Anda di halaman 1dari 25

OPTIMALISASI
PEMANFAATAN
FITOFARMAKA DALAM
RANGKA IMPLEMENTASI
P3DN SEKTOR KESEHATAN

Yusuf Istanto, Ak., MM., CA., CRMP


Auditor Madya BPKP
Makassar, 20 Oktober 2022
Yusuf Istanto, Ak., MM, CA, CRMP
Auditor Madya
Direktorat Pengawasan Bidang Sosial dan Penanganan Bencana
Data Kepegawaian
Riwayat Pendidikan
NIP 19760122 199601 1 001
Pembina Tk. I/ IV b 1. D4 – Akuntansi (STAN)
2. S2 – MM (Universitas
Riwayat Jabatan Mulawarman)
Auditor Madya (2020 – skrg)
Kabag Keuangan (2019 – 2020)
Sekretaris Inspektorat (2015 – 2019) Sertifikasi
Kabid Akuntansi (2012 – 2015) 1. Chartered Accountant (CA)
Auditor Muda (2008 – 2012) 2. Certified Risk Management
Auditor Pertama (2002 – 2008) Kontak
AuditorTrampil (1997 – 1998)
Professional (CRMP)
Kantor BPKP Pusat, Lantai 5
(+62) 85910031 Ext. 0500 Kursus
Pengalaman:
0852-390-99899 Shortcourse New Zealand Health
1. Ketua SPI Univ Borneo
yistanto39@gmail.com System
2. Dosen Praktik Auditing STAN
3. Anggota AAIPI
(Auckland University Technology)
4. Satgas Investigasi BLBI
Latar Belakang dan Dasar Hukum
LATAR BELAKANG P3DN
DASAR HUKUM P3DN
UNDANG-UNDANG 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN PP 29 TAHUN 2018 TENTANG PEMBERDAYAAN INDUSTRI
DASAR HUKUM P3DN

PERPRES 16 TAHUN 2018 TENTANG PBJ


DASAR HUKUM P3DN

INPRES 2 TAHUN 2022 TENTANG PERCEPATAN P3DN


PRIORITAS
PENGGUNAAN PRODUK
DALAM NEGERI

KEPKA LKPP NOMOR 122 TAHUN 2022

TENTANG TATA CARA


PENYELENGGARAAN KATALOG
ELEKTRONIK

17
BPKP DAN APIP KAWAL PRODUK DALAM NEGERI
KENAPA HARUS BELI PRODUK IMPOR?
Pengawasan P3DN pada K/L/D
Fokus Pengawasan Implementasi P3DN Pada K/L/D/BU
JUMLAH
K/L/D/BU ANGGARAN

82

KL 912 T
KOMITMEN PDN PER
AGUSTUS N
542
A
112 %
I
PEMDA
400 T K

111 TARGET AWAL KOMITMEN


PDN

BU
Hasil Pengawasan P3DN Atas K/L/D/BU
01 Tingginya komitmen K/L/D belum merata, serta keberpihakan pada produk
UMK Koperasi masih perlu didorong
02 Belum optimalnya disiplin dan akurasi rencana pengadaan ikut berdampak
padalam btnya penyerapan.
03 Hasil uji realisasi belanja PDN dan TKDN cenderung lebih rendah dari klaim
capaian
04 Performa market nasional membaik, namun utilisasi katalog lokal belum
optimal.
05 PDN masih kesulitan memperoleh sertifikasi TKDN, terutama produk UMK-
Koperasi
06 Status PDN pada katalog masih rentan dimanipulasi, pengendalian harus
diperkuat

07 Masih ditemukan ketidakpatuhan K/L/D dalam menerapkan keberpihakan bagi


PDN
PERMASALAHAN

TINGGINYA IMPOR
BAHAN BAKU OBAT
OBAT KIMIA
95%

BAHAN BAKU OBAT

FITOFARMAKA
30.000 SPESIES BAHAN
OBAT HERBAL

PENGAWASAN P3DN
Pelaksanaan Tugas Khusus pada Sektor
Kesehatan
INPRES 2 TAHUN 2022 MENTERI KESEHATAN UNTUK :
TUGAS 1 TUGAS 2 TUGAS 3

memperbarui kebijakan dalam menyederhanakan persyaratan dan


mempercepat penayangan katalog
rangka percepatan peningkatan mempercepat proses penerbitan
sektorkesehatan (sediaan farmasi dan
penggunaan sediaan farmasi perizinan berusaha produk dalam
alat kesehatan) produk dalam negeri;
dan alat kesehatan dalam negeri dan produk Usaha Mikro,
dan
negeri. Usaha Kecil, dan Koperasi;

PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI

REGULASI DEMAND MARKET SUPPLY

ASPEK KEBIJAKAN ASPEK IMPLEMENTASI ASPEK E KATALOG ASPEK PRODUSEN

PENGAWASAN P3DN
PELAKSANAAN TUGAS 1

Sampai dengan triwulan 3 jumlah barang (Obat dan Alkes) yang tayang
di e-katalog sektor kesehatan mengalami peningkatan sebesar 18% dari
triwulan 2, dengan jumlah produk tayang saat ini mencapai 81.972
produk.

PENGAWASAN P3DN
PELAKSANAAN TUGAS 2

Untuk meningkatkan penggunaan sediaan farmasi DN, pada Bulan Mei 2022
Kementerian Kesehatan menerbitkan Kepmenkes
HK.01.07/MENKES/1163/2022 tentang Formularium Obat Fitofarmaka.
Regulasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan konsumsi obat-obatan yang
berbahan asli Indonesia dan secara langsung akan menumbuhkan industri obat
tradisional dalam negeri.

PENGAWASAN P3DN
PELAKSANAAN TUGAS 3

Saat ini, Kementerian kesehatan juga sedang melakukan upaya untuk


memperbaiki dan menyederhanakan proses perizinan industri yang
dilakukan melalui OSS termasuk industri bahan baku dan produk obat
tradisional baik dari segi persyaratan, biaya dan lamanya waktu
perizinan.

PENGAWASAN P3DN
IDENTIFIKASI RISIKO FITOFARMAKA
Aspek Kebijakan
Masih perlu harmonisasi kebijakan yang mendukung
pengembangan dan pengunaan fitofarmaka di Indonesia:
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 54 Tahun 2018 tentang Penyusunan dan Penerapan
Formularium Nasional dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
(Lampiran pedoman hal 19)
“Pemilihan obat dalam Formularium Nasional didasarkan atas kriteria bukan obat
tradisional dan suplemen makanan”

Peraturan BPOM Nomor 32 Tahun 2019 tentang Persyaratan Keamanan dan Mutu Obat
Tradisional
Pasal 3 ayat 2 Untuk menjamin keamanan dan mutu Obat Tradisional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pelaku Usaha wajib memenuhi persyaratan keamanan dan mutu.
Pasal 5 Produk Jadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b meliputi
produk Jadi termasuk Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka.

19
Aspek Demand

• Perlunya kewajiban penggunaan fitofarmaka di


dunia kedokteran sebagai prioritas dalam
memberikan resep.
• Belum terdapat Kewajiban penggunaan
fitofarmaka pada Pelayanan Primer.
• Penggunaan fitofarmaka belum dikaitkan dengan
Program JKN

19
Aspek Market

• Belum semuaObat dalam Fornas (termasuk


fitofarmaka), Tayang di E katalog
• Produk fitofarmaka yang tayang di e-katalog
masih sedikit sebanyak 15 produk.
dibandingkan dengan jumlah obat kimia
sebanyak 1.286

19
Aspek Supply

• Masih sedikitnya produk fitofarmaka yang memiliki izin


edar yaitu 35 (tahun 2021) produk dibandingkan dengan
jenis jamu yang mencapai 120.000 di Indonesia
• Belum seluruh Produk fitofarmaka yang yang tayang di e
katalog memiliki sertifikat TKDN
• Besarnya biaya uji pra klinis / klinis yang mencapai 500
juta sd 2 milyar dengan lama waktu
• Lamanya waktu pengujian 6 bulan sd 2 tahun

19
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai