Anda di halaman 1dari 81

KESELAMATAN,

KESEHATAN KERJA
& LINDUNG
LINGKUNGAN
(K3LL)
ABRAR PRASODJO, CRA., CRP

30 JUNI 2022
• MATERI BAHASAN
1. Hubungan KerjaTim Safety – Tim Security
2. Aspek Legal HSE & COVID – 19
3. OH& SAFETY /SMK3
1) Kecelakaan Kerja
2) Investigasi
3) Kondisi Darurat danEvakuasi
4) Pengelolaan Bahaya “api”/ FIRE Management
4) ENVIRONMENTAL MS
1) Perizinan Lingkungan
2) Limbah B3
3) Proper
→ HSEMS Diperdalam secara mandiri
I. LBH DULU MANA AMAN APA SELAMAT ?
1. Aman dimulai dari rumah, diperjalanan, dan tempat kerja, sampai kembali ke rumah (KAMTIB)
2. Menurut regulasi, selamat “berlaku” di tempat kerja ( meskipun ada Off The Job Safety), untuk
perjalanan dari rumah ke tempat kerja baru di cover Asuransi, apakah dimasukkan ke HSE
Statistik Kerja ketika kecelakaan terjadi di perjalanan menuju tempat kerja / di rumah/ keluar
malam dari Basecamp tanpa ijin atasan?
3. Di tempat kerja dalam situasi lingkungan aman bisa saja terjadi kecelakaan kerja ; tetapi jika
situasi tidak aman, maka dapat dipastikan pekerja tidak dapat bekerja dengan selamat
• Struktur kelengkapan Regulasi di HSE jauh lebih
lengkap dan cukup update ; sementara di Sekuriti,
SECURITY VS SAFETY
Regulasi relatif cukup tertinggal → kurikulum
pendidikan , profesi,Audit, ijin usaha SAFETY(HSE) SECURITY
• Manajemen Puncak lebih mengenal tentang Safety
dari pada Security. Struktur Organisasi (Posisi), 1.Identitas Karyawan
Anggaran biasanya lebih besar di bidang Safety 1.Investigasi 2.SeragamKerja
(HSE) dari pada Security 2.Laporan Investigasi 3.Absensi /R.Kerja
• Kebanyakan di Security, personil Keamanan dari 3.Evakuasi 4.Kejadian Bencana
4.KejadianBencana 5.Kehilangan
PerusahaanAlih Daya /Out source
5.PengamananTKP 6.OrangMencurigakan
• Pendekatan terbaru , secara integrasi, HSE-Security
7.Bantuan PenebalanKeamanan
digabung dalam 1 Divisi/Departemen, HSSE
UUD 1945→ SISHANKAMRATA & UU POLRI ( 2/2002 ) DIBANTU POLSUS – PPNS DAN PAM SWAKARSA

PERATURAN KAPOLRI NOMOR 24 TAHUN 2007


TENTANG SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN / SMP
( SMP DANSATPAM )

PERATURAN POLRI NOMOR 3 DAN 7TAHUN2019 PERATURAN POLRI NOMOR 4TAHUN 2020
TENTANG TENTANG SISTEM PENGAMANAN SWAKARSA
BANTUAN PENGAMANAN PADA OBVITNAS DAN OBTER
1. JASA PENGAMANAN → BANTUAN PERSONIL POLRI &TNI 1. SATUAN PENGAMANAN LINGKUNGAN / SATKAMLING
2. JASA SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN ( SMP) 2. PENGAMANAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
a. PEMBINAAN TEKNIS
b. AUDIT → AUDITOR SMP 3. INDUSTRIAL SEKURITI → SATPAM
GADA PRATAMA – GADA MADYA – GADA UTAMA
SMP
UNIT KOMPETENSI (KEP MENAKERTRANS 259 TH 2018)
MANAJEMEN RISIKO
UNIT KOMPETENSI GADAUTAMA
1. MENENTUKAN RISIKO KEAMANAN
2. MENENTUKAN KERAWANAN KEAMANAN
1. KOMITMEN &KEBIJAKAN 3. MENYUSUN RENPAM
2. POLA PENGAMANAN 4. MENYUSUN SOP
3. KONFIGURASI PENGAMANAN 5. MENYUSUN DESAIN SIMULASI PENGAMANAN
4. STANDAR KEMAMPUAN PELAKSANA PENGAMANAN 6. MANAJEMEN KEADAAN DARURAT  HSE
5. MONITORING DAN EVALUASI 7. MANAJEMEN KONFLIK  HSE, COMDEV
J E N IS NOM OR U R A IA N
0 1 /1 9 70 K E S E L A M ATA N & K E S E H ATA N K E R J A
2 8 /2 0 02 BANGUNAN GEDUNG
1 3 /2 0 03 KE TE N AGAKE RJAAN

UNDANG-UNDANG 4 0 /2 0 04 SISTEM JA M I N A N SO SIAL N A S I O N A L


2 4 /2 0 07 PENANGGULANGAN BENCANA
1 7 /2 0 08 P E L AYA R A N
1 8 /2 0 08 P E N G E LO L A A N S A M PA H
3 2 /2 0 09 P E RLINDUNGAN D A N P E N GE LOLAAN L IN GKUN GAN HIDUP
3 6 /2 0 09 K E S E H A TA N
2 9 /2 0 14 P E N CARI AN D A N P E RTO LO N GAN
1 1 /2 0 20 C I P TA K E R J A *) J u m l a h H a l a m a n 1187, d e n g a n 4 9 P e r a t u r a n P e l a k s a n a

3 6 /2 0 05 PERATURAN PELAKSANAAN UU 28/2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG

PP 5 0 /2 0 12
2 1 /2 0 17
PENERAPAN SISTEM MANAJE ME N KESELAMATAN D AN KESEHATAN KERJA

PEMBINAAN POTENSI PENCARIAN D AN PERTOLONGAN


2 2 /2 0 17 OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN
0 2 /2 0 19 TATA CAR A OPERASI PENCARIAN D AN PERTOLONGAN
Pe r B N P P
0 6 /2 0 19 STANDAR KEBUTUHAN PELAKSANAAN OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN
PE R S Y AR AT AN TEKNIS SISTEM PROTEKSI K E B AK AR AN P A D A B A N G U N A N D A N
Permen PU 2 6 /2 0 08 LINGKUNGAN
MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN GED UNG & MANAJEMEN KESELAMATAN
Permen PUPR 1 4 3 /2 016 KEBAKARAN LINGKUNGAN
Permen PUPR 1 4 /2 0 17 PERSYARATAN KEMUDAHAN BANGUNAN GED UNG

Pe r m e n a k e r 05 / 2018 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN KERJA

PE RUBAHAN ATAS PE RGUB DKI N O 93/2014 TTG PERAN SERTA MASY ARAKAT
2 2 4 /2 015 DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pergub DKI
PE R S Y AR AT AN TEKNIS & TATA K E R J A P E M A S A N G A N SISTEM DETEKSI & ALAR M
2 5 0 /2 015 KEBAKARAN
TGL NOM OR JENIS URAIAN
U M U M / KEBENCANAAN
PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI U N D A N G - U N D A N G
N O M O R 1 TAHUN 2O2O TENTANG KEBIJAKAN K E UA N G A N N E G A R A D A N STABILITAS SISTEM K E UA N G A N
16 M e i 2020 02/ 2020 Undang - Undang UNTUK P E N A N GA NA N P A N D E M I COVID-19 DAN/ATAU D A L A M R A N G K A M E N G H A DA P I A N C A M A N YANG
M E M B A H A Y A K A N P E R E K O NO M I A N NASIONAL DAN/ATAU STABILITAS SISTEM K E U A N G A N M E N J A D I
UNDANG-UNDANG
20 Juli 2020 82/ 2020 INPRES RI Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
20 Juli 2020 82/ 2020 Perpres RI Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
13 April 2020 12 / 2020 Keppres RI Penetapan B e n c a n a N o n A l a m Penyebaran COVID-19 sebagai B e n c a n a Nasional
KEBIJAKAN K E U A N G A N N E G A R A D A N STABILITAS SISTEM K E U A N G A N UNTUK P E N A NGA NA N P A N D E M I COVID-19
31 Maret 2020 01/ 2020 PERPPU DAN/ATAU D A L A M R A N G K A M E N G H A D A PI A N C A M A N YANG M E M B A H A Y A K A N
P E R E K O NO M IA N NASIONAL DAN/ATAU STABILITAS SISTEM K E U A N G A N
20 Maret 2020 09 / 2020 Keppres RI Perubahan atas Keppres No. 7/2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan C O V I D 19
13 Maret 2020 07 / 2020 Keppres RI Gugus Tugas Percepatan Penanganan C O V I D 19
7 Agust 2018 06 / 2018 Undang - Undang Kekarantinaan Kesehatan
19 Maret 2018 17 / 2018 Perpres RI Penyelenggaraan Penanggulangan B e n c a n a d a l a m k e a d a a n tertentu
13 Okto 2009 36 / 2009 Undang - Undang Kesehatan
28 Febr 2008 21 / 2008 Peraturan Pemerintah RI Penyelenggaraan Penanggulangan B e n c a n a
26 April 2007 24 / 2007 Undang - Undang Penanggulangan B e n c a n a
22 Juni 1984 04 / 1984 Undang - Undang W a b a h Penyakit Menular
KESEHATAN
6 Juli 2020 HK 02.02/I/2875/2020 Surat Ed a r a n DirjenYanKes Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Rapid Tes / Antibodi
2 Juli 2020 63/2020 KepMenDesPDT & Trans Protokol Normal Baru Desa
02/KB/2020 dan Kep Bersama M en d i kb ud & Panduan Teknis Pencegahan & Pengendalian COVID-19 di bidang Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif d a l a m
2 Juli 2020
KB/1/UM.04.00/M.K/2020 Menparekraf Masa Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19
Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di tempat dan fasilitas u m u m d a l a m rangka Pencegahan & Pengendalian
19 Juni 2020 HK 01.07/MENKES/382/2020 Kep M en Kes RI
COVID-19
Perubahan atas Per Bdn Penyelenggara JamSosKes No. 5/2018 tentang Cara Penagihan Pembayaran
Per B a d a n P enyelengga ra
2 Juni 2020 3 / 2020 & Pencatatan Iuran JamKes; dan Pembayaran D e n d a akibat Keterlambatan Pembayaran Iuran JamKes
JamSosKes
SE G u g u s T g s Percepatan
27 M e i 2020 06/ 2020 Status Keadaan Darurat B e n c a n a N o n A l a m COVID-19 sebagai B e n c a n a Nasional
COVID-19
Per Konsil Kedokteran Kewenangan Klinis dan Praktek Kedokteran melalui Telemedicine p a d a masa Pandemi COVID-19 di Indonesia
29 April 2020 74/2020
Indonesia
Penyelenggaraan Yan Kes melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi d a l a m rangka Pencegahan Penyebaran
29 April 2020 HK 02.01/MENKES/303/2020 SE Menkes RI
COVID-19
Penggunaan Masker & Penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) untuk m e n c e g a h penularan
9 April 2020 HK 02.02/I/385/2020 Surat Ed a r a n DirjenYanKes
COVID-19
9 April 2020 HK 01.07/MENKES/247/2020 Kep M en Kes RI P e d o m a n Pencegahan dan Pengendalian COVID-19
3 April 2020 09/ 2020 P er m enKes RI P e d o m a n PSBB d a l a m R a n g k a Percepatan Penanganan COVID-19
31 Maret 2020 21 / 2020 Peraturan Pemerintah RI PSBB d a l a m rangka percepatan Penanganan COVID-19
27 Maret 2020 HK 02.01/MENKES/216/2020 SE M en Kes RI Protokol Pencegahan Penularan COVID-19 di Tempat Kerja
16 Maret 2020 HK 02.01/MENKES/202/2020 SE M en Kes RI Protokol Isolasi Diri Sendiri d a l a m Penanganan COVID-19
TRANSPORTASI
Protokol Pengawasan Pelaku Perjalanan D a l a m Negeri di Bandar Udara & Pelabuhan d a l a m rangka
26 Juni 2020 HK 02.01/MENKES/382/2020 SE M e n Ke s RI
Penerapan Kehidupan Masyarakat Produktif d a n A m a n terhadap COVID-19
SE G u g u s T g s Percepatan Perubahan atas SE No. 07/2020 tentang kriteria d a n Persyaratan Perjalanan O r a n g d a l a m Masa Adaptasi
26 Juni 2020 09 / 2020
COVID-19 Kebiasaan Baru (AKB) menuju Masyarakat Produktif d a n A m a n COVID-19
Perubahan atas Permenhub No. PM 18/2020 tentang Pengendalian Transportasi d a l a m rangka
8 Juni 2020 P M 41/ 2020 P er m en h u b RI
P e n c eg a h a n Penyebaran COVID-19
P e d o m a n d a n Petunjuk Teknis Pengendalian Transportasi Perkeretaapian d a l a m masa AKB untuk m e n c e g a h
8 Juni 2020 14 / 2020 SE M e n h u b RI
Penyebaran COVID-19
P e d o m a n d a n Petunjuk Teknis Penyelenggara an n Transportasi Darat p a d a masa AKB untuk
8 Juni 2020 11/ 2020 SE M e n h u b RI
P e n c eg a h a n Penyebaran COVID-20
8 Juni 2020 13 / 2020 SE M e n h u b RI Operasi Transportasi Udara d a l a m masa kegiatan Masyarakat Produktif d a n A m a n dari COVID-19
Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan O r a n g d e n g a n Transportasi Laut d a l a m AKB menuju Masyarakat Produktif
8 Juni 2020 25 / 2020 SE Dirjen Hu b l a
d a n A m a n COVID-19
SE G u g u s T g s Percepatan Kriteria d a n Persyaratan Perjalanan O r a n g d a l a m Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) menuju Masyarakat
6 Juni 2020 07 / 2020
COVID-19 Produktif d a n A m a n COVID-19
KETENAGAKERJAAN
Perubahan atas Perpres N o 36/2020 tentang P e n g e mb a n ga n Kompetensi Kerja melalui Program Kartu
7 Juli 2020 76/2020 Perpres RI
Prakerja
SE G u g u s T g s Percepatan Pengaturan J a m Kerja p a d a Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) menuju Masyarakat Produktif d a n A m a n
14 Juni 2020 08 / 2020
COVID-19 COVID-19 di Jabodetabek
Perlindungn Pekerja / Buruh d a l a m p r o g r a m Jaminan K e c el a ka a n Kerja p a d a kasus P A K karena COVID-19
28 M e i 2020 M/8/HK.04/V/2020 Surat Ed a r a n M en aker RI
Panduan P e n c eg a h a n & Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran d a n Industri d a l a m m e n d u k u n g
20 M e i 2020 HK 01.07/MENKES/328/2020 Kep M en Kes RI
keberlangsungan usaha p a d a situasi Pandemi
Protokol P e n c e g a ha n Penularan COVID-19 di Tempat Kerja sektor Jasa d a n Perdaganga n (Area Publik) d a l a m
20 M e i 2020 HK 02.01/MENKES/335/2020 SE M e n Ke s RI
m e n d u k u n g keberlangsungan usaha
R e n c a n a Keberlangsungan Usaha d a l a m menghadapi Pandemi COVID-19 d a n Protokol P e n c eg a h a n
20 M e i 2020 M/7/AS.02.02/V/2020 Surat Ed a r a n M en aker RI
Penularan COVID-19 di perusahaan
19 M e i 2020 HK 01.07/MENKES/327/2020 Kep M en Kes RI Penetapan COVID-19 Akibat Kerja sebagai P A K y a n g spesifik p a d a pekerjaan tertentu
27 April 2020 337/ BNSP/IV/2020 SE BNSP Pelaksanaan Asesmen / Uji Kompetensi Jarak Jauh (Daring) o l e h LSP
8 April 2020 M/4/HK.04/IV/2020 Surat Ed a r a n M en aker RI Pelayanan Penggunaan TKA d a l a m u p a y a P e n c e ga h a n Masuknya COVID-19
Perlindungn Pekerja / Buruh d a n Kelangsungan Usaha d a l a m R a n g k a P e n c e ga h a n d a n
17 M a r e t 2020 M/3/HK.04/III/2020 Surat Ed a r a n M en aker RI
Penanggulangan COVID-19
PENGADAAN
Tata C a r a Pengelolaan d a n Rincian Alokasi D a n a C a d a n g a n Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
3 Juli 2020 15 / KM.7/2020 Kep M en Keu RI
Tambahan G e l o m b a n g III Tahun Anggaran 2020
Perubahan atas Perpres N o 54/2020 tentang Perubahan Postur & Rincian Anggaran Pendapatan d a n Belanja
25 Juni 2020 72/ 2020 Perpres RI
Negara tahun Anggaran 2020
19 Juni 2020 20 / 2020 SE LKPB Pelaksanaan Pencatatan Pengadaan Darurat p a d a Sistem Pengadaan S e c a r a Elektronik
Perubahan II atas P e r M e n d es PDT& Trans RI No. 11/2019 tentang Prioritas Penggunaan D a n a Desa tahun 2020
16 Juni 2020 07/ 2020 P er m en d es P DT & Trans RI
Pengelolaan Hibah dari Pemerintah Pusat k e p a d a P E M D A d a l a m rangka Penanganan Pandemi COVID-19
5 M e i 2020 46/ PMK.07/2020 P er m en Keu RI
d a n d a m p a k akibat Pandemi COVID-19
Updated 28 Oktober 2020- AP
UU No. 11/2020 tentang CIPTA KERJA,
Mencabut : Diundangkan tanggal 2 November 2020, berisi 1187 halaman
a. UUNo. 3/ 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
b. Staatsblad Tahun 1926 Nomor 226 juncto Staatsblad Tahun 1940 Nomor 450 tentang Undang-
Undang Gangguan ( Hinderordonnantie)

Mengubah : (82 UU) → yg terkait KORPORASI & SEKURITI , antara lain :


1. UU No. 40/ 2007 tentang PerseroanTerbatas 14.UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
2. UU No. 25/2007 tentang PenanamanModal 15.UU No. 6/2011 tentang Keimigrasian
3. UU No. 13/ 2003tentang Ketenagakerjaan 16.UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
4. UU No. 19/2003 tentang Badan Usaha Milik Negara 17.UU No. 17/2019 tentang Sumber Daya Air
5.UU No. 39/2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus 18.UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung
6. UU No.7/1983 tentang PajakPenghasilan
7. UU No.6/1983 tentang Ketentuan Umum danTata Cara Perpajakan
8. UU No. 24/2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
9. UU No. 10/1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7Tahun 1992 tentang Perbankan
10.UU No. 5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
11.UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
12. UUNo. 2/2012 tentang PengadaanTanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
13. UU No.2/2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Semangat
UU No.11/2020
1.Memangkas Birokrasi
perijinan
2.Kemudahan berinvestasi Tetap
3.Memperkuat & keberpihakan seti a
UMKM Sekuriti
4.Sinkronisasi hubungankerja i ndonesia
antar instansi menjadi lebih
sederhana
5.Optimalisasi aset yang ada
( existing danterlantar )
6.Peningkatan & Penyerapan
Tenaga Kerja
PERATURAN PELAKSANA UU No.11/ 2020, PERATURAN PELAKSANA dikelompokkan ke 24 Sektor :

saatini ada 49 Peraturan Pelaksana


1. Ketentuan Umum Perizinan dan Berusaha;
2. Perpajakan;
Terdiri atas : 3. Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
4. Badan Usaha Milik Desa;
1. PERATURAN PEMERINTAH → 45 PP 5. Perumahan dan Pemukiman;
6. Bangunan danGedung;
7. Kawasan Ekonomi Khusus dan Bebas;
2. PERATURAN PRESIDEN → 4 Perpres
8. Persaingan Usaha;
9. Telekomunikasi;
15.Jalan;
16.Pertanahan danTata
1. BADAN PERCEPATAN PENYELENGGARAAN 10.Rumah Sakit;
Ruang;
PERUMAHAN/ Perpres No. 09/2021 11. Imigrasi;
17.Lingkungan;
2. BIDANG USAHA PENANAMAN MODAL / 12.Pengadaan Barang dan Jasa;
18.Energi;
Perpres No. 10/2021 13.Proyek Strategis Nasional;
19.Pertanian;
3. KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH PUSAT 14.Ibadah Umrah;
20.Kelautan danPerikanan;
DENGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
DALAM PENYELENGGARAAN INFORMASI 21.Perindustrian;
GEOSPASIAL DASAR/ Perpres 11/2021 22.Perdagangan;
4. PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN 23.Transportasi;
NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG 24.Ketenagakerjaan.
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH /
Perpres 12/2021
No PP URAIAN No PP URAIAN
1 5 P EN YEL EN G G A R A A N PERIZINAN B ER U S A HA BERBASIS RISIKO 24 28 PENYELENGGARAAN BIDANG PERINDUSTRIAN
2 6 PEYELENGGARAAN PERIZINAN DI D A ER A H 25 29 PENYELENGGARAAN BIDANG PERDAGANGAN
KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, D A N PEM B ERDAYAAN KOPERASI
3 7 D A N U S A H A M I K R O , KECIL, D A N M E N E N G A H
26 30 PENYELENGGARAAN BIDANG LALU LINTAS D A N AN G KUTAN JALAN

M O D A L D A S A R PERS EROAN SERTA PEN D AF TARAN PENDIRIAN,


4 8 PERUBAHAN, D A N PEMBUBARAN PERSEROAN YANG MEMENUHI 27 31 PENYELENGGARAAN BIDANG PELAYARAN
KRITERIA U N T U K U S A H A M I K R O D A N KECIL
PERLAKUAN PERPAJAKAN UNTUK M EN D U K U NG K EM U D AHAN
5 9 BERUSAHA
28 32 PENYELENGGARAAN BIDANG PENERBANGAN

6 10 BIDANG USAHA PEN A N A M A N MODAL 29 33 PENYELENGGARAAN BIDANG PERKERETAAPIAN


7 11 B A D A N USAHA MILIK D ESA 30 34 P E N G G U N A A N T E N A G A KERJA A S I N G
P E R U B A H A N A T A S P E R A T U R A N P E M E R I N T A H N O M O R 14 T A H U N
PERJAN JIAN KERJA W A K T U TERTEN TU, AL IH D A Y A , W A K T U KERJA D A N
8 12 2016 T E N T A N G P E N Y E L E N G G A R A A N P E R U M A H A N D A N K A W A S A N 31 35 W A K T U ISTIRAHAT, D A N P E M U T U S A N H U B U N G A N KERJA
PERMUKIMAN
9 13 PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN 32 36 PENGUPAHAN
P E R U B A H A N A T A S P E R A T U R A N P E M E R I N T A H N O M O R 22 T A H U N
10 14 2020 T E N T A N G P E R A T U R A N P E L A K S A N A A N U N D A N G - U N D A N G 33 37 PENYELENGGARAAN PROG RAM JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN
N O M O R 2 T A H U N 2017 T E N T A N G J A S A K O N S T R U K S I
PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG N OMOR 6 TAHUN
11 15 2017 T E N T A N G A R S I T E K
34 38 REKENING P E N A M P U N G AN BIAYA PERJALANAN IBADAH U M RAH

12 16 P E R A T U R A N P E L A K S A N A U U 28 T H N 2002 T T G G E D U N G B A N G U N A N 35 39 PENYELENGGARAAN BIDANG JAMINAN PROD UK HALAL


P E R U B A H A N K E E M P A T A T A S P E R A T U R A N P E M E R I N T A H N O M O R 15
13 17 T A H U N 2005 T E N T A N G J A L A N T O L
36 40 PENYELENGGARAAN K AWASAN EKONOMI KHUSUS

HAK PENGELOLAAN, HAK ATAS TANAH, SATUAN RU M AH SUSUN, PENYELENGGARAAN K AWASAN PERDAGANGAN BEBAS D AN
14 18 D AN PENDAFTARAN TANAH
37 41 PELABUHAN BEBAS
PENYELENGGARAAN PEN G AD AAN TAN AH BAGI PEMB AN G UN AN
15 19 UNTUK KEPENTINGAN U M U M
38 42 K E M U D A H A N P R O Y E K STRATEGIS N A S I O N A L

P EN YEL ESA IAN KETIDAKSESUAIAN TATA R U A N G , K A W A S A N HUTAN,


16 20 PENERTIBAN K A W A S A N D A N TAN AH TELANTAR 39 43 IZIN, D A N A T A U H A K A T A S T A N A H
PEL AK S ANAAN L ARAN G AN PRAKTEK M ON OPOL I D A N PERSAINGAN
17 21 PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG 40 44 U S A HA TIDAK SEHAT
P E N Y E L E N G G A R A A N PERLI N D U N G A N D A N P E N G E L O L A A N
18 22 LINGKUNGAN HIDUP
41 45 PENYELENGGARAAN INFORMASI GEOSPASIAL

19 23 PENYELENGGARAAN KEHUTANAN 42 46 POS, TELEKOMUNIKASI, D A N PEN YI ARAN


TATA CARA P E N G E N A A N S A N K S I ADMINISTRATIF D A N TATA CARA
20 24 PENERIMAAN N EGARA B UK AN PAJAK YAN G BERASAL DARI D EN D A 43 47 PENYELENGGARAAN BIDANG PERUMAHSAKITAN
ADMINISTRATIF DI B I D A NG K EHU T A N A N
P E R U B A H A N K E T I G A A T A S P E R A T U R A N P E M E R I N T A H N O M O R 31 T A H U N
21 25 PENYELENGGARAAN BIDANG ENERGI D A N SUMBER D AYA MINERAL 44 48 2013 T E N T A N G P E R A T U R A N P E L A K S A N A A N U N D A N G - U N D A N G N O M O R
6 T A H U N 2011 T E N T A N G K E I M I G R A S I A N
PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS TRANSAKSI YA N G MELIBATKAN
22 26 PENYELENGGARAAN BIDANG PERTANIAN
45 49 L E M B A G A P E N G E L O L A INVESTASI D A N A T A U ENTITAS Y A N G
23 27 PENYELENGGARAAN BIDANG KELAUTAN D A N PERIKANAN
DIMILIKINYA
Paragraf 16 UU No. 11/2020 tentang
CIPTA KERJA,
Pertahanan dan Keamanan
Pasal 73
Untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat terutama Pelaku Usaha dalam
mendapatkan Perizinan Berusaha dari sektor Pertahanan dan Keamanan, Undang-
Undang ini mengubah, menghapus, atau menetapkan pengaturan baru beberapa
ketentuan yang diatur dalam :
a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor5343); dan
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran NegaraRepublik
Indonesia Nomor 4168).
Pasal 75
Ketentuan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168)
diubah sehingga berbunyisebagai berikut:
Pasal 15
(1) Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 d an Pasal 14, Kepolisian
Negara Republik Indonesia secara umum berwenang :
a. Menerima laporan dan/atau pengaduan;
b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertibanumum;
c. Mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;
d. Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa;
e. Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian;
f. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan;
g. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
h. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;
i. Mencari keterangan dan barang bukti;
j. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;
k. Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat;
l. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi
lain, serta kegiatan masyarakat; dan
m. Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.
(2) Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
berwenang:
a. Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya;
b. Menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor;
c. Memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor;
d. Menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik;
e. Memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam;
f. Memberikan Perizinan Berusaha dan melakukan pengawasan terhadap badan usaha di bidang
jasa pengamanan sesuai dengan ketentuan perundang undangan di bidang Perizinan Berusaha;
g. Memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian khusus dan petugas pengamanan
swakarsa dalam bidang teknis kepolisian;
h. Melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas kejahatan
internasional;
i. melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia
dengan koordinasi instansi terkait;
j. Mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian internasional; dan
k. Melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian.

(3) Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf d diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
PASAL 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c.perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan
dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku

UU No. 13 Tahun 2003


PASAL 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan (SMK3)

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah

Permenaker 05 / 2014 tentang SMK3


UU No. 13 Tahun 2003
I NSI D EN
3.1 Kecelakaan Kerja

LOSS

TIDA K ADA
ACCIDENT = KECELAKAAN
LOSS (Menimbulkan Kerugian)

Hampir Celaka Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) :


(NEAR MISS) • C idera (terpotong, fracture, luka ringan, luka bakar, dsb)
• Kerusakan harta benda
• Kebakaran
• Pencemaran lingkungan
• Dsb

Penyakit Akibat Kerja (PAK) :


• Pneumokoniosis (silikosis, asbetosis, antrakosilikosis, dll)
• Penyakit kulit (dermatosis)
• Gangguan pendengaran
Sumber : GM Course 2021
MANUAL HANDLING
Permenaker No. 5 /2018 tentang K3 Beban yg diperbolehkan diangkat secara manual yg benar
adalah 1/3dari berat badan
3.2 Investigasi KecelakaanKerja

THE ILCI MODEL


FRANK E. BIRD DAN ROBERT G.
LOFTUS 1985
Sumber : GM Course 2021
PENYEBAB PENYEBAB
PENYEBAB
TIDAK
LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN
DASAR LANGSUNG

P eople
E quipment
M aterial KERUGI
A N

E nvironment

Sumber : GM Course 2021


PENYEBAB PENYEBAB PENYEBAB
TIDAK LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN
DASAR
LANGSUNG

• STRUCK AGAINST (menabrak/bentur benda diam/bergerak)


• STRUCK BY (terpukul/tabrak oleh benda bergerak)
• FALL TO (jatuh dari tempat yang lebih tinggi)
• FALL ON (jatuh di tempat yang datar)
• CAUGHT IN (tusuk, jepit, cubit benda runcing)
• CAUGHT ON (terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar)
• CAUGHT BETWEEN (terpotong, hancur, remuk)
INSID
E N

• CONTACT WITH (listrik, kimia, radiasi, panas, dingin)


• OVERSTRESS (terlalu berat, cepat, tinggi, besar)
• EQUIPMENT FAILURE (kegagalan mesin, peralatan)
• EVIRONMENTAL RELEASE (masalah pencemaran)

Sumber : GM Course 2021


PENYEBAB PENYEBAB
PENYEBAB TIDAK INSIDEN KERUGIAN
LANGSUNG
DASAR LANGSUNG

• Sarana Pelindung/Pengaman tidak memadai • Mengoperasikan unit tanpa wewenang


• APD tidak layak/rusak • Mengoperasikan unit/peralatan di luar prosedur yang
• Alat, peralatan dan material yang rusak ditentukan

SEBAB LANGSUNG
• Ruang Gerak Terbatas • Membuat peralatan safety tidakberfungsi
• Bahaya kebakaran dan ledakan • Menggunakan peralatan yang rusak
• Pemeliharaan kebersihaan/housekeeping yang buruk • Tidak memakai APD secarabenar
• Kondisi lingkungan yang berbahaya : (Gas, debu, • Pemuatan material tidak sesuaiprosedur
asap, gas beracun, kabut)
• Penempatan material/peralatan/unit tidak sesuaiprosedur

Sumber : GM Course 2021


PENYEBAB PENYEBAB PENYEBAB
DASAR
TIDAK
LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN
LANGSUNG

PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN KEMAMPUAN FISIK ATAU


ENGINEERING PHYSICOLOGI TIDAK LAYAK

SEBAB TIDAK LANGSUNG


PENGADAAN (PURCHASING) KEMAMPUAN MENTAL TIDAKLAYAK
KURANG PERALATAN STRESS FISIK ATAU STRESS
MAINTENANCE MENTAL
STANDAR KERJA KURANG PENGETAHUAN
SALAH PAKAI KURANG KEAHLIAN
MOTIVASI TIDAK LAYAK

Sumber : GM Course 2021


PENYEBAB PENYEBAB PENYEBAB
DASAR TIDAK LANGSUNG LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN

PROGRAM TIDAK SESUAI


STANDARD TIDAK SESUAI
SEBAB DASAR

KEPATUHAN TERHADAP STANDAR TIDAK


SESUAI
Sumber : GM Course 2021
A. LATAR BELAKANG 3.3 Kondisi Darurat & Evakuasi
1. Azas Kepatuhan terhadap Aturan Perundang-
Undangan
a) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
b) UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
c) UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bagunan Gedung
d) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
e) UU No. 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan
f) UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
2. Perlu Kesiapan dan Rencana Keadaan Darurat
a) Setiap kondisi darurat, lama dan sifat kejadian akan berbeda
karakteristiknya
b) Tidak tersedia waktu untuk merencanakan rincian tindakan ketika
keadaan darurat sudah terjadi
c) Merencanakan lebih dahulu tindakan- tindakan yang akan diambil untuk
berbagai jenis keadaan darurat sebagai bagian dari penilaian kinerja
3. Penentuan Prioritas Penanganan Keadaan Darurat
a) Keselamatan manusia
b) Perlindungan terhadap Harta Benda/ Material/Dokumen Berharga
c) Pembersihan dan Penyelamatan Peralatan
d) Mengembalikan Operasi pada Kondisi Normal Kembali
B. Tujuan Pengelolaan Keadaan Darurat

• Keselamatan - Bagi yang Melakukan


Penanggulangan Keadaan Darurat Dan
korban yang akan diselamatkan
• Menyelamatkan Jiwa – Minimalkan
Dampak Terhadap Manusia
• Membatasi Kerusakan – Melindungi
Harta Benda Dan Lingkungan
C. Pemahaman Risiko Bahaya
1. Komitmen Manajemen Puncak dan Penanggung Jawab fasilitas/
proses produksi serta seluruh pegawai yang ada di dalam gedung
/fasilitas dan tenan yang menggunakan fasilitas
2. Perencanaan tentang antisipasi penanggulangan keadaan darurat
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan telah
disiapkan, yang memuat antara lain, organisasi dalam bentuk
koordinasi, tugas dan tanggung jawab secara jelas dan prosedur
operasional penanggulangan keadaan darurat
3. Penyediaan sarana dan prasana yang dibutuhkan dan handal ketika
dibutuhkan
4. Penyediaan sumber daya manusia sesuai dengan kompetensinya
5. Pembinaan secara berkesinambungan dalam bentuk sosialisasi
peningkatan kesadaran guna merubah perilaku selamat baik dalam
keadaan normal maupun dalam keadaan darurat
6. Pelatihan simulasi darurat secara berkala dan evaluasi
pelaksanaannya agar semua insan pelaku dalam organisasi
tanggap darurat menjadi familiar dengan tugas dan tanggung
jawab, serta semua sistem/sarana/peralatan darurat selalu siap
pakai jika dibutuhkan.
D. DEFINISI
1. Emergency / Kondisi Darurat
Suatu keadaan tidak normal/tidak diinginkan yang terjadi pada suatu
tempat/kegiatan, yang cenderung membahayakan bagi manusia,merusak
peralatan/harta-benda,atau merusak lingkungan sekitarnya. Suatu
kejadian yang didalam daerah unit itu sendiri yang disebabkan oleh
sesuatu dari dalam/luar.

2. Disaster / Bencana
Suatu kejadian besar/bencana yang datang secara tiba-tiba baik dari
dalam maupun luar unit operasi/daerah tersebut yang dapat mengancam
pekerja/kehidupan manusia dan kerusakan harta/benda, dan sumber daya
manusia dan sarana yang tersedia tidak mampu untuk mengatasi kondisi
tsb.

3. Prosedur Keadaan Darurat


Tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat
dengan memanfaatkan sumber tenaga dan sarana yang tersedia untuk
menanggulangi akibat dan suatu kondisi yang tidak normal dengan tujuan
untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang lebih besar.

4. Organisasi / Tim Keadaan Darurat


Sekelompok orang yang ditunjuk/dipilih sebagai pelaksana
penanggulangan Keadaan Darurat.
Keadaan Darurat
• Terjadi Secara Mendadak dan Tidak Terduga
• Dapat Terjadi Dimana Saja dan Kapan Saja
• Berdampak Negatif dan Dapat Menghentikan
atau Mengganggu Operasi yang Normal
• Memerlukan Operasi Penanggulangan Segera
• Sebagian Bisa Dicegah,Tapi Tidak Semuanya
Man Made Disaster / Emergency
1. Kebakaran (Pembakaran) dan Ledakan
2. Kegagalan Peralatan
3. Masalah Transportasi dan Lalulintas
4. Perilaku Manusia (Perasaan
Ketidakpuasan yang Mendorong orang
untuk Demonstrasi)
– Ancaman Bom,
– Huru Hara / Unjuk Rasa, Kerusuhan sosial
– Sabotase, Perusakan Properti
– Terorisme dsb)
E. PANDUAN MANAJEMEN TANGGAP DARURAT

1. Perencanaan
2. Manual/Panduan dan SOP
3. Sumberdaya Manusia yang Terlatih
dan Kompeten
4. Organisasi / Team Penanggulangan
Keadaan Darurat
5. Peralatan yang Tepat / Sesuai
6. Monitoring dan Evaluasi
E 1 . PERENCANAAN
1. Menetapkan Kerangka dan Tahap Dasar yang
Diperlukan untuk Menangani Keadaan
Darurat
2. Pimpinan Perusahaan harus memperlihatkan
Dukungan untuk Perlindungan Pegawai dan
Meminimalkan Kerugian
3. Memberikan arahan bagi manajemen untuk
tindakan yang diambil dalam semua jenis
kondisi keadaan darurat
4. Rencana harus dibuat secara rinci dan
tertulis
5. Relatif mudah dibaca / dipahami
Urutan Perencanaan Tanggap Darurat
A. Identifikasi keadaan darurat
Identifikasi semua situasi darurat yang mungkin dihadapi Perusahaan; jam kerja/ setelah jam kerja.
Pertimbangkan → lokasi, sifat pekerjaan, mesin / bahan kimia yang digunakan. Buat daftar semua potensi
keadaan darurat yang mungkin dihadapi perusahaan. Lakukan penilaian risiko .

B. Identifikasi persediaan / sumber daya yang diperlukan


Menilai kemampuan tempat kerja untuk merespons keadaan darurat, termasuk sumber daya internal dan
eksternal, persediaan medis atau lainnya yang diperlukan untuk mengatasi keadaan darurat. Kendalikan
beberapa keadaan darurat dengan kontrol proaktif → mengurangi sumber pengapian; identifikasi kontrol
reaktif → saluran komunikasi, bantuan medis, generator, peralatan pemadam kebakaran, Dll.

C. Buat rencana tanggap darurat


Rencana Tanggap Darurat yang tepat perlu dibuat setelah keadaan darurat dan mekanisme tanggapan
mereka diidentifikasi. Ini akan mencakup prosedur untuk menangani keadaan darurat, lokasi dan
instruksi untuk fasilitas darurat, prosedur evakuasi, alarm dan fasilitas darurat.

D. Komunikasi dan Pelatihan


Begitu Rencana Tanggap Darurat dibuat, penting untuk mengkomunikasikan rencana tersebut kepada
semua pekerja / pemangku kepentingan yang relevan. Perlu melatih pekerja untuk menangani situasi
darurat. Latihan darurat yang sering dapat dilakukan untuk mendidik pekerja dari waktu ke waktu.

E. Evaluasi dan revisi prosedur tanggap darurat


Prosedur tanggap darurat harus dievaluasi setelah latihan atau setelah keadaan darurat dihadapi.Jika
perlu, prosedur darurat ini harus diubah atau direvisi berdasarkan hasil pengujian atau latihan.

Perencanaan tanggap darurat penting bagi perusahaan karena lebih baik berhati-hati dengan
cara aman daripada menyesal. Membuat rencana respons yang efektif untuk keadaan darurat
mungkin membutuhkan usaha yang lebih, tetapi secara manajemen dapat memastikan
keselamatan pekerja dan membantu membangun tempat kerja yang sehat dan aman.
E2. Manual/ Panduan Umum dan SOP
1. D a l a m H i ra r k i D o kume n M a na j e me n KEBIJAKAN
MANAJEMEN
Ta ngga p D a r u ra t h a rus me r u ju k PUNCAK
ke pa da ISO 9 001 t e nt a ng H i ra r k i
Dokumen PANDUAN/MANUAL
2.Contoh turunan dari Pedoman MANAJEMEN
TANGGAP
Penanggulangan Keadaan Darurat DARURAT
Perusahaan antara lain :
1. SOP Melaporkan Keadaan Darurat
2. SOP Sistem Komunikasi Keadaan
Darurat SOP TTG JEM EN
TANGGAP
3. SOP Penanggulangan Kebakaran di DARURAT
Gedung
4. SOP Pengaktifan Tim Manajemen
Tanggap Darurat DOKUMEN JEMEN
5. SOP Permintaan Bantuan TANGGAP DARURAT
GEDUNG PRODUKSI B
Penanggulangan Keadaan Darurat Ke
Instansi di luar Perusahaan
6. SOP Evakuasi Karyawan FORM/
7. SOP Investigasi dan Pelaporan DATA/LAPORAN
Penanggulangan Keadaan Darurat . Dll
PKDP = Penanggulangan PROSEDUR PKDP
Keadaan Darurat Perusahaan Kejadian Kebakaran, Peledakan, Kebocoran

Penanggulangan Awal

Ya
Berhasil ?
Tidak
Penanggulangan lanjut

Ya
Berhasil ?

Tidak

Dilaporkan dan Ditindak Lanjuti Berdampak KeMasyarakat Ya


Sebagai Kecelakaan Kerja Sekitar ?
Tidak
PKDP Tingkat I

Ya
Berhasil ?
PKDP
Tidak
Tingkat I = Lokal di
dalam kawasan BP Batam Tidak
Berdampak KeMasyarakat
Tingkat II = Berdampak Sekitar ?
keluar kawasan BP
Batam/ Masyarakat Ya
PKDP Tingkat II

Status Aman

Investigasi, Evaluasi &Rekomendasi


Rehabilitasi dan Rekonstruksi
E3. SUMBERDAYA MANUSIA
1. Keberhasilan Penanggulangan Keadaan
Darurat salah satunya tergantung pada
Pelatihan yang Dilakukan
2. Pelatihan dan Praktek untuk Tim
Penanggulangan Keadaan Darurat sesuai
Tugas dan Fungsinya dan Peralatan yang
Digunakan
3. Pemenuhan Kompetensi sumberdaya
manusia dalam Penanggulangan Kondisi
Darurat
4. Pelatihan dan Praktek untuk Karyawan
E3.. . . . . (Lanjutan)
 Latihan dilakukan secara Terencana dan
Periodik
 mengingatkan tugas dan tanggung jawab
masing-masing personil,
 melatih kesiapan dan kesigapan
 koordinasi antar Tim serta organisasi lain
 Latihan lain yang diperlukan adalah
training melaui class room, informasi,
booklet, penyegaran :
 latihan untuk P3K termasuk praktek
 Pelatihan Tugas dan Jawab Tim dan seluruh
personil
 Tanda, peringatan dan prosedur
Penanggulangan
 Proses evakuasi
 dll
Jika terjadi kondisidarurat
1. Jika Ada Kondisi Darurat, maka setiap
personil tidak perlu panik dan Tetap Tenang
2. Dengarkan informasi melalui berbagai
sarana / media komunikasi perusahaan
3. Hubungi pihak terkait jika menemukan
situasi darurat
4. Lakukan langkah-langkah yang diperlukan :
• Pengamanan terhadap diri sendiri, baru menolong
orang lain
• Gunakan petunjuk yang ada
• Cari tempat aman sesuai arah angin untuk
berkumpul
E4.Organisasi
• Organisasi Penaggulangan Keadaan Darurat
termasuk Tim Evakuasi dibuat dan disyahkan
• Tugas dan Tanggung Jawab Tim (Evakuasi)
diketahui dan dimengerti oleh seluruh
personil
• Tentukan Siapa yang bertugas mematikan
Critical Operation sebelum evakuasi
• Diperlukan latihan untuk menguji kesiapan
masing-masing unsur dalam organisasi
• Dilakukan koordinasi dan kerjasama dengan
organisasi lain maupun aparat dan
pemerintah setempat untuk efektifitas
pelaksanaan
PENANGGUNGJAWAB
VP DUKUNGAN BISNIS

KETUA TIM PKDP : KA KOMP SATKER SETEMPAT


WAKIL TIM KETUA PKDP : KARO LK3

KETUA TIM OPERASI KETUA TIMPENDUKUNG KETUA TIMINVESTIGASI INSTANSI LUAR TERKAIT
PENANGGULANGAN OPERASI KADEP UNIT SETEMPAT (UNTUK PKDP TINGKAT-II)
KADEP UNIT SETEMPAT KARO PERSONALIA
ANGGOTA: PEMDA
DINAS PMK Kota BATAM
DISNAKER
KADEP HAR UNIT SETEMPAT
DINAS LHPE
KOORDINATOR EVAKUASI, KARO ISTEK
STAF OPERASI POLRES BARELANG
SARANA & LOGISTIK KARO PROSLAB
PENANGGULANGAN RUMAH SAKIT DILUAR
KARO LK3 INDUSTRI SEKITAR
KABAG UNIT SETEMPAT
KARO UMSET KADEPKAMSAN DITJEN MIGAS (BILA BERKAITAN
KABAG HAR SETEMPAT
KAROPERSONALIA DENGAN GAS ALAM)
KABAG K3
KARO HUKUM
STAF DALLING
KARO TI

TIM EVAKUASI
BAGIAN TRANSPORT

KOORDINATOR
PENANGGULANGAN TIM SARANA & LOGISTIK
DI TEMPATKEJADIAN BAGIAN SARANA&
KABAG PMK PERLENGKAPAN

KETUA TIM REHABILITASI&

PKDP =
REKONSTRUKSI
REGU PMK KADEP HAR UNIT SETEMPAT
TIM RESCUE KOORDINATOR TIM

Penanggulangan
INSPEKTUR KK HUMAS
KARO HUMAS ANGGOTA:
SAFETY REP. YGBERTUGAS
KARYAWAN LAIN YANG
TERLIBAT / DILIBATKAN
KARO ISTEK
KARO CANGUN
KARO LATSIN
Keadaan
KOORDINATOR
TIM KEAMANAN
KARO LK3
KARO DAAN Darurat
Perusahaan
KADEP KAMSAN KARO ANGGARAN
KOORDINATOR TIM MEDIS KARO KEUANGAN
DIREKTUR RS MAJU JAYA KADEP PPK
KADEP HAR UNIT SETEMPAT
KARO DAAN
KARO PGM
KOORDINATOR
DIREKTUR RS
• TIM MEDIS RS MAJU JAYA TIM KEUANGAN
• TIM MEDIS K3 SatKer/Ged
KARO KEUANGAN
Normal Day
PENANGGUNGJAWAB
DIREKTUR OPERASI

KETUA TIM PKDP : KABAG SHIFT

KETUA TIM OPERASI


PENANGGULANGAN
PENGAWAS SHIFT SETEMPAT
KOORDINATORTIM
KOORDINATOR TIM HUMAS
EVAKUASI, SARANA& KARO HUMAS
LOGISTIK
STAF OPERASI KAUR OPERASIONAL
PENANGGULANGAN SHIFT TRANSPORT
o KASI UNIT SETEMPAT
oKASI SHIFT HAR SETEMPAT
oINSPEKTUR KK SETEMPAT
oSTAF DALLING INSTANSI LUAR TERKAIT
(UNTUK PKDP TINGKAT-II)

PEMDA
KOORDINATOR DINAS PMK
KOORDINATOR TIM TIM KEAMANAN DISNAKER
PENANGGULANGAN KARU SHIFT SATPAM DINAS LHPE
DI TEMPAT KEJADIAN SETEMPAT POLRES
RUMAH SAKIT DILUAR
KARU SHIFT PMK
INDUSTRI SEKITAR
DITJEN MIGAS (BILA
BERKAITAN DENGAN GAS
o REGU PMK ALAM)
o TIM RESCUE
o INSPEKTUR KK
o
o
SAFETY REP. BERGILIR
KARYAWAN LAIN YANG
Shift/
TERLIBAT / DILIBATKAN
Sementara
Keterangan :
KOORDINATOR
TIM MEDIS
1. Struktur organisasi Tim PKDP diluar normal day ini
DOKTER JAGA RS bersifat darurat/sementara.
2. Apabila pejabat Tim PKDP telah ada, maka secara
otomatis segala tugas & tanggung jawab Tim PKDP
diluar normal day diambil alih oleh Tim PKDP
o TIM MEDIS RS
o TIM MEDIS K3
TIM RESPON
KEADAAN DARURAT
E5. Sarana dan Kelengkapan
1.Menentukan membuat dan memelihara
sarana Emergency Exit
 Peta Jalur Emergency Exit ditempatkan disetiap
lantai, ruangan dan tempat-tempat khusus
termasuk assembly point dan sarana emergency
(APAR, P3K dll)
 Jalur Evakuasi harus bebas dari benda yang bisa
menghambat proses evakuasi
 Jalur evakuasi harus cukup (jumlah & ukuran) untuk
mengeluarkan personil dalam waktu 2, 2 ½
atau 3 menit dan Jalur evakuasi harus bebas dari benda
yang mudah terbakar atau barang berbahaya lainnya.
Pintu Emergency harus membuka keluar dan terdapat
petunjuk arah yang jelas disetiap lantai
2. Alarm System
 Terdapat sistem peringatan dini jika terjadi kondisi
darurat
 Alarm sistem dipelihara dan diuji secara periodik
 Power untuk alarm selalu tersedia pada saat emergency
 Bunyi alarm dibedakan untuk masing-masing kondisi
(darurat, evakuasi, aman dll)
 Bunyi dan jenis alarm dimengerti oleh seluruh personil
PEDOMAN BUNYI SIRINE
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT KAWASAN INDUSTRI

A. KEADAAN EMERGENCY

30 DETIK 30 DETIK 30 DETIK


BUNYI

MATI Dst s.d 3 ,5 MENIT


5 DETIK 5 DETIK
B. KEADAAN EVAKUASI
5 DETIK
5 DETIK 5 DETIK 5 DETIK
BUNYI
MATI
Dst s.d 3,5 MENIT
5 DETIK 5 DETIK 5 DETIK

C. KEADAAN AMAN
2 ATAU 3 MENIT
BUNYI
MATI
3. Alat Komunikasi dan Transportasi
 Diperlukan alat komunikasi yang bisa selalu digunakan
dalam berbagai kondisi jika terjadi keadaan darurat
 Sistem komunikasi bebas dari pemakaian luar sehingga
proses penanggulangan termasuk evakuasi berjalan
lancar
 Sarana Transportasi harus tersedia dan cukup untuk
melakukan evakuasi seluruh personil.
 Jalur transportasi diamankan dari hambatan
4. Titik Kumpul (Assembly Point) dan Wind Direction
 Terdapat petunjuk arah angin untuk menentukan tempat
berkumpul sementara untuk evakuasi ke tempat am,an
mutlak
 Tempat berkumpul sementara harus cukup untuk
menampung personil yang ada disekitar area
 Tempat berkumpul sementara harus diberi tanda dan
tulisan yang jelas.
 Tempat berkumpul sementara dan tempat aman mutlak
harus berada di lokasi yang aman dari pengaruh penyebab
bencana
E6. Monitoring & Evaluasi
 Review dilakukan secara berkala maupun pada
saat atau setelah dilakukan latihan (di lokasi
dan di ruang pertemuan)
 Review dan Evaluasi perlu dilakukan karena :
 Organisasi dan personil selalu berubah
 Peralatan, fasilitas dan lay out yang berubah
 Perubahan dan Penambahan Route
 Terdapat bahaya baru
 dll
 Review dan Evaluasi diperlukan untuk
efektifitas
pelaksanaan Prosedur yang dibuat.
 Disamping melalui pertemuan resmi dan pada
saat latihan, review dan evaluasi bisa
dilakukan
dengan model Audit menggunakan Check List
yang sudah dipersiapkan.
KONSEKUENSI LOGIS
DARI KONVERGENSI KERAK SAMUDERA DAN
KERAK BENUA DI INDONESIA

TERBENTUK TERBENTUK LOKASI EPICENTER


PALUNG YANG JAJARAN GEMPA
DALAM GUNUNGAPI PT. TSSI – PP Polri - MTD
ISO 45001 : 2018
Keadaan Darurat → keadaan sulit yang tidak diduga yang memerlukan penanganan
segera supaya tidak terjadi kecelakaan/kefatalan.
Unit Tanggap Darurat → unit kerja yang dibentuk secara khusus untuk
menanggulangi keadaaan darurat di tempat kerja.
Unit kerja tersebut dibentuk untuk memenuhi persyaratan ISO 45001 :
2018 klausul 4.4.7 Emergency Preparedness and Response (Persiapan Tanggap
Darurat). Bagian dari perencanaan untuk memenuhi klausul antara lain : Potensi
Keadaan Darurat →
1. Kebakaran yang tidak mampu dipadamkan Regu Pemadam Kebakaran Perusahaan dalam
waktu singkat.
2. Peledakan spontan pada tangki, trafo, genset, dsb.
3. Kebocoran gas/cairan/bahan material berbahaya lainnya dalam sekala besar
dan tidak bisa diatasi dalam waktu singkat.
4. Bencana alam di lingkungan Perusahaan (Banjir, Gempa Bumi, Angin Ribut,
Gunung Meletus, dsb).
5. Terorisme (Ancaman Bom, Penyanderaan, Perampokan, dsb).
6. Demonstrasi/Unjuk Rasa/Huru-hara di dalam/di luar lingkungan Perusahaan.
7. Kecelakaan (Kerja) / Keracunan Massal.
KESIGAPAN / RESPONSE KONDISI DARURAT →
TUGAS SECURITY
1. Melakukan Upaya untuk melokalisir Dampak agar tidak
meluas atau menghentikan Penyebab Bencana.
2. Penyelamatan Korban
3. Penyelamatan Aset Perusahaan
4. Evakuasi Korban
5. Evakuasi Personil Didalam Pabrik / Perusahaan
6. Evakuasi Masyarakat Sekitar yang terdampak kegiatan
perus.ahaan
7. Tindakan Medis
Pelaksanaan Evakuasi dalam
Penanggulangan Keadaan Darurat

1. Standar & Prosedur


2. Organisasi Kelengkapan
3. Pelaksanaan Simulasi / Drill
4. Evaluasi
TIPOLOGI KEBAKARAN DI INDONESIA
Perumahan

Perkantoran
3.4 FIRE MANAGEMENT COMPARTMENT Building
FIRE Perhotelan / apartemen
fire
- mostly cellulosic fires Pusat Perbelanjaan
REAL FIRE - The danger of flashover
or back draft Rumah sakit

Bangunan industri

Oil & gases


Industrial
OPEN FIRE Coal / cement
fire
- mostly hydrocarbon fires Textile / cotton
- danger of explosion, bleve
Electrical power

Aviasi / penerbangan
Forest fire
- Smoke cloud / awan asap
ARSON FIRE
Ada unsur kesengajaan Peat fire
- Underground fires (nat.deep
Suprapto (2004) seat)
DAMPAK KEBAKARAN
➢ Dampak yg tidak dikehendaki
▪ Kerugian harta benda / bangunan
▪ Kerugian finansial
▪ Korban jiwa atau luka
▪ Kerusakan / gangguan lingkungan
➢ Kebakaran permukiman padat
▪ Memiskinkan masyarakat
▪ Dampak ekonomi dan sosial
▪ Trauma psikologis
➢ Kebakaran di industri
▪ Stagnasi usaha
▪ Menimbulkan pengangguran
▪ Investasi menjadi rugi
INTENSITA
Flashover
3 - 10 menit
S

STEDY
Fully development fires
(600-1000 o C)
PERMULAAN

TIME
Source
Energy
FE Fire Extinguisher – expired for drill

Sumber : GM Course 2021


Sumber : GM Course 2021
KONDISI PENANGANAN KEBAKARAN
• Sistem proteksi masih bertumpu pada sistem aktif, sedang sistem pasif dan
FSM kurang diperhatikan
• Infrastruktur kota (sumber air, hidran, sistem komunikasi, pos
pemadam kebakaran dll) belum sepenuhnya mendukung & memadai
• Perda kebakaran masih perlu dilengkapi & disosialisasikan
• Kinerja DPK masih perlu ditingkatkan (menyangkut SDM, peralatan, fasilitas
pendukung)
• Standar dan pedoman teknis masih belum diterapkan dalam
perencanaan maupun konstruksi bangunan
• Masih lekatnya persepsi masyarakat bahwa kebakaran adalah
musibah disamping masih kurang diberdayakan
• Upaya penanganan masih pada aspek pemadaman
• Peran asuransi dalam penanganan kebakaran masih perlu
ditingkatkan (bandingkan dengan di USA)
IMPLIKASI TIPOLOGI KEBAKARAN

Yang membedakan jenis kebakaran adalah POTENSI


BAHAYA-nya

Perlunya analisis potensi / resiko bahaya

dipengaruhi oleh :
Beban api, suplai udara, tipe penyulutan, lokasi sumber api, panas
pembakaran, pelepasan kalor, dimensi ruangan, beban dan tipe
penghunian, sistem proteksi terpasang dan external fire fighting
IMPLIKASI PENGGUNAAN BAHAN KAITAN DENGAN
KEBAKARAN
Penggunaan Check sifat bahan
Bahan bangunan

Combustible Non combustible

Risiko Fire risk meningkat Beban api meningkat


Menjalar lebih cepat
Berbagai solusi
Ganti non Beri fire
combustible Pasang detek- Sistem sprin-
retardant tor sensitif Premi asuransi
kler otomatis meningkat
TOTAL FIRE SAFETY
• SISTEM AKTIF → ENERGIZED SYSTEM
• SISTEM PASIF → BUILT-IN SYSTEM
• FIRE SAFETY MANAGEMENT → HUMAN SYSTEM

Sistem proteksi aktif Sistem proteksi pasif

Fire safety management


SISTEM SISTEM
PROTEKSI PROTEKSI
AKTIF PASIF

Air daur ulang untuk


Bahan daur ulang untuk
hidran / pemadam
kompartemenisasi
kebakaran
Bahan penghambat api
Teknologi kabut air untuk
Bahan-bahan insulasi pengganti halon
termal dan akustik yang FIRE SAFETY Memakai bahan pemadam
aman terhadap bahaya MANAGEMENT dengan ODP / GWP →0
kebakaran

Pemeriksaan & pemeliharaan


Latihan kebakaran & evakuasi
FITUR SISTEM Menyusun fire emergency plan
PROTEKSI Duplikasi files & data penting lainnya
KEBAKARAN Manning system

BERKELANJUTAN
KEBAKARAN DI DAERAH URBAN

1. Tingkat kesulitan dalam pemadaman


kebakaran tinggi (gedung tinggi dan
berukuran besar, superblock, bangunan
/ fasilitas transportasi, )
2. Intensitas bangunan dan building coverage
mempengaruhi aksesibilitas
3. Kondisi infrastruktur kota yang belum
sepenuhnya mendukung
4. Ancaman kebakaran besar (conflagra
tion) pada permukimanpadat
5. Penggunaan bahan mudah terbakar &
benda berbahaya sulit dikendalikan
6. Intervensi Instansi Pemadam Kebakaran (IPK)
PROBLEM GEDUNG TINGGI
• Pemadaman dari luar lebih sulit
• Pemakaian bahan plastik
• Bahaya asap kebakaran
• Instalasi bisa menjadi penyulut dan
media penjalaran kebakaran
• Waktu evakuasi lebih lama
• Perlu proteksi internal yg handal
• Perilaku pengguna bangunan sering
kurang mendukung
• Perlu site planning for fire safety
• Masalah parkir & basement
• Safety Vs Security
• Perlunya penerapan FSM & fire emergency
response plan
FUTURE FIRE PROBLEMS
Fire fighter in action
• Kebakaran di konstruksi bawah tanah
/ basement / parkir bawah tanah
(underground car-park)
• Kebakaran di terowongan (tunnel fires) dan
bangunan transportasi
• Kebakaran di gedung super tinggi
• Penggunaan bahan / benda berbahaya
(hazardous materials)
• Aspek keselamatan petugas
pemadam kebakaran
• Gejala peningkatan arson fires
Bomb blast incident
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
• Sistem detektor sangat sensitif
• Sistem sprinkler response cepat
• Blast resistance glass
• Sistem proteksi khusus pengganti halon (gas, basis air, inert
gases, CO2 system, dll)
• Passive system (kompartemenisasi, proteksi bukaan :
fire stopping, fire damper, fire retardant)
• Fire modelling dalam desain
• Rancangan smoke management & control system berbasis
kinerja
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG

• SUMBER AIR UNTUK PEMADAMAN


• SARANA HIDRAN KOTA / SUMUR KEBAKARAN
• SISTEM KOMUNIKASI EMERGENCY
• RUANG-RUANG PUBLIK
• RUANG-RUANG TERBUKA HIJAU
• AKSES UTK PEMADAM KEBAKARAN

(site planning for fire protection)


• JALAN-JALAN LINGKUNGAN

Kebakaran hotel 6 lantai


Prosedur Bagi...
SELURUH KARYAWAN

• Saat Melihat Api

• Saat Mendengar Alarm Tahap I

• Saat Mendengar Alarm Tahap II

• Saat Evakuasi

• Saat Pengungsian di Luar Gedung


Alur Terjadinya Kebakaran
START

Asap/
Api

Fire Safety
Brigade Fire Rep.
Comman
der
Respon

S a f e ty Evakuasi
Repres
Security &FB e n ta ti v e

Evaluasi

END
Emergency ResponseTeam
Penanggulangan
Kebakaran
Lapis III Bantuan dari
Safety masyarakat sekitar
Representative

Lapis I
ERT

Lapis II
Fire Warden Lapis IV
Dinas Pemadam
4.1 IZIN LINGKUNGAN → PERSETUJUAN LINGKUNGAN
1. Penyederhanaan persyaratan
dasar Perizinan Berusaha 1. UU 26/2007 PENATAAN RUANG U=26; H=9;B=2
2. Memberikan kepastian dan 2. UU 27/2007 PENGELOLAAN WIL PESISIR & PULAU2 KECIL U=17; H=9;B=9
kemudahan bagi Pelaku Usaha 3. UU 32//2014 KELAUTAN, U=7; H=0;B=4
dalam memperoleh kesesuaian 4. UU 4/2011 INFORMASI GEOSPASIAL, U=7; H=3;B=1
kegiatan pemanfaatan ruang
U= UBAH; H= HAPUS; B= BARU
Penyederhanaan persyaratan dasarPerizinan Berusaha
PersetujuanBangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi
1. UU 28/2002 Bangunan Gedung sdh DIRUBAH di UU 11/2020 Psl 23-24 3
PERIZINAN USAHA dan
2. UU 6/2017 sdh DIRUBAH di UU 11/2020 Psl25
PELAKU USAHA
Pemerintah PUSAT
SDH
SESUAI
sistem Perizinan Berusaha secaraelektronik
1 1.DAMPAK PENTING / AMDAL atau
AKSES
KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG PERSETUJUAN
LINGKUNGAN 2.DAMPAK NON PENTING/ UKL-UPL
INFO

1. Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau


2
RDTR Digital 2. Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
*) JIKA RDTR BLM ADA → PELAKU USAHA
PENGAJUAN PERMOHONAN PERSETUJUAN
PEMDA KESESUAIANRUANG KE PEM. PUSAT
PP 19/1999 → Pengendalian Pencemaran / Perusakan Laut
PP 41/1999 → Pengendalian Pencemaran Udara PP 22/2021 →
PP 82/2001 → Pengendalian Pencemaran Air dan Penyelenggaraan
Pengelolaan Kualitas Air Perlindungan dan
PP 27/2012 → Izin Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan
PP 101/2014 → Pengelolaan LB3 dan Non LB3 Hidup

Efektif berlaku sejak 2 FEBRUARI 2021


Rincian Teknis

Sumber : GM Course 2021


Sumber : GM Course 2021
4.2 LIMBAH B3
Limbah B3 – Bahan BerbahayaBeracun
PP No 101 tahun 2014

Zat, energi dan/atau komponen lain yang karena sifat,


konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.

Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung B3
Sumber : GM Course 2021
PENGELOLAAN LIMBAH B3

1. Penetapan 6. Pemanfaatan

2. Pengurangan 7. Pengolahan

3. Penyimpanan 8. PENIMBUNAN
Limbah DUMPING

B3
4. Pengumpulan
5. Pengangkutan

Sumber : GM Course 2021


4.3 PROPER
PROPER merupakan Public
Disclosure Program for
UU No. 11 Tahun 2020 Environmental Compliance. PROPER
Ttg Cipta Kerja bukan pengganti instrumen penaatan
konvensional yang ada, seperti
penegakan hukum lingkungan
perdata maupun pidana.
PP No. 22 Tahun2021 Program ini merupakan
Ttg Penyelenggaraan komplementer dan bersinergi
Perlindungan dan dengan instrumen penaatan lainnya.
Pengelolaan LH Dengan demikian upaya peningkatan
kualitas lingkungan dapat
dilaksanakan dengan lebih efisien
dan efektif.

PermenLH No. 1 Tahun 2021


PROPER adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja
Ttg Program Penilaian
Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan yang
dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Peringkat Kinerja
(KLH) sejak tahun 1995 Perusahaan Dalam
Pengelolaan LH
Regulasi PROPER
Mekanisme dan Kriteria PROPER
1. PROPER Emas: adalah Telah melakukan pengelolaan
lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan melakukan
upaya-upaya pengembangan masyarakat secara
berkesinambungan.
2. Proper Hijau: adalah perusahaan yang telah melakukan
pengelolaan
lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan.
3. PROPER Biru: adalah perusahaan Telah melakukan
upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan
sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku
(telah memenuhi semua aspek yang dipersyaratan oleh
KLH) dalam nilai minimal yang harus dicapai oleh semua
perusahaan.
4. PROPER Merah: adalah perusahaan sudah melakukan
upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru
sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan
persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
5. PROPER Hitam: adalah peringkat paling bawah dalam
Kriteria ketaatan
mengelola → biru, merah
lingkungan, danmelakukan upaya dalam
Belum
Distribusi Peringkat PROPER hitam Kriteria penilaian
pengelolaan aspek
lingkungan sebagaimana yang
dipersyarat (beyo
Perusahaan tahun 2019 lebih
dipersyaratkan dari sehingga
yang berpotensi
kan mencemari
nd
lingkungan→, hijau
compliance) dan emas.
dan beresiko untuk ditutup ijin usahanya oleh
PENGALAMAN PEKERJAAN T S SI
❑ Pembina Pepelingasih Indonesia – Kemenpora RI ( 2017 – sekarang)
❑ TenagaAhli Kopassus Bidang Potensi Bencana – Ekspedisi NKRI 2015–
2017(Wilayah Bali, NTB,NTT, Papua Barat, Papua Selatan)
❑ KordinatorTenagaAhli Kopassus Bidang Potensi Bencana (2016-2017)
❑ TenagaAhli Gakkum DeputiV KLH ; Gakkum-PSKL KLHK
❑ Wakil KetuaTim Penanggulangan Bencana PemprovJABAR untuk
operasionaldiAceh (2005), DIY & JATENG& JABAR ( 2006 - 2007)
❑ Pekerjaan Profesional Bidang QHSSE di dunia Migas Indonesia ,
Singapore, dan Malaysia selama 24 tahun ( 1997 – 2020)
DATA PRIBADI ❑ Pekerjaan Profesional Bidang HSSE di dunia Pertambangan selama 10
▪ ABRAR PRASODJO tahun lebih ( PT Bukit Asam, Murray Roger Associates-Australia, SRK
▪ DIREKTUR TRAINING TSSI Consulting-Australia )
▪ HP: 0812-1475-9234 ▪ Pelatihan yang pernah diikuti : SAR ( 1988), AMDAL A(1998) ,
▪ Asesor LSP P2 SekuritiPP BOSIET (2019),AK3 Umum ( 2009),Auditor Internal (2009),
Polri ISO 9001 (2009),Audit Sistem Manajemen Mutu – BNSP
▪ QHSSE Advisor ( 2019),Asesor Kompetensi (2018), Manajemen Risiko ( 2021),
▪ S1 (ITB); S2 (UI) Internal Audit berbasis ISO 9001 : 2015 (2021)
THANKYOU!
Training Division - T S S I

Anda mungkin juga menyukai