Anda di halaman 1dari 15

BAB III

TEMA : KONSEP WUDLU, MANDI DAN TAYAMUM

No Nama NIM Kelas Email


1 Daffa Maharani Pitaloka 1212020054 2B daffaptlk26@gmail.com
2 Dede Hidayatullah 1212020057 2B dedehidayatullah48@gmail.com
3 Enung Sriwahyuni 1212020069 2B Enungsriwahyuni5@gmail.com

Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)


Kelas : 2-B

Mata Kuliah : Fikih Ibadah

PEMBAHASAN
A. Wudhu
B. Mandi
C. Tayamum
D. Kesimpulan

Jumlah Sitasi Mendeley :


20
PEMBAHASAN

A. Wudhu
1. Pengertian Wudhu

Menurut bahasa, kata wudhu-dengan membaca dhammah pada


huruf wawu (wudhu')-adalah nama untuk suatu perbuatan yang
memanfaatkan air dan digunakan untuk (membersihkan) anggota-
anggota badan tertentu. diambil dari kata berbahasa Arab al-wadha'ah,
al-hasan, dan an-nazhafah. Jika dikatakan wadha'a ar-rajul dalam
ungkapan Arab, maka ia berarti "lelaki itu telah bersih/baik/suci."
(Zuhaili, 2011)

Wudhu adalah tata cara pembersihan yang dilakukan seseorang


untuk membasuh beberapa bagian tubuhnya sebanyak lima kali dalam
sehari. Wudhu mengandung dua aspek kebersihan: kebersihan lahir
dan kebersihan batin. (Syahputra, 2020)

Kalimat wudhu itu diambil dari kalimat wadha'at yang berarti


bagus dan bersih. Wudhu untuk shalat itu membuat baik dan bersih
orang yang berwudhu. Wudhu itu ditetapkan berdasarkan Al-Qur’an,
sunnah, dan ijma’. Ijma', ialah tidak adanya perselisihan kaum
muslimin tentang masalah ini. Jika memang ada tentu sudah
diketahui. Adapun Al-Qur’an, firman Allah Ta’ala : (Prilaksmana,
2013)

ِ ‫ﺼٰﻠﻮِة ﻓَﺎْﻏ‬
ِ ‫ﺴﻠُْﻮا ُوُﺟْﻮَھُﻜْﻢ َوا َْﯾِﺪﯾَُﻜْﻢ ِاﻟَﻰ اْﻟَﻤَﺮاِﻓ‬
‫ﻖ‬ ‫ٰﯾٓﺎ َﯾﱡَﮭﺎ اﻟﱠِﺬْﯾَﻦ ٰاَﻣﻨُ ْٓﻮا ِاذَا ﻗُْﻤﺘ ُْﻢ ِاﻟَﻰ اﻟ ﱠ‬
‫ﺳُﻜْﻢ َوا َْرُﺟﻠَُﻜْﻢ ِاﻟَﻰ اْﻟَﻜْﻌﺒَْﯿِۗﻦ‬
ِ ‫ﺴُﺤْﻮا ِﺑُﺮُءْو‬ َ ‫َواْﻣ‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjak shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki.” (Al-Maidah:6)
As-Sunnah, ialah sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
“Allah tidak berkenan menerima shalat orang yang masih
menanggung hadats sebelum ia berwudhu.” (HR. Al-Bukhari,
Muslim, dan lainnya) (Ayyub, 2010)

2. Hukum Wudhu
a. Wudhu hukumnya wajib bagi seseorang yang sudah akil baligh
ketika melakukan sesuatu yang keabsahannya disyaratkan harus
berwudhu
b. Hukum wudhu difardhukan bagi orang yang berhadats apabila
ia ingin melaksanakan shalat
c. Hukumnya Sunnah ketika hendak tidur dan setelah bangun tidur,
sebelum melakukan mandi junub, dan lain-lain (Zuhaili, 2011)

Juga ada pendapat lain, yaitu perselisihan antara wajib dan


sunnah, seperti dalam menyentuh mushaf, thawaf, dan khutbah jumat.
(Ansory, 2018)

3. Keutamaan dan Pahala Wudhu


a. Dihapus kesalahan-kesalahannya dan diangkat beberapa derajat
b. Dikeluarkan dosa-dosanya
c. Pada hari kiamat akan dipanggil dalam keadaan wajah bercahaya
4. Syarat-syarat wudhu: Islam, berakal, tamyiz (dewasa), dan niat.
(Ayyub, 2010)

Dalam berwudhu, juga disyaratkan agar air yang digunakan


suci dan menyseucikan. (Saleh bin al-Fauzan, 2020)
Air yang dapat digunakan untuk berwudhu adalah air muthlaq:
air hujan, air salju, air embun, air laur, air sumur, air mata air, dan air
sungai. (Ansory, 2019)

Selain itu, berwudhu juga dapat bermanfaat bagi kesehatan.


Setidaknya ada empat aspek kesehatan: kesehatan badan, kesehatan
mental, kesehatan sosial, dan kesehatan ekonomi. (Afif & Khasanah,
2018)

Empat manfaat wudhu bagi psikis: mengurangi rasa marah,


membantu konsentrasi, menghindari stress, dan memberi rasa percaya
diri. (Lela & Lukmawati, 2015)

Wudhu dapat meningkatkan konsentrasi karena ada efek sejuk


di kepala sehingga pikiran menjadi tenang. (Hidayati & Zarkasyi,
2021)

Bahkan dalam penelitian lain, wudhu sebelum tidur terbukti


secara efektif dapat meningkatkan kualitas tidur karena wudhu sendiri
memiliki efek terhadap relaksasi tubuh. (Lestari & Minan, 2018)

5. Tata Cara Wudhu yang Sempurna


Singkatnya, ada 13 tata cara wudhu Rasulullah: membaca
bismillah, mencuci tangan, berkumur, menghirup air ke hidung lalu
mengeluarkannya, mencuci wajah tiga kali, menyela jenggot,
mencuci tangan kanannya hingga siku tiga kali, mencuci tangan
kirinya seperti tangan kanannya tiga kali, mengusap kepalanya,
mencuci kaki kanannya hingga dua mata kaki tiga kali, mencuci kaki
kirinya seperti kaki kanannya, dan berdoa. (Arif, n.d.)
6. Hal-hal yang Diwajibkan dan yang Disunnatkan dalam Wudhu
a. Hal-hal yang diwajibkan dalam wudhu
1) Membasuh sekali pada wajah, sepasang lengan, dan sepasang
kaki, dengan syarat basuhan tersebut sudah merata ke seluruh
anggota, dan mengusap seluruh kepala sekali saja
2) Niat di awal wudhu
3) Tertib dalam membasuh anggota-anggota wudhu
4) Berturut-turut atau maraton
b. Hal-hal yang sunnat itu terbatas sebagai berikut
1) Menghadap kiblat
2) Membasuh telapak tangan pada awal wudhu
3) Membaca bismillah menurut selain para ulama Madzhab
Hanbali
4) Bersiwak atau gosok gigi sebelum wudhu
5) Berkumur, menyedot air dengan hidung lalu
menyemburkannya
6) Memperbanyak air saat membasuh wajah
7) Menengah-nengahi jenggot
8) Menengah-nengahi jari-jari tangan dan kaki 3x
9) Menyempurnakan usapan kepala
10) Mengusap sepasang telinga
11) Membaca doa
12) Shalat dua rakaat wudhu

Imam Ahmad, Laits, dan beberapa ahli ilmu berpendapat


bahwa menyela-nyelai jenggot dalam mandi adalah wajib dan dalam
wudhu tidak wajib. (Fadh & bin Baz, 2011)
7. Batalnya Wudhu
a. Segala sesuatu yang keluar dari saluran air kecil atau dari saluran
air besar
b. Hilang akal atau segala sesuatu yang menghilangkan akal
c. Memegang kemaluan atau dzakar tanpa ada sekat
d. Menyentuh wanita yang bukan mahram tanpa ada sekat (Ayyub,
2010)
e. Menyentuh qubul (kemaluan depan) dan dubur (kemaluan
belakang) (Ajib, 2019)
B. Mandi
1. Makna Al-Ghaslu (Mandi) dan Dalilnya

Mandi [al-Ghaslu] dalam penjelasan para ulama bermakna;


Menyiram seluruh badan dengan air suci dengan tata cara tertentu
dengan niat beribadah kepada Allah Ta’ala. Dalilnya

‫ﺟ ﻨ ُ ﺒ ً ﺎ ﻓ َ ﺎ ط ﱠ ﮭﱠ ُﺮ و ا‬
ُ ‫… َو إ ِ ْن ﻛ ُ ﻨ ْ ﺘ ُْﻢ‬
Artinya: “Dan jika kamu dalam keadaan junub, maka mandilah!”
[QS. Al-Maidah: 6]
2. Rukunnya

Meratakan air suci ke seluruh bagian tubuh sesuai dengan


kemampuan dan tidak sampai menimbulkan kesukaran.

3. Sebabnya

Sebabnya adalah apabila seseorang mau melakukan sesuatu yang


tidak boleh dilakukan karena dia sedang dalam keadaan junub ataupun
karena ingin melakukan perkara yang wajib. (Bisri, M.Ag., M.Pd.
HGumanti, 2017)
4. Hukumnya

Dengan mandi tersebut, maka semua hal yang sebelum mandi


dilarang akan menjadi halal, di samping juga akan mendapat pahala
karena dia melakukannya dengan tujuan ibadah kepada Allah SWT.
(Zuhaili, 2011)

5. Perkara-Perkara yang Mewajibkan Mandi

a. Keluarnya mani
Adapun bacaan niat mandi wajib, setelah keluarnya mani
sebagai berikut:
ً ‫ث اْﻷ َْﻛﺒَِﺮ ِﻣَﻦ اِْﻟﺠﻨَﺎﺑَِﺔ ﻓَْﺮ‬
‫ﺿﺎ ِ›ِ ﺗ َﻌَﺎﻟَﻰ‬ ِ ‫ﺴَﻞ ِﻟَﺮْﻓِﻊ اْﻟَﺤَﺪ‬
ْ ُ‫ﺖ اْﻟﻐ‬
ُ ‫ﻧََﻮْﯾ‬
Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar
dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala."

Jika keluarnya mani terjadi di saat seseorang tertidur pulas,


maka ia tetap diwajibkan mandi meskipun keluarnya tidak disertai
rasa nikmat. (Saleh bin al-Fauzan, 2020)

b. Bertemunya kemaluan sepasang suami istri ketika jimak


(bersetubuh) meskipun tidak mengeluarkan mani

Adapun bacaan niat mandi wajib, setelah berhubungan badan


sebagai berikut :

Artinya: Aku berniat mandi menghilangkan hadas besar


wajib karena Allah Taala.
c. Terhentinya darah haid dan nifas bagi wanita
Adapun bacaan niat mandi wajib, setelah haid sebagai
berikut:

‫ِ ﺗ َﻌَﺎﻟَﻰ‬Ÿِ ‫ﺾ‬ ِ ‫ﺴَﻞ ِﻟَﺮْﻓِﻊ َﺣَﺪ‬


ِ ‫ث اْﻟَﺤْﯿ‬ ْ ُ‫ﺖ اْﻟﻐ‬
ُ ‫ﻧََﻮْﯾ‬

Artinya: “Saya berniat mandi wajib untuk mensucikan hadast


besar dari haid karena Allah Ta’ala.”

Dan Adapun bacaan niat mandi wajib setelah nifas sebgai


berikut:

ِ ‫ﺴَﻞ ِﻟَﺮْﻓِﻊ َﺣَﺪ‬


‫ِ ﺗ َﻌَﺎﻟَﻰ‬Ÿِ ‫ث اﻟِﻨّﻔَﺎِس‬ ْ ُ‫ﺖ اْﻟﻐ‬
ُ ‫ﻧََﻮْﯾ‬

Artinya: “Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas


besar dari nifas karena Allah Ta’ala,”

d. Memandikan Jenazah yang Meninggal dunia.

Adapun bacaan niat untuk memandikan jenazah laki-laki


sebagai berikut :

ِ ّ‫ﻋْﻦ ھﺬَااْﻟَﻤِﯿ‬
‫ِ ﺗ َﻌَﺎﻟَﻰ‬Ÿِ ‫ﺖ‬ ْ ُ‫ﺖ اْﻟﻐ‬
َ ‫ﺴَﻞ ا ََداًء‬ ُ ‫ﻧََﻮْﯾ‬

Artinya: Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban


dari mayit (laki-laki) ini karena Allah Ta'ala

Adapun bacaan niat untuk memandikan jenazah perempuan


sebagai berikut :

‫ِ ﺗ َﻌَﺎﻟَﻰ‬Ÿِ ‫ﻋْﻦ ھِﺬِه اْﻟَﻤِﯿّﺘ َِﺔ‬ ْ ُ‫ﺖ اْﻟﻐ‬


َ ‫ﺴَﻞ ا ََداًء‬ ُ ‫ﻧََﻮْﯾ‬
Artinya: “Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban
dari mayit (perempuan) ini karena Allah Ta'ala”

e. Jika seorang kafir atau murtad masuk Islam menurut


pendapat sebagian ulama (Zuhaili, 2011)
f. Melahirkan

Sebagian ulama berpendapat bahwa melahirkan merupakan


salah satu sebab mandi wajib walau tidak mengeluarkan darah
nifas. (Mahadhir, 2018)

6. Tata Cara Mandi

Tata cara mandi terbagi dua: tata cara yang dianjurkan dan tata cara
minimal (sekedar sah dan menggugurkan kewajiban). Jika seseorang
menyiramkan air ke seluruh tubuhnya disertai dengan niat, maka
mandinya dikatakan sah. Mandi sesuai tuntunan Rasulullah:

a. Membaca niat dengan hati


b. Membaca basmalah dan mencuci kedua telapak tangan 3x
c. Mencuci kemaluan
d. Berwudhu dengan sempurna, seperti wudhu untuk melaksanakan
shalat
e. Menuangkan air ke atas rambut kepala sambil menyela-nyela
rambut tersebut hingga membasahi kulit kepala menjadi basah
sebanyak 3x
f. Meratakan seluruh badan dengan air, menggosok tubuh dengan
dua tangannya, agar air sampai ke seluruh tubuh dimulai dengan
bagian badan sebelah kanan.
Khusus untuk wanita jika ia mandi dengan sebab selesainya masa
haid, maka ia wajib untuk mengurai dan melepas ikatan rambutnya
ketika mandi. Adapun untuk janabah, maka ia boleh tetap menyiram
rambutnya dalam keadaan terikat dan menyatu. (Saleh bin al-Fauzan,
2020)

C. Tayamum
1. Pengertian Tayamum

Tayamum menurut para ulama adalah bersuci dengan


mengusap wajah dan kedua telapak tangan dengan tanah (debu) yang
bersih dengan tata cara tertentu dan disertai niat beribadah kepada
Allah Ta’ala. Para ulama telah berijmak (sepakat) bahwa tayamum
disyariatkan jika syarat-syaratnya terpenuhi sebagai pengganti wudhu
dan mandi besar. Memanfaatkan debu untuk diusapkan pada wajah dan
sepasang telapak tangan sebagai gantinya wudhu, dan juga sebagai
gantinya mandi jinabat jika ada alasan-alasan yang sah. (Tim Ilmiyah,
2020)

2. Syarat-syarat dan sebab-sebabnya diperbolehkan Bertayamum


a. Syarat-syarat taklif secara umum: Islam, berakal, dan baligh
b. Sudah masuk waktu shalat, dan khawatir terlewat waktu shalat,
tetapi adanya uzur (halangan) untuk menggunakan air
c. Iklim yang dingin dan air menjadi dingin, Tidak ada alat untuk
mengambil air seperti tidak ada timba ataupun tali.
d. Sudah berusaha mencari air tetapi tidak dapat, sedangkan waktu
sholat sudah masuk (kecuali orang yang bertayamum karena sakit
atau sudah yakin bahwa disekitar tempat itu tidak ada air).
e. Menggunakan tanah yang suci dan berdebu
f. Menghilangkan najis sebelum melakukan tayamum. (Abidin,
2020)
3. Tata Cara Tayamum
a. Berniat, adapun niat bacaan tayamum sebagai berikut:
ً ‫ﺼﻼَِة ﻓَْﺮ‬
‫ِ ﺗ َﻌَﺎﻟَﻰ‬Ÿِ ‫ض‬ ُ ‫ﻧََﻮْﯾ‬
ْ ‫ﺖ اﻟﺘ ﱠﯿَﱡﻤَﻢ ِ ِﻻ‬
‫ﺳِﺘﺒَﺎَﺣِﺔ اﻟ ﱠ‬

Artinya: "Sengaja aku bertayamum untuk melakukan sholat,


fardhu karena Allah Ta'ala"

b. Menepukkan kedua telapak tangan ke atas debu atau pasir yang


suci atau jenis-jenis tanah lainnya. Kemudian kibas-kibaskanlah
debu yang ada dengan cara meniupnya atau dengan satu kali
tepukan, sambil membaca bismillah
c. Kemudian usapkan telapak tangan Anda pada wajah secara merata,
lalu usaplah tangan kanan sampai batas pergelangan dengan tangan
kiri, dan usaplah tangan kiri juga sampai batas pergelengan dengan
tangan kanan.(Enang Hidayat, 2007)
4. Pembatalan Tayamum
a. Semua hal yang membatalkan wudhu adalah pembatal tayamum
b. Mendapatkan air setelah bertayamum bagi yang uzurnya tidak ada
air
c. Hilangnya uzur yang menghalangi seseorang menggunakan air
(Tim Ilmiyah, 2020)
D. Kesimpulan

Wudhu adalah nama untuk suatu perbuatan yang memanfaatkan air


dan digunakan untuk (membersihkan) anggota-anggota badan tertentu.
Wudhu merupakan cara membersihkan anggota tertentu, atau pekerjaan
tertentu yang diawali dengan niat, yaitu membasuh muka, tangan, dan kaki
serta mengusap kepala. (Andi, 2019)
Sedangkan mandi merupakan cara untuk membersihkan tubuh dari
segala macam kotoran, baik kotoran yang menempel pada badan maupun
kotoran atau hadats yang ada pada batin atau jiwa. Mandi yang diniatkan untuk
bertaqarrub kepada Allah atau untuk mengangkat hadats besar.
Dan adapun tayamum menurut para ulama adalah bersuci dengan
mengusap wajah dan kedua telapak tangan dengan tanah (debu) yang bersih
dengan tata cara tertentu dan disertai niat beribadah kepada Allah Ta’ala.
Memanfaatkan debu untuk diusapkan pada wajah dan sepasang telapak tangan
sebagai gantinya wudhu, dan juga sebagai gantinya mandi jinabat jika ada
alasan-alasan yang sah. (Enang Hidayat, 2007)
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. (2020). Fiqh Ibadah. Deepublish.
Afif, M., & Khasanah, U. (2018). Urgensi Wudhu dan Relevansinya Bagi
Kesehatan (Kajian Ma’anil Hadits) dalam Perspektif Imam Musbikin.
Riwayah: Jurnal Studi Hadis, 3(2), 215–230.
Ajib, M. (2019). Fiqih Wudhu Versi Madzhab Syafi’iy (A. A. Asy-Syaafi’iy,
Ed.). Rumah Fiqih Publishing.
Andi, M. (2019). Bersuci (Mandi, Wudhu, dan Tayammum). Pendidikan
Agama Islam, 2(1), 11.
Ansory, I. (2018). Wudhu’ Rasulullah SAW Menurut 4 Mazhab (M.
Fithriyaningrum, Ed.). Rumah Fiqih Publishing.
Ansory, I. (2019). Media Bersuci: Air dan Tanah (M. Fithriyaningrum, Ed.).
Rumah Fiqih Publishing.
Arif, A. H. (n.d.). Bekal Akhirat. Al-Iman TV Publishing.
Ayyub, S. H. (2010). Fikih Ibadah.
Bisri, M.Ag., M.Pd. HGumanti, M. Ag. R. (2017). Pengajaran Fiqih
Pendidikan Agama Islam. In Laskar pelangi. Sinar dunia nusantara.
Enang Hidayat, M. A. (2007). FIQIH IBADAH: Bagi Orang Sakit dan
Bepergian. Cendekia Press.
Fadh, S. M., & bin Baz, S. A. A. (2011). Sifat Wudhu dan Shalat Nabi SAW
(A. Z. Akaha, Ed.). Pustaka Al Kautsar.
Hidayati, E., & Zarkasyi, F. A. (2021). Pengaruh Wudhu terhadap
Peningkatan Konsentrasi Belajar Remaja. CENDEKIA UTAMA: Jurnal
Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat, 10(2), 108–114.
Lela, & Lukmawati. (2015). “Ketenangan”: Makna Dawamul Wudhu.
PSIKIS: Jurnal Psikologi Islam, 1(2), 55–66.
Lestari, N. D., & Minan, M. R. (2018). Efektivitas Terapi Wudhu Menjelang
Tidur terhadap Kualitas Tidur Remaja. Mutiara Medika: Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan, 18(2), 49–54.
https://doi.org/10.18196/mm.180215
Mahadhir, S. (2018). Sudah Mandi Wajib Haruskah Wudhu Lagi? (K.
Husna, Ed.). Rumah Fiqih Publishing.
Prilaksmana, B. (2013). Wudhu Sebagai Terapi Marah: Penelitian kualitatif
di Madrasah Mu’alimin Mu’alimat Atas Tambakberas Jombang.
Uin.Malang Fikih Islam, 13–32.
Saleh bin al-Fauzan, D. I. J. (2020). Ringkasan Fiqih Islam: Ibadah &
Muamalah. Anak Hebat Indonesia.
Syahputra, H. (2020). Ritual Wudhu: Upaya Menjaga Kesehatan Tubuh
dengan Perawatan Spiritual. Al Hikmah: Jurnal Theosofi Dan
Peradaban Islam, 2(2), 176–186.
Tim Ilmiyah, A. T. (2020). Beribadah sesuai fiqih. bagaimana bersyariat
dalam menjalani ibadah dan muamalah. In Indonesian Community Care
Center.
Zuhaili, W. A. H. al-K. (2011). Fiqih Islam. In Gema Insani. Jakarta : Gema
Insani, 2011.
PROFIL PENULIS

No. Nama Foto Moto No. HP


Kamu tidak
pernah
menemukan
1. Daffa Maharani Pitaloka cinta sejati, 089639980956
sebelum kamu
belajar
mencintai Allah
dengan sepenuh
hati terlebih
dahulu

2. Dede Hidayatullah Semangat selagi 089530850520


kuat

Hiduplah
sewajarnya
tanpa
3. Enung Sriwahyuni berlebihan. 081282938772
Jangan lupa
bersyukur walau
nikmatmu
sedikit. Capek
boleh, mengeluh
jangan. Karena
capek itu butuh
istirahat bukan
mengeluh.

Anda mungkin juga menyukai