350/KEP-DIR/MH/VI/2018
Tentang : Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun ) di RS Hermina
BAB I
DEFINISI DAN TUJUAN
A. DEFINISI
1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi dan
atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup,
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain
2. Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan (PP No. 101 Tahun 2014)
3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah
sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan yang berbahaya dan atau
beracun (B3)
4. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3
5. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan
limbah B3
6. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya
7. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukan B3 kedlam suatu
wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya
8. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan
1
9. Pemanfaatan limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali (reuse) dan atau daur
ulang (recyclke) dan atau perolehan kembali (recovery) yang bertujuan untuk
mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga aman
bagi lingkungan dan kesehatan manusia
10. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukan klasifikasi B3
11. Simbol limbah B3 adalah gambar yang menunjukan karakteristik limbah B3
12. Label B3 adalah uraian singkat yang menunjukan klasifikasi dan jenis B3
13. Label limbah B3 adalah keterangan mengenai limbah B3 yang berbentuk tulisan yang
berisi informasi mengenai penghasil limbah B3, alamat penghasil limbah, waktu
pengemasan, jumlah dan karakteristik limbah
14. Pelabelan limbah B3 adalah proses penandaan atau pemberian label yang dilekatkan
atau dibubuhkan pada kemasan langsung limbah B3
B. TUJUAN
1. Sebagai acuan di RS Hermina dalam pengelolaan bahan berbahaya dan beracun serta
limbah B3 yang dihasilkan dalam pelayana kesehatan.
2. Memberikan keamanan kepada pasien, dokter, pengunjung dan karyawan rumah sakit,
serta mencegah pencemaran lingkungan dengan adanya bahan berbahaya dan beracun
3. Meminimalisasi risiko terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang
diakibatkan oleh B3 dan limbah B3
4. Mencegah dan menanggulangi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh limbah RS
2
BAB II
RUANG LINGKUP
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. Pengelolaan rumah sakit sebagai institusi pelayanan publik harus dikelola secara aman
dari pencemaran lingkungan rumah sakit yang diakibatkan oleh bahan dan limbah B3.
Rumah sakit dalam memberikan pelayanan, menggunakan berbagai jenis bahan berbahaya dan
beracun yang berpotensi menimbulkan berbagai risiko. Untuk mengantisipasi dan
meminimalisasi dampak dari kemungkinan risiko tersebut, maka perlu dibuat Panduan
Pengelolaan Bahan dan Limbah B3.
Panduan pengelolaan Bahan dan Limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) di RS Hermina disusun
meliputi :
3
BAB III
TATA LAKSANA
5
NO Jenis B3 dan Limbah B3 Unit
8 Genotoksik 1. Ruang Perawatan Kemoterapi
Limbah yang mengandung bahan dengan sifat 2. Ruang pencampuran obat
genotoksin, contoh limbah yang mengandung kemoterapi
obat – obatan sitostatik/ obat terapi kanker
9 Radioaktif
Produk yang terkontaminasi oleh radionuklida -
termasuk bahan diagnostik radioaktif atau
bahan radioterapeutik
LIMBAH B3 YANG
NO LOKASI JENIS B3 & LIMBAH B3 JUMLAH B3
DIHASILKAN
1 Kamar - Alkohol, Betadine solution, Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Operasi Formalin, Cairan disesuaikan - Limbah infeksius
desinfektan, Gas anestesi dengan - Limbah farmasi
- Darah, cairan tubuh, kebutuhan unit - Limbah benda tajam
jaringan
- Kemasan sisa obat/ obat
yang sudah terkontaminasi
- Scalpel, pisau, spuit, jarum
intravena, ujung infus
6
LIMBAH B3 YANG
NO LOKASI JENIS B3 & LIMBAH B3 JUMLAH B3
DIHASILKAN
3 Ruang - Alkohol, Betadine solution, - Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Perawatan Cairan desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Darah, cairan tubuh, dengan - Limbah farmasi
jaringan kebutuhan - Limbah Benda tajam
- Kemasan sisa obat/ obat unit
yang sudah terkontaminasi
- Spuit, jarum intravena,
ujung infus
4 Ruang isolasi - Alkohol, Betadine solution, - Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Cairan desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Darah, cairan tubuh, dengan - Limbah farmasi
jaringan kebutuhan - Limbah Benda tajam
- Kemasan sisa obat/ obat unit
yang sudah terkontaminasi
- Spuit, jarum intravena,
ujung infus
5 Ruang - Alkohol, Betadine solution, - Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Intensif Cairan desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Darah, cairan tubuh, dengan - Limbah farmasi
jaringan kebutuhan - Limbah Benda tajam
- Kemasan sisa obat/ obat unit
yang sudah terkontaminasi
- Spuit, jarum intravena,
ujung infus
6 IGD dan - Alkohol, Betadine solution, - Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Poliklinik Cairan desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Darah, cairan tubuh, dengan - Limbah farmasi
jaringan kebutuhan - Limbah Benda tajam
- Kemasan sisa obat/ obat unit
yang sudah terkontaminasi
- Spuit, jarum intravena,
ujung infus
7
LIMBAH B3 YANG
NO LOKASI JENIS B3 & LIMBAH B3 JUMLAH B3
DIHASILKAN
7 Laboratorium - Alkohol, Reagen, Cairan Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
& Lab PA desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Sampel pemeriksaan, dengan - Limbah Benda tajam
jaringan kebutuhan unit
- Lanset, pipet, kaza preparat
8
ujung infus
LIMBAH B3 YANG
NO LOKASI JENIS B3 & LIMBAH B3 JUMLAH B3
DIHASILKAN
12 CSSD Aniosim, cidex, chlorin Jumlah B3 Limbah bahan kimia
disesuaikan
dengan
kebutuhan unit
14 Gudang Batu baterai, chemical, sabun Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Umum cuci, lampu neon disesuaikan - Limbah logan berat
dengan
kebutuhan unit
Perencanaan kebutuhan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari masing – masing unit/
bagian yang menyimpan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Daftar inventaris Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ini selalu diupdate bila terjadi
perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan
B3 yang dipesan dari distributor diterima oleh bagian farmasi kemudian dilakukan
pengecekan, harus dilengkapi MSDS, ada tertera waktu kadaluarsa dan kondisi fisik
barang saat diterima
Lembar data keselamatan bahan-bahan secara garis besar harus memuat penjelasan ant-
ara lain:
- Nama & wujud material, rumus kimia dan nama dagang
- Identifikasi dari bahan dan simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
- Sifat bahaya bila terkena ( kulit, mata, terhirup, tertelan)
- Alat Pelindung Diri yang digunakan saat menggunakan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
- Tingkat bahaya (mudah terbakar, reaktifitas, kesehatan, bahaya lain)
- Cara penyimpanan dan penanganan yang aman dan benar
- Cara pertolongan pertama (terkena kulit, mata, terhidup, tertelan)
- Cara mengatasi tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
10
1) Bahan mudah terbakar (flammabel)
Tempat penyimpanan wajib dilengkapi simbol dan label B3
Tempat penyimpanan tidak mudah terbakar
Sirkulasi udara cukup
Jauh dari sumber api dan bahan oksidator kuat
Ada label/ rambu dilarang merokok
Dekat dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis CO2
11
Disimpan terpisah dari bahan –bahan yang mungkin bereaksi
b. Penyimpanan Limbah B3
Penyimpanan Limbah B3 dapat dilakukan secara baik dan benar apabila Limbah B3
telah dilakukan pemilahan dengan baik dan benar, termasuk memasukan limbah B3
kedalam wadah atau kemasan yang sesuai, dilekati simbol dan limbah B3
Lokasi penyimpanan harus tetap, berada jauh dari ruang pasien, laboratorium, ruang
operasi, atau area yang diakses masyarakat.
Seluruh Limbah medis harus disimpan dan dikumpulkan pada lokasi penyimpanan
sementara sampai diangkut ke lokasi pengolahan. Lokasi penyimpanan diberikan
tanda :
12
Lokasi penyimpanan harus tetap, berada jauh dari ruang pasien, laboratorium, ruang
operasi, atau area yang diakses masyarakat
13
2) Tersedia sumber air atau kran air untuk pembersihan
3) Mudah diakses untuk penyimpanan limbah
4) Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak
berkepentingan
5) Mudah di akses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau
mengangkut limbah
6) Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir dan faktor
lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja
7) Tidak dapat di akses oleh hewan, serangga dan burung
8) Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik dan memadai
9) Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makan
10) Peralatan pembersihan, pakaian pelindung, dan wadah atau kantong limbah
harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi fasiltas penyimpanan
11) Dinding, lantai, langit – langit fasilitas penyimpanan senantiasa dalam
keadaan bersih, termasuk pembersihan lantai setiap hari
12) Peralatan penanggulangan keadaan darurat (APAR jenis CO2 ukuran > 3.5
kg, alat untuk penanganan paparan B3 ke mata/ Eyewasher)
14
Contoh fasilitas penyimpanan Limbah B3 dari fasilitas pelayan kesehatan dalam
ruangan yang dilengkapi dengan pembatas akses (kerangkeng).
e) Limbah infeksius, benda tajam dan/ atau patologis tidak boleh disimpan lebih
dari 2 (dua) hari untuk menghindari pertumbuhan bakteri, putrekasi dan bau.
Apabila disimpan lebih dari 2 (dua) hari, limbah harus dilakukan desinfeksi
kimiawi atau disimpan dalam refrigator atau pendingin pada suhu 0C (nol de-
rajat celcius) atau lebih rendah
15
f) Tata Cara Penyimpanan
Limbah B3 harus disimpan dalam kemasan dengan simbol dan label yang jelas.
Terkecuali untuk limbah benda tajam dan limbah cairan, limbah B3 disimpan
dalam kemasan plastik, wadah yang telah diberi plastic limbah atau kemasan
dengan standar seperti antibocor
16
Volume paling tinggi pengisian Larangan pemadatan limbah medis
Kantong limbah medis dengan tangan/kaki
17
Tata cara penanganan dan pengikatan limbah medis yang benar
18
Tata cara penanganan dan pengikatan Limbah medis yang salah.
19
Hal – hal yang harus dilakukan dalam penanganan limbah B3 diantaranya:
3. Kantong dan wadah Limbah infeksius harus diberi tanda sesuai dengan simbol
infeksius.
4. Limbah sangat infeksius dan Limbah B3 lainnya harus segera dilakukan dan
penanganan
5. Limbah sitotoksik, harus dikumpulkan dalam wadah yang kokoh dan kedap
serta diberikan simbol dan label “Limbah Sitotoksik”.
6. Limbah radioaktif harus dilakukan pemilahan sesuai dengan bentuk fisiknya,
padat dan cair, dan sesuai dengan waktu paruh (half-life) atau potensinya
7. Limbah bahan kimia atau Limbah farmasi dalam jumlah sedikit dapat
dikumpulkan bersama dengan Limbah infeksius.
20
8. Limbah farmasi kedaluwarsa/ tidak digunakan dalam jumlah besar yang
tersimpan di unit pelayanan farmasi harus dikembalikan ke pemasok
(penyuplai) atau pihak pengelola Limbah B3 yang telah memiliki izin untuk
pemusnahan.
9. Limbah bahan kimia dalam jumlah besar harus disimpan dalam wadah yang
tahan terhadap bahan kimia untuk diserahkan ke pihak Pengelola Limbah B3
yang telah memiliki izin untuk pemusnahan. Penyimpanan dan pengumpulan
Limbah bahan kimia harus diperhatikan kompatibilitas dan dilakukan sesuai
dengan karakteristiknya.
10. Limbah dengan kadar logam berat yang tinggi misalnya merkuri, harus
dikumpulkan secara terpisah. Limbah seperti ini harus diserahkan ke pihak
pengelola Limbah B3 yang telah memiliki izin untuk pemusnahan.
11. Wadah aerosol misal pengharum ruangan, pembasmi serangga, dapat
dikumpulkan dengan Limbah umum ketika telah kosong. Wadah aerosol
dilarang dibakar, dipanaskan atau diinsinerasi
21
Kode Warna, Simbol, Wadah/ kemasan dan pengelolaan limbah medis
Warna
No Kelompok Limbah Kategori Wadah/kemasan Simbol
wadah
1 Limbah Infeksius
a. Limbah padat yaitu Lim-
bah yang dihasilkan dari
Kantong plastik
barang dapat dibuang -
kuat dan anti
disposable items- selain Infeksius Kuning
bocor, atau con-
Limbah benda tajam an-
tainer
tara lain pipa karet,
kateter, dan set intravena
b. Limbah mikrobiologi &
bioteknologi yaitu Lim-
bah dari pembiakan di
laboratorium, stok atau
spesimen mikroorgan-
isme hidup atau vaksin
yang dilemahkan, pem-
biakan sel manusia dan
Kantong plastik
hewan yang digunakan
kuat dan anti bo-
dalam penelitian dan Infeksius Kuning
cor, atau con-
agen infeksius dari
tainer
penelitian dan laborato-
rium industri, Limbah
yang
dihasilkan dari bahan
biologis, racun, dan
peralatan yang digu-
nakan untuk me-
mindahkan pembiakan.
Warna
No Kelompok Limbah Kategori Wadah/kemasan Simbol
wadah
22
c. Limbah pakaian kotor
yaitu barang terkontami-
nasi dengan cairan tubuh
termasuk kapas, pakaian,
plaster atau pembalut
kotor, tali-temali, sprei, Infeksius Kuning Kantong plastik
selimut, dan kain-kain
tempat tidur dan barang
lainnya yang terkontami-
nasi dengan darah
2 Limbah patologis,
Kantong plastic
meliputi: a. Limbah
kuat dan anti bo-
anatomi manusia yaitu Infeksius Kuning
cor, atau kon-
jaringan, organ, dan
tainer
bagian tubuh.
23
5 Limbah bahan kimia
kedaluwarsa, tumpahan,
atau sisa kemasan Lim-
bah bahan kimia
antara lain bahan kimia
Kantong plastik
yang digunakan untuk Kimia cair Coklat -
atau kontainer
menghasilkan bahan
biologis, bahan kimia
yang digunakan dalam
desinfeksi, dan sebagai
insektisida.
6 Limbah dengan kandun-
gan logam berat yang
tinggi, sebagai contoh: Kontainer plastik
Logam
a. Termometer merkuri Coklat kuat dan anti bo- -
berat
pecah cor
b. Sphygmomanometer
merkuri pecah
7 Limbah farmasi Obat
buangan yaitu limbah
Kantong plastik
obat kedaluwarsa, Farmasi Coklat -
atau kontainer
terkontaminasi, dan
buangan
8 Limbah Sitotoksik
Kantong Plastik
Obat sitotoksik yaitu
atau kontainer
limbah obat kadaluarsa, Infeksius Ungu
plastik kuat dan
terkontaminasi dan
anti bocor
buangan
9 Limbah tabung gas
- - Kantong plastik
container
c. Pengangkutan Limbah B3
24
Pengangkutan limbah B3 yang tepat merupakan bagian yang penting dalam
pengelolaan limbah dari kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam
pelaksanaannya dan untuk mengurangi risiko terhadap personil pelaksana,
diperlukan keterlibatan seluruh bagian meliputi: bagian perawatan dan
pemeliharaan fasilitas pengelolaan limbah fasilitas pelayanan kesehatan,
bagian house keeping, maupun kerjasama antar personil pelaksana.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh personil yang secara langsung
melakukan penangan Limbah antara lain :
25
a) Pengangkutan Limbah B3 pada lokasi fasilitas pelayanan kesehatan
dapat menggunakan troli atau wadah beroda. Alat pengangkutan
Limbah harus memenuhi spesifikasi:
- Mudah dilakukan bongkar-muat Limbah
- Troli atau wadah yang digunakan tahan terhadap goresan limbah
beda tajam, dan
- Mudah dibersihkan.
b) Alat pengangkutan Limbah insitu harus dibersihkan dan dilakukan
desinfeksi setiap hari menggunakan desinfektan yang tepat seperti
senyawa klorin, formaldehida, fenolik, dan asam.
c) Personil yang melakukan pengangkutan Limbah harus dilengkapi
dengan pakaian yang memenuhi standar keselamatan dan kesehatan
kerja/ menggunakan APD .
d) Setiap alat angkut Limbah B3 di darat wajib diberi simbol sesuai
dengan karakteristik Limbah B3 dan setiap wadah (container)
Troli pengumpul dengan kapasitas 300 liter (6 wadah x 50 liter) dengan wadah
plastik dan penutup
26
Troli pengumpul dengan kapasitas 120-200 liter (bergantung ukuran wadah)
27
Troli pengumpul dengan kapasitas 120-200 liter (bergantung ukuran wadah)
Untuk alat angkut darat Limbah B3, pemberian simbol wajib memenuhi
persyaratan:
a. foto alat angkut berwarna (colour) dari depan, belakang, kiri, dan
kanan
b. terlihat identitas nama kendaraan (nama perusahaan)
c. nomor telepon perusahaan wajib tercantum permanen (nomor yang
dapat dihubungi apabila terjadi kecelakaan)
28
Contoh pemberian symbol alat angkut roda 3
WADAH ATAU
JENIS LIMBAH B3 ALAT ANGKUT DARAT
KEMASAN
a. Cair 1) drum baja 1) alat angkut sedot
2) drum plastik 2) truk tangki
3) tangki 3) truk kargo: dengan pen-
gangkat atau crane
b. Sludgy (serupa) 1) drum baja 1) lat angkut sedot: dengan kemapuan
2) wadah sedot tinggi
3) hopper 2) truk kedap air (water tigth dump
4) drum plastic truck)
5) tangki 3) truk kargo: dengan
4) pengangkat atau crane
c. Padat 1) drum baja 1) truk
2) wadah fleksibel 2) truk pengumpul limbah dengan
3) tong alat pemadat (compactor)
3) truk trailer dengan kargo atau
container yang dapat dilepas
4) truk kargo: dengan pen-
gangkat atau crane
29
5) truk van dengan pengangkat
6) (lifter)
Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan di tiap instalasi/unit kerja cukup banyak
jenisnya, diantaranya :
1. Masker
2. Sepatu boot
3. Sarung tangan
4. Kaca mata, goegel
5. Helm
6. Ear muff/Ear plug
7. Clemek,apron
8. Jas lab
9. Baju operasi
Tiap instalasi / unit kerja yang yang mempunyai resiko terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
30
Masker Farmasi Debu
Perawatan Penularan penyakit
R.operasi
Laboratorium
Kesling Pestisida
31
9 Baju operasi R.Operasi Percikan darah
Kontaminasi kuman
Bahan dan Limbah B3 wajib diberi simbol dan label sesuai dengan karakteristik
Bahan dan Limbah B3. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik
limbah yang dikemasnya. Jika suatu Limbah memiliki karakteristik lebih dari satu,
maka simbol yang dipasang adalah simbol dari karakteristik yang dominan,
sedangkan jika terdapat lebih dari satu karakteristik dominan ( predominan ), maka
wadah harus ditandai dengan simbol karakteristik masing-masing yang dominan.
32
Selain simbol karakteristik setiap wadah atau kemasan Limbah B3 wajib diberikan
label berikut:
Sebelum limbah B3 dimasukan ke dalam TPS limbah B3 dilakukan penimbangan dan dicatat
di dalam log book/catatan limbah B3 untuk mengetahui jumlah limbah B3 setiap harinya.
33
E. PELAPORAN / INVESTIGASI DARI TUMPAHAN, EKSPOSUR ( TERPAPAR )
DAN INSIDEN LAINNYA
34
Laporan insiden dievaluasi setiap 3 (tiga) bulan oleh Tim K3RS dan dilaporkan
kepada direktur
Arahan direktur dijadikan petunjuk untuk meningkatkan/ memperbaiki agar tidak terjadi
insiden kecelakaan akibat kontaminasi B3 maupun limbah B3
2. Sarana/ fasilitas untuk penanganan tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dan limbahnya
a. Penyiram badan/ shower (body wash);
Unit kerja yang menyimpan Bahan Berbahaya dan Beracun dan
memproduksi limbah cair agar menyediakan shower (body wash) unutk
menangani paparan. Misal : Unit Laboratorium, Laundry, TPS B3
b. Pencuci mata (eyewasher);
Unit kerja yang menyimpan Bahan Berbahaya dan Beracun dan
memproduksi limbah cair agar menyediakan eyewasher untuk menangani
paparan Bahan berbahaya dan Beracun ke bagian mata. Misal unit
Laboratorium, Laundry, TPS B3, CSSU
35
Eyewasher
c. Spill Kit
Kit atau seperangkat alat yang digunakan untuk menangani jika terjadi tumpahan B3
dan limbah B3. Spilkit tersimpan dan terisi lengkap sesuai dengan jenis Bahan
Berbahaya dan Beracun dan limbah B3 yang dihasilkan.
1. Pengelolaan limbah B3 bertujuan merubah karakteristik biologis dan atau kimia limbah
sehingga potensi berbahaya terhadap manusia berkurang/ tidak ada. Dalam pengolahan
limbah B3 RS Hermina melakukan kerjasama dengan pengolahan limbah B3 yang telah
memenuhi syarat dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan mempun-
yai izin transporter dan pengolah limbah B3 dan masih berlaku. Pengolahan limbah B3
oleh pihak ke – 3 dibuat dalam bentuk MOU/ perjanjian kerjasama yang memuat per-
syaratan tata cara pengambilan dari Rumah sakit, periode pengambilan limbah B3, bukti
manifest dan sertifikat pemusnahan yang diberikan oleh pihak ke – 3.
36
2. Pengelolaan limbah cair dilakukan di Instalasi Pengelolaan Air Limbah, dilengkapi
dengan izin rumah sakit yang masih berlaku. Rumah sakit melakukan pemeriksaan air
bersih dan air limbah secara berkala setiap bulan 1 kali, karena mutu air rentan terhadap
perubahan yang mendadak, termasuk peubahan diluar kontrol rumah sakit. Pemeriksaan
dilakukan oleh otoritas dari luar rumah sakit. Mutu air juga kritikal didalam proses as-
uhan klinis termasuk pada mutu air dialysis ginjal setiap bulan untuk menilai pertum-
buhan bakteri dan endotoksin pada membrane luar dari dinding sel yang pada keadaan
tertentu bersifat toksik. Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia, doku-
men hasil pemeriksaan air selalu dilakukan monitoring dan dilakukan perbaikan bila
diperlukan
37
BAB IV
DOKUMENTASI
Dalam pengelolaan bahan dan limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun ) di RS Hermina
dilakukan pendokumentasian meliputi :
1. Identifikasi dan inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbahnya
Daftar inventaris tersedia di unit sesuai dengan jenis B3 yang disimpan, daftar inventaris bisa
diupdate bila terjadi perubahan tempat penyimpanan
2. Penanganan, Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
limbahnya
a. Penyimpanan B3 di unit dilengkapi daftar B3 yang disimpan, dilengkapi dengan Lembar
MSDS (Material Safety data Sheet) yang diperoleh dari distributor/ supplier
b. Penyimpanan limbah B3 di TPS ditulis dalam logbook dan logboard yang diisi oleh
petugas setiap serah terima dari unit dan petugas TPS
c. Dokumentasi pemusnahan limbah B3 dilaksanakan oleh pihak ke–3 yang memiliki izin
(pengelolaan dan transporter). Dokumen yang diberikan oleh pihak ke–3 meliputi:
1) Manifest limbah B3
2) Sertifikasi bukti pemusnahan limbah B3 dari rekanan setiap bulan
d. Khusus Pengelolaan limbah berwujud cair dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Pemeriksaan kualitas mutu air bersih dan air limbah dilakukan setiap 1 bulan
sekali termasuk untuk dialysis ginjal untuk menilai pertumbuhan bakteri dan endotoksin.
Hasil Pemeriksaan didokumentasikan dan dimonitoring
3. Pelabelan/ pemberian rambu –rambu/ simbol yang tepat pada Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) dan limbahnya pada setiap B3 dan limbah B3 yang disimpan
4. Pelaporan/ Investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar) dan insiden lainnya
Kejadian keadaan darurat B3 harus dilakukan pendokumentasian termasuk investigasi dan
pelaporan tumpahan dan insiden lainnya, pelaporan disampaikan kepada tim K3RS
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 9 Juni 2018
DIREKTUR UTAMA,
38
dr. HASMORO
39