MALANG
SKRIPSI
Oleh:
SURYA WANA SARAGIH
125010107111163
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
125010107111163
Dr. Iwan Permadi, SH., M.Hum Dr. Shinta Hadiyantina, SH., M.H
NIP. 19720117 200212 1 003 NIP. 19770305 200912 2 001
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
indikator kota yang baik, yang dapat ditandai dengan sistem transportasinya.
daerah tersebut. Transportasi di perkotaan juga harus sejalan dengan tata guna
1
2
kawasan perkotaan juga harus dipenuhi bagi kelangsungan hidup di kota, antara
lain:
1. Harus ada suasana dan rasa aman dan tentram pada warga kota (aman dari
lalu lintas). Setiap orang pada dasarnya menuntut adanya perlindungan bagi
jiwa raga dan harta bendanya dari segala bentuk gangguan merupakan hak
asasi manusia. Oleh karena itu, wajib bagi pemerintah untuk memberikan
ketentraman.
2. Harus ada suasana tertib (di segala bidang dan urusan) Keteraturan dalam
segala urusan, kepentingan dan usaha untuk terpenuhinya hajat hidup sehari-
hari.
1
Hasni,S.H., M.H.,Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah, Edisi Kedua, hlm 54.
2
3
3. Segala sesuatu harus lancar terutama komunikasi dan lalu lintas (adanya
dinamika tinggi)
Oleh karena itu, kota harus bebas dari pencemaran lingkungan. Tata ruang
perubahan rencana tata ruang maupun peruntukan, tata guna tanah menjadi
ruang wilayah. Setiap perubahan tata ruang wilayah dan peruntukan atau tata
guna tanah di wilayah perkotaan, sebelum penetapan rencana tata ruang wilayah
yang dapat menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu lintas yang signifikan juga
2
Ibid, hlm 61-63.
3
Imam Koeswahyono, SH., M.Hum, Hukum Penatagunaan Tanah dan Penataan Ruang di
Indonesia (Problematika Antara Teks dan Konteks), hlm 29.
3
4
Analisis Dampak Lalu Lintas atau yang disebut Andalalin adalah studi
atau kajian mengenai dampak lalu lintas dari suatu pembangunan, kegiatan
terhadap lalu lintas yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan, yang
terdiri dari dokumen kerangka acuan, dokumen analisis kinerja lalu lintas serta
perubahan tingkat pelayanan lalu lintas menjadi tingkat yang lebih rendah,
transportasi jalan. 5
mengenai tata guna lahan mempertimbangkan kondisi lalu lintas, jumlah dan
4
5
peningkatan/perbaikan
rekayasa lalu lintas (manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah serangkaian
Daerah yang membidangi perhubungan dan lalu lintas untuk dilakukan penilaian
pelatihan dan pengalaman yang memadai dibidang manajemen dan rekayasa lalu
yang berwenang di bidang lalu lintas. Adapun kualifikasi tenaga ahli penyusun
6
Ibid.
7
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Kewajiban Analisis Dampak
Lalu Lintas
5
6
lalu lintas yang diselenggarakan oleh instansi berwenang yang ditunjuk oleh
dalam bidang transportasi atau lalu lintas angkutan jalan atau telah terdaftar
ditunjuk.
lintas adalah 2 (dua) minggu dengan asumsinya satu minggu untuk survey lalu
lintas serta pengumpulan data sekunder, satu minggu lagi untuk penyusunan
besar kecilnya rencana bangunan dan besar kecilnya kemungkinan pengaruh pada
dibebankan kepada pengguna namun dalam jangka panjang biaya itu akan
transportasi.
8
Ibid.
6
7
Pelaksanaan analisis lalu lintas di Indonesia juga belum seragam, ada yang
ada pula yang sesudah penerbitan ijin mendirikan bangunan (IMB). Sekalipun
pada prakteknya jika pelaksanaan sebelum IMB atau bagian dari persyaratan IMB
maka dimungkinkan revisi besaran landuse, relokasi, revisi site plan, atau
penekanan pada upaya penanganan dampak (jaringan jalan, manajemen lalu lintas,
operasional dan penyediaan fasilitas angkutan umum, pejalan kaki, dan kaki
lima). Namun kenyataannya kelengkapan dokumen andalalin ini baru pada tahap
oleh pejabat yang berwenang dapat dipermudah jika laporannya ditulis jelas dan
sesingkat mungkin. Tugas ini dapat lebih mudah jika format table dapat
digunakan untuk laporannya. Oleh sebab itu dianjurkan persyaratan yang dapat
1. Laporan analisis dampak lalu lintas harus jelas dan singkat. Gunakan sedapat
penilaian/penaksiran.
2. Laporan akan ditinjau kembali oleh petugas yang terbiasa dengan analisis
dampak lalu lintas, oleh sebab itu tidak perlu untuk memasukkan penjelasan
detail dari metodelogi penilaian. Jika perlu catatan dapat dimasukkan dalam
9
Bambang Hestu Cipto Handoyo, 1995., Aspek Hukum Administrasi Negara Dalam Penataan
Ruang, Universitas Atmajaya Yogyakarta Press, Cetakan Pertama, hal.71-72.
7
8
alternatif.10
telah disepakati; karakteristik dan intensitas tata guna lahan dan eksisting maupun
kondisi yang akan datang; penetapan tahun dasar yang dipakai sebagai dasar
bagkitan lalu lintas; koefisien penyesuaian data LHR (sehubungan dengan hari
libur, dan hari raya). Bangkitan/ tarikan lalu lintas dan angkutan jalan adalah
jumlah kendaraan masuk atau keluar rata- rata per hari atau selama jam puncak,
yang dibangkitkan atau ditarik oleh adanya rencana pembangunan pusat kegiatan,
10
Ibid.
11
Ibid.
8
9
kegiatan atau pengembangan kawasan yang berada pada ruas jalan nasional,
digambarkan;
PEMBANGUNAN
WILAYAH PERKOTAAN
PEMBANGUNAN &
PENINGKATAN SISTEM PERUBAHAN
TRANSPORTASI PERUNTUKKAN LAHAN
ANALISIS
DAMPAK LALU
LINTAS
PENINGKATAN BANGKITAN TATA GUNA TANAH
LALU LINTAS (LAND USE) YANG BARU
PEMBANGUNAN PUSAT
KEGIATAN PERKOTAAN
12
Adi,Mohamad, Implementasi Pasal 2 ayat (1) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2010 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas,2014,hlm 4.
9
10
Dalam pasal 3 ayat 1 peraturan daerah kota malang nomor 7 tahun 2010
tentang Analisis Dampak Lalu Lintas disebutkan kriteria kegiatan dan/atau usaha
a. Perumahan
b. Apartemen/kondominium
d. Pusat perbelanjaan/pasar/perkantoran
e. Hotel/motel/penginapan
f. Rumah sakit/klinik
g. Industri/pergudangan
h. Sekolah/perguruan tinggi
i. Tempat kursus
j. Restoran/rumah makan
dan tidak meloloskan pengajuan izin Andalalin oleh pemrakarsa atau pihak yang
10
11
wilayah perkotaan, izin Andalalin hanya sebatas salah satu syarat awal perizinan
agar tidak tercampur antara wewenang dinas satu dengan dinas yang lainnya.
Selain itu perlu juga dianalisis apa saja hambatan yang dialami oleh Dinas
Nomor 7 Tahun 2010 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas di Kota Malang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Dampak Lalu Lintas di kota Malang menurut pasal 7 Peraturan Daerah kota
terkait pasal 7 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang
C. Tujuan Penelitian
11
12
terkait pasal 7 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang
2. Untuk menganalisis apa saja hambatan dan solusi yang dihadapi Dinas
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
7 Tahun 2010 tentang analisis dampak lalu lintas terkait izin dikota Malang.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Masyarakat
12
13
Tahun 2010 tentang analisis dampak lalu lintas di kota Malang guna
c. Bagi Mahasiswa
Negara.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I berisi latar belakang, rumusan masalah yang akan diteliti, tujuan
Bab II berisi kajian umum yang ada didalamnya terdapat sub pokok
jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data dan
defenisi operasional.
BAB IV : PEMBAHASAN
13
14
BAB V : PENUTUP
Kota Malang.
14
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Lintas
bentuk rangkaian kegiatan, yaitu berawal dari kebijakan guna mencapai suatu
tujuan maka kebijakan itu diturunkan dalam suatu program dan proyek.
adalah upaya agar tiap pegawai atau tiap anggota organisasi berkeinginan dan
14
Rahardjo Adisasmita, Pengelolaan Pendapat dan Anggaran Daerah (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011).
15
16
yang diberikan oleh pihak yang berwenang sampai terwujudnya tujuan analisis
dampak lalu lintas tersebut, yang dituangkan dalam bentuk dokumen analisis
berikut:
apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses penyampaian
b. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu
terpenuhinya jumlah sataf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan guna
pelaksanaan;
16
17
mengatur tat aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit dalam
yang baku.
antara suatu faktor yang satu dan faktor yang lain. Selain itu dalam proses
implementasi tersebut.
B. Kewenangan
kata kewenangan, yang diartikan sebagai hak dan kekuasaan untuk bertindak,
17
18
diberikan kepadanya.
a. Menurut H.D Stout wewenang adalah pengertian yang berasal dari hukum
c. Menurut Bagir Manan wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan
18
19
umum maka dalam hal ini berhubungan juga dengan elemen dasar yang
Publik
Transportasi Publik
C. Izin
1. Pengertian Perizinan
dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Izin merupakan salah satu
mengontrol atau mengemudikan tingkah laku warga. Selain itu izin juga dapat
a. Dalam arti luas izin merupakan semua yang menimbulkan akibat kurang lebih
sama, yakni bahwa dalam bentuk tertentu diberi perkenaan untuk melakukan
19
20
dengan perkenaan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap
kasus.15
Pada umumnya sistem izin terdiri dari 3 yaitu larangan, persetujuan yang
tersebut bersifat suatu izin. Izin adalah suatu persetujuan dari penguasa
undangan.
undangan (izin dalam arti sempit). Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Spelt
dan Ten Berge, izin dapat dipahami bahwa suatu pihak tidak dapat melakukan
15
Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik,(Jakarta: Sinar
Grafika.,2011), hlm 168.
20
21
c. Menurut Van der Pot mengatakan bahwa Izin adalah dokumen yang
melaksanakan suatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu
yang berwenang, Adrian Sutedi dalam bukunya yang berjudul Hukum Perizinan
Dalam Sektor Pelayanan Publik mengemukakan sifat izin, yang isi atau
a. Izin bersifat bebas adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang
penerbitannya tidak terikat pada aturan dan hukum tertulis serta organ yang
16
Ibid.
21
22
b. Izin bersifat terikat adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang
penerbitannya terikat pada aturan dan hukum tertulis dan tidak tertulis serta
mengaturnya. Contoh dari izin yang bersifat terikat adalah IMB, izin HO, izin
hak-hak atau pemenuhan tuntutan yang tidak akan ada tanpa keputusan
kepadanya. Selain itu izin yang bersifat memberatkan juga merupakan izin
yang memberi beban kepada orang lain atau masyarakat sekitarnya. Misalnya
izin yang diberikan kepada perusahaan tertentu, bagi masyarakat yang tinggal
tindakan yang akan segera berakhir atau izin yang masa berlakunya relatif
pendek, misalnya izin mendrikan bangunan (IMB), yang hanya berlaku untuk
22
23
tindakan yang berakhirnya atau masa berlakunya relatif lama, misalnya izin
g. Izin yang bersifat pribadi, merupakan izin yang isinya tergantung pada sifat
atau kualitas pribadi dan pmohon izin. Misalnya, izin mengemudi (SIM).
h. Izin yang bersifat kebendaan, merupakan izin yang isinya tergantung pad sifat
Terdapat juga istilah lain yang memiliki kesejajaran dengan izin yaitu:
b. Lisensi adalah suatu suatu izin yang meberikan hak untuk menyelenggarakan
lisensi dengan pemberian status tertentu dengan hak dan kewajiban serta
syarat-syarat tertentu.
17
Utrecht, Pengantar dalam Hukum Indonesia, (Jakarta Ichtiar,1957).,hlm 187.
23
24
d. Rekomendasi
Selain dispensasi, lisensi dan konsensi dalam masalah perizinan juga dikenal
diberikan oleh badan atau pejabat yang berwenang untuk digunakan dalam
diberikan oleh badan atau pejabat yang mempunyai kompetensi atau kapasitas
sebagai acuan atau referensi, tetapi tidak tertutup kemungkinan bagi pejabat
oleh badan atau instansi yang mempunyai kewenangan dan keahlian pada
3. Fungsi Izin
kepada orang yang lebih tinggi kedudukannya. Terkait dengan permohonan izin,
18
Ibid.
24
25
Jadi, permintaan harus datang dari yang berkepentingan, yakni pihak yang
izin, tidak menjadi keputusan TUN. Dari sudut kepastian hukum dan sehubungan
dengan ketentuan jangka waktu bagi keputusan atas permohonan, pada prinsipnya
permohonan harus diajukan dengan tertulis, kecuali bila diatur secara lain oleh
nama dan alamat pemohon, petunjuk mengenai izin yang diminta dan tanggal.
ditentukan lebih lanjut, data mana yang di perlukan. Selanjutnya pemohon hanya
disini harus di pertimbangkan siapa yang lebih gampang akan dapat memperoleh
bersangkutan.19
fasilitas untuk pergerakan penumpang atau barang dari satu tempat ke tempat
yang lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan dalam sistem
19
Ibid.
25
26
bangunan dan harus menguntungkan. Dilihat dari kedua tujuan tersebut sering kali
menimbulkan konflik.
Hal inilah yang menjadi asumsi mendasar dari Analisis Dampak Lalu
Lintas untuk menjembatani kedua tujuan di atas,atau degan kata lain proses
Pengembangan lahan tidak akan terjadi tanpa sistem trasportasi, sedangkan sistem
bangunan baru akan berdampak langsung terhadap lalu lintas di sekitar kawasan
terseebut.
Untuk itu diperlukan data historis lalu lintas yang digunakan sebagai dasar
memperkirakan kondisi lalu lintas mendatang baik untuk kondisi tanpa adanya
Analisis Dampak Lalu Lintas adalah suatu studi khusus yang menilai efek-efek
yang ditimbulkan oleh lalu lintas yang dibangkitkan oleh suatu pengembangan
Studi analisis dampak lalu lintas (andalalin) adalah studi yang meliputi
sejauh radius tertentu. Kewajiban melakukan studi analisis dampak lalu lintas
26
27
kawasan.20
pengaruh perkembangan tata guna lahan terhadap sistem pergerakan arus lalu
lintas disekitarnya. Pengaruh pergerakan arus lalu lintas ini dapat diakibatkan oleh
kendaraan yang keluar masuk dari atau ke lahan tersebut. Dampak ini juga dapat
bersifat positif bilamana jarak perjalanan menjadi pendek atau jumlah perjalanan
menjadi berkurang.21
a. Penilaian dan Formulasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh daerah
20
Eprints.undip.ac.id/34306/6/2114_chapter_II.pdf diakses pada tanggal 1 juni 2016
21
Dikun, S. dan Arief, D.,”Strategi Masalah Luas Bangunan dan Lalu Lintas”, Bahan Seminar
Dampak Pemanfaatan Intensitas lahan gedung tinggi/Superblok di Jakarta terhadap lalu lintas
disekitarnya, Universitas Taruma Negara bekerja sama dengan pemerintah DKI Jakarta,1993.
27
28
akses ked an dari lahan yang dibangun, kebutuhan fasilitas ruang parker dan
dibangun.
antara lain adalah disahkannya Pertaturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 dan
Peraturan Bupati Malang Nomor 22 tahun 2012 Tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas. Sedangkan ketentuan mengenai lalu lintas jalan yang berlaku sekarang
sebagaimana dalam Undang-Undang Lalu Lintas Jalan Nomor 22 Tahun 2009 dan
dampak lalu lintas, diantaranya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Timur Kota Malang dengan Peraturana Daerah Kota Malang Nomor 7
Tahun 2010 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas, yang mana secara keseluruhan
telah menjelaskan jenis kegiatan atau pembangunan apa saja dan skala minimal
22
Ibid.
28
29
antara lain adalah disahkannya Pertaturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 dan
Peraturan Bupati Malang Nomor 22 tahun 2012 Tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas. Sedangkan ketentuan mengenai lalu lintas jalan yang berlaku sekarang
sebagaimana dalam Undang-Undang Lalu Lintas Jalan Nomor 22 Tahun 2009 dan
dampak lalu lintas, diantaranya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Timur Kota Malang dengan Peraturana Daerah Kota Malang Nomor 7
Tahun 2010 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas, yang mana secara keseluruhan
telah menjelaskan jenis kegiatan atau pembangunan apa saja dan skala minimal
berapa yang wajib melakukan analisis dampak lalu lintas. Berdasarkan pedoman
teknis penyusunan analisis dampak lalu lintas Dinas Perhubunan, ukuran minimal
peruntukan lahan yang wajib melakukan amdalalin, dapat dilihat pada Tabel 1.
Berikut:
Andalalin
Pemukiman 50 Unit
Apartemen 50 unit
Perkantoran 1.000 m2 luas lantai bangunan
Pusat perbelanjaan 500 m2 luas lantai bangunan
Hotel / Penginapan 50 Kamar
Rumah Sakit 50 Tempat Tidur
Klikik Bersama 10 Ruang Praktek Dokter
Sekolah /Universitas 500 Siswa
Tempat Kursus Bangunan dengan kapasitas 50
siswa/waktu
Industri / Pergudangan 2.500 m2 luas lantai bangunan
29
30
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,yang dimaksud dengan lalu lintas
dan angkutan jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas
dari angkutan jalan, jaringan lalu lintas, prasarana Lalu Lintas dan Angkutan
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang dimaksud lalu lintas itu sendiri
adalah gerak kendaraan dan orang di ruang Lalu Lintas Jalan. Sedangkan
Lintas dan Angkutan Jalan bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
1. Asas Transparan
23
Arief Subechi Widodho, Op.Cit, jlm.11
30
31
luas dalam memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur sehingga
2. Asas Akuntabel
3. Asas Berkelanjutan
4. Asas Partisipatif
5. Asas Bermanfaat
masyarakat.
Yang dimaksud dengan asas efisien dan efektif adalah pelayanan dalam
31
32
berhasil guna.
7. Asas Seimbang
8. Asas Terpadu
9. Asas Mandiri
martabat bangsa.
32
33
1. Landasan Filosofis
ekonomi maupun social kemasyarakatan yang ada saat ini cukup pesat sehingga
dari suatu kegiatan pembangunan diperlukan adanya analisis dampa lalu lintas
2. Landasan Yuridis
yang terbawah. Karena merupakan jenis peraturan yang terbawah maka perda
peraturan yang ada di atasnya. Kajian yuridis dalam naskah akademik diperlukan
sebagai landasan agar peraturan yang dibuat tidak bertentangan dengan peraturan
33
34
yang ada di atasnya. Dalam kaitannya dengan Analisis Dampak Lalu Lintas
antara lain :
Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
34
35
i. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2001 Tentang Rencana Tata
Kota Malang Tahun 2008 Nomor 1 seri E,Tambahan Lembaran Daerah Kota
3. Tinjauan Yuridis
tersebut, apabila tidak dilakukan penataan teknis manajemen dan rekaya lalu lintas
35
36
yang memadai. Hal tersebut menjadi pendukung terbukanya akses jalan dan
dan/atau usaha tertentu tersebut tidak sampai menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Karena itu tujuan Peraturan Daerah yang telah dibentuk ini agar dapat
lintas.
Selain itu tujuan lain dapat berupa kajian terhadap landasan untuk
pengawasan, serta penentuan sanksi, agar Peraturan Daerah dapat berjalan dan
berlaku secara efektif dan efisien. Serta dapat dijadikan dokumen resmi yang
menyatu dengan konsep Rancangan Peraturan Daerah yang akan dibahas bersama
36
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
metode penelitian yaitu metode penelitian yuridis empiris dan metode penelitian
yurudis normatif. Pada skripsi ini, peneliti menggunakan jenis metode penelitian
yuridis empiris karena dapat dilihat dari latar belakang obyek penelitian dan
kenyataan yang telah terjadi di lapangan termasuk dalam masyarakat. Dalam arti
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan ini digunakan untuk melihat kinerja nyata atau penerapan dari
Peraturan Daerah Kota malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Kewajiban Analisis
24
Eprints.undip.ac.id/34306/6/6/2114_chapter_II.pdf diakses pada tanggal 1 juni 2016
25
Soerjono Soekanto, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm 122
37
38
C. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi ini dengan alasan karena Dinas Perhubungan Kota Malang
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber pertama
narasumber atau responden. Adapun sumber data primer penelitian ini mengacu
pada hasil penelitian lapangan berupa wawancara dengan Kepala Sie Lalu Lintas
2. Data Sekunder
buku, dan hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian, surat kabar,
media elektronik dan komentar atas putusan pengadilan yang dapat digunakan
segera.26 Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data kepustakaan
mengambil data yang diperoleh secara teknis dan penelusuran situs internet
26
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press, 2007), hlm.12.
38
39
maupun tulisan dalam bentuk lain yang sesuai dengan permasalahan yang akan
diteliti.
Data yang diambil adalah data primer yang diperoleh melalui tehnik
wawancara kepada pihak-pihak yang ada di Dinas Pekerjaan umum dan Dinas
1. Interview
komunikasi yaitu melalui kontak antara peneliti dengan sumber data (responden).
2. Observasi
1. Populasi
gejala/kegiatan atau yang akan diteliti yang memiliki criteria tertentu. 27 Dalam
penelitian yang dilakukan peneliti, yang dapat dikatakan sebagai populasi adalah
27
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, UMM Press, Malang,2010,hlm.140.
39
40
Unit Kerja Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan dan Kepala Sie Rekonstruksi
2. Sampel
Sampel yang diambil peneliti adalah Kepala Sie Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas dan Kepala Sie Pengelolaan Sarana Lalu Lintas dan staf perencanaan di PT
3. Responden
Dalam penelitian ini responden yang dipilih yaitu dari sampel yang telah
Responden ini terdiri dari Kepala Sie Bidang Rekontruksi Dinas Pekerjaan Umum
Analisis data adalah sebagai tindak lanjut dari proses pengolahan data
28
Ibid.
29
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum. Rineka Cipta: Jakarta,2004, hlm.91
40
41
daya pikir yang optimal. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan deskriptif analisis, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan
H. Defenisi Operasional
b. Analisis Dampak Lalu Lintas adalah studi atau kajian mengenai dampak lalu
kegiatan dan/atau usaha tertentu terhadap lalu lintas yang diperlukan bagi
dokumen analisis kinerja lalu lintas serta dokumen manajemen dan rekayasa
30
Supratman, Metode Penelitian Hukum, Alvabeta, Malang,2012, hlm.140
41
BAB IV
Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Peraturan
Walikota nomor 45 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata
Kerja Dinas Perhubungan Kota Malang, maka Dinas Perhubungan Kota Malang
30
www.dishub.malangkota.go.id/
42
43
lalu lintas dan parkir, teknis angkutan dan terminal, teknis pengujian kendaraan
Konsep dasar penegakan analisis dampak lalu lintas didasari oleh asumsi
pada kehidupan ekonomi maupun sosial masyarakat saat ini, maka diperlukan
pembangunan diperlukan adanya analisis dampak lalu lintas yang efektif, akurat,
dampak lalu lintas ini tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010
Lebih lanjut dikatakan bahwa dampak lalu lintas terjadi pada 2 (dua)
tahap, yaitu :
31
www.dishub.malangkota.go.id/
44
lintas akibat angkutan material dan mobilisasi alat berat yang membebani ruas
b. Tahap pasca konstruksi/saat beroperasi. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan
lalu lintas dari pengunjung, pegawai dan penjual jasa transportasi yang akan
kendaraan.32
a. Penilaian dan Formulasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan oleh daerah
utama
32
Arief Subechi Widodho, Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) Pada Pusat Perbelanjaan
Yang Telah Beroperasi Ditinjau Dari Tarikan Perjalanan ( Studi Kasus Pada Pacific Mall
Tegal), Thesis, Teknik Sipil UNDIP Semarang. 2007,Hlm 7.
45
akses ked an dari lahan yang dibangun, kebutuhan fasilitas ruang parker
akan dibangun.
j. Pengaturan Parkir
k. Angkutan Umum
analisis pejalan kaki, pengendara sepeda dan penyandang cacat, dan lain-lain
Analisis dampak lingkungan tidak dilakukan oleh peneliti karena telah dilakukan
mengenai tata guna lahan mempertimbangkan kondisi lalu lintas, jumlah dan
peningkatan/perbaikan
rekayasa lalu lintas (manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah serangkaian
33
Ibid hlm.20
47
pembangunan. Bangkitan Lalu Lintas yang dimaksud dalam hal ini adalah
jumlah kendaraan masuk dan keluar rata-rata per hari atau selama jam puncak
manajemen dan rekayasa lalu lintas terhadap kegiatan dan/atau usaha tertentu
usaha sampai dengan jalan disekitar suatu kegiatan dan/atau usaha, yang
merupakan jalan akses suatu kegiatan dan/atau usaha tersebut. Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas yang dimaksud dalam hal ini adalah serangkaian usaha
mengenai dampak suatu kegiatan dan/atau usaha tertentu terhadap lalu lintas
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan, yang terdiri dari dokumen
34
Ibid.
35
Ibid.
48
kerangka acuan, dokumen analisis kinerja lalu lintas serta dokumen manajemen
Kota Malang adalah Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010
Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Dalam Peraturan Daerah Kota Malang
Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas, terdapat beberapa
pasal yang digunakan menjadi norma acuan atau pedoman dalam suatu kegiatan
kawasan atau lokasi. Yakni dalam Bab II Kewajiban Dan Kriteria Pasal 2 Ayat 1
Dampak Lalu Lintas ini mulai berlaku pada tanggal yang diundangkan. Agar
Peraturan Daerah ini disahkan di kota Malang pada tanggal 5 November 2010
36
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas di Kota Malang
49
oleh Walikota Malang, Bapak Drs. Peni Suparto, M. AP. Dan Peraturan Daerah
ini diundangkan di kota Malang pada tangal 23 Desember 2010 oleh sekretaris
Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas. Adapun bunyi dari Pasal 1 Ayat 9 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor
Pasal 1
(9) Analisis Dampak Lalu Lintas yang selanjutnya disebut Andalalin adalah
studi atau kajian mengenai dampak lalu lintas dari suatu pembangunan,
kegiatan dan/atau usaha tertentu yang hasilnya dituangkan dalam bentuk
dokumen Andalalin atau perencanaan pengaturan lalu lintas.37
dituangkan dalam Pasal 2 Ayat 1 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Adapun bunyi dari Pasal 2 Ayat 1
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 tersebut adalah sbeagai
berikut.
Pasal 2
(1) Setiap Pengembang/Pengusaha pusat kegiatan dan/atau permukiman
yang berpotensi menimbulkan dampak lalu lintas yang dapat
mempengaruhi tingkat pelayanan yang diinginkan, wajib dilakukan
Andalalin.38
37
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas
38
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas
50
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak
Pasal 4
Andalalin tersebut sekurang-kurangnya memuat :
a. analisis bangkitan dan tarikan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
b. simulasi kinerja Lalu Lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan;
c. rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak;
d. tanggung jawab Pemerintah Daerah dan Pengembang/Pengusaha dalam
penanganan dampak; dan
e. rencana pemantauan dan evaluasi.39
Analisis Dampak Lalu Lintas juga dijelaskan terkait pihak-pihak yang berwenang
dokumen Andalalin. Hal ini dijelaskan pada Pasal 5 Nomor 7 Tahun 2010
Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas bahwa Andalalin dilakukan oleh lembaga
Daerah yang membidangi perhubungan dan lalu lintas untuk dilakukan penilaian.
39
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas
40
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas
51
Hal ini tercantum dalam Pasal 7 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7Tahun
Dokumen Andalalin yang sudah disetujui oleh Kepala Daerah dijadikan sebagai
Lebih lanjut, dalam Peraturan Daerah Kota Malang Tahun 2010 Tentang
Analisis Dampak Lalu Lintas juga dijelaskan adanya sanksi atas pelanggaran
Pasal 11 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis
41
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas
42
Pasal 8 ayat 2 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas
43
Pasal 8 ayat 3 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas
44
Pasal 9 ayat 1 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas
45
Pasal 11 ayat 2 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas
52
pidana dijelaskan dalam Pasal 13 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Adapun bumyi Pasal 13 Peraturan
Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu
Pasal 13
Setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan Pasal 2, diancam dengan
pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).46
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi perhubungan dan lalu lintas
untuk dilakukan penilaian, yaitu Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas
kota Malang
selaku Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas di
46
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas
53
Kota Malang.47 Adapun Pasal 7 Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 Tentang
Kemudian dijelaskan pula oleh Bapak Agoes Moeliadi bahwa tujuan riil
peningkatan/perbaikan;
47
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
48
Pasal 7 Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas di Kota
Malang
49
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
54
gambar berikut.
lalu lintas. Dalam hal ini pembangunan dan/atau pelaksanaan suatu kegiatan
kenyamanan, dan terpenuhinya hak atas lingkungan yang sehat. Untuk itu,
Kepala Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang sendiri
prosedur Andalalin ini, Dinas Perhubungan Kota Malang bekerja sama dengan
Badan Lingkungan Hidup dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota
Malang.
dampak lingkungan.
Adapun penilaian dilakukan oleh Tim Andalalin yang terdiri dari Kepolisian
oleh pemrakarsa.
Andalalin kepada Kepala Daerah melalui Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
56
Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Kriteria tersebut
meliputi:
a. Lulusan penguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi oleh instansi yang berwenang atau lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang ijazahnya telah disahkan oleh instansi
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak
Lalu Lintas dari Dinas Perhubungan, Badan Lingkungan Hidup dan Bagian
2012 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas dijelaskan bahwa Tim penguji
Informatika; b) Dinas Bina Marga; c) Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang; dan d)
bahwa Tim Andalalin yang biasa menguji kelayakan Andalalin selama ini terdiri
dari Kepolisian dan Dinas PU. Namun, narasumber menyatakan bahwa idealnya
Hidup dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Malang atau paling
tidak diketahui oleh kedua pihak tersebut untuk lebih mensinergikan hasil
a. Analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas dan angkutan jalan akibat
pembangunan;
53
Pasal 9 ayat 2 Peraturan Bupati Malang Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas
54
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
55
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
58
penanganan dampak;
andalalin disahkan dan harus dilaksanakan oleh pemrakarsa. Hal ini sesuai
dengan Pasal 6 ayat 3 Peraturan Bupati Malang Nomor 22 Tahun 2012 Tentang
peringatan berjangka waktu 7 (tujuh) hari sejak diterima yang jika tidak
penilaian hasil uji Andalalin menurut narasumber paling lambat 60 hari atau 2
56
Pasal 6 ayat 2 Peraturan Bupati Malang Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas
57
Pasal 6 ayat 3 Peraturan Bupati Malang Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas
58
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
59
membutuhkan waktu antara 2-4 minggu.59 Hal ini sendiri sesuai dengan Pasal 8
Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
59
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
60
Pasal 8 ayat 2 Peraturan Bupati Malang Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Analisis Dampak Lalu
Lintas
60
i. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2001 Tentang Rencana Tata
Kota Malang Tahun 2008 Nomor 1 seri E,Tambahan Lembaran Daerah Kota
1. Undang-Undang No. 22 tahun 2009, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Lingkungan Hidup
Jalan
61
Cetak Biru Keselamatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, diakses melalui
http://dishub.malangkota.go.id/buku-artikel/ tanggal 15 Januari 2017
62
lain.63 Sinkronisasi dokumen Andalalin dengan peraturan yang ada ini dilekukan
62
Dokumen Andalalin pembangunan Drive Thru ATM BRI Kayutangan
63
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
63
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 terhadap pembangunan suatu
bangunan yang dapat menimbulkan bangkitan lalu lintas. Peraturan Daerah tersebut
merupakan wujud dari bentuk penegakan hukum bagi masyarakat terlebih pada pihak
tersebut memiliki efek bangkitan arus lalu lintas yang dapat berdampak kemacetan
jika tidak mematuhi aturan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010
tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Adapun peran Dinas Perhubungan dalam hal
Tim penilai Andalalin. Setelah keluarnya Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010
Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas Kota Malang, penegakan Andalalin menjadi
mengakui bahwa pihak Dinas Pehubungan dan BP2T Kota Malang sebelumnya
Perhubungan sendiri selama ini belum mengalami kendala berarti. Berdasarkan hasil
wawancara kepada Bapak Agoes Moeliadi, Atd, MT, selaku Kepala Bagian Sie
64
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
64
lima tahun terakhir tidak menemui kendala berarti. Narasumber menyatakan bahwa
sejak tahun 2012, penegakan izin Andalalin dilakukan secara optimal. Adapun pada
Analisis Dampak Lalu Lintas Kota Malang dapat dikatakan belum optimal karena
masih pada tahap sosialisasi dan persiapan. Namun, mulai tahun 2012, pelaksanaan
Andalalin atas izin Andalalin yang diberikan serta pendataan terkait bangunan yang
belum memiliki Andalalin sudah rutin dilakukan. Sebagai tindak lanjut, pihak Dinas
pemrakarsa atau pengembang yang terbukti melanggar Andalalin atau yang tidak
administrasi ataupun sanksi pidana selama ini belum diberikan karena menimbang
selama ini masih belum maksimal. Adapun upaya penegakannya masih menemui
65
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
66
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
65
berbagai kendala-kendala teknis. Namun, Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas
Dinas Perhubungan Kota Malang menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya
Peraturan Daerah tersebut selama ini diartikan semata-mata merupakan wujud dari
Pihak yang berwenang untuk memberikan ijin Andalalin pun juga tidak dapat
bekerja dengan maksimal karena penerapan Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7
Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas bisa dianggap belum maksimal.
bahwa sejak dikeluarkannya andalalin tahun 2006 hingga sekarang keluar Peraturan
Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010, total para pengembang/pengusaha yang
67
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
68
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
66
saja. Hal itu disebabkan kurangnya sosialisasi dari penerapan Peraturan Daerah yang
bersangkutan.
pasif, dalam artian bahwa Dinas Perhubungan sendiri tidak bisa bergerak jika para
Penilaian Andalalin sendiri masih belum optimal dan pemberian dokumen kelayakan
Andalalin dapat bersamaaan dengan keluarnya IMB, yang artinya pembuatan IMB
dilakukan sebelum prosedur Andalalin itu selesai. Dari pihak pengembang sendiri,
banyak yang baru mengurus Andalalin setalah pembangunan fisik gedung dijalankan
narasumber, diketahui bahwa tidak ada kendala yang berarti dalam pengajuan
Andalalin di Dinas Perhubungan saat ini. Adapun kendala yang biasa ditemui adalah
kembali ini bukan termasuk dalam kendala berarti karena dinilai tidak menggangu
lain, narasumber juga menyatakan bahwa kendala lain terdapat pada ketidaksesuaian
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu (BP2T) Kota Malang. Kendala ini dinilai cukup berarti karena seharusnya
izin Andalalin digunakan untuk mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang
dikeluarkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Malang. Tapi
pada beberapa kasus IMB dan izin Andalalin keluar secara bersamaan atau justru
Di sisi lain, diakui oleh narasumber Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas
Dinas Perhubungan Kota Malang bahwa selama ini sinergi antara pihak Dinas
Bangunan masih terbatas. Dari pihak instansi-instansi terkait dinilai tidak saling ada
dan hanya melaksanakan sesuai apa yang ada pada bidang masing-masing. Selain itu,
mendirikan suatu kegiatan/usaha juga dinilai menjadi salah satu kendala dalam
69
Hasil wawancara kepada staf perencanaan di PT Indra Karya Consulting Engineers, Mblimbing,
Malang, 18 Januari 2017
68
Lingkungan.70
Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas adalah
implementasi peraturan itu sendiri ada faktor lain yang menjadi hambatan yakni
para pengembang/pengusaha. Hal ini dapat terjadi dikarenakan tidak adanya campur
tangan pemerintah kota untuk melaksanakan aturan yang ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tersebut. Serta minimnya usaha untuk lebih sosialisasi Peraturan Daerah
sosialisasi adanya Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 tersebut.71
Temuan ini sesuai pula dengan hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa
Adapun hambatan Internal dalam hal ini meliputi kendala dari pihak instansi yang
bersangkutan tidak adanya kesinergian antar lembaga instansi yang berwenang dalam
penegakan sanksi. Selain itu, kurangnya komunikasi dan arahan dari instansi terkait
dengan para pengembang atau pengusaha yang ingin mendirikan suatu kegiatan/usaha
untuk mendapatkan ijin andalalin juga menjadi kendala penegakan Peraturan Daerah
Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Kedua,
70
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
71
Hasil wawancara kepada Kepala Bagian Sie Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Malang,
20 Januari 2017
69
pihak terkait (Dinas Perhubungan Kota Malang, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
(BP2T) Kota Malang, dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang) sendiri masih belum
optimal dan pemberian dokumen kelayakan Andalalin sendiri juga masih banyak
penerapan sanksi nyata, baik administratif maupun pidana, dari instansi berwenang
terhadap pengembang atau pengusaha yang terbukti melanggar Andalalin. Selama ini
pemberlakuan Perda yang dinilai masih baru dan belum optimal sehingga pihak
untuk mendirikan bangunan yang diperuntukkan sebagai pusat kegiatan/ usaha yang
diwajibkan memiliki ijin Andalalin serta kurangnya perhatian dari pemerintah kota
72
David Purba, Efektifitas Pelaksanaan Pasal 2 Ayat 1 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun
2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Skripsi, Universitas Brawijaya, 2016
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
persetujuan hasil penilaian uji ANDALALIN yang dilakukan oleh tim peguji.
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas
di Kota Malang.
Perhubungan sendiri selama ini belum mengalami kendala berarti. Sejak tahun
2012, penegakan izin Andalalin dilakukan secara optimal. Adapun pada tahun
Analisis Dampak Lalu Lintas Kota Malang dapat dikatakan belum optimal
karena masih pada tahap sosialisasi dan persiapan. Namun, mulai tahun 2012,
70
71
B. Saran
Dampak Lalu intas (Andalalin) dan Izin mendirikan bangunan (IMB), yakni
(BP2T) Kota Malang, dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang, untuk lebih
2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Selama ini diketahui bahwa
Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Analisis Dampak Lalu Lintas.
Nomor 7 Tahun 2010 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas harus lebih
ditingkatkan lagi baik dari pihak pemerintah Kota Malang melalui instansi
yang berwenang yakni Badan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
72
membongkar lagi bangunan tersebut. Maka dari itu, saran dari peneliti
agar pengawasan lebih ditingkatkan lagi dan lebih optimal sejak mulai
Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 dapat berjalan dengan lancar
Nomor 7 Tahun 2010 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Pihak-pihak yang
Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas
Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, (Jakarta: Sinar
Grafika.,2011)
Arief Subechi Widodho, Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) Pada Pusat
Perbelanjaan Yang Telah Beroperasi Ditinjau Dari Tarikan Perjalanan
(Studi Kasus Pada Pacific Mall Tegal), Thesis, Teknik Sipil UNDIP
Semarang.2007
Bambang Hestu Cipto Handoyo, 1995., Aspek Hukum Administrasi Negara Dalam
Penataan Ruang, Universitas Atmajaya Yogyakarta Press
Dikun, S. dan Arief, D,”Strategi Masalah Luas Bangunan dan Lalu Lintas”, Bahan
Seminar Dampak Pemanfaatan Intensitas lahan gedung tinggi/Superblok di
Jakarta terhadap lalu lintas disekitarnya, Universitas Taruma Negara
bekerja sama dengan pemerintah DKI Jakarta,1993.
Hasni, Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah, Edisi Kedua, 2010
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Kewajiban Analisis
Dampak Lalu Lintas
74
Eprints.undip.ac.id/34306/6/6/2114_chapter_II.pdf diakses pada tanggal 1 juni 2016
75