PETUNJUK PELAKSANAAN
GTRA 2023
Jakarta, 13 Maret 2023
1
Kelembagaan GTRA Pusat
2
GTRA Pusat
• 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Pengarah
• 2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Ketua I merangkap Koordinator • Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Wakil Kepala Badan
Pelaksana GTRA Nasional Pertanahan Nasional
Wakil Ketua Pelaksana Harian bidang • Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan,
Penyediaan Aset TORA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Wakil Ketua Pelaksana Harian Bidang • Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian
Penataan Akses Koordinator Bidang Perekonomian;
3
GTRA Pusat
Anggota yang berasal dari
pejabat pada: TUGAS
o Kementerian ATR/BPN
o Kementerian LHK
o Kemendes & PDTT •mengoordinasikan penyediaan TORA
o Kementan dalam rangka Penataan Aset di tingkat
o Kemendagri pusat;
o Kementerian KKP •mengoordinasikan pelaksanaan
o Kementerian PUPR Penataan Akses di tingkat pusat;
o Kemenkop &UKM •mengoordinasikan integrasi
Anggota o Kementerian Perindustrian pelaksanaan Penataan Aset dan
Penataan Akses di tingkat pusat;
o Kementerian Perdagangan
•menyampaikan laporan hasil Reforma
o Kementerian BUMN Agraria nasional kepada Tim Reforma
o Kementerian Keuangan Agraria Nasional;
o Kementerian ESDM •mengoordinasikan dan memfasilitasi
o Kementerian Perencanaan penanganan Sengketa dan Konflik
Pembangunan Agraria; dan
Nasional/Bappenas •melakukan pengawasan terhadap
o Sekretariat Kabinet pelaksanaan tugas GTRA Provinsi dan
o Kantor Staf Presiden GTRA Kabupaten/Kota.
4
TIM PELAKSANA HARIAN GTRA PUSAT
Konsultan Perorangan
5
Tugas Tim Pelaksana Harian GTRA Pusat
Tugas Tim Pelaksana Harian GTRA Pusat adalah :
1) Menyusun rencana kerja penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat pusat;
5) Menyiapkan bahan dan data dalam rangka koordinasi penataan penggunaan tanah dalam
rangka penataan aset dan penataan akses;
6) Menyiapkan bahan dan data dalam rangka pelaksanaan penataan penataan akses Agraria;
7) Menyiapkan bahan dan data integrasi penataan aset dan penataan akses Agraria di tingkat
pusat;
6
GTRA Provinsi
TUGAS
Ketua
•Gubernur
7
Tim Pelaksana Harian GTRA Provinsi
8
Susunan Tim Pelaksana Harian GTRA Provinsi dan deskripsi tugasnya
adalah sebagaimana berikut:
1) Sekretariat:
a) melaksanakan koordinasi dengan perangkat daerah dalam penyusunan rencana kerja Tim GTRA provinsi
b) melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan dalam rangka mendukung kelancaran koordinasi dan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria di
tingkat provinsi.
2) Satuan Tugas Penataan Aset:
a) melaksanakan analisis penggunaan tanah tanah dengan tata ruang, aspek fisik (kemampuan tanah), penguasaan tanah (hak atas tanah), kebijakan
pembangunan, dan sosial ekonomi pada lokasi potensi TORA yang akan ditindaklanjuti dengan kegiatan penataan aset.
b) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, verifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari pelepasan kawasan
hutan, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat Provinsi.
c) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, verifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari kegiatan legalisasi aset
(PTSL) yang masuk dalam kategori K3 di tingkat provinsi.
d) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari HGU tidak diperpanjang, tanah
terlantar, tanah negara lainnya, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria
di tingkat Provinsi
3) Satuan Tugas Penyelesaian Sengketa Konflik dan Tanah Transmigrasi:
a) bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari data penanganan
sengketa dan konflik agraria dan potensi TORA usulan daerah/masyarakat termasuk potensi TORA dari sumber yang lain yang terdapat sengketa dan
konflik, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat provinsi
b) bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari data tanah
transmigrasi, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat provinsi.
4) Satuan Tugas Penataan Akses, bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, dan pengembangan rencana dan kegiatan pemberian penataan akses bagi
penerima TORA, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat provinsi. Untuk provinsi
yang penataan aksesnya lebih kepada non pertanian, anggota tim pengembangan penataan akses dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan kondisi
wilayah. Satuan Tugas Penataan Akses dapat beranggotakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
9
Perubahan Tahapan Pada GTRA
Provinsi
2022 2023
1. Pembentukan GTRA
1. Pembentukan GTRA
2. Penunjukan KP GTRA
2. Penunjukan TP GTRA
3. Penyiapan Rencana Kerja
3. Penyiapan Rencana Kerja
10
Output GTRA Provinsi berdasarkan Tahapan
2022 2023
Tahapan Output (Keluaran) Tahapan Output (Keluaran)
1. Pembentukan 1. SK GTRA Provinsi ditandatangani oleh Gubernur 1. Pembentukan 1. SK GTRA Provinsi ditandatangani oleh Gubernur
GTRA Provinsi 2. SK Pelaksana Harian GTRA Provinsi ditandatangani oleh Kepala GTRA Provinsi 2. SK Pelaksana Harian GTRA Provinsi ditandatangani oleh Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
3. SPK Tenaga Pendukung GTRA 3. SPK Konsultan Perorangan GTRA
2. Rapat Koordinasi Berita Acara kesepahaman dan kesepakatan bersama mengenai 2. Rapat Koordinasi Berita Acara kesepahaman dan kesepakatan bersama mengenai
Penyelenggaraan arah kebijakan dan penanganan Reforma Agraria serta Penyelenggaraan arah kebijakan dan penanganan Reforma Agraria serta
RA Provinsi penguatan kapasitas pelaksanaan Reforma Agraria di tingkat RA Provinsi penguatan kapasitas pelaksanaan Reforma Agraria di tingkat
provinsi provinsi
3. Pendataan Data 1. Sebaran data dan updating data potensi TORA pada SIG TORA; 3. Pendataan Data 1. Tabel Pendataan Potensi TORA;
TORA dan 2. Daftar nominative calon subyek pada lokasi potensi TORA; TORA dan 2. Daftar nominative calon subyek pada lokasi potensi TORA;
Rencana 3. Arahan Rencana Penataan Aset potensi TORA Rencana 3. Arahan Rencana Penataan Aset potensi TORA
Pengembangan 4. Rencana Pengembangan Potensi Penataan Akses Pengembangan 4. Rencana Pengembangan Potensi Penataan Akses
Penataan Akses Penataan Akses
4. Integrasi Penataan 1. Data Potensi Penataan aset dan Potensi Penataan akses di 4. Integrasi Penataan 1. Data Potensi Penataan aset dan Potensi Penataan akses di
Aset dan tingkat Provinsi Aset dan tingkat Provinsi
Penataan Akses 2. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada Menteri Agraria dan Penataan Akses 2. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada Menteri Agraria dan
Tata Ruang/KBPN mengenai: Tata Ruang/KBPN mengenai:
a.penyelesaian sengketa dan konflik agraria pada potensi a.penyelesaian sengketa dan konflik agraria pada potensi
TORA TORA
b.Potensi TORA (data matang) yang dapat ditindaklanjuti b.Potensi TORA (data matang) yang dapat ditindaklanjuti
penataan aset penataan aset
3. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada pimpinan perangkat 3. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada pimpinan perangkat
daerah atau stakeholder terkait untuk tindaklanjut penataan daerah atau stakeholder terkait untuk tindaklanjut penataan
akses. akses.
5. Rapat Koordinasi Notula (catatan hasil evaluasi) Tim Gugus Tugas Reforma Agraria 5. Rapat Koordinasi Notula (catatan hasil evaluasi) Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Akhir Akhir
6. Pelaporan Laporan Akhir penyelenggaraan GTRA Provinsi 6. Pelaporan Laporan Akhir penyelenggaraan GTRA Provinsi
11
GTRA KAB/KOTA
TUGAS
Ketua
•Bupati/Walikota • mengoordinasikan penyediaan TORA dalam
rangka Penataan Aset di tingkat
Kabupaten/Kota;
Wakil Ketua • memberikan usulan dan rekomendasi tanah-
tanah untuk ditegaskan sebagai tanah negara
•Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota sekaligus ditetapkan sebagai TORA kepada
menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri;
Ketua Pelaksana Harian • melaksanakan penataan penguasaan dan
•Kepala Kantor Pertanahan pemilikan;
• mewujudkan kepastian hukum dan legalisasi
hak atas TORA;
Anggota • melaksanakan Penataan Akses;
• melaksanakan integrasi pelaksanaan Penataan
•Anggota yang berasal dari pejabat tinggi pratama perangkat Aset dan Penataan Akses di tingkat
daerah kabupaten/kota, pejabat kantor pertanahan kabupaten/kota;
kabupaten/kota, tokoh masyarakat, dan/atau akademis.
• memperkuat kapasitas pelaksanaan Reforma
•Anggota GTRA yang berasal dari pejabat tinggi pratama
perangkat daerah kabupaten/kota merupakan perangkat Agraria di tingkat kabupaten/kota;
daerah yang membidangi urusan/ fungsi penunjang: pekerjaan • menyampaikan laporan hasil Reforma Agraria
umum dan penataan ruang, lingkungan hidup, kehutanan, Kabupaten/Kota kepada GTRA Provinsi;
transmigrasi, pertanian, kelautan dan perikanan, perumahan dan • mengoordinasikan dan memfasilitasi
kawasan pemukiman, koperasi, usaha kecil, dan menengah, penyelesaian Sengketa dan Konflik Agraria di
pemberdayaan masyarakat dan desa, perindustrian, tingkat kabupaten/kota; dan
perdagangan, energi dan sumber daya mineral, pertanahan,
keuangan, perencanaan, dan penanaman modal. • melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan legalisasi aset dan redistribusi
tanah.
GTRA Kab/Kota
13
Tugas Tim Pelaksanan Harian GTRA Kab/Kota
Susunan Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota dan deskripsi tugasnya adalah sebagai berikut:
1) Tim Sekretariat:
a) melaksanakan koordinasi dengan perangkat daerah dalam penyusunan rencana kerja Tim GTRA kabupaten/kota;
b) melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan dalam rangka mendukung kelancaran koordinasi dan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat
kabupaten/kota. Sebagai koordinator Tim Sekretariat adalah Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan.
2) Satuan Tugas Penataan Aset:
a) melaksanakan analisis penggunaan tanah dengan tata ruang, aspek fisik (kemampuan tanah), penguasaan tanah (hak atas tanah), kebijakan pembangunan,
dan sosial ekonomi pada lokasi potensi TORA yang akan ditindaklanjuti dengan kegiatan penataan aset.
b) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, verifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari pelepasan kawasan hutan,
serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat kabupaten/kota.
c) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, verifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari kegiatan legalisasi aset (PTSL)
yang masuk dalam kategori K3 di tingkat kabupaten/kota.
d) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari HGU tidak diperpanjang, tanah terlantar,
tanah negara lainnya, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat
kabupaten/kota
3) Satuan Tugas Penyelesaian Sengketa Konflik dan Tanah Transmigrasi: bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan
pelaporan data TORA yang berasal dari data Penanganan Sengketa dan Konflik Agraria dan Potensi TORA usulan daerah/masyarakat, serta berkoordinasi dengan
pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat kabupaten/kota. Selain itu satuan tugas ini juga bertugas
melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari data tanah transmigrasi, serta berkoordinasi
dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat kabupaten/kota.
4) Satuan Tugas Penataan Akses: bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, dan pengembangan rencana dan kegiatan pemberian penataan akses bagi penerima
TORA, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat kabupaten/kota. Satuan
Tugas Penataan Akses dapat beranggotakan SKPD
14
Kampung Reforma Agraria
15
Komponen Kampung Reforma Agraria
PENATAAN
PENGGUNAAN TANAH OUTCOME DAN IMPACT
16
Komponen Kampung Reforma Agraria
2. Penataan • Pendaftaran Tanah Tertib administrasi dan • minimal 50 KK sesuai dengan jumlah
Aset Sistematis Lengkap (PTSL) tertib hukum minimal anggota koperasi primer
• Redistribusi Tanah pertanahan • Sertakan informasi kegiatan, tahun
• Konsolidasi Tanah dilaksanakannya penataan aset, jumlah
• Pemanfaatan Bersama bidang tanah, sumber tanah
(pelepasan kawasan hutan, eks HGU
atau TN lainnya)
3. Penataan • Kesesuaian hak atas tanah Tertib penggunaan Lengkapi laporan dengan evidence analisis
Penggunaan • Kesesuaian tata ruang dan tanah dan lingkungan kesesuaian (sebagai contoh: dapat berupa
Tanah tata guna tanah hidup overlay peta lokasi dengan rencana tata
• Kesesuaian kemampuan ruang)
tanah
• Kesesuaian dengan kebijakan
pembangunan
17
Komponen Kampung Reforma Agraria
No Tahapan/ Bentuk Kegiatan Indikator Keterangan
Kegiatan
4. Penataan a. Unsur Penataan Fisik Tanah Peningkatan • Lengkapi laporan dengan informasi infrastruktur
Akses (infrastruktur): pendapatan apa saja yang sedang/telah dibangun
▪ Jalan subjek Reforma • Lengkapi dengan evidence berupa foto
▪ Emplasemen Agraria infrastruktur yang telah dibangun pada lokasi
▪ Fasos KRA
▪ Fasum • Lengkapi dengan informasi mengenai besarnya
▪ Demplot/lokasi anggaran untuk pembangunan dan sumber
percontohan pendanaannya
b. Penataan Akses Non • Lengkapi laporan dengan informasi ragam
Infrastruktur: penataan akses yang telah diberikan sedetil
• Kelembagaan mungkin, sebagai salah satu contoh: Bantuan
• Bantuan Bibit bibit apa yang telah diberikan, berapa
• Bantuan Modal jumlahnya, unit/dinas yang memberikan
• Pelatihan bantuan, sumber penganggarannya
• Off taker • Lengkapi laporan dengan evidence berupa foto
• Pasar Off taker maupun dokumen pendukung lainnya
• Pembangunan fisik
18
Komponen Kampung Reforma Agraria
No Tahapan/ Bentuk Kegiatan Indikator Keterangan
Kegiatan
5. Nilai Tambah Penggunaan dan pemanfaatan tanah
(Diketahui setelah optimal dan lestari
diukur
Outcome
peningkatan
pendapatan pada
tahun berikutnya)
a. Peningkatan pendapatan • pengukuran peningkatan
masyarakat yang berbasis pendapatan dilakukan
penggunaan dan pemanfaatan menggunakan data time series
Impact
tanah setelah pencanangan sebelum dan sesudah
Kampung RA pencanangan Kampung
b. Kelestarian alam terjaga Reforma Agraria
Terlaksananya pembangunan Rencana pembangunan fisik Dokumen perencanaan
fisik atau terakomodirnya terakomodir dalam dokumen APBD/APBDes/CSR yang sudah
rencana pembangunan dalam perencanaan APBD, APBDes, CSR, dll disahkan, dan beri tanda pada
APBD/CSR/dan program- bagian yang dimaksud
program lain
19
Pelaporan GTRA
B06
28 Juni – 5 Juli
Undangan Rakor
GTRA
B09
28 Sept – 5 Okt
ST Pengumpulan/
Pendataan Data
TORA
B12
28 Des – 10 Jan (T+1)
Laporan Akhir
LAPORAN GTRA
20
20
Laporan GTRA
1. Laporan triwulan I, berisi:
a. rencana kerja penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat Provinsi/Kab/Kota selama 1 tahun;
b. rencana penyerapan anggaran;
c. manajemen sumberdaya manusia;
d. SK GTRA Provinsi (evidence B04);
e. SK Tim Pelaksana Harian.
2. Laporan triwulan II, berisi:
a. kemajuan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria hingga akhir bulan Juni;
b. realisasi anggaran penyelenggaraan GTRA hingga akhir bulan Juni;
c. hambatan dan kendala yang dihadapi serta rencana penanganannya;
d. undangan rapat koordinasi tim GTRA tingkat Provinsi (evidence B06).
e. Berita Acara kesepahaman dan kesepakatan bersama mengenai arah kebijakan dan penanganan Reforma Agraria serta
penguatan kapasitas pelaksanaan Reforma Agraria di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota
3. Laporan Triwulan III, berisi:
a. kemajuan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria hingga akhir bulan September;
b. realisasi anggaran penyelenggaraan GTRA hingga akhir bulan September;
c. hambatan dan kendala yang dihadapi serta rencana penanganannya;
d. Surat Tugas Pendataan TORA tingkat Provinsi (evidence B09).
4. Laporan Akhir:
Laporan Akhir yang disampaikan merupakan laporan lengkap Hasil Penyelenggaraan Reforma Agraria berupa buku yang telah di
cetak dan soft file sebagai satu kesatuan. Dalam laporan akhir setidaknya memuat output yang dihasilkan oleh GTRA, antara lain:
a. Realisasi pelaksanaan reforma agraria tahun berjalan se-Provinsi dan Kabupaten/Kota (penataan aset dan penataan akses);
b. Rencana lokasi TORA se-provinsi dan kabupaten/kota untuk tahun berikutnya;
c. Arahan program-program penataan akses dan pemberdayaan dalam kerangka reforma agraria untuk tahun berikutnya.
d. Data by name by address hasil pelaksanaan Reforma Agraria sejak 2015, bila sudah disampaikan tahun sebelumnya, maka hanya
perlu untuk dilanjutkan.
e. Laporan success story pelaksanaan reforma agraria secara utuh (aset plus akses) beserta informasi
perubahan/perkembangan/capaian peningkatan kondisi subyek Reforma Agraria.
21
Target dan Realisasi GTRA
Provinsi 2018-2022
22
Target & Realisasi
GTRA Kabupaten dan
Kota 2019 - 2022
• Tidak mencapai target pada
tahun 2019 dikarenakan awal
pelaksanaan perpres 86/2018
yg belum tersosialisasikan
secara massif, untuk
pembentukan GTRA masih
mengalami kendala di daerah
(SK pembentukannya
ditandatangani oleh
gubernur/bupati/walikota, shg
blm ditandatangani karena
prosedur birokrasi di pemda)
• Tidak mencapai target pada
tahun 2020-2021 disebabkan
terdapat saving anggaran
karena pandemi.
SEBARAN GTRA KAB/KOTA 2023
ACEH
3 SUMUT
KALTIM
3 GORONTALO MALUT
RIAU 3
KALTENG 3 2
3 SULUT
JAMBI KEPRI KALBAR 3 SULTENG 3
3 3 3 PAPBAR
3
2
SUMBAR PAPUA
3 BABEL 2
3
BENGKULU
3 SULBAR
SUMSEL JATENG KALSEL
3 MALUKU
3 3 3 3
LAMPUNG SULSEL SULTRA
3 3 3
BANTEN
3 JABAR
D.I.Y JATIM
3 NTT
2 3 BALI
NTB 3
3
3
24
Target GTRA Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2023
Target GTRA Provinsi : 33 GTRA Provinsi
Target GTRA Kab/Kota : 92
25
Hambatan, Kendala, dan Masalah Pelaksanaan GTRA
Triwulan I Triwulan II
• Realisasi kegiatan GTRA terhambat dikarenakan Tim GTRA masih harus
• Kegiatan Rapat Koordinasi Awal GTRA Tahun menunggu data terkait Objek dan Subjek TORA dari instansi-instansi terkait.
2022 terkendala dengan berbenturan agenda Selain itu, kegiatan juga terhambat dikarenakan adanya perubahan dari Tim
kegiatan dengan Ketua Tim GTRA maupun GTRA dan Tim Pelaksana Harian GTRA.
Anggota Tim GTRA dan Tim Pelaksana Harian • Strategi : Untuk mengatasi hal ini, penting untuk meningkatkan kembali
GTRA. koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait lainnya bahwa
• Strategi : Rapat akan dibuat secara hybrid Reforma Agraria merupakan kegiatan lintas sektor dan membutuhkan kerja
(Luring & Daring) jika ketua Tim GTRA tidak sama yang solid antara setiap stake holder yang terlibat.
hadir luring maka kegiatan di Wakilkan oleh • Keterlambatan terlaksananya integrasi data oleh instansi terkait sehingga
Wakil Kepala Daerah atau Sekda setempat, berjalannya kegiatan Reforma Agraria belum berjalan secara lebih efektif
sementara bagi yang tidak bisa hadir luring dan efisien.
maka dapat mengikuti secara Daring. • Strategi : Dalam hal ini, penting untuk membentuk kerja sama yang baik
• Keterlambatan respon dari Organisasi antara setiap instansi terkait melalui sinkronisasi dan integrasi data berbasis
Perangkat Daerah (OPD) terkait data identitas internet, misalkan pembentukan basis data khusus untuk Tim GTRA, yang
diri pejabat yang masuk dalam SK Penunjukan dapat diakses lebih mudah oleh setiap pihak yang terlibat.
Pelaksana Tim GTRA menyebabkan SK • Kegiatan GTRA juga kerap kali terhambat dikarenakan kurangnya
tersebut belum dapat diajukan. komunikasi ataupun perbedaan persepsi antara pihak Tim Pelaksana Harian
• Strategi : Dipersiapkan konsep terlebih dahulu GTRA Provinsi dengan pihak Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten.
nama-nama pejabat yang akan masuk • Strategi : Oleh sebab itu, penting untuk meningkatkan intensitas komunikasi
dalam SK Tim GTRA sesuai dengan satgas serta transparansi antara setiap pihak terkait untuk menyatukan persepsi
yang dibentuk. dan menghindari masalah komunikasi yang dapat menghambat tuntasnya
kegiatan Reforma Agraria.
26
Hambatan, Kendala, dan Masalah Pelaksanaan GTRA
Triwulan III
• Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan time
schedule yang telah dibuat pada tahap persiapan dan
perencanaan, menyebabkan perlunya dilakukan
penyesuaian jadwal kegiatan.
• Adanya refocusing anggaran pada GTRA, menyebabkan
beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan.
• Strategi : Apabila terdapat kegiatan yang dimungkinkan
dilakukan secara daring maka kegiatan akan tetap
dapat dilaksanakan.
• Sulitnya mengumpulkan data untuk menganalisa
kelayakan TORA seperti tidak tersedianya data shapefile
yang akurat terkait batas wilayah administrasi lokasi TORA,
menyebabkan perlunya dilakukan kegiatan Peninjauan
Lapang.
• Strategi : Analisa kelayakan TORA apabila tidak terdapat
Shapefile yang akurat, maka dapat di Analisis melalui
interpretasi citra satelit dan tinjauan lapang.
• Adanya ketidakjelasan pada Batas Administrasi yang
menghambat pelaksanaan Pendataaan TORA.
• Strategi : Batas administrasi yang tidak jelas perlu
dilakukan overlay dari SHP RTRW Kabupaten dengan data
batas administrasi perangkat desa.
27
Perubahan Petunjuk Pelaksanan GTRA 2023
28
Perubahan Ketentuan Mengenai Konsultan Perorangan GTRA (1/2)
1 Nomenklatur Tenaga Pendukung GTRA, dengan Akun Belanja Jasa Konsultan Perorangan GTRA, dengan Akun Belanja Jasa
Konsultan (522131) Konsultan (522131)
2 Kualifikasi Strata 1 jurusan: Hukum, Perencanaan Wilayah dan Kualifikasi Sub-Professional Strata 1 jurusan: Hukum,
Kota, Geografi, Geodesi, Pertanian, Kehutanan, Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota, Geografi, Geodesi, Pertanian,
Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Teknik Kehutanan, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial,
Informatika atau jurusan lain yang disesuaikan dengan Teknik Informatika atau jurusan lain yang disesuaikan dengan
kebutuhan. Apabila kualifikasi dimaksud tidak dapat kebutuhan.
terpenuhi karena keterbatasan sumber daya manusia,
maka kriteria dapat diturunkan menjadi lulusan Diploma
3 dengan penyesuaian nilai Paket Konsultan Perorangan
GTRA berdasarkan standar wilayah setempat.
3 Gaji Besaran gaji dapat diberikan setidak-tidaknya sebesar UMP
yang berlaku, atau dapat juga diberikan sebesar harga pasar
yang berlaku, atau sebesar gaji tahun sebelumnya.
4 Biaya Personil Nilai kontrak adalah senilai biaya personil (gaji) dan dapat
dan Biaya ditambahkan klausul pada kontrak ”Selain biaya personil yang
langsung diterima, dapat memperoleh biaya langsung (direct cost) dalam
mencapai output kegiatan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan”
29
Perubahan Ketentuan Mengenai Konsultan Perorangan GTRA (1/2)
6 Klasifikasi Baku - KBLI 63111 (Kelompok ini mencakup kegiatan pengolahan dan
Lapangan Usaha tabulasi semua jenis data. Kegiatan ini bisa meliputi keseluruhan
Indonesia (KBLI) tahap pengolahan dan penulisan laporan dari data yang
disediakan pelanggan, atau hanya sebagian dari tahapan
pengolahan. Termasuk pembagian fasilitas mainframe ke klien
dan penyediaan entri data dan kegiatan pengelolaan data besar
(big data))
30
TERIMA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KASIH