah,
b) Sudut Baca di kelas dan area baca lingkungan sekolah,
c) Buku pengayaan,
d) Akses internet di lingkungan sekolah,
e) Banner dan spanduk penumbuhan budaya literasi diletakan pada sejumlah
lokasi di sekolah,
f) Poster-poster budaya literasi di lingkungan sekolah, dan
g) Majalah dinding

3) Pelaksanaan
Tiga Tahapan Pelaksanaan

69
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di SMK Informatika Wonosobo, dimulai
dari Tahap Pembiasaan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap
Pembelajaran.

Berikut adalah gambaran tiga tahapan itu:

a) Tahap I (pembiasaan)
Kegiatan membaca 15 menit sebelum KBM berlangsung.
b) Tahap II (pengembangan)
Kegiatan menanggapi buku pengayaan, ada tagihan nonakademik.
c) Tahap III (pembelajaran)
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran,
menggunakan buku pengayaan dan startegi membaca di semua mata
pelajaran, ada tagihan akademik dan nonakademik.

4) Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut


a. Kegiatan Pemantauan dilaksanakan tiap bulan sekali.
b. Evaluasi dilaksanakan tiap satu semester
c. Berdasarkan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan secara terprogram,
permasalahan implementasi GLS dapat diketahui kekurangan dan
keunggulan gerakan tersebut. Hal ini akan memudahkan untuk melakukan
rencana tindak lanjut pada tahun pelajaran berikutnya ataupun pada
rencana strategis jangka menengah berikutnya.

G. Gerakan Sekolah Sehat


1. Pengertian Sekolah Sehat
Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu dikatakan sehat jika
secara lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan secara normal dan baik, sehingga memung-
kinkan sesuatu dapat produktif, baik secara sosial maupun ekonomis. Jika hal ini dikaitkan
dengan lembaga pendidikan, maka sekolah sehat dapat dimaknai sebagai adalah lembaga
pendidikan yang memiliki unsur-unsur yang baik (normal) secara lahiriah (jasmani) dan
batiniah (rohani).

70
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut
memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun
rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir dan batin setiap
warga sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memungkinkan setiap warganya dapat
melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah
tersebut dan lingkungan di luar sekolah.

2. Standar Sekolah Sehat


a. Memiliki lingkungan sekolah bersih, indah, tertib, rindang dan memiliki
penghijauan yang memadai.
b. Memiliki tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang memadai dan
representatif.
c. Memiliki air bersih yang memadai dan memenuhi syarat kesehatan.
d. Memiliki kantin dan petugas kantin yang bersih dan rapi, serta menyediakan menu
bergizi seimbang.
e. Memiliki saluran pembuangan air tertutup dan tidak menimbulkan bau tak
menyenangkan.
f. Memiliki ruang kelas yang memenuhi syarat kesehatan (ventilasi/AC dan
pencahayaan cukup).
g. Memiliki ruang kelas yang representatif
h. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran memenuhi standar kesehatan,
kenyamanan dan keamanan.
i. Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.
j. Memiliki toilet (WC) dengan yang memadai.
k. Memiliki kurikulum pembelajaran yang baik bagi tumbuh kembang siswa.
l. Memiliki kehidupan sekolah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan.
m. Memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat dengan memberikan tempat cuci
tangan di beberapa tempat dan hand sanitizer guna pencegahan terhadap penyakit.

71
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
H. Pembelajaran Abad 21
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang
memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1)
Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4)
Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll
dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order
Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order
Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada
peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan
C-6 (mengkreasi).

Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi


literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam
rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan)
SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak
pembelajaran harus mampu merencanakan dan melaksanakan PBM yang berkualitas.
Menurut Surya (2014:333) proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu bentuk
interaksi antara pihak pengajar dan pelajar yang berlangsung dalam situasi pengajaran dan
untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam interaksi itu akan terjadi proses komunikasi
timbal balik antara pihak-pihak yang terkait yaitu antara guru dan selaku pengajar dan siswa
selaku pelajar.

Perilaku belajar yang terjadi pada pada diri siswa timbul sebagai akibat perilaku
mengajar pada guru yang terkait melalui melalui suatu bentuk komunikasi. Jenis komunikasi
yang terjadi dalam proses belajar mengajar disebut sebagai komunikasi instruksional yag
didalamnya terkait komunikasi dua arah antara pengajar dan pelajar. Oleh karena itu,
komunikasi jenis ini disebut sebagai komunikasi dialogis. Dengan komunikasi jenis ini,
terjadilah perilaku mengajar dan perilaku belajar yang saling terkait satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan insruksional.

Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus memiliki


keterampilan proses yang baik dalam pembelajaran. Keterampian proses dapat diartikan
sebagai keterampilan guru dalam menyajikan pembelajaran yang mampu memberikan

72
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat
kepada siswa (student center), dan merangsang siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran
guru dalam PBM bukan hanya sebagai sumber belajar, tapi juga sebagai fasilitator.

Menurut Azhar, keterampilan proses merupakan kemampuan siswa untuk mengelola


(memperoleh) yang didapat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan,
meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan hasil perolehan
tersebut.

Sedangkan menurut Conny Semiawan, pendekatan keterampilan proses adalah


pengembangan sistem belajar yang mengefektifkan siswa (CBSA) dengan cara
mengembangkan keterampilan memproses perolehan pengetahuan sehingga peserta didik
akan menemukan, mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan
nilai yang dituntut dalam tujuan pembelajaran khusus.

Menurut Mulyasa, (2006:70-92) ada 8 (delapan) keterampilan yang harus dimiliki


oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, antara lain (1)
keterampilan bertanya, (2) memberikan penguatan, (3mengadakan variasi, (4) menjelaskan,
(5) membuka dan menutup pelajaran, (6) membimbing diskusi kelompok kecil, (7)
mengelola kelas, dan (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Keterampilan bertanya, antara lain keterampilan guru dalam menyampaikan


pertanyaan kepada siswa. Tujuannya untuk melakuan menguji pengetahuan dan pemahaman
terhadap materi tertentu, melakukan pendalaman, penelusuran, mengklarifikasi, menguji
kemampuan berpikir kritis siswa, serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
Pertanyaan bisa disampaikan baik secara lisan ataupun tertulis.

Acuannya dan etikanya antara lain, pertanyaan yang disampaikan harus singkat, padat,
dan jelas, redaksinya dapat dipahami oleh siswa, dan mampu menarik perhatian siswa.
Pertanyaan harus menyebar, semua siswa diberi hak yang sama untuk menerima dan
menjawab pertanyaan guru, jangan diberikan kepada siswa-siswa tertentu saja.

Pertanyaan harus bersifat terbuka, jangan langsung ditujukan kepada siswa tertentu,
pastikan bahwa siswa siap menjawabnya, karena kalau diberikan kepada siswa yang tidak
atau belum siap, berpotensi akan mempermalukan siswa di hadapan teman-temannya.

73
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Pertanyaan juga bukan diberikan untuk memberikan sanksi kepada siswa yang kurang
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.

Keterampilan memberikan penguatan merupakan respon guru terhadap suatu perilaku


yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan
dapat dilakukan secara verbal atau non verbal. Secara verbal misalnya melalui kalimat
"...oleh karena itu, bapak/ibu ingin tegaskan kepada kalian bahwa...", "bapak/ibu akan ingin
menggarisbawahi bahwa...", "bapak/ibu ingin menekankan bahwa...", "tepat sekali apa yang
disampaikan oleh teman kalian tadi bahwa...", dan sebagainya.

Penguatan non verbal antara lain melaui gerakan mendekati peserta didik, acungan
jempol, raut wajah yang ikut meyakinkan penjelasan atau jawaban siswa, dan sebagainya.
Penguatan dapat dilakukan kepada individu, kelompok tertentu, atau kepada siswa secara
keseluruhan.

Keterampilan melakukan variasi bertujuan agar pembelajaran berjalan menyenangkan


dan para siswa tetap memperhatikan penjelasan dari guru, dan agar tujuan pembelajaran.
Bentuknya, antara lain, variasi penggunaan model, srategi, metode dan teknik mengajar,
variasi alat raga/ media pembelajaran, variasi sumber belajar, variasi lokasi meja guru dan
siswa, variasi kelompok belajar, variasi nada suara (rendah, sedang tinggi), gerakan tubuh,
mimik wajah, tatapan mata, dan sebagainya. Untuk mengusir kebosanan, memusatkan atau
menarik perhatian siswa, guru juga sewaktu-waktu boleh melakuan ice breaking yang tetap
memiliki pesan pendidikan.

Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan guru dalam mendeskripsikan secara


lisan tentang sebuah benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-
hukum yang berlaku. Kemampuan menjelaskan sangat penting bagi guru, karena PBM
biasanya didominasi oleh penjelasan, baik menjelaskan materi pelajaran atau penjelasan
instruksi kerja yang harus dikerjaka oleh siswa.

Penjelasan guru yang baik antara lain; suaranya dapat didengar oleh siswa, nada
suaranya proporsional, tidak terlalu rendah, dan tidak terlalu tinggi, tidak berbelit-belit,
menyampaian ilustrasi dan penguatan yang tepat dan relevan dengan materi yang
disampaikan. Menggunakan alat peraga atau media pembelajaran untuk membantu
memperjelas materi, dan penggunaan bahasa tubuh yang tepat untuk membantu menegaskan
sebuah penjelasan.

74
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Kemampuan membuka dan menutup pembelajaran akan terlihat mulai dari gaya dan
sikap guru ketika mengajar. Kemampuan ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Porsinya biasanya 10% kegiatan awal, 80% kegiatan
inti, dan 10% kegiatan penutup. Deskripsi kegiatan pembelajaran sebelumnya sudah disusun
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dilaksanakan pada saat tatap muka
dengan siswa di kelas.

Langkah-langkah kegiatan awal antara lain; guru mengucap salam, guru mengajak
siswa untuk berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengecek kesiapan belajar siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan apersepsi atau mengaitkan
pembelajaran sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari saat itu.

Langkah-langkah kegiatan inti antara lain; guru menjelaskan materi, guru menerapkan
model, strategi, metode, dan teknik mengajar yang telah ditetapkan dalam RPP. Kegiatan
inti merupakan jantungnya pembelajaran. Disitulah pendekatan saintifik, pembelajaran abad
21, HOTS, integrasi literasi dan PPK diterapkan. Walau skenarionya telah disusun dalam
RPP, tetapi dalam Praktiknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas. Oleh
karena itu, guru harus memiliki kepekaan dan cepat mengambil keputusan untuk
menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

Langkah-langkah kegiatan penutup antara lain; guru mengajak siswa untuk


menyimpulkan materi, melakukan refleksi, dan menyusun program tindak lanjut.

Kemampuan membimbing kelompok diskusi kelompok kecil maksudnya adalah


kemampuan guru dalam menyusun kelompok diskusi, mengatur dan mengendalikan
jalannya diskusi. Jumlah siswa dalam sebuah kelompok diskusi harus proporsional. Jangan
terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak (antara 3-5 orang setiap kelompok), diupayakan
jangan ada penumpukan jenis kelamin siswa atau tingkat kemampuan siswa tertentu dalam
sebuah kelompok. Bentuklah kelompok secara variatif. Dipuayakan seorang siswa jangan
hanya bergabung dengan kelompok itu-itu lagi, supaya tidak terkesan ekslusif, melatih
kemampuannya berkomunikasi dan bersosialisasi dengan teman-teman yang beragam latar
belakang dan karakter.

Saat diskusi berlangsung, guru mengamati tiap kelompok, berkeliling, mendekati, dan
membimbing diskusi kelompok. Siapa tahu ada kelompok yang memerlukan bantuan atau

75
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
penjelasan dari guru. Guru pun harus cermat dalam mengatur waktu diskusi kelompok baik
ketika menyusun kelompok, mengerjakan tugas, dan presentasi kelompok.

Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru dalam menciptakan dan


mengendalikan suasana pembelajaran yang kondusif, baik pada aspek psikologis maupun
pada aspek lingkungan fisik. Pada aspek psikologis seperti mengecek kesiapan belajar
siswa, dan berkomunikasi serta berinteraksi dengan siswa, mengendalikan emosi, dan
sebagainya. Sedangkan pada aspek lingkungan, seperti menata ruang kelas, menata tempat
duduk siswa, dan memperhatikan kebersihan ruang kelas.

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan maksudnya adalah harus


mampu mengajar siswa baik secara kelompok atau pun perseorangan serta menentukan
strategi yang tepat untuk melakukannya agar tujuan pembelajaran tercapai. Dalam hal
menyampaikan materi pelajaran, guru memperhatikan tingkat kemampuan berpikir siswa,
dan memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan keinginan siswa, karena pada dasarnya guru
adalah pelayanan dan fasilitator bagi siswa untuk menguasai sejumlah kompetensi yang
telah ditetapkan sebelumnya.

Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan
selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi
guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS,
integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru
bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam
K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui
penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

76
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

BAB IV

PENGATURAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN


PEMBELAJARAN

SMK Informatika Wonosobo melaksanakan penyelarasan kurikulum kejuruan dengan


kebutuhan industri. Hal ini untuk meningkatkan kuantitas sumber daya manusia di SMK
ketika terjun ke dunia industri. SMK Informatika melakukan MoU dengan 4 industri agar
siswa SMK bisa belajar dan industri menerima kemampuan siswa sesuai kebutuhan yang
dicari. Kegitan sinkronisasi DUDIKA sebagai bahan pendukung keberhasilan siswa
kedepannya. Selain itu ada tambanhan dukungan impresi No.6 tahun 2009 bagi revitalisasi
SMK. Sesuai keputusan kita akan menjalankan kurikulum dengan penyelarasan industri
sehingga dunia usaha dapat merangkul siswa SMK. Kemudian meningkatkan jumlah SDM.

Pendidikan menengah kejuruan berperan menyiapkan peserta didik agar siap bekerja,
baik membuka lapangan pekerjaan sendiri maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada.
SMK sebagai institusi pendidikan dituntut menghasilkan tamatan sebagaimana yang
diharapkan oleh dunia kerja.

Spesifikasi pembelajaran adalah berharap lulusan bisa terserap lapangan kerja yang
relevan. Maka penting melakukan job matching. Mata pelajaran atau penjurusan sesuai
dengan kebutuhan dunia usaha atau dunia industri.

Penyelarasan Kurikulum Implementatif berupa Kurikulum SMK 2013 (revisi) pada


prinsipnya adalah kurikulum yang telah diselaraskan bersama industri. Pada level sekolah
yang bermitra dengan industri secara spesifik dan relevan. Penyelarasan untuk review
khusus kompetensi pada mata pelajaran kelompok C3, agar guru tidak mengalami kesulitan
dalam implementasinya, maka penyelarasan kurikulum dilaksanakan sampai menghasilkan
silabus, RPP dll. Sehingga betul-betul pembelajaran yang sudah diselaraskan dengan
kebutuhan industri. DU/ DI yang terlibat dalam penyelarasan adalah kurikulum untuk
kompetensi keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga adalah PD BPR BANK
WONOSOBO

77
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Proses Kegiatan Penyelarasan Kurikulum:

1. Pembahasan tentang Materi Uji Kompetensi (MUK) LSP 1 dari beberapa skema yang ada
pada program keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga.

2. Pembahasan KI/ KD,silabus dan Spektrum mapel produktif bersama DUDIKA.

Hasil dari penyelarasan kurikulum dengan DUDIKA adalah terbitnya Instrumen


Sinkronisasi Dokumen KTSP Kurikulum 2013 yang sudah ditandatangani oleh DUDIKA
dan kemudian akan dilampirkan dalam dokumen KTSP SMK Informatika Wonosobo
tahun pelajaran 2023/2024.

A. PENGATURAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Komponen Silabus Kurikulum 2013 Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun
2013. Perencanaan Pembelajaran pada Kurikulum 2013 Bentuk perencanaan pembelajaran
pada implementasi Kurikulum 2013. Ada dua bentuk atau format yang harus dikembangkan
(dapat pula disediakan) dalam merencanakan atau mendesain suatu pembelajaran, yaitu
silabus dan Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP).Perencanaan pembelajaran yang
dikembangkan ini haruslah sesuai dengan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang
telah ditetapkan.Selain itu, guru juga harus menyiapkan media dan sumber belajar, skenario
pembelajaran, hingga instrumen penilaian bagi peserta didik dalam pembelajarannya. Baik
Silabus maupun RPP yang dikembangkan ini haruslah bersesuaian pula dengan pendekatan
yang diamanahkan oleh Kurikulum 2013, yaitu mengacu pada pendekatan berbasis proyek,
pendekatan inkuiri dan discovery, atau pembelajaran dengan pendekatan tematik.
1. Pengaturan/pengelolaan Silabus
Silabus adalah acuan suatu format yang merupakan acuan untuk penyusunan kerangka
pembelajaran yang digunakan untuk tiap-tiap bahan kajian suatu mata pelajaran. Pada
tulisan kali ini khusus akan diuraikan apa saja komponen-komponen yang termuat di
dalamnya. Adapun komponen-komponen (minimal) tersebut adalah sebagai berikut:

a. Identitas Mata Pelajaran ;


b. Identitas Sekolah meliputi nama satuan pendidikan atau nama sekolah dan kelas;
c. Kompetensi Inti, yaitu suatu deskripsi secara kategorial tentang kompetensi pada ranah
sikap, pengetahuan dan keterapilan yang harus dipelajari untuk dikuasai setiap peserta
didik pada suatu tingkat atau jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran;

78
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
d. Kompetensi Dasar, yaitu kemampuan spesifik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
Tema (khususSD/MI/SDLB/Paket A, dan tidak terdapat pada jenjang yang lebih
tinggi);
e. Materi Pokok. Materi pokok ini adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
serta prosedur-prosedur yang terkait dan sesuai, kemudian dituliskan melalui wujud
butir-butir sehingga bersesuaian dengan rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi;
f. Pembelajaran, merupakan suatu rangkaian aktivitas belajar-mengajar yang dilakukan
oleh pendidik dan peserta didik sehingga melaluinya diharapkan akan tercapai
kompetensi yang diharapkan;
g. Penilaian, adalah suatu proses dari tahap pengumpulan hingga pengolahan beragam
informasi agar dapat ditentukan bagaimana pencapaian hasil belajar siswa
h. Alokasi Waktu, di mana waktu yang dialokasikan haruslah berseuaian dengan total atau
jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum 2013 sekolah yang bersangkutan selama
rentang waktu satu semester atau satu tahun
i. Sumber Belajar, di mana diharapkan bahwa untuk pelaksanaan pembelajaran untuk
implementasi Kurikulum 2013 dapat bervariasi misalnya dalam bentuk buku, media
cetak (koran atau majalah) dan media elektronik atau multimedia, atau alam sekitar
serta sumber-sumber belajar lain yang relevan.
Pengembangan silabus sekali lagi harus memperhatikan atau berpatokan pada SKL
(Standar Kompetensi Lulusan) dan SI (Standar Isi) untuk jenjang satuan pendidikan yang
bersangkutan. Sementara itu pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu juga
harus menjadi rujukan dalam pengembangan silabus ini untuk dapat kemudian
dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Silabus bersama dengan perangkat pembelajaran lainnya wajib dimiliki guru sebagai
sarana untuk memudahkan pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan.

Silabus menjadi pedoman dalam menyusun rencana kegiatan pembelajaran pada


setiap mata pelajaran. Penyusunan silabus pada tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh
para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa
sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG) dengan tetap memperhatikan karakteristik msing-masing sekolah dan disusun
sebelum awal tahun pelajaran baru dimulai.

79
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
2. Pengaturan/pengelolaan RPP
Pada dasarnya pembelajaran mencakup kerangka konseptual dan operasional tentang
strategi pembelajaran, sistem kredit semester, penilaian hasil belajar, dan layanan
bimbingan dan konseling.
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Oleh karena itu kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Konsep-konsep inilah yang
dikemas dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang wajib dikembangkan oleh
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan seperangkat rencana yang
menjadi pedoman guru dalam melaksanakan tahapan pembelajaran. Suatu hal yang tidak
bisa ditawar, bahwa RPP wajib disusun oleh guru sebelum guru masuk kelas. Karena
dengan adanya perencanaan guru telah menetapkan segala keperluan serta metode yang
harus diterapkan ketika melaksanakan pembelajaran termasuk dapat mengelolah waktu
secara efisien. Dengan demikian memungkinkan tujuan pembelajaran mudah dicapai.
Oleh karena itu diperlukan model RPP yang memenuhi standar minimal.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang
semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi
pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan
untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
Disinilah pentingnya perencanaan wajib dilaksanakan oleh guru.

Langkah-langkah pengembangan RPP berdasarkan kurikulum 2013 adalah sebagai


berikut:

1. Mengkaji silabus pada Kurnas


DUDIKA sebagai tempat magang Praktik kerja dalam meningkatkan kompetensi,
bentuk kegiatan/ Praktik nyata dengan waktu berimbang. Pada pendidikan sistem ganda
peserta didik mempelajari pelatihan mencapai kompetensi atau tugas tugas yang relevan
dengan kompetensi yang dibutuhkan DUDIKA. Kompetensi tersebut dideskripsikan secara
jelas apa yang harus dikerjakan, indikator pencapaian kompetensi, dan seluruhnya harus

80
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
dicapai dan dikuasai secara lengkap dan tuntas oleh siswa SMK. Pengembangan model
pendidikan sistem ganda d SMK Informatika masih sama yaitu 3 tahun belajar di SMK dan
3 bulan Praktik kerja di DUDIKA.

2. Pembelajaran Sistem Blok

Sistem blok merupakan pengelompokan jam belajar efektif dalam satuan waktu yang
terangkum memungkinkan peserta didik mengikuti dan menerima materi pembelajaran
secara maksimal dan utuh. SMK Informatika Wonosobo belum menerapkan pengaturan
pembelajaran sistem blok.SMK Informatika Wonosobo mencoba menerapkan pembelajaran
semi-block system ( sistem semi blok) dalam penjadwalan proses belajar mengajar dengan
Continuous Job baik mata pelajaran normatif, adaptif maupun produktif.
Pada sistem semi blok proses pembagian jadwal pelajaran didasarkan pada jumlah
jam akumulasi tidak boleh kurang dari jumlah jam pelajaran akumulasi yang telah
ditentukan silabus ( kurikulum). Untuk penentuan pada banyaknya jam pada mata diklat
produktif dengan continuous job, yaitu penentua jumlah jam yang disesuaikan dengan
pekerjaan yang dilaksanakan samapai selesai.

B. PENILAIAN
1. Pengaturan Penilaian Oleh Pendidik
Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik
untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada
aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:

a. Penilaian kompetensi sikap


Pendidik melakukan penilaiankompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,
penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen
yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik
adalah daftar cek atau skala penilaian (ratingscale) yang disertai rubrik, sedangkan
pada jurnal berupa catatan pendidik.

81
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
b. Observasi merupakan Teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati.
c. Penilaian diri merupakan Teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
d. Penilaian antar peserta didik merupakan Teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.
e. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku.
f. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
4) Penilaian Kompetensi Keterampilan
5) Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitasatau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.
c) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat

82
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut
dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.

2. Penilaian oleh Satuan Pendidikan


Pengaturan Penilaian di SMK Informatika Wonosobo berpusat pada ketentuan
yang dikeluarkan oleh sekolah dan dijalankan sepenuhnya oleh semua guru. Seperti
yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya.
3. Pengujian Kompetensi Peserta Didik
Pengaturan pengujian kompetensi peserta didik dilaksanakan secara mandiri oleh
SMK/MAK dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah.

Tahapan Penyelenggaran Sertifikasi Kompetensi

a. Kepala SMK/MAK sesuai kewenangannya.


Membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), berisi fungsi-
fungsi:Pengarah, Pelaksana, Pendukung pelaksanaan.
b. Panitia Teknis Uji Kompetensi
1) Merumuskan dan menetapkan program kerja sertifikasi kompetensi.
2) Mengembangkan dan menetapkan skema sertifikasi.
3) Merancang dan menetapkan blangko sertifikat kompetensi.
4) Menyiapkan asesor kompetensi.
5) Menyiapkan perangkat asesmen.
6) Menyiapkan dan menetapkan prosedur asesmen
7) Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
8) Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.
9) Memberikan tugas kepada Asesor Kompetensi (SPT).
10) Asesor melaksanakan uji kompetensi.

83
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
11) Menyiapkan TUK, peralatan dan bahan untuk keperluan pelaksanaan uji
kompetensi.
12) Asesor Kompetensi melaksanakan Uji Kompetensi
13) Wawancara
14) Test Tertulis
15) Test Praktik
16) Asesor Kompetensi melakukan penilaian dan membuat rekomendasi.
17) Melaporkan hasil uji kompetensi kepada Kepala SMK/MAK
c. Kepala SMK/MAK sesuai kewenangannya.
1) Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi peserta yang dinyatakan kompeten.

2) Menyerahkan sertifikat kompetensi kepada peserta yang dinyatakan kompeten.

d. Penyelenggaran Sertifikasi Kompetensi Kerja Sama dengan DUDIKA

1. Sertifikasi Kompetensi untuk peserta didik yang diselenggarakan oleh


SMK/MAK bersama dengan DUDIKA Partner.
2. Kedua belah pihak sepakat melalui MOU, untuk memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
a. Kesepakatan antara SMK/MAK dan DUDIKA Partner
1. SMK/MAK dan DUDIKA sepakat untuk bekerja-sama dalam
pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi.
2. Menuangkan kesepakatan kerja sama dalam Memorandum of
Understanding (MoU).
3. Membagi dengan jelas hak dan kewajiban masing-masing para pihak.
4. SMK membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK), memenuhi
fungsi:
d) Pengarah
e) Pelaksana
f) Pendukung
b. Panitia Teknis Uji Kompetensi
1. Menetapkan program kerja sertifikasi kompetensi.
2. Menetapkan skema sertifikasi kompetensi berdasarkan KI-KD.
3. Menetapkan blangko sertifikat kompetensi.
4. Menetapkan sistem dan prosedur uji kompetensi

84
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
9. Menyiapkan asesor kompetensi.
10. Menyiapkan perangkat asesmen sesuai dengan skema sertifikasi.
11. Menyiapkan tempat uji kompetensi (TUK).
12. Menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk uji
kompetensi.
c. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK) Bersama
1. Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
2. Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.
3. Memberikan tugas kepada asesor sekolah / penguji (SPT).
4. Mengecek kesiapan TUK dalam pelaksanaan Uji Kompetensi.
5. Asesor Kompetensi melaksanakan uji kompetensi:
a) Tes tulis
b) Tes praktik.
6. Asesor Kompetensi membuat penilaian.
7. Asesor Kompetensi melaporkan hasil penilaian
kompetensi/rekomendasi kepada Kepala SMK/MAK untuk
ditindaklanjuti menjadi permohonan Penerbitan Sertifikat Kompetensi
ke pihak DUDIKA.
8. DUDIKA menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi peserta yang
direkomendasikan kompeten.
9. DUDIKA bersama SMK/MAK menyerahkan Sertifikat Kompetensi
kepada peserta yang direkomendasikan kompeten dan
mengadministrasikannya.

4. Skor Ketuntasan Minimal


Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan meliputi:
a. Ketuntasan penguasaan substansi; dan
b. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
c. Ketuntasan penguasaan substansi merupakan ketuntasan belajar peserta didik untuk
setiap kompetensi dasar yang ditetapkan.
d. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan belajar
dalamsetiap semester dan setiap tahun pelajaran.

85
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Ketuntasan belajar dalam setiap semester merupakan keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajarandalam satu semester.Ketuntasan
belajar dalam setiap tahun pelajaranmerupakan keberhasilan peserta didik menguasai
kompetensi dari setiap muatan pembelajaran pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun pelajaran untuk menentukan kenaikan kelas.
Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Nilai ketuntasan kompetensi
sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup
(C), dan Kurang (K).Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan
dengan predikat Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka
dan huruf, yakni 1 – 100. Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan
keterampilan kongkret
Salah satu langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan awal pembelajaran adalah
menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap mata pelajaran memiliki nilai
KKM yang berbeda. Dalam setiap pelajaran terdapat nilai KKM yang berbeda pada setiap
aspek. Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendidik bisa lebih leluasa
dalam menentukan nilai KKM, sebagai cacatan bahwa nilai KKM yang ideal adalah 70.

Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di awal tahun
pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini didasarkan pada
hasil tes penerimaan peserta didik baru (PPDB) bagi siswa baru, dan berdasarkan nilai
KKM pada nulai yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya.

Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek utama dalam
proses belajar mengajar siswa. Berikut ini langkah-langkah perhitungan KKM.

1) Kompleksitas
Kompleksitas merupakan tingkat kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi
dasar maupun standar kompetensi. Semakin tinggi tingkat kompleksitas maka
semakin kecil skor yang dipakai. Rentang yang digunakan untuk kompleksitas
tinggi (0-60), kompleksitas sedang (60-80) dan kompleksitas rendah (80-100).
2) Daya dukung

86
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Faktor yang lebih ditujukan pada ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
Sekolah yang memiliki daya dukung tinggi maka skor yang digunakan juga tinggi.
Maka pada aspek daya dukung rentang nulai yang digunakan sangat fleksibel sesuai
dengan kondisi sekolah. Rentang nilai yang digunakan untuk jika daya dukung
tinggi (80-100), daya dukung sedang (60-80) dan daya dukung rendah (0-60).
3) Intake
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa. Intake bisa didasarkan pada
hasil/nilai penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan nilai yang dicapai siswa
pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi). Rentang nilai yang digunakan jika
intake siswa tinggi (80-100), intake sedang (60-80) dan intake rendah (0-60).

Table kriteria dan skala penilaian

No. Aspek yang dianalisis Kriteria dan skala penilaian


Tinggi Sedang Rendah
1 Kompleksitas
(0-60) (60-80) (80-100)
Tinggi Sedang Rendah
2 Daya dukung
(80-100) (60-80) (0-60)
Tinggi Sedang Rendah
3 Intake siswa
(80-100) (60-80) (0-60)

Rumus KKM

KKM = (1) + (2) + (3) : 3

5. Ketentuan Remidial dan Pengayaan


REMIDIAL

Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik


yang belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial diberikan
segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM.
Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam
pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk memahami kesulitan
belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri

87
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang
optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat bervariasi
sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta
didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami
peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus
betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam
memahami KD yang dirasa sulit itu. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan
assessment for learning.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan
peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:
1) Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak
yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara
individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang
dialami oleh peserta didik.
2) Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
3) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda.Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami
kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi
cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah
mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta
didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada
KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM
dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester
pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM,
pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak
dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik
yang belum mencapai KKM.
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial yang
dimasukkan sebagai hasil penilaian harian (PH) adalah sebagai berikut:

88
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti
remedial. Misalkan, suatu matapelajaran (IPA) memiliki KKM sebesar 70. Seorang
peserta didik, Andi memperoleh nilai PH-1 (KD 3.1) sebesar50. Karena Andi belum
mencapai KKM, maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi mengikuti
remedial dan diakhiri dengan penilaian.

C. PENGAYAAN
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan
dari kompetensi yang dipelajari.
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai
KKM berdasarkan hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali,
tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan
umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu
diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait
dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam pelajaran
sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan
masalah nyata. Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk
menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
2) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan masalah
nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik
secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu.
6. Pengolahan Hasil Penilaian
Pengaturan Pengolahan hasil penilaian sudah dipaparkan pada poin pertama secara
lengkap.

89
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
7. Kriteria Kenaikan Kelas
Kriteria Kenaikan Kelas di SMK Informatika Wonosobo adalah sebagai berikut:
a. Nilai Pengetahuan KI.3 harus TUNTAS
b. Nilai Keterampilan KI.4 harus TUNTAS
c. KI.1 dan KI.2 harus BAIK
d. Pencapaian nilai peserta didik minimal 3 mata pelajaran yg tidak tuntas
e. Kehadiran minimal 75%

8. Kriteria Kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran/ mata pelajaran.
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajarankewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompokmata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
c. Memiliki nilai lengkap pada setiap semester.
d. Sudah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dengan predikat minimal baik.
e. Nilai Kepribadian minimal baik.
f. Lulus Ujian sekolah/Ujian sekolah berbasis online.

9. Sistem Penjaminan Mutu Penilaian

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan


instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Standar penilaian oleh pendidik menurut
BSNP mencakup standar umum, standar perencanaan, standar pelaksanaan, standar
pengolahan dan pelaporan hasil penilaian serta standar pemanfaatan hasil penilaian.
Masing-masing standar ini memiliki prinsip-prinsip dan kriteria yang ditetapkan oleh
BSNP. Sementara itu, penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh satuan pendidikan
memiliki dua standar pokok yang harus diperhatikan, yaitu: standar penentuan kenaikan
kelas dan standar penentian kelulusan.

Standar Penilaian Pendidikan Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan


pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,

90
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan


disebutkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor


subjektivitas penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan
kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Jika dibandingkan
dengan prinsip-prinsip penilaian hasil belajar di atas dengan prinsip-prinsip umum
yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, maka nampak prinsip-
prinsip di atas lebih ringkas dari pada yang ditetapkan oleh BNSP.

91
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

A. Prosedur Penyusunan Kalender Akademik

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan


dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
a) Pembagian Jam Mengajar
1. Dalam menyelenggarakan pendidikan SMK Informatika Wonosobo menggunakan
sistem semester yang membagi 1 (satu) tahun pelajaran menjadi semester gasal dan
semester genap.
2. Jumlah hari pembelajaran efektif dalam 1 (satu) tahun sekurang-kurangnya 204
hari belajar dan sebanyak-banyaknya 228 hari belajar yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
3. Waktu pembelajaran efektif adalah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
4. Beban belajar kegiatan tatap muka adalah sebagai berikut :
a. Jumlah waktu pembelajaran per minggu untuk kelas XII (duabelas) sebanyak
48 jam pembelajaran dengan alokasi waktu 45 menit per jam pembelajaran
tatap muka.
b. Jumlah waktu pembelajaran per tahun untuk kelas XII (dua belas) minimum
sebanyak 1632 jam pembelajaran (73440 menit). Sedangkan minggu efektif
per tahun pelajaran minimal sebanyak 38 dan jumlah jam per tahun (@ 60
menit) : 1224 jam (standar minimum).
5. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
struktur kurikulum masing-masing jenjang pendidikan. Satuan pendidikan
dimungkinkan menambah jumlah jam pembelajaran per minggu sesuai kebutuhan
belajar peserta didik.

92
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
6. Jeda akhir semester adalah penggalan paruh waktu yang ada pada semester gasal
dan semester genap. Jeda tengah semester gasal dan semester genap satuan
pendidikan melakukan kegiatan pekan olahraga dan seni (Porseni), karyawisata,
lomba kreativitas atau praktik pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas peserta didik dalam rangka
mengembangkan pendidikan anak seutuhnya. Satuan pendidikan melaksanakan
kegiatan jeda akhir semester setelah tes sumatif, direncanakan selama 4 hari, yaitu
:
a. Jeda akhir semester gasal dimulai pada tanggal 11-14 Desember 2023.
b. Jeda akhir semester genap dimulai pada tanggal 11-14 Juni 2024.

B. Kegiatan Awal Tahun


1. Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan tahun pelajaran 2023/2024 adalah hari Senin tanggal 17 Juli 2023.
Hari-hari pertama masuk satuan pendidikan merupakan serangkaian kegiatan
satuan pendidikan pada permulaan tahun pelajaran baru dimulai dengan
Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), dengan ketentuan :
a. Peserta didik kelas X (sepuluh) SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK diisi
dengan kegiatan PLS untuk pengenalan satuan pendidikan (program, struktur,
tata tertib, dan orientasi kepramukaan), penanaman konsep pengenalan diri
peserta didik dan kegiatan keagamaan sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, cara belajar dan sistem pembelajaran, kegiatan kesiswaan, PBB,
pembinaan semangat nasionalisme dan kebanggaan terhadap sekolah, serta
pembentukan pengurus kelas, pembagian kelompok belajar yang dipandu oleh
panitia dan/atau wali kelas.
b. Pengurus OSIS dapat dilibatkan dalam kegiatan PLS. Sedangkan bagi peserta
didik kelas XI (sebelas) dan kelas XII (dua belas) yang tidak masuk dalam
pengurus OSIS diisi dengan kegiatan antara lain: menetapkan pengurus kelas,
pembentukan kelompok belajar, menyusun tata tertib kelas, kegiatan
keagamaan, pembinaan semangat nasionalisme dan kebanggaan terhadap
sekolah,sertadilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran.Dilarang
menyelenggarakan kegiatan yang mengarah pada kekerasan fisik dan mental

93
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
yang dapat mengancam keselamatan peserta didik baik di dalam maupun di
luar satuan pendidikan.
c. Kegiatan PLS berlangsung selama 3 (tiga) hari mulai hari Senin 17 Juli 2023
dan berakhir hari Kamis tanggal 20 Juli 2023.
Sebelum permulaan tahun pelajaran, kepala satuan pendidikan berkewajiban
membuat program yang mencakup :
a. Rencana Kerja Satuan Pendidikan.
b. Kalender Pendidikan.
c. Perencanaan Pembelajaran.
d. Pelaksanaan Proses Pembelajaran.
e. Penilaian Hasil Pembelajaran.
f. Pengawasan Proses Pembelajaran.
g. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan, meliputi :
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (yang digunakan).
2) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan.
3) Pembagian Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
4) Peraturan Akademik.
5) Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga
Kependidikan dan Peserta Didik).
6) Tata Tertib Pengaturan Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Pendidikan.
Sebelum permulaan tahun pelajaran, pendidik berkewajiban membuat
program yang mencakup :
1) Program tahunan dan program semester
2) Silabus
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan (kepala dan
pengawas satuan pendidikan), supervisi (kepala dan pengawas satuan pendidikan),
evaluasi (satuan pendidikan dan pemerintah), pelaporan (pendidik dan kepala
satuan pendidikan) dan tindak lanjut.
2. Rencana Kegiatan
Alokasi waktu kegiatan, minggu efektif belajar, waktu libur dengan kegiatan
lainnya tertera pada daftar berikut ini .

94
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
C. Uraian Kalender Pendiddikan
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
TANGGAL, BULAN,
NO TAHUN URAIAN KEGIATAN
1 17 Juli 2023 Hari pertama masuk sekolah
2 17-20 Juli 2023 Kegiatan MPLS
3 19 Juli 2023 Tahun Baru Islam
4 17 Agustus 2023 Mengikuti Upacara HUR Kemerdekaan RI
5 14-18 Agustus 2023 Gebyar Agustusan
6 28 Agustus-1 September 2023 ANBK
7 11-19 September 2023 PTS Gasal
8 28-29 September 2023 Kegiatan P5
9 1 Oktober 2023 Hari Kesaktian Pancasila
10 28 Oktober 2023 Hari Sumpah Pemuda
11 10 November 2023 Mengikuti Upacara Hari Pahlawan
27 November- 5 Desember
12 2023 PAS Gasal
13 6-14 Desember 2023 Kegiatan P5
14 15 Desember 2023 Penyerahan Rapor
15 18-29 Desember 2023 Libur Akhir Semester

16 25 Desember 2023 Libur Umum ( Hari Raya Natal)


17 1 Januari 2024 Cuti bersama
18 2 Januari 2024 Hari pertama masuk
19 8 Februari 2024 Isro’ Mi’raj
20 26 Februari-1 Maret 2024 PTS Genap
21 4-5 Maret 2024 Kegiatan P5
22 8-12 April 2024 Cuti bersama
23 10-11 April 2024 Hari Raya Idul Fitri
24 1 Mei 2024 Hari Buruh,
25 2 Mei 2024 Hari Pendidikan Nasional
26 9 Mei 2024 Libur Umum

95
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
27 23 Mei 2024 Hari Waisak
28 1 Juni 2024 Hari Lahir Pancasila
29 3-10 Juni 2024 Persiapan Penyerahan Rapor
30 11-18 Juni 2024 Classmeeting
31 17 Juni 2024 Idul Adha
32 21 Juni 2024 Penyerahan Rapor

D. Pengaturan Waktu Belajar Efektif


a. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
b. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.

E. Pengaturan Waktu Libur


Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel
berikut ini.
Tabel 5. Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan.
Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu
1. Minggu efektif semester genap Minimal Digunakan untuk kegiatan
kelas XII tahun terakhir setiap 14 minggu pembelajaran efektif pada setiap
satuan pendidikan. satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester Maksimal Satu minggu setiap semester
2 minggu
3. Jeda antar semester Maksimal Antara semester gasal dan

96
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu
2 minggu genap
4. Libur akhir tahun pelajaran Maksimal Digunakan untuk penyiapan
3 minggu kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran

5. Hari libur keagamaan Maksimal Daerah khusus yang


4 minggu memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat mengatur-
nya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar
dan waktu pembelajaran efektif.
6. Hari libur umum/nasional Maksimal Disesuaikan dengan Peraturan
2 minggu Pemerintah.
7. Hari libur khusus Maksimal Untuk satuan pendidikan sesuai
1 minggu dengan ciri kekhususan masing-
masing.

8. Kegiatan khusus satuan Maksimal Digunakan untuk kegiatan yang


pendidikan 3 minggu diprogramkan secara khusus
oleh satuan pendidikan tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.

97
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

Tabel Matrik Jadwal Kegiatan Sekolah

98
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo

99

Anda mungkin juga menyukai