Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KIMIA FARMASI

REVIEW JURNAL FORENSIK

OLEH :

YANTI PUSPITASARI
000312032022

MAGISTER FARMASI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
Sex estimation using proximal femoral parameters of adult
population in the Volta region of Ghana
“Forensic Science International : Reports 7 (2023) 10032”

Reviewer : Yanti Puspitasari

PENDAHULUAN
Estimasi jenis kelamin individu merupakan hal yang penting dalam bidang
forensik dan antropologi. Geometri femur proksimal sering dievaluasi pada
tempat kejadian perkara untuk estimasi jenis kelamin, namun penggunaan
antropometri radiograf untuk estimasi jenis kelamin jarang dilakukan, meskipun
radiograf akan lebih mudah diolah daripada spesimen tulang. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jenis kelamin menggunakan
parameter femur proksimal pada populasi dewasa di wilayah Volta, Ghana.
BAHAN DAN METODE
1. Bahan
Bahan yang digunakan yaitu 214 radiograf anteroposterior panggul dari
populasi dewasa di wilayah Volta, Ghana
2. Metode
- Pengukuran parameter femur menggunakan perangkat lunak radiologi
DICOM (Digital Imaging and Communications in Medicine) Weasis
versi 4.0
- Pengukuran dilakukan pada empat parameter femur, yaitu sudut leher-
femur, diameter kepala femur, diameter leher femur, dan panjang sumbu
pinggul
- Data dianalisis menggunakan tabel dan perangkat lunak SPSS versi 24.0
- Dilakukan analisis regresi logistik untuk menentukan parameter femur
yang paling berkontribusi dalam memprediksi jenis kelamin individu.
- Klasifikasi nilai prediksi dan nilai yang diamati dilakukan untuk
mengevaluasi akurasi prediksi rumus logistik biner yang digunakan.
HASIL

Pengukuran parameter femoralis proksimal


Tabel 1 pada penelitian ini menunjukkan hasil analisis variansi (ANOVA)
untuk membandingkan parameter femur proksimal berdasarkan laterasi dan jenis
kelamin pada populasi dewasa yang menjadi subjek penelitian. Hasilnya
menunjukkan bahwa sudut leher femur tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara laki-laki dan perempuan. Panjang sumbu pinggul pada sisi kiri
untuk laki-laki adalah 12,05 ± 0,76 cm dan untuk perempuan adalah 10,83 ± 0,67
cm. Panjang sumbu pinggul pada sisi kanan untuk laki-laki adalah 12,23 ± 0,79
cm dan untuk perempuan adalah 10,97 ± 0,67 cm. Diameter kepala femur,
diameter leher femur, dan panjang sumbu pinggul menunjukkan perbedaan yang
signifikan secara statistik (p=0,0001) antara laki-laki dan perempuan di kedua sisi
pengukuran.

Tabel 2 pada penelitian ini menunjukkan hasil analisis regresi logistik biner
untuk memperoleh parameter yang paling berkontribusi dalam prediksi jenis
kelamin. Hasilnya menunjukkan bahwa panjang sumbu pinggul kanan (RHAL)
dan diameter kepala femur (LHD) adalah parameter yang paling berkontribusi
dalam prediksi jenis kelamin. Model ini memiliki akurasi prediksi sebesar 87,5%
untuk laki-laki dan 81,3% untuk perempuan.
Tabel 3 pada penelitian ini menunjukkan hasil klasifikasi nilai prediksi dan
nilai yang diamati untuk penentuan jenis kelamin menggunakan rumus logistik
biner yang menggunakan panjang sumbu pinggul kanan (RHAL) saja dan rumus
logistik biner yang menggunakan dimensi gabungan RHAL dan diameter kepala
kiri (LHD). Hasil analisis menunjukkan bahwa rumus logistik yang menggunakan
RHAL saja memiliki akurasi prediksi sebesar 81,3% sedangkan rumus logistik
biner yang menggunakan dimensi gabungan RHAL dan LHD memiliki akurasi
prediksi 80,8%.
DISKUSI/PEMBAHASAN
Bagian pembahasan merupakan bagian dari artikel penelitian yang
menyajikan interpretasi hasil dan implikasinya. Dalam hal ini, bagian pembahasan
artikel menyajikan temuan penelitian yang bertujuan untuk memperkirakan jenis
kelamin menggunakan parameter femoralis proksimal populasi orang dewasa di
wilayah Volta Ghana. Penulis menemukan bahwa panjang sumbu pinggul kanan
(RHAL) menunjukkan akurasi yang tinggi sebesar 81,3% dalam penentuan jenis
kelamin di antara populasi. Temuan ini penting karena memberikan cara lain
untuk memperkirakan jenis kelamin spesimen kerangka tertentu, yang dapat
memberikan wawasan berharga tentang desain implan dan prostesis yang
disesuaikan dengan lebih baik. Para penulis juga mengakui keterbatasan studi
mereka, seperti ukuran sampel yang kecil dan kurangnya pertimbangan faktor lain
yang dapat mempengaruhi parameter femoralis proksimal. Secara keseluruhan,
bagian diskusi memberikan ringkasan temuan utama penelitian dan potensi
implikasinya untuk aplikasi forensik dan medis.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa parameter femur proksimal
seperti diameter kepala femur, diameter leher femur, dan panjang sumbu pinggul
dapat digunakan sebagai indikator yang berguna untuk menentukan jenis kelamin
individu. Penelitian ini menemukan bahwapanjang sumbu pingguk kanan
memberikan akurasi tertinggi dalam prediksi jenis kelamin sebesar 81,3% dengan
akurasi prediksi yang sedikit lebih baik untuk wanita. Temuan ini dapat memiliki
implikasi penting dalam investigasi forensik, studi antropolog, dan prosedur
ortopedi.
KELEBIHAN
Jurnal ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
1. Memberikan kontribusi penting dalam bidang forensik dan antropologi
dengan menemukan parameter femur yang dapat digunakan untuk
menentukan jenis kelamin individu.
2. Menggunakan sampel yang cukup besar (214 radiografi) dari populasi dewasa
di wilayah Volta, Ghana sehingga hasil penelitian dapat dianggap
representatif.
3. Menggunakan perangkat lunak radiologi DICOM untuk mengukur parameter
femur, yang dapat meningkatkan akurasi pengukuran.
4. Menyajikan hasil penelitian secara jelas dan mudah dipahami sehingga dapat
digunakan oleh para ahli forensik, antropolog dan ahli ortopedi dalam praktik
mereka.
KEKURANGAN
Kekurangan dari jurnal ini adalah tidak adanya diskusi tentang faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi pengukuran parameter femur seperti obesitas atau
kelebihan berat badan yang dapat mempengaruhi akurasi pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai