Anda di halaman 1dari 1

Nama : Muhammad Nafi Ilmillah

Nim : 20200101472
Tugas : Perekonomian Indonesia Sesi 6

Jawaban
1. Devisa yang hemat dapat di gunakan untuk mengimpor barang capital dan barang lain
yang berguna yang belum dapat segera dihasilkan sendiri. Selanjutnya apabila industri
subsitusi sudah berkembang dengan baik dan pasar dalam negeri sudah tidak lagi
menampung hasi produksinya, maka kelebihan hasil produksi dapat diekspor guna
memperoleh tambahan devisa. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dibidang
pendapatan devisa dan penggunaanya, dapat menggunakan subsitusi impor dan
diversifikasi ekspor. Untuk dapat mengimpor beberapa macam barang harus tersedia
jumlah devisa yang cukup, dan sumber devisa terbesar adalah berasal dari ekspor
.Dengan diversifikasi ekspor suatu Negara tidak hanya tergantung pada beberapa
macam barng ekpor saja, sehingga apabila terjadi kerugian pada salah satu macam
barang dapat diimbangi oleh keuntungan dari barang lain.
2. Dari analisis webset kemenperin yaitu Hasil publikasi tahun ini juga menyebutkan
bahwa Indonesia menempati peringkat ke-31 dalam inovasi dan ke-32 untuk
kecanggihan bisnis. Bahkan, Indonesia dinilai sebagai salah satu inovator teratas di
antara negara berkembang, bersama dengan China dan India . “Di dalam global value
chain, nilai tambah terbesar produk industri dihasilkan pada proses R&D dan purna
jual, kemudian diikuti proses branding, pemasaran, desain, dan distribusi,” ungkap
Airlangga.

Kemenperin mencatat, keunggulan yang telah dicapai Indonesia antara lain sebagai
eksportir pakaian jadi terbesar ke-14 di dunia dan ke-3 di ASEAN dengan nilai ekspor
mencapai USD7,1 miliar pada tahun 2016. Kemudian, untuk produk alas kaki,
Indonesia berada pada peringkat ke-6 di dunia dengan market share sebesar 3,6 persen
dan nilai ekspor mencapai USD4,5 miliar.

“Perhiasan juga menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia karena mampu
memberikan kontribusi senilai USD4,1 miliar terhadap devisa negara. Bahkan, nilai
ekspor untuk produk kerajinan mencapai USD173 juta,” sebut Menperin.
Menteri Airlangga juga telah mengajak agar industri nasional baik skala besar maupun
sektor IKM dapat memanfaatkan perkembangan teknologi digital terkini dalam upaya
kesiapan menghadapi era Industry 4.0. Sistem ini berpeluang membangun produksi
manufaktur yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Bahkan, menaikkan efisiensi dan
mengurangi biaya sekitar 12-15 persen.

Anda mungkin juga menyukai