Anda di halaman 1dari 39

Lampiran : Keputusan Dirut PT. Medikaloka Hermina Tbk No.

350/KEP-DIR/MH/VI/2018
Tentang : Panduan Pengelolaan Bahan dan Limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun ) di RS Hermina

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH B3


( BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN )

BAB I
DEFINISI DAN TUJUAN

A. DEFINISI

1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi dan
atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup,
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain
2. Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan (PP No. 101 Tahun 2014)
3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah
sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan yang berbahaya dan atau
beracun (B3)
4. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3
5. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan
limbah B3
6. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan
kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya
7. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukan B3 kedlam suatu
wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya
8. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan

1
9. Pemanfaatan limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali (reuse) dan atau daur
ulang (recyclke) dan atau perolehan kembali (recovery) yang bertujuan untuk
mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga aman
bagi lingkungan dan kesehatan manusia
10. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukan klasifikasi B3
11. Simbol limbah B3 adalah gambar yang menunjukan karakteristik limbah B3
12. Label B3 adalah uraian singkat yang menunjukan klasifikasi dan jenis B3
13. Label limbah B3 adalah keterangan mengenai limbah B3 yang berbentuk tulisan yang
berisi informasi mengenai penghasil limbah B3, alamat penghasil limbah, waktu
pengemasan, jumlah dan karakteristik limbah
14. Pelabelan limbah B3 adalah proses penandaan atau pemberian label yang dilekatkan
atau dibubuhkan pada kemasan langsung limbah B3

B. TUJUAN

1. Sebagai acuan di RS Hermina dalam pengelolaan bahan berbahaya dan beracun serta
limbah B3 yang dihasilkan dalam pelayana kesehatan.
2. Memberikan keamanan kepada pasien, dokter, pengunjung dan karyawan rumah sakit,
serta mencegah pencemaran lingkungan dengan adanya bahan berbahaya dan beracun
3. Meminimalisasi risiko terjadinya penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang
diakibatkan oleh B3 dan limbah B3
4. Mencegah dan menanggulangi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh limbah RS

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. Pengelolaan rumah sakit sebagai institusi pelayanan publik harus dikelola secara aman
dari pencemaran lingkungan rumah sakit yang diakibatkan oleh bahan dan limbah B3.

Rumah sakit dalam memberikan pelayanan, menggunakan berbagai jenis bahan berbahaya dan
beracun yang berpotensi menimbulkan berbagai risiko. Untuk mengantisipasi dan
meminimalisasi dampak dari kemungkinan risiko tersebut, maka perlu dibuat Panduan
Pengelolaan Bahan dan Limbah B3.

Panduan pengelolaan Bahan dan Limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) di RS Hermina disusun
meliputi :

1. Definisi dan Tujuan


2. Ruang Lingkup
3. Tata Laksana
a. Identifikasi dan inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbahnya
b. Penanganan, Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
limbahnya
c. Penggunaan Alat Pelindung Diri dan penanganan Kedaruratan (Tumpahan/ Pajanan)
Bahan dan Limbah B3
d. Pelabelan/ pemberian rambu - rambu yang tepat pada Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dan limbahnya
e. Pelaporan/ Investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar) dan insiden lainnya
f. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun ( Limbah B3 ) dan Limbah Cair
4. Dokumentasi

3
BAB III
TATA LAKSANA

A. IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


(B3) DAN LIMBAHNYA
1. Identifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah nya di unit
NO Jenis B3 dan Limbah B3 Unit
1 Infeksius  Darah dan cairan tubuh 1. Kamar Operasi & Kamar
 Darah : serum, plasma dan komponen Bersalin
darah lainnya 2. Instalasi Laboratorium
 Cairan tubuh : semen, sekresi vagina, 3. Ruang Perawatan
cairan serebrospinal, cairan pleural, cairan 4. Ruang Isolasi
peritoneal, cairan pericardial, cairan amni- 5. Pelayanan Intensif
otic, cairan tubuh lainnya yang terkontam- 6. IGD dan Poliklinik
inasi darah 7. Hemodialisa
 Diapers bila bekas pakai pasien infeksi
saluran cerna,
 Limbah laboratorium yang bersifat infek-
sius
 Limbah yang berasal dari kegiatan isolasi
2 Patologis dan anatomis 1. Kamar Operasi & Kamar
Jaringan manusia, organ, bagian tubuh dan Bersalin
bangkai hewan yang terkontaminasi 2. Instalasi Laboratorium
3. Ruang Perawatan
4. Ruang Isolasi
5. Pelayanan Intensif
6. IGD dan Poliklinik
7. Laboratorium Patologi Anatomi
3 Farmasi 1. Kamar Operasi & Kamar
Obat – obatan dan vaksin yang kadaluarsa, Bersalin
tidak terpakai dan terkontaminasi 2. Instalasi Laboratorium
3. Ruang Perawatan
4. Ruang Isolasi
5. Pelayanan Intensif
6. IGD dan Poliklinik
7. Hemodialisa
8. Instalasi Farmasi
4
NO Jenis B3 dan Limbah B3 Unit
4 Bahan Kimia 1. Kamar Operasi & Kamar
1. Iritan Bersalin
Pelarut dan reagen yang digunakan untuk 2. Instalasi Laboratorium
persiapan laboratorium, cairan 3. Ruang Perawatan
desinfektan, Aniosime, Cidex, Betadine 4. Ruang Isolasi
solution, desmanol, mercuri, sabun cuci, 5. Pelayanan Intensif
chemical laundry, glass cleaner 6. IGD dan Poliklinik
2. Korosif 7. Laboratorium, Lab PA
Hidrogen peroxide, asam asetat, calcium 8. CSSD
chorida 9. Ruang Gas Medis, Gas LPG
3. Beracun 10. Dapur
Formalin, desmonal, alkohol, reagen 11. Laundry
laboratorium 12. Petugas kebersihan
4. Mudah Meledak
Gas LPG, Oksigen, N2O, alkohol
5. Oksidator
Chlorin, Hidrogen peroxide
5 Logam berat 1. Ruang perawatan yang masih
Terdapat dalam peralatan medis (misalnya menggunakan merkuri
merkuri pada termometer yang pecah, 2. Gudang Umum
tensimeter yang menggunakan air raksa) dan 3. Ruangan dan perkantoran yang
baterai menggunakan baterai

6 Kontainer Bertekanan 1. Gudang Umum


Tabung aerosol/ bertekanan misalnya : 2. Petugas Kebersihan
pengharum ruangan, pembasmi serangga 3. Petugas kesling

7 Benda tajam 1. Kamar Operasi & Kamar


Jarum intravena, vial, lanset (lancet), syringe, Bersalin
ujung infus, pipet pasteur, kaca preparat, 2. Instalasi Laboratorium
skalpel, pisau, pecahan kaca, benda yang 3. Ruang Perawatan
berpermukaan tajam 4. Ruang Isolasi
5. Pelayanan Intensif
6. IGD dan Poliklinik
7. Hemodialisa

5
NO Jenis B3 dan Limbah B3 Unit
8 Genotoksik 1. Ruang Perawatan Kemoterapi
Limbah yang mengandung bahan dengan sifat 2. Ruang pencampuran obat
genotoksin, contoh limbah yang mengandung kemoterapi
obat – obatan sitostatik/ obat terapi kanker
9 Radioaktif
Produk yang terkontaminasi oleh radionuklida -
termasuk bahan diagnostik radioaktif atau
bahan radioterapeutik

2. Inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah B3

LIMBAH B3 YANG
NO LOKASI JENIS B3 & LIMBAH B3 JUMLAH B3
DIHASILKAN
1 Kamar - Alkohol, Betadine solution, Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Operasi Formalin, Cairan disesuaikan - Limbah infeksius
desinfektan, Gas anestesi dengan - Limbah farmasi
- Darah, cairan tubuh, kebutuhan unit - Limbah benda tajam
jaringan
- Kemasan sisa obat/ obat
yang sudah terkontaminasi
- Scalpel, pisau, spuit, jarum
intravena, ujung infus

2 Kamar - Alkohol, Betadine solution, Jumlah B3 - Limbah bahan kimia


Bersalin Cairan desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Darah, cairan tubuh, dengan - Limbah farmasi
jaringan kebutuhan unit - Limbah Benda tajam
- Kemasan sisa obat/ obat
yang sudah terkontaminasi
- Spuit, jarum intravena,
ujung infus

6
LIMBAH B3 YANG
NO LOKASI JENIS B3 & LIMBAH B3 JUMLAH B3
DIHASILKAN
3 Ruang - Alkohol, Betadine solution, - Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Perawatan Cairan desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Darah, cairan tubuh, dengan - Limbah farmasi
jaringan kebutuhan - Limbah Benda tajam
- Kemasan sisa obat/ obat unit
yang sudah terkontaminasi
- Spuit, jarum intravena,
ujung infus
4 Ruang isolasi - Alkohol, Betadine solution, - Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Cairan desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Darah, cairan tubuh, dengan - Limbah farmasi
jaringan kebutuhan - Limbah Benda tajam
- Kemasan sisa obat/ obat unit
yang sudah terkontaminasi
- Spuit, jarum intravena,
ujung infus
5 Ruang - Alkohol, Betadine solution, - Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Intensif Cairan desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Darah, cairan tubuh, dengan - Limbah farmasi
jaringan kebutuhan - Limbah Benda tajam
- Kemasan sisa obat/ obat unit
yang sudah terkontaminasi
- Spuit, jarum intravena,
ujung infus
6 IGD dan - Alkohol, Betadine solution, - Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Poliklinik Cairan desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Darah, cairan tubuh, dengan - Limbah farmasi
jaringan kebutuhan - Limbah Benda tajam
- Kemasan sisa obat/ obat unit
yang sudah terkontaminasi
- Spuit, jarum intravena,
ujung infus

7
LIMBAH B3 YANG
NO LOKASI JENIS B3 & LIMBAH B3 JUMLAH B3
DIHASILKAN
7 Laboratorium - Alkohol, Reagen, Cairan Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
& Lab PA desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Sampel pemeriksaan, dengan - Limbah Benda tajam
jaringan kebutuhan unit
- Lanset, pipet, kaza preparat

8 Dapur/ Pantry - Cairan desinfektan, Sabun Jumlah B3 - Limbah bahan kimia


cuci disesuaikan - Limbah benda tajam
- Pecahan kaca/ piring/ gelas dengan
kebutuhan unit

9 Laundry Cairan desinfektan, chemical Jumlah B3 Limbah bahan kimia


disesuaikan
dengan
kebutuhan unit

10 Hemodialisa - Alkohol, Betadine solution, Jumlah B3 - Limbah bahan kimia


Cairan desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Darah, cairan tubuh, dengan - Limbah farmasi
jaringan kebutuhan unit - Limbah Benda tajam
- Kemasan sisa obat/ obat
yang sudah terkontaminasi
- Spuit, jarum intravena,
ujung infus

11 Perawatan - Alkohol, Betadine solution, - Jumlah B3 - Limbah bahan kimia


Kemoterapi Cairan desinfektan disesuaikan - Limbah infeksius
- Darah, cairan tubuh, dengan - Limbah farmasi
jaringan kebutuhan - Limbah
- Kemasan sisa obat/ obat unit Genotosik/sitotoksik
yang sudah terkontaminasi - Limbah Benda tajam
- Spuit, jarum intravena,

8
ujung infus

LIMBAH B3 YANG
NO LOKASI JENIS B3 & LIMBAH B3 JUMLAH B3
DIHASILKAN
12 CSSD Aniosim, cidex, chlorin Jumlah B3 Limbah bahan kimia
disesuaikan
dengan
kebutuhan unit
14 Gudang Batu baterai, chemical, sabun Jumlah B3 - Limbah bahan kimia
Umum cuci, lampu neon disesuaikan - Limbah logan berat
dengan
kebutuhan unit

Perencanaan kebutuhan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari masing – masing unit/
bagian yang menyimpan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Daftar inventaris Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ini selalu diupdate bila terjadi
perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan

B. PENANGANAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA


DAN BERACUN (B3) DAN LIMBAHNYA
1. Karakteristik Bahan Berbahaya dan Beracun yaitu:
a. Mudah meledak (explosive);
b. Pengoksidasi (oxidizing);
c. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. Sangat mudah menyala (highly flammable);
e. Mudah menyala (flammable);
f. Amat sangat beracun (extremely toxic);
g. Sangat beracun (highly toxic);
h. Beracun (moderately toxic);
i. Berbahaya (harmful);
j. Korosif (corrosive);
k. Bersifat iritasi (irritant);
l. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
9
m. Karsinogenik (carcinogenic);

2. Penerimaan Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 )


MSDS “ Material Safety Data Sheet” adalah Lembar petunjuk yang berisi informasi
bahan berbahaya tentang sifat fisika, kimia, penyimpanan, jenis bahaya yang
ditimbulkan, cara penanganan, tindakan khusus dalam keadaan darurat, pengelolaan
limbah bahan berbahaya

B3 yang dipesan dari distributor diterima oleh bagian farmasi kemudian dilakukan
pengecekan, harus dilengkapi MSDS, ada tertera waktu kadaluarsa dan kondisi fisik
barang saat diterima

Setiap Bahan Berbahaya dan beracun harus mempunyai informasi mengenai


penanganan, penyimpanan dan penggunaan B3 termasuk data fisik seperti titik didih,
titik nyala dan sejenisnya tercantum didalam “ Material Safety Data Sheet (MSDS)” atau
Lembar Data Pengamanan (LDP) yang dilampirkan setiap pembelian/ pengadaan B3,
MSDS atau LDP wajib dilampirkan oleh pemasok (supplier)

Lembar data keselamatan bahan-bahan secara garis besar harus memuat penjelasan ant-
ara lain:
- Nama & wujud material, rumus kimia dan nama dagang
- Identifikasi dari bahan dan simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
- Sifat bahaya bila terkena ( kulit, mata, terhirup, tertelan)
- Alat Pelindung Diri yang digunakan saat menggunakan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
- Tingkat bahaya (mudah terbakar, reaktifitas, kesehatan, bahaya lain)
- Cara penyimpanan dan penanganan yang aman dan benar
- Cara pertolongan pertama (terkena kulit, mata, terhidup, tertelan)
- Cara mengatasi tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

3. Penyimpanan Bahan & Limbah B3


a. Penyimpanan B3
Penyimpanan B3 yang aman dapat dilakukan dengan cara menyiapkan sarana
keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun dalam bentuk lemari B3

10
1) Bahan mudah terbakar (flammabel)
 Tempat penyimpanan wajib dilengkapi simbol dan label B3
 Tempat penyimpanan tidak mudah terbakar
 Sirkulasi udara cukup
 Jauh dari sumber api dan bahan oksidator kuat
 Ada label/ rambu dilarang merokok
 Dekat dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jenis CO2

2) Penyimpanan bahan mudah meledak (eksplosive)


 Tempat penyimpanan wajib dilengkapi simbol dan label B3
 Tempat penyimpanan tidak mudah terbakar
 Peredaran udara dan ventilasi cukup
 Jauhkan dari sumber api / panas
 Hindarkan tumbukan/benturan mekanis
 Tidak boleh bersatu dengan oli, gemuk atau grease, bensin dan bahan sisa
yang mudah terbakar

3) Penyimpanan bahan oksidator


 Tempat penyimpanan wajib dilengkapi simbol dan label B3
 Tempat penyimpanan tidak mudah terbakar
 Peredaran udara dan ventilasi cukup
 Jauhkan dari sumber api / panas
 Jauhkan dari bahan mudah terbakar/reduktor

4) Penyimpanan bahan reaktif


 Tempat penyimpanan dilengkapi simbol dan label B3
 Tempat penyimpanan sejuk dan ventilasi cukup
 Jauhkan dari sumber api / panas
 Dekat dengan alat pemadam api ringan tanpa air (CO2, Halon, Dry Powder)

5) Penyimpanan bahan beracun (Toxic)


 Tempat penyimpanan dilengkapi simbol dan label B3
 Tempat penyimpanan sejuk, sirkulasi udara baik
 Jauh dari bahaya kebakaran dan terpisah dari bahan yang inkompatibel

11
 Disimpan terpisah dari bahan –bahan yang mungkin bereaksi

6) Penyimpanan bahan korosif


 Tempat penyimpanan dilengkapi symbol dan label B3
 Tempat penyimpanan tahan terhadap korosif
 Tempat penyimpanan sejuk dan ventilasi cukup
 Disimpan terpisah dari bahan beracun
 Wadah tertutup dan beretiket
 Sediakan alat pelindung diri kaca mata, gloves dan pakaian kerja

7) Penyimpanan gas bertekanan


 Disimpan tegak dan terikat secara kuat
 Disimpan pada ruangan sejuk dan tidak terkena matahari langsung
 Jauh dari sumber api/panas
 Disimpan jauh dari bahan – bahan korosif yang dapat merusak kran-kran.
 Tersedia sprinkler

b. Penyimpanan Limbah B3
Penyimpanan Limbah B3 dapat dilakukan secara baik dan benar apabila Limbah B3
telah dilakukan pemilahan dengan baik dan benar, termasuk memasukan limbah B3
kedalam wadah atau kemasan yang sesuai, dilekati simbol dan limbah B3

Untuk dapat melakukan penyimpanan limbah B3, RS wajib memiliki izin


pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan penyimpanan limbah

Lokasi penyimpanan harus tetap, berada jauh dari ruang pasien, laboratorium, ruang
operasi, atau area yang diakses masyarakat.

Seluruh Limbah medis harus disimpan dan dikumpulkan pada lokasi penyimpanan
sementara sampai diangkut ke lokasi pengolahan. Lokasi penyimpanan diberikan
tanda :

“BERBAHAYA: PENYIMPANAN LIMBAH MEDIS


– HANYA UNTUK PIHAK BERKEPENTINGAN”

12
Lokasi penyimpanan harus tetap, berada jauh dari ruang pasien, laboratorium, ruang
operasi, atau area yang diakses masyarakat

a) Lokasi penyimpanan limbah


Persyaratan lokasi penyimpanan Limbah B3
1) Merupakan daerah bebas banjir dan tidak rawan bencana alam, atau dapat
direkayasa dengan teknologi untuk perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, apabila tidak bebas banjir dan rawan bencana alam
2) Jarak antara lokasi pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan pengolahan
limbah B3 dengan lokasi fasilitas umum diatur dalam izin lingkungan
3) Lokasi penyimpanan harus tetap, berada jauh dari ruang pasien,
laboratorium, ruang operasi, atau area yang diakses masyarakat.

b) Fasilitas penyimpanan limbah B3


Fasilitas penyimpanan limbah B3 harus sesuai dengan jumlah limbah B3,
karakteristik limbah B3, dan dilengkapi dengan upaya pengendalian pence-
maran lingkungan hidup
Fasilitas penyimpanan limbah B3 dapat berupa :
1) Bangunan
2) Tangki dan atau container
3) Silo
4) Tempat tumpukan limbah (waste pile)
5) Waste impoundment
6) Bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekno-
logi

c) Persyaratan Fasilitas Penyimpanan


Penyimpanan limbah B3 berupa bangunan dilakukan pada bangunan terpisah
dari fasilitas bangunan utama fasilitas kesehatan. Persyaratan fasilitas
penyimpanan Limbah B3 meliputi:
1) Lantai kedap (impermeable), berlantai beton atau semen dengan sistem
drainase yang baik, serta mudah dibersihkan dan dilakukan desinfeksi

13
2) Tersedia sumber air atau kran air untuk pembersihan
3) Mudah diakses untuk penyimpanan limbah
4) Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak
berkepentingan
5) Mudah di akses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau
mengangkut limbah
6) Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir dan faktor
lain yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja
7) Tidak dapat di akses oleh hewan, serangga dan burung
8) Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik dan memadai
9) Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makan
10) Peralatan pembersihan, pakaian pelindung, dan wadah atau kantong limbah
harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi fasiltas penyimpanan
11) Dinding, lantai, langit – langit fasilitas penyimpanan senantiasa dalam
keadaan bersih, termasuk pembersihan lantai setiap hari
12) Peralatan penanggulangan keadaan darurat (APAR jenis CO2 ukuran > 3.5
kg, alat untuk penanganan paparan B3 ke mata/ Eyewasher)

d) Bila tidak tersedia bangunan terpisah untuk penyimpanan limbah B3 dapat


dilakukan pada fasilitas atau ruangan khusus yang berada didalam bangunan
fasilitas pelayanan kesehatan, apabila :
1) Kondisi tidak memungkinkan untuk dilakukan pembangunan tempat
penyimpanan secara terpisah dari bangunan utama fasilitas pelayanan
kesehatan
2) Akumulasi limbah yang dihasilkan dalam jumlah relatif kecil
3) Limbah dilakukan pengolahan lebih lanjut dalam waktu kurang dari 48 jam
sejak limbah dihasilkan

14
Contoh fasilitas penyimpanan Limbah B3 dari fasilitas pelayan kesehatan dalam
ruangan yang dilengkapi dengan pembatas akses (kerangkeng).

e) Limbah infeksius, benda tajam dan/ atau patologis tidak boleh disimpan lebih
dari 2 (dua) hari untuk menghindari pertumbuhan bakteri, putrekasi dan bau.
Apabila disimpan lebih dari 2 (dua) hari, limbah harus dilakukan desinfeksi
kimiawi atau disimpan dalam refrigator atau pendingin pada suhu 0C (nol de-
rajat celcius) atau lebih rendah

Contoh ruang pendingin untuk penyimpanan Limbah B3 berupa


Limbah infeksius, benda tajam, dan/atau patologis

15
f) Tata Cara Penyimpanan
Limbah B3 harus disimpan dalam kemasan dengan simbol dan label yang jelas.
Terkecuali untuk limbah benda tajam dan limbah cairan, limbah B3 disimpan
dalam kemasan plastik, wadah yang telah diberi plastic limbah atau kemasan
dengan standar seperti antibocor

Prinsip dasar penanganan (handling) limbah medis antara lain:


1) Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai kategori limbah
2) Volume paling tinggi limbah yang dimasukkan kedalam wadah atau kan-
tong limbah adalah ¾ (tiga per empat) limbah dari volume, sebelum ditutup
secara aman dan dilakukan pengelolaan selanjutnya
3) Penanganan (handling) limbah harus dilakukan dengan hati – hati untuk
menghindari tertusuk benda tajam, apabila limbah benda tajam tidak
dibuang dalam wadah atau kantong limbah sesuai kelompok limbah
4) Pemadatan atau penekanan limbah dalam wadah atau kantong limbah
dengan tangan dan kaki harus dihindari secara mutlak
5) Penanganan limbah secara manual harus dihindari. Apabila hal tersebut
harus dilakukan, bagian atas kantong limbah harus tertutup dan penan-
ganannya sejauh mungkin dari tubuh
6) Penggunaan wadah atau kantong limbah ganda harus dilakukan apabila
wadah atau kantong limbah bocor, robek atau tidak tertutup sempurna

16
Volume paling tinggi pengisian Larangan pemadatan limbah medis
Kantong limbah medis dengan tangan/kaki

Contoh untuk limbah infeksius

Contoh wadah untuk limbah benda tajam

17
Tata cara penanganan dan pengikatan limbah medis yang benar

No. Foto Keterangan

1. Hanya Limbah infeksius yang boleh dimasukkan


ke dalam wadah ini – Limbah terkena darah
atau cairan tubuh – Limbah benda tajam ditem-
patkan pada wadah Limbah benda tajam.

2. Limbah harus ditempatkan dalam wadah sesuai


dengan jenis dan karakteristik Limbah. Tarik
plastik secara perlahan sehingga udara dalam
kantong berkurang. Jangan mendorong kantong
ke bawah atau melobanginya untuk mengelu-
arkan udara.

3. Putar ujung atas plastik untuk membentuk


kepang tunggal.

4. Gunakan kepang plastik untuk membentuk


ikatan tunggal.
Dilarang mengikat dengan model
“telinga kelinci”.

5. Letakkan penutup wadah dan tempat pada tem-


pat penyimpanan sementara (atau pada lokasi
pengumpulan internal).

18
Tata cara penanganan dan pengikatan Limbah medis yang salah.

No. Foto Keterangan

1. Kantong Limbah tidak boleh dibiarkan terbuka.

2. Kantong Limbah tidak boleh diikat model


“telinga kelinci”.

3. Kantong Limbah tidak boleh diikat dengan


selotipe atau sejenis.

19
Hal – hal yang harus dilakukan dalam penanganan limbah B3 diantaranya:

1. Limbah dari kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan harus dilakukan


pengelolaan sesuai karakteristiknya.
2. Limbah benda tajam harus dikumpulkan bersama, baik yang telah
terkontaminasi atau tidak. Wadah yang digunakan harus tahan terhadap
tusukan atau goresan atau plastik padat, dilengkapi dengan penutup. Wadah
harus kokoh dan kedap untuk menampung benda tajam dan sisa-sisa cairan dari
penyuntik (syringe). Untuk menghindari penyalahgunaan, wadah harus tidak
mudah dibuka atau dirusak, dan jarum-jarum atau penyuntik dibuat menjadi
tidak dapat digunakan. Apabila wadah logam atau plastik tidak tersedia,
wadah dapat dibuat dari kotak karton.

Wadah limbah patologis dengan penutup

3. Kantong dan wadah Limbah infeksius harus diberi tanda sesuai dengan simbol
infeksius.
4. Limbah sangat infeksius dan Limbah B3 lainnya harus segera dilakukan dan
penanganan
5. Limbah sitotoksik, harus dikumpulkan dalam wadah yang kokoh dan kedap
serta diberikan simbol dan label “Limbah Sitotoksik”.
6. Limbah radioaktif harus dilakukan pemilahan sesuai dengan bentuk fisiknya,
padat dan cair, dan sesuai dengan waktu paruh (half-life) atau potensinya
7. Limbah bahan kimia atau Limbah farmasi dalam jumlah sedikit dapat
dikumpulkan bersama dengan Limbah infeksius.

20
8. Limbah farmasi kedaluwarsa/ tidak digunakan dalam jumlah besar yang
tersimpan di unit pelayanan farmasi harus dikembalikan ke pemasok
(penyuplai) atau pihak pengelola Limbah B3 yang telah memiliki izin untuk
pemusnahan.

Penyimpanan Limbah radioaktif dan Limbah bahan kimia

9. Limbah bahan kimia dalam jumlah besar harus disimpan dalam wadah yang
tahan terhadap bahan kimia untuk diserahkan ke pihak Pengelola Limbah B3
yang telah memiliki izin untuk pemusnahan. Penyimpanan dan pengumpulan
Limbah bahan kimia harus diperhatikan kompatibilitas dan dilakukan sesuai
dengan karakteristiknya.

Contoh wadah dari kotak karton

10. Limbah dengan kadar logam berat yang tinggi misalnya merkuri, harus
dikumpulkan secara terpisah. Limbah seperti ini harus diserahkan ke pihak
pengelola Limbah B3 yang telah memiliki izin untuk pemusnahan.
11. Wadah aerosol misal pengharum ruangan, pembasmi serangga, dapat
dikumpulkan dengan Limbah umum ketika telah kosong. Wadah aerosol
dilarang dibakar, dipanaskan atau diinsinerasi

21
Kode Warna, Simbol, Wadah/ kemasan dan pengelolaan limbah medis
Warna
No Kelompok Limbah Kategori Wadah/kemasan Simbol
wadah
1 Limbah Infeksius
a. Limbah padat yaitu Lim-
bah yang dihasilkan dari
Kantong plastik
barang dapat dibuang -
kuat dan anti
disposable items- selain Infeksius Kuning
bocor, atau con-
Limbah benda tajam an-
tainer
tara lain pipa karet,
kateter, dan set intravena
b. Limbah mikrobiologi &
bioteknologi yaitu Lim-
bah dari pembiakan di
laboratorium, stok atau
spesimen mikroorgan-
isme hidup atau vaksin
yang dilemahkan, pem-
biakan sel manusia dan
Kantong plastik
hewan yang digunakan
kuat dan anti bo-
dalam penelitian dan Infeksius Kuning
cor, atau con-
agen infeksius dari
tainer
penelitian dan laborato-
rium industri, Limbah
yang
dihasilkan dari bahan
biologis, racun, dan
peralatan yang digu-
nakan untuk me-
mindahkan pembiakan.
Warna
No Kelompok Limbah Kategori Wadah/kemasan Simbol
wadah

22
c. Limbah pakaian kotor
yaitu barang terkontami-
nasi dengan cairan tubuh
termasuk kapas, pakaian,
plaster atau pembalut
kotor, tali-temali, sprei, Infeksius Kuning Kantong plastik
selimut, dan kain-kain
tempat tidur dan barang
lainnya yang terkontami-
nasi dengan darah

2 Limbah patologis,
Kantong plastic
meliputi: a. Limbah
kuat dan anti bo-
anatomi manusia yaitu Infeksius Kuning
cor, atau kon-
jaringan, organ, dan
tainer
bagian tubuh.

3 Limbah Radioaktif Radioaktif Merah Kantong plastik

4 Limbah Benda Tajam


Limbah benda tajam
Limbah benda tajam an-
tara lain jarum, siringe,
Infeksius
skalpel, pisau, dan kaca,
Benda Kuning Kantong plastik
yang dapat menusuk
Tajam
atau menimbulkan luka,
baik
yang telah digunakan
atau belum
Warna
No Kelompok Limbah Kategori Wadah/kemasan Simbol
wadah

23
5 Limbah bahan kimia
kedaluwarsa, tumpahan,
atau sisa kemasan Lim-
bah bahan kimia
antara lain bahan kimia
Kantong plastik
yang digunakan untuk Kimia cair Coklat -
atau kontainer
menghasilkan bahan
biologis, bahan kimia
yang digunakan dalam
desinfeksi, dan sebagai
insektisida.
6 Limbah dengan kandun-
gan logam berat yang
tinggi, sebagai contoh: Kontainer plastik
Logam
a. Termometer merkuri Coklat kuat dan anti bo- -
berat
pecah cor
b. Sphygmomanometer
merkuri pecah
7 Limbah farmasi Obat
buangan yaitu limbah
Kantong plastik
obat kedaluwarsa, Farmasi Coklat -
atau kontainer
terkontaminasi, dan
buangan
8 Limbah Sitotoksik
Kantong Plastik
Obat sitotoksik yaitu
atau kontainer
limbah obat kadaluarsa, Infeksius Ungu
plastik kuat dan
terkontaminasi dan
anti bocor
buangan
9 Limbah tabung gas
- - Kantong plastik
container

c. Pengangkutan Limbah B3

24
Pengangkutan limbah B3 yang tepat merupakan bagian yang penting dalam
pengelolaan limbah dari kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam
pelaksanaannya dan untuk mengurangi risiko terhadap personil pelaksana,
diperlukan keterlibatan seluruh bagian meliputi: bagian perawatan dan
pemeliharaan fasilitas pengelolaan limbah fasilitas pelayanan kesehatan,
bagian house keeping, maupun kerjasama antar personil pelaksana.

Pengumpulan Limbah, yang merupakan bagian dari kegiatan penyimpanan,


yang dilakukan oleh penghasil Limbah sebaiknya dilakukan dari ruangan
ke ruangan pada setiap pergantian petugas jaga, atau sesering mungkin.
Waktu pengumpulan untuk setiap kategori limbah (kategori WHO) harus
dimulai pada setiap dimulainya tugas jaga yang baru.

1) Pengumpulan Setempat (on-site).

Limbah harus dihindari terakumulasi pada tempat dihasilkannya.


Kantong limbah harus ditutup atau diikat secara kuat apabila telah terisi
3/4 (tiga per empat) dari volume maksimalnya.

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh personil yang secara langsung
melakukan penangan Limbah antara lain :

a) Limbah yang harus dikumpulkan minimum setiap hari atau sesuai


kebutuhan dan diangkut ke TPS
b) Setiap kantong Limbah harus dilengkapi dengan simbol dan label
sesuai kategori Limbah, termasuk informasi mengenai sumber
Limbah.
c) Setiap pemindahan kantong atau wadah Limbah harus segera diganti
dengan kantong atau wadah Limbah baru yang sama jenisnya.
d) Kantong atau wadah Limbah baru harus selalu tersedia pada setiap
lokasi dihasilkannya Limbah.

2) Pengangkutan insitu limbah B3

25
a) Pengangkutan Limbah B3 pada lokasi fasilitas pelayanan kesehatan
dapat menggunakan troli atau wadah beroda. Alat pengangkutan
Limbah harus memenuhi spesifikasi:
- Mudah dilakukan bongkar-muat Limbah
- Troli atau wadah yang digunakan tahan terhadap goresan limbah
beda tajam, dan
- Mudah dibersihkan.
b) Alat pengangkutan Limbah insitu harus dibersihkan dan dilakukan
desinfeksi setiap hari menggunakan desinfektan yang tepat seperti
senyawa klorin, formaldehida, fenolik, dan asam.
c) Personil yang melakukan pengangkutan Limbah harus dilengkapi
dengan pakaian yang memenuhi standar keselamatan dan kesehatan
kerja/ menggunakan APD .
d) Setiap alat angkut Limbah B3 di darat wajib diberi simbol sesuai
dengan karakteristik Limbah B3 dan setiap wadah (container)

Troli pengumpul dengan kapasitas 300 liter (6 wadah x 50 liter) dengan wadah
plastik dan penutup

26
Troli pengumpul dengan kapasitas 120-200 liter (bergantung ukuran wadah)

Troli pengumpul dengan kapasitas 120-200 liter (bergantung ukuran


wadah)

27
Troli pengumpul dengan kapasitas 120-200 liter (bergantung ukuran wadah)
Untuk alat angkut darat Limbah B3, pemberian simbol wajib memenuhi
persyaratan:
a. foto alat angkut berwarna (colour) dari depan, belakang, kiri, dan
kanan
b. terlihat identitas nama kendaraan (nama perusahaan)
c. nomor telepon perusahaan wajib tercantum permanen (nomor yang
dapat dihubungi apabila terjadi kecelakaan)

Contoh pemberian simbol pada mobil box.

28
Contoh pemberian symbol alat angkut roda 3

Jenis wadah atau kemasan Limbah B3 dan Alat Angkut

WADAH ATAU
JENIS LIMBAH B3 ALAT ANGKUT DARAT
KEMASAN
a. Cair 1) drum baja 1) alat angkut sedot
2) drum plastik 2) truk tangki
3) tangki 3) truk kargo: dengan pen-
gangkat atau crane
b. Sludgy (serupa) 1) drum baja 1) lat angkut sedot: dengan kemapuan
2) wadah sedot tinggi
3) hopper 2) truk kedap air (water tigth dump
4) drum plastic truck)
5) tangki 3) truk kargo: dengan
4) pengangkat atau crane
c. Padat 1) drum baja 1) truk
2) wadah fleksibel 2) truk pengumpul limbah dengan
3) tong alat pemadat (compactor)
3) truk trailer dengan kargo atau
container yang dapat dilepas
4) truk kargo: dengan pen-
gangkat atau crane
29
5) truk van dengan pengangkat
6) (lifter)

C. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DAN PENANGANAN KEDARURATAN


(TUMPAHAN/ PAJANAN) BAHAN DAN LIMBAH B3

Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan di tiap instalasi/unit kerja cukup banyak
jenisnya, diantaranya :

1. Masker
2. Sepatu boot
3. Sarung tangan
4. Kaca mata, goegel
5. Helm
6. Ear muff/Ear plug
7. Clemek,apron
8. Jas lab
9. Baju operasi

Tiap instalasi / unit kerja yang yang mempunyai resiko terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Jenis Alat Pelindung Diri menurut tempat kerja disajikan

No Jenis APD Instalsi/Unit Resiko Bahaya Gambar

30
Masker Farmasi Debu
Perawatan Penularan penyakit
R.operasi
Laboratorium
Kesling Pestisida

2 Sepatu Booth Kebersihan Terpeleset,tertusuk benda


Juru masak tajam, kejatuhan benda

3 Sarung tangan Perawat Iritasi kulit


Laboratorium Penularan penyakit
Dokter
Kesling
No Jenis APD Instalsi/Unit Resiko Bahaya Gambar
4 Kaca mata UPSRS Cahaya pijar las
R.Operasi Penularan kuman
Paparan tumpahan B3

5 Helm Pengawas bangunan Kejatuhan benda


Kesling Paparan terhadap kepala

6 Ear Muff/Ear UPSRS Paparan kebisingan terhadap


Plug telinga

7 Celemek Dapur Tumpahan minyak

8 Jas laboratorium Laboratorium Percikan specimen lab

31
9 Baju operasi R.Operasi Percikan darah
Kontaminasi kuman

10 Apron Radiologi Paparan sinar radiasi

D. PELABELAN/ PEMBERIAN RAMBU – RAMBU YANG TEPAT PADA BAHAN


BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DAN LIMBAHNYA

Bahan dan Limbah B3 wajib diberi simbol dan label sesuai dengan karakteristik
Bahan dan Limbah B3. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik
limbah yang dikemasnya. Jika suatu Limbah memiliki karakteristik lebih dari satu,
maka simbol yang dipasang adalah simbol dari karakteristik yang dominan,
sedangkan jika terdapat lebih dari satu karakteristik dominan ( predominan ), maka
wadah harus ditandai dengan simbol karakteristik masing-masing yang dominan.

Rambu dan Simbol Bahan dan Limbah B3

Ukuran simbol dan label Bahan dan Limbah B3

32
Selain simbol karakteristik setiap wadah atau kemasan Limbah B3 wajib diberikan
label berikut:

Label identitas Limbah B3 Label untuk penandaan wadah

Label penandaan posisi tutup wadah atau kemasan Limbah B3

Sebelum limbah B3 dimasukan ke dalam TPS limbah B3 dilakukan penimbangan dan dicatat
di dalam log book/catatan limbah B3 untuk mengetahui jumlah limbah B3 setiap harinya.

1. Peyimpanan limbah B3 dipisahkan berdasarkan kategorinya, dibuatkan zooning area se-


suai kategori limbah
2. Tempat penyimpanan limbah B3 dialasi dengan pallet agar lantai dapat dibersihkan
setiap saat. Petugas yang menimbang harus menuliskan jumlah limbah B3 yang di-
hasilkan kemudian menandatangani catatan jumlah limbah B3 dalam logbook dan
menuliskan dalam logboard sesuai jumlah dan jenis limbah yang dihasilkan

33
E. PELAPORAN / INVESTIGASI DARI TUMPAHAN, EKSPOSUR ( TERPAPAR )
DAN INSIDEN LAINNYA

1. Penanganan Keadaan Darurat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

a. Pengelolaan tumpahan dan paparan B3


Penanganan tumpahan limbah bahan berbahaya dan beracun ( B3 ) adalah tindakan
gawat darurat terhadap tumpahan limbah B3 yang tercecer di area instalasi yang
menghasilkan limbah B3, area rumah sakit dan Tempat penyimpanan Sementara
( TPS ) limbah B3.
b. Pelatihan dan simulasi tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
RS menyelenggarakan edukasi dan pelatihan serta tes (ujian) bagi semua staf
terkait penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3). Edukasi diadakan setiap
tahun, diikuti oleh pengunjung, suplier, pekerja kontrak. Pengetahuan petugas dites
dan disimulasikan, kegiatan pelatihan didokumentasikan
c. Implementasi prosedur untuk mengelola tumpahan dan paparan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3).
Prosedur pengelolaan tumpahan dan paparan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
agar dilakukan oleh setiap petugas yang menemukan kejadian, setiap unit yang
menyimpan Bahan Berbahaya dan Beracun melaksanakan prosedur tersebut secara
tepat dan didokumentasikan
d. Penerapan mekanisme pelaporan dan penyelidikan (inventigasi) untuk
tumpahan dan paparan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Kejadian paparan dan tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) agar
dilakukan pelaporan dan dievaluasi sebagai upaya untuk meningkatkan
kesehatan dan keselamtan kerja di RS, kegiatan ini sebagai bagaian dari
Tim K3RS
Kontaminasi/ paparan bahan berbahaya beracun (B3) serta limbahnya dapat menim-
bulkan bahaya pada manusia maupun lingkungan. Kejadian kontaminasi/ tumpahan
dikategorikan sebagai kecelakaan akibat kerja sehingga perlu pelaporan (accident
report).

34
Laporan insiden dievaluasi setiap 3 (tiga) bulan oleh Tim K3RS dan dilaporkan
kepada direktur
Arahan direktur dijadikan petunjuk untuk meningkatkan/ memperbaiki agar tidak terjadi
insiden kecelakaan akibat kontaminasi B3 maupun limbah B3

Alur pelaporan insiden

2. Sarana/ fasilitas untuk penanganan tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
dan limbahnya
a. Penyiram badan/ shower (body wash);
Unit kerja yang menyimpan Bahan Berbahaya dan Beracun dan
memproduksi limbah cair agar menyediakan shower (body wash) unutk
menangani paparan. Misal : Unit Laboratorium, Laundry, TPS B3
b. Pencuci mata (eyewasher);
Unit kerja yang menyimpan Bahan Berbahaya dan Beracun dan
memproduksi limbah cair agar menyediakan eyewasher untuk menangani
paparan Bahan berbahaya dan Beracun ke bagian mata. Misal unit
Laboratorium, Laundry, TPS B3, CSSU

35
Eyewasher
c. Spill Kit

Kit atau seperangkat alat yang digunakan untuk menangani jika terjadi tumpahan B3
dan limbah B3. Spilkit tersimpan dan terisi lengkap sesuai dengan jenis Bahan
Berbahaya dan Beracun dan limbah B3 yang dihasilkan.

Macam – macam spilkit :


- Infeksius
Gaun pelindung, sarung tangan, masker, google, sepatu pelindung, cairan
desinfektan, kantong plastik kuning, safety box, absorbent kain/ koran, tanda
bahaya (yellow tip/ warning sign)
- Sitotoksis
Gaun pelindung, sarung tangan, masker, google, sepatu pelindung, kantong
plastik ungu, absorbent kain/ koran, tanda bahaya (yellow tip/ warning sign)
- Radioaktif
Gaun pelindung, sarung tangan, masker, google, sepatu pelindung, kantong boks
timbal (pb) warna merah, absorbent kain/ koran, tanda bahaya (yellow tip/
warning sign)
- Bahan Kimia
Gaun pelindung, sarung tangan, masker, google, sepatu pelindung, kantong
plastik coklat , absorbent kain/ koran, tanda bahaya (yellow tip/ warning sign)

F. PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH CAIR

1. Pengelolaan limbah B3 bertujuan merubah karakteristik biologis dan atau kimia limbah
sehingga potensi berbahaya terhadap manusia berkurang/ tidak ada. Dalam pengolahan
limbah B3 RS Hermina melakukan kerjasama dengan pengolahan limbah B3 yang telah
memenuhi syarat dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan mempun-
yai izin transporter dan pengolah limbah B3 dan masih berlaku. Pengolahan limbah B3
oleh pihak ke – 3 dibuat dalam bentuk MOU/ perjanjian kerjasama yang memuat per-
syaratan tata cara pengambilan dari Rumah sakit, periode pengambilan limbah B3, bukti
manifest dan sertifikat pemusnahan yang diberikan oleh pihak ke – 3.

36
2. Pengelolaan limbah cair dilakukan di Instalasi Pengelolaan Air Limbah, dilengkapi
dengan izin rumah sakit yang masih berlaku. Rumah sakit melakukan pemeriksaan air
bersih dan air limbah secara berkala setiap bulan 1 kali, karena mutu air rentan terhadap
perubahan yang mendadak, termasuk peubahan diluar kontrol rumah sakit. Pemeriksaan
dilakukan oleh otoritas dari luar rumah sakit. Mutu air juga kritikal didalam proses as-
uhan klinis termasuk pada mutu air dialysis ginjal setiap bulan untuk menilai pertum-
buhan bakteri dan endotoksin pada membrane luar dari dinding sel yang pada keadaan
tertentu bersifat toksik. Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia, doku-
men hasil pemeriksaan air selalu dilakukan monitoring dan dilakukan perbaikan bila
diperlukan

37
BAB IV
DOKUMENTASI

Dalam pengelolaan bahan dan limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun ) di RS Hermina
dilakukan pendokumentasian meliputi :
1. Identifikasi dan inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbahnya
Daftar inventaris tersedia di unit sesuai dengan jenis B3 yang disimpan, daftar inventaris bisa
diupdate bila terjadi perubahan tempat penyimpanan
2. Penanganan, Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
limbahnya
a. Penyimpanan B3 di unit dilengkapi daftar B3 yang disimpan, dilengkapi dengan Lembar
MSDS (Material Safety data Sheet) yang diperoleh dari distributor/ supplier
b. Penyimpanan limbah B3 di TPS ditulis dalam logbook dan logboard yang diisi oleh
petugas setiap serah terima dari unit dan petugas TPS
c. Dokumentasi pemusnahan limbah B3 dilaksanakan oleh pihak ke–3 yang memiliki izin
(pengelolaan dan transporter). Dokumen yang diberikan oleh pihak ke–3 meliputi:
1) Manifest limbah B3
2) Sertifikasi bukti pemusnahan limbah B3 dari rekanan setiap bulan
d. Khusus Pengelolaan limbah berwujud cair dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Pemeriksaan kualitas mutu air bersih dan air limbah dilakukan setiap 1 bulan
sekali termasuk untuk dialysis ginjal untuk menilai pertumbuhan bakteri dan endotoksin.
Hasil Pemeriksaan didokumentasikan dan dimonitoring
3. Pelabelan/ pemberian rambu –rambu/ simbol yang tepat pada Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) dan limbahnya pada setiap B3 dan limbah B3 yang disimpan
4. Pelaporan/ Investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar) dan insiden lainnya
Kejadian keadaan darurat B3 harus dilakukan pendokumentasian termasuk investigasi dan
pelaporan tumpahan dan insiden lainnya, pelaporan disampaikan kepada tim K3RS

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 9 Juni 2018
DIREKTUR UTAMA,

38
dr. HASMORO

39

Anda mungkin juga menyukai