Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENJAS

OLAH RAGA BERKUDA

Cucum Cahayati
XI TSM 3

SMK LENTERA BANGSA


2016 - 2017

OLAH RAGA BERKUDA


Sejarah
Pacuan kuda adalah Olahraga berkuda yang sudah ada sejak berabadabad yang lalu, lomba dimana seorang joki mengendarai/ menunggangi
kuda untuk mencapai garis finish secepatnya dengan lintasan yang telah
ditentukan. Awalnya pacuan kuda sering menggunakan kereta, Contohnya
adalah balap kereta kuda yang populer di masa Romawi kuno. Di kalangan
masyarakat Nordik juga dikenal pacuan kuda milik dewa Odin dengan
raksasa Hrungnir dalam Mitologi mereka di daerah Eropa. Pacuan kuda
sering berkaitan dengan judi, karena dari sanalah pendapatan utama bagi
penyelenggara. Olah raga ini sering disebut sebagai Olah raga raja-raja.
Berkuda adalah suatu olahraga yang menuntut suatu variabel
tertentu antara lain keterampilan, kebugaran fisik dan penerapan teknikteknik berkuda, walaupun barangkali tidak terlalu di tekankan kepada atlit
(Churchild, 1993). Atlit dibina berdasarkan minatnya, keterampilan dan
kesungguhannya, sementara kuda dikembangkan melalui pemasukan
kuda dari luar negri atau diternakkan di dalam negri (Soekotjo, 2005).
Adapun kebaikan olahraga berkuda antara lain, tidak terbatas oleh usia,
jenis kelamin, kondisi fisik/ mental/ emosi (Motira, 2005).
Pengaruh perkembangan teknologi modern membawa peranan kuda
yang semula lebih dominan bagi keperluan militer, kemudian beralih
untuk kegiatan olahraga. Hikmah dari kemajuan teknologi yang mulai
dinikmati manusia, telah mengubah anggapan semula terhadap kuda
sebagai budak yang bisa digunakan sesuka hati, menjadi teman yang
harus dihargai dan diperlakukan sebagaimana layaknya.
Berbagai macam olahraga berkuda yang selama ini dikenal
diantaranya yaitu, Polo berkuda, perlombaan Kereta Berkuda, Tent
Pegging, Gymkhana, berburu, Equestrian, dan lain-lain. Berikut
merupakan penjelasan secara garis besar mengenai beberapa jenis
olahraga berkuda yang umum diperlombakan di Indonesia.
1. Polo Berkuda
Sejak tahun 525 SM beberapa negara di Timur Tengah telah
mengenal permainan polo berkuda. Diduga permainan ini berasal dari
negeri Parsi. Di Parsi permainan ini disebut Chaugan, sedang di Assam
(India) dikenal dengan nama Manopur. Sejak tahun 1850, polo berkuda
sangat digemari oleh para pengusaha perkebunan teh di Assam.
Satuan kavaleri Inggris memberikan perhatian pada olahraga ini,
sehingga kemudian resimen ke 10 Hussars mendemonstrasikannya
kepada penduduk kota Hounslow (Inggris). Olahraga polo berkuda
kemudian dikenalkan ke Amerika pada tahun 1883, sekarang Argentina
merupakan negara yang selalu tampil dan mengungguli pertandingan
olahraga ini. Objek dari permainan ini adalah memasukkan bola ke

gawang tim musuh dengan menggunakan tongkat kayu, setiap tim


terdiri dari empat orang pemain dimana masing-masing pemain berada
diatas kuda.
2. Gymkhana Berkuda
Gymkhana
merupakan
permainan
berkuda,
kebanyakan
dilakukan oleh penunggang remaja. Dalam kecepatan tinggi
penunggang berusaha melewati atau mengitari rintangan (barrel race)
atau melakukan permainan-permainan lainnya dengan menunggang
kuda.
3. Equestrian (ketangkasan berkuda)
Seperti halnya olahraga berkuda lainnya ketangkasan berkuda
(equestrian), olahraga yang melibatkan dua mahluk. Kuda dan atlitnya
(rider/penunggang) harus sering berinteraksi agar terjalin kerja sama
dan kasih sayang antara keduanya, serta tercipta kedisiplinan dan
perhatian satu sama lain. Olahraga equestrian terdiri dari disiplin
(cabang):
a. Tunggang Serasi
Dressage adalah suatu kata dalam bahasa Perancis yang
berarti pendidikkan. Kuda-kuda dilatih untuk melakukan manuver
gerakan-gerakan rumit dengan sedikit gerakan perintah dari tangan ,
kaki, dan berat tubuh yang mana merupakan perintah yang diberikan
oleh penunggang (Mike dan Diana, 1998). Sedangkan judge
Mrs.Clem
Kelly
(AUS)
dalam
http://www.equestrianindonesia.org/dressage.htm (2005), mendefinisi tunggang serasi atau
Dressage adalah cabang olahraga olimpik dan merupakan dasar
dari semua nomor ketangkasan berkuda. Selain menjadi olahraga
yang sangat kompetitif, dressage juga merupakan kesenian. Yang
dilihat adalah keindahan dan keanggunan seekor kuda yang atletis,
lentur dan luwes yang bergerak sesuai dengan pertolongan yang
sangat halus dari penunggangnya. Ia melakukan serangkaian
gerakan yang diberikan nilai antara 0-10, mirip dengan olahraga
senam lantai/ gymnastics. Dengan peningkatan kemampuan kuda
yang dicapai dalam waktu berberapa tahun, keselarasan dalam
keserasian dan kepercayaan total didapatkan diantara kombinasi
kuda-penunggang. Test dressage tingkat tinggi mengandalkan
kesenian para master dressage klasik dengan tujuan akhir kesempurnaan total.
Cabang olahraga berkuda ini menuntut keserasian baik penunggang
maupun kudanya pada saat melakukan suatu gerakan, dimana
keterampilan dan pengalaman penunggang sangat menentukan untuk
menciptakan atau membentuk kelincahan dan keluwesan dari tiap gerakan
yang dihasilkan sehingga terkesan kuda melangkah dan bergerak atas
dasar keinginan sendiri tanpa adanya perintah dari penunggang.

Tujuan Dressage atau Tunggang Serasi adalah pengembangan


fisik kuda dan keserasian penunggang dengan kuda. Keterampilan
dan mutu yang baik terlihat dari ayunan langkah yang bebas dan
sama rata, seolah kuda bergerak mudah dan tanpa beban. Kudanya
memberi kesan bahwa ia melakukan semua gerakan dengan sendiri,
karena pertolongan yang ringan dari penunggang tidak dapat terlihat
lagi.
Dalam semua kompetisi, kuda harus menunjukkan tiga cara
berjalan: Walk, Trot dan Canter, dan juga transisi dari dan ke
berlainan cara berjalan dan dalam cara berjalan sendiri (collection
extension collection).
Adapun tes dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Tes tingkat
mudah mencakup gerakan seperti Halt (berhenti), Rein-Back
(mundur), lingkaran kecil, Walk-Pirouette (berputar di tempat) dan
gerakan menyamping. Tingkat sedang juga mencakup flying changes
(ganti kaki di udara) di canter. Dalam tingkat Grand-Prix, yaitu yang
paling sulit yang juga dipertandingkan dalam Olimpiade, adapun
gerakan seperti Piaffe, dimana kuda memberi kesan seolah ia
berjalan di tempat, dan Passage, yaitu trot dengan langkah yang
lebih diayun, dengan suspensi dan ke atas.
Dalam tes Freestyle to Music penunggang dapat menentukan
sendiri lagu, koreografi dan urutan gerakan yang wajib diperlihatkan.
Dalam Freestyle tersebut yang dinilai adalah kemampuan teknis dan
pertunjukan yang artistik. Dalam bagian artistik juga sangat penting
agar kuda dapat melakukan semua gerakannya seiring dengan irama
musik.
b. Lompat Rintangan
Jumping kemungkinan telah dimulai sejak dahulu kala karena
kuda-kuda telah menjadi alat transportasi utama, (Mike dan
Diana,1998). Show Jumping atau lompat rintangan adalah olahraga
khusus dan terdapat banyak program kebugaran yang terdiri dari
pendidikan dan pengembangan/peningkatan teknik melompat kuda
tersebut, program pelatihan akan bervariasi tergantung pada umur
dan kemampuan dari kuda tersebut (Pilliner, 1993). Tetapi lompat
rintangan adalah suatu aktivitas atletik untuk kedua-duanya yakni
pengendara dan kuda; kebugaran, pelatihan dan naluri/bakat/insting
kompetitif menjadi faktor yang utama dimana akan membuat
perbedaan antara kegagalan dan sukses dalam rangka membentuk
kuda atlit (Churchill,1982). Show-Jumping banyak memerlukan
konsentrasi berfikir dan strategi. Lompat rintangan melengkapi

pendidikan dasar si penunggang maupun seekor kuda tunggang, dan


pada umumnya latihan jumping dijadwalkan sebanyak dua atau tiga
kali dari enam hari latihan per minggu.
Tujuan utama adalah menyelesaikan course atau lintasan
yang
telah
ditentukan
tanpa
menjatuhkan
rintangan,
(http://www.equestrian-indonesia.org/showjumping.htm).
Course
designer merancang lintasan yang berbeda untuk setiap
pertandingan showjumping, dan dapat menyesuaikan tingkat
kesulitan lintasan dengan jenis atau level pertandingan. Panjang
lintasan minimal 150m, maksimal 1200m. Luas arena standar
internasional adalah 90x45 meter, dengan alas/ ground pasir atau
rumput.
Jenis rintangan merupakan rintangan lompat tinggi (misalnya
vertical, upright, wall, dengan tinggi maksimal 1,60m), lompat jauh
(water jump, dengan lebar 2,5m sampai 4,5m) dan tinggi-jauh (oxer,
triple-bar, tinggi maksimal 1,60m, lebar maksimal 2m dan 2,20m),
dan rintangan-rintangan tersebut dapat berdiri sendiri atau
digabungkan dalam kombinasi yang terdiri dari dua sampai tiga
rintangan dengan jarak diantara dua rintangan minimal 6,5m dan
maksimal duabelas meter.
Poles atau batang kayu/ dolken dengan panjang 3,5m atau
4m, berdiameter +/- 10cm, diletakkan pada cups yang dipasang di
sayap rintangan dan dapat jatuh apabila tersentuh kaki kuda.
Masing-masing rintangan diberikan nomor, dan arah
melompat ditandakan dengan dua bendera yang dipasang di atas
sayap rintangan, sebelah kanan merah dan sebelah kiri putih.
Peta lintasan atau course plan dipajang di papan informasi
pertandingan. Sebelum bertanding, para penunggang berbusana
pertandingan lengkap, terkadang bersama pelatih, menjalankan
lintasan terlebih dahulu. Hal tersebut membantu penunggangnya
untuk menghafalkan urutan rintangan dan mengukur jarak diantara
rintangan guna menentukan strategi yang diambil untuk
menyelesaikan lintasan sebaik-baiknya. Walaupun lintasan dibangun
dengan ukuran metrik, yang dihitung pada saat walk the course
adalah langkah penunggang empat banding satu, yaitu empat
langkah penunggang sama dengan satu langkah atau stride kuda.
Sebagai contoh: Dalam ukuran metrik jarak diantara dua rintangan
misalnya merupakan sepuluh sampai sebelas meter. Kalau jarak yang
diukur oleh penunggang adalah duabelas langkah, duabelas
dikurangkan empat langkah untuk landing sama dengan delapan
langkah atau dua stride kuda.
Kebanyakan tipe kompetisi lompat rintangan mengandalkan
kecepatan ketepatan kegesitan: tim penunggang-kuda harus

mengatasi lintasan dengan 6 sampai 14 rintangan, dalam waktu


tertentu, dengan kesalahan minimal.
Peraturan
utama
lompat
rintangan
menurut
data
http://www.equestrian-indonesia.org/showjumping.htm:
Apabila
seorang kompetitor melakukan kesalahan seperti menjatuhkan
sebuah rintangan, menolak atau melebihi waktu yang diperbolehkan
ia dikenakan faults atau angka kesalahan. Untuk setiap rintangan
yang jatuh, dikenakan empat faults, begitu pula kalau kuda
menyentuh air di water jump dan untuk penolakan. Peserta hanya
diperbolehkan menolak satu kali. Pada penolakan kedua, judge
bunyikan lonceng yang menandakan bahwa pesertanya eliminated
atau tersisihkan dari putaran yang sedang dijalankan. Eliminasi juga
terjadi apabila penunggang melompati rintangan sebelum lonceng
menandakan start, apabila kuda enggan melewati garis start atau
finish, dan kalau melompati rintangan yang salah atau dari arah yang
salah. Jatuh dari kuda dan jatuh bersama kuda, juga menyebabkan
eliminasi.
Untuk melebihi waktu yang diperbolehkan (time allowed),
faults diberikan per satuan detik, tergantung tipe kompetisi. Waktu
yang diperbolehkan didapatkan dari perhitungan panjang lintasan
dengan speed atau kecepatan yang bervariasi antara 300m/ menit
hingga 400m/ menit. Batas waktu (time limit) adalah dua kalinya
waktu yang diperbolehkan, dan melewatinya menyebabkan eliminasi
juga.
Pemenang kompetisi adalah ia yang memiliki angka kesalahan
yang paling kecil, dapat meyelesaikan lintasannya dalam waktu
tercepat atau mengumpulkan point tertinggi, tergantung daripada
tipe kompetisi. Salah satu jenis kompetisi lain adalah puissance atau
adu lompat tinggi, dimana tinggi rintangan dapat mencapai dua
meter lebih, atau kompetisi lompat jauh.
Apapun jenis kompetisinya, showjumping selalu membuat
para penonton tegang. Keaneka ragaman dan variasi kompetisi
menambahkan segi atraksi baik untuk kompetitor maupun penonton.
c. Trilomba
Menurut
data
http://www.equestrianindonesia.org/eventing.htm,
Eventing
atau
Trilomba
adalah
pertandingan
kombinasi
yang
mengandalkan
pengalaman
penunggang dalam semua nomor berkuda. Kuda maupun
penunggang, harus memiliki kecekatan dan serba bisa. Pesertanya
mengikuti pertandingan kombinasi yang terdiri dari tiga tes:
dressage, cross-country - sebagai tes utama - dan jumping, dengan
kuda yang sama selama pertandingan berlangsung. Hal itu tentunya
membutuhkan kerjasama antara kedua atlit yang saling percaya, dan

juga pelatihan yang terstruktur dan sistematis dalam semua disiplin


tadi. Hanya pelatihan yang baik dan teratur menghasilkan atlit yang
mahir dalam semua disiplin dan berstamina cukup untuk
menghadapi pertandingan yang dinilai cukup berat ini.
Perhitungan trilomba dilakukan dalam sistem penalty points.
Artinya, para peserta berusaha mendapatkan angka penalti sesedikit
mungkin untuk mengungguli pertandingan yang pada umumnya
berlangsung selama satu (One Day Event) sampai tiga hari (Three
Day Event). Tingkat kesulitan dibagikan dalam level One Star hingga
Four Star Eventing.
Setelah diawali dengan inspeksi kesehatan kuda oleh dokter
hewan, pertandingan Eventing selalu dimulai dengan Dressage Test.
Walaupun terlihat sangat mudah, dressage adalah bagian
pertandingan yang cukup sulit untuk para peserta eventing karena
kuda yang sebenarnya dipersiapkan secara maksimal untuk
menghasilkan power and speed pada tes-tes berikutnya, disini
dituntut untuk tampil bagaikan penari, dengan gerakan yang hanya
dapat dihasilkan secara baik apabila kuda cukup lentur. Disisi lain tes
dressage tentunya memperlihatkan baik buruknya basic training,
yaitu sebaik apa kuda dan penunggang terlatih dalam disiplin dasar
berkuda.
Tes tunggang serasi terdiri dari berberapa gerakan yang telah
ditentukan, yang dipertandingkan di sebuah arena yang berukuran
20x60 meter. Seperti dalam pertandingan tunggang serasi biasa, juri
memberikan nilai pada setiap gerakan yang dilakukan masingmasing peserta, dan good points yang dikumpulkan itu dijadikan
angka persentase. Hasil persentase rata-rata yang diperoleh masingmasing peserta dikurangi dari angka 100, kemudian dikali 1,5 untuk
mendapatkan angka penalti yang akan dibawa oleh pesertanya ke
babak kedua, yaitu cross-country, yang biasanya dilakukan keesok
harinya.
Walaupun ketiga disiplin dalam trilomba sama pentingnya,
fokus pertandingan adalah tes kedua, babak cross country atau
rintangan alam, yang menguji kecepatan, keberanian, daya tahan
dan kemampuan melompat si kuda serta keberanian dan
kemampuan si penunggang. Cross country ini dinilai sebagai tes
yang memiliki risiko tertinggi untuk kuda maupun penunggang, dan
keduanya biasanya akan mengenakan perlengkapan pelindung
seperti boots khusus untuk kuda dan body protector untuk
penunggang. Mengenal risiko yang dihadapi peserta itu, adalah hal
yang biasanya sangat menegangkan para penonton.
Menurut peraturan, test cross country terdiri dari empat fase:
Fase A dan C: Roads and Tracks, fase B: Steeple-chase, dan fase D:

Cross-country Obstacles. Pada One Day Event, fase B dan C tidak


diikutsertakan dan fase A juga optional. One Day Event boleh
diselenggarakan dalam 1, 2 atau 3 hari. Pada umumnya, cross
country terdiri dari 25-45 rintangan yang solid. Diantara rintangan
biasanya juga ada salah satu dimana kuda harus melompat kedalam
air. Panjang lintasan adalah antara 2.500m-7.410m di lapangan alam
yang bergelombang. Tergantung fasenya, kecepatan kuda antara
220-690 meter per menit.
Apabila peserta melakukan kesalahan di rintangan, akan
dikenakan penalti sebagai berikut: Pada rintangan yang sama,
penolakan pertama, melewati atau melingkari rintangan: 20 penalti,
kedua kali ditambah dengan 40 penalti, ketiga kali peserta
tereliminasi. Pada fase D baru tersisihkan pada penolakan keempat
(di rintangan yang berbeda). Apabila penunggang jatuh dari kuda
pertama kali pada sebuah rintangan, dikenakan 65 penalti. Jatuh
kedua kalinya atau apabila kuda jatuh, mengakibatkan peserta
tereliminasi.
Berdasarkan panjang lintasan dan kecepatan kuda yang sudah
ditentukan, juri mengkalkulasikan Optimum Time. Peserta yang
menyelesaikan tes dengan waktu yang paling mendekati optimum
time adalah yang terbaik, tetapi apabila telah melampaui optimum
time, peserta akan dikenakan penalti, tergantung fase yang mana,
antara 0,4 dan 1 penalti per detik. Semua penalti tadi akan dibawa
bersama penalti dari hasil tes dressage ke babak berikutnya, yaitu
tes Jumping.
Tes Jumping berlangsung pada hari terakhir setelah kembali
diadakan inspeksi kesehatan hewan. Maksud daripada tes jumping
tersebut adalah membuktikan bahwa setelah melalui tes pertama dan
kedua, kuda masih cukup gemulai dan bertenaga untuk melompati
sebuah lintasan rintangan dengan panjang 350-600m berisi 10-16
rintangan show jumping dengan kecepatan 350-375 meter per menit.
Peraturan yang berlaku adalah peraturan Showjumping, kecuali
bahwa dalam eventing peserta boleh jatuh dari kuda satu kali yang
akan dikenakan 8 penalti.
Setelah melalui semua tes diatas, peserta yang berhasil
mendapatkan penalti paling kecil menjadi pemenang.
d. Endurance
Menurut
data
(http://www.equestrianindonesia.org/endurance.htm), Endurance merupakan kompetisi
melawan waktu untuk menguji kecepatan dan kemampuan

ketahanan kuda, yang sekaligus diharapkan dapat menunjukkan


pengetahuan si penunggang mengenai kecepatan dan penggunaan
kudanya melalui lintas alam. Prestasi kuda yang ditunjukkan melalui
berbagai macam permukaan dan halangan alam sangatlah penting
untuk menentukan kepandaian berkuda si penunggang dan sikap
kudanya sendiri.
Sebuah kompetisi terdiri dari berberapa tahap. Setelah
setiap tahap (pada prinsipnya setiap 40 km), diadakan sebuah
inspeksi kesehatan hewan yang diatur sebagai gerbang veteriner
yang menuju kawasan pemberhentian yang diambil waktunya
(waktunya terhitung dari saat detak jantung kuda menunjukkan 64
detak/ menit; sampai saat itu waktu dianggap sebagai waktu
menunggang). Tahap-tahap endurance dapat berlangsung hingga
dua hari atau lebih.
Perjalanannya tidak boleh mengandung lebih dari 10 persen
permukaan jalanan keras. Bagian yang lebih sulit sebaiknya tidak
terdapat di bagian akhir kompetisi. Untuk kompetisi yang
berlangsung lebih dari satu hari, rata-rata jarak minimum untuk
pertandingan internasional biasa adalah 80 km dan dalam
pertandingan resmi 100 km. Untuk kejuaraan satu hari, jaraknya
biasanya 160 km dengan waktu tempuh sekitar sepuluh sampai
duabelas jam.
Endurance race adalah semacam Pacuan Marathon Berkuda
dimana seorang penunggang bersama seekor kuda menempuh jarak
jauh (antara 20 km Baby Race sampai 160 km/ hari atau 2 hari
100 km) dalam waktu sesingkat-singkatnya. Adapun titik
pemberhentian yang ditentukan untuk minum (Water Point), inspeksi
dan istirahat kuda. Peserta dibantu oleh tim pendukung atau Crew
yang terdiri dari dua orang yang mengurusi kuda dan satu
pengemudi kendaraan pendukung.
Yang penting adalah menjaga kondisi kuda agar ia dapat
lulus pemeriksaan tim dokter hewan dimana detak jantung kuda
tidak boleh melampaui 64 detak/ menit, kuda tidak boleh pincang,
dehidrasi, anemia, kulit lecet/ sensitive dan kram atau kolik. Kuda
yang menunjukkan tanda kelelahan dan kiranya kesehatannya
terancam apabila ia melanjutkan pacuan, dieliminasi oleh tim
veteriner dan keputusan mereka tidak dapat diganggu gugat.
Peserta yang menyelesaikan pacuan dalam waktu tersingkat
dan dengan kuda berkondisi baik hingga 2 jam setelah pacuan
berhenti dinyatakan menang. Endurance dinilai sangat cocok untuk
masyarakat berkuda Indonesia karena beberapa faktor, antara lain:
relatif rendah biaya dan membutuhkan fasilitas minim
kuda apa saja dapat mengikutinya asal sehat

kuda Indonesia, terutama asal Padang sangat cocok untuk jenis


olahraga ini yang menuntut ketahanan dan stamina kuda yang
baik
tidak memerlukan kuda bersilsilah, peralatan canggih atau mahal
kemampuan ekuestrian tidaklah harus terlalu tinggi sehingga
pemula segala umur pun dapat ikut serta asalkan ia dapat
mengontrol kuda
kita berpeluang besar untuk mendapatkan tempat di peta berkuda
internasional
Bentuk Bentuk Pacuan Kuda
Salah satu bentuk utama dari pacuan kuda yang populer di banyak bagian dunia sekarang
adalah Pacuan Kuda Thoroughbred Race. Harness racing juga populer di daerah sebelah
timur Amerika Serikat dan lebih populer dibandingkan dengan pacuan thoroughbred di
Kanada dan beberapa bagian Eropa.
Pembiakan, latihan dan pacuan kuda di banyak negara kini menjadi aktivitas ekonomi yang
penting sehingga, dalam banyak hal ia menjadi pendukung kegiatan perjudian. Kuda-kuda
yang luar biasa dapat memenangkan jutaan dolar dan menghasilkan berjuta-juta dolar lagi
dengan menjadi pejantan lewat pembiakan kuda.

Anda mungkin juga menyukai