Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


RUMAH SAKIT MUHAMMAD ZEIN-BELITUNG TIMUR

DISUSUN OLEH : IZZATUL AFIFAH


NISN : 0056087560
JURUSAN : FARMASI

SMK MUHAMMADIYAH BELITUNG TIMUR


ISLAMIC BOARDING SCHOOL
Bidang Keahlian : Farmasi dan Tata Boga Alamat : Jalan Tengah Dusun Birah
Desa Kelubi Kecamatan Manggar Kabupaten Belitung Timur 33517
TA.2022/2023

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Telah melaksanakan praktik kerja lapangan di RSUD Muhammad Zein Belitung Timur
Pada tanggal 19 Desember 2022 sampai dengan 06 mei 2023 tahun ajaran 2022/2023

Manggar, Mei 2023

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Apt.Maylani Esfarida.S,S.Farm Ns.Nia Kurniasih, S.Kep


NIP.19900502 201902 2 008 NBM.

Mengetahui,
Kepala SMK Muhammadiyah Belitung Timur

Nevi Nurmita S.Pd.I


NBM.1392315

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas khadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan izinyalah kami bisa menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai bentuk tanggung jawab tertulis dari kegiatan
praktik kerja lapangan yang telah kami lakukan serta untuk memenuhi syarat dalam proses
pembelajaran di SMK MUHAMMADIYAH BELITUNG TIMUR. Praktik kerja lapangan (PKL)
dilaksanakan di RSUD MUHAMMAD ZEIN pada 19 Desember 2022 sampai 6 Mei 2023

Banyak hal yang telah terjadi selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Maupun selama
penyusunan Laporan. Namun, semua ini tak lepas dari dukungan dan berbagai pihak yang turut
bersangkutan, dan dengan ini saya ucapkan terimakasih Kepada:

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak kemudahan dan kelancaran sehingga
laporan PKL ini dapat dilaksanakan tepat waktu.
2. Dan tak lupa kepada orang tua yang telah membantu serta membiayai sehingga saya bisa
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dan juga bisa menyelesaikan laporan ini.
3. Nevi Nurmita S.Pd.I, selaku kepala sekolah SMK Muhammadiyah Belitung Timur.
4. Dr. Vony Primasari,MARS, selaku direktur RSUD MUHAMMAD ZEIN
5. Apt. Maylani Esfarida.S,S.Farm selaku kepala instalasi farmasi RSUD MUHAMMAD
ZEIN.
6. Ns.Nia Kurniasi, S.Kep, selaku pembimbing dari SMK MUHAMMADIYAH Belitung
Timur.

Penulis

Izzatul Afifah

ii
DAFTAR ISI

COVERi
LEMBAR PENGESAHANii
KATA PENGANTARiii
DAFTAR ISIiv
DAFTAR GAMBARv
BAB I PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Dasar Hukum PKL
1.2 Tujuan PKL
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Peserta Didik
1.3.2 Manfaat Bagi Sekolah
1.3.3 Manfaat Bagi Dunia Kerja (DUDI)
1.3.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
BAB II PROSES DAN HASIL BELAJAR DI DUDI
2.1 Proses
2.1.1 Pengertian Instalasi Farmasi
2.1.2 Pengenalan Instalasi Farmasi RSUD Rumah Sakit Muhamad ZEIN Kabupaten Belitung
Timur
2.1.3 Pengenalan Tugas
2.1.4 Pelaksanaan Tugas
2.2 Hasil Belajar di DUDI............................................................................................................................13
2.2.1 Peningkatan Wawasan Keterampilan..................................................................................................13
BAB II PENUTUP.......................................................................................................................................22
3.1 Simpulan................................................................................................................................................23
3.2 Saran......................................................................................................................................................23

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01.Jurnal Harian..........................................................................................................................12
Gambar 02.Dispensing dan penulisan Etiket............................................................................................13
Gambar 03.Membuat Rincian resep.........................................................................................................14
Gambar 04.Pembuatan Puyer...................................................................................................................15
Gambar 05.Pembuatan Kapsul.................................................................................................................16
Gambar 06.Merekap Resep......................................................................................................................17
Gambar 07.Mengantar Obat dan BMHP ke rawat inap...........................................................................18
Gambar 08.Rak Tablet jadi dan salep......................................................................................................19
Gambar 09.Rak Injeksi,Tetes Mata Dan sirup.........................................................................................20
Gambar 10.Rak High Alert......................................................................................................................21
Gambar 11.Rak BMHP Gudang Farmasi.................................................................................................22

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat (1)
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada
Standar Proses Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) dinyatakan bahwa proses pembelajaran
pada PMK diarahkan untuk mencapai tujuan yang dikembangkan berdasarkan profil lulusan
yaitu: (1) beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur; (2) memiliki sikap mental yang kuat
untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan; (3) menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni serta memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan; (4) memiliki
kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja pada pihak lain atau
berwirausaha, dan (5) berkontribusi dalam pembangunan industri Indonesia yang kompetitif
menghadapi pasar global.

Praktik Kerja Lapangan yang selanjutnya disebut PKL adalah kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di IDUKA dan/atau lapangan kerja lain untuk penerapan, pemantapan, dan
peningkatan kompetensi. Pelaksanaan PKL melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di
bidangnya untuk memperkuat pembelajaran dengan cara pembimbingan peserta didik saat
praktik kerja lapangan. Penyelenggaraan PKL merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran
pada SMK Muhammadiyah Belitung Timur yang melibatkan masyarakat, khususnya dunia kerja,
tujuan utamanya selain untuk memperkuat penguasaan kompetensi teknis sesuai dengan
Kompetensi Keahliannya juga dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menghayati dan mengamalkan untuk menginternalisasi nilai-nilai positif "keduniakerjaan",
dalam rangka membangun pribadi peserta yang berkarakter.
Pelaksanaan PKL sangat penting karena diharapkan dapat mendukung dalam membangun
dan membekali peserta didik menjadi generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa
Pancasila dalam menghadapi dinamika perubahan di masa depan. Pelaksanaan PKL harus
dirancang dan dilaksanakan dengan mengintegrasikan nilai-nilai jujur, disiplin, bekerja keras,

1
kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, komunikatif, peduli lingkungan, peduli
sosial, dan bertanggung jawab.

Program PKL sangat penting dalam rangka memberikan bekal kemampuan nilai- nilai positif
kepada peserta didik, oleh karena itu perlu dibuat suatu pedoman yang betul-betul dapat
dijadikan acuan oleh semua yang terlibat dalam pelaksanaannya, sesuai dengan pernyataan pada
pasal 4 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang dinyatakan bahwa pelaksanaan
pembelajaran di IDUKA berupa Praktik Kerja Lapangan diatur lebih lanjut oleh Direktorat
jendral terkait.

1.1.1 Dasar Hukum PKL


1. Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisitem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan


dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemrintahan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan


Sumber Daya Industri.

5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional


Indonesia (KKNI).

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan


Pendidikan Karakter.
7. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisai Sekolah Menengah kejuruan
dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

2
8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/ M-IND/PER/1/2017 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Sekolan Menengah Kejuruan Berbaris Kompetensi yang
Link and Match dengan Industri.

9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan


Pemagagan di Dalam Negeri.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan.

11. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kemindikbud Nomor
4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.

12. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Nomor
130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan.

(SMK Muhammadiyah Belitung Timur, 2022)

1.2 Tujuan PKL


Program PKL disusun Bersama antara SMK dan IDUKA yang menjadi Institusi/Industri
Pasangan (IP) dalam pelaksanaan PKL untuk memenuhi kebutahan peserta didik sebagai
peserta PKL, sekaligus merupakan wahana berkontribusi bagi IDUKA terhadap upaya
peningkatan kualitas Pendidikan di SMK. Tujuan PKL antara lain sebagai berikut.

1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam rangka
menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses
dan hasil kerja.

2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan mengembangkan


kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai positif yang tumbuh dan
diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja yang ditekuni.
3. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia kerja sesuai
tuntunan pasar kerja global.

4. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan standar
kompetensi lulusan.

3
5. Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan Model
Pendidikan Ssitem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan yang memadukan
secara sistematis dan sitematik program Pendidikan di sekolah (SMK) dan program
pelatihan penguasaan keahlian di dunia kerja (IDUKA).

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Peserta Didik
a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.

b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja langsung (real) dalam rangka menanamkan
iklim kerja positif yang bereriontasi pada peduli mutu proses dan hasi kerja.

c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menanamkan etos kerja yang tinggi
sesuai budaya industri.

d. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang di


pelajari.

e. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan/arahan pembimbing industry


dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.

f. Memperkuat kepribadianya yang berkarakter sesuai dengan tuntunan nilai-nilai yang


tumbuh dari budaya industri.

g. Membiasakan siswa Sekolah Menegah Kejuruan secara langsung dihadapkan dengan


kegiatan kefarmasian yang ada di tempat kerja.

1.3.2 Manfaat Bagi Sekolah


a. Terjadinya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara sekolah dengan
dunia kerja (DUDI).

b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung selama PKL.

c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas ptogram sekolah melalui sinkronisasi


kurikulum proses. Pembelajaran, teaching factory, dan pengembngan sarana dan
prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan di tempat PKL.

4
d. Merealisasikan program penguatan Pendidikan karakter berbasis masyarakat secara
terencana dan implementatif, khususnya nilai-nilai karakter budaya industry sebagai
salah satu bentuk implementasi Persatuan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang
Peningkatan Pendidikan karakter.

e. Meningkatkan kualitas lulusan berkompeten.

1.3.3 Manfaat Bagi Dunia Kerja (DUDI)


a. Dunia Kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat sekolah
sehingga dapat wahana dalam promosi produk.

b. Adanya masukan, seperti kritik dan saran yang positif dan Konstruktif dari siswa
maupun sekolah (SMK) Untuk perkembangan (DUDI).

c. Dunia Kerja/(DUDI) dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui


optimalisasi peserta PKL.

d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya.

e. Meningkatkan cita positif DUDI karena dapat berkontribusi terhadap dunia Pendidikan
sebagai implementasi dan instruksi presiden Nomor 9 Tahun 2016.

1.4 Waktu Dan Tempat


Praktik Kerja Lapangan (PKL) di mulai pada tanggal 19 Desember 2022 s.d 31 April
2023 yang bertempat di RSUD Muhammad Zein di komplek Perkantoran Terpadu
Manggarawan.

5
BAB II

PROSES DAN HASIL BELAJAR DI DUDI


2.1 Proses
2.1.1 Pengertian
A. Pengertian Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah sakit tempat
penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah
sakit dan pasien. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud adalah kegiatan yang menyangkut
pembuatan, pengendalian mutu sediaan farmasi, pengelolaan perbekalan farmasi (perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan, pelaporan,
pemusnahan/penghapusan), pelayanan resep, pelayanan informasi obat, konseling, farmasi klinik
di ruangan.IFRS merupakan suatu organisasi pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan produk yaitu sediaan farmasi, perbekalan kesehatan dan gas medis habis pakai serta
pelayanan jasa yaitu farmasi klinik (PIO, Konseling, Meso, Monitoring Terapi Obat, Reaksi
Merugikan Obat) bagi pasien atau keluarga pasien.IFRS adalah fasilitas pelayanan penunjang
medis, di bawah pimpinan seorang Apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, yang bertanggung jawab atas seluruh
pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup
perencanaan; pengadaan; produksi; penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi;
dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan; pengendalian mutu
dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit; serta
pelayanan farmasi klinis (Siregar dan Amalia, 2004)

B. Tugas, Tanggung jawab, dan Fungsi Instalasi Farmasi


1. Tugas IFRS Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan pengelolaan perbekalan
kesehatan. Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang dimaksud adalah obat, bahan
obat, gas medis dan alat kesehatan, mulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan
pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
IFRS berperan sangat sentral terhadap pelayanan di rumah sakit terutama pengelolaan dan
pengendalian sediaan farmasi dan pengelolaan perbekalan kesehatan.

6
2. Tanggung jawab IFRS Mengembangkan pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi
dengan baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan yang bersifat diagnosis dan
terapi untuk kepentingan pasien yang lebih baik

3. Fungsi IFRS
IFRS berfungsi sebagai unit pelayanan dan unit produksi. Unit pelayanan yang
dimaksud adalah pelayanan yang bersifat manajemen (nonklinik) adalah pelayanan yang
tidak bersentuhan langsung dengan pasien dan tenaga kesehatan lain. Pelayanan IFRS yang
menyediakan unsur logistik atau perbekalan kesehatan dan aspek administrasi.IFRS yang
berfungsi sebagai pelayanan nonmanajemen (klinik) pelayanan yang bersentuhan langsung
dengan pasien atau kesehatan lainnya. Fungsi ini berorientasi pasien sehingga membutuhkan
pemahaman yang lebih luas tentang aspek yang berkaitan dengan penggunaan obat dan
penyakitnya serta menjunjung tinggi etika dan perilaku sebagai unit yang menjalankan
asuhan kefarmasian yang handal dan profesional.

.
2.1.2 Pengenalan Instalasi Farmasi RSUD Muhammad Zein di Kabupaten Belitung Timur

Instalasi Farmasi RSUd Muhammad Zein di Kabupaten Belitung Timur terdiri dari 3
unit pelayanan yaitu Apotek Central, Apotek Igd Depo, Gudang Farmasi. Apotek Central
dan Apotek Igd Depo buka setiap hari, sedangkan Gudang farmasi dari senin s.d
sabtu.Dengan Jam operasional masing-masing unit pelayanan berbeda-beda.

2.1.3 Pengenalan Tugas

A. Apotek Sentral
Apotek Sentral adalah tempat penyimpanan dan pendustribusian perbekalan farmasi
kepada pasien. Alur pengelolaan perbekalan farmasi Apotek Sentral :

1. Pengadaan
Dilakukan penulisan permintaan di buku permintaan khusus apotek oleh
petugas farmasi dan kemudian di tandatangani oleh apoteker. 2. Penerimaan dan
penyimpanan

Obat dan BMHP yang telah diterima dicek kesesuaian fisik dan jumlah yang
diminta, kemudian dilakukan pencatatan dikartu stok dengan menyertakan tanggal, ed,

7
BN dan jumlah dan di tambah dengan jumlah sisa. Penyimpanan dilakukan sesuai
dengan suhu yang telah ditetapkan, untuk sediaan tablet dan injeksi disusun secara
alfabet dan sesuai dengan farmakognosi dan menyertakan prinsip FEFO dan FIFO.
Untuk penyimpanan psiko- narkotik di tempatkan dilemari khusus dengan pintu ganda
dan juga kunci.

3. Pendistribusian
Apotek Central melayani resep rawat inap dan rawat jalan
• Resep rawat inap - diresepkan untuk satu hari pemakaian ataupun untuk satu kali
pemakaian . Resep rawat inap diantarkan oleh perawat kemudian dilakukan skrining
resep ,pengambilan obat atau peracikan obat, penulisan etiket dan verivikasi resep
yang sudah disiapkan , kemudian pengantaran oleh pertugas farmasi ke rawat inap
• Resep rawat jalan - diresepkan untuk satu minggu pemakaian ataupun satu bulan
pemakaian . Resep rawat jalan di berikan pasien kemudian dilakukan skrining resep,
pengambilan obat atau peracikan obat, penulisan etiket dan verivikasi resep yang
sudah di siapkan, kemudian penyerahan dan konseling.

4. Stock Opname
Stock opname adalah pengecekan kesesuaian data obat atau BMHP yang ada di
komputer atau kartu stok dengan stok fisik yang ada di apotek. Stock opname
dilakukan 1 bulan sekali di awal bulan untuk memastikan stok bulan sebelumnya
benar.

5. Pelaporan
Pelaporan dilakukan 1 bulan sekali dan digabungkan dengan laporan gudang
dan depo untuk dikumpulkan ke penunjang.

8
B.Gudang Farmasi

Gudang farmasi adalah tempat penyimpanan, pendistribusi dan pemeliharaan


barang perbekalan farmasi. Perbekalan farmasi terdiri dari BMHP( Bahan Medis Habis
Pakai) dan obat. Alur pengelolaan perbekalan farmasi terdiri dari:
1. Pengadaan
Pengadaan di Gudang farmasi ini dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
yang dimana pengadaan tersebut harus mencakup pengadaan di apotek central dan depo.

2. Penerimaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) diterima oleh pimpinan Gudang
farmasi atau petugas lain yang sudah diamanatkan oleh pimpinan Gudang, dilakukan
pengecekan fisik, expired date dan batch number.

3. Penyimpanan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang telah diterima dilakukan
pencatatan di buku penerimaan BMHP/obat dan kartu stock sesuai denagan nama
obat/BMHP, expired date, batch number, dan jumlah, kemudian di input untuk laporan
bulanan. Penyimpanan obat dan BMHP menggunakan prinsip FEFO (First Expired
First Out) dan FIFO (First In First Out) barang perbekalan farmasi harus disimpan
sesuai dengan suhu yang telah ditetapkan

- Suhu ruangan 25°C -30°C untuk BMHP


- Suhu sejuk 15°C-25°C untuk sediaan injeksi, tetes mata, tablet
- Suhu dingin 2°-8°c - untuk sediaan insulin, injeksi, dan vaksin, suppositoria

pengecekan suhu dilakukan setiap hari pada pagi dan siang. Jika terjadi peningkatan
suhu yang tidak tepat dengan ketentuan dilakukan perbaikan. Untuk penyimpanan
psiko- narkotik di tempatkan dilemari khusus dengan pintu ganda dan juga kunci.

4. Pendistribusian
Gudang menerima permintaan dari Apotek Central,Depo dan ruangan, kemudian
gudang menulis kembali permintaan di buku permintaan di gudang dan menyiapkan
barang dengan menyesuaikan stok di gudang . Staf gudang mengecek kembali barang
yang telah disiapkan dan melakukan entry untuk barang yang sudah di siapkan.

9
5. Stock opname
Stock opname adalah pengecekan kesesuaian data obat atau BMHP yang ada di
komputer atau kartu stok dengan stok fisik yang ada di gudang maupun Stock opname
dilakukan 1 bulan sekali di awal bulan untuk memastikan stok bulan sebelumnya benar.

6. Pelaporan
Pelaporan dilakukan 1 bulan sekali dengan menggabungkan laporan apotek
sentral dan depo untuk dikumpulkan ke penujang dan gudang juga memiliki laporan
tersendiri

C. Depo
Depo adalah tempat penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi yang
sekarang hanya melayani ke OK dan IGD.Adapun alur pengelolaan perbekalan farmasi
Depo :

1. Pengadaan
Dilakukan penulisan permintaan di buku permintaan khusus
Depo oleh petugas farmasi dan kemudian di tandatangani oleh apoteker 2.
Penerimaan dan penyimpanan

Obat dan BMHP yang telah diterima dicek kesesuaian fisik dan jumlah yang
diminta, kemudian dilakukan pencatatan dikartu stok dengan menyertakan tanggal,
ed, BN dan jumlah dan di tambah dengan jumlah sisa. Penyimpanan dilakukan sesuai
dengan suhu yang telah ditetapkan, untuk sediaan tablet dan injeksi disusun secara
alfabet dan sesuai dengan farmakognosi dan menyertakan prinsip FIFO dan FIFO.
Untuk penyimpanan psiko- narkotik di tempatkan dilemari khusus dengan pintu
ganda dan juga kunci.

3. Pendistribusian
Depo melayani resep OK dan IGD.
• OK - OK memberikan kertas permintaan yang disebut blangko obat dan
BMHP untuk operasi dan resep untuk anastesi, selain blangko dan resep
terdapat permintaan lisan dimana permintaan tersebut belum tertulis diresep,

10
supaya tidak terjadi kesalahan dilakukan pencatatan dibuku permintaan lisan
yang mencakup nama pasien, nama obat atau BMHP dan jumlah. Selesai
operasi barulah dokter meresepkan permintaan lisan tersebut dan petugas
farmasi melakukan pengecekan kembali dengan menyesuaikan resep dan
permintaan lisan yang ada dibuku.

• IGD - lebih sering melalukan permintaan lisan yang kemudian baru diresepkan
oleh dokter.

4. Stock opname
Stock opname adalah pengecekan kesesuaian data obat atau BMHP yang ada
di komputer atau kartu stok dengan stok fisik yang ada di depo. Stock of name
dilakukan 1 bulan sekali di awal bulan untuk memastikan stok bulan sebelumnya
benar.

5. Pelaporan
Pelaporan dilakukan 1 bulan sekali dan digabungkan dengan laporan gudang
dan Apotek Central untuk dikumpulkan ke penunjang.

11
2.1.4 Pelaksanaan tugas

12
Gambar 01. Jurnal Harian

Jurnal harian di buat setiap hari senin sampai sabtu.Yang terdiri dari 3 unit pelayanan yaitu
Apotek Central, Apotek IGD Depo, Gudang Farmasi serta kegitan-kegiatan yang dilakukan
selama Praktik Kerja Lapangan

2.2 HASIL BELAJAR DI DUDI


2.2.1 Peningkatan wawasan Keterampilan

13
Gambar 0.2 Dispensing dan penulisan etiket

Dispensing adalah proses pemberian obat mulai dari kegiatan penyiapan dan penyerahan obat
kepada pasien berdasarkan resep yang di tulis oleh dokter. Etiket obat di bedakan menjadi dua
jenis.Etiket untuk obat dalam (peroral) berwarna putih dan etiket untuk obat luar berwarna biru
dengan di tambah keterangan obat luar.

14
Gambar 0.3 Stok opname

Stock opname atas persediaan dilakukan untuk mengetahui jumlah peritem persediaan di akhir
periode akuntansi. Tujuannya adalah untuk menyajkan nilai persediaan secara rill dalam necara
& nilai HPP secara rill dalam laporan laba rugi (laporan operasional untuk RS BLUD). Stock
opname juga merupakan bentuk dari upaya pengendalian terhadap persediaan BHP/obat di RS.
Stock opname dilakukan dengan melakukan perhitungan fisik persediaan BHP/obat pada seluruh
unit yang ada di RS. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian persediaan fisik dengan
data pembukuan maupun sistem. Ketidaksesuaian keduanya, dapat berarti adanya kecurangan
maupun kesalahan dalam pencatatan atau perhitungan.

15
Gambar 0.4 Permintaan obat dan BMHP

Sebelum melakukan permintaan barang, harus ditulis terlebih dahulu nama obat atau BMHP
yang diperlukan beserta jumlahnya. Setelah itu gudang farmasi akan menyiapkan obat sesuai
dengan yang tertulis dibuku permintaan. Lalu setelah barang datang kita wajib mengecek apakah
barang yang datang sesuai dengan yang diminta. Setelah semua sesuai, obat dan bmhp yang
datang akan disusun di lemari buffer.

16
Gambar 0.5 Packing obat Expired Date

Obat yang sudah expired akan di packing sesuai bulan, lalu diberikan kantor aset untuk
dimusnahkan. Setiap apotek harus membuat berita acara obat ED lalu diberikan ke gudang
farmasi. Sebelum diserahkan ke kantor aset obat expired yang sudah di packing akan
dikumpulkan terlebih dahulu disebuah ruangan seperti yang terlihat digambar nomor 4.

17
Gambar 0.6 Obat retur

Obat sisa atau obat didalam ruangan yang tidak habis akan diretur ke Apotek.

18
Gambar 0.7 Mengantar obat dan BMHP

Setelah ada resep yang masuk dari ruang rawat inap, saya bergegas menyiapkan obat dan BMHP
yang sesuai dengan yang diminta lalu mengantarkan ke ruangan. Sebagai cohtoh, gambar diatas
adalah ketika saya mengantar obat dan Bmhp ke ruang ICU lalu meletakkannya di loker yang
sudah tersedia sesuai dengan nama pasien.

19
Gambar 0.8 Rak Tablet jadi dan Rak Salep

Gambar di atas adalah rak tablet jadi dan rak salep yang di susun menurut alphabet,bentuk
sediaan,FIFO dan FEFO.

20
Gambar 0.9 Rak Injeksi,Tetes Mata Dan Sirup

Gambar di atas adalah Rak injeksi,tetes mata, dan sirup yang di susun menurut alphabet,bentuk
sediaan,FIFO dan FEFO.

21
Gambar 10 Rak High Alert

Gambar di atas adalah rak obat Hight Alert.Hight Alert adalah obat-obatan dengan
kewaspadaan tinggi karena sering terjadi kesalahan yang serius (sentinel event),
secara signifikan beresiko membahayakan pasien bila pengelolaannya kurang tepat.
Dan di susun menurut alphabet,bentuk sediaan,FIFO dan FEFO.

22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan :
o Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud adalah kegiatan yang menyangkut pembuatan, pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengelolaan perbekalan farmasi (perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, distribusi, pencatatan, pelaporan, pemusnahan/penghapusan), pelayanan resep,
pelayanan informasi obat, konseling, farmasi klinik di ruangan.IFRS merupakan suatu organisasi
pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan produk yaitu sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan dan gas medis habis pakai serta pelayanan jasa yaitu farmasi klinik (PIO, Konseling,
Meso, Monitoring Terapi Obat, Reaksi Merugikan Obat) bagi pasien atau keluarga pasien.IFRS
adalah fasilitas pelayanan penunjang medis, di bawah pimpinan seorang Apoteker yang memenuhi
persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, yang
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan
paripurna, mencakup perencanaan; pengadaan; produksi; penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan
farmasi; dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan; pengendalian
mutu dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit; serta
pelayanan farmasi klinis (Siregar dan Amalia, 2004)

o Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang dimaksud adalah obat, bahan obat, gas medis dan
alat kesehatan, mulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang
diperlukan bagi kegiatan pelayanan rawat jalan dan rawat inap.

o Tanggung jawab IFRSMengembangkan pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik
dan tepat untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan yang bersifat diagnosis dan terapi untuk
kepentingan pasien yang lebih baik 3.

o Fungsi ini berorientasi pasien sehingga membutuhkan pemahaman yang lebih luas tentang aspek
yang berkaitan dengan penggunaan obat dan penyakitnya serta menjunjung tinggi etika dan perilaku
sebagai unit yang menjalankan asuhan kefarmasian yang handal dan profesional.

o Penerimaan Obat dan BMHP diterima oleh Pimpinan Gudang Farmasi atau petugas lain yang sudah
di amanatkan oleh Pimpinan Gudang, kemudian dilakukan pengecekan fisik, ed, dan BN sesuai
dengan faktur dan di tandatangani.

23
o Penyimpanan Obat dan BMHP yang telah diterima dilakuakan pencatatan di buku penerimaan
BMHP/ obat dan kartu stok sesuai dengan nama obat/ BMHP, ed,BN dan jumlah ,kemudian di input
untuk laporan bulanan.

o Pendistribusian Gudang menerima permintaan dari Apotek Sentral ,Depo dan ruangan, kemudian
gudang menulis kembali permintaan di buku permintaan di gudang dan menyiapkan barang dengan
menyesuaikan stok di gudang .

o Penerimaan dan penyimpanan Obat dan BMHP yang telah diterima dicek kesesuaian fisik dan
jumlah yang diminta, kemudian dilakukan pencatatan dikartu stok dengan menyertakan tanggal, ed,
BN dan jumlah dan di tambah dengan jumlah sisa.

o Penyimpanan dilakukan sesuai dengan suhu yang telah ditetapkan, untuk sediaan tablet dan injeksi
disusun secara alfabet dan sesuai dengan farmakognosi dan menyertakan prinsip FEFO dan FIFO.

o Penerimaan dan penyimpanan Obat dan BMHP yang telah diterima dicek kesesuaian fisik dan
jumlah yang diminta, kemudian dilakukan pencatatan dikartu stok dengan menyertakan tanggal, ed,
BN dan jumlah dan di tambah dengan jumlah sisa.

o Pendistribusian Depo melayani resep OK, IGD, ICU dan IGD VK OK - OK memberikan kertas
permintaan yang disebut belangko obat dan BMHP untuk operasi dan resep untuk anastesi, selain
belangko dan resep terdapat permintaan lisan dimana permintaan tersebut belum tertulis diresep,
supaya tidak terjadi kesalahan dilakukan pencatatan dibuku permintaan lisan yang mencakup nama
pasien, nama obat atau BMHP dan jumlah.

3.2 SARAN
1. Bagi sekolah
• Sebaiknya siswa atau siswi yang akan diterjunkan ke tempat PKL harus di beri pembekalan
mengenai pekerjaan yang akan dilakukan di tempat PKL,Sehingga siswa atau siswi merasa siap baik
secara mental maupun fisiknya.

24

Anda mungkin juga menyukai