Wudhu Mandi Tayammum
Wudhu Mandi Tayammum
membasuh bagian-bagian tubuh tertentu yang Artinya : “Maka basuhlah wajah kamu!”
Batasan wajah adalah dari tempat
diiringi niat. Pembahasan ini mencakup rukun,
tumbuh
syarat, sunah, makruh, pembatal serta hal-hal
rambut hingga dagu, serta dari telinga
yang tidak boleh dilakukan jika belum berwudu.
kanan ke telinga kiri. Seluruh kulit wajah
1. Rukun Wudu mesti terkena air, kecuali kulit di balik
Yang dimaksud dengan rukun adalah jenggot yang tebal. Dalam hal ini, cukup
perkara wajib yang masuk dalam bagian membasuh zahir jenggotnya saja.
ibadah. Rukun wudu adalah sebagai berikut : c. Membasuh kedua tangan hingga siku,
berdasarkan firman Allah :
a. Niat, yaitu keinginan untuk melakukan
قفارمال ىإل مكيديأو
sesuatu beriringan dengan perbuatan. Artinya : “Dan (basuhlah) tangan kamu
Jika keinginan saja tanpa perbuatan, hingga siku!”
maka itu disebut ‘azam. Maka niat Siku disini adalah pertemuan antara
harus diiringkan dengan perbuatan lengan atas dan lengan bawah. Baik kulit
pertama wudu, yaitu membasuh wajah. maupun bulu di tangan, harus dibasuh
Niat ini tempatnya di hati, sehingga dengan air.
orang yang lidahnya melafazkan niat, d. Mengusap sebagian kepala, meskipun
namun hatinya kosong, maka ibadahnya sebagian rambut saja asal masih dalam
tidak sah. Niat yang dipakai dalam
wudu adalah niat
1 |Page
batasan kepala, berdasarkan firman Allah dengan dalil yang telah disebutkan
: sebelumnya.
مكسوؤرب اوحسماو
b. Airnya mengalir pada bagian yang
Artinya : “Dan usaplah dengan/sebagian
dibasuh. Karena membasuh (ghasl)
kepala kamu!”
dalam Bahasa Arab maknanya adalah
Jika seseorang malah membasuh kepala,
mengalirkan air pada bagian yang ingin
bukan mengusap, maka wudunya tetap
dibersihkan. Ini berbeda dengan
sah meskipun tindakan itu berlebihan.
mengusap, yang maksudnya adalah
e. Membasuh kaki hingga mata kaki,
membasahi bagian yang diusap, baik
berdasarkan firman Allah :
airnya mengalir ataupun tidak.
نيبعكال ىإل مكلجرأو
c. Tidak ada penghalang antara air dan kulit.
Artinya : “Dan (basuhlah) kaki kamu
Hal ini mencakup cincin yang
hingga dua mata kaki!”
menghalangi sampainya air ke kulit,
Mata kaki adalah tulang menonjol pada
ataupun kotoran di balik kuku. Imam
samping-samping kaki. Hingga mata
Muslim (no. 243) meriwayatkan tentang
kaki disini maksudnya, mata kaki juga
seorang lelaku yang berwudu namun
harus dibasuh.
meninggalkan bagian kuku kakinya. Nabi
f. Berurutan, atau biasa disebut tertib. Ini
ﷺmelihat hal tersebut kemudian bersabda
karena perintah wudu di dalam QS : al-
:
Maidah ayat 6 diberikan secara كءوضو نسحأف عجرا
berurutan, mulai dari wajah hingga kaki. Artinya : “Kembalilah dan perbaiki
Hadis- hadis mengenai wudu juga wudumu!”
dilakukan secara berurutan. d. Tidak terjadi hal-hal yang membatalkan
2. Syarat Wudu wudu pada saat berwudu. Seandainya
Maksud syarat adalah segala perkara wudu batal, misalkan terjadi kentut saat
yang wajib dilaksanakan, meskipun ia bukan seseorang sedang mengusap kepala,
bagian dari ibadah. Ada beberapa syarat maka ia harus mengulang wudu dari awal
wudu karena separuh wudunya tadi telah batal.
: e. Berkesinambungannya niat hingga akhir
a. Menggunakan air mutlak yang suci lagi wudu. Dalam artian, niatlah yang
menyucikan. Ini didasarkan pada jenis- menjadi pembeda antara basuhan biasa
jenis air yang bisa dipakai bersuci, dengan basuhan wudu, sehingga
orang yang
2 |Page
berwudu hendaklah sadar bahwa setiap yang ia lakukan nanti di masjid. Meskipun
basuhan wudunya bertujuan untuk hal ini sah, tetapi tidak saya rekomendasikan.
mengangkat hadas.
3. Sunah-sunah Wudu
f. Syarat tambahan, bagi orang yang
senantiasa berhadas, seperti orang yang Yang dimaksud dengan sunah wudu
sudah tidak mampu lagi menahan kentut, adalah perkara-perkara yang sebaiknya
buang air kecil ataupun buang air besar. dilakukan agar wudu tidak sekedar tindakan
Termasuk bagi wanita yang mengalami mengangkat hadas, namun juga wasilah
orang-orang dengan kondisi seperti ini, jika ditinggalkan seseorang tidak akan
berarti ia berada dalam keadaan darurat, berdosa, namun tetap saja rugi karena
dimana secara teknis, wudunya tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan meraup laba
sah, karena hadasnya senantiasa terjadi. yang afdal. Sunah- sunah wudu sangat
Maka cara bersucinya pun khusus, yaitu banyak, dan disini barangkali hanya
waktu salat. Saat waktu salat masuk, a. Membaca basmalah, ini dilandaskan
barulah ia istinja, mengganti pembalut kepada hadis keutamaan basmalah yang
(bisa juga popok), kemudian bersuci. masyahur. Nabi ﷺjuga bersabda :
Setelah itu ia harus segera bersiap salat الل مساب اوؤضوت
segera salat. Jika ada jeda antara nama Allah!” (HR. an-Nasai no 61)
atas, maka ia harus mengulang dari awal mencidukkannya ke dalam bejana. Ini
saat jeda yang tidak ada sangkut-pautnya Abdullah bin Zaid yang diriwayatkan
Artinya : “Sempurnakanlah wudu, sela- o. Menghadap kiblat, karena itu adalah arah
هلوسرو هدبع ادمحم نأ دهشأو هل كيرش ال هدحو الل الإ هإل الأ دهشأ Artinya : “Atau salah seorang kamu
)234 ملسم( يذم mendatangi tempat buang hajat,” (QS :
رتال( ينلعجاو نيرهطتملا نم ينلعجاو نيباوتال نم ينلعجا مهلال an-Nisa ayat 43)
)55
b. Tidur yang nyaman berbaring,
كيإل بوتأو كرفغتسأ تنأ الإ هإل الأ دهشأ كدمحبو مهلال كناحبس berdasarkan sabda Nabi ﷺ:
)(يئاسنال
أضوتيلف مان نم
4. Makruh-makruh Wudu
Artinya : “Siapa yang tidur hendaklah ia
Ada beberapa hal yang sebaiknya berwudu!” (HR. Abu Daud no. 203)
tidak dilakukan saat berwudu, di antaranya : Namun orang yang tidur sembari duduk,
wudunya tidak batal, berdasarkan hadis
a. Berlebihan menggunakan air
riwayat Imam Muslim (376) tentang para
b. Mendahulukan yang kiri dari pada yang
sahabat yang tertidur saat menunggu
kanan
dilaksanakannya salat.
c. Mengelap air bekas wudu, karena Nabi ﷺ
c. Hilang akal karena mabuk, pingsan, sakit
diberi secarik kain untuk mengelap air
maupun gila. Tidur saja membatalkan
wudunya, tetapi beliau tidak menyentuh
wudu, apalagi yang lebih parah dari pada
kain tersebut. (Bukhari 256, Muslim 317)
tidur.
d. Membasuh lebih dari tiga kali, atau
d. Bersentuhan kulit laki-laki dan
kurang dari tiga kali.\
perempuan yang sama-sama besar dan
e. Berlebih-lebihan dalam berkumur dan
bukan mahram tanpa penghalang.1 Dalam
istinsyâq bagi orang yang berpuasa.
artian, jika yang bersentuhan adalah kain
5. Perkara-perkara yang Membatalkan Wudu
pakaian, maka wudu tidak batal,
Jika terjadi satu dari beberapa perkara meskipun hukumnya tetap haram karena
yang disebutkan di bawah ini, maka berpotensi menimbulkan syahwat. Ini
seseorang dianggap berhadas kecil. Yaitu : berdasarkan firman Allah :
a. Keluar sesuatu dari dua jalan, apapun itu ءاسنلا متسمال وأ
Artinya : “Atau kamu menyentuh
yang keluar. Berdasarkan firman Allah :
perempuan.” (QS : An-Nisa ayat 43)
طئاغال نم مكنم دحأ ءاج وأ
1
Bagi orang awam, boleh mengikuti fatwa lain yang bukan dari sumber asal-asalan. Disini, penulis
menyatakan bahwa wudu tidak batal, selama fatwa lain mengedepankan apa yang rajih berdasarkan dalil-dalil
tersebut disandarkan kepada ijtihad ulama yang muktabar, yang penulis kaji.
5 |Page
Suami istri bukanlah mahram. Justru أضوتي ىتح ثدحأ اذإ مكدحأ ةالص الل لبقي ال
suami-istri adalah potensi syahwat yang Artinya : “Allah tidak akan menerima
paling besar. Mahram itu disebut salat seorang kamu jika ia berhadas
mahram karena haram dinikahi. hingga ia berwudu,” (HR. Bukhari no.
Catatan : Bagi orang awam, boleh 135, Muslim no. 225)
mengikuti fatwa lain yang menyatakan b. Tawaf mengelilingi ka’bah, karena
bahwa wudu tidak batal ketika hukumnya sama dengan salat. Nabi ﷺ
bersabda :
bersentuhan, selama fatwa lain tersebut
هيف نوملكتت مكنأ لاإ ةالصال لثم تيبال لوح فاوطال، نمف
disandarkan kepada mufti yang ريخب الإ نوملكتي لاف هيف ملكت
muktabar, bukan dari sumber asal-asalan. Artinya : “Tawaf sekitar rumah Allah
Disini, penulis mengedepankan apa yang (kakbah) adalah seperti salat. Hanya
rajih berdasarkan dalil-dalil yang penulis saja kalian bisa berbincang-bincang
kaji. Tentu ada ustadz lain yang memiliki padanya. Maka siapa yang berbincang,
pandangan berbeda, dan itu wajar karena janganlah ia berbincang kecuali dengan
ini adalah masalah khilafiyah. hal-hal baik.” (HR. Tirmidzi 960, hakim
e. Menyentuh kemaluan dengan telapak 1/459)
tangan tanpa penghalang. c. Menyentuh mushaf Alquran dan
أضوتيلف هركذ سم نم membawanya meskipun tanpa
Artinya : “Siapa yang menyentuh menyentuh secara langsung. Allah ﷺ
zakarnya, hendaklah ia berwudu!” berfirman :
6. Pantangan bagi Orang yang Berhadas Kecil نورهطملا الإ هسمي ال
Artinya : “Tidak boleh menyentuhnya
Orang yang berhadas, memiliki
(Alquran) kecuali orang-orang yang
beberapa pantangan yang tidak boleh ia
suci!” (QS : al-Waqi’ah ayat 79)
lakukan, karena ia tidak dalam keadaan suci
Nabi ﷺjuga bersabda :
sempurna. Dengan kata lain, perbuatan- رهاط الإ نآرقال سمي ال
perbuatan berikut ini harus dilakukan dalam Artinya : “Tidak boleh menyentuh
keadaan suci sempurna, yaitu : Alquran kecuali orang yang suci.” (HR.
Daruquthni 1/459)
a. Salat. Ini didasarkan kepada QS. al-
Namun mushaf yang juga merangkum
Maidah ayat 6 tentang kewajiban wudu
terjemahan ataupun tafsiran, boleh
yang sebelumnya telah disebutkan. Nabi
dipegang walaupun tidak dalam keadaan
ﷺjuga bersabda :
6 |Page
.
suci sempurna, karena yang dilarang a. Bahwa khuf itu dikenakan dalam
hanyalah mushaf Alquran yang murni. keadaan suci sempurna. Ini
Bagi orang yang wudunya batal, maka ia berdasarkan hadis dari
boleh saja membaca quran tanpa
menyentuh mushaf. Solusinya adalah, ia
tetap baca Alquran sembari meletakkan
mushaf di atas rehal, dan membalikkan
lembaran mushaf menggunakan sejenis
lidi.
7. Mengusap Khuf
7 |Page
.
al-Mughirah bin Syu’bah yang safar
bersama Rasulullah ﷺ. Beliau kemudian
ingin melepas khuf Nabi, namun Nabi
bersabda :
نيترهاط امهتلخدأ ينإف امهعد
Artinya : “Biarkan saja khuf itu. Sungguh
aku mengenakan keduanya dalam keadaan
keduanya suci,”
b. Bahwa khuf itu menutupi bagian yang
wajib dibasuh saat berwudu (seluruh kaki,
mencakup mata kaki), karena jika tidak,
berarti namanya bukan khuf.
c. Kedap air, kecuali sedikit lubang bekas
jahitan, maka itu dimaafkan.
d. Bahannya kuat, sekira-kira bisa dibawa
berjalan.
e. Terbuat dari bahan yang suci.
8 |Page
Tempo sehari semalam atau tiga hari tidur. Kecuali junub, baru dilepas. (HR.
tiga malam ini dihitung sejak hadas pertama Tirmizi no 96, Nasai no 1/83)
setelah pemakaian, bukan sejak pemakaian.
Misalnya ia mukim, mengenakan khuf pada
pukul 7 pagi, dan baru berhadas pukul 10 8. Perban
pagi. Maka ia boleh mengenakan khuf itu Sebagaimana yang sebelumnya telah
hingga pukul 10 pagi esok hari. Jika ia ingin dijelaskan bahwa hukum asal berwudu adalah
melanjutkan pemakaian khuf, ia mesti membasuh bagian yang harus dibasuh.
melepasnya dulu, mengulang wudu Namun bagaimana dengan orang yang
sempurna, baru kemudian khuf dikenakan menggunakan perban, sehingga ia tidak bisa
kembali. membasuh bagian yang tertutup? Ini
Cara mengusap khuf adalah dengan mencakup perban tulang patah (jabâir) serta
c. Terjadi hadas besar, karena mengusap harus tetap memperhatikan rukun tartib
khuf hanya bisa menggantikan basuhan berwudu. Tayamum juga harus diulang
kaki dalam wudu, bukan pada mandi. untuk setiap salat wajib, penjelasan
Shafwan bin ‘Assal berkata bahwa selengkapnya ada pada pembahasan
Nabi ﷺmemerintahkan para sahabat tayamum nanti.
apabila safar, untuk mengusap khuf, dan Dalil utama kebolehan ini tentu saja
tidak perlu menanggalkannya karena firman Allah di dalam QS : al-Baqarah ayat
buang air besar, kecil, maupun karena 286. Juga terdapat hadis yang cukup panjang
9|Page
.
dari Jabir , tentang seorang yang kepalanya Namun perlu diperhatikan, bahwa
terluka tertimpa batu dalam perjalanan. Ia salat yang dilakukan dengan cara bersuci
kemudian mimpi basah, dan bertanya kepada seperti ini tidak selamanya dipandang telah
anggota rombongannya, “Adakah kalian menggugurkan kewajiban. Dengan kata lain,
menemukan rukhshah (kemudahan) bagiku ada kalanya salat yang dilakukan mesti
untuk bertayamum?” diulang kembali setelah sehat. Itu bisa
Rombongannya menjawab, “Kami tidak diakibatkan beberapa hal berikut :
menemukan rukhshah bagimu, karena engkau
a. Jika perban dipasang saat pasien tidak
masih bisa menggunakan air.” Ia kemudian
dalam keadaan suci sempurna.
mandi, namun meninggal.
b. Jika perban dipasang pada bagian yang
Berita ini kemudian sampai kepada harus diusap saat tayamum (wajah dan
Rasululullah ﷺ, dan beliau bersabda :
tangan).
،ةقرخ، لاؤسال يعال ءافش امنإف ؟اوملعي مل ذإ اوألس الأ !الل مهلتق هولتق اهيلع حسمي مث
c. Jika perban melabihi batas darurat.
هحرج ىلع رصعيو مميتي نأ هيفكي ناك امنإ هدسج رئاس لسغيو
10 |Page
Mandi kepada konteksnya. Maka sebab-sebab hadas
besar adalah sebagai berikut :
Mandi adalah perbuatan membasuh
tubuh menggunakan air, disertai niat khusus. a. Keluar mani, baik bagi laki-laki maupun
Tujuannya bisa untuk sekedar kebersihan, bisa perempuan. Yang dimaksud dengan mani
untuk mengangkat hadas, bisa pula untuk adalah cairan yang keluar dari kemaluan
menambah semangat. pada puncak syahwat.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari (278)
Allah berfirman :
dan Muslim (313), bahwa Ummu Sulaim
نيرهطتملا بحيو نيباوتال بحي الل نإ mendatangi Rasulullah ﷺdan berkata, “Wahai
Artinya : “Sesungguhnya Allah Rasulullah! Sungguh Allah tidak malu
mencintai orang-orang yang bertaubat dan terhadap kebenaran. Maka apakah
mencintai orang-orang yang bersuci.” (QS : al- perempuan harus mandi jika ia mimpi
Baqarah ayat 222) (basah)?”. Lalu Nabi ﷺmenjawab :
ءامال تأر اذإ معن
Nabi ﷺbersabda dari Abu Hurairah :
Artinya : “Ya, jika ia melihat air (mani)”
اموي مايأ ةعبس لك يف لستغي نأ ملسم لك ىلع قح، لسغي
Dalam riwayat Abu Daud (236) dan
هدسجو هسأر هيف
lainnya, dari Aisyah berkata bahwa
Artinya : “Kewajiban atas setiap muslim,
Rasulullah ﷺpernah ditanya tentang laki-
mandi satu hari pada setiap tujuh hari. Ia
laki yang melihat kebasahan (air mani)
membasuh kepala dan badannya,” (HR. Bukhari
namun tidak ingat dia mengalami mimpi.
no. 85, Muslim no. 849)
Nabi kemudian menyatakan dia harus
1. Perkara-perkara yang Mewajibkan Mandi mandi. Ada pula lelaki lain yang ingat
mengalami mimpi namun tidak
Perkara yang mewajibkan mandi,
mendapati air mani, maka Nabi
disebut juga dengan penyebab hadas besar,
menjawab bahwa ia tidak perlu mandi.
atau penyebab junub. Junub sendiri pada
Ummu Sulaim juga bertanya tentang
dasarnya memiliki makna jauh, selanjutnya
wanita yang melihat air mani, maka Nabi
digunakan untuk melambangkan hubungan
menjawab bahwa ia perlu mandi, karena
badan serta keluar mani, selanjutnya
wanita adalah saudara laki-laki.
diperlebar maknanya menjadi hadas besar.
Dengan kata lain, makna junub ini b. Berhubungan badan, meskipun tanpa
keluar mani. Diriwayatkan oleh Imam
bergantung
11 |Page
Bukhari (287) dan Muslim (348), dari Artinya : “Dan janganlah kamu dekati
Abu Hurairah , bahwa Nabi ﷺbersabda
mereka (istri-istri kamu) sampai mereka
:
suci.” (QS : al-Baqarah ayat 222)
لسغال هيلع بجو دقف اهدهج مث عبرألا اهبعش نيب سلج اذإ لزني مل نإو
Artinya : “Apabila ia (laki-laki) telah Jika darah yang keluar tidak memenuhi
menggagahinya, maka sudah wajib ini, ia setiap hendak salat dia cukup
mandi meskipun dia tidak ejakulasi.” bersuci sebagaimana orang yang dâim al-
Dari riwayat Imam Muslim (349), bahwa hadats bersuci, berdasarkan hadis dari
Aisyah berkata, “Dan ketika khitan Fatimah binti Hubaisy terkait jawaban
Terkait orang yang melakukan hubungan Apabila (durasi) haid telah berlalu
badan yang haram, seperti menggauli (namun darah masih keluar), maka
jenis ataupun berhubungan dengan salat.” (HR. Bukhari no. 226, Muslim
menyebabkan junub, apalagi yang d. Melahirkan, ini karena anak yang keluar
c. Haid, yaitu darah natural yang keluar wujudnya telah berubah. Maka
dari pangkal rahim perempuan pada hari- hukumnya sama dengan hukum keluar
hari tertentu dalam kondisi sehat. Haid mani, sama-sama menyebabkan hadas
besar, sehingga harus disucikan e. Nifas, yaitu darah yang keluar dari rahim
ردسو ءامب هولسغا masjid bagi wanita haid dan tidak pula
Artinya : “Mandikanlah ia dengan air bagi orang junub,” (HR. Abu Daud no.
dan sidr (ziziphus spina-christi).” (HR. 232)
Bukhari no. 1208, Muslim no. 1206) Sekedar lewat di masjid juga
diperbolehkan berdasarkan sabda Nabi ﷺ
2. Pantangan Bagi Orang yang Berhadas Besar
kepada Aisyah ketika Aisyah
Yang dimaksud dengan berhadas mempertanyakan bagaimana mungkin ia
besar di dalam pembahasan ini mencakup
bisa mengambil tikar Nabi yang berada
hubungan badan, keluar mani, setelah
di
melahirkan, setelah haid dan setelah nifas.
dalam masjid, sedangkan ia sedang
Larangan bagi wanit yang sedang haid dan dalam
sedang nifas akan diberikan setelahnya. keadaan haid :
كدي يف تسيل كتضيح نإ
Pantangan bagi orang yang berhadas besar
Artinya : “Sungguh (darah) haid engkau
adalah sebagai berikut :
itu tidak di tangan engkau.” (HR.
a. Salat Muslim no. 298)
b. Tawaf Maka dari sini dapat dipahami, bahwa
c. Menyentuh dan membawa mushaf. Tiga wanita haid boleh sekedar lewat di
hal ini dilarang bagi orang yang berhadas masjid selama darahnya aman
besar, berdasarkan dalil-dalil yang tersembunyi. Jika ditakutkan darahnya
sebelumnya telah dijelaskan di dalam keluar, maka jangankan berdiam diri,
pembahasan pantangan hadas kecil. sekedar lewat pun haram ia lakukan
13 |Page
.
karena ditakutkan akan mengotori masjid.
Perlu ditegaskan
14 |Page
kembali, berdiam diri di masjid lain yang dapat membuat kesucian
hukumnya haram mutlak bagi wanita masjid menjadi ternoda.
haid maupun orang yang junub. g. Puasa, meskipun ia mampu secara fisik,
e. Membaca Alquran, berdasarkan sabda berdasarkan sabda Nabi ﷺketika ditanya
Nabi ﷺ: maksud dari kurangnya agama wanita :
ئاحال أرقت الFآرقال نم ائيش بنجال الو ضF نArtinya : ؟مصت ملو لصت مل تضاح اذإ سيألArtinya :
“Tidak boleh orang haid dan tidak pula “Bukankah wanita itu bila ia haid, ia
junub membaca sesuatupun tidak salat dan tidak puasa?”
dari Alquran.” (HR. Tirmidzi no. 131) (HR. Bukhari no. 298 dan Muslim no.
Catatan : Diperbolehkan bagi orang yang 80) Ulama juga telah berijmak terkait
junub membaca Alquran jika niatnya larangan puasa bagi wanita haid, juga
bukan untuk tilawah. Maka ia boleh nifas karena hukumnya mengikuti haid.
membaca semisal ayat kursi dengan niat h. Berhubungan badan, berdasarkan firman
zikir, akhir surat al-Baqarah dengan niat Allah di QS. al-Baqarah ayat 222 yang
doa, ayat-ayat ruqyah dengan niat sebelumnya telah dijelaskan. Juga
memohon kesembuhan (istisyfâ`) terdapat banyak hadis yang mendukung.
ataupun ayat-ayat perintah dan larangan i. Talak, hal ini haram dilakukan oleh
dengan niat memberi peringatan (tanbîh). suami, berdasarkan firman Allah :
اوصحأو نهتدعل نهوقلطف ءاسنال متقلط اذإ يبنال اهيأ اي
Bagi wanita haid dan nifas, ada
ةدعلا
beberapa tambahan larangan, yaitu :
Artinya : “Wahai Nabi, apabila kamu
f. Lewat di masjid jika ia takut akan ceraikan para wanita, maka ceraikanlah
mengotori masjid, semisal darahnya mereka (dengan menimbang) iddah
banyak dan pembalutnya tidak mereka, dan hitunglah iddah tersebut.”
mencukupi. Ini berdasarkan hadis yang (QS. At-Thalaq ayat 1)
sebelumnya telah dijelaskan. Nabi ﷺjuga memerintahkan Ibn Umar
Menjaga kebersihan masjid dari najis ini untuk merujuk istrinya, karena talak
sangat penting, sehingga larangan ini tersebut dijatuhkan saat istrinya haid.
juga berlaku bagi orang tua ataupun Perlu digarisbawahi, meskipun haram,
anak-anak yang tidak bisa diberikan talaknya tetap sah dan jatuh.
pengertian tentang kesucian. Takutnya j. Bersuci dengan niat mengangkat hadas,
nanti mereka malah buang air atau karena hadasnya tidak akan terangkat
melakukan tindakan
15 |Page
selama durasi haid dan nifas. Terus Kemudian beliau pun menyiramkan air
melakukan ibadah yang jelas-jelas tidak tersebut ke seluruh tubuh beliau.
sah, seolah bermain-main dengan ibadah. Rukun kedua ini dapat terlaksana
Maka hukumnya haram. walaupun seseorang menceburkan dirinya
Namun jika wudu ataupun mandi ke dalam kolam ataupun sungai, asal
dilakukan tanpa niat mengangkat hadas, diiringi dengan niat.
misalnya sekedar untuk menghilangkan 4. Sunah-sunah Mandi
kantuk dan membersihkan badan, maka
Yang sebelumnya disebutkan terkait
hukumnya boleh.
rukun mandi, merupakan cara minimal. Agar
Ini adalah perkara yang menjadi ibadah mandi besar ini menjadi afdal, maka
pantangan bagi orang yang berhadas besar. Agar ada beberapa sunah yang bisa dilaksanakan,
ia bisa kembali melakukan hal-hal tersebut, yang ada beberapa kemiripan dengan sunah
maka ia harus menyingkirkan terlebih dahulu wudu sebelumnya. Di antaranya :
hadas besarnya, dengan mandi. Mandi inilah
a. Membasuh tangan sebelum
yang kemudian disebut dengan mandi junub atau
mencidukkannya ke tempat penampungan
mandi besar.
air.
3. Rukun Mandi b. Beristinja sebelum mandi, dilanjutkan
a. Niat di dalam hati. Jika ia kemudian dengan membersihkan kemaluan serta
melafazkan niatnya dengan lisan, maka lipatan-lipatan badan.
itu lebih baik, karena melafazkan niat itu c. Berwudu sebelum mandi. Seandainya
membantu rukun niat di dalam hati orang yang mandi ini memegang
sehingga ia tidak dijebak waswas. kemaluannya saat mandi, maka wudunya
Dalilnya sama dengan dalil wajibnya niat batal. Makanya, kemaluan dibersihkan
dalam berwudu. langsung pada saat istinja, sehingga saat
b. Menyampaikan air ke seluruh tubuh, ini mandi, tinggal menyiramkan air saja ke
berdasarkan perbuatan Nabi ﷺyang
bagian kemaluan, tanpa menyentuhnya,
diriwayatkan oleh Imam Bukhari (253)
berdasarkan riwayat Imam Bukhari (246),
dari Jabir , bahwa Nabi ﷺmengambil air
dari hadis Maimunah .
sebanyak 3 kali cidukan dan
menyiramkannya ke kepala beliau. d. Mengeraikan rambutnya dengan tangan
yang telah dibasahi dengan air, kemudian
dibasuh.
16 |Page
e. Mendahulukan yang kanan dari pada yang Tayammum
kiri, berdasarkan perbuatan Nabi ( ﷺHR.
Muslim no. 316) Tayamum merupakan sebuah tindakan
Mendahulukan yang kanan untuk setiap mengusapkan debu ke wajah dan tangan dengan
perbuatan baik merupakan sunah Nabi ﷺ cara dan niat khusus. Hal ini dilakukan karena
yang bersifat umum. Aisyah tidak selamanya manusia mampu menggunakan
meriwayatkan bahwa Nabi ﷺmenyukai air untuk bersuci. Dengan kata lain, tayammum
tayammun (mendahulukan yang kanan) merupakan perbuatan bersuci yang dilakukan
saat memakai sandal, mengeraikan saat darurat, sehingga kedaruratan tersebut harus
rambut, bersuci serta seluruh kegiatan jelas ada, barulah tayamum boleh dilaksanakan,
beliau. dan gugurlah kewajiban.
f. Menggosok bagian yang dibasuh. Ini juga
Dalil pensyariatan terdapat pada Alquran
bertujuan untuk memperkecil perbedaan
dan hadis. Allah berfirman :
dengan Mazhab Maliki yang mewajibkan
gosokan pada setiap basuhan. طئاغال نم مكنم دحأ ءاج وأ رفس ىلع وأ ىضرم متنك نإو
مكهوجوب اوحسماف ابيط اديعص اومميتف ءام اودجت ملف ءاسنال متسمال وأ هنم مكيديأو
g. Membasuh sebanyak tiga kali,
sebagaimana juga disunahkan dalam Artinya :”Dan apabila kamu sakit atau
1. Alasan Tayammum
18 |Page
salat tidak habis. Yang kita jadikan standar
disini adalah standar waktu salat yang paling
pendek, yaitu subuh dan magrib, kurang lebih
satu jam. Standar perjalanan yang kita rujuk
juga adalah perjalanan yang paling minimal,
yaitu berjalan kaki. Jarak berjalan kaki
selama satu jam itu adalah sekitar 2,5-3km.
Dengan kata lain, seseorang yang tinggal di
Lubuk Basung misalkan, tidak harus pergi ke
laut ataupun ke Danau Maninjau untuk
mencari air karena jaraknya telah lebih dari
2,5km. Salat yang ia lakukan dengan keadaan
ini juga tidak perlu diganti.
c. Air ada, namun tidak bisa digunakan, semisal
karena air itu dijaga oleh orang jahat, ataupun
ada hewan buas disana. Ini juga bisa terjadi
jika orang yang hendak bersuci itu memiliki
penyakit yang menghalanginya untuk
menggunakan air. Dalam keadaan seperti ini,
diperbolehkan bertayamum berdasarkan hadis
tentang orang yang kepalanya terluka, yang
sebelumnya telah dibahas dalam pembahasan
perban. Orang yang melakukan salat dengan
keadaan ini tidak perlu mengulang kembali
salatnya.
d. Sangat dingin, sehingga orang yang
hendak bersuci takut akan tertimpa penyakit
jika ia tetap menggunakan air. Ia juga
tidak memiliki alat untuk
19 |Page
menghangatkan air tersebut. Hal ini juga c. Menggunakan debu tanah yang suci, yang
ditaqrir oleh Nabi ﷺdalam riwayat Abu
tidak bercampur dengan tepung ataupun
Daud, al-Hakim dan Ibn Hibban. Akan
kapur. Ini berdasarkan dalil-dalil yang
tetapi orang yang bertayammum karena
sebelumnya telah dijelaskan, bahwa yang
alasan ini, harus mengulang (qadhâ)
dijadikan alat bersuci untuk umat Nabi
kembali salatnya saat ia sudah mampu
Muhammad ﷺadalah tanah bumi. Dan
bersuci sempurna, karena hakikatnya ini
untuk bersuci, tentu alatnya juga suci. Jika
bukanlah keadaan darurat.
ia bercampur dengan bubuk lain, semisal
2. Syarat Pelaksanaan Tayamum
kapur ataupun kopi, tentu ia sudah tidak
Tayamum baru akan dianggap sah jika
bisa lagi disebut debu tanah.
syarat-syaratnya terpenuhi, yaitu :
d. Orang yang bertayammum harus
a. Masuknya waktu salat, sebab sebelum
menyingkirkan seluruh najis terlebih
waktu salat masuk, berarti kedaruratan
dahulu. Ini karena tayammum hanya bisa
belum ada. Berdasarkan hadis yang
menggantikan wudu dan mandi.
diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2/222) :
Sedangkan istinja dan izâlah tetap harus
تيلصو تحسمت ةالصال ينتكردأ امنيأ
dilaksanakan sesuai dengan aturannya.
Artinya : “Dimana salat wajib bagiku,
e. Ia harus mencari kiblat sebelum
maka aku pun mengusap (tayammum)
bertayamum, agar tidak ada jeda antara
kemudian aku salat.”
perbuatan tayammum dengan pelaksanaan
b. Mencari air terlebih dahulu saat waktu
salat.
salat telah masuk. Ini karena redaksi ayat
3. Rukun Tayammum
tayammum, “maka jika kamu tidak
a. Niat di dalam hati, jika dilafazkan, itu
menemukan air”. Tidak menemukan air
lebih baik karena membantu hati agar
itu baru dianggap sah, jika telah dilakukan
fokus dan tidak terjebak waswas. Yang
pencarian sebelumnya. Apakah seseorang
diniatkan saat tayamum adalah tayamum
harus mengulang kembali pencarian air
untuk ibadah, bukan untuk mengangkat
setiap waktu salat masuk? Tidak, jika
hadas, karena hakikatnya tayamum tidak
berdasarkan pencarian pertama ia yakin
bisa mengangkat hadas.
bahwa air memang tidak ada. Namun jika
b. Mengambil debu, kemudian mengusap
ia menemukan tanda-tanda baru adanya
wajah.
air, semisal bunyi gemericik hujan ataupun
c. Mengambil debu, kemudian mengusap
bayangan hujan, maka ia mesti mencari
tangan hingga siku. Berdasarkan QS. al-
air.
20 |Page
Maidah ayat 6. Debu untuk wajah dan Ternyata ia sedang junub dan ia tidak
tangan mesti berbeda, berdasarkan riwayat mendapati air. Kemudian Nabi ﷺbersabda