PENDAHULUAN
dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau pada umunya sering terjadi di masa
kehamilan trimester trakhir. Sekitar 12 % wanita masa kehamilannya melampaui batas waktu
perkiraan lahir (usia kehamilan 42 minggu ) juga mengalami oligohidramnion, karena jumlah
cairan ketuban yang berkurang hampir setengah dari jumlah normal pada masa kehamilan 42
minggu.
yang mengalami tidak tahu pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohidramnion yang telah
terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung/ membran cairan yang
mengelilingi janin dalam rahim. Sekitar 7 % bayi dari wanita yang mengalami
oligohidramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena
jumlah urin yang diproduksi berkurang. Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan
dengan oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah pada
plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk mengangani tekanan darah tinggi,
yang dikenal dengan namaangiostensin converting enzyme inhibitor ( mis : Captopril), dapat
merusak ginjal janin dan menyebabkan oligohidramnion parah dan kematian janin. Wanita
yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih
dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa
tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman
TINJAUAN PUSTAKA
1. Cairan Ketuban
Untuk pertama kalinya, cairan amnion dibentuk oleh sel trofoblas sehingga merula dapat
berubah menjadi blastula selanjutnya, terjadi perubahan sel trofoblas sehingga mampu
melakukan tugas utamanya untuk berinflantasi di dinding uterus bagian depan atau belakang
atas.
Cairan amnion selanjutnya dibentuk oleh sel amnion sehingga pertambahannya seiring
ketuban
10 minggu 30-35 cc
15 Minggu 125-150 cc
20 Minggu 450-500 cc Janin minum air ketuban sekitar 10-15 cc dan dikeluarkan
38-40 minggu 900-1500 cc Minum air ketuban sekitar 400-500 cc dalam 24 jam
hidramnion
Pada kehamilan sangat muda air ketuban merupakan ultra filtrasi dari plasma maternal
dan dibentuk oleh sel amnionnya. Pada trimester II kehamilan, air ketuban dibentuk oleh
difusi ekstra selular melalui kulit janin sehingga komposisinya mirip dengan plasma janin.
Selanjutnya, setelah trimester II, terjadi pembentukan zat tanduk kulit janin dan
menghalangi difusi plasma janin sehingga sebagian besar air ketubannya dibentuk oleh :
1. Sel amnionnya
Ginjal janin mulai mengeluarkan urine sejak usia 12 minggu dan setelah mencapai usia 18
minggu sudah dapat mengeluarkan urin sebanyak 7-14 cc/ hari. Janin aterm mengeluarkan
1. Bertambahnya air ketuban bukan merupakan kenaikan linier tetapi bervariasi sebagai
berikut
d. Pertambahan tetap sampai usia aterm dan mencapai jumlah sekitar 800-1500cc
e. Melewati usia kehamilan 42 minggu, terjadi penurunan sekitar 150 cc/ minggu
2. Setelah usia kehamilan melebihi 12 minggu yang ikut membentuk air ketuban adalah :
Urea
Kreatinin
Asam urat
Rambut laguno
Vernika kaseosa
Dan lainnya
Epidermal growth factor (EGF) dan EGF like growth factor dalam bentuk
transforming growth factor alfa. Fungsi kedua hormone ini ikut serta
Sirkulasi air ketuban sangat penting artinya sehingga jumlahnya dapat dipertahankan
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc. Air ketuban
berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. reaksinya agak alkalis atau netral,
dengan berat jenis 1,008. Komposisi air ketuban terdiri atas 98% air; sisanya albumin,
urea, asam urat, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa, dan garam
angornik. Kadar protein kira-kira 2,6% gr per liter, terutama berupa albumin.
5. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum
1. Dengan lakmus : kertas lakmus merah akan berubah menjadi warna biru jika
2. Makroskopis:
b. Bercampur menkonium
3. Mikroskopis
Penilaian jumlah cairan amnion melalui pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan
Penilaian Subjektif
Dalam keadaan normal, janin tampak bergerak bebas dan dikelilingi oleh
cairan amnion.
Struktur organ janin, plasenta dan tali pusat dapt terlihat jelas kantung-kantung
amnion terlihat dibeberapa tempat terutama pada daerah diantara kedua tungkai
bawah dan diantara dinding depan dan belakang uterus. Pada kehamilan trimester
III biasanya terilahat sebagian dari tubuh janin bersentuhan dengan dinding depan
uterus.
sehingga tidak ada bagian tubuh janin yang bersentuhan dengan dinding depan
uterus. Janin berada di luar daya penetrasi gelombang ultrasonic sehingga sulit
berkurang bila amnionnya terlihat didaerah tungkai bawah dan disebut habis bila
tidak terlihat lagi kantong amnion pada keadaan ini aktivitas gerakan janin menjadi
berdesakan.
Penilaian Semikuantitatif
terbesar, bebas dari bagian tali pusat dan ekstremitas janin, yang dapat
amnion.
kantong amnion 8-12 cm, derajat sedang bila diameter kantung 12-16 cm , dan
Pada pengukuran ICA uterus dibagi kedalam dibagi empat kuadran yang
dibuat oleh garis mediana melalui linea nigra dan garis horizontal setinggi
umblikus. pada setiap kuadran uterus dicari kantung amnion terbesar, bebas
dari bagian tali pusat dan ekstremitas janin, yang ditemukan melalui
pada setiap kuadran. Nilai ICA yang normal adalah antara 5-20cm. Penulis
lain menggunakan batasan 5-18 cm atau 5-25 cm bila ICA < 5cm disebut
tergolong derajat ringan bila ICA 20-30 cm derajat sedang bila ICA 30-40 cm
2. Oligohidramnion
2.1 Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 500 cc. Definisi lainnya menyebutkan AFI yang < 5 cm. Karena VAK tergantung
pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat adalah AFI yang kurang dari persentil
5 ( lebih kurang AFI yang < 6,8 cm saat hamil cukup bulan).
2.2 Etiologi
Penyebab oligohydramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita hamil
yang mengalami tidak tahu pasti apa penyebabnya. Penyebab olighydramnion, yang telah
terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung/ membrane cairan ketuban yang
mengelilingi janin dalam rahim. Sekitar 7 % bayi dari wanita yang mengalami
oligohidramnion mengalami cacat bawaan, sepeti gangguan ginjal dan saluran kemih karena
jumlah urin yang diproduksi janin berkurang. Masalah kesehatan lain yang juga telah
dihubungkan dengan oligohidramnion adalah tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan
masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani tekanan
ginjal janin dan menyebabkan oligohidramnion parah dan kematian janin. Wanita yang
memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu
dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan
darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan yang mereka lalu adalah aman selama
kehamilan mereka.
Fetal :
Kromosom
Kongenital
Kehamilan Postterm
Maternal :
Dehidrasi
Insufisiensi uteroplasental
Preeklamsia
Induksi Obat :
Idiopatik
2.3 Patofisiologi
adanya sindroma potter dan fenotip pottern, dimana, Sindroma potter dan Fenotip potter
adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan
Fenotip potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas bayi baru lahir, dimana cairan
ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki
bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah
yang khas (Wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota
gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen
Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas
Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu sedikit
atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur ketinggian cairan dalam 4
kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya. Metode ini dikenal dengan Amnion Fluid
Index (AFI). Jika ketinggian amniotic fluid (cairan ketuban) yang diukur kurang dari 5 cm,
dapat didiagnosa dengan oligohidramnion. Jika jumlah cairan tersebut lebih dari 25 cm, dapat
2.7 Penatalaksanaan
Sebenarnya air ketuban tidak akan habis selama kehamilan masih normal dan janin
masih hidup. Bahkan air ketuban akan tetap diproduksi, meskipun sudah pecah berhari-hari.
Walau sebagian berasal dari kecing janin, air ketuban berbeda dengan air seni biasa, baunya
sangat khas. Ini menjadi petunjuk bagi ibu hamil untuk membedakan apakah yang keluar itu
Supaya volume cairan ketuban kembali normal, dokter umumnya menganjurkan ibu
hamil untuk menjalani pola hidup sehat, terutama makan dengan asupan gizi berimbang.
Pendapat bahwa satu-satunya cara untuk memperbanyak cairan ketuban adalah dengan
memperbanyak porsi dan frekuensi minum adalah “salah kaprah”. Tidak benar bahwa
kurangnya air ketuban membuat janin tidak bisa lahir normal sehingga mesti dioperasi sesar.
Bagaimanapun melahirkan dengan cara operasi sesar merupakan pilihan terakhir pada kasus
kekurangan air ketuban. Meskipun ketuban pecah sebelum waktunya, tetap harus diusahakan
Studi baru-baru ini menyarankan bahwa para wanita dengan kehamilan normal tetapi
treatment khusus, dan bayi mereka cenderung lahir dengan sehat. Akan tetapi wanita tersebut
untuk menjalani pemeriksaan USG setiap minggu bahkan lebih sering untuk mengamati
apakah jumlah cairan ketuban terus berkurang. Jika indikasi berkurangnya cairan ketuban
terus menerus berlansung, dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan lebih awal
dengan bantuan induksi untuk mencegah komplikasi selama persalinan dan kelahiran. Sekitar
40-50% kasus oligohidramnion berlangsusng hingga persalinan tanpa treatment sama sekali.
Selain pemeriksaan USG, dokter mungkin akan merekomendasikan tes terhadap kondisi
janin, seperti tes rekam kontraksi untuk mengganti kondisi stress tidaknya janin, dengan cara
merekam denyut jantung janin. Tes ini dapat memberikan informasi penting untuk dokter jika
janin dalam rahim mengalami kesulitan. Dalam kasus demikian, dokter cenderung
merekomendasikan persalinan lebih awal untuk mencegah timbulnya masalah lebih serius.
Janin yang tidak berkembang sempurna dalam rahim ibu yang mengalami oligohidramnion
beresiko tinggi untuk mengalami komplikasi selama persalinan, seperti asphyxia (kekurangan
oksigen), baik sebelum atau sesudah kelahiran. Ibu dengan kondisi janin seperti ini akan di
akan melakukan tindakan untuk memasukan larutan salin melalui leher rahim kedalam rahim.
Cara ini mungkin mengurangi komplikasi selama persalinan dan kelahiran juga menhindari
persalinan lewat operasi sesar. Studi menunjukan bahwa pendekatan ini sangat berarti pada
saat dilakukan monitor terhadap denyut jantung janin adanya kesulitan. Beberapa studi juga
cairan ketubannya dengan minum banyak air. Juga banyak dokter menganjurkan untuk
Komplikasi
Kurangnya cairan ketuban tentu akan mengganggu kehidupan janin, bahkan dapat
mengakibatkna kondisi gawat janin. Seolah-olah janin tumbuh dalam “kamar sempit” yang
membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Pada kasus extreme dimana sudah terbentuk
amnionitic band (benang atau serat amnion) bukan tidak mustahil terjadi kecacatan karena
anggota tubuh janin “terjepit” atau “terpotong” oleh amnionitic band tersebut.
Efek lainnya janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada saluran kemih,
pun, sangat mungkin bayi beresiko tak segera bernafas secara spontan dan teratur.
Bahaya lainnya akan terjadi bila ketuban sobek dan airnya merembes sebelum tiba waktu
bersalin. Kondisi ini amat berisiko menyebabkan terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal
dari bawah. Pada kehamilan lewat bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena
tergantung dari usia kehamilan. Oligohidramnion dapat terjadidi masa kehamilan trimester
pertama atau pertengahan usia kehamilan cenderung berakibat serius dibandingkan jika
terjadi di masa kehamilan trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban dimasa awal
kehamilan dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan, seperti kerusakan
keguguran, kelahiran premature dan kematian bayi dalam kandungan. Jika oligohidramnion
terjadi di masa kehamilan trimester terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan
pertumbuhan janin yang kurang baik. Disaat-saat akhir kehamilan, oligohidramnion dapat
meningkatkan resiko komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk kerusakan pada plasenta
memutuskan saluran oksigen kepada janin dan menyebabkan kematian janin. Wanita yang
persalinannya.
Prognosis
Prognosis janin buruk pada oligohidramnion awitan dini dan hanya separuh janin yang
bertahan hidup. sering terjadi persalinan premature dan kematian neonatus. Oligohidramnion
dilaporkan berkaitan dengan pelekatan antara amnion amnion dan bagian-bagian janin serta
dapat menyebabkan cacat serius termasuk amputasi. Selain itu, dengan tidak adanya cairan
amnion, janin mengalami tekanan dari semua sisi dan menunjukkan penampilan yang aneh