Keperawatan maternitas
A. Pengertian
Keperawatan maternitas merupakan asuhan keperawatan yang di berikan kepada masa
wanita/ibu sebagai klien dan kalanganya selama masa pranatal,internatal, dan posnatal.
Pelayanan keperawatan profesional yang di tunjukkan kepada wanita sebagai berikut:
- Sistem reproduksi
- Masa kehamilan
- Masa persalinan
- Masa pasca persalinan
- Bari baru lahir sampai dengan usia 28 hari beserta keluarga adaptasi secara hilistik
Pelayanan keperawatan profesional yang di tunjuk pada klien yang berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan fisikososial dengan menggunakan
proses keperawatan (CHS 1993).
Lingkup:
- Wanitia usia subur
- Pasangan berusia subur yang berkaitan dengan sistem reproduksi
- Wanita masa hamil
- Wanita masa persalinan
- Wanita masa nifas
- Wanita diantara 2 kehamilan
- Bayi baru lahir sampai dengan 40 hari serta keluarnya
B.Paradigma
Manusia :
- Fokus askep
- Wanita hamil,melahirkan,postpartum
Lingkungan :
- Lingkungan sosial (keluarga dan masyarakat), budaya sehat
- Dinamis (fungsi optimal dan adaktif ).
Keperawatan :
- Keperawatan maternitas sebagai pelayanan prfesional
C.Falsafah keperawatan maternitas
Keperawatan maternita di pusatkan pada :
- Keluarga dan masyarakat askep yang holistik
- Menghargai klien dan keluarga
- Klien, keluarga, masyarakat, berhak mendapatkan perawatan yang sesuai.
Setiap individu berhak lahir sehat-optimal :
- Wanita hamil dengan bayi yang di kandung
- Wanita pasca persalinan beserta bayinya
D.Berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
- Pengalaman dalam kehamilan, persalinan, gangguan kesehatan merupakan tugas
perkembangan keluarga dan dapat menjadi krisis situasi.
- yakin bahwa persalinan dan kehamilan adalah peristiwa yang noemal, alamiah, partisifasi,
aktif keluarga di butuhkan untuk kepentingan kesehatan ibu dan bayi.
- awal kehamilan merupakan awal bentuk interaksi keluarga.
- sikap, nilai, dan perilaku sehat setiap individu di pengaruhi latar belakang budaya, agama,
dan kepercayaan.
- keperawatan maternitas merupakan atau berfungsi sebagai advocat atau pembela untuk
melindungi hak klien.
- mempromosikan merupakan tugas penting bagi keperawatan maternitas generasi penerus.
- keperawatan maternitas memberi tantangan bagi peran perawat dan merupakan faktor utama
dalam mempromosikan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
- yakin bahwa peneliti keperawatan dapat menambah pengetahuan dalam meningkatan mutu
pelayanan maternitas.
1. Pendekatan pelayanan maternitas
- Holistik
- Berpusat kepada keluarga
- Penghargaan terhadap klien
- Peningkatan kemampuan klien kepada perawat mandiri
- Peningkatan sumber daya yang diperlukan
2. Keperawatan maternitas berpusat kepada keluarga
- Keluarga adalah unut dasar dalam masyarakat
- Fungsi penting dalam dukungan selama periode perinatal dan pembesaran keluarga
- Kelurga dalam artian keluarga inti dan keluarga besar
3. Kebijakan pelayanan keperawatan maternitas
- Memberikan pelayanan tenaga terlatih
- Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat
- Mengingatkan penerima gerakan KB
- Memberikan pendidikan dukun beranak
- Meningkatkan sistem rujukan
4.peran perawat dalam asuhan keperawatan maternitas peran atau tingkah laku perawat yang
di harapkan dan di nilai oleh masyarakat dalam memberikan pelayanan ibu dan bayi baru
lahir:
- Sebagai pelaksana keperawatan ( caregive )
- Sebagai pendidik ( teacher )
- Sebagai comunikator
- Sebagai penasehat (counselor)
- Sebagai researcher
- Sebagai pembela ( adocade )
- Sebagai pengajar
5. Lingkup peran maternitas
- Membantu klien memperoleh kembali ke sehatanya
- Membentuk yang sehat memelihara kesehatanya
- Membentu yang tidak bisa di sebabkan unuk mencegah masalah lebih lanjut
- Membantu yang menghadapi ajal ungtuk di lakukan secara manusiawi
6. Kegiatan dalam keperawatan maternitas
- Promotif
- Prevetif
- Kuaratif
- Rehalibitatif
Masalah utama :
- Angka kematian ibu (AKI)
- Angka kematian prinatal (AKP)
Tolak ukur drajat kesehatan masyarakat faktor yang mempengaruhi :
- Keperdulian terhadap wanita
- Pelayanan kesehatan
- Sistem rujukan
- Status sosial, ekonomi, pendidikan, budaya
Pelayanan keperawatan maternitas terlambat
- Identifikasi resiko tinggi dan komplikasi obstetri ( Provider )
- Pengambialn keputusan ( pasien /klien dan keluarga )
- Datang ke pusat rujukan ( geografis, transportasi )
- Penerangan di tempat rujukan ( rumah sakit )
Aspek dan etika dalam keperawatan maternitas
Aspek legal
- Tanggung jawab melindungi hak klien dan kualitas pelayanan keperawatan
yang diberikan dengan menjelaskan hak dan tanggung jawab klien selama di
rawat.
- Mengetahui lingkup pely. Kep yang diberikan
- Dokumentasi tindakan keperawatan
- Inform concent ( prosedur invasif )
Pengertian
Etika ethos ( yunani ) berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan bener
tidaknya suatu perbuatan. Merupakan model prilaku dan standar yang diharapkan. Hal
yang berhubungan dengan pertimbangan perawat yang mengarah ke pertanggung
jawaban moral yang melandasi asuhan keperawatan.
Patograf
Pengertian
Patograf merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala 1 persalinan dan memberikan
informasi untuk membuat keputusan klinis.
Tujuan penggunaan patograf
- mencatat hasil observasi dan persalinan
- mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara lancar
- data lengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu kondisi bayi, grafik
proses persalinan bahan dan dikamentosa yang di berikan pemeriksaan
labolatorium klinik dan asuhan atau tindakan.
Patograf membantu penolong persalinan:
- mencatat kemajuan persalinan
- mencatat kondisi ibu dan janin
- mencatat asuhan yang di berikan selama persalinan dan kelahiran
- menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi penyulit persalinan
- menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu
patograf harus di gunakan:
- untuk semua ibu dalam fase aktif sekala 1 persalinan dan merupakan elemen
penting dari asuhan persalinan
- selama persalinan bayi dan kelahiran bayi di semua tempat
- secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya
pencatan sekala 1 fase laten
- semua asuhan pengamatan dan pemeriksaan harus di catat
- dapat di catat secara terpisah pada catatan kemajuan persalinan maupun di
buku KIA
- tanggal dan waktu harus di catat
- semua asuhan dan intervensi juga harus di catat
pencatat selama kala 1 fase laten yang haru di catat selama fase laten :
- DJJ setiap ½ jam
- Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus tiap ½ jam
- Nadi tiap ½ jam
- Pembukaan servik tiap 4 jam
- Penurunan bagian terbawah janin tiap 4 jam
- Tekanan darah dan suhu tubuh tiap 4 jam
- Produk urine, aseton dan protein tiap 2-4 jam
Komponen patograf
1. Informasi data ibu
2. Kondisi janin
3. Kemajuan persalinan
4. Kontraksi uterus
5. Oksitosin dan cairan untuk induksi
6. Obat-obatan
7. Tanda vital ibu
8. Urine
Konsep dasar persalinan
Pengertian
Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, placenta dan membran dari dalam
rahim melalui jalan lahir.
Terjadi karena kontraksi uterus pendataran dan pembukaan servik sehingga setrus, placenta,
dan selaput terdorong keluar melewati jalan lahir.
Terdapat 4 teori persalinan:
- Teori estrogen progesteron
- Teori oksitosin
- Teori kontrol endokrin fetrus
- Teori prstaglandin
Tahap persalinan di bagi menjadi 4:
Tahap I(kala I):
- Waktu mulai kontraksi sampai dilatasi servik lengkap
- Fase laten transisi dan akyif
- Waktu 13-14 (premipara) dan 7-8 jam ( multipara)
Tahap II (Kala II):
- Tahap mulai dilatasi servik lengkap hingga janin lahir
- 2 jam untuk premipara dan 1,5 jam untuk multipara
Tahap III(Kala III):
- Merupakan tahap persalinan plasenta
- Di mulai sejak bayi lahir sampai plasenta lahir
- Sekitar 15-30 menit
Tahap IV (Kala IV):
- Merupakan waktu 2 jam setelah plasenta lahir
- Merupakan periode penting untuk memantau adanya komplikasi
Mekanisme persalinan
Engagement
- Diameter biparietal melewati PAP
- Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
- Multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan
- Kebanyakan kepala masuk panggul dengan sutura sagital melintang pada PA-
flexi ringan
Penurunan( descent )
- Merupakan gerakan bagian persentasi melewati panggul
- Di pengaruhi oleh 3 kekuatan: tekanan dari cairan amnion, tekanan langsung
kontraksi fundus pada janin, kontraksi diafragma dan otot abdomen ( kala II)
- Ketiga kekuatan tersebut di modifikasi oleh ukuran dan bentuk bidang panggul
ibu serta kapasitas kepala janin untuk bermolase
Fleksi
Sesegera setelah kepala yang turun mendapat tahanan darah dari cervix,
dinding panggul atau dasar panggul flexsi terjadi dan dagu di dekatkan ke arah
dada janin.
- keuntungan :ukuran kepala yang lebih kecil
- mell jalan lahir: diameter suboccipito bregmatica (9.5) menggantikan
diameter suboccipito frontalis( 11 cm).
Putaran paksi dalam
- Bagian terendah memutar ( oksiput ke depan dan wajah ke blakang ) hingga
ke bawah symphisis.
- Usaha un tuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir ( bid
tengah & PBP) meletakan pada ukuran muka belakang PBP
- Terjadi bersamaan dengan majunya kepala
- Rotasi muka- belakang secara lengkap terjadisetelah kepala di dasar panggul.
- Dipengaruhi oleh musculus levator ani ( oot sekat panggu) dan tulang panggul
Sebab-sebab putaran paksi dalam
Pada letak fleksi bagian belakang kepala merupakan bagian terendah kepala.bagian tgerendah
dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depan atas di mana
terdapat hiatus genitalis antaram.levator ani kiri dan kanan. Ukuran terbesar dari bidang
tengah ialah diameter anteroposterior.
Ekstensi
- Terjadi saat kepala janin mencapai perineum
- Kekuatan pada kepala; mendesak ke bawah dan tahan dasar panggul sehingga
terjadi kekuatan ke arah depan atas
- Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai
hypomoclion maka lahir lewat perineum: occipu, muka, dagu.
Putaran paksi luar
- Terjadi setelah kepala bayi lahir
- Disebut restitusi
- Putaran 45 membuat kepala janin sejajar dengan punggung dan bahu
- Untuk menghilangkan torsis akibat putaran paksi dalam
Ekspulsi
- Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan
bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis publis
- Ini merupakan akhir tahap kedua persalinan
Nyeri persalinan
Banyak studi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri persalinan.
Bonica melakukan pada 2700 khasus persalinan di 121 sentral, 35 negara, 5 benua no pain or
little pain( 15%), moderate pain (35%), severe pain(30%), extremely severe pain (20%)
Hanya 10-15% persalinan yang berlangsung tanpa nyeri dan kebanykan ibu bersalin akan
mengalami nyeri sedang sampai nyeri hebat saat persalinan.
Mekanisme nyeri persalinan
Persalinan kala I
1. Dilatasi serviks dan segmen bawah uterus
2. Akibat timbulnya distensi mekanik, regangan dan robekan selama kontraksi. Nyeri
viseral (T10-L5)
Persalinan kala II
1. Nyeri dilatasi servik sudah menurun.
2. Regangan dan robekan fascia dan jaringan subkutan jalan lahir bagian bawah, distensi
perineum, dan tekanan pada otot lurik perineum. Nyeri somatik (S2,S3,S4)
Penatalaksanaan nyeri persalinan
Non farmakologi:
- Pendidikan persalinan
- Dukungan emosional
- Hidroterapi
- Hipnosis
- Akupuntur
- Steril water block
- Transcutaneal electrical never stimulation
Farmakologi
- Analgesia sistemik
- Analgesia regional
- Blok epidural
- Blok arachnoid
- Blok cervica
- Blok pudenda
Adaptasi fisiologis
Adaptasi fisiologis selama proses persalinan terbagai menjadi dua, yaitu: adaptasimaternal
dan adaptasi janin.
Sistem kardiovaskuler
- Di pengaruhi oleh kontraksi uterus
- Kala I: kardiak output meningkat saat kontraksi, peningkatan tekanan sistolik
hingga 35 mmHg
- Kala II: kontraksi menyebabkan peningkatan sistolik dan diastolik
- Terjadi perubahan pada pembuluh darah perifer sebagai respon dilatasi
serviks/kompresi PD ibu oleh janin.
Sistem hematologi
- Untuk mentoleransi terhadap thd kehilangan darah selama proses persalinan
- Hb meningkat akibat hemokonsentrasi
- Jumlah leukosist meningkat ( 25-30 x/lt)
- Penurunan fibrinogen
Sistem respirasi
- Peningkatan aktivitas fisik selama persalinan meningkatkan pemakaian
oksigen sehingga terjadi peningkatan frekuensi nafas
- Kecemasan juga dapat meningkatkan kebutuhan oksigen
Sistem urologi
- Dapat mengalami masalah perkemihan secara spontan akibat edema jaringan
akibat tekanan bagian presentasi
- Proteinuria +1 normal, sebagai respon rusaknya jaringan otot akibat kerja fisik
selama persalinan
Sistem pencernaan
- Bibir dan mulut menjadi kering sebagai respon emosi terhadap persalinan
- Motilitas dan absorbsi saluran cerna menurun dan waktu pengosongan
lambung menjadi lambat
- Wanita sering mengalami mual dan memuntahkan makanan
- Mual dan sendawa juga terjadi sebagai respon refek teradap dilatasi servik
lengkap
Sistem integumen
Dapat terjadi robekan-robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina.
Sistem muskulosketetal
- Diaforesis, keletihan, proteinuria dan peningkatan suhu
- Nyeri punggung dan sendi
Sistem neurologi
- Stress dan rasa tidak nyaman
- Awal: terjadi euphoria
- Wanita akan merasa letih dan senang setelah melahirkan
Perubahan endokrin
- Permulaan proses persalinan dapat terjadi akkibat penurunan progesterone,
peningkatan estrogen dan prostaglandin serta oksitosin
- Metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah turun akibat proses
persalinan
Adaptasi Janin
1. Fetal heart rate/ denyut jantung janin - Monitor DJJ memberikan gambaran kondisi
janin
- Stress uteroplacental ditunjukkan dengan karakteristik pola DJJ
- Rata-rata DJJ 140 x/mnt, kisaran norma 110-160 x/mnt
- Djj berkurang scr progresif seiring kematuran usia janin
2. Pernafasan janin
- Perubahan tertentu merangsang chemore septor pada aorta dan carotid bodies
untuk menyiapkan janin segera bernafas setelah bayi lahir, perubahan tersebut:
-paru-paru terbebas dari cairan selama proses persalinan
-tekanan oksigen (PO2) menurun
-tekanan karbondioksida arterial (PCO2) meningkat
-Ph arterial menurun
-bicarbonat menurun
-pergerakan respiratori menurun selama proses kelahiran
Adaptasi pisikologis
Perubahan pisikologis pada kala I di pengaruhi oleh:
- Pengalaman sebelumnya
- Kesiapan emosi
- Persiapan menghadapi persalinan( fisik, mental, materi )
- Support sistem
- Lingkungan
- Mekanisme koping
- Kultur
- Sikap terhadap kehamilan
Adaptasi selama skala II bersifat individual, dipengaruhi oleh:
- Riwayat kehamilan apakah anak diinginkan atau tidak
- Anak mahal atau kondisi yang lain
- Apakah jenis kelamin anak sesuai atau tidak
- Sempurna atau tidak
Adaptasi pisikologis III
- Ibu mulai tampak kelelahan dan berorientasi pada diri sendiri
- Libatkan pasangan untuk berbagi perasaan dalam menerima anggota keluarga
baru
- Ikatan perenting mulai muncul
Adaptasi pisikologis kala IV:
- perubahan emosi mendadak yang di pengaruhi oleh kelelahan dan perubahan
persan serta ke tidakpuasan akibat perubahan penampilan peran
- perasaan bahagia, bila persalinan dan anak sesuai dengan kein ginan dan
harapan
- berduka bila persalinan dan anak tidak sesuai harapan
- dipengaruhi budaya dan keyakinan
pemantauan janin intrapartum
- penting di lakukan untuk men deteksi keabnormalan kondisi janin selama
persalinan
- pemantauan dilakukan terhadap denyut jantung janin
- dapat di lakukan dengan manual maupun menggunakan alat canggih
denyut jantung janin
- persalinan kala I: DJJ di pantau setiap 15 menit, sedangkan pada kala II setiap
5 menit
- adanya irregularitas ( aritmia) atau frekuensi dasar yang abnormal ( takikardia
atau bradikardia ) harus ditindaklanjuti segera untuk mencari kausanya
kardiotokografi
- alat bantu pemantauan kesejahtraan janin
- di pantau DJJ, kontraksi rahim, dan gerak janin serta korelasinya
- eksternal dan internal
- mendeteksi hipoksia pada fetus
- asidosis berat dapat di lihat dari perubahan DJJ
- dapat juga mendeteksi respon fisiologis selama persalinan
- ketitadmampuan menginterpretasi CTG fisiologis dan patofisiologis akan
menggangu manajemen perawatan
resusitasi intra uterine
- tindakan untuk memperbaiki sirkulasi dan oksigenasi pada janin yang
mengalami hipoksia intrauterine
- perbaikan sirkulasi:
posisi semi-fowler atau miring kiri
pemberian tokolisis
menormalkan tensi pada keadaan hipertensi atau hipotensi (syok)
amnioinfusi
- perbaikan oksigenasi:
pemberian O2
perbaikan anemia ( transfusi )
masalah keperawatan
- kesiapan peningkatan proses kehamilan-petrsalinan
- resiko ke tidakefektipan proses kehamilan-persalinan
- ketidakefektifan proses kehamilan-persalinan
- resiko ganguan hubungan ibu-janin
- resiko sindrom kematian bayi mendadak
- nyeri persalinan
- asietas
- ketakutan
- kekuranganb volume cairan
- keletihan
- defisit perawatan diri
- resiko syok
Pemeriksaan antenatal ( ANC)
Tujuan
Memantau kmajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tubuh kembang
bayi.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental sosial ibu.
Mengenal secara dini adanya ketidak normalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamiltermasuk riwayat penyakit secara umum.
Mempersiakan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pmberian asi eksklusif.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayinya agar dapat tubuh
kembang secara optimal.
Kebijakann program:
kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4x selama kehamilan.
Kunjungan ANC ideal:
- setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu
- setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 36 minggu
- setiap 1 minggu sejak umur hamil 36 minggu sampai terjadi persalinan
- pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
- pemeriksaan khusus jika terdapat keluhan-keluhan tertentu.
- Pelayanan asuhan standar minimal 7 T
Berkaitan dengan perawatan antenatal
- Mengontrol keadaan kehamilan, mendeteksi dan memberikan pengobatan
beberapa keadaan abnormal yang muncul dan mengatasi masalah yang
mungkin saat persalinan dan post natal.
- Memberikan pendidikan tentang kehamilan dan bagian menanggulangi gejala,
tentang diet, perawatan gigi dan gaya hidup.
- Persiapan fisik/pisikologis untuk melahirkan dan pelayanan maupunintruksi
terhadap aspek-aspek perawatan bayi.
- Memberikan dukungan bagi yang merasa mempunyao kesulitan baik sosial
maupun pisikologis.
Kunjungan awal
- Pada kunjungan awal ini hendaknya di lakukan hal-hal sebagai berikut:
-kemungkinan kehamilan( termasuk uji urine HCG)
-keinginan wanita tersebut melanjutkan kehamilannya
-masalah kesehatan yang di alami saat ini
-masalah kesehatan yang di alami sebelumnya
-masil akhir kehamilan sebelumnya
-mbat yang diminum
- Evaluasi fisik berupa pem TD,TB dan BB
- Uji laboratorium bahan urine, bahan darah
- Bagi wanita yang memiliki aborsi untuk di konseling
- Pada kunjungan awal ini di mulai dengan: riwayat pemeriksaan fisik, diskusi
tentang masalah, nasehat tentang nutrisi dan persoalan, keperluan pengobatan
sesuai resep dokter dan penentuan/pemesanan persalinan.
Penampilan kehamilan
- memperhatikan adanya gejala dan tanda pada ibu hamil.
- Dapat memberikan indikasi respon ibu terhadap kehamilan, diperlukan untuk
menemukan gejala awal dan pemberian pengobatan jika perlu
- Tanya adakah riwayat penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol ataupun
merokok.
Riwayat obstertri
- Jumlah kejadian aborsi, stillbirth
- Memberikan pengelolaan kehamilan dan kelahiran( pada primi) yang akan
berbeda dengan kehamilan lebih lanjut
- Apakah ada komplikasi atau intervensi pada kehamilan, persalinan dan
puerperium terdahulu
- Mencegah berulangnya gejala yang pernah di alami
Riwayat penyakit yang lalu
Respon terhadap pengobatan, sakit kronis, alergi pelaksanaan transfusi, oprasi, fraktur,
struktur panggul, penyakit yang diderita keluarga, berkaitan dengan perubahan fisikologis,
ataupun kondisi darurat jika mungkin ditemukan diagnosa dini.
Health education
- Kebutuhan nutrisi
- Pemahaman susu botol dan asi
- Perawatan payudara
- Latihan otot dasar panggul
- Perawatan gigi
- Pakaian
- Mandi
- Hubungan seksual
- Eliminasi
- Obat-obatan, alkohol, dan tembakau
- Aktifitas dan istirahat
- Kesehatan mental
- Tanda-tanda bahaya: setiap pendarahan yang keluar dari vagin, sakit kepala
berat dan terus menerus, gangguan penglihatan, menggigil dan
demam,pembengkakan pada wajah, tangan,kaki,lutut, nyeri pada dada dan
abdomen, urine mengandung darah dan keruh serta muntah trus menerus.
VII.perhatian khusus selama kehamilan
- Olahraga
- Mandi
- Busana
- Kebiasaan buang air besar
- Koitus
- Perawatan gigi
- Alkohol
- Kafein
Pemeriksaan fisik
- Penentuan TFU
Menurut usia kehamilan:
-sebelum bulan ke 3 TFU belum bisa di raba dari luar
-12 mmg 1-2 jari di atas symphisis
-16 mmg pertengahan symphisis
-20 mmg 3 jari bawah perut
-24 mmg setinggi perut
-28mmg 3 jari atas perut
-32mmg pertengan px-pusat
-36mmg 3 jari bawah px
-40 mmg pertengahan px-pusat
- Pengukuran TFU
menggunakan pelvimeter dari bagian tengah abdomen dan di ukur
mulai dari batas atas symphisis pubis hingga batas fundus
pemeriksaan abdomen (leopold)
- Leopold I: pemeriksa berdisri menghadap ke pasien, kemudian dengan kedua
tangan meraba dengan jari-jari untuk menentukan tinggi fundus uteri dan
bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus
- Leopoid II: posisi masih sama, pindahkan tangan ke samping, tentukan di
mana punggung anak terdapat pihak yang memberi rintangan terbesar
kemudian carilah bagian-bagian kecil yang terletak bertentangan.
- Leopold III: memakai I tangan saja, rabalah bagian terbawahnya dan tentukan
apakah masih bisa di goyangkan untuk menentukan apa yang terdapat di
bagian bawah dan apakah sudah/belum terpegang oleh pintu atas panggul.
- Leopold IV: posisi pemeriksa menghadap kaki pasien, dengan kedua tangan
tentukan apa yang menjadi pada bagian bawah dan apakah bagian ini sudah
masuk ke bagian dalam PAP dan berapa masuknya.