Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PROGRAM KAMPUS MENGAJAR 2


DI SDI ABU DZAR TAHUN 2021

BIDANG KEGIATAN
ARTIKEL ILMIAH

Disusun Oleh :
Bhanuwati Amelia Putri:A320190182:2019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2021
PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR BERBASIS LMS PADA PEMBELAJARAN
DARING DI SDI ABU DZAR
Bhanuwati Amelia Putri
Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417 Tromol Pos 1 Surakarta 57102
putribamelia12345@gmail.com

ABSTRAK
Media pembelajaran sangat penting untuk menunjang kegiatan mengajar. Banyak
sekali media pembelajaran yang bisa digunakan. Salah satunya ialah, penggunaan
aplikasi LMS (Learning Management System) yang dapat membantu guru dan
peserta didik khususnya selama proses pembelajaran daring dalam
menyampaikan materi, latihan dan penilaian terhadap peserta didik. Maka
sekolah perlu menyiapkan media dan sarana pembelajaran yang baik sesuai
dengan keadaan serta mengkondisikannya dengan baik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran kondisi belajar serta penggunaan media
pembelajaran daring di SDI Abu Dzar. Metode penelitian yang digunakan adalah
observasi, survei lapangan dan wawancara.

Kata Kunci : media, daring, LMS, SDI Abu Dzar

ABSTRACT
Learning media is very important to support teaching activities. Lots of learning
media that can be used. One of them is the use of the LMS (Learning Management
System) application which can help teachers and students especially during the
online learning process in delivering material, exercise and assessment to
students. So, schools need to prepare a proper media and learning facilities
according to the circumstances and condition them well. The purpose of this
research was to describe the learning conditions and the use of online learning
media at SDI Abu Dzar. The research method used was observation, field surveys
and interview.

Keywords: media, online, LMS, SDI Abu Dzar


PENDAHULUAN
Dari adanya dampak pandemi Covid-19 yang mewabah hampir di seluruh
dunia. Hal ini berdampak pada segala sektor seperti perekonomian, kesehatan,
sosial, pendidikan, dll. Diantara sektor tersebut, pendidikan juga menjadi sektor
yang paling menjadi pusat perhatian pemerintah dan masyarakat kita. Sejak
adanya pandemi ini khususnya di bidang pendidikan semua kegiatan akan
dilakukan secara daring.
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang dilakukan
dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat
membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan
dari adanya pembelajaran daring ialah memberikan layanan pembelajaran
bermutu dalam jaringan yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau
peminat ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas (Sofyana & Abdul,
2019:82).
Hal ini menjadi sebuah tantangan baru bagi pihak sekolah, guru, dan
pemerintah dalam mengatur dan melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai.
Penggunaan teknik dan media belajar yang menarik dan atraktif tentunya dapat
menarik minat belajar peserta didik. Namun, di sisi lain kegiatan pembelajaran
daring ada kaitanya dalam mendukung proses gerakan merdeka belajar.
Yaitu menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
meluncurkan gerakan “Merdeka Belajar”, yaitu kemerdekaan dalam berpikir.
Tujuan merdeka belajar ialah agar para guru peserta didik serta orang tua bisa
mendapatkan suasana yang menyenangkan (Media Indonesia, 2019). Ki Hajar
Dewantara menekankan berulang kali tentang kemerdekaan belajar. “…
kemerdekaan hendaknya dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu
jangan selalu “dipelopori”, atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan
tetap biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahaun dengan
menggunakan pikirannya sendiri…”Ki Hadjar Dewantara (buku Peringatan Taman-
Peserta didik 30 Tahun, 1922-1952). Ki Hadjar Dewantara memiliki istilah sistem
among, yakni melarang adanya hukuman dan paksaan kepada anak didik karena
akan mematikan jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya (Dwiarso, 2010).
Berkaitannya dengan situasi dan kondisi saat ini yang mana seluruh dunia dilanda
oleh pandemi. Hal ini mengakibatkan seluruh proses belajar disekolah terganggu
atau terkendala dengan adanya pandemi ini.
Seluruh proses pembelajaran akan dialihkan melalui virtual atau online.
Kegiatan ini harus didukung dengan media atau platform aplikasi belajar yang
memadai salah satunya ialah LMS (Learning Management System). LMS atau yang
lebih dikenal dengan Learning Management System adalah suatu perangkat lunak
atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah
kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke
internet), E-learning dan materi-materi pelatihan dan semua itu dilakukan dengan
online (ellis 2009). LMS mempunyai ruang lingkup yang meliputi administrasi,
dokumentasi, penilaian dan monitoring. Materi yang bisa disajikan dalam LMS ini
bisa berupa kemasan multimedia (teks, animasi, video, sound). LMS ini sering
disebut juga dengan platform e-learning atau learning content management
system (LCMS). Intinya LMS adalah aplikasi yang mengotomasi dan
memvirtualisasi proses belajar mengajar secara elektronik. Banyak dan
bermacam-macam jenis aplikasi LMS yang bisa digunakan membantu guru dalam
mengajar.
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kondisi belajar sekolah SDI Abu Dzar selama pandemi.
2. Untuk mengetahui proses belajar mengajar di SDI Abu Dzar menggunakan
aplikasi berbasis LMS terhadap pemahaman peserta didik.
3. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan SDI Abu Dzar dalam menghadapi
pembelajaran daring.

METODE
Jenis metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data
yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar,
foto, rekaman video dan lain sebagainya (Poerwandari, 1998:29). Menurut
Sugiyono (2007: 1), metode penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis
data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
Penelitian ini dapat dikatakan sebagai kualitatif karena hal ini bertujuan
untuk meneliti suatu objek atau permasalahan berdasarkan latar belakangnya
tanpa adanya manipulasi didalamnya, dan hasil penelitian ini bukan bersifat
berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, melainkan menyakikan sebuah makna atau
fenomena yang diteliti.
Saya memilih metode ini karena menginginkan hasil yang menyeluruh atas
fenomena atau persoalan yang terjadi dan subjek dari penelitian ini ialah
lingkungan dan warga sekolah SDI Abu Dzar. Oleh karena itu, dengan metode
kualitatif peneliti dapat mengumpulkan informasi sebanyak mungkin melalui
wawancara, dokumentasi dan observasi.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan informasi atau data dalam penelitian ini ialah melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi.
a) Observasi
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini merupakan sebuah
pengamatan. Pengamatan yang dilakukan dengan cara non-participant
observation. Terhadap lingkungan sekolah, peserta didik dan guru selama
pembelajaran daring.
b) Wawancara
Wawancara digunakan peneliti untuk mengetahui dan melengkapi serta
dapat memperoleh data yang akuran dan variatif. Pada penelitian ini melibatkan 1
orang narasumber yaitu wakil kepala sekolah bidang kurikulum
c) Dokumentasi
Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai bukti dan
bahan analisis penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran daring.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Media Belajar Yang Digunakan
1. Pengertian LMS (Learning Management System)
LMS atau yang lebih dikenal dengan Learning Management System
adalah suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi,
dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan
kegiatan secara online (terhubung ke internet), E-learning dan materi-
materi pelatihan dan semua itu dilakukan dengan online (ellis 2009).
2. Penggunaan LMS di SDI Abu Dzar
Dengan adanya LMS ini sangat membantu guru dalam melakukan
kegiatan mengajar selama daring. Berdasarkan wawancara kami pada
bidang kurikulum SDI Abu Dzar, diketahui bahwa SDI Abu Dzar telah
menggunakan aplikasi berbasis LMS ini sudah dari bulan April tahun 2020
yakni aplikasi Google Classroom. Selain itu sekolah juga menggunakan
aplikasi penunjang lainnya seperti ZOOM, Google Meet, Google Forms, dll.
Berikut ini aplikasi atau media belajar berbasis LMS yang digunakan
oleh SDI Abu Dzar :
a) Google Classroom
Aplikasi yang diluncurkan pada tanggal 12 Agustus 2014 oleh
Google sebagai layanan web gratis yang bertujuan untuk
menyederhanakan, membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas
tanpa harus bertatap muka. Selain itu, Google Classroom memiliki fitur
yang dapat memudahkan guru bahkan sekolah dalam mengatasi
pembelajaran daring. Aplikasi ini menggabungkan fitur seperti Google
Drive untuk pembuatan dan pengiriman penugasan, Google Docs,
Sheets, dan Slides untuk penulisan, Gmail untuk komunikasi, dan
Google Kalender untuk penjadwalan.
Aplikasi ini juga dapat dihubungkan dengan link dan terintegrasi
dengan aplikasi lainnya untuk bahan materi ajar seperti video dari
Youtube atau link virtual meeting melalui kode pribadi, atau secara
otomatis diimpor dari domain sekolah. Aplikasi ini digunakan guru
untuk menyampaikan materi pembelajaran, mengabsensi peserta didik,
memberikan soal latihan dan ujian serta memberikan evaluasi pada
peserta didik selama proses pembelajaran. Guru dengan mudah
mengontrol peserta didik dan memastikan bahwa peserta didik telah
mengikuti pembelajaran atau tidak. Oleh karena itu SDI Abu Dzar
memilih dan menjadikan aplikasi Google Classroom sebagai aplikasi
utama dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut gambaran dari
penggunaan aplikasi Google Classroom :
1) Laman utama
Di laman utama ialah tampilan utama dari aplikasi Portaldik. disini
peserta didik dan guru bisa login atau masuk ke lama selanjutnya
atau yang disebut beranda, setelah memasukan username dan
password yang sudah diberikan dari pihak sekolah.
2) Beranda
Pada laman ini menampilkan sebuah menu utama dari aplikasi
Portadik. Pada laman ini juga disediakan beberapa menu yang terdiri
dari menu mata pelajaran, absensi, materi, ujian dan data nilai
peserta didik.
3) Materi
Pada laman ini peserta didik dan guru bisa mencari atau meng-
upload materi pembelajaran pada aplikasi Portaldik. Peserta didik
bisa mencari materi pelajaran apa yang hendak dicari. Materi yang
di sajikan bisa berupa PPT, video, teks, dll.
4) Absensi
Pada laman ini peserta didik bisa melakukan absensi sesuai
dengan mata pelajaran yang telah diikutinya dan guru bisa
mengecek langsung siapa saja yang sudah melakukan absensi pada
mata pelajarannya.
5) Penilaian
Pada sistem penilaian, peserta didik yang telah mengerjakan
tugas atau ujian. Nilai tersebut akan langsung muncul dan terekam
berikut dengan durasi pengerjaannya serta keterangan tanggalnya.
Jadi guru dengan mudah mengecek dan mencari tahu siapa saja
peserta didik yang sudah mengerjakannya dan langsung terintegrasi
dengan sistem e-rapot.
Selain penggunaan aplikasi berbasis LMS, SDI Abu Dzar juga
menggunakan aplikasi penunjang e-learning berbasis non-LMS. Aplikasi ini
digunakan sebagai pelengkap dan sarana komunikasi antar guru dan
peserta didik. Berikut aplikasi penunjang yang digunakan:
a) ZOOM
Aplikasi ini sudah sangat banyak dan umum digunakan
belakangan ini oleh masyarakat dan guru. Khususnya untuk melakukan
meeting atau pertemuan secara virtual sebagai pengganti pertemuan
tatap muka secara langsung. Penggunaan aplikasi ini digunakan oleh
guru di SDI Abu Dzar sebagai pelengkap dari materi dan tugas yang di
upload pada Google Classroom. Penggunaan aplikasi ini sudah diatur
dan berjadwal namun, bisa juga bersifat optional atau dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
b) Google Meet
Pada dasarnya aplikasi ini serupa dengan aplikasi ZOOM. Yang
membedakannya ialah hanya dari sisi tampilannya saja. Untuk tampilan
pada google meet dibuat secara sederhana dan praktis. Fungsi dan
fiturnya hampir serupa dengan aplikasi ZOOM.
c) Google Form
Aplikasi ini biasanya digunakan oleh guru untuk memberi tugas,
soal latihan, PTS (Penilaian Tengah Semester), dan PAS (Penilaian Akhir
Semester) kepada peserta didik yang dapat berupa soal pilihan ganda
atau uraian.
d) Whatsapp group
Aplikasi ini ialah aplikasi yang sangat umum dan sudah banyak
digunakan orang. Aplikasi ini berbasis social media yang mana
digunakan sebagai media komunikasi dan informasi antara guru dengan
peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik. Selain sebagai
media komunikasi dan informasi, aplikasi ini digunakan guru untuk
menyampaikan bahan materi ajar pada peserta didik sekaligus juga
sebagai sarana diskusi antara guru dan peserta didik.

Dengan adanya penggunaan berbagai aplikasi atau media belajar pada


pembelajaran daring ini memberi kesempatan bagi guru untuk
mengembangkan kreativitas nya dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Sekaligus membantu guru dalam mengontrol perkebangan
peserta didik terhadap pemahaman materi. Penggunaan aplikasi berbasis
LMS maupun tidak, ini juga dapat mendukung proses “merdeka belajar”
pada peserta didik karena dengan adanya aplikasi ini peserta didik bisa
belajar dari berbagai sumber dan dengan mudah mengaksesnya. Dengan
aplikasi ini penilaian peserta didik akan terekam dan terkontrol berdasarkan
sistem dan hal ini dapat membantu guru dalam menginput dan mengecek
nilai peserta didik secara digital.
B. Keadaan dan Aktifitas Belajar
1. Acuan Kegiatan Pembelajaran
Pada proses pembelajaran RPP menjadi acuan guru untuk bertindak
menyampaikan materi. Pada pembelajaran daring, penyusunan RPP harus
disesuaikan dengan keadaan dan situasi saat ini. Kemudian penyusunan RPP
perlu memperhatikan pemilihan materi ajar dan alokasi waktu yang
diperlukan selama pembelajaran daring. Dalam menyusun Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru harus menyusun kegiatan
pembelajaran secara singkat tetapi memiliki muatan materi yang sama
dengan pada pembelajaran daring dan hal itu juga merupakan sebuah
tantangan bagi guru.
2. Kegiatan Mengajar
Kegiatan atau aktivitas pembelajaran daring pada umumnya sama
dengan kegiatan pembelajaran pada biasanya, yaitu meliputi :
a) Apersepsi :
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa
untuk memulai pembelajaran.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
 Memberitahu materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
b) Inti :
 Peserta didik disajikan contoh teks biografi pendek dan
sederhana tentang tokoh terkenal melalui Portaldik.
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk membaca dan
memahami teks Biografi (materi yang terdapat dalam buku
elektronik bahasa inggris kelas XI)
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang
materi.
 Peserta didik diminta untuk mendiskusikan materi
pembelajaran dalam group whatsapp (WAG) terkait dengan
fungsi social dan makna dalam teks.
 Peserta didik diminta mengirim hasil diskusi melalui whatsapp.
 Peserta didik menganalisis dan menyimpulkan masukan,
tanggapan dan koreksi dari guru terkait.
c) Penutup :
 Peserta didik membuat resume dengan bimbingan guru tentang
poin-poin penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran.
 Mengagendakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
 Menutup pembelajaran dengan memberi salam dan berdoa
bersama.
Semua kegiatan mengajar dilakukan melalui daring dan aplikasi
berbasis e-learning. Guru biasanya menyampaikan pembelajarannya
melalui laptop atau smartphone dengan menjelaskan materi di papan tulis
dan menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk video atau file. Lalu
peserta didik bisa merespon dan memperhatikan apa yang sedang
disampaikan oleh guru. Oleh karena itu guru selalu mengacu pada
penggunaan aplikasi berbasis e-learning atau LMS yang telah disepakati
sebagai tempat untuk melaksanakan pembelajaran.
3. Aktivitas Non-Mengajar
Berdasarkan proses wawancara dan observasi budaya aktvitas non
mengajar di SDI Abu Dzar. Kegiatan atau aktivitas non-mengajar seperti
literasi, estrakurikuler, tadarus, dll. Kegiatan tersebut tidak dapat dilakukan
secara utuh seperti biasanya. Namun, ada beberapa kegiatan yang bisa
dilakukan selama daring yaitu seperti kegiatan literasi dan beberapa
ekstrakurikuler tertentu. Walaupun kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan
secara maksimal dan hanya sesekali saja dilaksanakan.
4. Kendala Selama Pembelajaran
Banyak sekali kendala yang ditemukan selama pembelajaran daring
khusunya di SMK Yuppentek 1 Tangerang ini, diantaranya :
 Koneksi internet yang buruk. Hal ini sudah menjadi hal yang biasa
di katakan oleh peserta didik pada saat ditanya oleh guru yang
bersangkutan. Biasanya guru memaklumi saja hal tersebut.
 Penguatan karakter pada peserta didik tidak dapat
dimaksimalkan. Karena sangat sulit untuk memantau dan
mengontrol peserta didik dari jauh dan tidak bertatap muka
secara langsung dan masih banyak lagi kendala yang dialami guru
selama pembelajaran daring.
KESIMPULAN
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
perkembangan dan kesiapan SDI Abu Dzar dalam mengatasi pembelajaran daring
ini dilakukan dalam keadaan tidak siap. Hal ini bisa dilihat dari persiapan yang
kurang maksimal dikarenakan aplikasi LMS baru dibuat sebulan setelah pandemi.
SDI Abu Dzar sudah menggunakan aplikasi berbasis LMS (Learning Management
System) sejak bulan April 2020. Yang mana pembelajaran yang berbasis e-learning
atau daring belum berlaku secara penuh didalam pembelajaran.
Dengan mengenalkan dan menggunakan aplikasi berbasis e-learning, guru
dan para peserta didik harus beradaptasi saat pembelajaran daring. Yang
diupayakan pihak sekolah ialah hanya melakukan pembiasaan dan
penyempurnaan dari adanya pembelajaran daring. Selama adanya pandemi
banyak sekali kendala dan ini merupakan suatu tantangan untuk SDI Abu Dzar
dalam memberikan pembelajaran yang terbaik serta mencetak peserta didik yang
berprestasi dan bertakwa.

UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas artikel ini dengan
lancar.
Tentu saja tugas artikel ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan serta
bantuan dari berbagai pihak. Kami menyadari bahwa penulisan artikel ini tentu
masih banyak kekurangan bahkan jauh dari kesumpurnaan, maka kami harap
memakluminya. Dengan rasa hormat dan segala kerendahan hati, kami ucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Masuni, M.Pd. selaku kepala sekolah SMK Yuppentek 1
Tangerang.
2. Bapak Fachrul Rozi, S.Pd selaku koordinator pamong SMK Yuppentek 1
Tangerang.
3. Bapak/Ibu guru serta seluruh warga SMK Yuppentek 1 Tangerang.
4. Dosen pembimbing lapangan kegiatan PLP I tahun 2021
5. Pimpinan prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
DAFTAR PUSAKA
Maduwu, Byslina. (2016). “Pentingnya Pembelajaran Bahasa Inggris Di Sekolah”. Jurnal
Warta. 50(1), 1-2.
Ika Handarini, Oktafia, Sri Wulandari, Siti. (2020). “Pembelajaran Daring Sebagai Upaya
Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19”. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran (JPAP). 8(3). 498.
Hendri, Nofri. (2020). “Merdeka Belajar; Antara Retorika Dan Aplikasi”. E-Tech. 8(1). 28.
Prasanti, Ditha. (2018). “Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan Dalam
Pencarian Informasi Kesehatan”. Jurnal Lontar. 6(1), 16-17.
Oktavia, Fenny. (2016). “UPAYA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA DESA DALAM
MEMEDIASI KEPENTINGAN PT. BUKIT BORNEO SEJAHTERA DENGAN MASYRAKAT
DESA LONG LUNUK”. eJournal Ilmu Komunikasi. 4(1). 240-141.

Anda mungkin juga menyukai