PNK
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD & PSDAL) 2010
BAB II
SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
BAB. II
SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
A. Pendahuluan
Deskripsi Singkat
Isi dari bab ini adalah berkaitan dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup, yaitu
menjelaskan tentang; yang pertama (sub bab 1.1) berisi tentang penjelasa mengenai klasifikasi
sumber daya alam, pengertian lingkungan hidup dan etika lingkungan. Pada sub bab yang kedua
berisi penjelasan tentang konsep pengelolaan sumber daya alam terutama tentang pengelolaan
sumber daya dan lingkungan hidup. Sub bab ini berisi tentang pengelolaan sumber daya alam
yang memperhatikan aspek lingkungan hidup dan berkesinambungan (sustainable), dan karena
materi ini ditujkan pada mahasiswa Program Studi TPIPP, maka dimasukan juga materi yang
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam air yang berkesinambungan dan berwawasan
lingkungan, yaitu mengenai SUDs (Sustaibabel Urban Drainage System) dan Eco-hidrolik.
Pada bagian selanjutnya menjelskan tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup; pada
sub bab ini berisi penjelasan tentang permasalahan kependudukan dan lingkungan hidup, dan
bagaimana masalah kependudukan bisa mempengaruhi lingkungan hidup. Pada sub bab terakhir
berisi penjelasan tentang prinsip dan usaha-usaha yang harus dilakukan dalam rangka pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Jadi sumber daya alam adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling manusia yang bukan
dibuat manusia, dan yang terdapat di permukaan bumi, baik itu berada di dalam tanah, laut
ataupun air dan di udara, yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia
maupun organisme lain secara langsung maupun tidak langsung. Demikian Sumber daya alam
ialah semua kekayaan alam baik berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi
dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Yang termasuk sumber daya alam adalah komponen biotik dan abiotik. komponen biotik
seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, sedangkan komponen abiotik meliputi gas alam,
tanah, jenis logam, air, dan minyak bumi. Sumber Daya Alam sangat bermanfaat bagi manusia
tetapi dengan eksploitasi sumber daya alam semakin berkurang. Sumber daya alam bisa terdapat
di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh
dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak
lagi lainnya.
Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi
industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya
terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam
mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak
tersebar merata dan beberapa Negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo, Maroko, dan berbagai
negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati yang sangat berlimpah.
Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar
sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar
setengah dari yang ada di bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak
sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.
Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang
meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya
cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung
lingkungan. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata sehingga daya dukung
lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda. Oleh karena itu, pemanfaatannya harus dijaga
agar terus berkesinambungan dan tindakan eksploitasi harus dihindari. Pemeliharaan dan
pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai
berikut :
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien,
misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang lebih efisien serta dapat didaur
ulang.
4. Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam.
4. Berdasarkan tujuannya
Sumber daya alam di bedakan atas 3 jenis yaitu :
a. Sumber daya alam bahan industri
Adalah sumber daya alam yang umumnya di gunakan sebagai bahan dasar atau bahan
baku industri misalnya tanah liat, belerang dll.
b. Sumber daya alam bahan pangan
Adalah sumber daya alam yang digunakan sebagai bahan pangan baik langsung maupun
melalui pengelolahan terlebih dahulu misalnya padi, jagung, dan kedelai.
c. Sumber daya alam bahan sandang
Adalah sumber daya alam bahan sandang adalah sumber daya alam yang dapat di
gunakan sebagai bahan baku pembuatan sandang misalnya sutra dan kapas.
5. Berdasarkan Sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
a. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba,
air, dan tanah. Disebut terbarukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki aya
regenerasi (pulih kembali).
b. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (non renewable), misalnya: minyak tanah, gas
bumi, batu tiara, dan bahan tambang lainnya.
c. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari, energi pasang surut, dan
energi laut.
6. Berdasarkan Potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain
sebagai berikut:
a. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam
bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.
b. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya.
Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang
surut laut, kincir angin, dan lain-lain.
c. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat
hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
7. Berdasarkan Pembentukan:
a. Sumber Daya Alam Biotik terbentuk dari adanya proses tumbuh dan
berkembangnyamakhluk hidup. Contoh: Tumbuhan, Hewan
b. Sumber Daya Alam Fisis terbentuk dari proses fisis dan kekuatan alam.Contoh: air,
tanah, udara, barang tambang.
c. Sumber Daya Alam Lingkungan terbentuk dari penggabungan antara faktor fisis dan
biotik.Contoh: Lingkungan pegunungan, lingkungan lembah.
8. Sumber daya alam berdasarkan nilai ekonomis atau nilai kegunaannya:
a. Sumber Daya Alam Ekonomis Tinggi merupakan sumber daya alam yang dalam
mendapatkannya memerlukan biaya yang tinggi. Contoh: mineral dan logam mulia
seperti emas, perak, intan.
b. Sumber Daya Alam Ekonomis Rendah merupakan sumber daya alam yang dalammen
dapatkannya memerlukan biaya yang relatif murah. Contoh: Pasir, Batu.
c. Sumber Daya Alam non Ekonomis merupakan sumber daya alam yang dalam
mendapatkannya tidak memerlukan biaya. Contoh: Udara, Sinar dan Panas Matahari
- Letak geologis : pertemuan lempeng sehingga memiliki banyak gunung berapi dan tambang
mineral.
- Letak astronomis : daerahnya tropis, sehingga curah hujan dan temperature udara tinggi, air
melimpah dan tanah subur.
- Luas wilayah : 1/3 berupa daratan, 2/3 berupa lautan, sehingga kekayaan laut dan darat
melimpah.
Air tawar yang hanya 2,75% (39,895 juta km3) dari keseluruhan air di atas planet
bumi ini sebagian besarnya ( 75% / 31,5 juta km3) adalah berupa salju, es dan gletser di
kutup (polar ice). Untuk lebih jelasnya dapat dirincikan sebagai berikut:
75 % (31,5 juta km3) : terdapat dikutub berupa salju, es dan gletser
24 % (10,08 juta km3) : Berupa air tanah (di daerah jenuh yang terletak di bawah
permukaan tanah)
0.3 % (126.000 km3) : terdapat di danau-danau yang tersebar di atas bumi
0.065 % (27.300 km3) : sebagai butir-butir air atau lengas tanah (soil moisture) yang
terdapat di daerah tak jenuh (antara permukaan tanah dan permukaan air tanah)
0.035 % (14.700 km3) : ada di atmosfer berupa awan, kabut, hujan, dan lain-lain
0.03 % (12.600 km3) : berupa air hujan yang jatuh ke bumi.
Dari persentase-persentase tersebut di atas jelas terlihat bahwa jumlah air tawar yang
langsung dapat dipergunakan oleh manusia (air danau dan air sungai) sangat terbatas. Oleh
karena itu air seharusnya dikelolah dengan baik untuk dapat memberikan manfaat yang bagi
manusia
Indonesia memiliki banyak cekungan air tanah (CAT). Jumlah cekungan air tanah
di Indonesia mencapai 421, dengan potensi air tanah sebesar 520 milyar m3/tahun,
dengan asumsi 30% yang dapat di manfaatkan, maka total yang bisa diabstraksi adalah
155 milyar m3/tahun. Sebaran air tanah diindonesia dapat dilihat pada table 2.3:
Potensi air tanah di Indonesia tersebar hamper merata di seluruh Indonesia.
Bahkan Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan rata-rata curah hujan yang lebih rendah
dari daerah lain, memiliki potensi air tanah yang cukup besar. Menurut Kepres No. 26
tahun 2011, tentang penetapan cekungan air tanah, total jumlah CAT di Nusa Tenggara
Timur adalah 22 buah yang tersebar di semua kabupaten dan kota. Nama dan lokasi CAT
di Nusa Tenggara Timur dapat dilitah pada table 2.4.
Tanah yang dijadikan ladang angin bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain karena
pondasi turbin hanya berukuran kecil.
Meski dikatakan ramah lingkungan, PLTB memiliki beberapa kelemahan. Diantara
kelemahannya adalah hanya dapat difungsikan pada daerah dengan energi angin yang besar,
biaya perawatan turbin angin cukup tinggi dan membutuhkan daerah yang luas untuk
membuat ladang angin. Selain itu, turbin angin juga dapat membahayakan burung- burung
dan kelelawar di daerah ladang angin.
2. Sumber Daya Gas
Udara terbagi atas tiga unsur utama yakni uap air, aerosol dan udara kering. Udara
kering ini lah yang mengandung berbagai jenis gas. Sebanyak 78 persen dari total gas kering
terdiri dari gas nitrogen. Selain nitrogen, gas lainnya adalah oksigen sebesar 20 persen, gas
argon sebanyak 0,93 persen, karbon dioksida sebesar 0,003 persen dan gas- gas lain yang
jumlahnya lebih kecil seperti Neon, Helium, Hidrogen, Kripton, Ozon, Metana dan Radon.
Meskipun keberadaannya kecil dan tidak terlihat, akan tetapi gas- gas di udara memiliki
banyak manfaat dan harus kita jaga dari ancaman pencemaran udara. Berikut adalah
pemanfaatan gas-gas yang terkandung dalam udara.
a. Gas Nitrogen
Gas nitrogen banyak dimanfaatkan dalam bidang kedokteran, industri kimia dan
bidang otomotif. Dalam bidang kedokteran, gas nitrogen yang berbentuk cair
dimanfaatkan dalam proses pembekuan darah, sperma, sumsum tulang dan jaringan tubuh
lain yang akan digunakan dalam proses penyembuhan pasien. Nitrogen cair juga
digunakan dalam sebagai sarana pengobatan tumor jinak.
Dalam industri kimia, nitrogen digunakan sebagai gas yang memberkan tekanan
pada pipa- pipa sehingga cairan dalam pipa bisa terdorong. Sementara itu, dalam bidang
otonotif gas nitrogen dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengelas suku cadang mobil
dan menjadi gas untuk mengisi ban mobil maupun motor.
b. Gas Oksigen
Manfaat dari gas olsigen tidak diragukan lagi. setiap detik kita memanfaatkan gas
oksigen untuk proses respirasi. Manfaat lain dari oksigen yakni sebagai pencegah
tumbuhnya sel- sel anaerob dalam tubuh, memperkuat daya ingat, dapat digunakan untuk
mencegah penuaan dini, dan melindungi kekebalan tubuh agar tetap terjaga. Manfaat
oksigen yang telah disebutkan adalah manfaat bagi tubuh. Sementara itu, dalam bidang
industri gas oksigen membantuk dalam proses pembakaran dan proses pengelasan.
c. Gas Argon
Gas argon yang disingkat Ar dalam tabel periodik unsur memiliki banyak manfaat
yang tak kalah dari jenis gas lainnya. Gas argo yang sifatnya tidak reaktif digunakan
sebagai penahan panas dari bola lampu yang kita nyalakan setiap hari. Ketika kita
melakukan diving, kita memerlukan drysuit yang mana sudah dikembangkan
menggunakan gas argon. Sedangkan dalam dunia industri, argon cair digunakan untuk
mencegah terjadinya pengikatan oksigen (oksidasi) pada peleburan baja.
d. Gas Karbon dioksida
Meskipun karbon dioksida dikenal sebagai gas yang jahat, akan tetapi gas ini juga
memiliki manfaat. Seperti yang telah kita ketahui, tanaman membutuhkan karbon
dioksida dalam proses fotosintesis. Proses peragian dalam pembuatan makanan juga ada
memerlukan gas karbon dioksida. Minuman berkarbonasi membutuhkan gas karbon
dioksida dalam proses produksinya. Selain itu, gas karbon dioksida bermanfaat dalam
menanggulangi bencana kebakaran.
e. Gas Helium`
Gas helium biasanya digunakan untuk mengisi balon udara dan mengisi tabung
yang digunakan untuk menyelam. Oleh karena itu, gas helium sangat diperlukan dalam
bidang pariwisata bahari dan wisata yang mengandalkan balon udara. Gas helium
memiliki titik uap yang rendah sehingga dapat digunakan sebagai pendingin.
2.3.4. Potensi Sumber Daya Alam Kelautan
Kekayaan sumber daya alam hayati perairan Indonesia memiliki 27,2% dari seluruh
species flora danfauna yang terdapat di dunia, yang meliputi 12 %mammalia, 23,8% ampibia,
31,8% reptilian, 44,7% ikan,40% mollusca, dan 8,6% rumput laut9 selain itu ada lagisumber
daya minyak lepas pantai, sumber daya gasbumi, sumber daya pasir laut, dan lain-lain.
Bila dikelompokkan secara spesifik, maka Indonesiamemiliki empat sumber daya
kelautan yang dapat menjadi modal besar dalam mensejahterakan rakyatnya, antara lain:
1. Sumber daya alam terbarukan (reneable resources); Yang antara lain meliputi sumber daya
perikanan, hutan mangrove, terumbu karang, rumput laut, padang lamun, dan senyawa
senyawa bioaktif (bioaktif substances dan natural products) sebagai bahan baku industri
farmasi, konsmetik, makanan dan minuman, dan industri lainnya.
2. Sumber daya alam tak terbarukan (non reneableresources);
Antara lain minyak dan gas bumi, timah, bauksit, bijih besi, mangan, fosfor dan bahan
tambang serta mineral lainnya.
3. Energi Kelautan
Termasuk kedalam kategori energi kelautan iniadalah energy gelombang, pasang surut, arus
laut,dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion).
4. Jasa-jasa lingkungan Kelautan;
Berupa fungsi laut sebagai media transportasi dan komunikasi, keindahan alam untuk
rekresi danpariwisata, penelitian dan pendidikan, pertahanandan keamanan, pengatur iklim
(climate relugulator),dan system penunjang kehidupan (life-supporting systems).
Jika dilihat dari aspek biologisnya, hutan memainkan peranan yang jauh lebih
penting, karena keberadaannya dapat dikatakan mempengaruhi hampir segala aspek
kehidupan manusia. Apalagi hutan tropika sebagaimana yang ada di Indonesia, sudah
diakui banyak ilmuwan mempunyai fungsi sebagai paru-paru dunia. Dalam hal ini,
hutan dikatakan mempunyai peranan yang berdampak ekologik, seperti perlindungan
Daerah Aliran Sungai (DAS), konservasi ekologi, dan sumber plasmanutfah dan
keanekaragaman hayati dan lain-lain. Konsep pengelolaan sumber daya hutan harus
diarahkan pada tercapainya keseimbangan antara penggunaan dan pengembangan
hutan.
Gambar 2.3. Diagram Perubahan luas areal hutan dunia tahun 1980
Sumber: Global Forest Watch
Pada akhir dekade 1980-an, hutan tropis Indonesia tercatat sebagai yang ketiga
terluas di dunia setelah Brazil dan Zaire. Namun kondisi hutan Indonesia saat ini
sudah sangat menurun potensinya karena “kultur pengelolaan” yang sangat tidak
layak. Hal yang sama juga terjadi pada kebanyakan negara-negara yang sedang
berkembang. Sebaliknya, pengelolaan hutan secara benar yang berasaskan pada
kelestarian alam dan kelestarian usaha, telah membuat penutupan vegetasi hutan dunia
semakin bergeser kepada negara-negara maju yang pada umumnya beriklim sedang
dan dingin. Kondisi ini akan semakin menurunkan daya saing negara-negara sedang
berkembang yang sebagian besar masih mengandalkan perekonomiannya pada
pemanfaatan sumber daya hutannya.
Untuk cakupan kehutanan Indonesia, statistik yang menunjukkan terjadinya
penyusutan jumlah areal hutan (deforestation) dapat dilihat dalam Tabel 8.1 dan 8.2
yang masing-masing menggambarkan kondisi tahun 1984 dan 2000. Secara
keseluruhan, kita dapat melihat penyusutan luas areal kawasan berhutan Indonesia dari
113,43 juta hektar menjadi 82,92 juta hektar. Dari kenyataan ini, sejak tahun 2004
pemerintah telah berusaha untuk meredefinisi ulang tata-guna kawasan untuk areal
kehutanan melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kehutanan (RPJPK).
Tabel 2.5. Luas Hutan Indonesia Berdasarkan Tata Guna Hutan dan Distribusinya sampai
dengan Mei 1984 (1000 Ha)
Hutan Hutan
Suaka Alam
Hutan Produksi Produksi Tak
Pulau + Hutan Total
Lindung Terbatas Terbatas
Wisata
Sumatera 7.092 3.683 7.579 6.820 25.174
Jawa 555 444 - 2.014 3.013
Bali & Nusa 1.244 299 628 506 2.677
Tenggara
Kalimantan 6.924 4.100 11.415 14.235 36.674
Sulawesi 3.868 1.407 3.924 2.093 11.292
Maluku, Irja 10.633 8.792 6.979 8.199 34.603
& Timtim
lainnya, seperti energi matahari, angin, dan gelombang. Namun, produksi energi dari sumber
energi alternatif masih terbatas jumlahnya.
Cadangan minyak bumi Indonesia terus berkurang seiring dengan pengambilan atau
eksploitasi yang terus dilakukan. Sejumlah ahli memperkirakan bahwa dalam kurun waktu
14 tahun ke depan, cadangan minyak bumi tersebut akan habis dan Indonesia terpaksa harus
membeli atau mengimpor dari negara lain. Hal itu tidak akan terjadi jika ditemukan cadangan
baru yang masih besar. Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan masih cukup besar.
Adapun sebaran penghasil minyak pada sejumlah pulau di Indonesia dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 2. 7. Lima (5) Daerah penghasil minyaj bumi utama di Indonesia
No Nama Daerah Lokasi Penghasil Minyak Bumi
1 Sumatera Pereula Dan Lhokseumawe (DI Aceh), Sungai Pakning Dan
Dumai (Riau), Plaju, Sungai Gerong dan Muara Enim
(Sumatera Selatan)
2 Jawa Jati Barang Majalengka (Jawa Barat), Wonokromo, Delta
(Jawa Timur), Cepu, Cilacap (Jawa Tengah)
3 Kalimantan Pulau Tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu dan Sungai
Mahakam (Kalimantan Timur), Rantai, Tanjung, dan
Amuntai (Kalimantan Selatan)
4 Maluku Pulau Seram
5 Papua Klamono, Sorong, dan Babo
b. Batu Bara
Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati
dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya terutama
adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Batu bara digunakan sebagai sumber energi untuk
berbagai keperluan. Energi yang dihasilkan batu bara dapat digunakan untuk pembangkit
listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada industri batu bata atau
genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia, dan lain-lain.
Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan batu bara dunia. Namun,
dilihat dari produksinya, cadangan batu bara Indonesia merupakan yang ke-6 terbesar di
dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Batu bara dapat dijumpai di sejumlah
pulau, yaitu Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara di kedua pulau tersebut sangat besar.
Daerah Sebelimbingan Kota Baru di Pulau Luat merupakan daerah pertama
penambangan batu bara pertama di Indonesia sebelum di Ombilin, Sumatra. Saat ini
Indonesia merupakan salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia.
Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur (Lembah
Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin dan Sawahlunto), Sumatra Selatan
(Bukit Asam dan Tanjung Enim).
c. Bauksit
Bauksit adalah sumber bijih utama untuk menghasilkan aluminium. Bauksit
bermanfaat untuk industri logam, kimia, dan matulergi. Indonesia memiliki potensi bauksit
yang cukup besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Sebagian dari hasil
pertambangan bauksit dimanfaatkan untuk industri dalam negeri dan sebagian lainnya
diekspor. Bauksit ditambang di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat
(Singkawang)
d. Pasir Besi
Pasir besi dimanfaatkan untuk industri logam besi dan industri semen. Aktivitas
penambangan pasir besi dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra, Lombok,
Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), dan Pulau
Sebuku (Kalimantan Selatan).
e. Emas
Emas umumnya dimanfaatkan untuk perhiasan. Berdasarkan data Tekmira ESDM,
produksi emas Indonesia pada tahun 2003 mencapai 141.019 ton. Emas antara lain
ditambang di daerah Jawa Barat (Cikotok dan Pongkor), Papua (Freeport, Timika),
Kalimantan Barat (Sambas), Nanggroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Sulawesi Utara
(Bolaang Mongondow, Minahasa), Riau (Logos), dan Bengkulu (Rejang Lebong).
f. Timah
Timah dimanfaatkan sebagai bahan baku logam pelapis, solder, cendera mata, dan
lain-lain. Aktivitas penambangan timah terdapat di Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara
(Pulau Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun.
g. Tembaga
Tembaga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik, industri konstruksi,
pesawat terbang, kapal laut, atap, pipa ledeng, dekorasi rumah, mesin-mesin pertanian,
pengatur suhu ruangan, dan lain-lain. Aktivitas penambangan tembaga terdapat di Papua oleh
PT. Freeport.
h. Nikel
Nikel adalah bahan paduan logam yang banyak digunakan pada industri logam. Nikel
ditambang di daerah Soroako, Sulawesi Tenggara. Daerah lain yang memiliki potensi nikel
adalah Papua dan Maluku.
i. Aspal
Aspal digunakan sebagai bahan utama untuk membuat jalan. Aspal ditambang di
Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
j. Mangan
Mangan banyak digunakan untuk proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai
kering, keramik, gelas, dan sebagainya. Mangan ditambang di daerah Tasikmalaya (Jawa
Barat), Kiripan (Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan Selatan).
k. Belerang
Belerang banyak ditemukan di Gunung Welirang, Jawa Timur dan Gunung Patuha,
Jawa Barat.
l. Marmer
Marmer terbentuk dari proses malihan batu gamping atau batu kapur. Suhu dan
tekanan bekerja pada batu gamping karena adanya tenaga endogen atau tenaga dari dalam
bumi. Marmer banyak digunakan untuk seni pahat, patung, meja, dinding, lantai rumah, dan
lain- lain. Marmer ditambang di Tulungagung (Jawa Timur), Lampung, dan Makassar.
m. Yodium
Yodium digunakan sebagai bahan baku utama untuk larutan obat dalam alkohol,
kesehatan, herbisida, industri desinfektan, serta digunakan dalam garam agar lebih sehat.
Yodium ditambang di Semarang (Jawa Tengah) dan Mojokerto (Jawa Timur).
lestarikan supaya dapat mendukung kehidupan mahkluk hidup. Bila sumber daya alam rusak
atau musnah, kehidupan bisa terganggu. Beberapa hal yang dapat diusahakan untuk menjaga
kelestarian daya alam adalah sebagai berikut.
a. Penghijauan dan reboisasi
Usaha penghijauan dan reboisasi hutan dapat menjega rusaknya lingkungan yang
berhubungan dengan air, tanah, dan udara. Keuntungan pelaksanaan penghijauan antara
lain sebagai berikut.
1) Tumbuh – tumbuhan dapat menyaring dan mengatur air, mencegah banjir, dan
menimbulkan mata air.
2) Tumbuh – tumbuhan dapat menyuburkan tanah. Daun – daun yang berguguran ,
lama kelamaan membusuk dan menajadi lapisan humus. Akar tanaman
dapatmencegah erosi dan bahaya longsor.
3) Tumbuh-tumbuhan menimbulkan udara yang segar, sebab tumbuhan mengambil
CO2 dan melepaskan O2 yang diperlukan manusia untuk bernafas. Hal ini terjadi
pada fotosintesis.
b. Sengkedan
Untuk mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah, pada tanah yang berbukit –
bukit atau tanah miring dibuat sengkedan / terasering. Tujuanya adalah agar pada waktu
hujan air banyak meresap ke dalam tanah.
c. Pengembangan daerah aliran sungai
Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah peka terhadap kerusakan dan
pencemaran, karena seringya terjadi pengikisan lapisan tanah oleh arus sungai. Untuk
itu perlu pengendalian khusus bagi daerah ini. Cara pengendalian daerah aliran sungai,
antara lain sebagai berikut.
- Tindakan tegas terhadap perusak lingkungan sesuai UU No. 4 Tahun 1982, tentang
ketentuan – ketentuan pokok pengelolaan Lingkungan Hidup.
- Mengadakan penghijauan dan reboisasihutan di sekitar daerah aliran sungai.
Tujuannya mengatur,menyimpan air, dan mencegah pendangkalan sungai.
- membuat bendungan-bendungan dan saluran irigasi yang teratur.
d. Pengelolaan air Limbah
Sumber air limbah dapat berasal dari rumah tangga, industri, dan pabrik. Air
limbah yang dibuang ke tanah bisa merembes, masuk ke tanah dan bercampur dengan
air tanah. Hal itu berarti bukan tanah saja yang tercemar, tetapi juga air bawah
permukaan tanah.
Usaha – usaha untuk mengatasi air limbah adalah sebagai berikut.
- Pengaturan lokasi industri agar jauh daripemukiman penduduk
- industri yang menimbulkan air limbah, diwajibkan memasang peralatan
pengendali pencemaran air (water Treatment)
- Daerah industri di jauhkan dari peredaran air yang berhubungan langsung dengan
sumber air minum penduduk
- menemukan sumber bahan beracun dansegera melakukan netralisasi secara kimia
- mencegah agar saluran air limbah jangan sampai bocor
- Unsur – unsure yang dapat yang tidak dapat dinetralisasi harus di buang dengan
dipendam / ditanam di dalam tanah yang di jauhi dari air, atau di buang ke laut
dengan menggunakan drum –drum.
e. Penertiban pembungan sampah
Sampah dapat menimbulkan permasalahan,seperti sarang penyakit, menimbulkan
bau busuk, dan menggangu pandangan mata. Oleh sebabitu, buanglah sampah pada
tempat yang ditentukan. Jangan membuang sampah di sembarang tempat. Tempat
penimbunan sampah yang terakhir jangan sampai menggangu lingkungan kehidupan.
hidup.
Sedangkan UU RI No 32 Tahun 2009 pasal 1 menjelaskan, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Dari berbagai macam definisi tentang lingkungan hidup tersebut, bisa dipahami bahwa
lingkungan hidup manusia adalah segala sesuatu yang selain diri kita baik yang berupa
lingkungan abiotik, lingkungan biotik, dan juga lingkungan sosial serta budaya yang berada di
sekitar manusia yang mempengaruhi hidup manusia.
A. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dalam Undang-undang tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Bab
I pasal 1 dijelaskan bahwa:
a. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaa,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan dan penegakan hokum;
b. Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang selanjutnya disingkat
RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup,
serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam waktu kurun waktu tertentu;
c. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, yang
selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan
atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.
B. Masalah dan Pengendalian Lingkungan Hidup
Umumnya ahli lingkungan membagi kriteria lingkungan hidup dalam tiga golongan
besar, yakni:
1) Lingkungan fisik: segala sesuatu di sekitar kita sebagai benda mati;
2) Lingkungan biologis: segala sesuatu di sekitar kita sebagi benda hidup;
3) Lingkungan sosial, adalah manusia yang hidup secara bermasyarakat.
Keberadaan lingkungan tersebut pada hakekatnya selalu dijaga dari kerusakan yang
parah. Suatu kehidupan lingkungan akan sangat tergantung pada ekosistemnya. Oleh karena
itu, masyarakat secara terus-menerus harus didorong untuk mencintai, memelihara, dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan. Sebab untuk menjaga semuanya itu tidak
ada lagi yang bisa dimintai pertanggung jawaban kecuali manusia sebagai pemakai atau
pengguna itu sendiri. Kerusakan suatu lingkungan akan berakibat pada manusia itu sendiri,
dan demikian pula sebaliknya.
Salah satu produk dari kerusakan lingkungan adalah pencemaran, baik air, tanah
maupun udara. Pencemaran air misalnya, bisa dikategorikan melalui ukuran zat pencemar
yang diizinkan dibuang pada suatu jangka waktu tertentu. Misalnya suatu berat unsur atau
senyawa kimia setiap hari. Pencemaran itu lebih banyak terjadi karena limbah pabrik yang
masih murni, mereka belum melalui proses waste water treatment atau pengolahan.
Dampaknya pada lingkungan secara umum, jelas sangat merusak dan berakibat fatal bagi
lingkungan secara keseluruhan.
1. Pencemaran Udara
Di samping adanya sumber daya alam, alam air dan tanah, udara adalah sumber
daya alam yang mengalami pencemaran sebagai akibat sampingan dari aktivitas manusia
itu. Selain dari aktivitas manusia, proses alami, seperti kegiatan gunung berapi, tiupan
angin terhadap lahan gundul berdebu dan lain sebagainya juga merupakan sumber dari
pencemaran udara.
Menurut sifat penyebaran bahan pencemarannya, sumber pencemar udara
dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu sumber titik, sumber area, dan
sumber bergerak. Sumber titik dan area dapat dijadikan satu kelompok, sehingga
pengelompokannya menjadi dua, yakni sumber stationer dan sumber bergerak. Termasuk
kedalam sumber stationer adalah kegiatan rumah tangga, industri, pembakaran sampah,
letusan gunung berapi. Adapun sumber bergerak adalah kendaraan angkutan.
2. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun
di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Selain udara dan air, tanah juga bisa terkena pencemaran oleh setiap aktivitas-
aktivitas yang dilakukan oleh manusia modern bagi kehidupan. Tanah sangatlah penting,
terutama bagi kehidupan semua makhluk hidup, karena tanah berfungsi sebagai penyedia
papan maupun pangan bagi kehidupan makhluk hidup. Sebaliknya tanah juga berfungsi
sebagai media bagi penyebaran penyakit-penyakit yang dapat mengganggu kesehatan
makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.
Sumber-sumber yang menyebabkan tanah tidak subur adalah sebagai berikut:
Ø Limbah pertanian
Ø Limbah pabrik/industri
Ø Rumah tangga
Ø Bahan-bahan yang tak dapat diuraikan oleh microorganism misalnya plastik.
Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar.
Plastik tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya sampah plastik tidak bisa
dibusukkan dan akan menumpuk sehingga mengganggu kesuburan tanah. Pada gambar
disamping tampak sampah-sampah plastik dan kaleng, hal itu akan sangat mengganggu
kesuburan tanah karena tidak bisa diuraikan dan dibusukkan oleh mikroorganisme.
Begitu juga dengan penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan, ternyata
dapat menimbulkan pencemaran tanah. Beberapa tumbuhan justru tidak dapat tumbuh
dengan subur lantaran pH tanah yang berubah akibat penambahan pupuk yang tidak
sesuai. Selain itu sebagian sisa dari pupuk akan hanyut terbawa air sehingga
mencemarkan air sungai atau danau.
1) Penyebab Pencemaran Tanah.
a. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk,
perdagangan, pasar,tempat usaha, hotel, kantor-kantor pemerintahan dan swasta
dan tempat wisata, dapat berupalimbah padat dan cair.
1) Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat
diuraikan olehmikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong
plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2) Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di
dalam tanah. Timbulan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat
mengganggu/ mencemari karena lindi (air sampah), bau dan estika. Timbulan
sampah juga menutupi permukaan tanah sehinggatanah tidak bisa
dimanfaatkan. Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen
dan asam sulfida, adanya zatmercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah
dapat menimbulkan gangguan terhadap biotanah, tumbuhan, merusak struktur
permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain seperti oksidalogam, baik yang
terlarut maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun. Sampah
anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak
dapatditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air
dan mineral yang dapatmenyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit
tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
Limbah cair rumah tangga berupa; tinja, deterjen, oli bekas, cat, jika meresap
kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang
terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
b. Limbah Industri
Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk,
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain, kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahandan swasta, dan wisata, dapat berupa limbah padat dan
cair.
Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan.
Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan
buah, ikan daging dll.
Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses
produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri
kimia lainnya. Tembaga,timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat
yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam. Limbah padat hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan.
Penimbunan limbah padat mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan
bau disekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu.
Dengan tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama, permukaan tanah
menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi dengan bakteri
tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau.
Selain itu timbunan akan mengering dan mengundang bahaya kebakaran. Limbah
cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga,
timbal, perak, khrom, arsen dan boron merupakan zat yang sangat beracun
terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan
kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap
kesuburan tanah.
c. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah
atau tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama tanaman,
misalnya DDT. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan
merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak
dapat ditanami jenis tanaman tertentu karenahara tanah semakin berkurang.
Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-
nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada
jumlah organisme didalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus
menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-
kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.
Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada
burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang
pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak
mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan
terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
4) Langkah Penyelesaian dari Pencemaran Tanah.
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan
terhadap pencemaran tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya
mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur
ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya,
tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang
bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Ada beberapa langkah penangan untuk
mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya adalah :
a. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yangtercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini
lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki
yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya
zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracunatau
tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Kita juga dapat melakukan penanganan-penanganan seperti:
- Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah
cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar
diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang bermanfaat,
misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat
dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur
ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih
banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.
- Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata,
berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur
dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan
penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di
tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke
dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.
- Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk
tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.
3. Pencemaran Air
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak
ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka
jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air
yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk
keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya.
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius.
Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit
untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam
limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air
menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Krisis air terjadi di hampir seluruh Indonesia, terutama dipulau Pulau Jawa,
sebagian Sumatera dan Nusa Tenggara, khusus kota-kota besar di pulau Jawa terutama
akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga maupun pertanian. Selain
merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi dari kurangnya
ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu serta perubahan
pemanfaatan lahan di hulu dan hilir. Pencemaran air yang terjadi di berbagai wilayah di
Indonesia, seperti beberapa contoh di atas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air
bersih. Lemahnya pengawasan pemerintah serta keengganan untuk melakukan penegakan
hukum secara benar menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang
makin lama makin parah.
A. Pengertian Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan
manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan
air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat
membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan air
tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata.
Dalam PP No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran
air di definisikan sebagai: “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang
menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya. (Pasal 1, angka
2).
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut
dan air tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika
tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti
gunung meletus, pertumbuhan gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi
merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak
dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan
oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan
ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik (limbah
cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak
tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air tanah.
kerangan yang mungkin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut
dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui
sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan
hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang.Merkuri
yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh
ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
b. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
c. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
d. Pendangkalan dasar perairan
e. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
f. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
g. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan
penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
h. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
i. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
Beberapa contoh polutannya adalah sebagai berikut:
a. Fosfat
Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan deterjen.
b. Nitrat dan Nitrit
Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan
proses pembusukan materi organic.
c. Poliklorin Bifenil (PCB)
Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-bahan pelumas, plastik dan alat
listrik.
d. Residu Pestisida Organiklorin
Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida pada tanaman untuk membunuh
serangga.
e. Minyak dan Hidrokarbon
Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal
pengangkut minyak.
f. Radio Nuklida
Radio nuklida atau unsur radioaktif berasal dari kebocoran tangki penyimpanan
limbah radioaktif.
g. Logam-logam Berat
Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan bensin.
h. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan
ternak.
i. Kotoran manusia
Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.
E. Dampak pencemaran air di lingkungan sekitar
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air
minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau,
pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan
danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini
menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh
hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan
mati, dan aktivitas bakteri menurun. Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi
atas 4 kelompok, yaitu:
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan
menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan
kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi
perkembangannya. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air
secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Panas
dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air
limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal
coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey
sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya
pencemaran tersebut.
3. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain:
Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,
Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri,
Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.
4. Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan
perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai
dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi
estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi
estetika lingkungan.
F. Penanggulangan terjadinya pencemaran air
Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan,
dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang
disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak
dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang
berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan
oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk
dapat digunakan sebagai pupuk.
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita
dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan
pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit,
sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai,
danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara
berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah
pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan
makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran air.
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah
logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini
dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-
tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil.
Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena
terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi
penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan
pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses
penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi. Usaha-usaha tersebut dapat
dilakukan, diantaranya melalui menjaga air tanah agar tetap bersih misalnya:
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau
ekosistem
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang
dapat menimbulkan pencemaran
4. Memperluas gerakan penghijauan
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup
sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
7. Melakukan intensifikasi pertanian
2.6.Prinsip dan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Usaha pelestarian lingkungan sebenarnya telah dimulai sejak zaman dahulu, misalnya
bagaimana manusia untuk mendapatkan buruan dan tangkapan yang tak tentu hasilnya, kadang
suatu hari dapat banyak tetapi disaat lain dapat sedikit. Untuk itu kemudian manusia
menjinakkan dan memelihara hewan dan tanaman serta menjaga dari kerusakan dan serangan
dari hewan liar. Dengan melakukan usaha peternakan dan pertanian itu, manfaat lingkungan
dapat diperbesar dan resiko lingkungan diperkecil, sehinga kemungkinan terpenuhinya
kebutuhan dasarnya dapat lebih terjamin. Usaha manusia berupa penjinakkan dan pemeliharaan
tumbuhan dan hewan liar disebut Domestikasi, dan usaha ini merupakan bentuk usaha awal
pengelolaan atau pelestarian lingkungan dalam kebudayaan manusia.
Pengelolaan lingkungan mempunyai ruang lingkup yang luas dengan cara yang beraneka
pula. Namun demikian dapat kita kelompokkan menjadi: pengelolaan lingkungan secara rutin,
perencanaan pengelolaan lingkungan secara dini, perencanaan perkiraan dampak lingkungan,
dan perencanaan perbaikan kerusakan lingkungan.
Lingkungan hidup merupakan sumber daya alam atau kekayaan alam yang sangat
dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang jumlahnya sangat terbatas.
Manusia selalu berupaya untuk mengeksploitasi kekayaan alam secara optimal dengan
menggunakan alat sederhana atau peralatan modern. Jika pengambilan sumber daya alam secara
berlebihan maka bisa menimbulkan terjadinya kelangkaan sumber daya alam untuk memenuhi
kebutuhan hidup kita sehari-hari.
Apabila sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui habis begitu saja, maka manusia
harus menunggu selama jutaan tahun lamanya untuk mendapatkannya kembali,sehingga manusia
baru bisa menikmatinya kembali setelah menunggu begitu lama.
Oleh sebab itu sudah menjadi tanggung jawab manusia untuk menjaga dan merawat
lingkungan alam kita ini dengan sebaik mungkin agar sumber daya alam yang ada di muka bumi
ini tidak akan habis. Seharusnya setiap manusia mempunyai kesadaran akan dirinya masing-
masing untuk menjaga,memelihara,serta merawat sumber daya alam dengan baik.
2.6.1. Pelestarian Sumberdaya Alam
Di lingkungan sekitar kita terdapat berbagai jenis sumberdaya alam. Sumberdaya alam
tersebut telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Sumberdaya alam membuat
manusia bisa makan, berpakaian, membuat rumah, bepergian dengan menggunakan kendaraan,
dan lain-lain.
Berbagai manfaat tersebut tidak akan terus menerus diperoleh dari sumberdaya alam jika
manusia tidak melakukan upaya-upaya pelestarian sumberdaya alam. Sumberdaya alam akan
habis atau berkurang fungsinya jika tidak dilestarikan. Karena itu, upaya pelestarian mutlak
harus dilakukan agar manfaatnya terus menerus dapat kita peroleh. Tentu saja, upaya pelestarian
juga merupakan bentuk wujud tanggung jawab generasi saat ini terhadap generasi yang akan
datang agar mereka juga dapat memperoleh manfaat sumberdaya alam.
Upaya pelestarian sumberdaya alam dapat dilakukan di berbagai tingkat lingkungan.
Kalian dapat melakukannya di lingkungan rumah, kampus dan lingkungan yang lebih luas.
A. Melestarikan sumberdaya alam di lingkungan sekitar
Setiap hari kita memanfaatkan sumberdaya alam, baik di rumah maupun di
lingkungan sekitarnya. Untuk menerangi ruangan di rumah, kita menggunakan sumberdaya
energi listrik yang diantaranya berasal dari batubara. Di rumah, kita juga menggunakan
sumberdaya air. Rumah kita juga terdiri dari perabotan yang menggunakan bahan-bahan dari
mineral seperti besi, almunium, kaca, dan lain-lain. Bahkan rumah kita sendiri terbuat dari
bahan kayu yang dipasang sebagai kusen maupun bagian rumah lainnya.
Gambar 2.4. Sumberdaya alam yang biasa kita manfaatkan di rumah (furniture, peralatan
masak, kulkas dan lain-lain)
Apa yang perlu kita lakukan untuk turut serta melestarikan sumberdaya alam?
Banyak hal yang bisa kita lakukan di rumah dan sekitarnya dalam upaya melestarikan
sumberdaya alam, yaitu diantaranya:
1. Membiasakan diri untuk hemat energi
Kebiasaan hemat energi sangat mendukung upaya pelestarian lingkungan. Jika
kebiasaan tersebut hanya dilakukan oleh seorang atau sejumlah orang, mungkin tidak ada
artinya. Bayangkanlah jika kebiasaan hemat energi dilakukan oleh semua orang, tentu
sangat berarti, bukan? Beberapa kebiasaan di rumah yang berkaitan dengan hemat energi
diantaranya adalah:
a. Mematikan peralatan listrik jika tidak sedang digunakan.
Seringkali kebiasaan ini sulit dilakukan karena kita merasa mampu membayar
listrik. Komputer kita biarkan menyala, padahal tidak sedang digunakan. Listrik di
kamar juga menyala, padahal kita sedang berada di ruang tamu. Begitu pula pada saat
kita keluar rumah, lampu di luar lupa kita padamkan. Andai semua orang di Indonesia
melakukan kebiasaan buruk tersebut, maka jumlah energi listrik yang harus terbuang
percuma akan sangat besar tentunya.
Gambar 2.6. Berbagai peralatan listrik. Sebaiknya memilih produk yang hemat
energy
Peralatan listrik seperti lampu, pendingin/AC (Air Conditioning), kulkas dan
lain-lain diproduksi oleh pabrik yang berbeda. Sebaiknya kita membiasakan diri
untuk memilih produk atau merk yang memiliki keunggulan hemat energi.
Beberapa peralatan listrik tersebut juga menggunakan daya yang besar,
sehingga menghabiskan banyak energi listrik. Pendingin/AC, setrika, pompa air,
mesin cuci biasanya menghabiskan energi listrik dalam jumlah yang besar, sehingga
pemakaiannya diatur supaya lebih hemat. Sebagai contoh, kadang kita menggunakan
AC terlalu dingin sampai 200 C atau kurang, padahal suhu udara cukup nyaman jika
AC kita pasang pada suhu sekitar 250 C. AC juga bisa kita atur penggunaannya yaitu
pada saat udara terasa panas, artinya penggunaanya tidak dilakukan sepanjang hari.
c. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
Gambar 2.7. Berjalan kaki dan bersepeda lebih sehat dan hemat energi
d. Memilih kendaraan yang hemat energi
Tingkat konsumsi energi dari mobil atau motor juga beragam tergantung pada
besar kecilnya kapasitas mesin (cc), teknologi yang digunakan, usia kendaraan dan
pemeliharaan kendaraan. Biasanya semakin besar kapasitas mesin kendaraan,
semakin boros energi yang digunakan. Teknologi kendaraan bermotor juga bervariasi.
Saat ini terdapat kecenderungan pabrik kendaraan bermotor untuk mengembangkan
mesin yang hemat energi. Usia dan cara pemeliharaan juga berpengaruh terhadap
tingkat konsumsi bahan bakar.
Rumah juga sebaiknya dibangun dengan ventilasi atau lubang angin yang cukup.
Dengan cara demikian, kita mengurangi penggunaan peralatan listrik seperti kipas angin
dan pendingin udara (AC = Air Conditioning).
Gambar 2.9. Rumah yang memungkinkan sinar matahari dan angin masuk
3. Menggunakan barang yang biasa diisi ulang, dipakai ulang dan di daur ulang
Barang-barang konsumsi di rumah seringkali menggunakan kemasan yang
kemudian dibuang setelah isinya habis. Padahal ada pula kemasan yang dapat diisi ulang,
misalnya sabun isi ulang, bullpen isi ulang, dan lain-lain. Sebaiknya kita lebih memilih
barang-barang yang dapat diisi ulang.
Gambar 2.12. Membawa kantong belanja ketika berbelanja sangat bijaksana dalam
mengurangi penggunaan SDA
Ketika berbelanja seringkali kita diberi pembungkus berupa plastik dalam jumlah
yang banyak. Padahal setelah sampai di rumah, plastik-plastik tersebut dibuang karena
ukurannya yang relatif kecil. Padahal perlu waktu yang sangat lama untuk
menghancurkan plastik tersebut setelah dibuang ke lingkungan. Karena itu, sebaiknya
kita membiasakan diri membawa kantong belanja, sehingga mengurangi penggunaan
plastik pembungkus. Dengan cara demikian berarti produksi plastik bisa dikurangi dan
lingkungan pun tidak tercemar oleh sampah plastik.
5. Menghemat penggunaan air
Gambar 2.14. Biopori sangat berperan dalam meningkatkan penyerapan air ke dalam
tanah (infiltrasi) dan sekaligus membuat pupuk organik
Seperti halnya sumur resapan, biopori dibuat dengan maksud agar air dapat
dengan mudah meresap ke dalam tanah. Ukurannya lebih kecil dari sumur resapan dan
lebih sederhana, sehingga mudah dibuat. Karena ukurannya yang lebih kecil, biasanya
dapat dibuat beberapa biopori dalam satu unit lahan. Dalam lubang biopori, kita
Gambar 2.15.Tanaman di pekaragan selain indah juga menjaga kelestarian sumberdaya air
B. Melestarikan sumberdaya alam di lingkungan kampus
Di lingkungan kampus terdapat berbagai sumberdaya alam yang digunakan untuk
mendukung kegiatannya sehari-hari. Listrik, air, peralatan kantor dan lain-lain menggunakan
sumberdaya alam. Sebagaimana halnya di lingkungan rumah, maka di lingkungan kampus
juga dapat dilakukan upaya-upaya untuk melestarikan sumberdaya alam. Beberapa upaya
tersebut diantaranya adalah:
1. Menghemat penggunaan energi listrik
Gambar 2.17. Kampus dapat menggunakan energi surya untuk memenuhi kebutuhan
energinya
3. Mengurangi konsumsi atau pemakaian bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan
Kampus seringkali menggunakan barang-barang yang penggunaannya dapat
dikurangi. Sebagai contoh, kampus dapat menggunakan kertas bekas untuk keperluan
lain seperti kertas catatan, amplop, pembungkus, dan lain-lain. Barang-barang berbahan
plastik juga sebaiknya dikurangi, misalnya kantin kampus tidak banyak menjual makanan
yang dibungkus plastik.
4. Melakukan kegiatan daur ulang
Salah satu kegiatan yang dapat dikembangkan di kampus adalah kegiatan daur
ulang. Biasanya kampus tertentu melakukan daur ulang kertas untuk digunakan bagi
kepentingan lainnya, misalnya membuat barang-barang kerajinan dari kertas.
memiliki tanggung jawab untuk segera menutup kran air, sehingga tidak banyak air yang
terbuang percuma. Penggunaan air juga dapat dihemat dengan cara:
j. menggunakan air bekas pakai seperti bekas air wudu untuk digunakan kembali
menyiram tanaman.
k. air hujan dapat pula ditampung di tempat penampungan air khusus dan digunakan
untuk penggunaan tertentu, seperti mencuci, mengepel lantai, dan menyiram
tanaman.
Gambar 2.21. Tanaman di halaman kampus selain menjaga kelestarian sumberdaya air
juga berfungsi melestarikan tumbuhan
C. Melestarikan sumberdaya alam di lingkungan yang lebih luas
Pelestarian sumberdaya alam juga dilakukan di lingkungan yang lebih luas.
Pemerintah dan masyarakat dapat bekerjasama untuk melestarikan sumberdaya alam tersebut
mengingat kelestariannya adalah tanggung jawab bersama.
Berbagai upaya pelestarian dapat dilakukan oleh individu, kelompok masyarakat
maupun pemerintah. Upaya Pelestarian sumberdaya alam yang selama ini dilakukan oleh
pemerintah adalah:
1. Melakukan konservasi sumberdaya alam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa Konservasi sumber daya alam adalah
pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana serta
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
nilai serta keanekaragamannya.
Konservasi bertujuan untuk melindungi habitat atau tempat hidup berbagai jenis
makhluk hidup dari kerusakan, baik karena erosi, longsor, dan lain-lain. Selain itu,
konservasi juga bertujuan untuk melindungi tumbuhan dan hewan dari kepunahan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sejumlah wilayah harus dikonservasi untuk melindungi habitat
dan makhluk hidup dari kerusakan dan kepunahan.
Indonesia memiliki sejumlah kawasan konservasi yang dibagi menjadi kawasan
suaka alam dan kawasan pelestarian alam. Pengertian dari kedua kawasan tersebut
adalah:
a. Kawasan suaka alam adalah kawasan kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di
daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga
berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
b. Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan
maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati serta ekosistemnya.
Kawasan suaka alam terdiri atas kawasan cagar alam dan kawasan suaka marga satwa.
Pengertian dari dua jenis kawasan tersebut adalah:
a. Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
memiliki kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang
dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Contohnya adalah Arca
Domas, Gunung Burangrang, Leuweung Sancang, Pananjung Pangandaran dan lain-
lain.
b. Kawasan Taman Hutan Raya (THR) adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan
koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan
asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Contohnya THR Ir. Juanda di
Bandung, THR Pancoran Mas di Depok, THR Gunung Palasari dan lain-lain.
merupakan tanggung jawab yang menuntut peran serta setiap anggota masyarakat untuk
meningkatkan daya dukung lingkungan.
Dengan demikian materi dalam BBM ini diharapkan Anda dapat memahami pengaruh
manusia terhadap lingkungan serta sadar akan peranannya dalam memlihara hubungan yang
serasi, selaras, dan seimbang dengan lingkungannya.
2.6.2.1.Pencegahan Kerusakan Lingkungan Dan Etika Lingkungan
Mengapa lingkungan sekitar Anda mengalami kerusakan? Karena lingkungan sekitar
tidak dipelihara dengan baik sehingga lingkungan tercemar dan rusak, maka manusia tidak
mampu menghindar dari dampak negatif yang ditimbulkannya. Pada akhirnya kehidupan umat
manusia menjadi terancam. Ketika lingkungan telah mengalami kerusakan, kita baru menyadari
pentingnya pelestarian lingkungan. Kita sadar bahwa apa yang dilakukan pada masa lalu adalah
suatu kekeliruan yang besar. Dahulu manusia selalu berfikir apa yang dapat saya ambil dari
lingkungan? Manusia merasa seolah-olah dirinya berada di luar lingkungan.
Peningkatan kesadaran dan wujud kepedulian lingkungan pada masyarakat dewasa ini
terus berkembang hingga sekarang. Manusia semakin menyadari pentingnya pelestarian bagi
kelangsungan hidupnya, baik untuk masa sekarang maupun untuk generasi yang akan datang.
Manusia memang terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Tetapi,
tidak berarti harus merusak dan mencemari lingkungan sehingga mengancam kelestarian
kehidupan dan mengurangi hak generasi yang akan datang. Oleh karena itu yang harus kita
lakukan adalah melakukan pembangunan berkelanjutan. Artinya tetap membangun untuk
meningkatkan kesejahteraan tanpa mengurangi hak generasi yang akan datang.
Tanggung jawab siapa yang melakukan pencegahan pencemaran dan usaha untuk
melestarikan lingkungan? Cara-cara pencegahan pencemaran dan mengusahakan kelestarian
lingkungan adalah tanggung jawab Pemerintah maupun setiap individu. Pada dasarnya, ada 3
(tiga) prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk melakukan pelestarian, pencegahan, dan
penanggulangan pencemaran yaitu sebagai berikut.
a. Secara administratif (adanya peraturan/undang-undang dari pemerintah);
b. Secara teknologis (adanya peralatan pengolah limbah, pembakar sampah);
c. Secara edukatif/pendidikan (melakukan penyuluhan kepada masyarakat, pendidikan di
sekolah-sekolah).
A. Cara Pencegahan Kerusakan Lingkungan
1. Pencegahan Secara Administratif
Masalah lingkungan hidup dari tahun ke tahun akan terus memperhatinkan karena
berbagai hasil kemajuan teknologi, terutama dalam dunia industri. Jika tidak diimbangi
dengan berbagai aturan mengenai lingkungan hidup, akhirnya akan memusnahkan semua
kehidupan. Bukan saja berbagai pencemaran lingkungan akan membunuh manusia secara
perlahan-lahan, tetapi juga mematikan segala makhluk hidup termasuk berbagai macam
tumbuhan dan binatang yang sebenarnya sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan di Indonesia adalah pembangunan
manusia seutuhnya, maksudnya pembangunan dalam bidang material dan spiritual secara
seimbang. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kepincangan antara pemenuhan kebutuhan
fisik masyarakat dengan kebutuhan psikis yang merupakan unsur penentu tindakan seorang
dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, salah satu bidang fisik material yang sangat
berkaitan dengan psikis adalah tentang lingkungan hidup yang mana di dalamnya mencakup
tanah, air, hutan, dan udara yang semuanya itu berkaitan erat dengan kehidupan manusia.
Berbicara mengenai pembangunan nasional jangka panjang tentu masalah lingkungan
jangan dianggap remeh. Maka untuk melakukan pelestarian, pencegahan dan
penanggulangan dilakukan penanggulangan secara administratif. Secara administratif
diperlukan aturan dan hukum yang mengikat. Oleh karena itu berbagai pengaturan mengenai
lingkungan hidup harus benar-benar dilaksanakan secara baik. Lebih jelas, tentang
sendiri, tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinasi antara satu dengan yang
ainnya.
(1) Pengolahan secara proses fisika
Apa yang anda ketahui tentang pengoalahan limbah cair secara proses fisika?
Pengolahan secara fisika ditujukan untuk buangan yang polutannya bersifat tersuspensi
atau tidak larut, umumnya buangan cair yang mengandung padatan, akan memakai cara
ini di dalam pemisahannya. Oleh karena itu cara fisika dinilai efektif dari segi biaya.
Perlakuan terhadap air limbah dengan cara fisika, yaitu proses pengolahan secara
mekanis. Dengan atau tanpa perataan air pencampuran, penggumpalan, pengendapan,
pengapungan dan penampisan.
Pemilihan cara pengoalahan limbah yang tepat didasarkan atas:
l. Kualitas dan karakteristik padatan yang tersuspensi relatif terhadap cairannya.
m. Toleransi kadar yang diinginkan di dalam buangan terolah.
(2) Pengolahan secara proses kimia
Apa yang anda ketahui tentang pengoalahan limbah cair secara proses kimia?
Proses pengoalahan secara kimia adalah menggunakan bahan kimia untuk mengurangi
konsentrasi zat pencemar dalam limbah. Menggunakan bahan kimia membutuhkan
perkiraan dari sudut biaya. Mengingat di antara bahan tersebut harganya mahal.
Pengolahan secara kimia memanfaatkan reaksi kimia untuk mengubah aliran
buangan yang berbahaya menjadi lebih kurang berbahaya. Reaksi kimia ini sering
dipakai untuk mengawali upaya penggunaan kembali buangan dan hasil olahannya aman
bagi lingkungan. Kegaiatan yang termasuk proses kimia adalah pengendapan, khlorinasi,
oksidasi, dan reduksi.
Bahan pencemar yang dapat dihilangkan atau dikurangi oleh bahan kimia adalah:
a) Material yang tersuspensi, baik organik maupun anorganik.
b) Posphat yang terlarut dalam direduksi bila kadar daripada 1 mg per liter dengan bahan
pengendap ferri sulfat.
c) Beberapa Calsium, Magnesium, Silica, dapat dihilangkan dengan CaOH. Khusus
untuk Calsium dan Magnesium efisiensi lebih tinggi tercapai bila kapur dalam air
buangan terdiri dari Carbonat yang tinggi.
d) Beberapa logam berat dapat dihilangkan dengan kapur dan cukup efektif dalam
pengendapan Kadnium, Tembaga, Nikel, Timbal, dan Perak.
e) Pengurangan bakteri dan virus dapat dicapai dengan kapur pada kondisi pH 10,5 –
11,5 dengan cara penggumpalan dan sedimentasi.
(3) Pengolahan secara proses biologi
Apa yang anda ketahui tentang pengoalahan limbah cair secara proses biologi?
Poses pengolahan air limbah dengan cara biologis ialah memanfaatkan mikrooganisme
(ganggang, bakteri, protozoa) untuk menguraikan senyawa organik dalam air limbah
menjadi senyawa yang sederhana dan dengan demikian mudah mengambilnya.
Proses biologi membutuhkan zat organik sehingga kadar oksigen makin lama
makin sedikit, dalam air limbah kadang-kadang tidak hanya satu jenis mikroorganisme
yang hidup tetapi bermacam-macam. Bakteri adalah yang paling menonjol perananya
sebagai pengurai. Selain bakteri, protozoa dan gangang (algae) juga berperan.
Pengolahan limbah dengan cara biologis dapat Anda lakukan dengan dua cara
yakni: pengoalahan secara aerob, pengoalahan secara anaeob. Pemilihan pengolahan
tergantung pada karakteristik limbah, kondisi, dan maksud serta tujuan pengoalahan.
3. Penanggulangan secara Edukatif/Pendidikan
Berbagai kegiatan penyuluhan masyarakat diadakan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya kelestarian lingkungan. Demikian pula pendidikan melalui
sekolah-sekolah.
pula untuk melakukan penanaman kembali dan mengolah limbah industrinya (daur ulang)
agar tidak merusak lingkungan.
D. Etika Lingkungan
Etika adalah penilaian terhadap tingkah laku atau perbuatan. Etika bersumber pada
kesadaran dan moral seseorang. Perbuatan seseorang dapat dinilai sebagai perbuatan etis atau
tidak etis. Dalam beretika tidak ada yang mengawasi, kecuali dirinya sendiri.
Etika lingkungan pada dasarnya adalah perbuatan apa yang dinilai baik untuk
lingkungan dan apa yang tidak baik bagi lingkungan. Berdasarkan pemahaman Anda dapat
menunjukkan berbagai perbuatan yang etis dan tidak etis untuk lingkungan.
Etika lingkungan bersumber pada pandangan seseorang tentang lingkungan.
Pandangan tentang lingkungan artinya bagaimana seseorang memandang lingkungan.
Lingkungan itu dipandang sebagai benda mati ataukah dipandang seseorang agar memiliki
kesadaran lingkungan bukan merupakan pekerjaan yang mudah dilakukan.
Berikut disajikan pandangan tentang lingkungan agar kita memiliki etika lingkungan
dan selanjutnya dapat dijadikan pedoman untuk bertingkah laku yang positif terhadap
lingkungan.
2. Manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungannya; manusia tidak
berada di luar lingkungan.
3. Lingkungan itu merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik,
yang mengadakan interaksi membentuk sistem lingkungan (ekosistem); kerusakan salah
satu komponen lingkungan akan menimbulkan dampak negatif, karena itu kita harus
menjaga kelestariannya.
4. Lingkungan menyediakan sumber daya alam untuk semua makhluk hidup yang ada di
dalamnya, SDA itu tidak hanya untuk umat manusia.
5. Dalam memanfaatkan SDA, umat manusia hendaknya memperhatikan dan
mempertahankan fungsi lingkungan, pemanfaatan SDA yang melebihi kapasitas
lingkungan akan menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan generasi yang akan
datang.
6. Kita semua bertanggung jawab terhadap keseimbangan kestabilan, dan kelestarian
lingkungan, tanggung jawab itu bukan hanya milik pemerintah atau seseorang.
7. Iptek dapat menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan, tetapi sebaliknya
iptek juga dapat digunakan untuk melestarikan lingkungan.
Prinsip-prinsip etika lingkungan adalah prinsip-prinsip yang mengatur sikap dan tingkah laku
manusia dengan lingkungannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah: prinsip tidak merugikan,
tidak campur tangan, kesetiaan dan keadilan.
1. Prinsip tidak merugikan (The Rule of Nonmaleficare) yakni tidak merugikan lingkungan,
tidak menghancurkan populasi spesies ataupun komunitas biotik dan tidak merugikan apa
yang tidak merugikan manusia.
2. Prinsip tidak campur tangan (The Rule of Noninterference), yakni tidak memberi
hambatan kepada kebebasan setiap organisme, yaitu kebebasan mencari makan, tempat
tinggal dan berkembang biak.
3. Prinsip kesetiaan (The Rule of Fidelity) yakni tidak menjebak, menipu, atau memasang
perangkap terhadap makhluk hidup untuk semata-mata kepentingan manusia.
4. Prinsip keadilan (The Rule of Restitutive Justice), yakni Mengembalikan keadilan
dari apa yang telah kita rusak dengan membuat kompensasi.
Etika lingkungan hendaknya diwujudkan dalam tingkah laku kita sehari-hari. Untuk
itu diperlukan adanya kesadaran lingkungan, kepedulian lingkungan untuk menjaga
kelestarian. Beberapa contoh tindakan yang sesuai dengan etika lingkungan:
bumi ini, namun minyak bumi adalah sumber daya energi yang tidak dapat diperbarui
dan jumlahnya pun terbatas, sehingga suatu saat akan habis. Oleh karena itu, untuk
mempertahankan eksistensi manusia di muka bumi ini, harus dicari sumber daya energi
alternatif pengganti minyak bumi, sehingga kehidupan manusia di masa mendatang dapat
dipertahankan. Di dalam memilih sumber daya energi alternatif pengganti harus
dipikirkan bahwa sumber daya tersebut dapat digunakan dalam skala besar dan tidak
mengeluarkan polusi terlalu banyak atau bahkan tidak mengeluarkan polusi sama sekali.
Adapun sumber daya energi nonkonvensional yang dapat digunakan sebagai
alternatif pengganti minyak bumi adalah:
1. Energi Matahari
Dalam hal ini dikaitkan dengan pemanfaatan energi matahari yang berasal dari
pancaran sinar matahari secara langsung ke bumi. Dalam pelaksanaan
pemanfaatannya dapat dibedakan 3 macam cara:
a. Prinsip Pemanasan Langsung
Dalam hal ini sinar matahari memanasi langsung benda yang akan
dipanaskan atau memanasi secara langsung medium, misalnya air yang akan
dipanaskan.
b. Konversi Surya Termis Elektris (KSTE)
Pada cara ini yang dipanaskan adalah juga air, akan tetapi panas yang
terkandung dalam air itu dikonversikan menjadi energi listrik. Pada prinsipnya,
KSTE memerlukan sebuah konsentrator optik untuk pemanfaatan energi surya,
sebuah alat yang dapat menyerap energi yang terkumpul, sistem pengangkut
panas, dan sebuah mesin yang agak konvensional untuk pembangkit tenaga
listrik. Diperkirakan bahwa sebuah unit KSTE untuk menghasilkan 100 MW
listrik memerlukan 12.500 buah heliostat dengan permukaan refleksi masing-
masing seluas 40m2, sebuah menara penerima setinggi 250 m yang memikul
sebuah penyerap untuk membuat uap bagi sebuah turbin selama 6-8 jam sehari.
dari sumber air panas yang terdapat di tempat itu dan yang biasanya dipakai untuk
pemandian air panas.
Tenaga panas bumi pada umumnya tampak di permukaan bumi berupa air
panas, fumarol (uap panas), geiser (semburan air panas), dan sulfatora (sumber
belerang). Dengan jalan pengeboran, uap alam yang bersuhu dan tekanan yang tinggi
dapat diambil dalam bumi dan dialirkan ke generator turbo yang selanjutnya
menghasilkan tenaga listrik.
Gambar 2.37. Skema Terjadinya Sumber Air Panas dan Sumber Uap
Pada prinsipnya bumi merupakan pecahan yang terlempar dari matahari.
Karenanya, bumi hingga kini masih mempunyai suatu inti panas sekali yang meleleh.
Kegiatan-kegiatan gunung berapi di banyak tempat di permukaan bumi merupakan
bukti dari teori ini. Magma yang menyebabkan letusan-letusan vulkanis juga
menghasilkan sumber-sumber uap dan air panas pada permukaan bumi.
Di permukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber
uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batuan yang meleleh atau magma yang
menerima panas dari inti bumi. Gambar 2.37 memperlihatkan secara skematis
terjadinya sumber uap yang biasanya disebut fumarol dan geiser, serta sumber air
panas.
Magma yang terletak di dalam lapisan mantel, memanasi suatu lapisan batu
padat. Di atas batu padat terdapat suatu lapisan batu berpori-pori, yaitu batu yang
mempunyai banyak lubang kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air yang berasal
dari tanah dan resapan air itu turut dipanaskan oleh lapisan batu padat yang panas,
maka terbentuklah air panas, bahkan dapat membentuk juga uap dalam lapisan batu
berpori. Bilamana di atas lapisan batu berpori terdapat dan air panas bertekanan dan
akan berusaha keluar ke arah atas, yaitu ke arah permukaan bumi. Hal ini akan terjadi
bila terdapat celah-celah atau pecahan-pecahan batu padat. Demikianlah terjadinya
sumber air panas dan sumber uap. Energi yang kita ambil melalui panas dan uap yang
terkena panas magma tadi.
Bila dilakukan pemboran di daerah ini, maka akan terjadi perbedaan yang besar
antara tekanan udara luar yang hanya 1 atmosfer itu, sehingga terjadilah semburan
yang kuat sekali. Bila yang menyembur keluar itu uap panas, maka dapat langsung
dimanfaatkan untuk memutar turbin uap yang dikaitkan dengan generator pembangkit
listrik. Dengan demikian, kita akan mendapatkan energi listrik yang dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tetapi tidak secara langsung. Air panas itu
digunakan untuk menguapkan ammonia. Gas ammonia inilah yang digunakan untuk
memutar turbin uap yang dikaitakan dengan generator pembangkit tenaga listrik,
sehingga akan didapatkan energi listrik. Selain itu amonianya dapat diperoleh
kembali dengan jalan kompresi dan proses pendinginan. Di samping untuk
mendapatkan energi listrik air panas juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain
misalnya untuk penyaringan lumbung padi atau disalurkan untuk keperluan rumah
tangga.
3. Energi Angin
Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia. Perahu-perahu
layar menggunakan energi ini untuk melewati perairan. Pasukan-pasukan Viking
yang sangat ditakuti sekian ratus tahun yang lalu mempergunakan kapal-kapal layar
kecil untuk menelusuri pantai-pantai Eropa dari Skandinavia. Christopher
Colombus masih memakai kapal layar besar di abad XV untuk menemukan Benua
Amerika.
Kincir angin telah digunakan untuk menggiling tepung di Persia dalam abad
VII. Sungguh pun bentuk kincir-kincir angin ini berlainan dengan kincir-kincir angin
di Eropa, kincir-kincir angin Persia ini merupakan asal-muasal kipas angin Eropa.
Kincir angin di negeri Belanda yang dipakai untuk menggerakkan pompa irigasi dan
untuk menggiling tepung hingga kini masih terkenal, walaupun pada saat ini banyak
berfungsi sebagai objek wisata. Akan tetapi, dalam rangka mencari bentuk-bentuk
sumber energi yang masih dan terbaru, kembali energi angin mendapat perhatian
yang besar. (Widyosiswoyo, S., dkk., 1999: 169)
Gambar 2.38. Skema Terjadinya Angin di Daerah Dingin Udara Jatuh di Daerah Panas Udara
Naik
Angin terjadi karena adanya perbedaan suhu antara udara panas dan udara
dingin. Di daerah khatulistiwa yang panas, udaranya naik panas, mengembang dan
menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin misalnya
daerah kutub. Sebaliknya di daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan
turun ke bawah. Maka, terjadi suatu perputaran udara berupa perpindahan udara dari
kutub-kutub utara ke garis khatulistiwa menyusuri ke permukaan bumi dan
sebaliknya, suatu perpindahan udara dari khatulistiwa kembali ke kutub utara, melalui
lapisan udara yang tinggi. Perpindahan udara seperti itu dikenal sebagai Angin Pasat.
Gambar 2.38 mencoba melukiskan terjadinya Angin Pasat ini secara skematik.
Hal ini serupa terjadi pula antara wilayah khatulistiwa dan Kutub Selatan. Selain
Angin Pasat terdapat pula angin-angin pantai dan angin lokal lainnya. Prinsipnya
adalah bahwa angin terjadi karena adanya perbedaan suhu udara di beberapa tempat
di muka bumi.
Penggunaan tenaga angin dapat digunakan untuk keperluan-keperluan seperti
berikut ini:
a. Menggerakkan pompa-pompa air untuk irigasi ataupun untuk mendapatkan air
tawar bagi ternak.
b. Menggiling padi untuk mendapatkan beras.
c. Menggergaji kayu.
d. Membangkitkan tenaga listrik.
Pendaurulangan adalah mengubah bahan tak berguna menjadi bentuk lain yang
bentuk lain yang bermanfaat. Sampah dapat didaur ulang (recycle) dengan menjadikan
humus atau kompos. Jadi pendaurulangan, bentuk sampah berubah karena mengalami
perubahan komposisi.
3. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada agar dapat
lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan pengertian sikap serasi dengan
lingkungannya.
4. Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena (tebang habis).
b. Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang pilih
(penebangan selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua
dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan.
c. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.
d. Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan yang sudah
terlanjur rusak.
e. Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan hutan untuk
mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan lain.
f. Mencegah kebakaran hutan.
Pengelolaan hutan seperti di atas sangat penting demi pengawetan maupun
pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan seperti berikut ini:
1. Mencegah Erosi: dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan
tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman.
2. Sumber Ekonomi: melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan sebagainya.
3. Sumber Plasma Nutfah: Keanekaragaman hewan dan tumbuhan di hutan
memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen.
4. Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau. Dengan
terbentuknya humus di hutan, tanah menjadi gembur. Tanah yang gembur mampu
menahan air hujan sehingga meresap ke dalam tanah, resapan air akan ditahan oleh
akar-akar pohon. Dengan demikian, di musim hujan air tidak berlebihan, sedangkan
di musim kemarau, danau, sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan air.
4. Pengelolaan Sumber daya alam dengan prinsip berkelanjutan (sustainable) dan
berwawasan lingkungan
a) Sustainable Urban Drainage System (SUDs)
Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Akan tetapi air
harus di manfaatkan dan dikelolah secara bijak dengan memperhatikan aspek
konservasi. Pemanfaatan dan pengelolaan air yang tidak memperhatikan aspek
konservasi bisa berakibat terhadap degradasi air, baik kualitas maupun kuantitas.
Dewasa ini sudah sering kita jumpai bencana yang diakibatkan oleh salah
kelola sumber daya air yaitu kurangnya perhatian terhadap konservasi air. Hampir
disebagian besar daerah di Indonesia dimusim kemarau terjadi bencana kekeringan,
sedangkan dimusim hujan, terjadi bencana banjir. Kurangnya daerah resapan
merupakan faktor utama penyebab kekeringan dan banjir. Air hujan yang turun hanya
sebagian kecil yang terinfiltrasi, sedangkan sebagian besarnya mengalir sebagai
limpasan permukaan karena alih fungsi daerah resapan.
Konsep lama dalam penanganan drainase perkotaan adalah mengusahakan
agar air cepat dialirkan ke bagian hilir dari daerah yang tergenang dan akhirnya
dibuang ke sungai, waduk ataupun laut. Konsekuensi dari penerapan konsep tersebut
adalah pemborosan sumber daya air yang sangat berharga. Untuk kota-kota
metropolitan yang sudah sangat padat dan investasi di dalam kota sudah sangat tinggi,
pemerintah daerah setempat terpaksa harus membuat reservoir bawah tanah di
beberapa tempat yang biayanya sangat mahal.
D. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2016, Indonesia: Country water assessment, Asian Development Bank,
Mandaluyong City, Philippines.
2. Anonim, 2018, Kajian Harmonisasi Undang-undang Dibidang Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup (SDA-LH), Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta.
3. Asiyah, dkk, 2015, Ilmu Alamiah Dasar Dalam Perspektif Islam, Penerbit Vanda,
Bengkulu.
4. Bibin, Rubini, 2017, Ilmu Alamiah Dasar, Pendekatan Pembelajaran Dalam
Perspektif Perguruan Tinggi, UNPAK Press, Bogor.
5. Harmoni, Ati, 2010, Pengantar Ilmu Alamiah Dasar, Penerbit Gunadarma, Jakarta]
6. Keutusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 26, Tahun 2011, Tentang Penetapan
Cekungan Air Tanah.
7. Lestari, Maria Maya, 2013, Potensi dan Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan
dalam Penciptaan Masyarakat Pesisir yang Siap Menjawab Perkembangan Zaman, Jurnal
Selat, Vol. 1, No. 1.
8. Nurjaya, I Nyoman, dkk, 2014, Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk Menjamin
Kemakmuran Rakyat, Laporan Akhir Tim Pengkajian Konstitusi, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sistem Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum dan HAM RI.
9. Sudjatinah, 2010, Ilmu Kealaman Dasar, Semarang University Press, Semarang.
10. Tasmuji, dkk, 2018, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, UIN
Sunan Ampel Press, Surabaya.
11. Triyono, dkk, 2019, Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan WPPNRI 573,
AMAFRAD Press - Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan,
Jakarta.
12. Wahyudi, I Wayan dan A. A Komang Suardana, 2019, Ilmu Alamiah Dasar, UNHI Press,
Denpasar.
13. Wilson E. M, 1993, Hidrologi Teknik Edisi Keempat, Penerjemah Purbohadiwidjoyo
MM, Bandung, ITB Bandung.