Anda di halaman 1dari 31

DISEMINASI PAPARAN

PETUNJUK PELAKSANAAN
GTRA 2023
Jakarta, 13 Maret 2023

Sudaryanto, S.H., M.M.


Direktur Landreform

1
Kelembagaan GTRA Pusat

2
GTRA Pusat
• 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Pengarah
• 2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

• Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan


Ketua Umum
Nasional

Ketua I merangkap Koordinator • Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Wakil Kepala Badan
Pelaksana GTRA Nasional Pertanahan Nasional

Ketua II merangkap Koordinator


• Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutan
Penyediaan TORA PKH

• Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata


Wakil Ketua I
Ruang, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
• Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan
Wakil Ketua II Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi

• Direktur Jenderal Penataan Agraria, Kementerian Agraria dan


Ketua Pelaksana Harian
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

Wakil Ketua Pelaksana Harian bidang • Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan,
Penyediaan Aset TORA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Wakil Ketua Pelaksana Harian Bidang • Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian
Penataan Akses Koordinator Bidang Perekonomian;

3
GTRA Pusat
Anggota yang berasal dari
pejabat pada: TUGAS
o Kementerian ATR/BPN
o Kementerian LHK
o Kemendes & PDTT •mengoordinasikan penyediaan TORA
o Kementan dalam rangka Penataan Aset di tingkat
o Kemendagri pusat;
o Kementerian KKP •mengoordinasikan pelaksanaan
o Kementerian PUPR Penataan Akses di tingkat pusat;
o Kemenkop &UKM •mengoordinasikan integrasi
Anggota o Kementerian Perindustrian pelaksanaan Penataan Aset dan
Penataan Akses di tingkat pusat;
o Kementerian Perdagangan
•menyampaikan laporan hasil Reforma
o Kementerian BUMN Agraria nasional kepada Tim Reforma
o Kementerian Keuangan Agraria Nasional;
o Kementerian ESDM •mengoordinasikan dan memfasilitasi
o Kementerian Perencanaan penanganan Sengketa dan Konflik
Pembangunan Agraria; dan
Nasional/Bappenas •melakukan pengawasan terhadap
o Sekretariat Kabinet pelaksanaan tugas GTRA Provinsi dan
o Kantor Staf Presiden GTRA Kabupaten/Kota.

4
TIM PELAKSANA HARIAN GTRA PUSAT

Konsultan Perorangan

5
Tugas Tim Pelaksana Harian GTRA Pusat
Tugas Tim Pelaksana Harian GTRA Pusat adalah :
1) Menyusun rencana kerja penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat pusat;

2) Menyiapkan administrasi kegiatan penyelenggaraan Reforma Agraria;

3) Melaksanakan supervisi dan verifikasi penyelenggaraan Reforma Agraria;

4) Menyiapkan bahan dan data dalam rangka kordinasi penyediaan TORA;

5) Menyiapkan bahan dan data dalam rangka koordinasi penataan penggunaan tanah dalam
rangka penataan aset dan penataan akses;

6) Menyiapkan bahan dan data dalam rangka pelaksanaan penataan penataan akses Agraria;

7) Menyiapkan bahan dan data integrasi penataan aset dan penataan akses Agraria di tingkat
pusat;

8) Menyiapkan konsep laporan hasil penyelenggaraan Reforma Agraria.

6
GTRA Provinsi

TUGAS

Ketua
•Gubernur

•Mengkoordinasikan penyediaan TORA


Wakil Ketua
dalam rangka Penataan Aset di tingkat
•Sekretaris Daerah Provinsi provinsi;
•memfasilitasi pelaksanaan Penataan
Ketua Pelaksana Akses di tingkat provinsi;
•Kepala Kantor Wilayah Badan Harian Pertanahan Nasional •mengoordinasikan integrasi pelaksanaan
Penataan Aset dan Penataan Akses di
Anggota tingkat provinsi;
•Berasal dari Pejabat Tinggi Pratama Perangkat Daerah Provinsi, •memperkuat kapasitas pelaksanaan
Pejabat Kantor Wilayah BPN Provinsi, Pejabat yang ditunjuk oleh Reforma Agraria di tingkat Provinsi;
Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tokoh masyarakat
dan/atau akademisi.
•menyampaikan laporan hasil Reforma
•Anggota GTRA Provinsi yang berasal dari pejabat tinggi pratama
Agraria Provinsi kepada GTRA Pusat;
perangkat daerah provinsi merupakan perangkat daerah yang •Mengoordinasikan dan memfasilitasi
membidangi urusan/fungsi penunjang Pekerjaan Umum dan penanganan sengketa dan konflik
Penataan Ruang, Lingkungan Hidup, Kehutanan, Transmigrasi,
Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Perumahan dan Kawasan agraria di tingkat provinsi; dan
Pemukiman, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, •melakukan pengawasan terhadap
Pemberdayaan Masyarakat dan desa, Perindustrian, pelaksanaan tugas GTRA
Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Pertanahan,
Keuangan, Perencanaan dan Penanaman Modal. Kabupaten/Kota.

7
Tim Pelaksana Harian GTRA Provinsi

8
Susunan Tim Pelaksana Harian GTRA Provinsi dan deskripsi tugasnya
adalah sebagaimana berikut:

1) Sekretariat:
a) melaksanakan koordinasi dengan perangkat daerah dalam penyusunan rencana kerja Tim GTRA provinsi
b) melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan dalam rangka mendukung kelancaran koordinasi dan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria di
tingkat provinsi.
2) Satuan Tugas Penataan Aset:
a) melaksanakan analisis penggunaan tanah tanah dengan tata ruang, aspek fisik (kemampuan tanah), penguasaan tanah (hak atas tanah), kebijakan
pembangunan, dan sosial ekonomi pada lokasi potensi TORA yang akan ditindaklanjuti dengan kegiatan penataan aset.
b) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, verifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari pelepasan kawasan
hutan, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat Provinsi.
c) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, verifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari kegiatan legalisasi aset
(PTSL) yang masuk dalam kategori K3 di tingkat provinsi.
d) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari HGU tidak diperpanjang, tanah
terlantar, tanah negara lainnya, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria
di tingkat Provinsi
3) Satuan Tugas Penyelesaian Sengketa Konflik dan Tanah Transmigrasi:
a) bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari data penanganan
sengketa dan konflik agraria dan potensi TORA usulan daerah/masyarakat termasuk potensi TORA dari sumber yang lain yang terdapat sengketa dan
konflik, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat provinsi
b) bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari data tanah
transmigrasi, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat provinsi.
4) Satuan Tugas Penataan Akses, bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, dan pengembangan rencana dan kegiatan pemberian penataan akses bagi
penerima TORA, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat provinsi. Untuk provinsi
yang penataan aksesnya lebih kepada non pertanian, anggota tim pengembangan penataan akses dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan kondisi
wilayah. Satuan Tugas Penataan Akses dapat beranggotakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

9
Perubahan Tahapan Pada GTRA
Provinsi

2022 2023
1. Pembentukan GTRA
1. Pembentukan GTRA
2. Penunjukan KP GTRA
2. Penunjukan TP GTRA
3. Penyiapan Rencana Kerja
3. Penyiapan Rencana Kerja

1. Rapat Koordinasi 1. Rapat Koordinasi


2. Pendataan Data TORA &
01 2. Pendataan Potensi TORA &
Rencana Pengembangan PERSIAPAN Pengembangan Potensi
Akses Reform Penataan Akses
3. Integrasi Potensi Penataan 02 3. Integrasi Potensi Penataan
Aset dan Potensi Penataan PELAKSANAAN Aset dan Potensi Penataan
Akses Akses
Rapat Koordinasi Akhir 03 Rapat Koordinasi Akhir
4.
PELAPORAN 4.
Tahun
Tahun

1. Laporan ke SISPAN KSP 1. Laporan ke SISPAN KSP


2. Laporan ke Tim GTRA Laporan ke Tim GTRA Pusat
Pusat

10
Output GTRA Provinsi berdasarkan Tahapan
2022 2023
Tahapan Output (Keluaran) Tahapan Output (Keluaran)
1. Pembentukan 1. SK GTRA Provinsi ditandatangani oleh Gubernur 1. Pembentukan 1. SK GTRA Provinsi ditandatangani oleh Gubernur
GTRA Provinsi 2. SK Pelaksana Harian GTRA Provinsi ditandatangani oleh Kepala GTRA Provinsi 2. SK Pelaksana Harian GTRA Provinsi ditandatangani oleh Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
3. SPK Tenaga Pendukung GTRA 3. SPK Konsultan Perorangan GTRA

2. Rapat Koordinasi Berita Acara kesepahaman dan kesepakatan bersama mengenai 2. Rapat Koordinasi Berita Acara kesepahaman dan kesepakatan bersama mengenai
Penyelenggaraan arah kebijakan dan penanganan Reforma Agraria serta Penyelenggaraan arah kebijakan dan penanganan Reforma Agraria serta
RA Provinsi penguatan kapasitas pelaksanaan Reforma Agraria di tingkat RA Provinsi penguatan kapasitas pelaksanaan Reforma Agraria di tingkat
provinsi provinsi
3. Pendataan Data 1. Sebaran data dan updating data potensi TORA pada SIG TORA; 3. Pendataan Data 1. Tabel Pendataan Potensi TORA;
TORA dan 2. Daftar nominative calon subyek pada lokasi potensi TORA; TORA dan 2. Daftar nominative calon subyek pada lokasi potensi TORA;
Rencana 3. Arahan Rencana Penataan Aset potensi TORA Rencana 3. Arahan Rencana Penataan Aset potensi TORA
Pengembangan 4. Rencana Pengembangan Potensi Penataan Akses Pengembangan 4. Rencana Pengembangan Potensi Penataan Akses
Penataan Akses Penataan Akses
4. Integrasi Penataan 1. Data Potensi Penataan aset dan Potensi Penataan akses di 4. Integrasi Penataan 1. Data Potensi Penataan aset dan Potensi Penataan akses di
Aset dan tingkat Provinsi Aset dan tingkat Provinsi
Penataan Akses 2. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada Menteri Agraria dan Penataan Akses 2. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada Menteri Agraria dan
Tata Ruang/KBPN mengenai: Tata Ruang/KBPN mengenai:
a.penyelesaian sengketa dan konflik agraria pada potensi a.penyelesaian sengketa dan konflik agraria pada potensi
TORA TORA
b.Potensi TORA (data matang) yang dapat ditindaklanjuti b.Potensi TORA (data matang) yang dapat ditindaklanjuti
penataan aset penataan aset
3. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada pimpinan perangkat 3. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada pimpinan perangkat
daerah atau stakeholder terkait untuk tindaklanjut penataan daerah atau stakeholder terkait untuk tindaklanjut penataan
akses. akses.
5. Rapat Koordinasi Notula (catatan hasil evaluasi) Tim Gugus Tugas Reforma Agraria 5. Rapat Koordinasi Notula (catatan hasil evaluasi) Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Akhir Akhir
6. Pelaporan Laporan Akhir penyelenggaraan GTRA Provinsi 6. Pelaporan Laporan Akhir penyelenggaraan GTRA Provinsi

11
GTRA KAB/KOTA
TUGAS
Ketua
•Bupati/Walikota • mengoordinasikan penyediaan TORA dalam
rangka Penataan Aset di tingkat
Kabupaten/Kota;
Wakil Ketua • memberikan usulan dan rekomendasi tanah-
tanah untuk ditegaskan sebagai tanah negara
•Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota sekaligus ditetapkan sebagai TORA kepada
menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri;
Ketua Pelaksana Harian • melaksanakan penataan penguasaan dan
•Kepala Kantor Pertanahan pemilikan;
• mewujudkan kepastian hukum dan legalisasi
hak atas TORA;
Anggota • melaksanakan Penataan Akses;
• melaksanakan integrasi pelaksanaan Penataan
•Anggota yang berasal dari pejabat tinggi pratama perangkat Aset dan Penataan Akses di tingkat
daerah kabupaten/kota, pejabat kantor pertanahan kabupaten/kota;
kabupaten/kota, tokoh masyarakat, dan/atau akademis.
• memperkuat kapasitas pelaksanaan Reforma
•Anggota GTRA yang berasal dari pejabat tinggi pratama
perangkat daerah kabupaten/kota merupakan perangkat Agraria di tingkat kabupaten/kota;
daerah yang membidangi urusan/ fungsi penunjang: pekerjaan • menyampaikan laporan hasil Reforma Agraria
umum dan penataan ruang, lingkungan hidup, kehutanan, Kabupaten/Kota kepada GTRA Provinsi;
transmigrasi, pertanian, kelautan dan perikanan, perumahan dan • mengoordinasikan dan memfasilitasi
kawasan pemukiman, koperasi, usaha kecil, dan menengah, penyelesaian Sengketa dan Konflik Agraria di
pemberdayaan masyarakat dan desa, perindustrian, tingkat kabupaten/kota; dan
perdagangan, energi dan sumber daya mineral, pertanahan,
keuangan, perencanaan, dan penanaman modal. • melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan legalisasi aset dan redistribusi
tanah.
GTRA Kab/Kota

13
Tugas Tim Pelaksanan Harian GTRA Kab/Kota

Susunan Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota dan deskripsi tugasnya adalah sebagai berikut:
1) Tim Sekretariat:
a) melaksanakan koordinasi dengan perangkat daerah dalam penyusunan rencana kerja Tim GTRA kabupaten/kota;
b) melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan dalam rangka mendukung kelancaran koordinasi dan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat
kabupaten/kota. Sebagai koordinator Tim Sekretariat adalah Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan.
2) Satuan Tugas Penataan Aset:
a) melaksanakan analisis penggunaan tanah dengan tata ruang, aspek fisik (kemampuan tanah), penguasaan tanah (hak atas tanah), kebijakan pembangunan,
dan sosial ekonomi pada lokasi potensi TORA yang akan ditindaklanjuti dengan kegiatan penataan aset.
b) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, verifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari pelepasan kawasan hutan,
serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat kabupaten/kota.
c) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, verifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari kegiatan legalisasi aset (PTSL)
yang masuk dalam kategori K3 di tingkat kabupaten/kota.
d) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari HGU tidak diperpanjang, tanah terlantar,
tanah negara lainnya, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat
kabupaten/kota
3) Satuan Tugas Penyelesaian Sengketa Konflik dan Tanah Transmigrasi: bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan
pelaporan data TORA yang berasal dari data Penanganan Sengketa dan Konflik Agraria dan Potensi TORA usulan daerah/masyarakat, serta berkoordinasi dengan
pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat kabupaten/kota. Selain itu satuan tugas ini juga bertugas
melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari data tanah transmigrasi, serta berkoordinasi
dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat kabupaten/kota.

4) Satuan Tugas Penataan Akses: bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, dan pengembangan rencana dan kegiatan pemberian penataan akses bagi penerima
TORA, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat kabupaten/kota. Satuan
Tugas Penataan Akses dapat beranggotakan SKPD

14
Kampung Reforma Agraria

adalah suatu Kawasan yang didiami


oleh kelompok masyarakat penerima
TORA dan/atau masyarakat lainnya Lokasi Kampung Reforma
yang telah dan/atau sedang dilakukan Agraria dilakukan
kegiatan penataan asset, penataan sinkronisasi pada lokasi
penggunaan tanah, dan/atau penataan Akses Reforma Agraria
akses sehingga terwujud suatu
kampung tematik yang mencerminkan
catur tertib pertanahan (tertib
administrasi pertanahan, tertib
hukum pertanahan, tertib penggunaan
tanah, dan tertib pemeliharaan tanah
dan lingkungan hidup) sehingga
terwujud masyarakat yang produktif
dan sejahtera

15
Komponen Kampung Reforma Agraria

PENATAAN ASET PENATAAN AKSES

PENATAAN
PENGGUNAAN TANAH OUTCOME DAN IMPACT

• Legalisasi asset ( • Demontrasi plot


PTSL ) • Kelembagaan
• Redistribusi Tanah • Pendampingan
• Pemerataan
• Site plan (Emplasmen, • Offtaker
Outcome :
Fasilitas sosial ,Fasilitas Penggunaan dan
manfaat (Kerjasama • Produk unggulan
umum, Wilayah tanah pemanfaatan tanah
pemilik tanah) optimal dan lestari
usaha) Peningkatan
Tertib administrasi dan
• Aspek Fisik , aspek pendapatan
yuridis, aspek Impact :
tertib hukum Pendapatan
lingkungan
pertanahan masyarakat meningkat
Tertib penggunaan tanah Kelestarian alam
dan lingkungan hidup terjaga

16
Komponen Kampung Reforma Agraria

No Tahapan/ Bentuk Kegiatan Inndikator Keterangan


Kegiatan
1. Pencanangan Koordinasi Pencanangan SK Pencanangan Sertakan evidence berupa SK Pencanangan
Kampung RA Kampung RA Kampung RA KRA

2. Penataan • Pendaftaran Tanah Tertib administrasi dan • minimal 50 KK sesuai dengan jumlah
Aset Sistematis Lengkap (PTSL) tertib hukum minimal anggota koperasi primer
• Redistribusi Tanah pertanahan • Sertakan informasi kegiatan, tahun
• Konsolidasi Tanah dilaksanakannya penataan aset, jumlah
• Pemanfaatan Bersama bidang tanah, sumber tanah
(pelepasan kawasan hutan, eks HGU
atau TN lainnya)

3. Penataan • Kesesuaian hak atas tanah Tertib penggunaan Lengkapi laporan dengan evidence analisis
Penggunaan • Kesesuaian tata ruang dan tanah dan lingkungan kesesuaian (sebagai contoh: dapat berupa
Tanah tata guna tanah hidup overlay peta lokasi dengan rencana tata
• Kesesuaian kemampuan ruang)
tanah
• Kesesuaian dengan kebijakan
pembangunan

17
Komponen Kampung Reforma Agraria
No Tahapan/ Bentuk Kegiatan Indikator Keterangan
Kegiatan
4. Penataan a. Unsur Penataan Fisik Tanah Peningkatan • Lengkapi laporan dengan informasi infrastruktur
Akses (infrastruktur): pendapatan apa saja yang sedang/telah dibangun
▪ Jalan subjek Reforma • Lengkapi dengan evidence berupa foto
▪ Emplasemen Agraria infrastruktur yang telah dibangun pada lokasi
▪ Fasos KRA
▪ Fasum • Lengkapi dengan informasi mengenai besarnya
▪ Demplot/lokasi anggaran untuk pembangunan dan sumber
percontohan pendanaannya
b. Penataan Akses Non • Lengkapi laporan dengan informasi ragam
Infrastruktur: penataan akses yang telah diberikan sedetil
• Kelembagaan mungkin, sebagai salah satu contoh: Bantuan
• Bantuan Bibit bibit apa yang telah diberikan, berapa
• Bantuan Modal jumlahnya, unit/dinas yang memberikan
• Pelatihan bantuan, sumber penganggarannya
• Off taker • Lengkapi laporan dengan evidence berupa foto
• Pasar Off taker maupun dokumen pendukung lainnya
• Pembangunan fisik

18
Komponen Kampung Reforma Agraria
No Tahapan/ Bentuk Kegiatan Indikator Keterangan
Kegiatan
5. Nilai Tambah Penggunaan dan pemanfaatan tanah
(Diketahui setelah optimal dan lestari
diukur
Outcome
peningkatan
pendapatan pada
tahun berikutnya)
a. Peningkatan pendapatan • pengukuran peningkatan
masyarakat yang berbasis pendapatan dilakukan
penggunaan dan pemanfaatan menggunakan data time series
Impact
tanah setelah pencanangan sebelum dan sesudah
Kampung RA pencanangan Kampung
b. Kelestarian alam terjaga Reforma Agraria
Terlaksananya pembangunan Rencana pembangunan fisik Dokumen perencanaan
fisik atau terakomodirnya terakomodir dalam dokumen APBD/APBDes/CSR yang sudah
rencana pembangunan dalam perencanaan APBD, APBDes, CSR, dll disahkan, dan beri tanda pada
APBD/CSR/dan program- bagian yang dimaksud
program lain

19
Pelaporan GTRA

B04 Laporan ke Pusat:


28 April – 5 Mei
SK GTRA PRovinsi 1. Laporan berkala triwulanan,
2. Laporan Akhir

B06
28 Juni – 5 Juli
Undangan Rakor
GTRA

B09
28 Sept – 5 Okt
ST Pengumpulan/
Pendataan Data
TORA

B12
28 Des – 10 Jan (T+1)
Laporan Akhir

LAPORAN GTRA

20
20
Laporan GTRA
1. Laporan triwulan I, berisi:
a. rencana kerja penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat Provinsi/Kab/Kota selama 1 tahun;
b. rencana penyerapan anggaran;
c. manajemen sumberdaya manusia;
d. SK GTRA Provinsi (evidence B04);
e. SK Tim Pelaksana Harian.
2. Laporan triwulan II, berisi:
a. kemajuan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria hingga akhir bulan Juni;
b. realisasi anggaran penyelenggaraan GTRA hingga akhir bulan Juni;
c. hambatan dan kendala yang dihadapi serta rencana penanganannya;
d. undangan rapat koordinasi tim GTRA tingkat Provinsi (evidence B06).
e. Berita Acara kesepahaman dan kesepakatan bersama mengenai arah kebijakan dan penanganan Reforma Agraria serta
penguatan kapasitas pelaksanaan Reforma Agraria di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota
3. Laporan Triwulan III, berisi:
a. kemajuan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria hingga akhir bulan September;
b. realisasi anggaran penyelenggaraan GTRA hingga akhir bulan September;
c. hambatan dan kendala yang dihadapi serta rencana penanganannya;
d. Surat Tugas Pendataan TORA tingkat Provinsi (evidence B09).
4. Laporan Akhir:
Laporan Akhir yang disampaikan merupakan laporan lengkap Hasil Penyelenggaraan Reforma Agraria berupa buku yang telah di
cetak dan soft file sebagai satu kesatuan. Dalam laporan akhir setidaknya memuat output yang dihasilkan oleh GTRA, antara lain:
a. Realisasi pelaksanaan reforma agraria tahun berjalan se-Provinsi dan Kabupaten/Kota (penataan aset dan penataan akses);
b. Rencana lokasi TORA se-provinsi dan kabupaten/kota untuk tahun berikutnya;
c. Arahan program-program penataan akses dan pemberdayaan dalam kerangka reforma agraria untuk tahun berikutnya.
d. Data by name by address hasil pelaksanaan Reforma Agraria sejak 2015, bila sudah disampaikan tahun sebelumnya, maka hanya
perlu untuk dilanjutkan.
e. Laporan success story pelaksanaan reforma agraria secara utuh (aset plus akses) beserta informasi
perubahan/perkembangan/capaian peningkatan kondisi subyek Reforma Agraria.

21
Target dan Realisasi GTRA
Provinsi 2018-2022

22
Target & Realisasi
GTRA Kabupaten dan
Kota 2019 - 2022
• Tidak mencapai target pada
tahun 2019 dikarenakan awal
pelaksanaan perpres 86/2018
yg belum tersosialisasikan
secara massif, untuk
pembentukan GTRA masih
mengalami kendala di daerah
(SK pembentukannya
ditandatangani oleh
gubernur/bupati/walikota, shg
blm ditandatangani karena
prosedur birokrasi di pemda)
• Tidak mencapai target pada
tahun 2020-2021 disebabkan
terdapat saving anggaran
karena pandemi.
SEBARAN GTRA KAB/KOTA 2023
ACEH
3 SUMUT
KALTIM
3 GORONTALO MALUT
RIAU 3
KALTENG 3 2
3 SULUT
JAMBI KEPRI KALBAR 3 SULTENG 3
3 3 3 PAPBAR
3
2
SUMBAR PAPUA
3 BABEL 2
3
BENGKULU
3 SULBAR
SUMSEL JATENG KALSEL
3 MALUKU
3 3 3 3
LAMPUNG SULSEL SULTRA
3 3 3
BANTEN
3 JABAR
D.I.Y JATIM
3 NTT
2 3 BALI
NTB 3
3
3

*Total terdapat 33 GTRA Provinsi dan 92 GTRA Kabupaten/Kota

24
Target GTRA Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2023
Target GTRA Provinsi : 33 GTRA Provinsi
Target GTRA Kab/Kota : 92

1 Aceh Timur 34 Bandung 60 Lamandau


1 Aceh 2 Aceh Utara
12 Jawa Barat 35 Tasikmalaya 22 Kalimantan Tengah 61 Kapuas
3 Aceh Tengah (Bener Meriah) 62 Barito Utara
36 Kuningan
4 Tapanuli Selatan 63 Bulongan
2 Sumatera Utara 5 Langkat 13 Dki Jakarta Tidak Ada Gtra Kab/Kota 23 Kalimantan Timur 64 Penajam Paser Utara
6 Toba Samosir 37 Pemalang 65 Paser
7 Lima Puluh Kota 14 Jawa Tengah 38 Batang 66 Gorontalo Utara
3 Sumatera Barat 8 Pasaman 24 Gorontalo 67 Gorontalo
39 Cilacap
9 Dharmasraya 68 Pohuwato
10 Indragiri Hulu 40 Gunung Kidul 69 Polewali (Polewali Mandar)
15 DIY
4 Riau 11 Indragiri Hilir 41 Bantul 25 Sulawesi Barat 70 Mamuju
12 Kuantan Sangingi 42 Blitar 71 Mamuju Utara (Kab. Pasangkayu)
13 Kota Batam
16 Jawa Timur 43 Jember 72 Gowa
5 Kepulauan Riau 14 Bintan 26 Sulawesi Selatan 73 Bone
44 Pasuruan
15 Karimun 74 Luwu Timur
16 Muaro Jambi 45 Bangli 75 Toli Toli
6 Jambi 17 Batanghari 17 Bali 46 Tabanan 27 Sulawesi Tengah 76 Kota Palu
18 Tanjung Jabang Timur
47 Buleleng 77 Sigi
19 Lebong 78 Kolaka Utara
48 Lombok Barat
7 Bengkulu 20 Kaur 28 Sulawesi Tenggara 79 Konawe
21 Rejang Lebong 18 Nusa Tenggara Barat 49 Dompu 80 Bombana
22 Banyuasin 50 Bima 81 Minahasa Tenggara
8 Sumatera Selatan 23 Musi Rawas 51 Ngada 29 Sulawesi Utara 82 Kota Manado
24 Ogan Komering Ilir
19 Nusa Tenggara Timur 52 Manggarai 83 Bolaang Mongondow
25 Bangka 84 Buru
53 Sumba Tengah
9 Kep. Bangka Belitung 26 Bangka Barat 30 Maluku 85 Seram Bagian Timur
27 Bangka Tengah 54 Bengkayang 86 Maluku Tengah
28 Tanggamus 20 Kalimantan Barat 55 Kubu Raya 87 Halmahera Timur
31 Maluku Utara
10 Lampung 29 Pesawaran 56 Ketapang 88 Halmahera Barat
30 Lampung Tengah 89 Manokwari
57 Barito Kuala 32 Papua Barat
31 Lebak 90 Sorong
11 Banten 32 Serang 21 Kalimantan Selatan 58 Kotabaru 91 Biak Numfor
33 Papua
33 Pandeglang 59 Tanah Laut 92 Sarmi

25
Hambatan, Kendala, dan Masalah Pelaksanaan GTRA

Triwulan I Triwulan II
• Realisasi kegiatan GTRA terhambat dikarenakan Tim GTRA masih harus
• Kegiatan Rapat Koordinasi Awal GTRA Tahun menunggu data terkait Objek dan Subjek TORA dari instansi-instansi terkait.
2022 terkendala dengan berbenturan agenda Selain itu, kegiatan juga terhambat dikarenakan adanya perubahan dari Tim
kegiatan dengan Ketua Tim GTRA maupun GTRA dan Tim Pelaksana Harian GTRA.
Anggota Tim GTRA dan Tim Pelaksana Harian • Strategi : Untuk mengatasi hal ini, penting untuk meningkatkan kembali
GTRA. koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait lainnya bahwa
• Strategi : Rapat akan dibuat secara hybrid Reforma Agraria merupakan kegiatan lintas sektor dan membutuhkan kerja
(Luring & Daring) jika ketua Tim GTRA tidak sama yang solid antara setiap stake holder yang terlibat.
hadir luring maka kegiatan di Wakilkan oleh • Keterlambatan terlaksananya integrasi data oleh instansi terkait sehingga
Wakil Kepala Daerah atau Sekda setempat, berjalannya kegiatan Reforma Agraria belum berjalan secara lebih efektif
sementara bagi yang tidak bisa hadir luring dan efisien.
maka dapat mengikuti secara Daring. • Strategi : Dalam hal ini, penting untuk membentuk kerja sama yang baik
• Keterlambatan respon dari Organisasi antara setiap instansi terkait melalui sinkronisasi dan integrasi data berbasis
Perangkat Daerah (OPD) terkait data identitas internet, misalkan pembentukan basis data khusus untuk Tim GTRA, yang
diri pejabat yang masuk dalam SK Penunjukan dapat diakses lebih mudah oleh setiap pihak yang terlibat.
Pelaksana Tim GTRA menyebabkan SK • Kegiatan GTRA juga kerap kali terhambat dikarenakan kurangnya
tersebut belum dapat diajukan. komunikasi ataupun perbedaan persepsi antara pihak Tim Pelaksana Harian
• Strategi : Dipersiapkan konsep terlebih dahulu GTRA Provinsi dengan pihak Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten.
nama-nama pejabat yang akan masuk • Strategi : Oleh sebab itu, penting untuk meningkatkan intensitas komunikasi
dalam SK Tim GTRA sesuai dengan satgas serta transparansi antara setiap pihak terkait untuk menyatukan persepsi
yang dibentuk. dan menghindari masalah komunikasi yang dapat menghambat tuntasnya
kegiatan Reforma Agraria.

26
Hambatan, Kendala, dan Masalah Pelaksanaan GTRA

Triwulan III
• Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan time
schedule yang telah dibuat pada tahap persiapan dan
perencanaan, menyebabkan perlunya dilakukan
penyesuaian jadwal kegiatan.
• Adanya refocusing anggaran pada GTRA, menyebabkan
beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan.
• Strategi : Apabila terdapat kegiatan yang dimungkinkan
dilakukan secara daring maka kegiatan akan tetap
dapat dilaksanakan.
• Sulitnya mengumpulkan data untuk menganalisa
kelayakan TORA seperti tidak tersedianya data shapefile
yang akurat terkait batas wilayah administrasi lokasi TORA,
menyebabkan perlunya dilakukan kegiatan Peninjauan
Lapang.
• Strategi : Analisa kelayakan TORA apabila tidak terdapat
Shapefile yang akurat, maka dapat di Analisis melalui
interpretasi citra satelit dan tinjauan lapang.
• Adanya ketidakjelasan pada Batas Administrasi yang
menghambat pelaksanaan Pendataaan TORA.
• Strategi : Batas administrasi yang tidak jelas perlu
dilakukan overlay dari SHP RTRW Kabupaten dengan data
batas administrasi perangkat desa.

27
Perubahan Petunjuk Pelaksanan GTRA 2023

2 Maret 2023 Minggu ke-3 Maret 2023


SE Nomor 2/SE- 1. Surat Sekretaris Direktorat Jenderal
10 Februari 2023 KU.01.02/III/2023 Penataan Agraria tentang Pedoman
Surat Sesditjen Ditjen Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Bidang
Penataan Agraria Nomor Pelaksanaan Dan Penataan dan Pemberdayaan di
43/500.22.LR.05.02/II/2023 Pertanggungjawaban Daerah Tahun 2023
hal Penyampaian Petunjuk Realisasi Anggaran di 2. Revisi Petunjuk Pelaksanaan GTRA
Pelaksanaan Kegiatan Lingkungan Kementerian 2023
Landreform 2023 ATR/BPN

10 Februari 2023 10 Maret 2023


Surat Sekretaris Jenderal Surat Sekretaris Jenderal
Nomor B/KU.01.03/308- Nomor B/KU.01.02/557-
100/II/2023 tentang 100/III/2023
Mekanisme Penggunaan Tentang Penyesuaian
Jasa Konsultan Mekanisme penggunaan jasa
konsultansi oleh Konsultan
Perorangan/Tenaga Ahli dan
Jasa Lainnya oleh tenaga
pendukung dalam
pelaksanaan anggaran

28
Perubahan Ketentuan Mengenai Konsultan Perorangan GTRA (1/2)

NO HAL SEMULA MENJADI

1 Nomenklatur Tenaga Pendukung GTRA, dengan Akun Belanja Jasa Konsultan Perorangan GTRA, dengan Akun Belanja Jasa
Konsultan (522131) Konsultan (522131)
2 Kualifikasi Strata 1 jurusan: Hukum, Perencanaan Wilayah dan Kualifikasi Sub-Professional Strata 1 jurusan: Hukum,
Kota, Geografi, Geodesi, Pertanian, Kehutanan, Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota, Geografi, Geodesi, Pertanian,
Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Teknik Kehutanan, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial,
Informatika atau jurusan lain yang disesuaikan dengan Teknik Informatika atau jurusan lain yang disesuaikan dengan
kebutuhan. Apabila kualifikasi dimaksud tidak dapat kebutuhan.
terpenuhi karena keterbatasan sumber daya manusia,
maka kriteria dapat diturunkan menjadi lulusan Diploma
3 dengan penyesuaian nilai Paket Konsultan Perorangan
GTRA berdasarkan standar wilayah setempat.
3 Gaji Besaran gaji dapat diberikan setidak-tidaknya sebesar UMP
yang berlaku, atau dapat juga diberikan sebesar harga pasar
yang berlaku, atau sebesar gaji tahun sebelumnya.
4 Biaya Personil Nilai kontrak adalah senilai biaya personil (gaji) dan dapat
dan Biaya ditambahkan klausul pada kontrak ”Selain biaya personil yang
langsung diterima, dapat memperoleh biaya langsung (direct cost) dalam
mencapai output kegiatan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan”

29
Perubahan Ketentuan Mengenai Konsultan Perorangan GTRA (1/2)

NO HAL SEMULA MENJADI

5 Izin Berusaha - Konsultan Perorangan GTRA harus memiliki Nomor Induk


Peroranagan Berusaha (NIB) dari Aplikasi Online Submission Single (OSS),
apabila proses pengadaan langsung melalui aplikasi SPSE maka
wajib mendaftar dan terverifikasi di SIKaP

6 Klasifikasi Baku - KBLI 63111 (Kelompok ini mencakup kegiatan pengolahan dan
Lapangan Usaha tabulasi semua jenis data. Kegiatan ini bisa meliputi keseluruhan
Indonesia (KBLI) tahap pengolahan dan penulisan laporan dari data yang
disediakan pelanggan, atau hanya sebagian dari tahapan
pengolahan. Termasuk pembagian fasilitas mainframe ke klien
dan penyediaan entri data dan kegiatan pengelolaan data besar
(big data))

7 Laporan - Setiap Konsultan Perorangan memiliki output setidak-tidaknya


berupa laporan bulanan dan laporan akhir, yang didalamnya
juga mengandung analisis, baik analisis spasial maupun yuridis
mengenai potensi TORA dan kegiatan GTRA lainnya pada
kabupaten/kota atau Provinsi sesuai wilayah kerja.

30
TERIMA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KASIH

Anda mungkin juga menyukai