Anda di halaman 1dari 3

Ilmu Penanganan

1. 5 Faktor penyebab cidera olahraga:


- Kondisi Individu
a) Umur (Diatas 30 akan menurun)
b) Jenis Kelamin (Wanita lebih rentan)
c) Karakter (Emosional/ambisius lebih beresiko)
d) Pengalaman (Pemula lebih rentan)
e) Pemanasan (Kurang/tidak siap lebih rentan)
f) Kebugaran dan Recovery (Tidak sehat, lelah, BBB, lebih rentan)
g) Warm-Up
h) Nutrisi
- Sarana
a) Eksternal (Licin, tidak rata, lebih rentan)
b) Internal (Sepatu, Kostum, Kosmetik)
- Lingkungan (Suhu dan Kelembaban udara)
- Ancaman (Psikis dan Mental)
- Kesalahan Teknik

2. 3 Tipe Cedera Olahraga:


- Strain,
Pada otot karena over-used atau over-stretch
- Sprain (Keseleo),
Pada ligamen karena over-used atau over-stretch
- Contusio (Hematoma),
Benturan benda tumpul (memar)
- Dis-location,
Pergeseran sendi disertai kerusakan ligamen dan jaringan sekitar
- Fracture (Patah tulang),
Terbuka dan tertutup
- Muscle cramp (Kram otot),
Kelelahan disertai gangguan sirkulasi darah
- Heat exhaustion (Sengatan panas),
Kelelahan berlebih penyebab gangguan pembuluh darah otak (heat stroke)
- Luka,
Hilangnya (diskontinuitas) jaringan menyebabkan jaringan dalam terpapar dengan
luar

3 macam cedera olahraga:


- Cedera ringan,
Cedera yang tidak diikuti kerusakan yang berarti pada jaringan tubuh (kekakuan dan
kelelahan otot)
- Cedera berat,
Cedera yang serius, dimana dijumpai adanya kerusakan pada jaringan tubuh
(Robeknya otot, ligamen maupun fraktur )
- Cedera Kronis (Over-use Injury),
Terjadi dalam jangka lama karena merupakan pengulangan cedera lama
- Cedera Akut (Traumatic Injury),
Terjadi dalam keadaan baru dan dapat dilihat faktor penyebabnya
- Inflamasi (Peradangan),
Respon tubuh terhadap cedera untuk memulihkan jaringan

3. RICE dalam penanganan cidera olahraga yang merupakan singkatan dari Rest, Ice,
Compression dan Elevation adalah metode pengobatan yang biasanya dilakukan
untuk cedera akut, khususnya cedera jaringan lunak (sprain maupun strain). Metode
terapi RICE ini dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera sampai
dengan ±48 jam setelah cedera terjadi. Metode RICE bermanfaat membantu
penyembuhan jaringan setelah mengalami cedera dan mencegah cidera lebih lanjut.
- Rest (0-72 Jam),
Mengistirahatkan bagian tubuh yang cidera
- Ice (0-48 Jam)
Kompres es segera bagian trauma. (Tdk lebih dari 10-15 min, 3-4x per hari
dengan interval 30 min). Pada 48-72 jam bisa diberikan water contrast impression
(Dingin, Panas, Sedikit Dingin)
- Compression
Memberikan tekanan pada jaringan yang mengalami cidera dengan pembalutan
- Elevation
Menaikkan bagian yang cidera lebih tinggi dari jantung untuk membantu
mendorong cairan keluar dari daerah pembengkakan

4. Tindakan Preventif yang tidak boleh diberikan (Do-Not) pada saat cedera olahraga
adalah HARM:
- Heat (Panas),
Saat cedera (0-48 jam), pemberian panas (obat analgesic, balsam, parem
kocok, jahe, merica, sauna, berendam air panas) sangat tidak dianjurkan,
karena panas yang terbentuk akan membuat pembuluh darah semakin
melebar, ligament semakin mengendur dan akan terjadi efek fisiologis
negative lainnya dan semakin bengkak.
- Alcohol (Alkohol),
Kebiasaan minum/merendam bagian cidera dengan alkohol, semakin
meningkatkan pembengkakan serta memperlambat proses penyembuhan.
- Running (Bergerak),
Bila belum sembuh total akan menimbulkan cedera baru. Harus dengan
rekomendasi dan pendampingan dari fisiotherapist.
- Massase (Pemijatan),
Akan meningkatkan aliran darah, makin bengkak, jaringan semakin rusak,
robekan makin lebar. Boleh diberikan setelah 48-72 jam dan tidak pada
daerah cedera namun disekitar cedera.
5. Pada saat terjadi cedera ligamentum (ankle), terjadi kerusakan jaringan yang dapat
menyebabkan peregangan atau robekan pada ligamen (bagian/jaringan yang
membantu menyatukan tulang pergelangan kaki). Manipulasi yang tepat digunakan
adalah manipulasi dingin karena bermanfaat mengurangi kerusakan jaringan dengan
jalan mengurangi metabolisme lokal sehingga kebutuhan oksigen menurun.

6. Cold Theraphy adalah metode terapi pemanfaatan dingin menggunakan Nitrogen


dengan suhu sangat ekstrim (dengan suhu 3,5 °C selama 10 menit) digunakan untuk
mengobati nyeri (menurunkan kepekaan saraf terhadap rangsang nyeri) , bengkak,
peradangan dan mengurangi kerusakan jaringan dengan jalan mengurangi
metabolisme lokal sehingga kebutuhan oksigen menurun, serta mengurangi tingkat
metabolisme sel sehingga limbah metabolisme menjadi berkurang.

Anda mungkin juga menyukai