Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Survei kecepatan kapal ASDP adalah survey yang dilakukan untuk mengetahui
kecepatan tempuh sesaat yaitu besarnya kecepatan yang dialami kapal saat melintasi
ruas alur tertentu yang diperoleh dengan membagi besarnya jarak tempuh tertentu
dengan rentang waktu yang digunakan. secara sederhana, kecepatan tempuh kapal
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kecepatan tempuh rata-rata, kecepatan tempuh
sesaat atau kecepatan titik (spot speed).

Untuk catatan, survei kecepatan rata-rata harus dilakukan pada jalur perjalanan
yang biasa dilalui kapal sejak titik awal keberangkatan hingga akhir. Sementara itu,
untuk survei kecepatan sesaat harus dilakukan pada ruas alur pelayaran dengan
ketentuan harus berada pada ruas alur yang lurus karena pada tikungan/ruas yang
berliku-liku, kapal cenderung bakan mengurangi kecepatannya serta harus berada pada
tempat yang tidak memiliki hambatan alami maupun buatan seperti adanya gelombang,
angin melintang maupun jeram;

Kegiatan survei harus dilakukan secara tersembunyi dan tidak diketahui oleh
pengemudi kapal karena apabila survei terlihat menyolok maka pengemudi kapal
cenderung akan mengurangi kecepatannya karena tertarik perhatiannya ataupun
mengira ada razia sehingga khawatir dirinya telah mengemudikan kapal terlalu cepat.

Maka modul ini dibuat, agar peserta didik dapat memahami Survei kecepatan kapal
ASDP

12-1
PETA KONSEP

Pengantar Materi
Survei

Tujuan Data

Target Data Mampu mengumpulkan


Survei Kecepatan dan mengolah data hasil
Kapal ASDP Survei kecepatan kapal
ASDP
Perencanaan Survei

Lokasi dan Waktu


Survei

Tata Cara Survei

Pengolahan dan
Analisa Data

12-2
SURVEY KECEPATAN KAPAL ASDP

A. PENGANTAR MATERI SURVEY

Kecepatan kapal dapat diartikan sebagai perbandingan atau hasil bagi antara besarnya
jarak yang ditempuh suatu kapal yang berlayar dengan lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk menempuh jarak tersebut pada suatu alur tertentu.
Pada kenyataannya, sesuai dengan kondisi di lapangan, kapal akan berlayar dengan
besar kecepatan yang berbeda-beda karena pada saat kondisi alur yang lurus dan sepi maka
kapal cenderung berkecepatan lebih tinggi disbanding apabila berada pada kondisi tikungan
atau daerah rawan kecelakaan lainnya. Secara sederhana, kecepatan tempuh kapal tersebut
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. kecepatan tempuh rata-rata;
2. kecepatan tempuh sesaat atau kecepatan titik (spot speed).
Kecepatan tempuh rata-rata adalah besarnya kecepatan kapal yang diperoleh dengan
membagi besarnya jarak tempuh total yang dilayari kapal dengan lamanya waktu tempuh
total. Dalam hal ini, bukan berarti kapal berlayar dengan kecepatan tempuh rata-rata tersebut
karena dalam kenyataannya kapal akan mengalami percepatan dan perlambatan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan.
Adapun kecepatan tempuh sesaat adalah besarnya kecepatan yang dialami kapal sat
melintasi ruas alur tertentu yang diperoleh dengan membagi besarnya jarak tempuh tertentu
pada suatu bagian ruas pada alur pelayaran dengan rentang waktu yang digunakan.
Besarnya jarak tempuh tersebut umumnya sangat terbatas yang berkisar antara 50 m hingga
200 m sehingga seringkali dikatakan bahwa kecepatan tersebut berlangsung hanya sesaat
pada bagian ruas alur pelayaran tersebut yang dianggap sebagai kecepatan yang melewati
suatu titik pada alur.
Kecepatan sesaat inilah yang terjadi sebenarnya pada alur pelayaran tertentu. Tentunya
kecepatan sesaat ini akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi alur pelayaran dimana pada
bagian yang lurus dan aman maka kecepatan sesaat akan cenderung lebih besar.
Survei sebaiknya dilakukan pada semua jenis kapal. Apabila tidak memungkinkan, survei
dapat dilakukan pada beberapa jenis kapal yang sering melintas yaitu yang dominan dalam
data volume lalu lintas harian.

12-3
Gambar Error! No text of specified style in document..1 Pergerakan Kecepatan Kapal

B. TUJUAN DATA

Data kecepatan kapal amat berguna dalam berbagai hal seperti :


1. Sebagai acuan dalam perencanaan dimensi alur pelayaran
2. Sebagai dasar dalam analisa tingkat kecelakaan
3. Sebagai dasar dalam menentukan kondisi kepadatan lalu lintas
4. Sebagai dasar dalam menganalisa tingkat pelayanan kapal
5. Sebagai dasar dalam merencanakan jaringan lalu lintas
6. Sebagai dasar dalam merencanakan tarif dsb

C. PERENCANAAN SURVEY

Dalam membuat perencanaan survei ini, para perencana harus menggunakan


pemikiran, logika, pengalaman dan perasaan agar rencana survei tersusun secara baik.
Para perencana juga harus melibatkan pendapat dan pemikiran serta masukan dari pihak
lain serta memperhatikan dengan seksama kondisi obyek survei berdasarkan data yang
tersedia. Secara umum survei dilakukan dalam beberapa tahapan, yakni :

Membuat desain survei


Tahap kedua adalah membuat desain survey yaitu :
1. Ruang Lingkup Obyek & Lokasi Survei
Berisi penjelasan singkat mengenai tempat kegiatan survei berlangsung. Bila
memungkinkan, tetapkan pula batasan wilayah studi, cakupan data dan seberapa
detail ketelitian data yang akan disurvei.

2. Metode Survei
Survei ini dilaksanakan bisa menggunakan Data primer dimana pengumpulan data
dengan cara melakukan pengamatan dan pengisian formulir.

3. Organisasi Tim Surveyor


Berisi gambaran mengenai jumlah surveyor, struktur hierarki organisasi tim,
gambaran tugas masing-masing personil tim dan pembagian giliran kerja/shift.
Jumlah surveyor menyesuaikan dengan jumlah institusi responden yang akan
disurvey. Idealnya, satu surveyor hanya dibebankan untuk melakukan survey pada
12-4
1 shif survey selama maksimal 6 jam untuk efektivitas dan akurasi survey.

4. Anggaran Biaya Survei (Rencana Anggaran Biaya / RAB)


Berisi gambaran mengenai rincian serta besarnya dana yang diperlukan. Sebaiknya
dibuat selogis mungkin dan disertai dengan alokasi untuk biaya tak terduga sebesar
sekitar 10 % dari total biaya survei. Dapat pula disertakan sumber-sumber dana
yang akan menjadi pendukung kegiatan.

5. Jadwal Pelaksanaan
Berisi gambaran mengenai jadwal waktu dan durasi/lamanya pelaksanaan survei.
Sebaiknya dibuatkan jadwal rinci yang berupa diagram batang (bar chart – lihat
contoh) maupun diagram alir (flow chart) pelaksanaan.

6. Peralatan dan Logistik Survei


Berisi gambaran mengenai jenis, jumlah dan spesifikasi peralatan dan
perlengkapan yang diperlukan. Peralatan Survei utama yang diperlukan adalah
formulir survey, alat tulis, dan alat dokumentasi foto.Lengkapi pula dengan hal-hal
penunjang lainnya seperti persediaan makanan dan minuman maupun fasilitas lain.
Hal ini termasuk juga kostum dan perlengkapan yang akan dikenakan surveyor,
mobilisasi (pengangkutan) surveyor dll

D. METODE SURVEI

Secara umum, data yang penting untuk didapatkan dalam survei ini adalah data jarak
tempuh dan data waktu saat berada di titik awal serta data waktu saat berada di titik akhir
untuk mendapatkan selang waktu tempuh. Adapun survei tersebut dilakukan dengan metode
pengukuran sebagai berikut :
1. Kecepatan Rata-Rata
Survei kecepatan rata-rata kapal dilakukan dengan metode pengukuran dimana
surveior ikut berlayar dengan kapal dan mencatat waktu/saat sejak kapal
meninggalkan dermaga/pelabuhan di tempat asal hingga kapal tiba di
dermaga/pelabuhan di tempat tujuan. Lamanya waktu tempuh perjalanan kapal
diperoleh dengan mencari selang/selisih waktu antara kapal tiba di tujuan dan
berangkat dari tempat asal. Untuk jarak yang dekat, diupayakan agar pencatatan
waktu dilakukan secara detail yaitu meliputi jam, menit dan detik sehingga
pengukuran dengan menggunakan jam digital. Adapun waktu yang dipergunakan
oleh kapal untuk berhenti sesaat karena berbagai hambatan/tundaan seperti karena
ombak ataupun berpapasan dengan kapal besar juga harus dimasukkan pada waktu
tempuh.
Selanjutnya perlu juga diketahui jarak tempuh perjalanan sejak kapal berangkat
hingga tiba. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengukur jarak di darat dengan
menyusuri tepi sungai yang dilintasi kapal dengan mempergunakan meteran ataupun
bacaan odometer (meteran pada papan panel kendaraan yang menunjukkan jarak
yang telah dilalui roda kendaraan) yang ada pada kendaraan bermotor. Jarak tempuh
pada alur pelayaran juga dapat dihitung dari peta dengan mempergunakan mistar
dan untuk kemudian dikonversi sesuai dengan skala peta. Untuk alur pelayaran yang
berliku-liku dapat diukur dengan bantuan benang yang ditempelkan pada alur
pelayaran yang dilintasi pada peta pelayaran tersebut untuk kemudian diukur dengan
mistar ataupun dengan menggunakan bantuan alat planimeter.
Adapun kecepatan tempuh rata-rata diperoleh dengan membagi jarak tempuh total
dengan waktu tempuh total. Kecepatan ini dapat dinyatakan dalam km/jam ataupun
m/s namun satuan kecepatan kapal yang paling sering digunakan adalah knot yang
setara dengan 1 mil laut/jam atau 0,514 m/s (1 mil laut = 1852 meter).Perlu

12-5
diperhatikan juga bahwa kapal akan menempuh kecepatan yang berbeda antara
perjalanan yang menuju hilir dengan perajalanan yang berasal hilir (karena
berlawanan ataupun searah dengan arus) sehingga survei kecepatan harus
dilakukan untuk kedua arah tersebut.
Mengingat waktu tempuh setiap kapal dengan jenis yang sama mungkin saja
berbeda maka survei harus dilakukan dengan mengambil beberapa sampel kapal
dari jenis yang sama untuk kemudian dicari waktu tempuh rata-ratanya. Adapun
untuk meyakinkan kita bahwa data tersebut telah diambil secara baik, perlu dicari
nilai kovariannya yaitu perbandingan antara nilai standar deviasi dan rata-rata yang
sebaiknya tidak lebih besar dari 0,20.

2. Survei Kecepatan Titik/Sesaat

Survei kecepatan sesaat kapal dilakukan dengan metode pengukuran dimana


surveior akan mencatat selang waktu yang diperlukan oleh suatu kapal dari jenis yang
sama yang untuk menempuh suatu jarak tertentu (umumnya berkisar antara 50 m
hingga 200 m). Selang waktu tersebut diperoleh dengan mencatat waktu saat kapal
melewati titik awal A (tA) dan kemudian waktu saat kapal melewati titik akhir B (tB)
dimana selang waktu tersebut dirumuskan sebagai tB - tA. Untuk ketepatan
perhitungan, pencatatan waktu harus dilakukan dengan menyertakan angka yang
berupa detik dan menit sehingga diperlukan jam digital yang memiliki keterangan
detiknya.
tA = 07.06.44 tB = 07.08.50

Obyek

50 s/d 200m
A B
tB - tA = 02’06”
Gambar Error! No text of specified style in document..2 Contoh Perhitungan Kecepatan
Kapal
Pelaksanan pencatatatan waktu dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :
a. Titik A dan B masing-masing terdapat dua orang surveior (sehingga totalnya adalah 4
orang) dimana pada masing-masing titik surveior pertama akan memperhatikan kapal
yang menjadi obyek survei dan memberi tanda kepada surveior kedua untuk
mencatat waktu apabila kapal telah melewati titik yang diamati. Metode ini adalah
metode yang paling akurat untuk digunakan.

b. Titik A terdapat seorang surveior dan titik B terdiri dari dua orang surveior atau
sebaliknya (sehingga totalnya adalah 3 orang) dimana dua orang surveior akan
memperhatikan kapal dan satu orang bertugas mencatat. Untuk itu, surveior
pengamat kapal di titik A dan B akan memperhatikan kapal yang menjadi obyek
survei dan memberi tanda kepada surveior pencatat untuk mencatat waktu dan
apabila kapal telah melewati titik yang diamati. Karena surveior pencatat waktu hanya
berada pada salah satu titik, maka surveior pengamat kapal yang tidak berada pada
satu pos dengan surveior pencatat waktu harus memberikan tanda kepada surveior
pencatat waktu tersebut dengan mengangkat tangan/bendera, membunyikan peluit,
12-6
berteriak ataupun memberikan tanda lainnya yang mudah dilihat. Segera setelah
surveior pengamat memberikan tanda, pencatat waktu harus segera mencatat waktu
pada blangko survei.

c. Titik A dan B masing-masing terdapat seorang surveior (sehingga totalnya adalah 2


orang) dimana surveior masing-masing titik akan memperhatikan kapal yang menjadi
obyek survei dan untuk mencatat waktu apabila kapal telah melewati titik yang
diamati. Dengan demikian pada kedua titik, masing-masing surveior harus bertugas
sebagai pengamat kapal dan sekaligus pencatat waktu. Apabila hanya terdapat
ssebuah alat penunjuk waktu (jam tangan dll) maka hal tersebut dapat diatasi dengan
menugaskan surveior pada salah satu titik sebagai pengamat kapal sekaligus
pencatat waktu dan surveior di titik lain hanya sebagai pengamat kapal yang wajib
memberi tanda kepada surveior pencatat waktu sebagaimana pada metode
sebelumnya.

d. Apabila hanya terdapat seorang surveior maka hal ini dapat diatasi dengan
menggantikan surveior pengamat kapal dengan sebuah alat yang bernama enoskop.
Alat tersebut merupakan sebuah kotak yang berisi dua buah cermin datar yang
ditempatkan dengan sudut tegak lurus (900) sehingga kita dapat mengamati kapal
yang telah melewati titik A (atau B) dengan memperhatikan enoskop. Kelemahan dari
metode ini adalah surveior harus memperhatikan enoskop secara teliti dan terkadang
bayangan kapal yang melintas tidak dapat ditangkap oleh enoskop.

e. Cara yang lebih baik lagi adalah dengan menggunakan alat perekam yang memiliki
keterangan waktu perekaman seperti handycam sehingga tugas pengamat dan
pencatat waktu dapat digantikan sekaligus oleh alat perekam tersebut di masing-
masing titik. Setelah pengambilan gambar dilakukan, kapal yang lewat dan waktunya
dapat diperhatikan dan dicatat dengan memutar film tersebut secara berulang-ulang
sehingga data yang didapat akan lebih akurat. Kelemahan cara ini adalah alat
perekam amat rawan terhadap kondisi cuaca, gangguan tangan jahil dan kendala
teknis seperti pencatat waktu otomatis tidak bekerja atau bahkan terkadang gambar
tidak rterekam secara baik sehingga harus diadakan survei ulang.

Mengingat waktu tempuh setiap kapal dengan jenis yang sama mungkin saja berbeda
maka survei harus dilakukan dengan mengambil beberapa sampel kapal dari jenis yang
sama untuk kemudian dicari waktu tempuh rata-ratanya. Adapun untuk meyakinkan kita
bahwa data tersebut telah diambil secara baik, perlu dicari nilai kovariannya yaitu
perbandingan antara nilai standar deviasi dan rata-rata yang sebaiknya tidak lebih besar dari
0,20.

12-7
Lampiran 1 Formulir Survey Kecepatan Kapal di Alur Pelayaran
Formulir Kecepatan Kapal di Alur Pelayaran

Jenis Waktu Melewati Waktu Tempuh


Sampel Ke Cuaca
Kapal Titik A Titik B ( tA – tB )
1
2
3
4
Jenis Waktu Melewati Waktu Tempuh
Sampel Ke Cuaca
Kapal Titik A Titik B ( tA – tB )
1
2
3
4
Jenis Waktu Melewati Waktu Tempuh
Sampel Ke Cuaca
Kapal Titik A Titik B ( tA – tB )
1
2
3
4
Jenis Waktu Melewati Waktu Tempuh
Sampel Ke Cuaca
Kapal Titik A Titik B ( tA – tB )
1
2
3
4
Jenis Waktu Melewati Waktu Tempuh
Sampel Ke Cuaca
Kapal Titik A Titik B ( tA – tB )
1
2
3
4
Jenis Waktu Melewati Waktu Tempuh
Sampel Ke Cuaca
Kapal Titik A Titik B ( tA – tB )
1
2
3
4
Jenis Waktu Melewati Waktu Tempuh
Sampel Ke Cuaca
Kapal Titik A Titik B ( tA – tB )
1
2
3
4

12-8
E. PRA SURVEY

Sebelum pelaksanaan survei, para personil inti dan penanggung jawab harus tiba di
lokasi survei paling lambat 3 hari sebelum survei dilaksanakan sebagai sarana untuk
mengetahui gambaran mengenai lokasi survei maupun obyek penelitian secara umum. Hal
ini amat penting untuk memeriksa lokasi survei agar dapat diantisipasi setiap hal-hal yang
dapat mengganggu jalannya survei serta untuk mengecek kesiapan akhir yang menjadi
lingkup tanggung jawabnya.
Dalam hal ini, dapat dikumpulkan data sekunder sementara yang bisa diperoleh. Selain
itu, bisa juga diketahui pemilihan dan penentuan rencana titik lokasi surveyor.
Dalam hal ini bisa juga dilakukan gladi survey atau uji coba survey. Kegiatan ini
sebaiknya dilakukan pada lokasi penelitian yang direncanakan dengan mengerahkan
sedikitnya 10 % dari kekuatan tim yang sesungguhnya untuk melaksanakan skenario/desain
teknis pelaksanaan yang telah kita rancang sebelumnya. Ada baiknya apabila
memungkinkan untuk melibatkan seluruh personil tim, namun sudah cukup memadai apabila
kita melibatkan seluruh personil tim inti terutama para panitia kerja tim survei dan para
penanggung jawab serta personil lain yang memegang peranan inti dan beberapa tenaga
surveyor dimana semua personil harus melakukan kegiatan dan tugas yang telah
dibebankan seolah-olah melaksanakan kegiatan sebagaimana mestinya.
Kegiatan persiapan survei ini dapat dilaksanakan selama beberapa jam saja pada
waktu yang dianggap mewakili seluruh data dan pada jam-jam puncak terjadinya data
dengan jumlah maksimum. Selama kegiatan persiapan survei, masing-masing personil harus
berlatih melaksanakan tugas masing-masing serta memperhatikan dan mencatat secara
seksama hal-hal yang dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan sebagai bahan dalam
mengevaluasi perencanaan survei. Dengan demikian, diharapkan agar pelaksanaan survei
yang sesungguhnya dapat berjalan dengan baik dan optimal.
Setelah kegiatan persiapan survei dilakukan, masing-masing personil harus
menyampaikan semua bahan masukan terutama kendala yang terjadi kepada
atasan/koordinator masing-masing untuk kemudian dilaporkan dalam rapat para personil inti
untuk mengevaluasi rencana yang telah dibuat. Apabila dipandang perlu maka harus
diadakan revisi/perbaikan terhadap rencana survey yang disusun dan revisi tersebut harus
diberitahukan kepada para personil dan pihak yang terkait.

F. LOKASI DAN WAKTU SURVEY

Survei kecepatan rata-rata harus dilakukan pada jalur perjalanan yang biasa dilalui
kapal sejak titik awal keberangkatan hingga akhir. Sementara itu,survei kecepatan sesaat
harus dilakukan pada ruas alur pelayaran dengan ketentuan sbegaai berikut:
1. harus berada pada ruas alur yang lurus karena pada tikungan/ruas yang berliku-liku,
kapal cenderung bakan mengurangi kecepatannya;
2. harus berada pada tempat yang tidak memiliki hambatan alami maupun buatan
seperti adanya gelombang, angin melintang maupun jeram;
3. kegiatan survei harus dilakukan secara tersembunyi dan tidak diketahui oleh
pengemudi kapal karena apabila survei terlihat menyolok maka pengemudi kapal
cenderung akan mengurangi kecepatannya karena tertarik perhatiannya ataupun
mengira ada razia sehingga khawatir dirinya telah mengemudikan kapal terlalu
cepat.
Survei harus dilakukan pada waktu kegiatan operasional kapal secara normal
berlangsung karena pada prinsipnya kita harus mengambil data kecepatan kapal yang biasa
ditempuh oleh kapal. Agar survei dapat mencatat sampel kapal dengan baikmaka survei
perlu dilakukan pada jam sibuk (dari data hasil survei volume lalu lintas) dimana kapal sering
lewat.

12-9
G. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Setelah pengumpulan data ke lapangan, tahap berikutnya adalah adalah memeriksa


data. Pemeriksaan data dilakukan dengan beberapa langkah:
• Memberi nomor form survey sebagai kendali
• Memeriksa kelengkapan pengisian form survey

Tahap berikutnya adalah data entry. Data entry berkaitan dengan memasukkan (input)
data ke dalam program komputer. Setelah seluruh data yang dikumpulkan, maka peneliti
kemudian memasukkan data-data tersebut dengan menggunakan software yang ada,
misalnya program SPSS (singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences) atau
yang lebih sederhana dengan program Excel dari Microsoft Office.
Pada pengolahan dan analisis data, umumnya dilakukan analisa deskriptif dan
kuantifatif saja. Data yang ada biasanya hanya diolah dalam bentuk tabel atau grafik
proporsi saja. Tahap berikutnya adalah interpretasi data. Interpretasi data menjadi dasar
untuk membuat kesimpulan. Dilihat dari proses timbulnya, analisis data mendahului baru
kemudian interpretasi. Dilihat dari sifatnya, analisis data bersifat objektif, asli, apa adanya
sedangkan interpretasi bersifat subjektif, dan bisa berubah-ubah. Untuk menginterpretasi
data yang perlu dilakukan peneliti adalah mengaitkan temuan dan data dengan teori yang
dibangun di awal. Selanjutnya berikan konteks, makna, atau implikasi data temuan tersebut
dengan kondisi dan situasi atau setting penelitian secara lebih luas.
Setelah survei dilakukan, selanjutnya memindahkan data hasil survei untuk
dipergunakan dalam proses pengolahan data. Adapun blangko dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan format umumnya adalah :

Blangko Rekapitulasi Data Survei Kecepatan Sesaat Kapal


Alur Pelayaran Sungai Musi
12 September 2014

Pos survei : Dermaga Ampera Arah Pergerakan : Sei Lais – Pusri


Tanggal/hari : Minggu, 12–10-2014 Jenis Kapal : Speed Boat

Kec. Sesaat
No Jarak T (s) Cuaca Surveior
(m/s)
1 69 2,899 Cerah Ahmad
2 61 3,279 Cerah Ahmad
3 65 3,077 Hujan
200 m
4 62 3,226 Hujan -
5 65 3,077 Cerah
Rata-rata 3,112

Gambar Error! No text of specified style in document..3 Blanko Rekapan Hasil Survei
Tahap terakhir adalah Membuat Kesimpulan dan Rekomendasi. Setelah analisis dan
interpretasi data, bagian akhir dari penelitian survei adalah menyusun kesimpulan dan
rekomendasi.

12-10
H. LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan survey kecepataan kapal ASDP ?
2. Apa fungsi dari survey kecepataan kapal ASDP ?
3. Apa tujuan data dari survey kecepataan kapal ASDP ?
4. Sebutkan metode yang digunakan dalam survey kecepataan kapal ASDP !
5. Bagaimana cara mengisi formulir survey kecepataan kapal ASDP ?

I. UJI FORMATIF
1. Data kecepatan kapal berfungsi sebagai berikut, kecuali:
a. Sebagai acuan dalam perencanaan dimensi alur pelayaran
b. Sebagai dasar dalam analisa tingkat kecelakaan
c. Sebagai dasar dalam perencanaan andalalin kapal
d. Sebagai dasar dalam menentukan kondisi kepadatan lalu lintas

2. Data yang penting untuk didapatkan dalam survei ini, kecuali:


a. data jarak tempuh
b. data waktu saat berada di titik awal
c. data biaya untuk pembangunan
d. data waktu saat berada di titik akhir

3. Metode pengukuran yang digunakan dalam survei tersebut ialah:


a. Survei statis
b. Survei kecepatan titik
c. Survei dinamus
d. Survei naik turun

12-11
Lampiran 2 Format Deskripsi Patok Tetap Utama (PTU)

FOTO

Lampiran 3 Form Patok Tetap Utama (PTU)

NO. URAIAN SKETSA


1. Nama Sungai :
2. No. PTU :
Ka / Ki
3. Koordinat planimetris dalam sistem
proyeksi :
X :
Y :
4. Ketinggian terhadap :
Z :
Pemasangan :
5.
Oleh :
Tanggal :
Letak :
Desa :
Kec/Kab :
Propinsi :

12-12
Lampiran 4 Format Deskripsi Patok Tetap Bantu (PTB)

FOTO

Lampiran 5 Form Patok Tetap Bantu (PTB)

NO. URAIAN SKETSA


1. Nama Sungai :
2. No. PTU :
Ka / Ki
3. Koordinat planimetris dalam sistem
proyeksi :
X :
Y :
4. Ketinggian terhadap :
Z :
Pemasangan :
5.
Oleh :
Tanggal :
Letak :
Desa :
Kec/Kab :
Propinsi :

12-13
GLOSARIUM
1. Counter / Handy Tally Counter
Alat pencacah jumlah dengan cara menekan tombol pada setiap akan mencacah dan
jumlah cacahan akan terlihat di tampilan

2. Coding
Memberi kode pada suatu atribut/keterangan pada data dan memasukkan kode tersebut
sebagai sebuah data

3. Matriks Asal Tujuan


Tabel yang berisikan data jumlah pergerakan orang atau barang dari sutau daerah ke
daerah lain

4. Draft
Tinggi lambung kapal yang tenggelam

5. Pra Survey
Kegiatan pendahuluan sebelum dilakukannnya survey

6. Datum
Fakta dan bahan-bahan keterangan. Dapat juga diambil suatu definisi bahwa data
adalah sekumpulan informasi baik berupa angka, gambar ataupun keterangan (yang
berupa kata-kata atau kalimat) yang menggambarkan tentang kondisi dan sifat-sifat
suatu obyek

7. Responden
Pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian

8. Akurasi
Ukuran seberapa dekat suatu hasil pengukuran dengan nilai yang benar atau diterima
dari kuantitas besaran yang diukur

9. Kuesioner
Suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan
oleh responden at yang ingin diteliti

10. Interpretasi Data


Suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan, criteria, atau
standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian yang sedang diperbaiki

11. Relevan
Hal-hal yang sejenis yang saling berkaitan dengan subjek dalam konteks yang tepat
atau terhubung terkait dengan situasi

12. Skala ordinal


Perbandingan yang memiliki peringkat, tapi tidak ada jarak posisional objektif antar
angka karena angka yang tercipta bersifat relatif subjektif.

13. Fluktuasi

xiv
Lonjakan atau ketidaktetapan segala sesuatu yang bisa digambarkan dalam sebuah
grafik

14. Inventarisasi
Kegiatan untuk mencatat dan menyusun barang – barang/bahan yang ada secara benar
menurut ketentuan yang berlaku.

15. Movable Bridge


Dermaga yang dapat digerakkan turun naik dengan bantuan mesin hidrolik

16. Rampdoor
Pintu untuk memasukkan kendaraan ke dalam kapal Ro – Ro ataupun jenis kapal lain
yang mengangkut kendaraan

17. Adjusting time


Waktu penyesuaian (mengatur waktu) yang digunakan untuk perhitungan rasio

18. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)


Volume lalu lintas rata-rata dalam satu hari

xv
DAFTAR PUSTAKA

1. “Pengantar Pelayaran Perairan Daratan” Iskandar Abubakar, Herdjan Kenasin, B.


Barzach, Dkk., Penerbit Radja Grafindo Persada, 2010.

2. “Karakteristik dan Operasi Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan”. Kenasin,


Herjan., Penerbit Radja Grafindo Persada, 2010.

3. “Transportasi Penyeberangan Suatu Pengantar”. Iskandar Abubakar, Herdjan Kenasin,


B. Barzach, dkk., Penerbit Radja Grafindo Persada, 2011.

xvi

Anda mungkin juga menyukai