Anda di halaman 1dari 28

Doc.

Pemerintah Kota Tasikmalaya


https://youtu.be/hVy9ngvIVGk










• Payung Geulis
• Kelom Geulis
• Batik Tasik
• Anyaman Mendong
• Bordir

• Pencaksilat Sanca Putih


• Kampung Silat Tasikmalaya
• Nasi Tutug Oncom
• Nasi Cikur
• Rengginang Oyek
• Kopyor
• Opak
• Saroja
• Seblak
• Pencak Silat
• Kupat Tahu Tasikmalaya
• Baso Beranak • Tari Payung Geulis
• Papais Bugis • Angklung Landung
• Rebana
• Qosidah
• Nasyid
doc:
instagram.com/@tasikoctoberfestival

dok. www.republika.co.id
NILAI-NILAI YANG TERDAPAT
PADA FILOSOFI PAYUNG GEULIS
01 02 03
GOTONG
ROYONG KEMANDIRIAN KREATIVITAS

04 05 06
MEMPERTAHAN
KAN BUDAYA CINTA
TOLERANSI
LOKAL TANAH AIR
Pengembangan Nilai Luhur Proses
Pembuatan Payung Geulis
• GOTONG ROYONG (Bekerja sama dalam proses pembuatan Payung
Geulis)
• KEMANDIRIAN (Mampu memunculkan inisiatif mandiri saat
pembuatan payung geulis)
• KREATIVITAS (Mengkreasikan payung dengan berbagai hiasan warna,
motif/ corak dan variasi)
• TOLERANSI (Menghargai hasil karya teman)
• MEMPERTAHANKAN BUDAYA LOKAL (Melestarikan Payung Geulis
sebagai ciri khas Kota Tasikmalaya)
• CINTA TANAH AIR (Proses membuat payung geulis dapat
menumbuhkan kecintaan pada Daerah lebih luasnya pada Tanah Air)
Doc. Instagram: @koropakculture






• Kurikulum Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW)
• Penetapan Kurikulum Muatan Lokal
• Festival Payung Geulis
• Ektrakurikuler Sanggar Seni Rupa
Teladan dari guru selalu pendidik dan
Pembiasaan program kaulinan pelaksana kegiatan pembiasaan.
barudak atau permainan anak yg Tidak hanya menuntut Anak tapi juga
dilaksanakan setiap pekan atau setiap memberikan contoh dalam
bulan, berkolaborasi dengan guru melaksanakan program pembiasaan.
mata pelajaran. Termasuk himbauan untuk tidak
membawa gawai saat pembiasaan.

Sosialisasi jenis permainan tradisional


Pada kegiatan literasi
serta pelestarian budaya melalui
memasukkan unsur budaya.
teknologi. Guru mengembangkan
Siswa diarahkan untuk
pembelajaran sosio kultural berbasis IT,
membaca buku Sunda atau
seperti mewarnai payung geulis
buku dengan tema permainan
menggunakan media komputer, dll.
tradisional, dll.
Sekolah mengadakan kegiatan melukis payung
geulis bersama dengan para peserta didik. Kegiatan
tahunan ini merupakan puncak dari aktivitas Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Kolaborasi antara Guru mata pelajaran Seni Budaya,
Prakarya, Bahasa Sunda, Bahasa Indonesia, IPS
dan PKn. Setiap tahun dapat bergantian kolaborasi
kegiatan tersebut, sesuai dengan rumusan tujuan
pembelajaran yang disepakati bersama.
Aktivitas ekstrakurikuler seni rupa diantaranya
membuat anyaman, pahatan serta payung geulis.
Produk Hasil karya dapat dimanfaatkan untuk hiasan
sekolah. Peserta didik yang memiliki minat dan bakat
dapat diarahkan oleh guru kelas serta guru seni
untuk mengikuti ektrakurikuler seni rupa.
Kegiatan Literasi, membaca, menyimak, memaknai dan
mempresentasikan hasil bacaan peserta didik setiap hari kamis setelah
shalat dhuha. KAMIL dapat menjadi pembiasaan positif sebagai upaya
menumbuhkan minat baca dan perkembangan literasi peserta didik.
Tema Literasi beragam mulai dari tema budaya tradisional, buku cerita
remaja, kesehatan, Religi, hingga pengetahuan dan lingkungan. Tim
Literasi setiap KAMIL bertugas bergiliran memandu peserta didik.
Kegiatan Kaulinan Barudak merupakan aktivitas rutin bulanan yang
dilaksanakan oleh guru dan peserta didik. Pada pembiasaan ini, baik
Guru maupun peserta didik, pada jam istirahat tidak diperkenankan
menggunakan Gawai untuk bermain. Setiap wali kelas membimbing
peserta didiknya untuk bermain sesuai dengan jenis permainan yang
telah disepakati.
Selain sebagai upaya melestarikan permainan traidisional, juga
membiasakan peserta didik dari ketergantungan Gawai serta
menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal.
Kegiatan pembiasaan kebersihan melalui GPBLHS (Gerakan Peduli dan
Berbudaya Lingkungan Sekolah) merupakan kegiatan membudayakan
kebersihan serta kecintaan terhadap lingkungan sekitar. Dalam
GPBLHS terdapat nilai-nilai gotong royong serta kecintaan terhadap
tanah air yang terwujud melalui kegiatan kebersihan, pemanfaatan
bahan bekas, dll. Peserta didik bersama dengan seluruh warga sekolah
melakukan aksi secara rutin dan sadar agar tertanam jiwa dari budaya
lokal yakni rasa menjaga dan melestarikan lingkungan. Peserta didik
juga diajak untuk mengenal aneka ragam unsur lingkungan (Tanaman,
Satwa serta Olahan) yang menjadi ciri khas di Tasikmalaya, Sehingga
pengetahuan kearifan lokal dapat dirasakan oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.
Payung geulis sebagai icon kearifan lokal Kota
Tasikmalaya merupakan aset budaya yang perlu
dilestarikan, salah satunya melalui pembelajaran
kontekstual di sekolah. Guru tidak hanya
menyampaikan pembelajaran saja, namun
mengimplementasikan lebih luas melalui
pembiasaan, keteladanan serta kegiatan inovatif
yang menuntun peserta didik untuk senantiasa
kreatif, mencintai budaya lokal, menciptakan
ekosistem belajar yang positif dan memperoleh
pengalaman belajar yang bermakna.
KOLABORASI INTERNAL DAN
EKSTERNAL
Dari Pihak Sekolah untuk Mencapai visi, Misi & Tujuan yang
Hendak Dicapai

AKTUALISASI
Penggunaan Budaya Setempat Di Lingkungan Sekoah atau
Pemasangan Bener 5-S Di Titik-titik Strategis Sekolah

CONTEKSTUAL THEACHING
AND LEARNING (CTL)
Penerapan Contoh Budaya Daerah pada Proses KBM

GURU MEMBERIKAN CONTOH,


MOTIVASI DAN SEMANGAT KESIMPULAN
Agar Lebih Bangga Menggunakan Budaya Daerah
PENEKANAN
KELOMPOK 1
Bahwa Masyarakat Sunda Memiliki
Semboyan
"SILIH ASIH, SILIH ASAH, SILLIH ASUH:

Yang Memiliki Arti:


• SALING MENYAYANGI
• SALING MENCERDASKAN
• SALING MELINDUNGI
Menjadi Sebuah Falsafah Hidup Kami
Sebagai Orang Sunda. Dapat Ditanamkan
Kepada Siswa Agar Terhindar dari Hal-hal
Negatif.

Anda mungkin juga menyukai