BIDANG KEAHLIAN :
BISNIS DAN MANAJEMEN
PROGRAM KEAHLIAN :
AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA
i
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Penyusun
vi
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
IDENTITAS SEKOLAH
vii
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
DAFTAR ISI
viii
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
ix
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
x
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas Kurikulum
menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan program aktivitas
pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan sebagai
acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan
berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh sekolah. Pengalaman belajar harus terprogram dan
berpusat pada peserta didik “student is the central focus of the curriculum”. Keluasan dan kedalaman
level kompetensi sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Penjelasan Pasal
15 menyatakan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
vokasi, keagamaan, dan khusus. Dengan demikian, Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) adalah
bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan menghasilkan tenaga kerja yang memiliki
kemampuan sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan
potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
Intruksi Presiden ini, dikeluarkan karena kondisi saat ini Lulusan SMK kalah bersaing dengan
lulusan SMA, masa tunggu lulusan SMK antara 0,7 s.d. 1,0 tahun, relevansi kompetensi lulusan SMK
terhadap kompetensi di Industri baru mencapai 35%, jumlah lulusan SMK yang berwirausaha masih
sangat kecil, sebagian besar karir lulusan SMK stagnan tidak banyak yang bisa mencapai posisi lebih
baik.
Untuk menghasilkan lulusan seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan revitalisasi yang
meliputi penyelarasan kurikulum bersama dengan industri, inovasi pembelajaran, peningkatan
profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, pemenuhan standarisasi sarana dan
prasarana, tata kelola kelembagaan, sertifikasi kompetensi keahlian yang memiliki keberterimaan di
industri serta membangun kemitraan SMK dengan industri dan dunia kerja.
1
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Analisis Kontek dan Upaya Pencapaian Dalam Penyusunan KTSP :
c. Peningkatan Peran Industri dalam Pengembangan Guru dan Praktik Kerja Lapangan
Siswa
Pada saat ini, peran industri terkait dengan pengembangan kompetensi guru dan PKL SMK
Informatika Wonosobo, bagi siswa sudah ada perkembangan lebih baik. Ada beberapa hal
yang menjadi catatan yaitu masih dijumpai beberapa industri belum proaktif di dalam
pengelolaan magang guru dan PKL siswa, seolah-olah kegiatan ini merupakan kebutuhan
sekolah sepenuhnya, padahal mestinya kegiatan ini juga berkontribusi terkait dengan
pengembangan industri. Bila output SMK kompeten, berarti pihak industri akan terbantu
dalam masa training pegawai baru.
3
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
C. Perubahan pendidikan berbasis ganda (school-basis program ke dual-basis program)
yang artinya mengharapkan pendidikan kejuruan dilaksanakan di dua tempat.
Teori dan praktik kejuruan dilaksanakan sekolah, sedangkan keterampilan
produktif dilaksanakan di industri (learning by doing).
2. Sumber Daya Manusia
Tersedianya sumber daya manusia yang kompeten dan handal di berbagai bidang dan
jenjang menjadi era global saat ini. Peningkatan kinerja SDM akan berdampak pada
peningkatan kinerja pendidikan yang semakin baik.
SDM dalam bidang pendidikan seperti guru masih memerlukan perhatian. Peningkatan peserta
didik harus diikuti dengan peningkatan kompetensi guru-guru.
Peningkatan kompetensi guru berguna untuk menyelenggarakan proses KBM yang efektif.
a. Kepala Sekolah
Kepala sebagai leader dan manager menjadi sasaran utama dalam SDM. Kepala
sekolah SMK yang hebat harus mampu membuat dunia usaha yang berada di wilayahnya
mengenal sekolah yang dipimpinnya dan harus bekerja sama dengan industri. Kepala
sekolah harus memiliki :
1. Modal intelektual dan kapital (Intelectual and capital) dengan cara seminar,
workshop dan lokakarya.
2. Modal mental (soft capital) dilakukan dengan cara kegiatan keagamaan, pelatihan
social skills dan pelatihan intelegensi emosional.
3. Modal agama (spiritual capital). Upaya untuk mengembangkan keagamaan adalah
bagian mutlak dan utama bagi tumbuhnya manusia yang makmur, sejahtera, aman dan
damai.
b. Guru dan Karyawan
Guru sebagai tenaga pendidik dan karyawan sebagai tenaga kependidikan memerlukan
adanya perubahan karakter agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan industri. Hal
ini untuk menunjukkan filosofi guru digugu, dipercaya dan ditiru diteladani. Guru dalam
menjalani profesinya hendaknya menerapkan 4 ON:
4
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Kemampuan peserta didik meliputi kemampuan afektif (sikap dan nilai), kognitif
(pengetahuan), dan psikomotorik (keterampilan) dapat dibentuk melalui berbagai kegiatan
yang diadakan oleh sekolah, diantaranya :
a) Salah satu kegiatan pelaksanaan PPDB dengan mengadakan seleksi dan pemilihan
program keahlian yang diinginkan. Tetapi kenyataanya program keahlian yang ada
tidak sesuai minat dan bakatnya (keinginan).
b) Krisis moral di kalangan generasi muda. Krisis tersebut antara lain berupa
meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja,
kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan
obat obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain.
c) Persaingan kerja di tingkat global.
4. Upaya SMK Informatika Wonosobo untuk pencapaian tantangan kondisi saat ini
1. Revitalisasi Kurikulum
a. Sikronisasi kurikulum berbasis industri
b. Penguatan Softskill
c. Penguatan kompetensi leadership dalam mata pelajaran kewirausahaan
d. Penyelarasan kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan
e. Penguatan strategi implementasi kurikulum
f. Penyelerasan standar kompetensi dan sertifikasi keahlian
g. Integrasi intra, ko dan ekstrakurikuler untuk penguatan karakter produktif dan kreatif
h. Penyelarasan kurikulum bermuatan lokal
i. Penguatan literasi TIK
j. Penyelarasan kurikulum dengan perkembangan DUDIKA
k. Penyelarasan materi ajar muatan Nasional, Muatan kewilayahan dan Muatan peminatan
kejuruan.
5
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
2. Revitalisasi Inovasi Pembelajaran
a. Penerapan budaya industri
b. Menambah kompetensi leadership dalam dalam pengelolaan usaha kecil
c. Guru tamu dari alumni yang sudah berhasil dan dari industri
d. Peningkatan peran industri dalam pemagangan guru dan praktik kerja lapangan siswa
e. Resource sharing dan pengembangan dual sistem
f. Optimalisasi peran perguruan tinggi dalam riset dan pengembangan SMK
g. Peminatan keberhasilan lulusan di DUDIKA
h. Penguatan tata kelola PKL
i. Pengembangan PJBL sebagai mainstrem model pembelajaran kecakapan Abad ke-21
j. Pengembangan sistem evaluasi dan Uji kompetensi
k. Pengembangan model dan metode pembelajaran Student Center
l. Pengembangan theacing Factory dan Business Center sebagai pusat kreativitas dan
inovasi
6
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
d. Membangun jejaring Alumni
e. Refocusing sekolah
f. Pengembangan LSP-P1 dan perluasan akses sertifikasi keahlian siswa
g. Pengendalian dan penataan program keahlian sesuai dengan kebutuhan pembangunan
h. Pemenuhan perangkat operasional
i. Pembuatan data base kelulusan
j. Manajemen mutu dan kontrol implementasi
k. Optimalisasi peran komite sekolah
7. Strategi Implementasi
a. Penyelerasan kurikulum
Indikator kinerja
1) Melaksanakan sinkronisasi kurikulum
2) Kurikulum berbasis industri sesuai kompetensi kahlian masing-masing
3) Kurikulum berbasis kemandirian usaha
7
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
8) Implementasi PKL berbasis kinerja
8
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa yang akan datang adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan berani
menghadapi, mampu memecahkan, dan berani mengatasi masalah kehidupan yang dihadapinya.
Oleh karena itu pendidikan harus mampu menyentuh nurani maupun kompetensi peserta didik.
Konsep pendidikan tersebut terasa sangat penting, ketika seseorang harus memasuki kehidupan di
masyarakat dan dunia kerja.
B. Dasar Hukum
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
d. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)
e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor13 Tahun2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
g. Permendikbud No. 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Lingungan Sekolah bagi Peserta
Didik baru
h. Permendikbud No. 60 tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK
i. Permendikbud No. 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
j. Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler
k. Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstra Kurikuler Wajib Pramuka
l. Permendikbud No. 64 tahun 2014 tentang Peminatan Pendidikan Menengah
m. Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
n. Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah
9
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
o. Permendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum
2013
p. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Sumber Daya Industri
q. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
r. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam Rangka Peningkatan
Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia
s. Perpres No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
t. Permendikbud No. 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/ madrasah Aliyah Kejuruan
u. Permendikbud No. 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah
v. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan Formal
w. Peraturan Daerah Jawa tengah No. 9 tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa
x. Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 57 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda No. 9
tahun 2012
y. Edaran Kepala Dinas Propinsi Jawa Tengah No. 424/13242 tgl 23 juli 2013 tentang
Implementasi Mulok Bahasa Jawa pada Kurikulum 2013
z. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tanggal 4 Juni
2014 tentang Kurikulum mata pelajaran
Mulok Bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTS,
SMA/SMALB/MA, dan SMK/MAK Negeri dan Swasta di Provisi Jawa Tengah
aa. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
bb. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
07/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dan Madrasah
Aliyah Kejuruan
cc. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 03/M-IND/PER/2017, tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang Link and Match
Dengan Industri
dd. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan
ee. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah
Kejuruan
10
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
ff. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan
gg. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang KI dan KD mata pelajaran Sekolah Menengah
Kejuruan
hh. Peraturan BNSP Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Sertifikasi
Kompetensi bagi Lulusan SMK
ii. Peraturan BNSP Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan
Skema SertifikasiProfesi
jj. Peraturan BNSP Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Ketentuan Umum Lisesnsi Lembaga
Sertifikasi Profesi
kk. Peraturan BNSP Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan
Skema Sertifikasi Profesi
ll. Surat Edaran No 14 Tahun 2019 tentang penyederhanaan RPP
11
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
5. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua siswa untuk lebih memahami
dan memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan kurikulum SMK Informatika
Wonosobo pada tingkat satuan pendidikan secara terarah agar lebih berhasil guna.
6. Menyediakan acuan bagi para evaluator program pelaksanaan kurikulum SMK Informatika
Wonosobo dalam mengukur efektivitas program pelaksanaan kurikulum pada tingkat satuan
pendidikan.
7. Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu
8. Didasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-Market-Driven”
9. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja
10. Kesuksesan siswa pada performa di dunia kerja
11. Hubungan erat dengan Dunia Kerja merupakan Kunci Sukses Pendidikan Kejuruan
12. Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan Teknologi
13. Belajar dengan Berbuat “Learning By Doing” dan Memperbanyak Praktik kerja “Hands On
Experience”
14. Membutuhkan fasilitas mutakhir untuk praktik
15. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari pendidikan umum.
12
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
13
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
14
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
1) Deskripsi KKNI
1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang
terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya;
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang
spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul;
3. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing
orang lain.
2) Skema Sertifikasi
15
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
1) Pengarah
2) Pelaksana
3) Pendukung pelaksanaan
e) Sertifikasi kompetensi dengan pola LSP P1, lSP P2, dan tuk yang terverifikasi
oleh lSP P3 (BNSP)
18
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
20
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
21
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
G. Profil Lulusan
1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;
Berdasarkan profil lulusan PMK tersebut, maka rumusan Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Menengah Kejuruan dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMK/MAK program pendidikan 3 tahun memiliki
kompetensi pada dimensi sikap sebagaimana pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3
22
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Berfikir secara faktual, konseptual, operasional dasar, prinsip, dan metakognitif sesuai
denganbidang dan lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan kompleks,
berkenaan dengan:
1. Ilmu pengetahuan,
2. Teknologi,
3. Seni,
4. Budaya, dan
5. Humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat lokal, nasional, regional, dan internasional.
23
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Muatan Nasional
4 Matematika 424
24
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
B. Muatan Kewilayahan
2 Ekonomi Bisnis 72
3 Administrasi Umum 72
4 IPA 72
1 Etika Profesi 72
TOTAL 5.016
25
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
KELAS
1 2 1 2
A. Muatan Nasional
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3
4 Matematika 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - -
6 Bahasa Inggris 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3 - -
3 Bahasa Jawa 2 2 2 2
2 Ekonomi Bisnis 2 2 - -
3 Administrasi Umum 2 2 - -
4 IPA 2 2
1 Etika Profesi 2 2 - -
3 Akuntansi Dasar 5 5 - -
4 Perbankan Dasar 3 3 - -
26
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
KELAS
1 2 1 2
3 Akuntansi Keuangan - - 6 6
4 Komputer Akuntansi - - 5 5
5 Administrasi Pajak - - 3 3
Jumlah Kelompok C3 22 22 33 33
TOTAL 46 46 48 48
1. las X
27
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
28
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Mata Pel
masal
29
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
30
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
31
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
32
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
33
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
34
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
35
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
36
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
37
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
38
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
39
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
40
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
41
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
42
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
43
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
44
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
45
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
46
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
47
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
B. Muatan Lokal
Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk sejumlah
bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya yang menjadi:
1) bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau 2) mata pelajaran yang berdiri sendiri pada
kelompok B sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat
dilakukan.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah atau keunggulan daerah yang selaras
dengan kompetensi keahlian yang ada. Adapun muatan lokal yang dikembangkan di SMK
Informatika Wonosobo adalah bahasa jawa sebagai muatan lokal wajib SMK di Jawa
Tengah berdasarkan keputusan gubernur jawa tengah Nomor 432.5/27/2011 dan Surat
kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah a.n Gubernur Jawa Tengah No.424/13242
tanggal 23 Juli 2013. hal: lmplementasi muatan lokal Bahasa Jawa di Jawa Tengah.
Standar ISI Mata Pelajaran Muatan Lokal (Bahasa Jawa) SMK.
Kelas X Semester 1
Kelas X Semester 2
C. Pengembangan Diri
1) Layanan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam
kehidupannya
Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Konseli pada satuan pendidikan memiliki fungsi:
a) Pemahaman diri dan lingkungan;
b) Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan;
c) Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan;
48
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
d) Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir;
e) Pencegahan timbulnya masalah;
f) Perbaikan dan penyembuhan;
g) Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk perkembangan diri
Konseli;
h) Pengembangan potensi optimal;
i) Advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif; dan
j) Membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program dan aktivitas
pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat, kemampuan,
kecepatan belajar, dan kebutuhan Konseli
Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan membantu Konseling mencapai
perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, sosial,
dan karir
Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dengan asas:
a) Kerahasiaan sebagaimana diatur dalam kode etik Bimbingan dan Konseling;
b) Kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan;
c) Keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi;
d) Keaktifan dalam penyelesaian masalah;
e) Kemandirian dalam pengambilan keputusan;
f) Kekinian dalam penyelesaian masalah yang berpengaruh pada kehidupan Konseli;
g) Kedinamisan dalam memandang Konseli dan menggunakan teknik layanan sejalan
dengan perkembangan ilmu Bimbingan dan Konseling;
h) Keterpaduan kerja antarpemangku kepentingan pendidikan dalam membantu Konseli;
i) Keharmonisan layanan dengan visi dan misi satuan pendidikan, serta nilai dan norma
kehidupan yang berlaku di masyarakat;
j) Keahlian dalam pelayanan yang didasarkan pada kaidah-kaidah akademik dan
profesional di bidang Bimbingan dan Konseling;
k) Tut Wuri Handayani dalam memfasilitasi setiap peserta didik untuk mencapai tingkat
perkembangan yang optimal.
49
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
c) Menekankan pada nilai yang positif;
d) Merupakan tanggung jawab bersama antara kepala satuan pendidikan, Konselor atau
guru Bimbingan dan Konseling, dan pendidik lainnya dalam satuan pendidikan;
e) Mendorong Konseli untuk mengambil dan merealisasikan keputusan secara
bertanggungjawab;
f) Berlangsung dalam berbagai latar kehidupan;
g) Merupakan bagian integral dari proses pendidikan;
h) Dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia;
i) Bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan;
j) Dilaksanakan sesuai standar dan prosedur profesional Bimbingan dan Konseling;
k) Disusun berdasarkan kebutuhan Konseli.
Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup:
a) layanan dasar;
b) layanan peminatan dan perencanaan individual;
c) layanan responsif; dan
d) layanan dukungan sistem.
Bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup:
a) bidang layanan pribadi;
b) bidang layanan belajar;
c) bidang layanan sosial; dan
d) bidang layanan karir.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling dibedakan atas:
a) jumlah individu yang dilayani;
b) permasalahan; dan
c) cara komunikasi layanan.
Mekanisme layanan Bimbingan dan Konseling meliputi:
a) mekanisme pengelolaan; dan
b) mekanisme penyelesaian masalah.
Layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan dilakukan oleh Konselor
atau Guru Bimbingan dan Konseling.Tanggung jawab pelaksanaan layanan Bimbingan dan
Konseling pada satuan pendidikan dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling.
50
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
2) Pembinaan Minat dan Bakat
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik
di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan
dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik
Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat
dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta
didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing
a. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Informatika Wonosobodalam bentuk:
51
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
dan minat peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang
diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik
atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5)
menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
Satuan pendidikan wajib menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler
yang merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah. Program Kegiatan
Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan
mempertimbangkan penggunaan sumber daya bersama yang tersedia pada
gugus/klaster sekolah. Penggunaannya difasilitasi oleh pemerintah provinsi
atau pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masingmasing.
Program Kegiatan Ekstrakurikuler disosialisasikan kepada peserta didik dan
orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.
52
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang
belum mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk
mencapainya.
3) Program Pembiasaan
Dalam Kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan kepramukaan
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana
penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement) perwujudan sikap dan keterampilan
kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan pengembangan sikap dan
kecakapan dalam pendidikan kepramukaan. Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti
Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3) memperoleh
penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan
kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan–kegiatan melalui di lingkungan
sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai upaya memperkuat proses
pembentukan karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai dan moral
Pancasila. Pendidikan Kepramukaan dinilai sangat penting. Melalui pendidikan
kepramukaan akan timbul rasa memiliki, saling tolong menolong, mencintai tanah air dan
mencintai alam. Karenanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan setiap
sekolah melaksanakan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan. Koherensi proses
pembelajaran yang memadukan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, didasarkan
pada dua alasan dalam menjadikan Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib. Pertama, dasar legalitasnya jelas yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 12 Tahun 2010
tentang Gerakan Pramuka. Kedua, pendidikan kepramukaan mengajarkan banyak nilai-
nilai, mulai dari nilai-nilai Ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial,
kecintaan alam, hingga kemandirian. Dari sisi legalitas pendidikan kepramukaan merupakan
imperatif yang bersifat nasional, hal itu tertuang dalam Undang–Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
A. Prosedur Pelaksanaan
1. Prosedur Pelaksanaan Model Blok Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan
sebagai Ekstrakurikuler Wajib.
a) Peserta Didik dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok
didampingi oleh seorang Pembina Pramuka dan atau Pembantu Pembina.
53
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
b) Pembina Pramuka melaksanakan Kegiatan Orientasi Pendidikan
Kepramukaan.
c) Guru kelas/Guru Mata Pelajaran yang bukan Pembina Pramuka membantu
pelaksanaan kegiatan Orientasi Pendidikan Kepramukaan.
2. Prosedur Pelaksanaan Model Aktualisasi Kurikulum 2013 Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib..
a) Guru kelas/Guru Mata Pelajaran mengidentifikasi muatanmuatan
pembelajaran yang dapat diaktualisasikan di dalam kegiatan
Kepramukaan.
b) Guru menyerahkan hasil identifikasi muatan-muatan pembelajaran
kepada Pembina Pramuka untuk dapat diaktualisasikan dalam kegiatan
Kepramukaan.
c) Setelah pelaksanaan kegiatan Kepramukaan, Pembina Pramuka
menyampaikan hasil kegiatan kepada Guru kelas/Guru Mata Pelajaran.
B. Penilaian
1. Penilaian Pendidikan Kepramukaan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Penilaian dilakukan secara kualitatif.
b) Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan
peserta didik.
c) Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal baik pada
kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
d) Nilai yang diperoleh pada kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta
didik.
e) Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat
bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai baik.
2. Teknik Penilaian
54
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
a) Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarpeserta didik.
b) Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi
keterampilannya. 3. Media Penilaian:
i. Jurnal/buku harian.
ii. Portofolio.
3. Proses penilaian:
a) Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di
dalam proses pembelajaran.
b) Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib menitikberatkan pada ranah nilai sikap. Keterampilan
kepramukaan merupakan pendukung terhadap penilaian pendidikan
kepramukaan itu sendiri.
c) Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode observasi.
d) Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan
Kompetensi Dasar dari masing-masing Tema dan Matapelajaran
sebagai penguatan yang bermuatan Nilai Sikap dan Keterampilan
dalam Kurikulum 2013.
e) Proses Penilaian dilakukan oleh Teman, Guru Kelas/Guru
Matapelajaran, pemangku kepentingan dan/atau Pembina Pramuka.
f) Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh Guru Kelas/Guru
Matapelajaran selaku Pembina Pramuka
55
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
SMP/MTs, dan maksimal 60% untuk SMK/MAK dari waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang bersangkutan.
b. Beban Belajar Tambahan Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar
berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan dan/atau daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan pendidikan
yang menetapkannya.
Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan meliputi:
a. Ketuntasan penguasaan substansi; dan
b. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
c. Ketuntasan penguasaan substansi merupakan ketuntasan belajar peserta didik
untuk setiap kompetensi dasar yang ditetapkan.
d. Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan
belajar dalamsetiap semester dan setiap tahun pelajaran.
Ketuntasan belajar dalam setiap semester merupakan keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajarandalam satu
semester.Ketuntasan belajar dalam setiap tahun pelajaranmerupakan keberhasilan
peserta didik menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajaran pada semester
ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran untuk menentukan kenaikan kelas
Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni
predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K)
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan
predikat Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam
bentuk angka dan huruf, yakni 1 – 100
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret
Salah satu langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan awal pembelajaran
adalah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap mata pelajaran
56
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
memiliki nilai KKM yang berbeda. Dalam setiap pelajaran terdapat nilai KKM yang
berbeda pada setiap aspek. Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
pendidik bisa lebih leluasa dalam menentukan nilai KKM, sebagai cacatan bahwa nilai
KKM yang ideal adalah 70.
Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di awal tahun
pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini didasarkan
pada hasil tes penerimaan peserta didik baru (PPDB) bagi siswa baru, dan berdasarkan
nilai KKM pada nulai yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya.
Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek utama dalam
proses belajar mengajar siswa. Berikut ini langkah-langkah perhitungan KKM.
1) Kompleksitas
Kompleksitas merupakan tingkat kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi
dasar maupun standar kompetensi. Semakin tinggi tingkat kompleksitas maka
semakin kecil skor yang dipakai. Rentang yang digunakan untuk kompleksitas
tinggi (0-60), kompleksitas sedang (60-80) dan kompleksitas rendah (80-100).
2) Daya dukung
Faktor yang lebih ditujukan pada ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Sekolah yang memiliki
daya dukung tinggi maka skor yang digunakan juga tinggi. Maka pada aspek daya
dukung rentang nulai yang digunakan sangat fleksibel sesuai dengan kondisi
sekolah. Rentang nilai yang digunakan untuk jika daya dukung tinggi (80-100),
daya dukung sedang (60-80) dan daya dukung rendah (0-60).
3) Intake
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa. Intake bisa didasarkan pada
hasil/nilai penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan nilai yang dicapai siswa
pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi). Rentang nilai yang digunakan jika
intake siswa tinggi (80-100), intake sedang (60-80) dan intake rendah (0-60).
57
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Table kriteria dan skala penilaian
Rumus KKM
Mekanisme Penilaian
Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian
autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk
menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
58
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
diri.
c) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.
d) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
4) Penilaian Kompetensi Keterampilan
5) Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.
3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang
bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
59
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik
1 2 1 2
A. Muatan Nasional
3 Bahasa Indonesia 70 70 70 70
4 Matematika 70 70 70 70
5 Sejarah Indonesia 70 70 - -
6 Bahasa Inggris 70 70 70 70
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 70 70 - -
3 Bahasa Jawa 70 70 70 70
60
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
KELAS
1 2 1 2
2 Ekonomi Bisnis 70 70 - -
3 Administrasi Umum 70 70 - -
4 IPA 70 70 - -
1 Etika Profesi 70 70 - -
3 Akuntansi Dasar 70 70 - -
4 Perbankan Dasar 70 70 - -
3 Akuntansi Keuangan 70 70
4 Komputer Akuntansi 70 70
5 Administrasi Pajak 70 70
61
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
62
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
b. Para Wakil Kepala Sekolah
63
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
a) perpustakaan sekolah,
b) Sudut Baca di kelas dan area baca lingkungan sekolah,
c) Buku pengayaan,
d) Laman sekolah yang disertai interface literasi,
e) Akses internet di lingkungan sekolah,
f) Banner dan spanduk penumbuhan budaya literasi diletakan pada sejumlah
g) Lokasi di sekolah,
h) Poster-poster budaya literasi di lingkungan sekolah, dan
B. Pelaksanaan
1) Tiga Tahapan Pelaksanaan
Pada dasarnya ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di sekolah, dimulai dari Tahap
Pembiasan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap Pembelajaran.
Berikut adalah gambaran tiga tahapan itu.
Secara lebih rinci, ihwal ketiga tahapan pelaksanaan GLS dapat dipelajari dalam
Desain Induk GLS dan Buku Panduan GLS di SMK.
64
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
a. Mengkondisikan lingkungan fisik yang kaya literasi
b. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi yang
literat
c. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat
Penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini dapat dicermati dalam buku “Desain
Induk GLS.”
3) Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut
Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan salah satu siklus agar implementasi
GLS dapat maju berkelanjutan. Pemantauan dapat dilakukan setiap saat, namun
disarankan dilaksanakan tiap bulan sekali. Sementara itu, evaluasi dapat
dilaksanakan tiap satu semester ataupun satu tahun pelajaran. Berdasarkan
pemantauan dan evaluasi yang dilakukan secara terprogram, permasalahan
implementasi GLS dapat diketahui kekurangan dan keunggulan gerakan
tersebut. Hal ini akan memudahkan untuk melakukan rencana tindak lanjut pada
tahun pelajaran berikutnya ataupun pada rencana strategis jangka menengah
berikutnya.
Melalui kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup) guru dapat
merencanakan kegiatan yang dapat meningkatkan kecakapan literasi siswa
sebagai berikut:
1. Siswa mampu melakukan prediksi terhadap materi pembelajaran atau
bacaan.
2. Siswa mampu melakukan inferensi (mengembangkan pemahamannya
dengan menggunakan petunjuk visual atau tulisan).
3. Siswa mampu memahami materi pembelajaran/isi bacaan/konsepsi yang
disajikan dalam bacaan sertamendeskripsikannya dengan baik.
4. Siswa mampu menyimpulkan materi pembelajaran atau bacaan dan dengan
baik, dan mengkomunikasikan pendapatnya terhadap materi pembelajaran
atau bacaan secara verbal dan tulisan.
Selama proses pembelajaran, pada tahap-tahap pembelajaran baik pada
pendahuluan, inti pembelajaran maupun pada tahap penutup, guru seharusnya
merencanakan pembelajaran dan dapat mempraktikkan aktivitas yang dapat
meningkatkan kecakapan literasi. Hal tersebut dapat dilakukan dalam Strategi
Literasi dalam Pembelajaran yang menurut Wilson dan Chavez (2014), meliputi
65
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Strategi Pemahaman Wacana/ teks dan Pengembangan Kompetensi
Representasi Multimoda, yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Strategi Pemahaman Wacana/ Teks, yang meliputi pemahaman terhadap teks
baik sebelum, ketika membaca maupun setelah membaca, yang
masingmasing berupa kecakapan-kecakapan sebagai berikut.
1. Sebelum Membaca, siswa mampu:
a) membuat memprediksi, yaitu mampu memperkirakan isi bacaan
menggunakan fitur (gambar, judul, jenis, sumber bacaan) pada bagian
preliminari bacaan (sampul/bagian judul/ halaman-halaman awal, dll.),
dan
b) mengidentifikasi tujuan membaca, antara lain dapat menyusun daftar
pertanyaan (minimal 3) tentang hal-hal yang mereka ingin ketahui dari
bacaan; atau melakukan curah gagasan tentang hal-hal yang mereka
sudah atau ingin ketahui terkait bacaan.
2. Ketika Membaca, siswa mampu:
a) Mengidentifikasi informasi yang relevan, antara lain menggunakan
fiturfitur bacaan (paragraf, ide pokok, ide pendukung, kosakata, jenis,
struktur teks, elemen visual dll) untuk memahami bacaan,
mengidentifikasi ide dan argumen yang penting pada bacaan;
b) Memvisualisasi, antara lain menerapkan strategi membaca untuk
mengingat informasi penting pada bacaan, menyajikan dalam moda
yang lain;
c) Membuat inferensi (mengembangkan pemahamannya dengan
menggunakan petunjuk visual atau tulisan); dan
d) Membuat keterkaitan, antara lain menerapkan strategi membaca untuk
mengingat informasi penting pada bacaan.
3. Setelah membaca, siswa mampu:
a) Membuat ringkasan, antara lain menjawab pertanyaan terkait bacaan,
mengkomunikasikan pemahamannya terhadap bacaan secara verbal
dan gambar/tulisan, berpartisipasi terhadap kegiatan tindak lanjut
setelah membaca;
b) Mengevaluasi teks, antara lain, mengkomunikasikan tanggapannya
terhadap bacaan secara verbal dan gambar/tulisan;
66
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
mengkomunikasikan analisis dan evaluasinya terhadap bacaan secara
verbal dan gambar/tulisan; dan
c) Mengkonfirmasi, merevisi atau menolak prediksi, antara lain, mampu
membuat pertanyaan terhadap atau terkait bacaan, mampu
mengembangkan pengetahuan terkait bacaan melalui riset lanjut
terhadap bacaan lain yang relevan.
67
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
68
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
3. Sekretaris
4. Tim Pelaksana
b. Sosialisasi
1) Sosialisasi kepada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen
guru dan karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
2) Sosialisasi kepada Siswa
3) Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi,
tujuan pelaksanaan literasi dan mekanisme pelaksanaan literasi.
4) Sosialisasi kepada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa.
Sosialisasi pada Komite Sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap kegiatan literasi di sekolah dan
berharap agar komite dan orang tua siswa juga mendukung program
tersebut. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan narasumber
yang memahami dan mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.
a) Perpustakaan sekolah,
b) Sudut Baca di kelas dan area baca lingkungan sekolah,
c) Buku pengayaan,
d) Akses internet di lingkungan sekolah,
e) Banner dan spanduk penumbuhan budaya literasi diletakan pada sejumlah
lokasi di sekolah,
f) Poster-poster budaya literasi di lingkungan sekolah, dan
g) Majalah dinding
3) Pelaksanaan
Tiga Tahapan Pelaksanaan
69
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di SMK Informatika Wonosobo, dimulai
dari Tahap Pembiasaan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap
Pembelajaran.
a) Tahap I (pembiasaan)
Kegiatan membaca 15 menit sebelum KBM berlangsung.
b) Tahap II (pengembangan)
Kegiatan menanggapi buku pengayaan, ada tagihan nonakademik.
c) Tahap III (pembelajaran)
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran,
menggunakan buku pengayaan dan startegi membaca di semua mata
pelajaran, ada tagihan akademik dan nonakademik.
70
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Sekolah sehat pada prinsipnya terfokus pada usaha bagaimana membuat sekolah tersebut
memiliki kondisi lingkungan belajar yang normal (tidak sakit) baik secara jasmani maupun
rohani. Hal ini ditandai dengan situasi sekolah yang bersih, indah, tertib, dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir dan batin setiap
warga sekolah. Dengan begitu, sekolah sehat memungkinkan setiap warganya dapat
melakukan aktivitas yang bermanfaat, berdaya guna dan berhasil guna untuk sekolah
tersebut dan lingkungan di luar sekolah.
71
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
H. Pembelajaran Abad 21
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang
memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1)
Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4)
Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll
dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order
Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order
Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada
peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan
C-6 (mengkreasi).
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak
pembelajaran harus mampu merencanakan dan melaksanakan PBM yang berkualitas.
Menurut Surya (2014:333) proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu bentuk
interaksi antara pihak pengajar dan pelajar yang berlangsung dalam situasi pengajaran dan
untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam interaksi itu akan terjadi proses komunikasi
timbal balik antara pihak-pihak yang terkait yaitu antara guru dan selaku pengajar dan siswa
selaku pelajar.
Perilaku belajar yang terjadi pada pada diri siswa timbul sebagai akibat perilaku
mengajar pada guru yang terkait melalui melalui suatu bentuk komunikasi. Jenis komunikasi
yang terjadi dalam proses belajar mengajar disebut sebagai komunikasi instruksional yag
didalamnya terkait komunikasi dua arah antara pengajar dan pelajar. Oleh karena itu,
komunikasi jenis ini disebut sebagai komunikasi dialogis. Dengan komunikasi jenis ini,
terjadilah perilaku mengajar dan perilaku belajar yang saling terkait satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan insruksional.
72
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat
kepada siswa (student center), dan merangsang siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran
guru dalam PBM bukan hanya sebagai sumber belajar, tapi juga sebagai fasilitator.
Acuannya dan etikanya antara lain, pertanyaan yang disampaikan harus singkat, padat,
dan jelas, redaksinya dapat dipahami oleh siswa, dan mampu menarik perhatian siswa.
Pertanyaan harus menyebar, semua siswa diberi hak yang sama untuk menerima dan
menjawab pertanyaan guru, jangan diberikan kepada siswa-siswa tertentu saja.
Pertanyaan harus bersifat terbuka, jangan langsung ditujukan kepada siswa tertentu,
pastikan bahwa siswa siap menjawabnya, karena kalau diberikan kepada siswa yang tidak
atau belum siap, berpotensi akan mempermalukan siswa di hadapan teman-temannya.
73
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Pertanyaan juga bukan diberikan untuk memberikan sanksi kepada siswa yang kurang
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
Penguatan non verbal antara lain melaui gerakan mendekati peserta didik, acungan
jempol, raut wajah yang ikut meyakinkan penjelasan atau jawaban siswa, dan sebagainya.
Penguatan dapat dilakukan kepada individu, kelompok tertentu, atau kepada siswa secara
keseluruhan.
Penjelasan guru yang baik antara lain; suaranya dapat didengar oleh siswa, nada
suaranya proporsional, tidak terlalu rendah, dan tidak terlalu tinggi, tidak berbelit-belit,
menyampaian ilustrasi dan penguatan yang tepat dan relevan dengan materi yang
disampaikan. Menggunakan alat peraga atau media pembelajaran untuk membantu
memperjelas materi, dan penggunaan bahasa tubuh yang tepat untuk membantu menegaskan
sebuah penjelasan.
74
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Kemampuan membuka dan menutup pembelajaran akan terlihat mulai dari gaya dan
sikap guru ketika mengajar. Kemampuan ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Porsinya biasanya 10% kegiatan awal, 80% kegiatan
inti, dan 10% kegiatan penutup. Deskripsi kegiatan pembelajaran sebelumnya sudah disusun
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dilaksanakan pada saat tatap muka
dengan siswa di kelas.
Langkah-langkah kegiatan awal antara lain; guru mengucap salam, guru mengajak
siswa untuk berdoa, mengecek kehadiran siswa, mengecek kesiapan belajar siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan apersepsi atau mengaitkan
pembelajaran sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari saat itu.
Langkah-langkah kegiatan inti antara lain; guru menjelaskan materi, guru menerapkan
model, strategi, metode, dan teknik mengajar yang telah ditetapkan dalam RPP. Kegiatan
inti merupakan jantungnya pembelajaran. Disitulah pendekatan saintifik, pembelajaran abad
21, HOTS, integrasi literasi dan PPK diterapkan. Walau skenarionya telah disusun dalam
RPP, tetapi dalam Praktiknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas. Oleh
karena itu, guru harus memiliki kepekaan dan cepat mengambil keputusan untuk
menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
Saat diskusi berlangsung, guru mengamati tiap kelompok, berkeliling, mendekati, dan
membimbing diskusi kelompok. Siapa tahu ada kelompok yang memerlukan bantuan atau
75
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
penjelasan dari guru. Guru pun harus cermat dalam mengatur waktu diskusi kelompok baik
ketika menyusun kelompok, mengerjakan tugas, dan presentasi kelompok.
Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan
selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi
guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS,
integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru
bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam
K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui
penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.
76
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
BAB IV
Pendidikan menengah kejuruan berperan menyiapkan peserta didik agar siap bekerja,
baik membuka lapangan pekerjaan sendiri maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada.
SMK sebagai institusi pendidikan dituntut menghasilkan tamatan sebagaimana yang
diharapkan oleh dunia kerja.
Spesifikasi pembelajaran adalah berharap lulusan bisa terserap lapangan kerja yang
relevan. Maka penting melakukan job matching. Mata pelajaran atau penjurusan sesuai
dengan kebutuhan dunia usaha atau dunia industri.
77
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Proses Kegiatan Penyelarasan Kurikulum:
1. Pembahasan tentang Materi Uji Kompetensi (MUK) LSP 1 dari beberapa skema yang ada
pada program keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga.
78
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
d. Kompetensi Dasar, yaitu kemampuan spesifik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
Tema (khususSD/MI/SDLB/Paket A, dan tidak terdapat pada jenjang yang lebih
tinggi);
e. Materi Pokok. Materi pokok ini adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip,
serta prosedur-prosedur yang terkait dan sesuai, kemudian dituliskan melalui wujud
butir-butir sehingga bersesuaian dengan rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi;
f. Pembelajaran, merupakan suatu rangkaian aktivitas belajar-mengajar yang dilakukan
oleh pendidik dan peserta didik sehingga melaluinya diharapkan akan tercapai
kompetensi yang diharapkan;
g. Penilaian, adalah suatu proses dari tahap pengumpulan hingga pengolahan beragam
informasi agar dapat ditentukan bagaimana pencapaian hasil belajar siswa
h. Alokasi Waktu, di mana waktu yang dialokasikan haruslah berseuaian dengan total atau
jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum 2013 sekolah yang bersangkutan selama
rentang waktu satu semester atau satu tahun
i. Sumber Belajar, di mana diharapkan bahwa untuk pelaksanaan pembelajaran untuk
implementasi Kurikulum 2013 dapat bervariasi misalnya dalam bentuk buku, media
cetak (koran atau majalah) dan media elektronik atau multimedia, atau alam sekitar
serta sumber-sumber belajar lain yang relevan.
Pengembangan silabus sekali lagi harus memperhatikan atau berpatokan pada SKL
(Standar Kompetensi Lulusan) dan SI (Standar Isi) untuk jenjang satuan pendidikan yang
bersangkutan. Sementara itu pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu juga
harus menjadi rujukan dalam pengembangan silabus ini untuk dapat kemudian
dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Silabus bersama dengan perangkat pembelajaran lainnya wajib dimiliki guru sebagai
sarana untuk memudahkan pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan.
79
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
2. Pengaturan/pengelolaan RPP
Pada dasarnya pembelajaran mencakup kerangka konseptual dan operasional tentang
strategi pembelajaran, sistem kredit semester, penilaian hasil belajar, dan layanan
bimbingan dan konseling.
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh
kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Oleh karena itu kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara
bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Konsep-konsep inilah yang
dikemas dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang wajib dikembangkan oleh
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan seperangkat rencana yang
menjadi pedoman guru dalam melaksanakan tahapan pembelajaran. Suatu hal yang tidak
bisa ditawar, bahwa RPP wajib disusun oleh guru sebelum guru masuk kelas. Karena
dengan adanya perencanaan guru telah menetapkan segala keperluan serta metode yang
harus diterapkan ketika melaksanakan pembelajaran termasuk dapat mengelolah waktu
secara efisien. Dengan demikian memungkinkan tujuan pembelajaran mudah dicapai.
Oleh karena itu diperlukan model RPP yang memenuhi standar minimal.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang
semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi
pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan
untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
Disinilah pentingnya perencanaan wajib dilaksanakan oleh guru.
80
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
dicapai dan dikuasai secara lengkap dan tuntas oleh siswa SMK. Pengembangan model
pendidikan sistem ganda d SMK Informatika masih sama yaitu 3 tahun belajar di SMK dan
3 bulan Praktik kerja di DUDIKA.
Sistem blok merupakan pengelompokan jam belajar efektif dalam satuan waktu yang
terangkum memungkinkan peserta didik mengikuti dan menerima materi pembelajaran
secara maksimal dan utuh. SMK Informatika Wonosobo belum menerapkan pengaturan
pembelajaran sistem blok.SMK Informatika Wonosobo mencoba menerapkan pembelajaran
semi-block system ( sistem semi blok) dalam penjadwalan proses belajar mengajar dengan
Continuous Job baik mata pelajaran normatif, adaptif maupun produktif.
Pada sistem semi blok proses pembagian jadwal pelajaran didasarkan pada jumlah
jam akumulasi tidak boleh kurang dari jumlah jam pelajaran akumulasi yang telah
ditentukan silabus ( kurikulum). Untuk penentuan pada banyaknya jam pada mata diklat
produktif dengan continuous job, yaitu penentua jumlah jam yang disesuaikan dengan
pekerjaan yang dilaksanakan samapai selesai.
B. PENILAIAN
1. Pengaturan Penilaian Oleh Pendidik
Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik
untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada
aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
81
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
b. Observasi merupakan Teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati.
c. Penilaian diri merupakan Teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
d. Penilaian antar peserta didik merupakan Teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.
e. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku.
f. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
4) Penilaian Kompetensi Keterampilan
5) Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitasatau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.
c) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
82
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut
dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
83
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
11) Menyiapkan TUK, peralatan dan bahan untuk keperluan pelaksanaan uji
kompetensi.
12) Asesor Kompetensi melaksanakan Uji Kompetensi
13) Wawancara
14) Test Tertulis
15) Test Praktik
16) Asesor Kompetensi melakukan penilaian dan membuat rekomendasi.
17) Melaporkan hasil uji kompetensi kepada Kepala SMK/MAK
c. Kepala SMK/MAK sesuai kewenangannya.
1) Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi peserta yang dinyatakan kompeten.
84
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
9. Menyiapkan asesor kompetensi.
10. Menyiapkan perangkat asesmen sesuai dengan skema sertifikasi.
11. Menyiapkan tempat uji kompetensi (TUK).
12. Menyiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk uji
kompetensi.
c. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK) Bersama
1. Menetapkan jadwal TUK dan pelaksanaan sertifikasi kompetensi.
2. Menerima dan memverifikasi calon peserta sertifikasi kompetensi.
3. Memberikan tugas kepada asesor sekolah / penguji (SPT).
4. Mengecek kesiapan TUK dalam pelaksanaan Uji Kompetensi.
5. Asesor Kompetensi melaksanakan uji kompetensi:
a) Tes tulis
b) Tes praktik.
6. Asesor Kompetensi membuat penilaian.
7. Asesor Kompetensi melaporkan hasil penilaian
kompetensi/rekomendasi kepada Kepala SMK/MAK untuk
ditindaklanjuti menjadi permohonan Penerbitan Sertifikat Kompetensi
ke pihak DUDIKA.
8. DUDIKA menerbitkan Sertifikat Kompetensi bagi peserta yang
direkomendasikan kompeten.
9. DUDIKA bersama SMK/MAK menyerahkan Sertifikat Kompetensi
kepada peserta yang direkomendasikan kompeten dan
mengadministrasikannya.
85
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Ketuntasan belajar dalam setiap semester merupakan keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajarandalam satu semester.Ketuntasan
belajar dalam setiap tahun pelajaranmerupakan keberhasilan peserta didik menguasai
kompetensi dari setiap muatan pembelajaran pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun pelajaran untuk menentukan kenaikan kelas.
Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Nilai ketuntasan kompetensi
sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup
(C), dan Kurang (K).Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan
dengan predikat Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk angka
dan huruf, yakni 1 – 100. Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan
keterampilan kongkret
Salah satu langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan awal pembelajaran adalah
menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap mata pelajaran memiliki nilai
KKM yang berbeda. Dalam setiap pelajaran terdapat nilai KKM yang berbeda pada setiap
aspek. Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendidik bisa lebih leluasa
dalam menentukan nilai KKM, sebagai cacatan bahwa nilai KKM yang ideal adalah 70.
Langkah awal penentuan KKM yaitu menentukan estimasi KKM di awal tahun
pembelajaran bagi mata pelajaran yang diajarkan. Penentuan estimasi ini didasarkan pada
hasil tes penerimaan peserta didik baru (PPDB) bagi siswa baru, dan berdasarkan nilai
KKM pada nulai yang dicapai siswa pada kelas sebelumnya.
Penentuan KKM dapat pula ditentukan dengan menghitung tiga aspek utama dalam
proses belajar mengajar siswa. Berikut ini langkah-langkah perhitungan KKM.
1) Kompleksitas
Kompleksitas merupakan tingkat kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi
dasar maupun standar kompetensi. Semakin tinggi tingkat kompleksitas maka
semakin kecil skor yang dipakai. Rentang yang digunakan untuk kompleksitas
tinggi (0-60), kompleksitas sedang (60-80) dan kompleksitas rendah (80-100).
2) Daya dukung
86
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Faktor yang lebih ditujukan pada ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
Sekolah yang memiliki daya dukung tinggi maka skor yang digunakan juga tinggi.
Maka pada aspek daya dukung rentang nulai yang digunakan sangat fleksibel sesuai
dengan kondisi sekolah. Rentang nilai yang digunakan untuk jika daya dukung
tinggi (80-100), daya dukung sedang (60-80) dan daya dukung rendah (0-60).
3) Intake
Intake merupakan tingkat kemampuan rata-rata siswa. Intake bisa didasarkan pada
hasil/nilai penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan nilai yang dicapai siswa
pada kelas sebelumnya (menentukan estimasi). Rentang nilai yang digunakan jika
intake siswa tinggi (80-100), intake sedang (60-80) dan intake rendah (0-60).
Rumus KKM
87
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang
optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan assessment as learning.
Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat bervariasi
sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta
didik. Tujuan pembelajaran juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami
peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus
betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam
memahami KD yang dirasa sulit itu. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan
assessment for learning.
Pelaksanaan pembelajaran remedial disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan
peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara:
1) Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa anak
yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara
individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang
dialami oleh peserta didik.
2) Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam
pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.
3) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang
berbeda.Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami
kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi
cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah
mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta
didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada
KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM
dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester
pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM,
pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak
dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM) kepada peserta didik
yang belum mencapai KKM.
Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial yang
dimasukkan sebagai hasil penilaian harian (PH) adalah sebagai berikut:
88
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti
remedial. Misalkan, suatu matapelajaran (IPA) memiliki KKM sebesar 70. Seorang
peserta didik, Andi memperoleh nilai PH-1 (KD 3.1) sebesar50. Karena Andi belum
mencapai KKM, maka Andi mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Andi mengikuti
remedial dan diakhiri dengan penilaian.
C. PENGAYAAN
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta
didik yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan
dari kompetensi yang dipelajari.
Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai
KKM berdasarkan hasil PH. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali,
tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan
umumnya tidak diakhiri dengan penilaian.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu
diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait
dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam pelajaran
sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan
masalah nyata. Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk
menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah.
2) Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang
diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan masalah
nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik
secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu.
6. Pengolahan Hasil Penilaian
Pengaturan Pengolahan hasil penilaian sudah dipaparkan pada poin pertama secara
lengkap.
89
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
7. Kriteria Kenaikan Kelas
Kriteria Kenaikan Kelas di SMK Informatika Wonosobo adalah sebagai berikut:
a. Nilai Pengetahuan KI.3 harus TUNTAS
b. Nilai Keterampilan KI.4 harus TUNTAS
c. KI.1 dan KI.2 harus BAIK
d. Pencapaian nilai peserta didik minimal 3 mata pelajaran yg tidak tuntas
e. Kehadiran minimal 75%
8. Kriteria Kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran/ mata pelajaran.
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajarankewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompokmata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
c. Memiliki nilai lengkap pada setiap semester.
d. Sudah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dengan predikat minimal baik.
e. Nilai Kepribadian minimal baik.
f. Lulus Ujian sekolah/Ujian sekolah berbasis online.
90
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
91
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
92
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
6. Jeda akhir semester adalah penggalan paruh waktu yang ada pada semester gasal
dan semester genap. Jeda tengah semester gasal dan semester genap satuan
pendidikan melakukan kegiatan pekan olahraga dan seni (Porseni), karyawisata,
lomba kreativitas atau praktik pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas peserta didik dalam rangka
mengembangkan pendidikan anak seutuhnya. Satuan pendidikan melaksanakan
kegiatan jeda akhir semester setelah tes sumatif, direncanakan selama 4 hari, yaitu
:
a. Jeda akhir semester gasal dimulai pada tanggal 11-14 Desember 2023.
b. Jeda akhir semester genap dimulai pada tanggal 11-14 Juni 2024.
93
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
yang dapat mengancam keselamatan peserta didik baik di dalam maupun di
luar satuan pendidikan.
c. Kegiatan PLS berlangsung selama 3 (tiga) hari mulai hari Senin 17 Juli 2023
dan berakhir hari Kamis tanggal 20 Juli 2023.
Sebelum permulaan tahun pelajaran, kepala satuan pendidikan berkewajiban
membuat program yang mencakup :
a. Rencana Kerja Satuan Pendidikan.
b. Kalender Pendidikan.
c. Perencanaan Pembelajaran.
d. Pelaksanaan Proses Pembelajaran.
e. Penilaian Hasil Pembelajaran.
f. Pengawasan Proses Pembelajaran.
g. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Satuan Pendidikan, meliputi :
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (yang digunakan).
2) Struktur Organisasi Satuan Pendidikan.
3) Pembagian Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
4) Peraturan Akademik.
5) Tata Tertib Satuan Pendidikan (Tata Tertib Pendidik, Tenaga
Kependidikan dan Peserta Didik).
6) Tata Tertib Pengaturan Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Pendidikan.
Sebelum permulaan tahun pelajaran, pendidik berkewajiban membuat
program yang mencakup :
1) Program tahunan dan program semester
2) Silabus
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan (kepala dan
pengawas satuan pendidikan), supervisi (kepala dan pengawas satuan pendidikan),
evaluasi (satuan pendidikan dan pemerintah), pelaporan (pendidik dan kepala
satuan pendidikan) dan tindak lanjut.
2. Rencana Kegiatan
Alokasi waktu kegiatan, minggu efektif belajar, waktu libur dengan kegiatan
lainnya tertera pada daftar berikut ini .
94
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
C. Uraian Kalender Pendiddikan
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
TANGGAL, BULAN,
NO TAHUN URAIAN KEGIATAN
1 17 Juli 2023 Hari pertama masuk sekolah
2 17-20 Juli 2023 Kegiatan MPLS
3 19 Juli 2023 Tahun Baru Islam
4 17 Agustus 2023 Mengikuti Upacara HUR Kemerdekaan RI
5 14-18 Agustus 2023 Gebyar Agustusan
6 28 Agustus-1 September 2023 ANBK
7 11-19 September 2023 PTS Gasal
8 28-29 September 2023 Kegiatan P5
9 1 Oktober 2023 Hari Kesaktian Pancasila
10 28 Oktober 2023 Hari Sumpah Pemuda
11 10 November 2023 Mengikuti Upacara Hari Pahlawan
27 November- 5 Desember
12 2023 PAS Gasal
13 6-14 Desember 2023 Kegiatan P5
14 15 Desember 2023 Penyerahan Rapor
15 18-29 Desember 2023 Libur Akhir Semester
95
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
27 23 Mei 2024 Hari Waisak
28 1 Juni 2024 Hari Lahir Pancasila
29 3-10 Juni 2024 Persiapan Penyerahan Rapor
30 11-18 Juni 2024 Classmeeting
31 17 Juni 2024 Idul Adha
32 21 Juni 2024 Penyerahan Rapor
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel
berikut ini.
Tabel 5. Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan.
Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu
1. Minggu efektif semester genap Minimal Digunakan untuk kegiatan
kelas XII tahun terakhir setiap 14 minggu pembelajaran efektif pada setiap
satuan pendidikan. satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester Maksimal Satu minggu setiap semester
2 minggu
3. Jeda antar semester Maksimal Antara semester gasal dan
96
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu
2 minggu genap
4. Libur akhir tahun pelajaran Maksimal Digunakan untuk penyiapan
3 minggu kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran
97
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
98
Kurikulum 2013 SMK Informatika Wonosobo
99