PENGANTAR
Metode penelitian campuran atau mixed methods merupakan pendekatan penelitian yang
menggabungkan elemen-elemen kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi. Dalam penelitian
campuran, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk memahami konteks dan
kompleksitas suatu fenomena, sementara pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur,
menguji hipotesis, atau mendapatkan gambaran umum (Sugiyono, 2017).
Pendekatan kualitatif dalam penelitian campuran melibatkan pengumpulan dan analisis data
berupa teks, wawancara, observasi partisipatif, atau dokumen untuk mendapatkan
pemahaman mendalam tentang pengalaman, sikap, nilai, dan persepsi individu atau
kelompok. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi dan menjelaskan
konteks sosial, budaya, dan historis yang mempengaruhi fenomena yang diteliti.
Dalam penelitian campuran, integrasi data dari kedua pendekatan ini dapat dilakukan dalam
berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menggabungkan data secara sekuensial, yaitu
mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif terlebih dahulu, kemudian menggunakan
temuan kualitatif tersebut untuk menginformasikan desain survei kuantitatif. Metode lainnya
adalah penggabungan data secara simultan, di mana data kualitatif dan kuantitatif
dikumpulkan dan dianalisis secara bersamaan, dan hasilnya saling melengkapi dan
memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang fenomena yang diteliti.
Penelitian campuran memiliki beberapa keuntungan. Pertama, metode ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam dan holistik tentang fenomena yang diteliti. Kombinasi
data kualitatif dan kuantitatif membantu dalam mengonfirmasi dan memperluas temuan, serta
memperkaya interpretasi penelitian. Kedua, penelitian campuran juga memungkinkan peneliti
untuk mengatasi keterbatasan dari masing-masing pendekatan, misalnya dengan
menggunakan data kualitatif untuk menjelaskan hasil yang ditemukan dalam analisis
kuantitatif atau menggunakan data kuantitatif untuk menguji generalisasi dari temuan
kualitatif.
Metode penelitian campuran atau mixed methods memiliki signifikansi yang besar dalam
dunia penelitian. Berikut adalah beberapa signifikansi dari penggunaan metode penelitian
campuran:
Kajian Literatur
Kemampuan literasi membaca menjadi faktor penting bagi siswa untuk mengikuti
perkembangan di dunia pendidikan. Studi yang dilakukan oleh Khotimah & Sa'dijah (2018),
Setiawan dan Musaffak (2021), serta Wulanjani (2019) menekankan pentingnya kemampuan
literasi membaca dalam menunjang keberhasilan siswa dalam pendidikan. Membaca
merupakan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, dan dalam era yang kompetitif seperti
sekarang ini, kreativitas, inovasi, dan kecerdasan generasi muda menjadi hal yang krusial.
Semua aspek ini dapat dikembangkan melalui kegiatan membaca. Oleh karena itu, kebiasaan
membaca perlu ditanamkan sejak dini (Suragangga, 2017).
Miller dan Schrier (sebagaimana disebutkan dalam Hikmawati dan Taufik, 2019) menyoroti
pentingnya pemahaman guru terhadap persepsi siswa terhadap bacaan dalam bentuk cetak
maupun online. Persepsi siswa ini harus dipahami oleh guru agar mereka dapat memberikan
pengalaman membaca yang sesuai dengan karakteristik siswa. Salah satu cara untuk
meningkatkan minat baca siswa adalah dengan menyediakan bacaan sastra yang diminati
oleh mereka.
Media bacaan sastra, baik dalam bentuk cetak maupun digital, terus berkembang dan
menawarkan berbagai pilihan menarik kepada masyarakat, termasuk siswa sekolah menengah.
Kencana dan Meyshanti (2020) menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin
bertransformasi menuju era teknologi informasi. Dalam konteks ini, media bacaan sastra
digital menjadi lebih mudah diakses melalui internet dan menawarkan tampilan yang menarik
bagi para pembaca.
Baik media bacaan sastra cetak maupun digital memiliki karakteristik dan keunggulan
masing-masing. Bacaan sastra cetak memiliki keunggulan dalam kemampuan untuk dibaca
dalam waktu yang lama dan dapat ditandai pada setiap bagian yang diinginkan (Hikmawati
dan Taufik, 2019). Di sisi lain, bacaan sastra digital memiliki kepraktisan dalam hal
penyimpanan, karena dapat menyimpan ribuan buku dalam satu perangkat (Munandar, 2019).
Hal ini menunjukkan bahwa bacaan sastra digital dapat dengan mudah diakses oleh siswa
secara praktis melalui internet (Munandar, 2019).
Dalam keseluruhan, pemahaman tentang persepsi siswa terhadap bacaan dalam bentuk cetak
dan digital menjadi penting bagi guru dalam menciptakan pengalaman membaca yang sesuai
dengan karakteristik siswa. Kemampuan literasi membaca yang baik akan memberikan
manfaat bagi siswa dalam mengikuti perkembangan di dunia pendidikan. Baik media bacaan
sastra cetak maupun digital memiliki keunggulan dan kepraktisan masing-masing, dan
keduanya dapat dijadikan sumber bacaan yang berharga bagi siswa.
Analisis artikel
Bagian ini membahas topik multibahasa dan variasinya dalam konteks yang berbeda, dengan
fokus khusus pada konteks bahasa Indonesia. Ini menyoroti pengaruh bahasa nasional dan
potensi dampaknya terhadap vitalitas bahasa daerah. Studi yang disebutkan dalam bagian ini
mengeksplorasi posisi bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dalam repertoar bahasa individu
multibahasa muda di Yogyakarta, Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode
campuran, menggabungkan survei kuesioner dan observasi yang dilakukan di sepuluh
sekolah menengah atas yang berpartisipasi. Sebanyak 1.039 siswa menanggapi survei tersebut,
dan penggunaan bahasa alami mereka diamati di taman bermain sekolah. Selain itu, data
dikumpulkan melalui survei yang dilakukan oleh guru bahasa dan wawancara dengan otoritas
sekolah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa bahasa Jawa dan bahasa Indonesia masih
bersaing dalam tiga ranah yang disebutkan (rumah, sekolah, dan jalan) tetapi tidak dalam
semua situasi sosiolinguistik. Pemilihan penggunaan bahasa Jawa atau bahasa Indonesia oleh
para remaja ternyata dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis kelamin dan latar belakang
pendidikan orang tua mereka.
Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa temuan: pertama, OILM efektif digunakan dalam
perkuliahan Bahasa Indonesia di program S-1. Kedua, model pembelajaran ini mampu
meningkatkan penyerapan materi kuliah oleh mahasiswa, dengan peningkatan mencapai lebih
dari 81% dibandingkan dengan model pembelajaran tatap muka konvensional. Ketiga,
berdasarkan hasil kuesioner, subjek penelitian berpendapat bahwa OLM memberikan
pengalaman baru yang lebih menantang dibandingkan dengan model pembelajaran tatap
muka konvensional.
Judul 3: Preferensi media bacaan sastra siswa SMAN 1 Kraksaan: Cetak atau digital?
(Literature reading media preferences of SMAN 1 Kraksaan students: Print or digital?)
perkembangan media bacaan sastra dan berbagai tawaran menarik yang diberikan kepada
siswa tingkat sekolah menengah. Siswa saat ini memiliki pilihan media bacaan sastra yang
beragam, baik dalam bentuk cetak maupun digital. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi dan mendeskripsikan preferensi siswa terhadap media bacaan sastra, baik
cetak maupun digital.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran atau mixed
methods. Pengumpulan data dilakukan melalui penggunaan kuesioner dan wawancara oleh
peneliti. Data penelitian yang diperoleh berupa jawaban dari kuesioner dan wawancara terkait
persepsi siswa tentang bacaan sastra cetak dan bacaan sastra digital. Subjek penelitian adalah
siswa kelas X, XI, dan XII di SMAN 1 Kraksaan. Peneliti menyusun instrumen penelitian
yang diunggah melalui google form untuk diisi oleh siswa. Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam aspek pengalaman pembelajaran Bahasa
Indonesia dan minat baca, siswa cenderung memilih media bacaan sastra digital. Namun,
dalam aspek keunggulan dan penguasaan konsep sastra, siswa lebih memilih media bacaan
sastra cetak. Temuan penelitian ini memiliki implikasi dalam pemilihan media bacaan sastra
yang digunakan oleh guru Bahasa Indonesia. Guru Bahasa Indonesia dapat menggunakan
media bacaan sastra untuk meningkatkan minat baca siswa terhadap sastra, serta
memanfaatkan media bacaan sastra cetak untuk memperkaya konsep-konsep kesastraan pada
siswa sekolah menengah atas.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan gambaran tentang preferensi siswa terhadap
media bacaan sastra cetak dan digital, serta memberikan rekomendasi bagi guru Bahasa
Indonesia dalam memilih media bacaan sastra yang sesuai untuk meningkatkan minat baca
dan pemahaman kesastraan siswa.
Analisis pembahasan 3 judul diatas
Ketiga pembahasan di atas memiliki beberapa persamaan dalam konteks penelitian dan
pendekatan yang digunakan.
2. Tujuan Penelitian: Ketiga pembahasan memiliki tujuan penelitian yang terfokus pada
pemahaman atau analisis suatu fenomena. Misalnya, penelitian pertama bertujuan
untuk mengeksplorasi pengaruh kemampuan literasi membaca terhadap
perkembangan pendidikan. Penelitian kedua bertujuan untuk memahami preferensi
siswa terhadap media bacaan sastra cetak dan digital. Penelitian ketiga bertujuan
untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan preferensi siswa terhadap bacaan sastra
serta menerapkan model pembelajaran daring untuk meningkatkan efektivitas
perkuliahan.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis literasi Bahasa Indonesia
mahasiswa dengan menggunakan pendekatan campuran. Penelitian ini akan menggabungkan
analisis kuantitatif dan kualitatif untuk memahami tingkat literasi Bahasa Indonesia
mahasiswa, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta implikasi terhadap kemampuan
berbahasa dan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi.
Metode Penelitian:
Analisis Data:
1. Analisis Kuantitatif: Data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner akan dianalisis
secara statistik menggunakan metode seperti analisis deskriptif, uji korelasi, dan
regresi untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel yang diteliti.
2. Analisis Kualitatif: Data kualitatif yang diperoleh dari wawancara dan observasi akan
dianalisis secara tematik dengan mengidentifikasi pola, tema, dan perspektif yang
muncul dalam wawancara serta mengobservasi praktik literasi Bahasa Indonesia
mahasiswa.
Implikasi Penelitian: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang literasi Bahasa Indonesia mahasiswa, faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan pembelajaran dan
pemahaman Bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Implikasi penelitian ini juga dapat
digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan program pembelajaran Bahasa Indonesia
yang lebih efektif dan mempertimbangkan kebutuhan literasi Bahasa Indonesia mahasiswa.
Kesimpulan
Kesimpulan secara keseluruhan dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan campuran atau
mix methods merupakan metode yang efektif dalam menganalisis literasi Bahasa Indonesia
mahasiswa. Penelitian ini menggabungkan analisis kuantitatif dan kualitatif untuk
mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang tingkat literasi Bahasa Indonesia
mahasiswa, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta implikasi terhadap pembelajaran
Bahasa Indonesia di perguruan tinggi.
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa literasi Bahasa Indonesia mahasiswa dipengaruhi
oleh berbagai faktor, termasuk kebiasaan membaca, pemahaman teks tulis, dan penggunaan
Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, persepsi mahasiswa terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia dan pengalaman membaca dan menulis juga memainkan
peran penting dalam tingkat literasi Bahasa Indonesia mereka.
Referensi:
Hikmawati dan Taufik. (2019). Preferensi siswa terhadap buku teks biologi: Cetak atau digital?
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan KALUNI. 2(2).
Kencana dan Meyshanti. (2020). Implementasi platform digital media massa di Indonesia.
Jurnal Komunikator, 12(2), 212- 220. https://doi.org/10.24198/jkk.v3i2.7409
Suragangga, I. M. N. (2017). Mendidik lewat literasi untuk pendidikan berkualitas. Jurnal
Penjaminan Mutu, 3(2), 154–163. https://doi.org/10.25078/jpm.v3i2.195
Munandar, D. I. (2019). Format cetak vs digital: Preferensi membaca bahan bacaan akademik
mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia. Pustakaloka, 11(2), 82–97.
https://doi.org/10.21154/pustakaloka.v11i2.1620