Anda di halaman 1dari 32

BETON PRATEKAN

I GEDE GEGIRANANG WIRYADI


DESAIN BALOK
PRATEGANG PADA
STRUKTUR JEMBATAN

LANGKAH DESAIN:
• GEOMETRI STRUKTUR
• PANJANG (L)
• LEBAR (B)
• PEMBEBANAN
• MOMEN BEBAN HIDUP (ML)
• MOMEN TOTAL (MT = ML + MG)
• DESAIN PENDAHULUAN
• PERHITUNGAN TINGGI BALOK (h)
• PERHITUNGAN LUAS PENAMPANG (Ac)
• DESAIN AKHIR
• PEMERIKSAAN PENAMPANG
• TEGANGAN SERAT ATAS DAN SERAT BAWAH
Pembebanan
• Beban Lalulintas berdasarkan PPJR
• Beban D merata

 q ( B − 5,5) 
q  5,5 +   1 
q' =  2 2 
B1

• Beban D terpusat p = 12 ton


 12 ( B − 5,5) 
12  5,5 +   1 
p' =  2 2 
B1

• Koefisien Beban Kejut 20


K = 1+
50 + L
Pembebanan
• Tentukan jumlah gelagar yang digunakan, shg jarak gelagar (s) didapat

• Sehingga Total Beban Hidup:


• Beban D terbagi rata perjalur Q = K q’ s / lebar lajur (ton/m’)
• Beban D garis P = K p’ s / lebar lajur (ton)
Pembebanan
• Beban Perkerasan Aspal Beton
• Tebal perkerasan 5cm,
qa = 0,05 * beton aspal * s

• Beban Beton Penyambung Cast In Place


qc = lc* tf * beton bertulang

Momen Total, MT = ML + MG

Momen Beban Hidup, ML = 1/8 (Q + qa + qc) L2 + ¼ P L

Momen Beban Berat Sendiri, MG → Dimensi Penampang


DESAIN PENDAHULUAN
• PENDEKATAN TINGGI BALOK
h = k MT

• ASUMSI MG = 0,15ML s.d. 0,35ML


• SEHINGGA MT = 1,15ML s.d. 1,35ML

Atau tinggi balok ditentukan → Jembatan


berdasarkan panjang bentang L → Gedung
DESAIN PENDAHULUAN
• MENGHITUNG LUAS PENAMPANG (Ac)
MT
• MG > 0,25 MT → lengan momen 0,65h → P = T =
0,65h

MT
• MG < 0,25 MT.→ lengan momen 0,5h → P =T =
0,5h

• Luas Baja Prategang


P MT
Aps = =
f se 0,65hf se
A ps f se
• Luas Penampang Beton Ac =
0,50 f c
KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
KEHILANGAN GAYA PRATEGANG
• SNI – 2847 harus di hitung masing-masing kehilangan
Sehingga:
Diambil kehilangan gaya
pratekan maksimum
20% - 25%

Kehilangan gaya prategang dilakukan dengan mengurangi


tegangan maksimum baja prategang ( fs ).
f se = f s (1 − 0,25)
Luas Penampang Pendahuluan
• Luas Penampang Beton Aps f se
Ac =
0,50 f c

• Tegangan ijin beton (fc) berdasarkan SNI 2847 – 2013, pasal 18.4.2,
Penampang Definitif
Menentukan Sifat-sifat penampang
- Luas Penampang, Ac
- Momen Inersia, Ig
- Pusat Berat Penampang c.g.c dari tepi luar
penampang, cb dan ct
h - tf - Pusat kern bawah dan atas, kb dan kt
- Pusat baja pratekan c.g.s
e – kb = MG/P0
atau bisa ditentukan secara praktis
- Tentukan eksentrisitas, e
DESAIN AKHIR
Pemeriksaan keperluan penampang
• Gaya Pratekan Efektif
• P = MT / (e + kt)
• P0 = P x (f0 / fse)
• Perikasa keperluan luas penampang
• Serat atas Ph h - tf
Ac = f t = 0,45 f 'c
f c cb

• Serat bawah P0  e − ( M G / P0 
Ac = 1 +  f b = 0,6 f 'c
fc  kt 

• Bila Ac yang tersedia pada dari penampang < Ac yang diperlukan → perbesar penampang
• Bila Ac yang tersedia pada dari penampang > Ac yang diperlukan → bisa diperkecil atau lanjut
ke pemeriksaan penamang
PEMERIKSAAN PENAMPANG
• Tegangan tarik ijin beton
Kondisi awal
𝑓𝑡 = 0,25 𝑓′𝑐

Kondisi akhir
Desain Teori Elastik
Hubungan antara distribusi tegangan
dan letak C
• C berhimpit dengan kern atas atau
kern bawah, maka distribusi
tegangan berbentuk segitiga dengan
tegangan terendah = 0

• C terletak di dalam kern, maka


seluruh penampang mengalami
tegangan tekan

• C terletak di luar kern, sebagian


penampang mengalami tegangan
tarik
DESAIN AKHIR
PEMERIKSAAN TEGANGAN PENAMPANG
• Data Penampang yang telah direvisi dan gaya-gaya yang bekerja
• h bw Beff tf Ac Ig cb ck kb kt e d’
• ML MG MT P0 P

• Kondisi Awal adalah saat setelah transfer gaya prategang


serat atas serat bawah
P0 P0 ect M G ct P0 P0 ecb M G cb
ft =− + −  f t = 0,25 f 'c fb = − − +  f c awal = 0,45 f 'c
Ac Ig Ig Ac Ig Ig
DESAIN AKHIR
PEMERIKSAAN TEGANGAN PENAMPANG
• Data Penampang yang telah direvisi dan gaya-gaya yang bekerja
• h bw Beff tf Ac Ig cb ck kb kt e d’
• ML MG MT P0 P

• Kondisi akhir adalah setelah semua beban bekerja


serat atas serat bawah
P Pect M T ct P Pecb M T cb
ft =− + −  f c akhir = 0,6 f 'c fb = − − +  f t = 0,25 f ' c
Ac Ig Ig Ac Ig Ig
Momen Retak dan Momen Ultimit
• Momen Retak, Mcr
 P Pecb  I g

M cr = f t + −  MT • Bila Mcr / MT < 1 , beton
 Ac 
I g  Cb
 mengalami retak
• Momen Ultimit, Mu

M U = 0,8hf p Aps  1,2 M T • Bila MU / MT < 1,2 , kapasitas


ultimit balok lebih rendah
dari besar beban terfaktor
PEMERIKSAAN PENAMPANG
Tentukan jumlah dan ukuran strand yang digunakan

Misalnya,

Aps = 1497mm2

Direncanakan memakai
baja Ø 3/8” atau 9,5mm
Luas baja = 55 mm2 DIAMETER LUAS

Jadi jumlah baja


digunakan
n = 1497 / 55 ≈ 28 batang
DESAIN AKHIR
PENAMPANG BAJA PRATEGANG
𝑃0
Kondisi awal 𝐴𝑝𝑠 =
0,7𝑓𝑝

𝑃
Kondisi akhir 𝐴𝑝𝑠 =
0,6𝑓𝑝

Luas baja pratekan digunakan nilai terbesar


Layout Kabel

c.g.c

• Pada ujung-ujung balok batas penempatan baja adalah kt dan kb


• Pada tengah bentang dihitung dari c.g.c :
• Kb + amin =Kb + (MG / P0)

• amax – Kt = kt + (MT / P)
Layout Kabel

Ujung Balok Tengah Balok


Contoh
Desain
Balok
Prategang
Contoh Balok Prategang
POST TENSION
Contoh Balok Prategang
PRE TENSION
Perencanaan Ujung Balok (Konsep)
• DESAIN ANGKUR
• dimensi base plate
• Pelebaran ujung balok
Perencanaan Ujung Balok
• Tegangan Beton Ujung pada pelat dasar
Pelat Dasar

Strand Pratekan 7 Kawat

Standar Dipadatkan
Perencanaan Ujung Balok
Perencanaan Ujung Balok
Angkur untuk Kabel Prategang
Penarikan Angkur dengan Mesin Hydraulic Jack
Langkah-Langkah Penarikan Kabel dan
Pengangkuran

Anda mungkin juga menyukai