Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PJOK

“BERKUDA”

XII.1 MIPA
ILYAS

SMA NEGERI 1 PENAJAM PASER UTARA


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang karena limpahan dan anugerah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Serta shalawat beriring salam junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
Adapun makalah ini penulis rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya yang
sajiannya penulis sajikan dalam lembar Daftar Pustaka dengan harapan makalah ini dapat
menambah pengetahuan kita tentang Berkuda.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi isi maupun tulisan. Oleh sebab itu penulis sangat mengahrapkan kritik dan saran guna
lebih menyempurnakan penulisan makalah pada masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan kita.

Penajam, 31 Januari 2020

Penyusun

ILYAS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Berkuda
B. Pengertian Berkuda
C. Peraturan Berkuda
D. Tehnik Berkuda
E. Sarana & Prasarana Berkuda
F. Istilah Dalam Berkuda
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kuda merupakan salah satu ternak yang sudah lama dikenal dan digemari oleh masyarakat
Indonesia. Menurut Soehardjono, beberapa jenis kuda yang ada di Indonesia diataranya jenis
kuda poni (tinggi pundak kurang dari 140 cm) yang dianggap sebagai keturunan kuda
Mongol dan kuda Arab. Kuda tersebut pada umumnya diberi nama sesuai dengan daerah
asalnya dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, diantaranya kuda Gayo, Batak, Jawa,
Priangan, Sulawesi, Lombok, Bali, Sumbawa, Sandel, Timor, dan Flores. Sejak dahulu, kuda
telah digunakan sebagai sarana transportasi untuk menuju daerah pedalaman yang terisolasi
sehingga masyarakat daerah pedalaman dapat berkomunikasi dengan masyarakat luar. Seiring
berkembangannya zaman, peranan kuda di Indonesia yang semula terbatas hanya sebagai
sarana transportasi telah beralih fungsi sebagai sarana berolahraga yang disebut dengan kuda
pacu.
Pacuan kuda adalah olahraga berkuda yang telah ada sejak dahulu kala. Kuda dilatih
untuk berpacu menuju garis akhir (finish) melawan peserta lainnya. Banyaknya peminat
olahraga berkuda, khususnya di Indonesia, membuat banyak kalangan peternak mengawinkan
kuda lokal dengan kuda pacu dari luar seperti kuda pacu Thoroughbred. Hal ini bertujuan
untuk mendapatkan kuda pacu yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim dan lingkungan
Indonesia.
Kuda pacu di Indonesia memiliki salah satu ajang perlombaan terbesar untuk
mempertontonkan kemampuannya, yaitu kejuaraan Derby Nasional. Kejuaraan Derby
Nasional ini merupakan salah satu kejuaraan pacuan kuda yang sangat terkenal dan cukup
bergengsi di Indonesia. Kuda pacu yang bertanding dalam kejuaraan tersebut ialah kuda yang
benar-benar sudah disiapkan dan terlatih dengan baik, dan berasal dari seluruh daerah di
Indonesia. Selain kuda berasal dari persilangan yang baik dan pemberian makan yang tepat,
pola latihan juga merupakan salah satu upaya dalam menghadapi kejuaraan Derby guna
mendapatkan hasil yang maksimal atau sesuai harapan.

RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa permasalahan berdasarkan latar belakang di atas yang akan dibahas
adalah sebagai berikut :
1. Sejarah pacuan kuda
2. Pengertian pacuan kuda
3. Peraturan dalam permainan pacuan kuda
4. Teknik-teknik dalam permainan pacuan kuda
TUJUAN
Adapun beberapa tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas yang hendak dicapai
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah pacuan kuda
2. Mengetahui pengertian pacuan kuda
3. Mengetahui peraturan dalam permainan pacuan kuda
4. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam permainan pacuan kuda
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pacuan Kuda


Menurut temuan ilmiah, kebersamaan antara manusia dengan kuda sudah dikenal sejak
zaman purba pada kurun waktu 5.000 tahun yang lalu. Namun, pada kala itu daging kuda
juga merupakan santapan para manusia purba. Tidak ada bukti yang menjelaskan siapakah
orang yang pertama kali menjinakkan kuda sehingga mau ditunggangi oleh manusia.
Penunggang-penunggang kuda hebat yang terkenal umumnya berasal dari suku Yunani
(Xonophon) dan suku Romawi. Bagi kedua suku tersebut, menunggang kuda berfungsi
sebagai alat pacuan dan olahraga. Dalam hal militer, tentara Yunani dan Romawi
menggunakan kuda sebagai alat bantu transportasi dalam peperangan, bahkan pada tahun 400
SM, suku Yunani sudah mengeluarkan prinsip-prinsip dasar menunggang kuda yang sampai
saat ini masih sering digunakan.
Memasuki zaman Renaissance, banyak bangsawan yang mendalami olahraga
menunggang kuda di sekolah-sekolah besar menunggang di Eropa. Italia adalah negara yang
pertama kali mendirikan sekolah tunggang-menunggang kuda pada tahun 1532 yang
didirikan oleh Fredrico Gisone. Pakar menunggang kuda, Pluvinel dan La Guérinière, adalah
orang-orang yang sangat memberikan kontribusi besar untuk seni tunggang kuda di sekolah
Kavaleri yang terletak di Saumur Prancis yang berdiri pada tahun 1768. Masyarakat lebih
mengenal istilah menunggang kuda sebagai olahraga pada bagian kedua abad ke-19. Satu-
satunya sekolah menunggang kuno yang masih bertahan sampai sekarang adalah Spanish
Riding School yang berdiri di tahun 1572 di Wina, Austria.
Di Indonesia, kuda digunakan oleh petani pada umumnya di beberapa daerah ketika
zaman kerajaan. Kuda hidup cukup berdekatan dengan petani sehingga digunakan sebagai
alat untuk menarik bajak sawah dan juga sebagai alat transportasi. Sejarah olahraga
menunggang kuda di indonesia mencatat bahwa dahulu kuda juga digunakan sebagai alat
untuk berburu di hutan-hutan oleh rakyat Nusa Tenggara Barat dan Timur. Pada abad ke-16
di Pulau Jawa, kuda menjadi simbol keagungan bagi kerajaan-kerajaan yang berperang.

B. Pengertian Pacuan Kuda


Pacuan kuda adalah olahraga berkuda yang bertujuan untuk memacu kuda secepat
mungkin menuju garis akhir (finish) melawan peserta lainnya. Pacuan kuda merupakan
aktivitas hiburan bagi banyak orang dan biasa dilakukan di lapangan atau di arena pacuan
kuda Olahraga pacuan kuda di Indonesia berada di bawah nauangan Persatuan Olahraga
Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI) dan dapat dibagi menjadi 4 cabang, yakni sebagai
berikut.
1. Tunggang Serasi (Dressage)
Cabang dari olahraga berkuda ini menuntut keserasian baik penunggang maupun
kudanya pada saat melakukan suatu gerakan, dimana keterampilan dan pengalaman
penunggang sangat menentukan untuk menciptakan atau membentuk kelincahan dan
keluwesan dari tiap gerakan yang dihasilkan sehingga terkesan kuda melangkah dan
bergerak atas dasar keinginan sendiri tanpa adanya perintah dari penunggang.
2. Lompat Rintangan
Tujuan utama dari lompat ringtangan adalah menyelesaikan course atau lintasan yang
telah ditentukan tanpa menjatuhkan rintangan. Panjang lintasan minimal 150 m,
maksimal 1200 m. Luas arena standar internasional adalah 90 x 45 m dengan alas pasir
atau rumput. Jenis rintangan terdiri dari lompat tinggi (misalnya vertical, upright, dan
wall, dengan tinggi maksimal 1,6 m), lompat jauh (lebar 2,5 m sampai 4,5 m) dan
tinggi jauh (triple-bar dengan tinggi maksimal 1,6 m dan lebar maksimal 2,20 m).
Rintangan-rintangan tersebut berjumlah 6-14 buah di satu lintasan dan dapat berdiri
sendiri atau digabungkan dalam kombinasi yang terdiri dari dua sampai tiga rintangan
dengan jarak antara dua rintangan minimal 6,5 m dan maksimal 12 meter. Batang kayu
(poles) dengan panjang 3,5 m atau 4 m dan berdiameter ± 10 cm diletakkan pada cups
yang dipasang di sayap rintangan dan dapat jatuh apabila tersentuh kaki kuda.
3. Trilomba
Trilomba (eventing) adalah pertandingan kombinasi yang mengandalkan pengalaman
penunggang dalam semua nomor berkuda, yakni memiliki kecekatan dan serba bisa.
Pesertanya mengikuti pertandingan kombinasi yang terdiri dari tiga tes. Perhitungan
trilomba dilakukan dalam sistem poin penalt. Artinya, para peserta berusaha
mendapatkan angka penalti sesedikit mungkin untuk mengungguli pertandingan yang
umumnya berlangsung selama satu hingga tiga hari.
4. Endurance
Endurance merupakan kompetisi melawan waktu untuk menguji kecepatan dan
kemampuan ketahanan kuda. Satu kompetisi terdiri dari berberapa tahap yang dapat
berlangsung hingga dua hari atau lebih. Rata-rata jarak minimum untuk pertandingan
internasional biasa adalah 80 km dan dalam pertandingan resmi 100 km. Untuk
kejuaraan satu hari, jaraknya biasanya 160 km dengan waktu tempuh sekitar 10 hingga
12 jam. Yang terpenting dari endurance adalah menjaga kondisi kuda agar detak
jantung kuda tidak melampaui 64 detak per menit, tidak boleh pincang, dehidrasi,
anemia, kulit lecet, dan kram. Peserta yang menyelesaikan pacuan dalam waktu
tersingkat dan dengan kuda berkondisi baik hingga 2 jam setelah pacuan berhenti
dinyatakan menang. Endurance dinilai sangat cocok untuk masyarakat berkuda
Indonesia karena beberapa faktor, antara lain biaya yang relatif rendah, membutuhkan
fasilitas minim, kuda apa saja dapat mengikutinya asal sehat, kuda Indonesia (terutama
dari Padang) sangat cocok karena menuntut ketahanan dan stamina kuda yang baik,
tidak memerlukan kuda bersilsilah, peralatan canggih atau mahal.

C. Peraturan Pacuan Kuda


Peraturan utama pacuan kuda adalah apabila seorang pemain melakukan kesalahan,
seperti menjatuhkan sebuah rintangan dan menolak atau melebihi waktu yang
diperbolehkan, ia akan dikenakan faults atau angka kesalahan. Untuk setiap rintangan
yang jatuh, dikenakan empat faults dan hanya diperbolehkan menolak satu kali. Pada
penolakan kedua, judge bunyikan lonceng yang menandakan bahwa peserta tereliminasi
atau tersisihkan dari putaran yang sedang dijalankan. Eliminasi juga terjadi apabila
penunggang melompati rintangan sebelum lonceng menandakan start, apabila kuda
enggan melewati garis start atau finish, dan apabila melompati rintangan yang salah atau
dari arah yang salah. Jatuh dari kuda dan jatuh bersama kuda juga dapat menyebabkan
tereliminasi. Untuk melebihi waktu yang diperbolehkan, faults diberikan per satuan detik,
tergantung dari tipe kompetisi. Waktu yang diperbolehkan didapat dari perhitungan
panjang lintasan dengan kecepatan yang bervariasi antara 300 m hingga 400 m per menit.
Batas waktu adalah dua kalinya waktu yang diperbolehkan dan apabila melewatinya dapat
menyebabkan eliminasi juga. Pemenang kompetisi ialah pemain yang memiliki angka
kesalahan paling kecil dan dapat meyelesaikan lintasannya dalam waktu tercepat atau
mengumpulkan poin tertinggi.

D. Teknik Pacuan Kuda


Sebelum menunggang, sebaiknya pemain melakukan senam pemanasan agar otot
badan lentur dan kuat, dan terhindar dari kram betis, kram pangkal paha, sakit di perut dan
pinggang. Sesudah senam, pemain melakukan langkah persiapan dan menyesuaikan diri
dengan kuda. Lalu, pemain melakukan persiapan menunggang dengan memegang tali
kekang dari arah kiri atau kanan dan mengajak kuda berkeliling jalan kaki sejenak sambil
memperhatikan kesehatan kuda. Setelah itu, pemain mengikat pelana dan stel pijakan kaki
hingga cocok dan kuda siap ditunggangi.
Kemudian, pemain naik ke atas kuda dari sisi kiri kuda sehingga hentakan kuat
karena jika hentakan dan pegangan tangan kuat, maka sekali pemain loncat langsung
berada pada posisi duduk. Jika terlalu kuat, maka pemain bisa lewat dan merosot pindah
ke sebelah kanan kuda. Lalu, pemain duduk di atas pelana dengan posisi siap bergerak dan
melakukan satu diantara ketiga hal di bawah ini. Apabila pemain selesai menunggang,
maka ia dapat segera melakukan senam pelemasan agar otot regang kembali dan
pemulihan berjalan dengan cepat.
1.Jalan biasa, dengan sedikit menghentak kedua kaki ke perut kuda dan kuda akan
bergerak maju. Pemain duduk di pelana sambil menjaga keseimbangan tubuh dengan
mengatur pinggang agar nyaman dan pijakan kaki juga ringan untuk keseimbangan
dan bantuan kendali kuda.
2.Lari biasa, dengan merapatkan kedua kaki ke tubuh kuda dan kuda akan berlari
dengan kecepatan normal. Pemain memegang tali kendali dengan agak pendek diikuti
tangan yang mengikuti irama kepala kuda dan sering terjadi posisi pantat mencong
kanan atau kiri yang menjadi penyebab utama tibulnya kram kaki pada pemain.
3.Lari cepat, dengan kedua kaki dan paha rapat ketat ke tubuh kuda sehingga pantat
pemain terangkat melayang selama kuda lari cepat. Suara kaki kuda hanya 2 ketukan
panjang dan pemain memegang tali kendali secara ketat diikuti kedua tangan
menyesuaikan dengan irama kepala kuda maju dan mundur. Pemain harus lebih
berhati-hati karena apabila mencapai 30 km/jam ke atas, pemain bisa terpisah dengan
loncat atau jatuh ke depan dan kuda berbelok sendiri tanpa joki.

E. Sarana dan Prasarana Pacuan Kuda


Ada beberapa peralatan dasar yang wajib dikenakan demi keselamatan, baik oleh
pemain (penunggang) maupun kuda yang akan ditunggangi. Peralatan bagi penunggang
terdiri atas peralatan keamanan dan pelindung diri, antara lain helm, sepatu tunggang
(boot), pelindung dada dan kacamata (bila perlu), dan pecut. Sedangkan peralatan bagi
kuda terdiri dari peralatan punggung dan peralatan kepala. Peralatan punggung terdiri atas
pelana atau saddle, alas saddle, sanggurdi, tali sanggurdi, dan tali perut, sedangkan
peralatan kepala terdiri atas sarungan kepala (headstall) dengan berbagai variasi misalnya
noseband, kendali besi (bit), tali kekang (reins), martingal untuk membantu
menggendalikan kuda, dan tali tuntunan.
F. Istilah-Istilah dalam Pacuan Kuda
Dalam dunia permainan pacuan kuda, digunakan beberapa istilah tertentu sebagai
penyebutan suatu benda, tindakan, atau situasi. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam
permainan pacuan kuda antara lain sebagai berikut.
1. Drawing adalah sebuah rapat penentuan race untuk suatu perlombaan pacuan. Diadakan
dua atau tiga hari menjelang pacuan hari pertama dan bertujuan untuk menentukan kelas
dan race masing-masing kuda. Sebelum acara drawing, masing-masing kuda akan diukur
ketinggiannya oleh dewan juri pacuan sesuai aturan PORDASI.
2. Race adalah istilah untuk menyebut pertandingan pacuan kuda. Dalam satu hari pacuan
biasanya terdapat 10 hingga 13 race. Masing-masing kuda hanya boleh lari pada 1 race
sesuai dengan kelas yang dipilih.
3. Scratch adalah istilah yang dipakai bila kuda tidak jadi ikut lomba, baik dengan sukarela
ataupun terpaksa, karena tidak bisa masuk start gate dalam batas waktu yang sudah
ditentukan.
4. Start gate adalah peralatan untuk melakukan start dalam suatu lomba pacuan kuda.
Bentuknya adalah rangkaian besi untuk memasukkan kuda dan pemain sebelum aba-aba
start dilakukan. Start gate berbentuk sebuah rangkaian beberapa kotak yang longgar
sehingga kuda bisa berhenti dan menunggu untuk dilepas melesat ke depan. Pintu start
gate tertutup rapat dan akan terbuka secara bersamaan setelah bendera start dan tuas start
ditekan oleh seorang start master. Start gate dapat dipindahkan sesuai garis start yang
ditentukan dengan bantuan kendaraan penarik.
5. Start master adalah petugas dalam lomba pacuan yang bertugas sebagai pelepas kuda.
6. Gate Master adalah petugas yang bekerja di lingkungan start gate,yakni memasukkan
kuda-kuda ke dalam kotak-kotak start gate, menutup pintu start gate, memindahkan start
gate, dsb.
7. Dewan Stewards (dewan juri) adalah dewan yang bertanggung jawab atas jalannya lomba
pacuan, yakni menentukan apakah pacuan bisa diteruskan atau diberhentikan, menentukan
apakah kuda boleh diikutkan atau tidak, menentukan siapakah pemenang suatu lomba,
menentukan pelanggaran, dan memberikan peringatan.
8. Photo Finish adalah Suatu peralatan fotografi yang dipasang di garis finish untuk
merekam kuda-kuda yang masuk garis finish untuk menentukan pemenang lomba pacuan
kuda (yang pertama kali masuk garis finish).
9. Band adalah garis pembatas track pacu terbuat dari kayu, fiber, beton, besi, atau bahkan
tali yang terangkai mengelilingi track pacu. Band dalam dibuat setinggi 40-60 cm,
sedangkan band luar setinggi 80-100 cm.
10.Track adalah jalur melingkar berbentuk oval lebarnya antara 10 hingga 15 m sebagai jalur
pacu kuda. Landasan bervariasi, seperti tanah hitam, rumput, atau pasir. Sesuai aturan
PORDASI, kuda berlari mengelilingi track dengan arah searah jarum jam (kanan) dan
tidak boleh keluar dari track pacu selama perlombaan berlangsung.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pacuan kuda merupakan olahraga
menunggang atau memacu kuda secepat-cepatnya menuju ke garis akhir (finish). Permainan
pacuan kuda membutuhkan tempat yang luas untuk memainkannya dan dapat dilakukan oleh
pria maupun wanita. Dalam permainan pacuan kuda, diperlukan penguasaan teknik dasar
berkuda guna mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu, juga terdapat beberapa ketentuan
yang harus dipatuhi dan hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak terdiskualifikasi atau
kalah.

Anda mungkin juga menyukai