Anda di halaman 1dari 1

DESA BUDAYA SRIGADING

SEJARAH PADUKUHAN MALANGAN


SRIGADING SANDEN BANTUL
Nara sumber : Ki Surat Kartiwibowo

Padukuhan Malangan terdiri dari 3 wilayah, yaitu Sorekan, Malangan dan


Todiryan. Nama-nama tersebut tidak lepas dari nama-nama tokoh masyarakat yang ada
di masanya.
 Nama Sorekan berasal dari nama Jo Sorek tokoh masyarakat yang ada pada itu yang
mempunyai jabatan sebagai seorang demang yang mempunyai cakupan wilayah
terluas dari Padukuhan Malangan, bahkan wilayahnya sampai ke padukuhan sebelah
(saat ini). Sampai dengan wafatnya, Jo Sorek dimakamkan di Makam Ingas sebelah
pojok Barat Laut di bawah pohon serut.
 Nama Malangan berasal dari nama Ki Malang Kendhang, cakupan wilayahnya hanya
beberapa kepala keluarga saja. Ki Malang Kendhang terkenal dengan kedigdayaannya
saat itu. Ki Malang Kendhang dimakamkan di Makam Ngasem.
 Nama Todiryan berasal dari nama Nyai Todiryo, cakupan wilayahnya juga tidak
banyak hanya beberapa rumah saja (saat ini).
Pada awal pembentukan padukuhan seiring dengan pembentukan pemerintahan
Kalurahan Srigading pada Desember 1946 bernama Padukuhan Sorekan dengan dukuh
pertama bernama Potroijoyo (1946 – 1965). Pada saat menjelang Pemilu 1971 dalam
pembentukan TPS (Tempat Pemungutan Suara) nama padukuhan dirubah menjadi
Padukuhan Malangan karena agar tidak rancu dengan salah satu wilayah di padukuhaan
lain yang bernama Sorekan. Saat itu yang menjabat dukuh adalah Bapak Purwokarjono
(1965-1992). Sampai saat ini nama padukuhan yang dipakai adalah Padukuhan
Malangan dengan nama dukuh ke-3 Adi Sanyoto (1992-2007) dan dukuh ke-4
Suwarna (2008 – sekarang).

Anda mungkin juga menyukai