Oleh :
Nim:14901.06.19046
PROGRAM
PROG RAM PROFISI NURSE
NURS E KEPERA
KEPE RAW
WATAN
ATAN
STIKES HAFSHAW
HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
RSSA Malang
Mahasiswa
Kepala Ruangan
Nama : Ruangan :
NIM : Kasus :
No Hari / Masukan Paraf
tanggal Ci lahan Ci Akademik
A. Ana
Anatomi
tomi dan
dan Fisio
isiolo
log
gi
Leher terbagi atas dua bagian utama yang berbentuk segitiga, yaitu
anteri
anterior
or dan posterior
posterior,, oleh
oleh oto
otott sterno
sternoma
masto
stoid
id yang berjalan menyerong
dari prosesus mastoid tulang pelipis ke sebelah depan klavikula dan dapat
diraba
diraba disepa
disepanja
njang
ng tulang
tulang itu.
itu. Klavik
Klavikula
ula terleta
terletak
k pada
pada dasar
dasar leher
leher dan
memisahkan dari thorax.
Seg
Segitig
itigaa post
ster
erio
iorr leh
leher diseb
isebel
elah
ah de
dep
pan dib
ibat
atas
asii ole
leh
h oto
tott
sternomastoid dan dibelakang oleh tepi anterior otot trapezius. Bagian ini
berisi sebagian dari plexus saraf servikal dan plexus brakhialis. Serangkaian
kelenjar limfe yang terletak posterior dai sternomastoid dan urat-urat saraf
dan pembuluh darah. Diatas segitiga ini terletak iga pertama dan diatas iga
ini berjalan arteri subklavia. Di tempat inilah penekanan arteri subklavia
dengan jari dapat dilakukan.
Segitiga anterior dari batang leher terbagai dalam beberapa segitiga
lagi yaitu segitiga karotis karena memuat arteri karotis beserta cabangnya
yaitu
yaitu karoti
karotiss intern
internaa dan extern
externaa dan juga vena
vena jugula
jugularis
ris intern
internada
ada dan
beberapa vena, arteri dan saraf lainnya terdapat disini.
Segitiga digastrik terletak dibawah rahang. Disini terdapat beberapa
bagian dari kelenjar submandibuler dan kelenjar parotis, cabang saraf
fasialis dan arteri fasialis dan struktur lainnya yang terletak lebih dalam
termasuk beberapa pembuluh karotis. Batang leher dari depan. Manubrium
sterni merupakan patokan penting, sebab dibelakangnya terletak sebagian
dari arkus aorta dan vena-vena innominata.
Trachea dimulai langsung dibawah tulang rawan krikoid dan berjalan
masuk ke rongga torax dan berakhir untuk bercabang menjadi bronchus
kanan dan kiri pada setinggi sudut sterna (sudul louis).
B. Pengertian
Abses
Abses (Latin:
(Latin: abscessus
abscessus)) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang
telah
telah mati)
mati) yang
yang terakum
terakumula
ulasi
si di sebuah
sebuah kavita
kavitass jaring
jaringan
an karena
karena adanya
adanya
proses infeksi (biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda
asing
asing (mis
(misaln
alnya
ya se
serp
rpih
ihan
an,, lu
luka
ka pe
pelu
luru
ru,, at
atau
au ja
jaru
rum
m sunt
suntik
ik).
). Pros
Proses
es in
inii
meru
merup
pakan
akan reak
reaksi
si per
erli
lin
ndung
dungan
an ol
oleh
eh ja
jari
ring
ngan
an un
untu
tuk
k men
ence
cega
gah
h
penyebaran/perluasan infeksi ke bagian tubuh yang lain. Abses adalah
infeks
infeksii kulit
kulit dan subkut
subkutis
is dengan
dengan gejala
gejala berupa
berupa kanton
kantong
g berisi
berisi nanah.
nanah.
(Siregar, 2015).
Abses adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir sebagai akibat dari
in
infe
feks
ksii ya
yang
ng meli
meliba
batk
tkan
an or
orga
gani
nism
smee pi
piog
ogen
enik
ik,, na
nana
nah
h meru
merupa
paka
kan
n suatu
suatu
campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah
mati yang dicairkan oleh enzim autolitik (Morison, 2003 dalam Nurarif &
Kusuma, 2016)
Abses (misa
Abses (misaln
lnya
ya bisu
bisul)
l) biasa
biasany
nyaa meru
merupa
paka
kan
n titik
titik “mata
“mata”,
”, ya
yang
ng
kemudian pecah; rongga abses kolaps dan terjadi obliterasi karena fibrosis,
meninggalkan jaringan parut yang kecil (Harrison, 2015)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa abses colli adalah
suatu infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri / parasit atau karena adanya
benda asing (misalnya luka peluru maupun jarum suntik) dan mengandung
nanah yang merupakan campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel
darah
darah putih
putih yang
yang sudah
sudah mati
mati yang
yang dicair
dicairkan
kan oleh
oleh enzim
enzim autoli
autolitik
tik yang
yang
timbul di dalam ruang potensial diantara fasia leher dalam, akibat perjalanan
D. Etiologi
Menurutt Siregar
Menuru Siregar (2015)
(2015) suatu infeksi bakteri bisa menyebabka
menyebabkan
n abses
melalui beberapa cara:
1. Bakter
Bakterii masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal
berasal dari tusukan
jarum yang tidak steril
2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi d
dii bagian tubuh yang lain
3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan
tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya
abses.
Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :
1. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi
2. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang
3. Terdapat gangguan sistem kekebalan
Bakteri tersering penyebab abses adalah Staphylococus Aureus
E. Manifestasi Klinis
Abses
Abses bisa
bisa terbent
terbentuk
uk diselu
diseluruh
ruh bagian
bagian tubuh,
tubuh, termasuk
termasuk paru-p
paru-paru
aru,,
mulut, rektum, dan otot. Abses yang sering ditemukan didalam kulit atau
Menurut Smeltzer & Bare (2015), gejala dari abses tergantung kepada
lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa
berupa:
1. Nyeri
2. Nyeri te
tekan
3. Ter
erab
abaa han
hanga
gatt
4. Pem
Pembeng
bengakakak
akan
an
5. Kemerahan
6. Demam
Suatu
Suatu abses
abses yang
yang terben
terbentuk
tuk tepat
tepat dibawah
dibawah kulit
kulit biasan
biasanya
ya tampak
tampak
sebagai
sebagai benjol
benjolan.
an. Adapun
Adapun lokasi
lokasi abses
abses antara
antara lai
lain
n ketiak
ketiak,, teling
telinga,
a, dan
tungkai bawah. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan
lebih putih karena kulit diatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh,
sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih tumbuh lebih besar. Paling
sering, abses akan menimbulkan Nyeri
Nyeri tekan dengan massa yang berwarna
berwarna
F. Patofisiologi
Jika bakteri masuk ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi
suatu infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang
berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang
merupa
merupakan
kan pertah
pertahana
anan
n tubuh
tubuh dalam
dalam melawa
melawan
n infeks
infeksi,
i, berger
bergerak
ak kedala
kedalam
m
ronggaa tersebut,
rongg tersebut, dan setelah menelan
menelan bakteri,
bakteri, sel darah putih akan mati, sel
darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisi rongga
tersebut.
Akib
Akibat
at pe
peni
nimb
mbun
unan
an na
nana
nah
h in
ini,
i, maka
maka ja
jari
ring
ngan
an di se
seki
kita
tarn
rnya
ya ak
akan
an
terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi
dind
dindin
ing
g pe
pemb
mbat
atas.
as. Abses
Abses da
dala
lam
m ha
hall in
inii me
meru
rupa
paka
kan
n meka
mekani
nism
smee tu
tubu
buh
h
mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam
tu
tubu
buh,
h, maka
maka in
infe
feksi
ksi bisa
bisa meny
menyeb
ebar
ar ke
keda
dala
lam
m tu
tubu
buh
h maup
maupun
un di
diba
bawa
wah
h
permukaan kulit, tergantung kepada
kepada lokasi abses. (Utama, 2016).
G. Pathways
Jaringan terinfeksi
Peradangan
Sel darah putih mati
Demam
Jaringan menjadi abses Pembedahan
& berisi PUS
Gangguan
Thermoregulator
Pecah
(Pre Operasi)
Reaksi Peradangan
(Rubor, Kalor, Tumor, Dolor, Fungsiolaesea)
Fungsiola esea)
Luka Insisi
Resiko Penyebaran Infeksi
(Pre dan Post Operasi)
Nyeri Nyeri
(Pre Operasi) (Post Operasi)
H. Komplikasi
Kompli
Komplikasi
kasi mayor
mayor dari
dari abses
abses adalah
adalah penyeb
penyebaran
aran abses
abses ke jaring
jaringan
an
sekit
sekitar
ar atau
atau jarin
jaringa
gan
n ya
yang
ng jauh
jauh da
dan
n ke
kema
mati
tian
an ja
jari
ring
ngan
an setem
setempa
patt ya
yang
ng
ekstensif (gangren). Pada sebagian besar bagian tubuh, abses jarang dapat
semb
sembuh
uh deng
dengan
an se
send
ndir
irin
inya
ya,, se
sehi
hing
ngga
ga tind
tindak
akan
an medi
mediss se
sece
cepa
patn
tnya
ya
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium : Peningkatan jumlah sel darah putih.
2. Unt
Untuk
uk menent
menentuka
ukan
n ukuran
ukuran dan lokasi
lokasi abses
abses dilaku
dilakukan
kan pemerik
pemeriksaan
saan
rontgen, USG, CT Scan, atau MRI.
J. Penatalaksanaan Medis
Abses luka biasanya tidak membutuhkan penanganan menggunakan
antibi
antibioti
otik.
k. Namun
Namun demiki
demikian,
an, kondis
kondisii terseb
tersebut
ut butuh
butuh ditang
ditangani
ani dengan
dengan
intervensi bedah dan debridement.
Suatu
Suatu ab
abse
sess ha
haru
russ diam
diamati
ati de
deng
ngan
an te
teli
liti
ti un
untu
tuk
k meng
mengid
iden
enti
tifik
fikasi
asi
penyebabnya, terutama apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda
asing tersebut harus diambil. Apabila tidak disebabkan oleh benda asing,
biasanya hanya perlu dipotong dan diambil absesnya, bersamaan dengan
pemberian obat analgetik dan antibiotik.
Draina
Drainase
se abses
abses dengan
dengan menggu
menggunak
nakan
an pembed
pembedaha
ahan
n diindi
diindikas
kasika
ikan
n
apabila abses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi
tahap nanah yang lebih lunak. Drain dibuat dengan tujuan mengeluarkan
cairan abses yang senantiasa diproduksi bakteri.
ASKEP TEORI
1. Pengkajian
a. Identitas
Abses bisa menyerang siapa saja dan dari golongan usia
berapa saja, namun yang paling sering diserang adalah bayi dan
anak-anak.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Nyeri, panas, bengkak, dan kemerahan pada area abses.
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Abse
Absess di kuli
kulitt at
atau
au di
diba
bawa
wah
h ku
kuli
litt sa
sang
ngat
at muda
mudah
h
dike
dikena
nali
li,, sedan
sedangk
gkan
an ab
abses
ses da
dala
lam
m serin
seringk
gkal
alii suli
sulitt
ditemukan.
b) Riwayat trauma, seperti tertusuk jarum yang tidak
steril atau terkena peluru, dll.
c) Riwayat
Riwayat infeksi (suhu
(suhu tinggi)
tinggi) sebelumnya
sebelumnya yang
yang secara
cepat menunjukkan rasa sakit diikuti adanya eksudat
tetapi tidak bisa dikeluarkan.
3. Pemeriksaan la
laboratorium dan diagnostik
a. Hasil
Hasil pemeriks
pemeriksaan
aan leukosi
leukositt menunj
menunjuka
ukan
n pening
peningkat
katan
an jumlah
jumlah sel
darah putih.
b. Untuk menentukan ukuran dan lokasi abses dilakukan
pemeriksaan rontgen, USG, CT,
CT, Scan, atau MRI.
4. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri
Nyeri Akut
Akut berhu
berhubun
bungan
gan deng
denganan agen
agen injur
injurii biolog
biologii
2. Kerusakan
Kerusakan Intergritas
Intergritas kulit berhubung
berhubungan
an dengan
dengan trauma
trauma jaringa
jaringan.
n.
3. Resiko
Resiko infeksi
infeksi berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan luka
luka terb
terbuka
uka
5. Perencanaan Keperawatan
1. Nyeri
Nyeri aku
akutt berhub
berhubunga
ungann dengan
dengan agen inju
injuri
ri biolog
biologis
is
Tujuna : setelah di lakukan tindakan selama 3x24 jam di harapkan rasa
nyaman terpenuhi dan nyeri berkurang
Intervensi :
1. Kaji
Kaji lo
loka
kasi
si,, in
inte
tens
nsit
itas
as dan
dan tipe
tipe nyer
nyeri;
i; obse
observ
rvas
asii terh
terhad
adap
ap
kemajuan
kemajuan Karakteristik
Karakteristik,, onset/duras
onset/durasi,
i, frekuensi,
frekuensi, intensitas
intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus.
pencetus.
2. Pasti
Pastika
kan
n perawa
perawatatan
n analg
analgesi
esik
k ba
bagi
gi pasien
pasien dila
dilaku
kuka
kan
n denga
dengan
n
pemantauan secara ketat.
3. Gunaka
Gunakan
n str
strate
ategi
gi komunit
komunitas
as trapeut
trapeutik
ik untuk
untuk untuk mengetah
mengetahui
ui
pengalaman nyeri
4. Be
Beri
rika
kan
n do
doro
rong
ngan
an un
untu
tuk
k meng
mengub
ubah
ah po
posi
sisi
si ring
ringan
an da
dan
n serin
sering
g
untuk meningkatkan rasa nyaman distraksi relaksasi
5. Dorong pasien untuk menggunakan obat obatan penurun nyeri
yang adekuat
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Nyeri
2 Meringis
3 Kehilangan na
nafsu ma
makan
4 Mual
5 Muntah
2. Kerusa
Kerusakan
kan iinte
ntegr
gritas
itas jaring
jaringan
an kulit
kulit berh
berhub
ubung
ungan
an de
denga
ngan
n
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam
doharapakn resiko infeksi berkurang
Intervensi :
1. Berika
Berikan
n balu
balutan
tan sesuai
sesuai jenis
jenis luka
luka
2. Pe
Perk
rkua
uatt balu
baluta
tan
n
3. Ganti balutan
balutan sesuai
sesuai dengan
dengan jjumlah
umlah eksudat
eksudat dandra
dandrainase
inase
4. Periksa
Periksa kulit
kulit dan
dan jaringa
jaringan
n di sekitar
sekitar lokasi
lokasi pembe
pembedahan
dahan
5. Ajark
Ajarkan
an pasi
pasien
en dan kekelu
luar
arga
ga tanda
tanda da
dan
n ge
gejal
jalaa infe
infeks
ksii dan
dan ka
kapa
pan
n
harus melaporkan kepada layanan kesehayan.
No Outcome 1 2 3 4 5
1 Elastisitas
2 Tekstur
3 Integritas kulit
3. Resiko
Resiko iinveks
nveksii berhub
berhubunga
ungann dengan
dengan luka terbuka
terbuka
Tujuan : setelah
setelah di lakuka
lakukan
n tin
tindak
dakan
an keperawat
keperawatan
an selama
selama 1x 24 jam
doharapakn resiko infeksi berkurang
Intervensi :
1. Lakuka
Lakukan n tindaka
tindakan-t
n-tind
indaka
akann penceg
pencegahaahann
2. Buka persed
persediaan
iaan peralat
peralatan
an steril
steril dengan
dengan mengguna
menggunakankan teknik
teknik aseptik
aseptik
3. Pisahka
Pisahkan n alat-
alat-ala
alatt ste
steril
ril dan
dan non
non steril
steril
4. Periksa
Periksa kulit
kulit dan
dan jaringan
jaringan di sekitar
sekitar lokasi
lokasi pem
pembedah
bedahanan
5. Ajarkan
Ajarkan pasien
pasien dan keluarga
keluarga tanda
tanda dan
dan gejala
gejala infeksi
infeksi dan
dan kapan
kapan harus
harus
melaporkan kepada layanan kesehayan.
No Outcome 1 2 3 4 5
1 Kemerahan
2 Cairan
3 Drainase pi
pirulen
4 Nyeri
5 malaise
6 Jaringan lunak
DAFTAR PUSTAKA
Carpen
Carpenito
ito,, Lynda
ynda Juall
Juall & Moyet,
Moyet, Buku
Buku Saku;
Saku; Diagno
Diagnosis
sis Kepera
Keperawatan, 13th
watan,
Jakarta, 2015
Siregar, R,S. Atlas
R,S. Atlas Berwarna Saripati Kulit . Editor Huriawati Hartanta. Edisi 2.
Suzanne,
Suzanne, C, Smeltzer,
Smeltzer, Brenda G Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Bruner and Suddarth. Ali Bahasa Agung Waluyo. ( et,al) Editor bahasa
November 2014)