Anda di halaman 1dari 8

MARKETING 1.0 , 2.0 & 3.

ALEX PRAWIRA S
MARKETING 1.0
MARKETING 1.0
Bersifat Product- Centric yang dijual adalah kualitas
teknis menurut kacamata produsen.

contoh :
"kalau anda ngotot bahwa barang anda adalah
berkualitas terbaik, dibikin dari biji pilihan, tinta ter OK
tahan luntur, cerita hasil refleksi 500 tahun.."
• maka anda sedang bermarketing 1.0 .
MARKETING 2.0
Bersifat Costumer - Centric
yang dijual adalah kualitas menurut kacamata
konsumen.

industri kreatif juga merupakan anak kandung dari


marketing 2.0 ini. karena perusahaan manufaktur
ingin memberi nilai tambah pada produknya, maka
mereka membutuhkan jasa desainer industri, biro
iklan, rumah produksi dan media massa. Para
lulusan DKV lahir ke dunia kerja atas kebutuhan
dari pasar indsutri ini.
MARKETING 2.0
Marketing 2.0 punya banyak varian. Namun akhirnya adalah perebutan heart-
share. yaitu bagaimana memperebutkan untuk masuk ke hati pelanggan,
suatu petarungan untuk disukai Produk dibeli bukan cuma karena dibutuhkan,
bukan karena kualitas teknisnya bagus (ini urusan mind-share) tapi karena disukai
(heart-share).
Variasinya antara lain :
1. Nilai tambah pada hal di luar produk. Barang biasa namun dikemas.
contoh : Apple dengan mac, iPod, dll. atau barang-barang sehari-hari seperti pulpen
dan stasioneri lain dengan desain yang lucu-lucu. Orang beli lagi bukan karena
butuh, tapi karena suka.
2. Precision marketing, produk diarahkan ke niche (ceruk pasar) yang rela bayar
tinggi untuk hal yang disukainya.
3. Category killer, produknya demikian beragam. Demikian komplit sehingga orang
tidak perlu pergi ke tempat lain. Apa saja ada sesuai psikografi tiap orang.
Contoh : Wal-Mart, Giant, Carrefour, toko buku gramedia, mitra 10 (toko bangunan)
dan termasuk juga industri komik juga yang momok bagi pelaku komik di berbagai
belahan bumi.
MARKETING 3.0
Bersifat Human-Centric
Dalam pemasaran ini, keutamaan yang dijual adalah
isu-isu mulia seperti kemiskinan & lingkungan hidup.
Marketing 3.0 bukan lagi memperebutkan mind share
atau pun heart share namun sudah masuk ke isu
kebersamaan kita diseluruh dunia sebagai manusia
(human-centric)
marketing 3.0 "is about making profit by doing good."
ini perkara dapay untung dari berbuat baik, jadi bukan
dapat untung dulu baru dapat berbuat baik.
MARKETING 3.0
• The Body Shop mendapatkan suplai bahan baku produknya dengan membina
masyarakat pedalaman di berbagai belahan bumi, dan berdagang dengan
mereka.
• The Body Shop dan karyawannya terlibat dalam kampanye-kampanye
lingkungan. Mereka juga memastikan riset-riset mereka bebas dari tes yang
menggunakan binatang.
• Botol-botol The Body Shop tampak biasa-biasa saja secara desain. ketika
belanja anda bisa membawa botol-botol lama untuk mereka gunakan
kembali.

• Timberlake tidak jauh beda dengan The Body Shop, sementara Grameen Bank
menghebohkan karena mereka sukses memberi modal kredit mikro kepada
para penduduk miskin, mengembangkan mereka dan sukses bersama. Dan
prestasi Grameen bank ini ternyata sudah puluhan tahun dikerjakan oleh BRI
di Indonesia, sebuah bank yang sehat, punya basis akar rumput hingga ke
desa, tahan krisis, kuat meski bersahaja
MARKETING 3.0
Empat contoh di atas adalah perusahaan yang 100%
marketing 3.0 (dua bergerak di progaganda isu
kemanusiaan/lingkungan, dan dua lagi terjun langsung ke
penyelesaian masalah kemanusiaan). Perusahaan2 lain pun
mengarahkan sebagian marketingnya dari 2.0 ke 3.0.
Perlu dibedakan antara Aksi langsung Grameen Bank dan
BRI dengan
1. Upaya-upaya Public Relation (PR) yang berusaha
menampilkan citra baik perusahaan (untuk menutupi
kebusukan) misalnya dengan kegiatan menyumbang.
2. Upaya-upaya Company Social Responsibility (CSR) yang
berusaha mengurangi dampak ke masyarakat sekitar
(pabrik misalnya).
PERBANDINGAN MARKETING 1.0 VS 2.0 VS 3.0

Anda mungkin juga menyukai