Anda di halaman 1dari 8

AKSI NYATA TOPIK 3

Gabungan uraian topik 2 dan topik 3


Aksi Nyata T.2- Kontribusi Nyata Penerapan Dasar-Dasar Pendidikan Ki
Hadjar Dewantara

Instruksi tugas: mendokumentasikan kontribusi nyata penerapan


pemikiran Ki Hadjar Dewantara di kelas dan sekolah sebagai pusat
pengembangan karakter. Pada topik ini, Aksi Nyata Anda
merupakan perwujudan dari perubahan konkret dalam proses
pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD dan konteks sosial
dan budaya di daerah Anda.

Jawab:
Lokasi daerah saya: Banda Aceh
Sekolah sasaran: SD Negeri 33 Banda Aceh
Topik: Membangun Karakter Peduli Budaya Lokal melalui
Pembelajaran Tematik

Aksi Nyata:
1. Menerapkan Teori Trikon
1. Kognitif:
a. Melakukan pembelajaran tematik tentang budaya Aceh
melalui lagu, cerita rakyat, dan permainan tradisional.
b. Mengadakan kuis dan diskusi tentang pentingnya menjaga
dan melestarikan budaya lokal.
2. Afektif:
a. Menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Aceh dengan
mengadakan pertunjukan tari dan musik tradisional.
b. Mengajarkan siswa tentang nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam budaya Aceh.
3. Psikomotorik:
a. Melatih keterampilan siswa dalam membuat kerajinan
tangan khas Aceh.
b. Melatih siswa untuk menggunakan bahasa Aceh dalam
percakapan sehari-hari.
2. Menumbuhkan Daya Cipta, Daya Rasa, dan Daya Karsa
1. Daya Cipta:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat
cerita rakyat versi mereka sendiri.
b. Merancang dan membuat karya seni yang terinspirasi dari
budaya Aceh.
2. Daya Rasa:
a. Mengadakan kegiatan bakti sosial untuk membantu
masyarakat yang kurang mampu di sekitar sekolah.
b. Melatih siswa untuk memiliki rasa empati terhadap orang
lain.
3. Daya Karsa:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memimpin
kegiatan pertunjukan budaya.
b. Mendorong siswa untuk membuat proyek kecil tentang
pelestarian budaya Aceh.
3. Metode Sistem Among
1. Guru sebagai pamong:
a. Menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa dalam proses
pembelajaran.
b. Memberikan contoh yang baik kepada siswa dalam
menjaga dan melestarikan budaya Aceh.
2. Ing ngarsa sung tuladha:
a. Berpakaian dengan pakaian adat Aceh di sekolah.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan budaya Aceh di masyarakat.
3. Ing madya mangun karsa:
a. Memberikan dorongan dan semangat kepada siswa untuk
belajar dan berkembang.
b. Mendorong siswa untuk berkreasi dan berinovasi dalam
melestarikan budaya Aceh.
4. Tut wuri handayani:
a. Memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa yang
mengalami kesulitan.
b. Memberikan feedback yang positif dan konstruktif kepada
siswa.
4. Membentuk Pribadi yang Mandiri
1. Mendidik siswa untuk bertanggung jawab atas tugas dan
belajarnya.
a. Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan
tentang budaya Aceh.
b. Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil belajarnya
di depan kelas.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil
keputusan dan menyelesaikan masalahnya sendiri.
a. Membentuk kelompok belajar untuk membahas masalah
budaya di sekitar sekolah.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memimpin
kegiatan pelestarian budaya.
3. Membangun kepercayaan diri siswa agar berani tampil dan
berprestasi.
a. Memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dan
berprestasi dalam melestarikan budaya.
b. Mendorong siswa untuk mengikuti lomba-lomba tentang
budaya Aceh.
5. Pendidikan Harus Relevan dengan Kehidupan
1. Mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
a. Mengadakan kunjungan ke museum dan situs budaya
Aceh.
b. Mempelajari tentang adat istiadat dan tradisi masyarakat
Aceh.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan ilmu
yang diperolehnya di luar sekolah.
a. Mendorong siswa untuk mengajak keluarga dan
masyarakat untuk menjaga dan melestarikan budaya
Aceh.
b. Melakukan kampanye tentang budaya Aceh di media
sosial.
Kontribusi Nyata:
Penerapan dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara diharapkan
dapat memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan di SD Negeri 33
Banda Aceh, antara lain:
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa
tentang budaya Aceh.
2. Membentuk karakter siswa yang berbudi pekerti luhur,
berwawasan kebangsaan, dan peduli budaya lokal.
3. Mempersiapkan siswa untuk menjadi generasi penerus bangsa
yang cerdas, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab terhadap
pelestarian budaya.
Dokumentasi:

Kesimpulan:
Penerapan dasar-dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara merupakan
langkah yang tepat untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas
dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
OBSERVASI PEMAHAMAN IDENTITAS MANUSIA
DI SD NEGERI BANDA ACEH
AKSI NYATA TOPIK 3

Oleh

ROVINAYANTI

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PRAJABATAN STUDI PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA
BANDA ACEH 2024
OBSERVASI MAHASISWA

“ Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan symbol yang ada di ekosistem sekolah
dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap
kebhinekatungalikaan ”

Berdasarkan hasil observasi di SD NEGERI 33 Banda Aceh selama PPL PPG


Prajabatan Tahun 2024, terungkap bahwa sekolah tersebut memiliki keberagaman, baik dari
segi suku bangsa maupun budaya. Meskipun terdapat perbedaan ini, harmoni tetap terjaga,
dan keberagaman ini malah menjadi landasan untuk memupuk sikap toleransi dalam
pendidikan di SD Negeri 33 Banda Aceh. Contohnya, dalam proses pembelajaran,
perbedaan antara peserta didik dan tenaga pendidik tidak menjadi hambatan, mencerminkan
semangat kebhinekatunggalikaan. Penerapan kebhinekatunggalikaan juga terlihat melalui
pajangan gambar Presiden dan Wakil Presiden Indonesia saat ini, serta simbol-simbol
nasional seperti burung Garuda dan Pancasila yang terpampang di setiap ruang kelas di SD
Negeri 33 Banda Aceh. Hal ini menunjukkan komitmen sekolah dalam menciptakan
atmosfer inklusif dan mendorong kesadaran akan identitas bangsa. Observasi dan PPL di SD
Negeri 33 Banda Aceh, identitas manusia Indonesia tercermin melalui keberagaman suku
bangsa, budaya, dan bahasa yang ada di antara peserta didik dan anggota sekolah lainnya.
Penerapan nilai-nilai Pancasila juga terlihat dalam berbagai kegiatan yang dijalankan di
sekolah tersebut, menegaskan semangat persatuan dan kesatuan dalam pendidikan.

Identitas unik manusia Indonesia tercermin dari keanekaragaman yang dimiliki


negara ini, baik dalam hal etnis, budaya, bahasa, agama, maupun adat istiadat. Indonesia,
sebagai sebuah negara, mengusung Pancasila sebagai dasar, dengan burung Garuda sebagai
lambangnya, dan semboyan "Bhineka Tunggal Ika," yang mengajarkan bahwa meskipun
berbeda-beda, kita tetap satu. Pentingnya pendidikan dalam membimbing peserta didik
untuk menerapkan makna semboyan tersebut dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa
diabaikan. Lingkungan sekolah menjadi tempat yang nyata bagi peserta didik untuk
mengenal dan memahami keragaman Indonesia, seperti suku, agama, tradisi, dan bahasa
daerah dari teman-teman sekelas dan sesekolah. Selain itu, saya juga menemukan berbagai
kegiatan yang mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan, seperti membaca do'a
bersama sebelum dan sesudah pembelajaran, melaksanakan imtaq setiap pagi Jumat dengan
membaca yasin bersama, dan sholawat bersama, serta kegiatan P5 setiap hari Sabtu. Gotong
royong juga menjadi kebiasaan yang dijaga, mencerminkan semangat kebersamaan dan
saling membantu dalam komunitas sekolah.
“Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila
yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia”

Sila pertama "kebutuhan yang maha esa mengandung makna bahwa bangsa Indonesia
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Nilai yang terkandung di sekolah adalah:

1. Melakukan do'a sebelum dan sesudah belajar


2. Membaca kitab suci setiap sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dan imtaq
setiap hari jum'at
3. Sholat zuhur berjamaah di jam istirahat kedua
4. Memperingati hari-hari besar Islam
5. Menghormati dan menghargai teman yang berbeda agama dengan kita
6. Merawat tanaman di sekolah sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah Tuhan
7. Tidak mengganggu temannya saat sedang beribadah

Sila kedua "kemanusiaan yang adil dan beradab" mengandung makna sebagai bangsa
Indonesia harus memiliki pemahaman diri, menghargai kesetaraan derajat agar dapat saling
menyayangi dan menjaga sesama manusia. Bangsa Indonesia juga harus memiliki sikap
beradab dalam bersosialisasi. Nilai- nilai sila kedua yang terkandung disekolah adalah:

1. Menghormati guru di sekolah serta warga sekolah


2. Menghargai semua teman baik adik kelas maupun kakak kelas
3. Saling bekerja samadan tolong menolong

Sila ketiga "persatuan Indonesia" mengandung makna suatu usaha menuju persatuan
rakyat dalam Negara kesatuan republic Indonesia. Nilai yang terkandung di sekolah adalah:

1. Menggunakan bahasa Indonesia


2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum pembelajaran dimulai
3. Mengikuti upacara bendera dengan khidmat
4. Bangga serta berani tampil sebagai pelaksana upacara bendera
5. Bangga terhadap keragaman yang ada di Indonesia

Sila keempat "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan mengandung makna pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat. Nilai yang terkandung
pada si ke 4 di sekolah adalah:
1. Bekerja sama dan mempertanggungjawabkan hasil musyawarah bersama
2. Menghargai hasil musyawarah kelas atau kelompok
3. Menerima kritikan dan teman-teman kelompok
4. Mau mendengarkan pendapat guru, teman kelas, maupun teman kelompok
5. Ikut serta dalam pemilihan ketua kelas dan perangkat kelas

Sila kelima "keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia" mengandung makna
tujuan bangsa Indonesia adalah tercapainya masyarakat adil dan makmur secara lahir dan
batin. Nilai yang terkandung pada sila ke-5 di sekolah adalah:

1. Menghargai hasil kerja teman


2. Menghormati hak masing-masing teman dikelas.
3. Bekerjasama untuk menciptakan suasana kelas yang aman dan kondusif
4. Tidak membeda-boadkan teman
5. Bersikap adil dengan semua teman di sekolah

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diperluas pemahaman bahwa SD Negeri 33
Banda Aceh tidak hanya menerapkan kebhinekatunggalikaan secara formal, tetapi juga
telah secara efektif mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam dinamika
pembelajaran. Adanya upaya nyata seperti do'a bersama, kegiatan imtaq, dan gotong
royong mencerminkan komitmen sekolah untuk memupuk semangat persatuan dalam
keanekaragaman. Dengan demikian, pendidikan di SD Negeri 33 Banda Aceh tidak
hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter yang
berlandaskan nilai-nilai luhur bangsa.

Anda mungkin juga menyukai