Anda di halaman 1dari 234

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK


PESERTA DIDIK
(Studi di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap)

TESIS
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan
Konsentrasi Administrasi Pendidikan Dasar

Oleh :
ARUM WIDI ASTUTI
NIM. 82361920002

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GALUH
2021

i
ii
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan dengan


sebenar-benarnya bahwa :
1. Tesis yang berjudul : “Kompetensi Pedagogik Guru Dalam
Meningkatkan Prestasi Akademik Peserta Didik (Studi di SDN
Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap)” ini
adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah
yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka. Apabila ternya di dalam nasih Tesis ini dapat
dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, maka saya bersedia Tesis
beserta gelar MAGISTER saya dibatalkan, serta diproses sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20
Tahun 2003 pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
2. Tesis ini merupakan hak milik Pascasarjana Universitas Galuh.
Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum
ilmiah lain harus seijin Pascasarjana Universitas Galuh dan minimal
satu kali publikasi menyertakan tim pembimbing sebagai author.
Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (6 bulan
sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari
sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Pascasarjana Universitas
Galuh berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang
diterbitkan oleh Pascasarjana Universitas Galuh atau Jurnal di
lingkungan Universitas Galuh. Apabila saya melakukan pelanggaran
dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi
akademik yang berlaku.

Cilacap, 17 Juni 2021

ARUM WIDI ASTUTI


NIM. 82361920002

iv
ABSTRAK

Astuti, Arum Widi. 2021. “Kompetensi Pedagogik Guru Dalam


Meningkatkan Prestasi Akademik Peserta Didik (Studi di
SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten
Cilacap)”. Pembimbing I: Dr. H. Yat Rospia Brata, Drs.,
M.Si. Pembimbing II: Dr. Maman Herman, S.Pd.,M.Pd.
Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi
Administrasi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana
Universitas Galuh.
Dalam suatu lembaga pendidikan, tenaga pendidik memiliki
peran yang sangat menentukan meningkatnya prestasi akademik
maupun non akademik peserta didik, karena tenaga pendidik
mempunyai peran yang sangat besar dalam mengembangkan potensi
yang ada pada diri peserta didik. Tenaga pendidik adalah orang yang
bertanggung jawab untuk menjalankan proses pembelajaran sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik
Tujuan penelitian dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan dan menganalisa bagaimana kompetensi pedagogik
tenaga pendidik dalam meningkatkan prestasi akademik peserta didik di
SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
pendekatan kualitatif metode deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti
dalam mengumpulkan data melakukan wawancara dengan kepala
sekolah, pengawas sekolah, dan tenaga pendidik. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Dan teknik analisa data yang digunakan dengan
tehnik triangulasi data yang terdiri dari reduksi data, sajian data dan
pengambilan kesimpulan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Kompetensi
pedagogik guru di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung
Kabupaten Cilacap dapat dikatakan sudah baik, namun demikian pada
aspek kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran masih perlu
lebih ditingkatkan pada penggunaan media teknologi, informasi, dan
komunikasi. 2) Prestasi belajar peserta didik di SDN Ciporos 01
Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap sudah maksimal. Namun
demikian pada aspek afektif berkaitan dengan sikap dalam
pembelajaran peserta didik masih perlu lebih ditingkatkan. 3)
Kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi akademik
peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten
Cilacap dapat dikatakan sudah baik, namun demikian dalam aspek
pemanfaatan IPTEK perlu ditingkatkan.

Kata Kunci: Tenaga Pendidik, Kompetensi Pedagogik, Prestasi


Akademik

v
ABSTRACT

Arum Widi Astuti. 2021. "Teacher Pedagogical Competence in


Improving Student Academic Achievement (Study at SDN
Ciporos 01, Karangpucung District, Cilacap Regency)".
Advisor I: Dr. H. Yat Rospia Brata, Drs., M.Si. Supervisor
II: Dr. Maman Herman, S.Pd., M.Pd. Educational
Administration Study Program, Basic Education
Administration Concentration, Postgraduate Program,
Galuh University.

In an educational institution, educators have a very


determining role in increasing the academic and non-academic
achievements of students, because educators have a very big role in
developing the potential that exists in students. Educators are people
who are responsible for carrying out the learning process so that
educational goals can be achieved properly.
The research objective of this study was to describe and
analyze how the pedagogical competence of educators in improving the
academic achievement of students at SDN Ciporos 01, Karangpucung
District, Cilacap Regency.
The method used in this research is a descriptive qualitative
approach. In this study, researchers in collecting data conducted
interviews with school principals, school supervisors, and educators.
Data collection techniques used in this study through observation,
interviews, and documentation. And data analysis techniques used with
data triangulation techniques consisting of data reduction, data
presentation and conclusion.
From the results of the study it can be concluded that: 1) The
pedagogical competence of teachers at SDN Ciporos 01,
Karangpucung District, Cilacap Regency can be said to be good,
however, in the aspect of the teacher's ability in implementing learning,
it still needs to be further improved in the use of technology,
information, and communication media. 2) The learning achievement of
students at SDN Ciporos 01, Karangpucung District, Cilacap Regency
has been maximal. However, the affective aspects related to attitudes in
student learning still need to be further improved. 3) Teachers'
pedagogical competence in improving the academic achievement of
students at SDN Ciporos 01, Karangpucung District, Cilacap Regency,
can be said to be good, however, in terms of utilization of science and
technology, it needs to be improved.

Keywords: Educators, Pedagogic Competence, Academic Achievement

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena

atas Ridho dan Karunia-Nya dapat menyelesaikan tesis ini yang

berjudul: “Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Meningkatkan

Prestasi Akademik Peserta Didik (Studi di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap)”.

Tujuan dari penyusunan tesis ini adalah untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Pengajuan Tesis pada Program Studi Magister Pendidikan.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,

mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

peneliti. Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun untuk penyempurnaan tesis ini. Selama

penyusunan tesis ini, peneliti telah mendapatkan banyak bantuan,

bimbingan, saran, doa serta dukungan baik secara moril maupun materil

yang sangat berarti bagi peneliti. Dalam penyusunan tesis ini, tidak

terlepas dari keterlibatan banyak pihak yang dengan ketulusannya telah

memberikan dukungan, arahan, bimbingan, motivasi dan doa bagi

peneliti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan

rasa terimakasih yang tiada terhingga kepada:

1. Dr. H. Yat Rospia Brata, Drs. M.Si., selaku Rektor Universitas

Galuh sekaligus dosen pembimbing I yang telah mengarahkan

vii
peneliti, memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti dalam

menyelesaikan penyusunan tesis ini.

2. Dr. Maman Herman, S.Pd.,M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Galuh, sekaligus

dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada

peneliti dalam penyusunan tesis.

3. Dr. Dadi.,M.Si., selaku Direktur Pascasarjana Universitas Galuh

yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti

dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini.

4. Segenap dosen dan staff TU Program Pascasarjana Universitas

Galuh Ciamis yang telah memberi kuliah sebagai bekal bagi

peneliti, sehingga dengan bekal tersebut peneliti dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Drs. Budi Santosa, M.Si., selaku Kepala Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Cilacap yang telah mengijinkan kepada

peneliti untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana

Universitas Galuh.

6. Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah di SD Negeri Ciporos

07 yang telah memberikan motivasi dan semangat selama mengikuti

pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Galuh.

7. Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru di SD Negeri Ciporos

01 yang telah menjadi informan dan tempat penelitian tesis saya di

Program Pascasarjana Universitas Galuh.

viii
8. Bapak Daryono, Ibu Suyanti dan adik-adikku Febi Riyanto dan Alya

Zahrotun Hasanah tercinta serta saudaraku keluarga besar yang

dengan kesetiaan dan kesabarannya telah memberi motivasi dan

semangat selama mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana

Universitas Galuh.

9. Saudaraku seperjuangan di Pascasarjana Universitas Galuh yang

selalu mengingatkan, membantu, mendukung, memotivasi dan

terutama untuk Gema Fajar Putra Pamungkas yang selalu

memberikan semangat dan motivasi untuk sukses bersama meraih

gelar Magister Pendidikan.

10.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang

telah membantu baik moral maupun materil dalam penyelesaian

penelitian ini.

Peneliti menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

sebab itu, peneliti berharap adanya kritikan dan saran dari berbagai

pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini. Akhir

kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan

umumnya bagi para pembaca. Aamiin.

Cilacap, Juni 2021

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................ iii

ABSTRAK ...................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................vii

DAFTAR ISI .................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK ........................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ....................................................... 1

1.2 Fokus Masalah ........................................................................ 12

1.3 Rumusan Masalah..................................................................... 12

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 13

1.5 Kegunaan Penelitian ................................................................ 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN

MASALAH .................................................................................... 16

2.1 Kajian Pustaka ......................................................................... 16

x
2.1.1 Kompetensi Guru .......................................................... 16

2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Guru ......................... 16

2.1.1.2 Macam-Macam Kompetensi Guru.................. 21

2.1.1.3 Ciri-Ciri Kompetensi Guru Yang Baik........... 32

2.1.1.4 Pentingnya Kompetensi Guru ........................ 34

2.1.2 Prestasi Akademik Peserta Didik................................... 37

2.1.2.1 Pengertian Prestasi Akademik......................... 37

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Prestasi Akademik ......................................... 38

2.1.2.3 Pengukuran Prestasi Akademik ...................... 42

2.1.3 Penelitian Terdahulu Yang Relevan .............................. 44

2.2 Pendekatan Masalah ................................................................ 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................... 61

3.1 Metode Penelitian .................................................................... 61

3.2 Sumber Data dan Alat Pengumpul Data .................................. 62

3.2.1 Sumber Data ............................................................ 62

3.2.2 Alat Pengumpul Data ............................................... 62

3.3 Teknik Analisis Data ............................................................... 65

3.4 Pengecekan Keabsahan Data ................................................... 69

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 71

xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............. 73

4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 73

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 73

4.1.2 Deskripsi Variabel Yang Diteliti .................................... 82

4.1.2.1 Kompetensi Pedagogik Guru di

SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap ........................................... 82

4.1.2.2 Prestasi Akademik Peserta Didik Di

SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap............................................ 120

4.1.2.3 Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Meningkatkan

Prestasi Akademik Peserta Didik Di SDN Ciporos

01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap............................................ 135

4.2 Pembahasan .............................................................................. 162

4.2.1 Kompetensi pedagogik tenaga pendidik

di SDN Ciporos 01 ....................................................... 162

4.2.2 Prestasi akademik peserta didik

di SDN Ciporos 01 ..................................................... 168

4.2.3 Kompetensi pedagogik tenaga pendidik dalam meningkatkan

prestasi pesera didik di SDN Ciporos 01 ....................... 174

xii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................. 183

5.1 Simpulan ................................................................................ 183

5.2 Saran ..................................................................................... 186

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 189

LAMPIRAN .................................................................................. 194

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pendekatan Masalah ................................................. 60

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber Data .......................................... 69

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SD Negeri Ciporos 01


Kabupaten Cilacap ................................................... 82

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan .............................. 52

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................... 72

Tabel 4.1 Kondisi Sarana Prasarana Kelas


SD Negeri Ciporos 01 Kabupaten Cilacap ..................... 78

Tabel 4.2 Kondisi Sarana SD Negeri Ciporos 01


Kabupaten Cilacap ........................................................ 79

Tabel 4.3 Jumlah Peserta didik SD Negeri Ciporos 01


Kabupaten Cilacap ........................................................ 80

Tabel 4.4 Data pendidik dan tenaga kependidikan SD Negeri


Ciporos 01 Kabupaten Cilacap ...................................... 81

xv
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Hasil Ujian Nasional Kurun waktu Tiga (3)


Tahun terakhir ............................................................ 10

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ............................................... 195

Lampiran 2 Kode Informan ............................................................. 202

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ............................................... 203

Lampiran 4 Surat Penelitian ............................................................ 212

Lampiran 4 Surat Penelitian ............................................................ 213

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada hakikatnya setiap orang mempunyai hak serta kewajiban

yang sama, dan salah satu persamaan hak yang dimiliki adalah

persamaan hak dalam mendapatkan pendidikan yang tercantum dalam

Undang-Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 31

Ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapatkan

pendidikan”. Setiap orang berhak mendapat pendidikan agar nantinya

dapat memperoleh kehidupan yang layak dan menunjang kehidupan

yang lebih baik. Dalam hal ini pendidikan mempunyai peranan penting

bagi pembinaan sumber daya manusia yang sangat diharapkan oleh

setiap orang. Melalui pendidikan akan tercipta seorang manusia

yang cakap, terampil, dan berilmu sebagai bekal hidup kelak.

Penjelasan lebih lanjut mengenai pendidikan diuraikan dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat

1 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenalan
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

xviii
2

Berdasarkan pengertian tersebut, pendidikan merupakan suatu

proses terencana yang dapat mengembangkan berbagai potensi yang

dimiliki manusia secara optimal sehingga dapat memberi harapan untuk

kehidupan yang lebih baik.

Munib (2012: 31) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi

tanggung jawab untuk mempengaruhi siswa agar mempunyai sifat dan

tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Berdasarkan penjelasan

tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai peranan

yang sangat penting terutama pendidikan dasar yang menjadi bekal

untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Melalui pendidikan dasar

diharapkan dapat membentuk peserta didik yang cakap dan terampil

tentunya melalui pembelajaran yang bermakna dan kinerja guru yang

optimal dalam membimbing peserta didik. Usaha sadar yang dapat

dilakukan tenaga pendidik yaitu menciptakan suasana pembelajaran

yang aktif, kreatif, dan menyenangkan agar proses pembelajaran lebih

bermakna. Jika peserta didik merasa senang dan nyaman maka mereka

akan lebih termotivasi untuk terus belajar.

Pendidikan menyangkut kehidupan seluruh umat manusia.

Dalam hal ini pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan

generasi yang baik, manusia yang berbudaya serta manusia yang


3

memiliki kepribadian yang lebih baik. Tujuan yang ingin dicapai

setelah seseorang memperoleh pendidikan yaitu adanya perubahan, dari

belum tahu menjadi tahu, yang sebelumnya tidak memiliki

keterampilan kemudian memiliki keterampilan. Pendidikan diharapkan

tidak hanya membentuk manusia yang bermartabat saja, tetapi juga

mampu menjadi pilar peradaban bangsa yang bermartabat. Selain itu,

pendidikan memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan

pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab II Pasal 3 yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan


dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Pendidikan Nasional Indonesia diselenggarakan untuk

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat serta

berakhlak mulia. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional seperti

yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II

pasal 3, maka pendidikan harus dilaksanakan pada masing-masing

satuan pendidikan. Pendidikan Nasional dilaksanakan melalui tiga jalur

sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun


4

2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 10 yang berbunyi: “Satuan pendidikan adalah

kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan

pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan

jenis pendidikan”. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Secara formal dan

institusional, sekolah dasar masuk pada kategori pendidikan dasar.

Pendidikan dasar menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 17 Ayat 1 dan 2 pendidikan

dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah; pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD),

dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta

sekolah menengah pertama (SMP), dan madrasah tsanawiyah (MTs)

atau bentuk lain yang sederajat. Satuan pendidikan yang paling dasar

pada pendidikan formal yaitu sekolah dasar (SD).

Mirasa (2005) dalam Susanto (2013: 70) menyatakan bahwa

tujuan pendidikan sekolah dasar dimaksudkan sebagai proses

pengembangan kemampuan yang paling mendasar bagi setiap peserta

didik, dimana setiap peserta didik belajar secara aktif karena dorongan

dalam diri dan adanya suasana yang memberikan kemudahan

(kondusif) bagi perkembangan dirinya secara optimal. Sekolah dasar

atau pendidikan dasar tidak semata-mata membekali peserta didik

berupa kemampuan membaca, menulis dan menghitung semata, tetapi


5

harus mengembangkan potensi akademik maupun potensi non

akademik pada diri peserta didik. Sekolah dasar memiliki visi

mengembangkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif,

mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab (Susanto, 2013: 70).

Serkaitan dengan hal tersebut, suatu sistem yang memiliki

peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai

tujuan pendidikan yaitu komponen pendidikan. Keberhasilan

pendidikan dalam penyelenggaraan suatu lembaga pendidikan

(sekolah) akan sangat bergantung pada semua komponen-komponen

ataupun manajemen yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, diantaranya peserta didik dan tenaga pendidik dan

kependidikan. Hal tersebut saling memberikan kontribusi yang tinggi

terhadap pencapaian peningkatan mutu pembelajaran. Komponen

peserta didik dan tenaga pendidik keberadaannya sangat dibutuhkan,

bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peserta didik

merupakan subjek dalam proses pengembangan pegetahuan dan

keterampilan, sedangkan pendidik memiliki peran dalam upaya

membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan

nilai-nilai yang diharapkan.


6

Sesuai dengan tugas dan fungsi tenaga pendidik (guru dan

dosen) menurut Tim Dosen Adminstrasi Pendidikan UPI (2010:233)

dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 menyatakan bahwa:

Guru adalah sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu

pendidikan nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni, serta pengabdian kepada masyarakat. Dalam pasal 6 disebutkan:

kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk

melaksanakan sisitem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Di era sekarang ini, tenaga pendidik dituntut untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasannya. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Dadang Suhardan, dkk (2014: 41) bahwa:

Guru sebagai suatu profesi memiliki nilai yang cukup tinggi


secara filosofis maupun historis, hal ini menempatkan profesi
guru sebagi ujung tombak dalam mempersiapkan dan
mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan-kemampuan, dengan pengetahuan yang cukup.

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa mengajar

merupakan bagian suatu pekerjaan yang harus profesional. Profesi

tersebut diprasyaratkan memiliki kemampuan atau kompetensi tertentu


7

agar dapat melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Dalam rangka

membantu peserta didik untuk mencapai tujuan, maka tenaga pendidik

harus memiliki kompetensi yang unggul dibidangnya, baik itu

kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial

maupun kompetensi keperibadian, maka penelitian ini menekakan pada

kompetensi pedagogik.

Salah satu kompetensi yang wajib di miliki oleh tenaga

pendidik adalah kompetensi pedagogik. Dalam Standar Nasional

Pendidikan Pasal 28 Ayat (3) butir a di kemukakan bahwa kompetensi

pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik

yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

peserta Jika kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat

baik, maka akan terjadi peningkatan terhadap prestasi belajar peserta

didik. Hasil observasi sementara yang penulis lakukan masih banyak

kelemahan yang terdapat pada tenaga pendidik. Kelemahan-kelemahan

tersebut antara lain yang berhubungan dengan kompetensi guru dalam

peningkatan prestasi akademik peserta didik.

Prestasi peserta didik yang diharapkan terus meningkat setiap

waktu ternyata sangat sulit untuk dicapai. Sawiji (2008) membagi

prestasi menjadi dua, yaitu prestasi akademik dan prestasi non


8

akademik. Prestasi akademik menurut Bloom merupakan hasil

perubahan perilaku meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotor yang merupakan suatu keberhasilan siswa (Sugiyanto,

2007). Prestasi akademik dinyatakan sebagai pengetahuan yang dicapai

atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran tertentu di

sekolah, biasanya ditetapkan dengan nilai tes (Suryabrata, Psikologi

Pendidikan, 2010).

Kompetensi pedagogik guru sangat berpengaruh dalam

meningkatkan prestasi akademik peserta didik. Permasalahan

kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi akademik

peserta didik dialami di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi

penulis dengan kepala sekolah SDN Ciporos 01 yaitu Bapak Aman

Triyono, S.Pd pada hari Senin, 5 Oktober 2020 bahwa kompetensi

pedagogik guru berpengaruh dalam meningkatkan prestasi akademik

dilihat dari nilai kelulusan siswa kelas VI. Permasalahan mengenai

kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi akademik

peserta didik dilihat pada kegiatan belajar mengajar masih ditemukan

tenaga pendidik di SDN Ciporos 01 belum kreatif dan masih

konvensional dalam penyampaian sebuah materi pembelajaran,

sehingga peserta didik merasa bosan dan kurang memperhatikan.


9

Dalam kegiatan belajar mengajar hanya terpaku pada satu metode yakni

metode ceramah, sehingga pembelajaran masih berorientasi pada

pendidik. Kurangnya kesiapan pendidik dalam penyampaian materi

pembelajaran kurang menyenangkan serta kurangnya interaksi antara

tenaga pendidik dengan peserta didik, maupun peserta didik dengan

peserta didik.

Selain itu, kurang optimalnya penggunaan media dalam proses

pembelajaran, sehingga pendidik merupakan satu-satunya sumber

belajar dikarenakan belum berbasis Information Technology (IT) untuk

perluasan materi. Lingkungan sekolah yang kurang kondusif dalam

mendukung kegiatan pembelajaran. Ketersediaan sarana dan prasarana

serta fasilitas pendukung proses pembelajaran masih kurang memadai

telihat di SDN Ciporos 01.

Hal ini sudah tentu berdampak pada rendahnya peningkatan

kompetensi guru khususnya pendidik di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap, sehingga memberi dampak pada

prestasi akademik peserta didik, oleh karena itu tenaga pendidik juga

sangat dituntut trampil dalam mengajar yang secara global meliputi

perencanaan, palaksanaan dan evaluasi. Disamping itu, tenaga pendidik

harus mampu menyusun setiap program, mulai dari memilih alat

perlengkapan yang cocok, pembagian waktu yang tepat, metode


10

mengajar yang sesuai, hingga keseluruhan kegiatan tersusun dengan

baik. Setelah perencanaan selesai pendidik harus mampu malaksanakan

rencana tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu keguruan.

Dengan fenomena masalah di atas, secara tidak langsung

berpengaruh pada prestasi akademik peserta didik kelas VI dilihat dari

tingkat kelulusan selama 3 tahun terakhir di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap, sebagaimana pada

grafik di bawah ini:

Grafik 1.1
Hasil Ujian Nasional
Kurun waktu Tiga (3) Tahun terakhir

Sumber: Arsip nilai kelulusan peserta didik kelas VI SDN Ciporos


Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap. 2020

Berdasarkan grafik di atas, bahwa pada tahun ajaran 2017/2018

hasil nilai Ujian Nasional semua mata pelajaran memiliki nilai yang

tinggi dibandingkan dengan tahun pelajaran 2018/2019 dan 2019/2020.


11

Salah satunya dapat diamati pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,

pada tahun pelajaran 2017/2018 memiliki nilai 79,12 kemudian pada

tahun selanjutnya mengalami penurunan di tahun pelajaran 2018/2019

sebesar 77,18. Mata pelajaran Matematika 2017/2018 memiliki nilai

80,18 kemudian pada tahun selanjutnya mengalami penurunan di tahun

pelajaran 2018/2019 sebesar 79,12. Mata pelajaran IPA yang terus

mengalami penurunan 2017/2018 memiliki nilai 81,14 kemudian pada

tahun selanjutnya mengalami penurunan di tahun pelajaran 2018/2019

sebesar 80,12. Hal ini menjadi masalah prestasi akademik peserta didik

dalam lulusan kelas VI yang terjadi di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa dalam upaya

meningkatkan prestasi akademik peseta didik, aspek utama yang

ditentukan adalah kompetensi pedagogik guru. Pendidik yang

profesional adalah pendidik yang berkualitas, berkompetensi, dan

tenaga pendidik yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi

akademik serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar peserta

didik yang nantinya akan menghasilkan prastasi belajar yang baik.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Kompetensi Pedagogik Guru

Dalam Meningkatkan Prestasi Akademik Peserta Didik (Studi di

SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap)”.


12

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dapat diketahui bahwa

jangkauan masalah terlalu umum dan luas, maka perlu adanya

pembatasan masalah agar diperoleh hasil kajian yang efektif dan

mendalam berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru dalam

meningkatkan prestasi akademik peserta didik di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap. Lebih lanjut rincian

fokus penelitian sebagai berikut:

1. Tenaga pendidik belum kreatif dan masih menggunakan metode

pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran.

2. Belum optimalnya kesiapan tenaga pendidik dalam penyampaian

materi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi peserta

didik.

3. Belum optimalnya penggunaan media pembelajaran, sarana, dan

prasana pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Lingkungan sekolah yang kurang kondusif dalam mendukung

kegitan pembelajaran.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian ini di atas, rumusan masalah yang

diajukan adalah sebagai berikut:


13

1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap ?

2. Bagaimana prestasi akademik peserta didik di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap ?

3. Bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan

prestasi akademik peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap ?

1.4 Tujuan Penelitan

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

dan menganalisa sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik guru di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap

2. Prestasi akademik peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap

3. Kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi akademik

peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,

pengetahuan, dan pengalaman dalam menulis karya ilmiah, serta


14

memberikan gambaran tentang upaya peningkatan prestasi akademik

belajar peserta didik, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat

terlaksana secara efektif dan efisien di masa yang akan datang.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya meningkatkan

kualitas sekolah, sehingga sekolah mampu mengoptimalkan proses

pembelajaran dengan menekankan pada kompetensi pedagogik guru

dan prestasi akademik peserta didik.

b. Bagi Pengawas Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya

meningkatkan kompetensi pedagogik guru, sehingga pengawas

sekolah dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah dalam

melaksanakan supervisi tenaga pendidik dapat mengoptimalkan

proses pembelajaran dengan menekankan pada kompetensi

pedagogik guru sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik

peserta didik.

c. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya meningkatkan

kompetensi pedagogik guru, sehingga kepala sekolah dapat

memberikan masukan kepada tenaga pendidik agar mengoptimalkan


15

proses pembelajaran dengan menekankan pada kompetensi

pedagogik guru sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik

peserta didik.

d. Bagi Tenaga Pendidik, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya

meningkatkan kompetensi pedagogik guru, sehingga tenaga

pendidik mampu mengoptimalkan proses pembelajaran dengan

menekankan pada kompetensi pedagogik guru sehingga dapat

meningkatkan prestasi akademik peserta didik.


16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN MASALAH

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kompetensi Guru

2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Guru

Para ahli memberikan definisi yang variatif terhadap pengertian

kompetensi guru. Perbedaan pandangan tersebut cenderung muncul

dalam redaksional dan cakupannya. Kompetensi guru dinilai berbagai

kalangan sebagai gambaran profesional atau tidaknya tenaga pendidik.

Bahkan kompetensi guru memiliki pengaruh terhadap keberhasilan

yang dicapai peserta didik. Suprihatiningrum (2013:97) dalam bukunya

guru profesional mengemukakan bahwa dalam terminologi yang

berlaku umum, istilah kompetensi berasal dari bahasa Inggris, yaitu

competence sama dengan being competence dan competence sama

dengan having ability, power, authority, skill, knowledge, attitude, etc.

Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap

(daya kalbu), dan keterampilan (daya fisik) yang diwujudkan dalam

bentuk perbuatan. Dengan kata lain, kompetensi merupakan perpaduan

dari penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang

direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam


17

melaksanakan pekerjaannya (Sagala, 2009:23). Sedangkan menurut

Purwadarnita (2013:22) mengatakan bahwa kompetensi berarti:

Kewenangan kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan


sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan
atau kecakapan. Yang dimaksud kompetensi guru dalam
penelitian ini adalah kompetensi guru yang meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial.

Makna penting kompetensi dalam dunia pendidikan didasarkan

atas keseimbangan rasional, bahwasannya proses pembelajaran

merupakan proses yang rumit dan kompleks. Ada beragam aspek yang

saling berkaitan dan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan

kegiatan pembelajaran. Banyak tenaga pendidik yang telah bertahun-

tahun mengajar, tetapi sebenarnya kegiatan yang dilakukan tidak

banyak memberikn aspek perubahan positif dalam kehidupan peserta

didiknya. Sebaliknya, ada juga guru yang relatif baru namun telah

memberikan kontribusi konkrit ke arah kemajuan dan perubahan positif

pada diri peserta didik. Menurut Sanjaya (2011:70-71) dalam bukunya

strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan bahwa

dalam kompetensi sebagai tujuan terdapat beberapa aspek, yaitu:

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan dalam bidang


kognitif. Misalnya, seorang guru sekolah dasar mengetahui teknik-
teknik mengidentifikasi kebutuhan siswa dan menentukan strategi yang
tepat sesuai dengan kebutuhan siswa.
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan
yang dimiliki oleh setiap individu. Misalnya, guru sekolah dasar bukan
hanya sekedar tahu tentang teknik mengidentifikasi siswa tapi juga
18

memahami langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam proses


mengidentifikasi tersebut.
3. Kemahiran (skill), yaitu kemampuan individu untuk
melaksanakan secara praktik tentang tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya. Misalnya, kemahiran guru dalam menggunakan
media dan sumber pembelajaran dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas, dan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
4. Nilai (value), yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh
setiap individu. Nilai inilah yang selanjutnya akan menuntut setiap
individu dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Misalnya, nilai
kejujuran, kesederhanaan, keterbukaan, dan sebagainya.
5. Sikap (attitude), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu.
Misalnya, senang-tidak senang, suka-tidak suka dan lain sebagainya.
Sikap erat kaitannya dengan nilai yang dimiliki individu, artinya
mengapa individu bersikap demikian? Itu disebabkan nilai yang
dimilikinya.
6. Minat (interest), yaitu kecenderungan individu untuk
melakukan sesuatu perbuatan. Minat adalah aspek yang dapat
menentukan motivasi seseorang melakukan aktivitas tertentu.

Sesuai dengan aspek-aspek, maka tampak bahwa kompetensi

sebagai tujuan dalam kurikulum itu bersifat kompleks. Artinya,

kurikulum berdasarkan kompetensi bertujuan untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, kecakapan, nilai, sikap, dan minat siswa

agar mereka dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran disertai

rasa tanggungjawab. Dengan demikian, tujuan yang ingin dicapai

dalam kompetensi ini bukan hanya sekedar pemahaman akan materi

pelajaran, akan tetapi bagaimana pemahaman dan penguasaan materi

itu dapat mempengaruhi cara bertindak dan berperilaku dalam

kehidupan sehari-hari.
19

Dari beberapa definisi di atas dapatlah penulis simpulkan

bahwa kompetensi itu kemampuan meliputi seperangkat pengetahuan,

keterampilan, perilaku seseorang dalam hal ini tenaga pendidik dalam

melaksanakan sesuatu, yang diperoleh melalui pendidikan.

Sementara itu, kompetensi guru menurut Robbins (2001:37)

menyebut kompetensi sebagai ability yaitu:

Kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai


tugas dalam suatu pekerjaan.” Selanjutnya dikatakan bahwa
kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Kemampuan
intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah
kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas
yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan.

Adapun menurut Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa

kompetensi yakni:

“…is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a


person achieves, which become part of his orher being to the
extent heors he can satisfactorily perform particular cognitive,
affective, and psychomotor behaviors”. Dalam hal ini,
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi
bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-
perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-
baiknya.

Peranan tenaga pendidik dalam membimbing belajar peserta

didik akan berdampak luas terhadap kehidupan serta perkembangan

masyarakat pada umumnya, kita juga sepakat bahwa tenaga pendidik

hendaknya mampu berperan langsung secara positif dalam kehidupan


20

di masyarakat, tetapi hendaknya kita juga realistis untuk tidak menuntut

beban kerja, tanggung jawab moral, dan pengorbanan yang berlebihan

dari tenaga pendidik. Untuk menjabarkan tentang persepsi kita

sehubungan siapa tenaga pendidik itu dan apa peran sosialnya, dapat

mengacu pada pendapat Prihadi (2014:78) sebagai berikut:

a. Guru diharap mampu berperan sebagai agen


pembagharuan sosial (mampu menyebarluaskan
kebenaran, kecakapan kerja baru, dan nilai-nilai luhur),
bak melalui jalur pendidikan sekolah maupun melalui
peran sosialnya diluar jalur sekolah (dalam kehidupan
bermasyarakat sehari-hari)
b. Guru diharap mampu bertindak sebagai organisator
pengajaran, menjadi fasilitator mengajar siswa (segala
bantuannya memudahkan serta memperkaya hasil belajar
siswa), dan dalam hal yang teknis (didaktis-metodis) guru
tersebut mampu membing belajar siswa.
c. Sebagai perluasan dari tugas keguruan diatas, lebih-lebih
yang berhubungan dengan tindak susila, seorang guru
mesti pantas menjadi teladan bagi siswa dan sesama warga
masyarakat di lingkungannya.
d. Guru bertanggung jawa secara profesinal untu secara terus
menerus meningkatkan kecakapan keguruannya baik yang
menyangkut dasar keilmuan,keckapan-kecakapan teknis
didaktis, maupun sikap keguruannya, pengembangan
kecakapan keguruan menuntut keaktifan guru yang
bersangkutan dan adanya bantuan dari pihak-pihak lain
yang terkait (in-servicetraining).

Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan,

ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Kompetensi guru juga merupakan kemampuan tenaga pendidik dalam

melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan


21

layak. Dengan gambaran pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan

bahwa kompetensi guru adalah kemampuan dan kewenangan tenaga

pendidik dalam melaksanakan profesi keguruannya. Jadi pengertian

dari kompetensi guru adalah orang yang profesinya atau pekerjaannya

mengajar dan memiliki kemampuan dan kewenangan dalam

melaksanakan profesi keguruannya. Selain itu, kompetensi guru

merupakan kemampuan atau kesanggupan tenaga pendidik dalam

melaksanakan tugasnya, melaksanakan proses belajar mengajar,

kemampuan atau kesanggupan untuk benar-benar memiliki bekal

pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sebaik-sebaiknya.

2.1.1.2 Macam-Macam Kompetensi Guru

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi merupakan seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,

dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya.

Kompetensi tersebut meliputi:

1. Kompetensi Pedagogik

Bagi tenaga pendidik, istilah ini pasti sudah tidak asing lagi,

dan ilmunya menjadi sebuah acuan dalam praktek mendidik peserta

didik. Kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak dalam melaksanakan pekerjaannya (Sagala,


22

2009:23). Selain itu, dilihat dari segi istilah pedagogik berasal dari

bahasa Yunani Kuno, yaitu paedos (anak) dan agogos (mengantar,

membimbing, memimpin). Dari dua istilah diatas timbul istilah baru

yaitu paedagogos dan pedagog, keduanya memiliki pengertian yang

hampir serupa, yaitu sebutan untuk pelayan pada zaman Yunani kuno

yang mengantarkan atau membimbing anak dari rumah ke sekolah

setelah sampai di sekolah anak dilepas, dalam pengertian pedagog

intinya adalah mengantarkan anak menuju pada kedewasaan. Syaiful

Sagala (2009, hlm. 158-159) menyatakan bahwa kompetensi pedagogik

adalah kemampuan pendidik menciptakan suasana dan pengalaman

belajar bervariasi dalam pengelolaan peserta didik yang memenuhi

kurikulum yang disiapkan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah

Nomer 74 Tahun 2008 Pasal 3 Ayat 4 (Banarwi dan Mohammas Arifin,

2012:121-122) ditetapkan bahwa:

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam


mengelola pembelajaran peserta didik. Dalam kompetensi
pedagogik, minimal guru harus memiliki delapan kemampuan,
yaitu: (1) pemahaman wawasan atau ladasan pendidikan; (2)
pemahaman terhadap peserta didik; (3) pengembangan
kurikulum atau silabus; (4) perancangan pembelajaran; (5)
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan logis; (6)
pemanfaatan teknologi pembelajaran; (7) evaluasi hasil belajar;
(8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan guru dalam

memahami peserta didik, mengelola, dan melaksanakan pembelajaran

serta mengembangkan peserta didik (Mulyadi, 2011:49). Kompetensi


23

Guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang

satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung. Kompetensi

pedagogik yang dimaksud yaitu kemampuan pemahaman tentang

peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang

mendidik. Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman

tentang psikologi perkembangan anak sedangkan pembelajaran yang

mendidik meliputi kemampuan merancang pembelajaran,

mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil

pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16

Tahun 2007 kompetensi pedagogik guru terdiri dari:

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,


moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang
mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan
yang mendidik.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik.
h. Menyelenggarakan penilaian danevaluasi proses dan hasil
belajar.
24

i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk


kepentingan pembelajaran.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.

Sagala (2009:32-33) dalam bukunya kemampuan profesional

guru dan tenaga kependidikan mengemukakan bahwa kemampuan

pedagogik bagi tenaga pendidik bukanlah hal yang sederhana, karena

kualitas tenaga pendidik haruslah di atas rata-rata. Kualitas ini dapat

dilihat dari aspek intelektual meliputi:

1. Logika sebagai pengembangan kognitif mencakup


kemampuan intelektual mengenal lingkungan terdiri atas
enam macam yang disusun secara hierarkis dari yang
sederhana sampai yang kompleks.
2. Etika sebagai pengembangan afektif mencakup
kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati
sesuatu hal meliputi lima macam kemampuan emosional
disusun secara hierarkis.
3. Estetika sebagai pengembangan psikomotorik yaitu
kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan
gerakan.

Dari beberapa definisi mengenai kompetensi pedagogik guru

penulis menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik merupakan

kemampuan yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik dalam proses

pembelajaran yang berhubungan dengan persiapan pembelajaran,

pengelolaan pembelajaran, pemahaman terhadap peserta didik,

pengembangan dalam penggunaan media dan sumber belajar, dan

evaluasi pembelajaran.
25

2. Kompetensi Kepribadian

Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,

memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang

mantap dari sosok tenaga pendidik akan memberikan teladan yang baik

terhadap peserta didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan

tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati

nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan

perilakunya). Kepribadian tenaga pendidik merupakan faktor terpenting

bagi keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.

Disamping itu, Darajat (2011:76) menegaskan bahwa

kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik

dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi

perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi

anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang

mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Karakteristik

kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan tenaga pendidik dalam

menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan

keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah

cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan

secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Tenaga pendidik


26

yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan adanya keterbukaan

berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya

tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam

pengamatan dan pengenalan. Menurut Undang-Undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi kepribadian adalah

kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan

berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. 

Menurut Surya (2003:138) menyebut kompetensi kepribadian

ini sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang

guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi

kepribadian ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan

pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri.

Mulyasa (2007:145) mengemukakan kompetensi pribadi meliputi: 

a. Pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun


agama, 
b. Pengetahuan tentang budaya dan tradisi, 
c. pengetahuan tentang inti demokrasi, 
d. Pengetahuan tentang estetika, 
e. memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, 
f. memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan
pekerjaan, 
g. setia terhadap harkat dan martabat manusia. 

Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah

bersikap empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu

menilai diri pribadi. Johnson (2006:95) mengemukakan kemampuan

personal guru, mencakup: 


27

a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan


tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi
pendidikan beserta unsur-unsurnya.
b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang
seyogyanya dianut oleh seorang guru.
c. kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya
untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan
bagi para siswanya. 

Lebih lanjut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tantang kompetensi kepribadian

sebagai berikut:

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan


kebudayaan nasional Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak
mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Kompetensi kepribadian mengharuskan tenaga pendidik

memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi

bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh peserta didik. Berdasarkan

uraian di atas, kompetensi kepribadian guru akan menentukkan kesan

dalam melaksanakan tugasnya, tidak hanya menjadi dasar bagi tenaga

pendidik untuk berperilaku, tetapi juga akan menjadi model

keteladanan bagi peserta didik dalam perkembangannya. Oleh karena

itu, kepribadian tenaga pendidik dibina dan dikembangkan dengan

sebaik-baiknya. Tenaga pendidik diharapkan mampu menunjukkan


28

kualitas ciri kepribadian yang baik, seperti jujur, terbuka, penyayang,

penolong, penyabar, kooperatif, mandiri dan sebagainya.

3. Kompetensi Sosial

Tenaga pendidik yang efektif adalah tenaga pendidik yang

mampu membawa peserta didik dengan berhasil mencapai tujuan

pembelajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan

interaksi dalam proses komunikasi. Menurut Undang-undang Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi sosial adalah

kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif

dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta

didik, dan masyarakat sekitar. Surya (2003:138) mengemukakan

kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang

agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi

sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan

melaksanakan tanggung jawab sosial. Kemudian Usman (2006:103)

menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau

kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing

masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.

Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus

memiliki kompetensi yaitu:


29

a. Aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru


yang baik tidak cukup digantungkan kepada bakat,
kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi juga harus beritikad
baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang
dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya, 
b. Pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan 
c. Mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan
kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan. 

Kemudian menurut Usman (2011:110) mengemukakan

kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri

kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan

tugasnya sebagai guru. Arikunto (1993:48) mengemukakan kompetensi

sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi sosial

baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata

usaha, bahkan dengan anggota masyarakat.

Lebih lanjut sebagaimana Peraturan Meteri Pendidikan

Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang kompetensi sosial adalah

sebagai berikut:

1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak


diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama,
ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan
masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah
Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial
budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan
profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
30

Menurut penulis dari beberapa pendapat di atas mengenai

kompetensi sosial guru dapat disimpulkan, kompetensi sosial guru

adalah kemampuan yang harus dimiliki tenaga pendidik dalam

mengelola hubungan kemasyarakatan yang membutuhkan berbagai

keterampilan, kecakapan, dan kapasitas menyelesaikan masalah yang

terjadi dalam hubungan antar pribadi.

4. Kompetensi Profesional

Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen, kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan

materi pelajaran secara luas dan mendalam. Surya (2003:138)

mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan

yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru

profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian

dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya

beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa

kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Usman (2011:115)

mengemukakan kompetensi profesional guru mencakup kemampuan

dalam hal yaitu:

a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik


filosofis, psikologis, dan sebagainya, 
b. Mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan
tingkat perkembangan perilaku peserta didik, 
31

c. Mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang


ditugaskan kepadanya, 
d. Mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang
sesuai, 
e. Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media
serta fasilitas belajar lain, 
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program
pengajaran, 
g. Mampu melaksanakan evaluasi belajar dan 
h. Mampu menumbuhkan motivasi peserta didik. 
Kemudian Mulyasa (2012:127) mengemukakan kompetensi

profesional mencakup beberapa hal yaitu :

a. Penguasaan pelajaran yang terkini atas penguasaan bahan


yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan
bahan yang diajarkan tersebut, 
b. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan
kependidikan dan keguruan, 
c. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan
pembelajaran siswa. 

Selanjutnya kompetensi profesional menurut Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 adalah sebagai berikut: a)

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu; b) Menguasai standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu; c) Mengembangkan materi pembelajaran

yang diampu secara kreatif; d) Mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; e) Memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan

mengembangkan diri.
32

Sehingga tenaga pendidik dalam kompetensi profesional ini

seharusnya dapat menguasai materi yang akan diajarkan kepada peserta

didik dengan baik dan dapat mengemas materi tersebut dengan

memperhatikan atau mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari,

menggaitkan dengan pelajaran yang lain, dan juga dapat menggunakan

ilmu teknologi dalam pembelajarannya dengan baik serta

pembelajarannya memuat nilai dan budaya nasional. Selain itu, tugas

dan tanggung jawab tenaga pendidik juga diperlukan dalam kompetensi

profesional ini tentunya. Seperti dalam proses pembelajaran tenaga

pendidik bertanggung jawab memberi pengajaran dan bertanggung

jawab dengan apa yang ia ajarkan kepada peserta didik. Selain itu,

tenaga pendidik juga harus melaksanakan tugasnya yaitu mengajar,

bukan hanya memberikan tugas kepada peserta didik dan ditinggal

mengobrol dengan tenaga guru lain di kantor.

2.1.1.3 Ciri-Ciri Kompetensi Guru yang Baik

Pada dasarnya tugas tenaga pendidik yang paling utama adalah

mengajar dan mendidik. Sebagai pengajar ia merupakan medium atau

perantara aktif antara siswa dan ilmu pengetahuan, sedang sebagai

tenaga pendidik ia merupakan medium aktif antara peserta didik dan

haluan atau filsafat negara dan kehidupan masyarakat dengan berbagai

sudut pandang, dalam mengembangkan pribadi siswa serta


33

mendekatkan mereka dengan pengaruh-pengaruh dari luar yang baik,

dan menjauhkan mereka dari pengaruh-pengaruh yang buruk. Dengan

demikian tenaga pendidik wajib memiliki segala sesuatu yang erat

hubungannya dengan bidang tugasnya, yaitu pengetahuan, sifat-sifat

kepribadian, serta kesehatan jasmani dan rohani.

Sebagai pengajar, tenaga pendidik harus memahami hakikat

dan arti mengajar dan mengetahui teori–teori mengajar serta dapat

melaksanakan. Dengan mengetahui dan mendalaminya ia akan lebih

berhati–hati dalam menjalankan tugasnya dapat memperbaiki

kekurangan–kekurangan yang telah dilakukannya. Menurut Nasution

(2014:22) ada beberapa prinsip umum yang berlaku untuk semua guru

yang baik, yaitu :

1. Guru yang baik memahami dan menghormati siswa. Guru


yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang
diberikan. Dengan pengertian, ia harus menguasai bahan
itu sepenuhnya, jangan hanya mengenal ini buku pelajaran
saja, melainkan juga mengetahui pemakaian dan
kegunaannya bagi kehidupan anak dan manusia umumnya.
2. Guru yang baik mampu menyesuaikan metode mengajar
dengan bahan pelajaran.
3. Guru yang baik mampu menyesuaikan bahan pelajaran
dengan kesanggupan individu anak.
4. Guru yang baik harus mengaktifkan siswa dalam hal
belajar
5. Guru yang baik memberikan pengertian dan bukan hanya
dengan kata-kata mengembangkan. Dengan pengertian
lain guru tidak bersifat verbalistis yakni hanya
mengenalkan anak terhadap kata-kata saja tetapi tidak
dapat menyelami arti maksudnya.
34

6. Guru menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa.


7. Guru merumuskan tujuan yang akan dicapai pada setiap
pelajaran yang diberikannya.
8. Guru jangan hanya terikat oleh satu teks book saja.

Tanpa menutup kemungkinan syarat–syarat lainnya, maka

kesepuluh syarat atau ciri–ciri ini dapat dijadikan pedoman bagi setiap

guru yang akan menjalankan tugasnya baik sebagai pendidik maupun

sebagai pengajar. Dengan demikian tenaga pendidik yang baik adalah

guru yang selalu bersikap obyektif, terbuka untuk menerima kritik

terhadap kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, misalnya dalam

hal caranya mengajar. Hal ini diperlukan dalam upaya perbaikan mutu

pendidikan demi kepentingan peserta didik sehingga benar-benar tujuan

pendidikan dapat tercapai dengan baik. Keberanian melihat kesalahan

sendiri dan mengakuinya tanpa mencari alasan untuk membenarkan

atau mempertahankan diri dengan sikap defensif adalah titik tolak

kearah usaha perbaikan.

2.1.1.4 Pentingnya Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi guru dalam proses pembelajaran sangat

menentukan kemajuan akademik dan nonakademik peserta didik, dan

kemampuan tenaga pendidik dalam proses pembelajaran merupakan

salah satu pilar utama peningkatan mutu guruan. Dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Guruan,

baik lembaga guruan formal maupun nonformal harus memiliki guru


35

yang memenuhi kompetensi dasar guru, yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi dasar

tersebut disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan dari masing-masing

lembaga guruan nonformal (Ajisuksmo, 2015).

Upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan

kualitas guruan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan

tanpa didukung oleh guru yang professional dan berkualitas serta

memiliki kapabilitas kompetensi pedagogik yang baik (Sumiarsi,

2015). Peningkatan kompetensi pedagogik guru akan menghindarkan

kegiatan pembelajaran bersifat monoton, tidak disukai peserta didik dan

membuat peserta didik kehilangan minat serta daya serap dan

konsentrasi belajarnya. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan

yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola

pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal ini berhubungan erat

dengan keputusan peserta didik untuk belajar lebih giat dan bermakna

kepada tenaga pendidik bersangkutan lantaran pengalaman belajar yang

berkesan. Menurut Saryati (2014) beberapa manfaat kompetensi

pedagogik bagi siswa sebagai berikut:

Pertama, jika tenaga guru dapat memahami siswa dengan


memanfaatkan prinsip perkembangan kognitif siswa maka:
1. Siswa dapat terpenuhi rasa ingin tahu nya. Karena itu guru
harus dapat membangkitkan dan mengelola rasa ingin tahu
anak dalam setiap kegiatan pembelajaran.
36

2. Siswa memiliki keberanian berpendapat dan kemampuan


menyelesaikan masalah. Maka guru harus mampu
mendesain metode pengajaran yang membuat peserta didik
aktif berpendapat atau menjawab ragam soal/permasalahan
pengetahuan lengkap dengan alasannya.
3. Siswa merasa gembira dalam kegiatan belajarnya. Guru
harus menghargai imajinsi siswa, rasa humor serta
keberbakatan yang dimiliki siswa, walaupun peserta didik
memiliki kelemahan pada satu atau berbagai mata pelajaran.
Kedua, jika guru dapat memahami prinsip –prinsip
perkembangan kepribadian siswa dan memanfaatkannya maka;
1. Siswa memiliki kepribadian mantap dan memiliki rasa
percaya diri. Seorang guru harus dapat mengakui dan
menerima setiap keunikan dan perbedaan setiap siswanya
tanpa dibeda-bedakan baik lantaran prestasi atau latar
belakang lainnya.
2. Siswa memiliki sopan santun dan taat pada peraturan. Guru
harus dapat menjadi teladan dalam berperilaku baik dalam
ucapan dan tindakan.
3. Siswa tumbuh jiwa kepemimpinannya dan mudah
beradaptasi. Guru dituntut dapat menciptakan suasana
kondusif dalam kegiatan pembelajaran guna membangun
keberanian dan kemampuan nyata siswa dalam
mengekspresikan prestasi yang dimiliki setiap siswa.

Tenaga pendidik sebagai jabatan profesional akan bekerja

melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi-

kompetensi yang dituntut agar tenaga pendidik mampu melaksanakan

tugasnya dengan sebaik-baiknya. Setiap tenaga pendidik yang

profesional harus memenuhi persayaratan sebagai manusia yang

bertanggungjawab dalam bidang keguruan. Tenaga pendidik

bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada

peserta didik. Adapun tanggung jawab yang dimaksud adalah tanggung

jawab moral, tanggung jawab dalam bidang guruan di sekolah,


37

tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan, dan tanggung jawab

dalam bidang keilmuan. Untuk itulah kompetensi pedagogik guru

sangat penting dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Pada

bidang pembelajaran diharapkan tenaga pendidik dapat menentukan

model pembelajaran yang tepat sehingga dapat menarik minat peserta

terhadap pelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik.

2.1.2 Prestasi Akademik Peserta Didik

2.1.2.1 Pengertian Prestasi Akademik

Prestasi akademik adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua

kata, yaitu prestasi dan akademik, yang mana antara prestasi dan

akademik mempunyai arti yang berbeda pula. Prestasi berasal dari

bahasa Belanda yaitu prestatie yang artinya hasil usaha. Prestasi adalah

hasil yang telah dicapai, dilakukan dan dikerjakan oleh seseorang

(Baiti, 2010). Prestasi setiap orang tidak selalu sama dalam berbagai

bidang. Misalnya prestasi dalam bidang kesenian, olahraga, sastra,

kepemimpinan, ilmu pengetahuan, teknologi dan sebagainya.

Sedangkan akademik merupakan segala hal yang berkaitan dengan

keilmuan.

Menurut Sawiji (2008:11) membagi prestasi menjadi dua, yaitu

prestasi akademik dan prestasi non akademik. Prestasi akademik

menurut Bloom merupakan hasil perubahan perilaku yang meliputi


38

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor yang merupakan

ukuran keberhasilan siswa (Sugiyanto, 2010). Ranah kognitif

merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk

dikuasai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi

dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.

Prestasi akademik dinyatakan sebagai pengetahuan yang

dicapai atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran

tertentu di sekolah, biasanya ditetapkan dengan nilai tes (Suryabrata,

Psikologi Pendidikan, 2010). Dapat disimpulkan bahwa prestasi

akademik adalah besarnya penguasaan bahan pelajaran yang telah

dicapai siswa yang diwujudkan berupa nilai. Untuk mengukur prestasi

akademik siswa digunakan metode tes atau observasi. Tes adalah suatu

cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Tes prestasi

dimaksudkan untuk mengukur kemampuan apa yang telah dikuasai

siswa. Tes prestasi merupakan tes yang bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan calon peserta didik dalam menguasai materi

yang menjadi dasar bahan ajar .

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Untuk meraih prestasi akademik yang baik banyak faktor yang

harus diperhatikan karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit


39

peserta didik yang mengalami kegagalan (Suryabrata, 2010). Menurut

Slameto, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

dan prestasinya dapat digolongkan menjadi dua bagian:

1. Faktor Internal; Faktor yang berasal dari dalam diri peserta


didik yang dapat mempengaruhi prestasi akademik dan
faktor ini dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
a) Faktor fisiologis; Dalam hal ini faktor fisiologis yang
dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan
kesehatan dan pancaindera yang mencakup: kesehatan
badan, panca indera.
b) Faktor psikologis; Faktor psikologis memiliki peran
penting dalam keberhasilan peserta didik dalam
mencapai prestasi akademik. Ada banyak faktor
psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi
akademik peserta didik, antara lain adalah: intelegensia,
bakat, minat, motivasi.
2. Faktor Eksternal; Selain faktor-faktor yang ada dalam diri
peserta didik faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi
akademik adalah faktor dari luar, antara lain adalah:
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah.

Psikologi belajar kognitif menyatakan bahwa perilaku siswa

tidak ditentukan oleh stimulus yang berada dari luar dirinya, melainkan

oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu

berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia

luar, dan dengan pengalaman itu manusia mampu memberikan respon

terhadap stimulus.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik ada dua faktor

yaitu faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta
40

didik mencakup faktor fisiologis maupun psikologis. Dan faktor

eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri peserta didik

mencakup lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Prestasi belajar mempunyai hubungan erat dengan kegiatan

belajar, banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar baik yang

berasal dari dalam individu itu sendiri mauupun faktor yang berasal

dari luar individu. Menurut Purwanto (2010:107), factor-faktor yang

mempengaruhi prestasi akademik adalah:

i. Faktor dari dalam diri individu ; Terdiri dari faktor


fisiologis. Faktor fisiologis adalah kondisi jasmani dan
kondisi panca indera. Sedangkan faktor psikologis yaitu
bakat, minat, kecerdasan, motivasi berprestasi dan
kemampuan kognitif.
ii. Faktor dari luar individu; Terdiri dari faktor lingkungan
dan faktor instrumental. Faktor lingkungan yaitu
lingkungan sosial dan lingkungan alam. Sedangkan faktor
instrumental yaitu kurikulum, bahan, guru, sarana,
administrasi, dan manajemen.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Syah (2011:145) membagi

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi 3 macam, yaitu :

a. Faktor internal, yang meliputi keadaan jasmani dan rohani


siswa,
b. Faktor eksternal yang merupakan kondisi lingkungan di
sekitar siswa,
c. Faktor pendekatan belajar yang merupakan jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari
materimateri pelajaran.

Prestasi akademik pesera didik sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar
41

diri (faktor eksternal). Kreativitas mengajar tenaga pendidik diduga

sangat mempengaruhi prestasi akademik peserta didik di kelas.

Disamping itu, tersedianya lingkungan fisik yang mendukung seperti

penerangan, kursi, meja belajar, sumber belajar, alat-alat belajar serta

tempat belajar itu sendiri. Apabila penggunaan media pembelajaran dan

kreativitas mengajar tenaga pendidik baik, dimungkinkan prestasi

belajar peserta didik akan meningkat.

Untuk mengetahui tingkat kecakapan peserta didik dalam

belajar dapat dilihat dari hasil belajar atau prestasi belajarnya. Prestasi

belajar yang diperoleh melalui tes atau evaluasi memberikan gambaran

yang lebih umum tentang kemajuan peserta didik. Keberhasilan suatu

pengajaran apabila pengajaran itu menghasilkan proses belajar secara

aktif dan efektif. Untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam

proses belajar mengajar maka seorang tenaga pendidik mengadakan

suatu penilaian dengan cara mengevaluasi peserta didik. Dengan

mengadakan penilaian tersebut seorang guru akan mengetahui sejauh

mana keberhasilan siswanya dalam melakukan proses belajar mengajar,

dapat dikatakan bahwa evaluasi belajar merupakan bagian integral dari

proses belajar mengajar.

Banyak manfaat yang diambil dari evaluasi belajar, antara lain

untuk mengetahui kesulitan, kekurangan dan kelebihan peserta didik,

mendapat umpan balik dari kegiatan belajar mengajar dan mengambil


42

keputusan apakah peserta didik sudah memenuhi kriteria atau belum.

Hasil dari evaluasi belajar tersebut adalah prestasi belajar. Prestasi

akademik peserta didik tersebut diwujudkan dalam bentuk nilai. Untuk

mengetahui tingkat kecakapan peserta didik dalam belajar dapat dilihat

dari hasil atau prestasi belajarnya. Prestasi belajar pada umumnya

dinyatakan dalam bentuk angka 0 sampai dengan 10, secara empiris di

sekolah nilai yang diperoleh dapat dijadikan indikator tinggi rendahnya

prestasi belajar. Hasil prestasi yang dicapai siswa dapat menentukan

sejauh mana peserta didik dapat mencapai tujuan yang harus dicapai.

2.1.2.3 Pengukuran Prestasi Akademik

Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang

berupa pengetahuan dan keterampilan yang dapat diukur dengan tes.

Menurut pendapat Sudjana (2005:22) prestasi belajar terdiri dari 3

ranah yaitu:

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual


yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap nilai yang terdiri
dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban dan reaksi,
penilaian, organisasi, internalisasi. Pengukuran ranah
efektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan
tingkah laku siswa dapat berubah sewaktu-waktu.
c. Ranah Psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Pengukuran
ranah psokomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar
yang berupa penampilan.

Sedangkan menurut Syah (2010: 140) mengatakan bahwa:


43

Evaluasi yang berarti pengungkapan dan pengukuran hasil


belajar itu pada dasarnya merupakan penyusunan deskripsi
siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Namun perlu
penyusun kemukakan bahwa kebanyakan pelaksanaan
evaluasi cenderung bersifat kuantitatif, lantaran simbol angka
atau skor untuk menentukan kualitaas kesuluruhan kinerja
akademik siswa dianggap nisbi.

Lebih lanjut Syah (2010:152) menyatakan bahwa pengukuran

keberhasilan belajar sebagai berikut:

a. Evaluasi Prestasi Kognitif; Mengukur keberhasilan siswa


yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan
dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes
lisan dan perbuatan. Karena semakin membengkaknya
jumlah siswa di sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan
hampir tak pernah digunakan lagi. Alasan lain mengapa tes
lisan khususnya kurang mendapat perhatian ialah karena
pelaksanaannya yang face to face (berhadapan langsung)
b. Evaluasi Prestasi Afektif Dalam merencanakan
penyusunan instrumen tes prestasi siswa yang berdimensi
aktif (ranah rasa) jenis-jenis prestasi internalisasi dan
karakteristik seyogyanya mendapat perhatian khusus.
Alasannya, karena kedua jenis prestasi ranah rasa itulah
yang lebih banyak mengendalikan sikap dan perbuatan
siswa. Salah satu bentuk tes ranah rasa yang populer ialah
“Skala Likert” (Likert Scale) yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kecenderungan/sikap orang.
c. Evaluasi Prestasi Psikomotorik Cara yang dipandang tepat
untuk mengevaluasi keberhasilan belajar yang berdimensi
ranah psikomotor (ranah karsa) adalah observasi.
Observasi dalam hal ini dapat diartikan sebagai sejenis tes
mengenai peristiwa, tingkah laku atau fenomena lain,
dengan pengamatan langsung. Namun, observasi harus
dibedakan dari eksperimen, karena eksperimen pada
umumnya dipandang sebagai salah satu cara observasi.

Dengan demikian hasil belajar peserta didik dapat diukur

dengan tiga ranah yaitu ranah kogitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga
44

ranah tersebut menjadi objek penelitian hasil belajar. Dari ketiga anah

tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh tenaga

pendidik di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan peserta didik

dalam menguasai bahan pengajaran.

2.1.3 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian yang akan dilakukan, diantaranya :

1. Penelitian Nurichan (2017), Dengan Judul “Peranan

Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Arab

Peserta Didik Pada Madrasah Tsanawiyah Makkaraeng Di Kabupaten

Maros’. Dari hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa Kompetensi

guru bidang studi Bahasa Arab dilihat dari beberapa kompetensi yaitu:

(a) kompetensi pedagogik yang dilihat dari kemampuan guru

melaksanakan proses belajar mengajar dengan kemampuan improvisasi

metode pembelajaran yang relevan dan cukup menarik perhatian

peserta didik. Guru bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Makkaraeng

sudah masuk dalam kategori baik, berdasarkan kualifikasi

akademiknya, (b) kompetensi kepribadian yang dilihat dari penanaman

perilaku disiplin guru dan menaati aturan sekolah. Guru bahasa Arab di

Madrasah Tsanawiyah Makkaraeng sangat baik, indikatornya bahwa

guru tersebut dalam bertindak dan bertutur kata tidak pernah


45

mengucapkan kata-kata yang kurang baik dan menyinggung perasaan

dari guru lain maupun peserta didik, (c) kompetensi profesional adalah

kemampuan menguasai bidang studi yang dilihat dari latar belakang

pendidikan guru yang memiliki kualifikasi akademik, memiliki

kemampuan memahami peserta didik, kemampuann memahami jenis

mata pelajaran, dan mengorganisasikan materi pelajaran, (d)

kompetensi sosial guru bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah

Makkaraeng sudah masuk dalam kategori baik, indikatornya bahwa

guru tersebut mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan

efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik,

dan masyarakat sekitar.

2. Penelitian Nuraidah (2013) dengan judul “Kompetensi

Profesional Guru Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sei Agul Medan.” Dari hasil penelitian

didapatkan kesimpulan bahwa kompetensi guru Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Sei Agul Medan relatif baik, dimana semua guru berpredikat

sarjana, memiliki perangkat pembelajaran, menerapkan pembelajaran

dengan model kooperatif, sudah tersertifikasi, dan ada yang perprestasi

pada tingkat nasional. Kompetensi guru yang sangat baik sangat

berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan,

demikian yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sei Agul Medan


46

sehingga banyak prestasi yang diraih oleh para peserta didik baik dalam

bidang kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Strategi dan metode yang

diwujudkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif dan

pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan melalui

penelitian tindakan kelas. Nilai-nilai yang ditunjukan guru dalam proses

pembelajaran diawali dengan internalisasi nilai-nilai terhadap guru

secara pribadi agar menjadi guru yang berkepribadian baik sekaligus

direalisasikan kepada para siswa melalui keteladanan guru terwujud

siswa berkepribadian baik pula. Upaya-upaya yang dilakukan guru

dalam mengembangkan kompetensi profesional dengan mengikuti

diklat, penataran, workshop,dan kelompok kerja guru serta membuat

penelitian tindakan kelas.

3. Penelitian Anwar Bashori (2018) dengan judul “Fungsi

Kompetensi Guru Al-Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa MTs Negeri Nglipar Gunungkidul”. Dari hasil

penelitian didapat kesimpulan bahwa Guru Al Quran Hadits di

MTs N Nglipar telah mampu mengaktualisasikan fungsi

kompetensi pedagogiknya dengan baik. Hal tersebut terlihat dalam

penyusunan perencanaan pembelajaran yang tertuang dalam

Silabus dan RPP, pelaksanaan pembelajaran yang aktif, kreatif dan


47

menyenangkan, melakukan penilaian dan evaluasi belajar serta

pengembangan potensi siswa. Indikator kompetensi pedagogik

guru yang kurang baik adalah guru masih menganggap semua

siswa memiliki kecerdasan, karakter dan latar belakang yang sama.

Prestasi yang dicapai oleh siswa dibidang akademik adalah

naiknya hasil UTS rata-rata 78,5 dan UAS 81,2, siswa dapat

membaca, menulis, menerjemahkan dan menghafal ayat atau surat

dalam Al Quran. Sedangkan pencapaian prestasi non akademiknya

adalah siswa-siswi pernah menjuarai berbagai cabang lomba

keagamaan, seperti MTQ, MHQ, CCA dan seni kaligrafi ditingkat

kabupaten dan provinsi.

4. Penelitian Miftahul Huda (2019) Dengan Judul “Kompetensi Guru

Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran (Studi Multisitus Di Sd

Islam Sunan Giri Ngunut Dan Sd Islam Bayanul Azhar

Sumbergempol Tulungagung)”. Dari hasil penelitian ini didapat

kesimpulan bahwa Kompetensi pedagogik guru dalam

meningkatkan mutu pembelajaran di SDI Sunan Giri dan SDI

Bayanul Azhar meliputi kompetensi dalam hal, penyusunan

perangkat pembelajaran yang disiapkan setiap awal

pembelajaranya. Selain itu juga penggunaan model, metode serta

media pembelajaran yang bervariasi yang diterapkan oleh guru


48

dalam proses pembelajaran dan juga evaluasi pembelajaran yang

telah dilakukan guru secara maksimal yang meliputi tiga ranah

yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Upaya yang dilakukan

untuk meningkatkan SDM guru di SDI Sunan Giri dan SDI

Bayanul Azhar melalui seminar, diklat dan workshop. Adapun

kegiatan para guru pada workshop tersebut mengembangkan

kurikulum dan menyusun perangkat Pembelajaran. Hal ini

menunjukkan bahwa kedua lembaga tersebut memiliki kesiapan

yang matang dalam mengelola satuan pendidikannya karena

kegiatan pembelajaran satu tahun yang akan datang sudah

dirumuskan. Sedangkan guru di SDI Bayanul Azhar dalam rangka

untuk meningkatkan kualitas pembelajaranya bekerjasama dengan

berbagai pihak, hal tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan yang

maksimal. Kompetensi profesional guru dalam meningkatkan

mutu pembelajaran di SD Islam Sunan Giri dan SD Islam Bayanul

Azhar meliputi kompetensi dalam hal, penguasaan materi guru

yang maksimal dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dan juga

menggali sumber-sumber lain, pengorganisasian materi yang baik

dilihat dari cara guru menghubungkan materi satu dengan materi

yang lainya, penyampaian materi yang menarik hal tersebut


49

dilakukan supaya peserta didik tidak merasa tegang dan merasa

nyaman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, pengelolaan

pembelajaran yang baik dibuktikan dengan kemampuan guru

menyiapkan kelas dengan suasana yang nyaman serta proses

pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan, sekaligus

penerapan Outdoor Clasroom yang dilakukan oleh guru dan

standarisasi guru yang maksimal, dimana guru tersebut sesuai

dengan kualifikasi dengan tenaga kependidikan yang memiliki

kemampuan dalam bidangnya. Kinerja guru dapat dinyatakan

sebagai tingkat keberhasilan seorang guru secara keseluruhan

dapat diukur berdasarkan 3 indikator yaitu penguasaan bahan ajar,

kemampuan mengelola pembelajaran dan pengorganisasian materi.

Kompetensi kepribadian guru dalam meningkatkan mutu

pembelajaran di SD Islam Sunan Giri dan SD Islam Bayanul

Azhar. meliputi kompetensidalam hal memberikan suri tauladan

yang baik, sikap disiplin dan tanggung jawab guru dalam

melaksanakan tugasnya. Guru di SD Islam Sunan Giri sebagian

besar merupakan alumni pondok pesantren yang selalu

mengedepankan akhlaqul karimah. Sedangkan guru SD Islam

Bayanul Azhar kebanyakan bukan dari lususan pesantren, tetapi


50

dalam kegiatan pembelajaranya berbasis ala pesantren dimana

guru tersebut menanamkan kepribadian yang baik kepada peserta

didiknya. Selain itu juga para guru di sekolah tersebut juga

memiliki disiplin waktu, selalu mentaati aturan atau kode etik guru

dan bertanggung jawab atas segala tugas yang mereka ampu

selama menjadi guru di SD Islam Sunan Giri dan SD Islam

Bayanul Azhar. Selain itu sikap tanggung jawab yang ditunjukan

oleh guru dilembaga tersebut dilihat dari menjalankan tugas-

tugasnya, baik dalam kelas maupun diluar kelas. Kompetensi

sosial guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SD Islam

Sunan Giri dan SD Islam Bayanul Azhar, ditunjukan dengan

jalinan komunikasi guru dengan peserta didik melalui kegiatan

belajar mengajar, serta kegiatan diluar kelas melalui kegiatan

ekstrakurikuler dan kegiatan lainnya. Jalinan komunikasi guru

dengan orang tua melalui pertemuan setiap minggunya dan tiap

semester. Hal ini bertujuan mempererat jalinan komunikasi antara

guru dengan orang tua dan sebagai sarana untuk mengetahui

perkembangan peserta didik yang memiliki tujuan untuk

meningkatkan mutu pembelajaran. Sikap sosial yang dilakukan

oleh guru di kedua lembaga tersebut sangat integratif, hal itu


51

terlihat dari upaya yang dilakukan oleh guru dalam menjalin

komunikasi yang baik dari semua lapisan, baik itu menjalin

komunikasi dengan siswa, orang tua, pendidik maupun masyarakat

sekitar.

5. Penelitian Tamsir (2010) dengan judul “Implementasi

kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi

belajar peserta didik di SMK Negeri 2 Wonosari

Gunungkidul”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)

sekolah telah melakukan berbagai upaya dalam rangka

menyiapkan input-input yang diperlukan untuk kesiapan

implementasi kompetensi pedagogic di sekolah belum optimal,

(2) transparansi manajemen telah dilaksanakan dengan baik di

bidang program dan kebijakan maupun di bidang keuangan,

namun secara teknis masih perlu disempurnakan. (3) kerjasama

antara warga sekolah dan antara warga sekolah dengan

masyarakat telah terjalin dengan baik, (4) sekolah memiliki

kemandiran yang ditunjukkan dengan melakukan

pengembangan struktur organisasi, mengembangkan uraian

tugas personil, pengembangan kurikulum dan melaksanakan

inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan ICT dalam


52

pembelajaran, (5) berkaitan dengan ketercapaian sasaran

sekolah telah berhasil meningkatkan prestasi baik di bidang

akademik maupun non akademik, (6) masih banyak kendala

yang dialami antara lain, sulit melakukan perubahan, kultur

kerja keras belum sepenuhnya terbangun, kualitas sumber daya

manusia masih perlu ditingkatkan dan sebagian kurang peduli

terhadap perubahan.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu Yang Relevan

1 2 3 4
Judul
Nama
No Penelitia Implikasi
Peneliti
n
1 Nurichan Peranan - Kompetensi
(201 Kompetensi Guru pedagogik guru
7) Dalam sudah baik dilihat
Meningkatkan dari proses
Prestasi Belajar pembelajarannya.
Bahasa Arab - Kompetensi
Peserta Didik kepribadian guru
Pada Madrasah terlihat baik dilihat
Tsanawiyah dari cara guru
Makkaraeng Di bertutur kata,
Kabupaten Maros berpakaian dan
bersikap terhadap
siswa.
- Kompetensi
profesional guru
terlihat baik dalam
mengemas proses
53

1 2 3 4
pembelajarannya.
- Kompetensi sosial
guru baik dilihat
dari kemampuan
berinteraksi dan
berkomunikasi
dengan siswa.
2 Nuraidah Kompetensi - Kompetensi guru
(2013) Profesional Guru relatif baik, dimana
Untuk semua guru
Meningkatkan berpredikat sarjana,
Mutu memiliki perangkat
Pembelajaran Di pembelajaran, dan
Madrasah ada yang perprestasi
Ibtidaiyah Negeri pada tingkat
Sei Agul Medan nasionaL.
- Strategi dan metode
yang diwujudkan
dengan penerapan
pembelajaran
kooperatif, kreatif,
inovatif, efektif, dan
menyenangkan
melalui penelitian
tindakan kelas.
- Nilai-nilai yang
ditunjukan guru
dalam proses
pembelajaran
diawali dengan
internalisasi nilai-
nilai terhadap guru
secara pribadi.
3 Anwar Fungsi - Guru Al Quran
Bashori Kompetensi Guru Hadits di MTs N
(2018) Al-Qur’an Hadits Nglipar telah
dalam mampu
Meningkatkan mengaktualisasikan
Prestasi Belajar fungsi kompetensi
54

1 2 3 4
Siswa MTs pedagogiknya
Negeri Nglipar dengan baik.
Gunungkidul - Indikator
kompetensi
pedagogik guru
yang kurang baik
adalah guru masih
menganggap semua
siswa memiliki
kecerdasan, karakter
dan latar belakang
yang sama.
- Prestasi yang
dicapai oleh siswa
dibidang akademik
adalah naiknya hasil
UTS rata-rata 78,5
dan UAS 81,2,
siswa dapat
membaca, menulis,
menerjemahkan dan
menghafal ayat atau
surat dalam Al
Quran.
4 Miftahul Kompetensi - Upaya yang
Huda Guru Dalam dilakukan untuk
(2019) Meningkatkan meningkatkan SDM
Mutu guru di SDI Sunan
Pembelajaran Giri dan SDI
(Studi Multisitus Bayanul Azhar
Di Sd Islam melalui seminar,
Sunan Giri diklat dan
Ngunut Dan Sd workshop.
Islam Bayanul - Penguasaan materi
Azhar guru yang maksimal
Sumbergempol dengan
Tulungagung) memanfaatkan
fasilitas yang ada
dan juga menggali
55

1 2 3 4
sumber-sumber lain,
pengorganisasian
materi yang baik.
- Guru SD Islam
Bayanul Azhar
kebanyakan bukan
dari lususan
pesantren,
menanamkan
kepribadian yang
baik kepada peserta
didiknya.
5 Tansir Implementasi - Sekolah telah
(2010) kompetensi melakukan berbagai
pedagogik guru upaya dalam rangka
dalam menyiapkan input-
meningkatkan input yang
prestasi belajar diperlukan untuk
peserta didik di kesiapan
SMK Negeri 2 implementasi
Wonosari kompetensi
Gunungkidul pedagogik di
sekolah belum
optimal,
- Transparansi
manajemen telah
dilaksanakan
dengan baik di
bidang program dan
kebijakan maupun
di bidang keuangan,
namun secara teknis
masih perlu
disempurnakan,
- Kerjasama antara
warga sekolah dan
antara warga
sekolah dengan
masyarakat telah
56

1 2 3 4
terjalin dengan baik.
Sumber: Diolah peneliti. 2020.

2.2 Pendekatan Masalah

Tenaga pendidik sebagai pelaksana pendidikan yang

berhubungan langsung dengan peserta didik, mempunyai peranan

penting dalam meningkatkan prestasi akademik serta menentukan

tercapai tidaknya tujuan pendidikan. Betapa pun baik dan lengkapnya

kerikulum, metode, media, sarana dan prasarana, namun keberhasilan

pendidikan terletak pada kinerja tenaga pendidik. Tenaga pendidik

adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, tenaga pendidik harus bersungguh-sungguh membawa

siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Diantara pengetahuan dan

keterampilan yang perlu dimiliki tenaga pendidik adalah pengetahuan

tentang mengajar, mendidik, membimbing dan mengelola kelas.

Tenaga pendidik tidak mungkin melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya jika tidak berbekal pengetahuan dan keterampilan yang

memadai. Jika hal ini terjadi tentu akan akan memberikan dampak pada

kelancaran proses belajar dan mengajar di sekolah.

Tenaga pendidik merupakan komponen yang paling

berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang


57

berkualitas dengan pemberian nilai yang objektif akan membuat peserta

didik menjadi lebih mengetahui kemampuannya dalam belajar. Oleh

karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan

yang signifikan tanpa didukung oleh tenaga pendidik yang professional

dan berkualitas. Sebagaimana yang termuat dalam Undang-Undang

Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 1 tentang

Guru dan Dosen dijelaskan bahwa :

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama


mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melati,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.

Tenaga pendidik adalah orang yang berwenang dan

bertanggung jawab atas pendidikan peserta didik. Ini berarti tenaga

pendidik harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang

dan kemampuan dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu

kompetensi harus mutlak dimiliki tenaga pendidik sebagai kemampuan,

kecakapan dan ketrampilan mengelola pendidikan. Tenaga pendidik

harus memiliki kompetensi sesuai dengan standar yang ditetapkan atau

yang dikenal dengan standar kompetensi guru. Standar ini diartikan


58

sebagai suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan. Lebih lanjut

Suparlan (2006: 85), menjelaskan bahwa:

Standar kompetensi guru adalah ukuran yang ditetapkan atau


dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan
perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk
menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas,
kualifikasi dan jenjang pendidikan.

Kompetensi guru pada dasarnya merupakan kemampuan untuk

melakukan perilaku rasional dalam melaksanakan tugas atau

profesinya. Perilakudikatakan sebagai tindakan rasional karena

memiliki tujuan dan arah yang jelas yakni untuk menjadikan

pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan sehingga para peserta

mampu menangkap materi dengan lebih mudah. Kompetensi

merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam profesi seperti

profesi pendidik baik bagi guru ataupun dosen. Kompetensi guru

merupakan gabungan dari semua kemampuan personal, sosial,

teknologi, keilmuan dan spiritual atau keagamaan yang kesemuanya

akan membentuk suatu standar kompetensi guru.

Sehubungan dengan penjelasan di atas bahwa tenaga pendidik

harus memiliki kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 8 meliputi:

1. Kompetensi pedagogik; kemampuan seorang guru dalam


mengelola proses pembelajaran yang berhubungan dengan
peserta didik, meliputi pemahaman wawasan atau landasan
59

kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,


pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran,
evaluasi hasil belajar.
2. Kompetensi kepribadian; seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati
dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas. Dalam Standar Nasional pendidikan, dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik dan berakhlak mulia
3. Kompetensi sosial; menyangkut kemampuan
berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan
mereka (seperti orang tua, tetangga, dan sesama teman).
4. Kompetensi professional; berkaitan dengan komitmen
pada anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuan profesionalnya dan terus-menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya
dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
profesinya.

Dengan adanya kompetensi-kompetensi yang dimiliki oleh

tenaga pendidik sebagai keterampilannya untuk menjadi tenaga

pendidik profesional dalam meningkatkan prestasi akademik peserta

didik, apalagi peserta didik memiliki karakter-karakter belajar yang

berbeda-beda.

Kinerja garu dalam merancanakan dan melaksanakan


pembelajaran. Menurut Djamarah (2014:11) Pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang bernilai edukatif merupakan faktor utama dalam
pencapaian tujuan pembelajaran, keterampilan penguasaan proses
pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan tanggung
60

jawab tenaga pendidik sebagai pengajar dan pendidik. kinerja tenaga


pendidik yang baik akan berdampak pada prestasi akademik peserta
didik.
Untuk lebih memperjelas alur pemikiran sebagaimana
penjabaran di atas, maka peneliti deskripsikan pada gambar sebagai
berikut:

Gambar 2.1

Pendekatan Masalah

Input Kepala Pengawas Tenaga


Sekolah Sekolah Pendidik

Kompetensi Pedagogik Guru

Perencanaan Pelaksanaa
Proses Pembelajaran Pembelajaran

Evaluasi
Pembelajaran

Output Prestasi Akademik Peserta Didik


Meningkat

Sumber: Diolah Peneliti. 2020

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


61

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan jenis penelitian diskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang

data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan

gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil

wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif bertolak

dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu

berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial

yang diinterpretasikan oleh individu-individu.

Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-

fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan. Partisipan adalah

orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta

memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Sukmadinata

(2006: 94) selanjutnya Moleong (2007: 5) penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud

untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada.

Teknik kualitatif dipakai sebagai pendekatan dalam penelitian

ini, karena teknik ini untuk memahami realitas rasional sebagai realitas

subjektif. Proses observasi dan wawancara mendalam bersifat sangat

utama dalam pengumpulan data. Dari observasi diharapkan mampu

menggali mengenai kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan


62

prestasi akademik peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap.

3.2 Sumber Data dan Alat Pengumpul Data

3.2.1 Sumber Data

Adapun sumber dan jenis data yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data primer adalah data yang diperlukan sebagai data untuk

memperoleh informasi yang akurat. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dari lapangan penelitian, baik yang diperoleh dari

pengamatan langsung maupun wawancara kepada informan.

b. Data sekunder merupakan data yang diperlukan dalam penelitian

untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari sumber data

primer. Data sekunder dapat berupa naskah, dokumen resmi,

literatur, artikel, koran dan sebagainya yang berkenaan dengan

penelitian ini.

3.2.2 Alat Pengumpul Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan

sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara.

Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-

cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian


63

dapat berjalan lancar. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif pada umumnya

menggunakan teknih observasi, wawancara, dan studi dokumenter, atas

dasar konsep tersebut, maka ketiga teknik pengumpulan data diatas

digunakan dalam penelitian ini.

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2009: 226) bahwa observasi adalah

“sebagai dasar bagi semua ilmu pengetahuan”. Para ilmuan hanya dapat

bekerja berdasarkan data, data tersebut yaitu fakta yang mengenai dunia

kenyataan yang dapat diperoleh melalui observasi. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa observasi adalah teknik atau cara yang digunakan

untuk mengumpulkan data primer yang diperlukan untuk penelitian

dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek

penelitian. Observasi juga membantu peneliti untuk lebih optimal

dalam melihat fenomena dan membuat peneliti dapat merasakan sudut

pandang lain dalam melihat fenomena tersebut. Disini Observasi ini

digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung

tentang kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi

akademik di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten

Cilacap.

2. Wawancara
64

Menurut Moleong (2004: 186) dinyatakan bahwa pengertian

dari wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara yaitu yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. wawancara dilakukan dengan dua bentuk,

yaitu wawancara terstruktur (dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan

yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti).

Sedang wawancara tak terstruktur (wawancara dilakukan apabila

adanya jawaban berkembang diluar pertanyaan-pertanyaan terstruktur

namun tidak terlepas dari permaslahan penelitian) Nasution (2006: 72).

Dalam penelitian ini wawancara dipergunakan untuk mengadakan

komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian, antara

lain: kepala sekolah, pengawas sekolah, tenaga pendidik, dan peserta

didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung dan pengawas

Kabupaten Cilacap.

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 132) teknik dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya. Dokumentasi juga dapat berupa gambar atau foto yang

berhubungan dengan penelitian, dengan dokumentasi dapat membantu


65

peneliti menyesuaikan antara kesesuaian data dengan kenyataannya.

Dokumen bisa beragam bentuk, dari yang tertulis sederhana sampai

yang lebih lengkap.

3.3 Teknik Analisis Data

Berdasarkan pada jenis penelitian yang digunakan adalah

deskriptif, maka dari data yang terkumpul akan dianalisis dengan

menggunakan analisis kualitatif yaitu dengan cara melukiskan hasil

penelitian dalam bentuk kata-kata atau kalimat sehingga dengan

demikian penulis menguraikan secara mendalam hasil penelitian

tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi di

lapangan.

Setelah data terkumpul maka harus dilakukan analisis terhadap

data yang ada. Untuk melakukan analisis maka digunakan apa yang

disebut teknik analisis data. Teknik analisis data merupakan cara atau

langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data baik data primer

maupun data sekunder, sehingga data-data yang terkumpul akan

diketahui manfaatnya, terutama dalam memecahkan permasalahan

penelitian. Dengan demikian, maka perhatia utama dari analisis data ini

adalah dari kata, ungkapan, kalimat maupun perilaku dari objek

penelitian.
66

Menurut Milles dan Huberman (2004: 99), analisis data pada

penelitian kualitatif meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan,

perhatian pada penyederhaanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang

diperoleh di lokasi penelitian kemudian dituangkan dalam uraian atau

laporan yang lengkap dan terinci. Laporan lapangan akan direduksi,

dirangkum, dipilih hal-hal, pokok, difokuskan pada hal-hal yang

penting kemudian dicari tema atau polanya. Reduksi data berlangsung

secara terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Laporan/

data di lapangan dituangkan dalam uraian lengkap dan terperinci.

Dalam reduksi data peneliti dapat menyederhanaan data dalam bentuk

ringkasan.

2. Penyajian data

Penyajian data adalah suatu usaha untuk menyusun sekumpulan

informasi yang telah diperoleh di lapangan, untuk kemudian data

tersebut disajikan secara jelas dan sistematis sehingga akan

memudahkan dalam pengambilan kesimpulan. Penyajian data ini akan

membantu dalam memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang

seharusnya dilakukan. Kegiatan penyajian data disamping sebagai

kegiatan analisis juga merupakan kegiatan reduksi data.


67

3. Triangulasi

Menurut Moloeng (2007: 330), triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di

luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan

ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. selanjutnya Moloeng (2007:

330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik dan teori. Teknik triangulasi menurut Sugiyono (2012:327)

menyatakan bahwa teknik triangulasi merupakan teknik pengumpulan

data data dan sumber yang telah ada. Peneliti menggunakan observasi

pastisipasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data

yang sama secara serempak.

Triangulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung

dan observasi tidak langsung, observasi tidak langsung ini

dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas beberapa kelakukan dan

kejadian yang kemudian dari hasil pengamatan tersebut diambil benang

merah yang menghubungkan di antara keduannya. Teknik

pengumpulan data yang digunakan akan melengkapi dalam

memperoleh data primer dan skunder. Observasi dan interview

digunakan untuk menjaring data primer yang berkaitan kompetensi


68

guru dalam meningkatkan prestasi akademik peserta didik, sementara

studi dokumentasi digunakan untuk menjaring data sekunder yang

dapat diangkat dari berbagai dokumentasi yang berkaitan dengan

penelitian tersebut.

Beberapa macam triangulasi data sendiri menurut Moleong

(2004:330) yaitu dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik dan teori ada beberapa macam yaitu :

1. Triangulasi Sumber (data); Triangulasi ini membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui sumber yang berbeda dalam metode kualitatif.

2. Triangulasi Metode; Triangulasi ini menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda.

3. Triangulasi penyidikan; Triangulasi ini dengan jalan memanfaatkan

peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali

derajat kepercayaan data. Contohnya membandingkan hasil

pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya.

4. Triangulasi Teori; Triangulasi ini berdasarkan anggapan bahwa

fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu

atau lebih teori tetapi hal itu dapat dilakukan, dalam hal ini

dinamakan penjelasan banding.


69

Dari empat macam teknik triangulasi diatas, peneliti

menggunakan teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode

untuk menguji keabsahan data yang berhubungan dengan masalah

penelitian yang diteliti oleh peneliti.

Gambar 3.1
Triangulasi Sumber Data

Cek ( Informan 1)

Sumber
Data

Crosscek ( Informan 3) Recek ( Informan 2)

Sumber: James Spradly

4. Penarikan kesimpulan dan Verifikasi

Pada tahap ini peneliti berusaha untuk memahami,

menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, dan

akhirnya setelah data terkumpul akan diperoleh suatu kesimpulan.

Kesimpulan-kesimpulan tersebut selanjutnya akan diverifikasi untuk

diuji validitasnya dan kebenerannya data-data tersebut.

3.4 Teknik Keabsahan Data


70

Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik

trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut, dan teknik triangulasi yang paling

banyak digunakan adalah dengan pemeriksaan melalui sumber yang

lainnya.

1. Kredibilitas

Peneliti yang berperan sebagai instrumen utama dalam

penelitian kualitatif banyak berperan dalam menentukan dan

menjustifikasikan data, sumber data, kesimpulan dan hal-hal penting

lain yang memungkinkannya berprasangka atau membias. Untuk

menghindari hal tersebut maka data yang diperoleh perlu diuji

kredibilitasnya. Uji kredibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan

data yang diamati dan berhasil dikumpulkan sesuai fakta yang terjadi

secara wajar di lapangan. Derajat kepercayaan data (kesahihan data)

dalam penelitian kualitatif digunakan untuk memenuhi kriteria

kebenaran yang bersifat emic, baik bagi pembaca maupun bagi subyek

yang diteliti.

2. Transferabilitas

Kriteria transferabilitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil

penelitian kualitatif dapat ditransfer pada konteks atau setting yang lain.

Peneliti dapat meningkatkan transferabilitas dengan melakukan suatu


71

pekerjaan mendeskripsikan konteks penelitian dan asumsi-asumsi yang

menjadi sentral pada penelitian tersebut. Sehingga peneliti akan lebih

mudah dalam mendeskribsikan hasil penelitiaannya.

3. Dependabilitas

Pemeriksaan kualitas proses penelitian ini dilakukan oleh

peneliti dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana kualitas proses

penelitian yang dikerjakan oleh peneliti mulai dari mengkonseptualisasi

penelitian, menjaring data penelitian, mengadakan interpretasi temuan-

temuan penelitian hingga pada pelaporan hasil penelitian.

4. Konfirmabilitas

Untuk menentukan kepastian data, peneliti mengkonfirmasikan

data dengan para informan dan/atau informan lain yang berkompeten.

Konfirmabilitas ini dilakukan bersamaan dengan pengauditan

dependabilitas. Perbedaannya terletak pada orientasi penilaiannya.

Konfirmabilitas digunakan untuk menilai hasil penelitian yang

didukung oleh bahan-bahan yang tersedia, terutama berkaitan dengan

deskripsi, temuan penelitian dan pembahasan temuan penelitian.

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap. Sedangkan waktu penelitian ini


72

dilaksanakan sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian

2020 2021
No Kegiatan
Juli Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Penjajakan
2 Pengajuan
proposal
3 Penetapan
judul
4 Penyusunan
Proposal
5 Seminar
proposal
6 Studi
Perpustakaa
n
7 Studi
lapangan
8 Pengolahan
data
9 Analisis
data
10 Penyusunan
Laporan
11 Sidang tesis
73

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1.1 Profil Sekolah Dasar Negeri Ciporos 01

Sekolah Dasar Negeri Ciporos 01 didirikan pada tanggal 6 Mei

1988. Sekolah Dasar Negeri Ciporos 01 beralamat di Jalan Raya

Ciporos RT 02 RW 06 Kelurahan Ciporos, Kecamatan Karangpucung,

Kabupaten Cilacap. Kode Pos 53255. Jawa Tengah. Sekolah Dasar

Negeri Ciporos 01 dibangun oleh pemerintah daerah untuk memenuhi

kebutuhan pendidikan masyarakat sekitar desa Ciporos.

Sesuai dengan visinya yaitu “Mewujudkan Peserta didik yang

Unggul dalam Prestasi berdasarkan Iman dan Taqwa yang Penuh

Disiplin“. SD Negeri Ciporos 01 ingin menciptakan generasi penerus

bangsa yang unggul dalam iman dan taqwanya dengan diterapkannya

sikap disiplin kepada peserta didik. Selain itu dengan adanya


74

ekstrakurikuler yang di adakan di SD Negeri Ciporos 01 diharapkan

peserta didik dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

Ekstrakurikuler yang ada di SD Negeri Ciporos 01 antara lain :

pramuka, drum band, tarian dan kesenian, takraw.

SD Negeri Ciporos 01 merupakan Sekolah Dasar yang pertama

kali dibangun di desa Ciporos. Selain itu, SD Negeri Ciporos 01 juga

merupakan Sekolah Dasar percontohan di Dabin 3 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap. SD Negeri Ciporos 01

menggunakan kurikulum 2013 sejak tahun 2017 sampai sekarang.

Dengan menggunakan kurikulum 2013 diharapkan peserta didik

dapat berkembang secara optimal. Kepala sekolah SD Negeri Ciporos

01 yaitu Aman Triyono, S.Pd selalu menerapkan kedisiplinan kepada

reka-rekan tenaga pendidik dengan membuat peraturan yang harus

dipatuhi oleh setiap tenaga pendidik. Jika ada rekan pendidik yang

melanggar aturan selalu diberikan motivasi dan teguran agar

memperbaiki kesalahannya. Tidak hanya pendidik saja yang harus

disiplin, tetapi menerapkan kedisiplinan kepada peserta didik sedini

mungkin agar terbiasa hidup yang disiplin. Dengan demikian, akan

melahirkan lulusan yang bermutu dan berdaya saing bagus.


75

Dengan diintegrasikan kepada misi SD Negeri Ciporos 01

diharapkan dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang berdaya

saing tinggi untuk kemajuan bangsa Indonesia kedepannya. Sesuai

dengan visi SD Negeri Ciporos 01 yaitu: melaksanakan pembelajaran

dan bimbingan secara intensif, menumbuhkan semangat keunggulan

secara intensif, menumbuhkan dan mendorong potensi peserta didik

secara optimal dan menumbuhkan penghayatan ajaran agama yang

dianut peserta didik.

Sebagai sebuah institusi pendidikan, SD Negeri Ciporos 01

Kecamatan Karangpuucung Kabupaten Cilacap memiliki profil yang di

dalamnya memuat visi, misi dan tujuan sekolah, data sekolah, data

peserta didik, data tenaga pendidik dan hal-hal lainnya. Untuk lebih

jelasnya dalam uraian sebagai berikut:

1. Nama Sekolah : SD NEGERI CIPOROS 01

2. NPSN : 20338730

3. SK Pendirian : 421.2/02544/98

4. Nomor Telepon : 081327388470

5. NPWP : 008720476522000

6. Alamat E-mail : sdciporos1@yahoo.com

7. Alamat : Jalan Raya Ciporos RT 02 RW 06

Kelurahan Ciporos, Kecamatan


76

Karangpucung, Kabupaten

Cilacap. Kode Pos 53255. Jawa

Tengah

8. Tanggal Berdiri : 6 Mei 1988

9. Waktu Belajar : Pagi

10. Jenjang Pendidikan : Sekolah Dasar

11. Status Sekolah : Negeri

12. Nama : SD Negeri Ciporos 01

13. Kurikulum yang digunakan : Kurikulum 2013

4.1.1.2 Visi, Misi, Tujuan dan Strategi Pembelajaran

Sekolah Dasar Negeri Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap sebagai lembaga pendidikan dasar yang berciri khas

disiplin perlu mempertimbangkan harapan peserta didik, orangtua/wali

peserta didik, lulusan sekolah dan masyarakat dalam merumuskan

visinya. Sekolah Dasar Negeri Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap juga diharapkan merespon perkembangan dan

tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan tehnologi berusaha

menjadikan lembaga pendidikan yang mampu mengembangkan sumber

daya manusia yang memiliki kekokohan iman dan ketaqwaan peserta

didik.

1. Visi :
77

Mewujudkan Peserta didik yang Unggul dalam Prestasi berdasarkan

Iman dan Taqwa yang Penuh Disiplin

2. Misi :

a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara intensif

b) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif

c) Menumbuhkan dan mendorong potensi peserta didik secara

optimal

d) Menumbuhkan penghayatan ajaran agama yang dianut peserta

didik.

3. Tujuan

a) Membantu peserta didik dalam menumbuhkan rasa iman dan

taqwanya terhadap agama yang dianutnya.

b) Menjaga dan melejitkan kekuatan potensial peserta didik

berbasis keunikan diri/kecerdasan majemuk.

c) Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai

bekal untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

d) Menjadi sekolah pelopor dan penggerak.

4. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang dipakai di SD Negeri Ciporos 01

sesuai dengan kurikulum 2013 antara lain :

a) Strategi discovery Learning (DL) (Menyingkap Pembelajaran)


78

b) Strategi inkuiri Learning (IL) (Penyelidikan Pembelajaran)

c) Strategi Problem Based Learning (PBL) (Pembelajaran berbasis

masalah)

d) Strategi Project Based Learning (PBL) (Pembelajaran Berbasis

proyek)

e) Strategi Saintifik Learning (SL) ( Pembelajaran Ilmiah)

4.1.1.3 Sarana Prasarana

1. Luas Tanah : 1.320 M2

2. Daya Listrik : 900 watt

3. Jumlah Dan Kondisi Ruangan

Tabel 4.1

Kondisi Sarana Prasarana Kelas SD Negeri Ciporos 01

Kabupaten Cilacap

Jumlah
No Keterangan
Baik Rusak

1 Ruang Kelas 6

2 Ruang Tenaga pendidik/Kepala 1

3 Ruang TU/ Perpustakaan 1

4 WC Peserta didik 4

5 WC Tenaga pendidik 1
79

Sumber: SD Negeri Ciporos 01. 2021

Berdasarkan tabel di atas, kondisi prasarana di SD Negeri

Ciporos 01 Kabupaten Cilacap dapat dikatakan baik dan memadai

untuk mendukung proses kegiatan belajar. Hal tersebut, dengan

ketersediaan prasarana dengan efektif harus dijadikan sebagai yang

prioritas bagi sekolah untuk menunjang proses penyelenggaraan

pendidikan.

4. Jumlah Peralatan dan Mesin

Tabel 4.2
Kondisi Sarana SD Negeri Ciporos 01
Kabupaten Cilacap
Jumlah
No Keterangan
Baik Rusak
1 Meja dan Kursi Tenaga pendidik 10 set
2 Meja dan Kursi Tata Usaha 2 set
3 Kursi Peserta didik 152 bh
4 Meja Peserta didik 152 bh
5 Papan Tulis 12 bh
6 Lemari Arsip 3 bh
7 Komputer PC 2
8 Laptop 3
9 Printer 3 1
10 Tape Karauke (tens) 1 1
11 Projector 2 1
12 Kulkas 1
13 Alat Musik (Orgen) 1

Sumber: SD Negeri Ciporos 01 Cilacap. 2021.

Berdasarkan data tabel di atas, ketersediaan sarana di SD

Negeri Ciporos 01 Cilacap dapat dikatakan sangat memadai untuk


80

mendukung proses kegiatan belajar. Tentunya dengan hal tersebut, akan

memberikan pengaruh yang baik dalam keberlangsungan pembelajaran

oleh tenaga pendidik lebih efektif dan semangat belajar bagi peserta

didik.

4.1.1.4 Data Peserta Didik, Tenaga Pendidik dan Kependidikan SD

Negeri Ciporos 01 Kabupaten Cilacap

Berikut ini tabel data peserta didik, tenaga pendidik dan

kependidikan sebagai berikut:

Tabel 4.3
Jumlah Peserta didik SD Negeri Ciporos 01
Kabupaten Cilacap

Laki
No Kelas Perempuan Jumlah Rombel
Laki
1 I 11 9 20 1
2 II 10 10 10 1
3 III 9 12 21 1
4 IV 12 7 19 1
5 V 17 16 33 1
6 VI 12 17 29 1
Jumlah 71 71 142 6

Sumber: SD Negeri Ciporos 01 Kabupaten Cilacap. 2021.

Berdasarkan tabel di atas, jumlah peserta didik di SD Negeri

Ciporos 01 Cilacap di tahun ajaran 2019/2020 jika dibandingkan

dengan sekolah lain memiliki jumlah peserta didik yang secara

kuantitas banyak, hal ini menandakan bahwa sekolah SD Negeri

Ciporos 01 Cilacap merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten


81

Cilacap, dan tentunya harus diimbangi dengan layanan pendidikan yang

optimal.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan

secara keseluruhan dengan tenaga pendidik pemegang peranan utama,

karena tenaga pendidik adalah faktor yang menentukan bagi

keberhasilan pendidikan dan tanpa tenaga pendidik proses belajar

mengajar tidak akan berlangsung. Di samping orang tua dan

masyarakat, tenaga pendidik juga berperan penting dalam menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan dan sebagai tolak ukur

keberhasilan tenaga pendidik dalam mengajar adalah hasil belajar

peserta didik yang mencapai prestasi dalam belajar.

Tabel 4.4
Data pendidik dan tenaga kependidikan
SD Negeri Ciporos 01 Kabupaten Cilacap

Jumlah Tenaga pendidik/Staf


Jenis Tenaga pendidik/Staf
Laki-laki Perempuan Jumlah

Kepala Sekolah 1 - 1

Tenaga pendidik PNS 1 3 4

Tenaga pendidik Honorer - 5 5

Tenaga pendidik Bantu - - -

Staf Tata Usaha 1 - 1

Jumlah 4 8 11
82

Sumber: SD Negeri Ciporos 01 Kabupaten Cilacap. 2021.

Berdasarkan tabel di atas, ketersediaan tenaga pendidik di SD

Negeri Ciporos 01 Cilacap secara kualitas sudah maksimal namun

demikian secara kuantitas ketersediaan tenaga pendidik masih perlu

untuk lebih diperhatikan dan bagi pihak sekolah.

4.1.1.5 Struktur Organisasi SD Negeri Ciporos 01 Kabupaten

Cilacap

Gambar 4.1
Struktur Organisasi SD Negeri Ciporos 01
Kabupaten Cilacap
83

Sumber: SD Negeri Ciporos 01 Kebupaten Cilacap. 2021.

4.1.2 Deskripsi Variabel Yang Diteliti

Sebagaimana hasil dari wawancara dan observasi peneliti

dengan sejumlah informan berkenaan dengan kompetensi pedagogik

guru dalam meningkatkan prestasi akademik peserta didik di SDN

Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap

dideskripsikan sebagai berikut:

4.1.2.1 Kompetensi Pedagogik Guru Di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap

Berkenaan dengan hasil penelitian yang difokuskan pada hasil

wawancara dan observasi berdasarkan masing–masing aspek yang

dirumuskan. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru di SDN

Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap

dideskripsikan sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan adalah proses awal dalam pembelajaran untuk

penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai sehingga

menghasilkan pembelajaran yang seefesien dan seefektif mungkin.

Perencanaan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak


84

dilakukan pada masa depan. Karena dengan adanya perencanaan proses

pembelajaran akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Proses

pembelajaran di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten

Cilacap dilakukan dengan cara merealisasikan rancangan yang telah

disusun dalam silabus, program tahunan, rencana pembelajaran,

kalender akademik. perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh

seorang tenaga pendidik akan menentukan keberhasilan pembelajaran

yang dipimpinnya. Hal ini didasarkan bahwa dengan membuat

perencanaan pembelajaran yang meliputi program tahunan, program

semester, penyusunan silabus dan rencana pembelajaran yang baik atau

lebih terperinci akan membuat tenaga pendidik lebih mudah dalam hal

penyampaian materi pembelajaran. Pengorganisasian peserta didik di

kelas maupun pelaksanaan evaluasi pembelajaran baik proses maupun

hasil belajar.

Tenaga pendidik akan mempunyai sebuah acuan pembelajaran

sesuai dengan kemampuan dirinya dan peserta didik yang akan menjadi

subjek dan objek dalam pembelajarannya di kelas maupun di luar kelas

semakin baik dan terperinci. Perencanaan pembelajaran yang disusun

oleh tenaga pendidik, maka akan semakin membantu dan mudah pula

bagi tenaga pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran.


85

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang tenaga

pendidik sehubungan dengan kemampuan merencanakan pembelajaran

yaitu: 1) Menguasai silabus; 2) Menyusun analisis materi pelajaran; 3)

Menyusun program semester; 4) Menyusun rencana pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh seorang tenaga pendidik

dapat dijadikan pedoman yang sangat membantu tenaga pendidik

tersebut, bukan hanya dalam rangka menyajikan materi pembelajaran

tetapi dapat juga dijadikan sebagai bahan evaluasi proses pembelajaran

yang dilaksanakan pada waktu itu, sehingga pada pelaksanaan

pembelajaran berikutnya dapat berjalan secara lebih baik dan optimal

dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Perencanaan merupakan suatu proses persiapan menentukan

hal-hal yang ingin dicapai (tujuan) dimasa yang akan datang dalam

berorganisasi, serta menentukan kebutuhan pendidikan guna mencapai

tujuan yang dilakukan untuk di masa yang akan datang. Selain itu juga

perencanaan merupakan suatu upaya menetapkan apa saja yang perlu

dikerjakan, kapan dan bagaimana dalam pelaksanaannya untuk

mencapai suatu tujuan tersebut. Dalam mewujudkan kompetensi

pedagogik guru tentunya ada perencanaan dalam merumuskan

kompetensi pedagogik guru tersebut. Dalam perencanaan peningkatan

penguasaan kompetensi pedagogik guru di SDN Ciporos 01 Kecamatan


86

Karangpucung Kabupaten Cilacap menurut Kepala Sekolah SDN

Ciporos 01 mengatakan bahwa:

Perencanaan kompetensi pedagogik guru harus disesuaikan


dengan keilmuan dalam artinya setiap tenaga pendidik harus
memperbarui kosa kata atau materi yang terkini yang bisa
diakses dengan Internet. Selain itu tenaga pendidik juga
mengikuti pelatihan-pelatihan khusus untuk pengembangan
kompetesi guru dan tidak kalah penting juga dalam rangka
penguasaan kompetensi pedagogik guru juga harus
disesuaikan dengan latar belakang pendidikannya guna
menguasai kompetensi pedagogik tersebut. (Senin, 28
Desember 2020, KS)

Hasil wawancara dengan Tenaga pendidik Kelas VI SDN

Ciporos 01 mengatakan bahwa:

Dalam perencanaan peningkatan penguasaan kompetensi


pedagogik guru biasanya tenaga pendidik yang akan mengajar
terlebih dahulu merencanakan dan mempersiapkan segala
sesuatunya sebelum bertemu dengan para peserta didik-siswi
di kelas seperti membuat RPP, membaca literatur-literatur
buku yang berkaitan dengan mata pelajaran, serta menguji
kembali soal-soal yang akan diujikan kepada peserta didik-
siswi sebelum peserta didik-siswi tersebut mengerjakan soal-
soal tersebut. (Senin, 28 Desember 2020, GK6)

Sedangkan hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah SDN

Ciporos 01 dalam perencanaannya mengatakan bahwa:

Untuk merencanakan implementasi kompetensi pedagogik


guru langkah pertama yang harus dilakukan adalah tenaga
pendidik membuat RPP atau Silabus dan juga menggunakan
metode pembelajaran yang disesuaikan dengan mata pelajaran
masing-masing tenaga pendidik. Untuk peningkatannya pihak
sekolah melakukan rapat kerja diawal semester yang
berkaitan dengan kompetensi tenaga pendidik dan lain
sebagainya, dan pada tahap pelaksanaan 3-6 bulan diadakan
87

evaluasi dari kepala sekolah, dan tidak jarang setiap hari


kepala sekolah melakukan pengawasan kepada setiap tenaga
pendidik untuk menganalisis evalusi secara dini. Untuk
pengembangan penguasaan sendiri pihak sekolah terkendala
dengan sarana dan prasarana, hanya mengandalkan membuka
totarial atau literatur yang ada di internet saja. (Senin, 28
Desember 2020, KS)

Demikian juga sebagaimana yang dikatakan Tenaga pendidik

Kelas VI SDN Ciporos 01 menyatakan bahwa :

Salah satu bentuk peningkatan penguasaan kompetensi


pedagogik guru selain memahami karakteristik peserta didik
tenaga pendidik juga harus memahami psikologis peserta
didik, bentuk nyatanya ialah tenaga pendidik mengenal nama
peserta didik satu persatu, dengan memahami nama peserta
didik satu persatu tenaga pendidik akan mampu dan
mengetahui kemampuan peserta didik sekaligus juga tingkat
kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga dengan
memahami psiokologis peserta didik ini tenaga pendidik akan
dapat mengajar lebih mudah. (Senin, 28 Desember 2020,
GK6)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa kompetensi

pedagogik guru di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap bisa ditinjau melalui perancangan pembelajarannya.

Seorang tenaga pendidik dalam penerapan pembelajaran harus

menggunakan rancangan pembelajaran. Suatu rancangan pembelajaran

digunakan untuk titik acuan tenaga pendidik dalam pembelajaran di

kelas. Tanpa adanya suatu rancangan pembelajaran seorang tenaga


88

pendidik tidak bisa melaksanakan pembelajaran di kelas. Menurut

Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01 mengatakan bahwa :

RPP digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran


atau bisa dikatakan panduan dalam melaksanakan
pembelajaran. Dan di madrassah sini setiap tenaga pendidik
sudah membuat RPP jauh-jauh hari sebelum KBM akan di
mulai mas, dan yang menjadi acuan kami para tenaga
pendidik untuk sekarang ini menggunakan K-13. (Selasa, 29
Desember 2020, PS)

Hal senada juga diutarakan oleh Kepala Sekolah SDN Ciporos

01 mengatakan bahwa :

Beliau sudah membuat dan mempunyai Rancangan


Pembelajaran yang biasa disebut dengan RPP tentunya telah
disahkan oleh kepala sekolah melalui proses evaluasi dan
supervisi. RPP dijadikan patokan tenaga pendidik untuk
mengajar di dalam kelas. Tanpa adanya RPP maka tenaga
pendidik tersebut tidak bisa melaksanakan pembelajaran di
kelas. (Senin, 28 Desember 2020, KS)

Masih dituturkan oleh Guru Kelas VI SDN Ciporos 01

mengatakan bahwa:

Pembuatan RPP dilaksanakan sebelum awal tahun ajaran


baru. Para tenaga pendidik dikumpulkan menjadi satu dan
digabung dengan waka kurikulum dan waka-waka yang ada.
Setelah itu di tentukan memakai kurikulum apa (KTSP atau
K-13). Setelah itu dialihkan kepada administrasi apa saja yang
ada di RPP. (Senin, 28 Desember 2020, GK6)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa adanya RPP

memberikan kemudahan pada tenaga pendidik untuk menyampaikan

materi, karena di awal pembuatan RPP di dalamnya juga mengkaji


89

tentang materi apa yang sesuai untuk disampaikan dengan mengkaji

dari aspek bahasan, bahasa dan sebagainya. Sehingga dari sini bisa

ditarik kesimpulan, kompetensi pedagogik pada tenaga pendidik dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik bisa dilihat dari pemaparan

tersebut.

Pendapat diatas dibenarkan oleh Pengawas Sekolah SDN

Ciporos 01 mengatakan bahwa :

Memang benar mba, Setiap tenaga pendidik wajib membuat


RPP. Dan pembuatan setiap RPP itu bervariasi sesuai dengan
kreatifitas tenaga pendidik dalam mengelola pembelajaran.
Bahkan tidak hanya RPP saja, Silabus, Prota, Promes harus
sudah siap. Dan hal tersebut sudah dilaksanakan oleh
sebagaian besar tenaga pendidik untuk menyiapkan
Rancangan pembelajarannya sebelum tahun akademik
dimulai. (Senin, 28 Desember 2020, PS)

Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap menuturkan bahwa :

RPP untuk seorang tenaga pendidik itu dijadikan patokan


dalam pembelajaran di kelas, seorang tenaga pendidik yang
akan mengajar di kelas harus siap dengan RPPnya. Apabila
tenaga pendidik tersebut tidak mempunyai RPP, maka tenaga
pendidik tersebut sudah melanggar tata tertib seorang tenaga
pendidik. Jadi RPP merupakan suatu landasan dasar oleh para
tenaga pendidik. (Senin, 28 Desember 2020, KS)

Pentingnya RPP hal ini membuktikan adanya kemampuan atau

kompetensi pedagogik guru. Dilihat dari pemaparan Kepala Sekolah

SDN Ciporos 01 mengatakan bahwa :


90

Penyusunan RPP selalu dilakukan sebelum memasuki tahun


ajaran baru sesuai metode yang ingin digunakan sekreatif
mungkin. Tidak hanya dilakukan oleh sebagian tenaga
pendidik tapi semua tenaga pendidik berkumpul jadi satu
bersama dengan waka kurikulum dan meyesuaikan dengan
kurikulum yang akan di tetapkan dalam instansi sekolah. para
tenaga pendidik membuat RPP masing-masing dengan studi
yang akan di ajarkan. Kalau untuk bentuk kerjasamanya itu
bisa berupa seperti mencocokkan model pembelajarannya itu
seperti apa. Contoh, apabila seorang tenaga pendidik
melakukan satu model pembelajaran tetapi tidak berhasil
berarti itu perlu dicari penyebab dan solusinya. Entah itu
perlu diganti dengan model yang baru atau tetap
menggunakan model itu. (Senin, 28 Desember 2020, KS)

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan Pengawas

Sekolah SDN Ciporos 01 berikut adalah hasil observasinya :

Pembuatan RPP memang sudah terjadwalkan untuk semua


tenaga pendidik yaitu sebelum memasuki tahun ajaran baru.
Semua tenaga pendidik membuat RPPnya masing-masing
sesuai dengan kurikulum yang dipakai. Namun tetap
dibolehkan kreatif merancang dan menggunakan metode
pembelajaran. (Senin, 28 Desember 2020, PS)

Hal di atas dibenarkan oleh Guru Kelas VI SDN Ciporos 01

yang menyatakan bahwa :

Di awal tahun sudah ada anjuran dari Kepala Sekolah harus


membuat RPP, dan yang memberikan pengarahan langsung
kepada tenaga pendidik. Jadi kita semua para tenaga pendidik
berkumpul jadi satu dan mengerjakan RPP masing-masing.
(Selasa, 29 Desember 2020, GK6)

Menurut Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 mengenai kurikulum

yang di pakai mengatakan bahwa :


91

Memang terjadi pergantian kurikulum di sekolah ini, pada


tahun 2018/2019 kelas 1 sampai 3 menggunakan kurikulum
KTSP sedangkan untuk kelas 4 sampai 6 menggunakan
kurikulum 2013. Namun pada tahun 2019/2020 semua kelas
sekolah dasar wajib menggunakan kurikulum 2013 dan
berlaku sampai dengan sekarang. (Selasa, 29 Desember 2020,
PS)

Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 juga memperjelas bahwa :

Tenaga pendidik di sekolah SDN Ciporos 01 sudah membuat


dan melakukan serta melaksanakan RPP-nya dengan baik dan
lancar. Disini ini kita menggunakan kurikulum 13 dari kelas 1
sampai dengan kelas 6, untuk kelas 6 sudah menggunakan
UN Kurikulum 2013 sebagai kurikulum pembelajaran di
sekolah SDN Ciporos 01. (Selasa, 29 Desember 2020, KS)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa dalam menunjang

keberhasilan kurikulum seorang tenaga pendidik untuk menunjang

kompetensi pedagogiknya salah satunya dengan merancang RPP setiap

awal tahun ajaran baru. Dalam membentuk RPP, dilaksanakan

musyawarah atau perkumpulan untuk pembuatan RPP. Dari sini tenaga

pendidik bisa memberikan wacana yang bagus untuk memilah dan

memilih materi, metode, media, dan sebagainya untuk menunjang

pembelajaran peserta didik yang tujuannya meningkatkan prestasi

belajaranya. Dalam hal ini, menurut Kepala Sekolah SDN Ciporos 01

mengatakan:

Memang benar, kita sudah menggunakan kurikulum 2013


kelas 1 sampai kelas 6 sejak tahun 2018. Sebelum tahun
ajaran 2018 kita menggunakan KTSP untuk kelas 1 sampai
kelas 3, sedangan untuk kelas 4 sampai kelas 6 kita
92

menggunakan K-13. Dan pada tahun 2020 wajib


menggunakan K-13 dalam pembelajaran di sekolah. (Senin,
28 Desember 2020, KS)

Dengan adanya pergantian kurikulum yang dipakai di sekolah,

seorang tenaga pendidik harus siap dengan perubahan yang demikian

itu. Para tenaga pendidik harus sudah mempunyai rencana utuk

menindak lanjuti terkait perubahan kurikulum. Terlaksananya

pembelajaran yang baik dan efektif menjadi tujuan pembelajaran oleh

tenaga pendidik. Selain dapat menyusun dan membuat RPP,

mengembangkan kurikulum dalam RPP juga sangat dibutuhkan. Usaha

para tenaga pendidik dalam pengembangan RPP bisa di lakukan dengan

mengikuti adanya workshop.

Hal itu sesuai dengan penjelasan dari Pengawas Sekolah SDN

Ciporos 01 menuturkan bahwa :

Dengan adanya pergantian kurikulum dari yang KTSP ke K-


13, maka dengan adanya perubahan itu para tenaga pendidik
juga harus dituntut untuk mengembangkan RPP KTSP ke K-
13. Di sini Bapak Ibu tenaga pendidik sering mengikuti
workshop. Dari tenaga pendidik-tenaga pendidik mapel sering
workshop KKG. Contohnya saja Tenaga pendidik bidang
penjaskes, sekolah swasta maupun negeri berkumpul jadi satu
untuk mengikuti workshop tersebut. Dengan adanya
workshop ini ditujukan agar Bapak Ibu tenaga pendidik
banyak mendapatkan wawasan yang lebih dalam
pengembangan RPPnya. (Senin, 28 Desember 2020, PS)

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada saat wawancara di

ruang tenaga pendidik, menurut Tenaga Pendidik Kelas V SDN

Ciporos 01 menyatakan:
93

Ketika peneliti melakukan wawancara dengan salah satu


tenaga pendidik, Beliau sedang melihat dokumen yang ada di
laptopnya. Dengan adanya pengembangan kurikulum, tenaga
pendidik di tuntut agar bisa mengembangkan juga. Peneliti
menanyakan terkait pelatihan workshop dalam pengembangan
kurikulum. Dan peneliti diberi penjelasan tentang bagaimana
pengembangan kurikulum itu serta ditunjukkan foto pada saat
melakukan workshop. (Senin, 28 Desember 2020, GK5)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa pembuatan RPP

di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap

untuk tahun 2017/2018 mengacu pada 2 kurikulum pembelajaran yakni

KTSP dan K-13. Akan tetapi sejak tahun 2018/2019 lebih ditekankan

adalah Kurikulum 2013.Perpindahan kurikulum ini menuntut tenaga

pendidik untuk lebih mengembangkan kompetensinya dalam

merancang pembelajaran. Dalam hal ini maka adanya kegiatan yang

diikuti oleh tenaga pendidik seperti halnya workshop dan sebagainya.

Selain membuat Rancangan Pembelajaran seorang tenaga

pendidik juga harus bisa memahami karakter peserta didik. Dan untuk

mengetahuinya itu, tenaga pendidik melakukan tes kepada peserta

didik. Hal ini di jelaskan oleh Tenaga pendidik Kelas VI SDN Ciporos

01 bahwa :

Melihat karakter peserta didik saya biasanya melakukannya


dengan menggunakan tes. Tes disini saya lakukan melalui
pembelajaran. Dengan melakukan tanya jawab dan melalui
kegiatan yang ada disekolah. Dengan otomatis kita bisa
94

menjadi tahu bagaimana karakter para peserta didik satu


persatu. (Senin, 28 Desember 2020, GK6)

Pemaparan diatas ditambahkan dengan hasil observasi yang

dilakukan peneliti ketika berada diruang serbaguna, berikut hasilnya :

Ketika peneliti berada disamping ruang kelas dan akan masuk


ke dalam, peneliti menyaksikan tenaga pendidik sedang
melakukan tugas karakter peserta didiknya. Beliau
mengajukan pertanyaan langsung kepada peserta didik dan
peserta didik langssung menjawab apa saja pertanyaan dari
tenaga pendidik tersebut. (Senin, 28 Desember 2020, PT)

Berdasarkan pendapat di atas Tenaga pendidik Kelas VI SDN

Ciporos 01 juga mengatakan bahwa :

Pemahaman terkait dengan karakter peserta didik itu saya


menggunakan cara dengan menyebar angket, peserta didik
mengisi data angket yang saya buat dan saya dengan mudah
dapat menyimpulkan bagaimana karakter peserta didik
tersebut. Atau dengan memperhatikan peserta didik ketika di
dalam kelas, adanya tanya jawab antara tenaga pendidik
dengan peserta didik akan mempermudah tenaga pendidik
untuk memahami karakter peserta didiknya. (Senin, 28
Desember 2020, GK6)

Pemaparan di atas dikuatkan oleh hasil observasi peneliti

dengan Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 berikut hasilnya :

Ketika berada di dalam kelas ada tenaga pendidik sedang


mengamati karakter peserta didik satu, beliau menyebarkan
angket kepada semua peserta didik dan menyuruh peserta
didik untuk mengisi pertanyaan angket itu. Kata beliau cara
ini dengan mudah untuk mengetahui karakter masing-masing
peserta didik. Apabila tenaga pendidik sudah mengetahui
karakter peserta didik hal itu memudahkan tenaga pendidik
untuk memberikan materi kepada peserta didiknya. (Senin, 28
Desember 2020, KS)
95

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa kegiatan yang

dilakukan oleh tenaga pendidik untuk memperdalam pengetahuan

tenaga pendidik dalam melaksanakan KBM, maka ada hal yang perlu

diketahui yaitu adalah memahami karakter peserta didik. Dari sini ada

beberapa cara untuk memahaminya yaitu dengan penggunaan tes dan

sebagainya. Ketika karakter peserta didik sudah diketahui oleh tenaga

pendidik, maka tindakan selanjutnya adalah menentukan metode yang

digunakan dalam penyamaian materi. Hal itu sebagai salah satu upaya

yang dilakukan tenaga pendidik untuk memudahkan penyampaian

materi. Sejalan dengan pemaparan oleh Tenaga pendidik Kelas VI SDN

Ciporos 01 menuturkan bahwa:

Dalam penyampian materi di kelas, saya menggunakan


metode tanya jawab dan diskusi kelompok. Hal ini akan
merangsang potensi belajar peserta didik sehingga menuntut
peserta didik akan lebih aktif dan fokus dalam menerima
pelajaran yang saya sampaikan. (Senin, 28 Desember 2020,
GK6)

Hal senada juga dijelaskan Tenaga pendidik Kelas V SDN

Ciporos 01 sebagai pendukung dokumentasi peneliti, bahwa :

Saya paling sering memakai metode ceramah, diskusi, tanya


jawab. Dulu waktu kita memakai K-13 saya menggunakan
observasi lapangan (Quantum Teaching), menggunakan CTL
dan Inquiri. Dengan adanya banyak bervariasi metode yang
saya gunakan harapannya adalah jangan sampai anak hanya
paham dengan materinya saja, tapi peserta didik juga harus
96

tahu di lapangan. Tidak hanya terfokus dalam kelas saja.


(Senin, 28 Desember 2020, GK5)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah, diskusi, tanya

jawab merupakan beberapa metode yang diterapkan oleh tenaga

pendidik yang ada di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap. Hal tersebut sebagai upaya tenaga pendidik dalam

memudahkan peserta didik untuk memahami materi ajar. Dari sini

memberikan gambaran bahwa kemampuan tenaga pendidik memiliki

penguasaan metode pembelajaran.

Untuk mengetahui keberhasilan suatu metode yang digunakan

tenaga pendidik, maka diperlukan adanya evaluasi dalam pembelajaran.

Evaluasi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Hal ini diutarakan

oleh Guru Kelas VI SDN Ciporos 01 bahwa :

Evaluasi yang saya pakai yakni dengan menggunakan


penilaian yang langsung. Saya tidak menilai dari pekerjaan
anak, maksudnya saya tidak suka apabila anak tersebut dinilai
dari hasil mengerjakan soal. Kita tidak akan mengetahui
hasilnya itu diperoleh dari mengerjakan sendiri atau
mendapatkan bantuan dari orang lain atau temannya. Jadi
saya lebih suka menggunakan penilaian langsung terhadap
anak. (Senin, 28 Desember 2020, GK6)

Data tersebut di atas diperkuat dengan hasil observasi ketika

berada di dalam kelas pada proses pembelajaran.

Tenaga pendidik memberikan pelajaran kepada semua peserta


didik di kelas, beliau mengadakan evaluasi terhadap semua
peserta didik. Pada saat itu pelajarannya beliau melakukan
97

evaluasi dengan tes secara langsung kepada peserta didik agar


tenaga pendidik tersebut mengetahui berhasil atau tidaknya
dalam menyampaikan materi di dalam kelas. (Senin, 28
Desember 2020, PT)

Didukung dengan penjelasan Tenaga pendidik Kelas V SDN

Ciporos 01 mengatakan bahwa :

Evaluasi pembelajaran setelah KBM dengan cara memberikan


pertanyaan kepada peserta didik dari apa yang sudah
diterangkan oleh tenaga pendidik. Peserta didik ditugaskan
untuk mengulangi apa yang sudah diterangkan oleh tenaga
pendidik. (Senin, 28 Desember 2020, GK6)

Hal ini juga dikuatkan oleh penjelasan Kepala Sekolah SDN

Ciporos 01 mengatakan bahwa :

Evaluasi pembelajaran wajib dilakukan untuk mengukur


tingkat keberhasilan rancangan pembelajaran yang telah
dibuat oleh tenaga pendidik sebelum kegiatan belajar
mengajar dimulai. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
memberikan tes tertulis maupun non tulis kepada peserta
didik sebagai hasil dari kegiatan belajar atau penyampaian
materi ajar yang telah disampaikan oleh tenaga pendidik.
(Senin, 28 Desember 2020, KS)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa teknik evaluasi

yang dilakukan oleh tenaga pendidik bisa berupa tes langsung yakni

tanya jawab. Supaya tenaga pendidik bisa melihat keberhasilan proses

KBM yang sudah berlangsung, sehingga tenaga pendidik memiliki

gambaran dalam meningkatkan proses pembelajaran. Selain itu tenaga


98

pendidik juga bisa memperbaiki kegiatan belajar mengajar yang sudah

dijalankan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan

potensi anak dari aspek psikomotorik, afektif dan kognitif. Selain itu

tenaga pendidik juga memberikan tes tertulis untuk mengukur

kemampuan peserta didik menguraikan masalah yang telah diberikan

tenaga pendidik kepada peserta didik dengan tujuan meningkatkan

prstasinya dibidang afektif, kognitif dan psikomotorik.

Dengan semakin baik kompetensi pedagogik guru maka

semakin baik pula peserta didik menerima pembelajaran. Materi yang

diberikan oleh tenaga pendidik cenderung tidak membosankan, karena

tenaga pendidik memberikan materi tidak hanya menggunakan metode

pembelajaran ceramah akan tetapi menggunakan metode lainnya seperti

tanya jawab, berdiskusi dengan membuat kelompok-kelompok kecil

dan didisuksikan bersama-sama dalam satu kelas, terkadang tenaga

pendidik juga memberikan materinya dengan menggunakan infocus

namun hal itu jarang terjadi karena terbentur dengan kurangnya fasilitas

sarana dan prasarana pendidikan.

Dari hasil obersevasi peneliti pada SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap, sejauh ini dalam perencanaan sudah

cukup baik meliputi: Merencanakan sebelum mengajar dalam bentuk

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau silabus.


99

Memahami karakter dan psikologis peserta didik. Memperbaruhi kosa

kata atau materi yang terkini. Mengikuti berbagai macam pelatihan-

pelatihan khusus yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi

tenaga pendidik. Menyesuaikan latar belakang pendidikannya sesuai

dengan mata pelajaran. Membuka tutorial cara pengajaran yang mudah

dipahami oleh peserta didik. Membaca literatur-literatur buku yang

berkaitan dengan mata pelajaran tertentu. Menguji kembali soal-soal

sebelum memberikan soal-soal itu kepada peserta didik. Menggunakan

metode pembelajaran yang disesuaikan dengan mata pelajaran seperti

metode ceramah, tanya jawab, berdiskusi, menggunakan alat bantu

infocus dan sebagainya. Melakukan rapat kerja diawal semester, dan

pada pelaksanaannya tiga sampai enam bulan mengadakan evaluasi

secara dini.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran sangat erat kaitannya dengan peran

tenaga pendidik dalam pembelajaran di kelas, yang akan menentukan

tercapainya tujuan pembelajaran atau belum. Dalam pelaksanaan

pembelajaran ini meliputi pengorganisasian pembelajaran dan

kepemimpinan seorang tenaga pendidik dalam proses pembelajaran di

kelas. Pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga

pendidik meliputi pembagian tugas kepada peserta didik tentang hal-hal


100

yang harus dilakukan selama proses pembelajaran dan tujuan yang akan

dan harus dicapai melalui pembelajaran tersebut.

Dalam proses pembelajaran tenaga pendidik sebagai pemimpin

berperan dalam mempengaruhi atau memotivasi peserta didik agar mau

melakukan pekerjaan yang diharapkan, sehingga pekerjaan tenaga

pendidik dalam mengajar menjadi lancar, peserta didik mudah lancar

dan menguasai materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Tenaga pendidik harus selalu berusaha untuk memperkuat motivasi

peserta didik dalam belajar. Hal ini dapat dicapai melalui penyajian

pelajaran yang menarik dan hubungan pribadi yang menyenangkan baik

dalam kegiatan belajar di dalam kelas maupun di luar kelas.

Pengelolaan kelas dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan latar

belakang peserta didik yang berbeda-beda hanya saja penataan meja

kursi masih menggunakan pola konvensional dimana tenaga pendidik

menjadi pusat proses pembelajaran dan peserta didik sebagai subjek

pendidikan.

Pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh

penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu

dengan maksud agar dicapai kondisi optimal, sehingga dapat terlaksana

kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Di dalam belajar mengajar,


101

kelas merupakan tempat yang mempunyai ciri khas yang digunakan

untuk belajar. Belajar memerlukan konsentrasi, oleh karena itu perlu

menciptakan suasana kelas yang dapat menunjang kegiatan belajar

yang efektif. Adapun tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak

di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tujuan pengajaran tercapai

secara efektif dan efisien. Tenaga pendidik sangat berperan dalam

pengelolaan kelas, apabila tenaga pendidik mampu mengelola kelasnya

dengan baik maka tidaklah sukar bagi tenaga pendidik itu untuk

mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Dalam penguasaan kompetensi pedagogik guru di SDN

Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap menurut

Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 mengatakan bahwa:

Pertama-tama tenaga pendidik harus mengenal dan


memahami karakteristik peserta didik secara mendalam, dan
dilanjutkan menggabungkan teori-teori pembelajaran sesuai
dengan latar belakang sekolah ini, dan dipadukan dengan
kurikulum yang ada untuk penguasaan kompetensi pedagogik
itu sendiri juga perlu adanya pelatihan-pelatihan khusus
sesuai dengan mata pelajaran studi. Sejauh ini di SDN
Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung menurut sebagian
besar tenaga pendidik pernah mengikuti pelatihan. (Rabu, 6
Januari 2021, KS)

Salah satu tenaga pendidik yang diwawancarai oleh peneliti

menurut Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01 menyatakan juga bahwa:


102

Dalam penguasaan kompetensi pedagogik guru perlu adanya


persiapan yang maksimal dari tenaga pendidiknya sendiri
mengingat diera globalisasi ini segala sesuatunya itu harus
dikaitkan dengan teknologi informasi komputer untuk
membantu dan menambah memperkaya wawasan dengan
berbagai macam metode-metode pembalajaran yang terbaru,
dan di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten
Cilacap ini sebagian mayoritas tenaga pendidik bisa
menggunakan TIK itu sendiri, hal ini sangat berpengaruh
terhadap proses pembelajaran peserta didik agar peserta didik
tersebut menambah pengetahuannya tidak hanya dengan
menggunakan sumber belajar dari buku panduan saja. (Rabu,
6 Januari 2021, PS)

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Guru Kelas VI SDN

Ciporos 01 selaku tenaga pendidik mata pelajaran mengatakan bahwa:

Yang dapat saya lakukan secara pribadi untuk


mengembangkan penguasan kompetensi pedagogik guru, saya
selalu mencari informasi baik dari buku maupun dari internet
yang berkaitan dengan totarial penyampaian pengajaran yang
mudah dipahami oleh peserta didik, untuk mengembangkan
penguasaan kompetensi pedagogik guru biasanya tenaga
pendidik yang bersetifikasi yang sudah mengikuti pelatihan-
pelatihan khusus seperti seminar dan workshop. (Rabu, 6
Januari 2021, GK6)

Untuk mengembangkan penguasaan kompetensi pedagogik

guru di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap

ini menurut Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 menambahkan bahwa:

Dalam penguasaan kompetensi pedagogik guru harus


disesuaikan dengan RPP atau menguasai silabus, dan
menganalisis hasl belajar peserta didik, serta mengevaluasi
hasil belajar peserta didik tersebut dengan ulangan harian
guna menganalisis hasil belajar peserta didik. Sebagai tenaga
pendidik yang baik diusahakan diselingi humor dan tenaga
pendidik harus menguasai dulu bahan yang akan disampaikan
serta dikaitkan dengan pengalaman, sehingga peserta didik
103

dapat dengan mudah untuk menyerap materi pelajaran yang


disampaikan. Beliau juga mengatakan bahwa di SDN Ciporos
01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap ini harus
mengaktualisasikan 3 ranah dalam proses dan hasil
pembelajaran yaitu afektif, psikomotorik, dan kognitif. Agar
hasil dari pembelajaran tersebut lebih bermakna. (Rabu, 8
Januari 2021, KS)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa mengenai

kompetensi pedagogik guru di SDN Ciporos 01 dapat disimpulkan

bahwa masih adanya kesulitan yang dialami oleh tenaga pendidik.

Dalam meningkatkan kompetensi pedagogik di era globalisasi sekarang

ini, ada beberapa tenaga pendidik yang sudah senior mengalami

kesulitan dalam penggunaan teknologi dan informasi yang begitu pesat

berkembang sekarang ini. Untuk mengatasi tenaga pendidik yang gagap

teknologi bisa dengan mengikuti seminar atau tutor dengan guru yang

lebih memahami TIK. Dengan demikian hambatan yang dialami tenaga

pendidik dalam mengembangkan kompetensi pedagogiknya dapat

diatasi sehingga proses pembelajaran dalam berjalan dengan baik.

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan

pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas,

penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta

strategi pembelajaran. Tugas-tugas tersebut merupakan tugas dan

tanggung jawab tenaga pendidik yang secara optimal dalam


104

pelaksanaannya menuntut kemampuan tenaga pendidik. Dalam

mengaudit kinerja tenaga pendidik melaksanakan pembelajaran.

Materi ajar atau bahan ajar merupakan salah satu komponen

sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu

peserta didik mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Secara garis besar, bahan ajar atau materi pembelajaran berisikan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari

peserta didik. Hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah SDN

Ciporos 01 menyatakan:

Materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar dapat


membantu peserta didik kita dalam mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan yang hendak
dicapai. Jenis materi pembelajaran itu perlu diidentifikasi atau
ditentukan dengan tepat karena setiap jenis materi
pembelajaran memerlukan strategi, media, dan cara
mengevaluasi yang berbeda-beda. Oleh karena itu menurut
saya cakupan atau ruang lingkup serta kedalaman materi
pembelajaran perlu diperhatikan agar tidak kurang dan tidak
lebih. (Kamis, 9 Januari 2021, PS)

Dari pernyataan Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap di atas jelas bahwa

dalam menentukan materi ajar yang diberikan kepada peserta didik,

perlu dipilih dengan tepat agar dapat membantu peserta didik kita

dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan

yang hendak dicapai dari proses pembelajaran.


105

Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum

masalah dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman

ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi

pembelajaran, dan sebagainya. Masalah lain yang berkenaan dengan

bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan.

Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku.

Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan.

Buku pun tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti

seperti terjadi selama ini. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber

bahan ajar. Menurut Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 menyatakan:

Menurut saya bahan ajar itu bisa kita dapatkan dari mana saja,
salah satu sumbernya yaa buku pegangan tenaga pendidik.
Oleh karena itu, buku pegangan itu jangan hanya satu saja
bisa beberapa buah, sehingga materi ajarnya menjadi lengkap.
(Kamis, 9 Januari 2021, KS)

Masalah penting yang sering dihadapi tenaga pendidik dalam

kegiatan menentukan materi ajar adalah apakah materi ajar tersebut

tersedia di sekolah. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan

terhadap sumber bahan ajar ini di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap, peneliti melihat ada keterbatasan,

akan tetapi masih dapat diusahakan dengan cara lain sehingga cukup

banyak yang dapat menjadi sumber bahan ajar bagi tenaga pendidik

dalam memilih dan menentukan bahan ajar.


106

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa tenaga pendidik

SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap telah

berupaya agar materi pelajaran dapat tersampaikan secara jelas dan juga

sudah diupayakan sesuai dengan hirarki belajar dan mengaitkan materi

ajar tersebut dengan realitas kehidupan. Dan berdasarkan pengamatan

yang peneliti lakukan ketika tenaga pendidik mengajar, memang

terlihat dengan jelas upaya dan usaha tenaga pendidik tersebut dalam

menyampaikan materi ajar tersebut.

Metode pembelajaran merupakan cara yang paling tepat, cepat,

ilmiah, efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar. Lebih jauh

dalam pandangan filsafat pendidikan, metode merupakan alat yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian

metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar di sekolah. Menerapkan metode yang efektif dan efisien

adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan

berjalan menyenangkan dan tidak membosankan bagi peserta didik.

Dalam pembelajaran di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap, metode pembelajaran yang sering

dipergunakan tenaga pendidik adalah metode ceramah bervariasi, tanya


107

jawab dan demonstrasi, serta diskusi dan penugasan. Hal ini didasarkan

kepada pernyataan Guru Kelas V SDN Ciporos 01 yang menyatakan :

Metode yang sering kami pergunakan adalah ceramah yang


bervariasi, tanya jawab, demonstrasi dan sekali-kali kami
menggunakan diskusi dan penugasan kepada peserta didik.
(Rabu, 6 Januari 2021, GK5)

Sedangkan untuk kesesuaian metode pembelajaran dengan

materi yang diajarkan menurut pernyataan Guru Kelas VI SDN Ciporos

01 menyatakan:

Biasanya kami telah memperhitungkan sebelumnya


kesesuaian metode dengan materi ajar dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran yang kami susun, sehingga apapun
metode yang dipergunakan sesungguhnya sudah kami
rencanakan sebelumnya, dan kami rasa sesuai dengan
materinya. (Rabu, 6 Januari 2021, GK6)

Penggunaan metode pembelajaran tentunya juga diharapkan

menghasilkan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan bagi

peserta didik serta tentunya dapat terwujud pembelajaran yang bersifat

kontekstual. Hasil wawancara dengan Guru Kelas VI SDN Ciporos 01

menyatakan :

Secara pribadi saya tentunya sangat berharap metode


pembelajaran yang saya pergunakan dapat menghasilkan
pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan bagi
peserta didik, tapi tentunya itu dilihat dari hasil belajar yang
didapatkan peserta didik. Selain itu memang saya berharap
dengan metode pembelajaran yang saya gunakan terwujud
pembelajaran yang bersifat kontekstual dan sesuai dengan
kehidupan peserta didik di masyarakat. (Rabu, 6 Januari 2021,
GK6)
108

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa RPP yang telah

disusun oleh tenaga pendidik SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap, maka pada sub bagian metode

pembelajaran, tenaga pendidik sudah menuliskan metode-metode yang

dipergunakan dalam menyampaikan materi ajar di kelas, khusus untuk

materi dan dalam RPP tersebut tenaga pendidik sudah berupaya untuk

menyesuaikan metode dengan materi ajar sehingga menghasilkan

pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan bagi peserta didik.

Namun dalam praktiknya, tenaga pendidik belum mampu menerapkan

metode pembelajaran yang di tulis pada RPP. Metode yang

dipergunakan lebih banyak ceramah dan setelah itu peserta didik diberi

tugas.

Jadi dapat disimpulkan pada SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap, sejauh ini penguasaan kompetensi

pedagogik guru sudah cukup baik meliputi: Memahami karakter peserta

didik secara mendalam. Menggabungkan teori umum dan nilai-nilai

religius. Mengikuti pelatihan khusus baik itu seminar maaupun

workshop sesuai dengan mata pelajaran studi. Menggunakan teknologi

informasi komunikasi (TIK). Menggali informasi sebanyak-banyaknya

baik dari buku panduan atau dari internet. Menyesuaikan dengan tujuan
109

RPP atau menguasai silabus. Menganalisis dan mengevaluasi hasil

belajar peserta didik, serta mengaplikasikan tiga ranah dalam hasil

pembelajaran yaitu afektif, psikomotorik, dan kognitif.

3. Evaluasi Pembelajaran

Dalam pendidikan terjadi proses belajar mengajar yang

sistematis, yang terdiri dari banyak komponen. Masing-masing

komponen pengajaran tidak bersifat terpisah atau berjalan sendiri-

sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung dan

berkesinambungan. Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah

interaksi yang terjadi antara tenaga pendidik dan peserta didik untuk

mencapai tujuan pendidikan. Tenaga pendidik sebagai pengarah dan

pembimbing, sedang peserta didik sebagai orang yang mengalami dan

terlibat aktif untuk memperoleh perubahan yang terjadi pada diri

peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar, maka tenaga

pendidik bertugas melakukan suatu kegiatan yaitu penilaian atau

evaluasi atas ketercapaian peserta didik dalam belajar. Selain memiliki

kemampuan untuk menyusun bahan pelajaran dan keterampilan

menyajikan bahan untuk mengkondisikan keaktifan belajar peserta

didik, tenaga pendidik diharuskan memiliki kemampuan mengevaluasi


110

ketercapaian belajar peserta didik, karena evaluasi merupakan salah

satu komponen penting dari kegiatan belajar mengajar.

Seorang tenaga pendidik harus mengetahui sejauh mana

keberhasilan pengajarannya tercapai dengan baik dan untuk

memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar,

dan untuk memperoleh keputusan tersebut maka diperlukanlah sebuah

proses evaluasi dalam pembelajaran atau yangdisebut juga dengan

evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran adalah evaluai terhadap

proses belajar mengajar. Secara sistemik, evaluasi pembelajaran

diarahkan pada komponen-komponen sistem pembelajaran yang

mencakup komponen raw input, yakni perilaku awal (entry behavior)

peserta didik, komponeninput instrumental yakni kemampuan

profesional tenaga pendidik atau tenaga kependidikan, komponen

kurikulum (program studi, metode, media), komponen administrative

(alat, waktu, dana); komponen proses ialah prosedur pelaksanaan

pembelajaran; komponen output ialah hasil pembelajaran yang

menandai ketercapaian tujuan pembelajaran.

Dilihat dari fungsinya yaitu dapat memperbaiki program

pengajaran, maka evaluasi pembelajaran dikategorikan ke dalam

penilaian formatif atau evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang

dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat


111

tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Berdasarkan

hasil wawancara, Guru Kelas VI SDN Ciporos 01 mengatakan bahwa:

Dalam tahap perencanaan yang harus kita lakukan terlebih


dahulu adalah merumuskan tujuan dan tujuan evaluasi
tersebut sesuai dengan fungsi evaluasi pembelajaran. (Rabu, 6
Januari 2021, GK6)

Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Sekolah SDN Ciporos

01 dibawah ini :

Memang benar tahap pertama dalam evaluasi tersebut


menyusun tujuan evaluasi, karena evaluasi tersebut bisa
memperbaiki system penilaian peserta didik dan metode
pembelajaran dalam meteri berikutnya. (Rabu, 6 Januari
2021, KS)

Evaluasi yang dilakukan tenaga pendidik menerapkan seluruh

aspek penilaian yaitu kognitif, afektif, psikomotorik. Aspek kognitif

dilakukan dengan cara tes tulis dan tes lisan. Adapun untuk aspek

afektif dilakukan dengan observasi terhadap tingkah laku peserta didik.

Sedangkan untuk aspek psikomotorik penilaian dilakukan pada saat

pendalaman dipraktekkan. Sebagaimana pernyataan Pengawas Sekolah

SDN Ciporos 01 bahwa:

Kognitif itu pengetahuan. Pengetahuan yang peserta didik


peroleh dari materi- materi yang telah disampaikan tenaga
pendidik. Evaluasi yang saya gunakan biasanya dengan
ulangan harian dengan tingkat kesukaran soal tertentu sesuai
dengan kemampuan peserta didik di kelas tersebut dan nanti
nilainya dalam bentuk angka. Afektif adalah sikap.Sikap
dalam keseharian, bagaimana sikap peserta didik terhadap
teman, keluarga, tenaga pendidik, dan masyarakat. Untuk
memperoleh nilai dari peserta didik, saya melakukan
112

pengamatan dimanapun dan kapanpun saya bertemu peserta


didik. Nanti dalam laporan nilai peserta didik peniaiannya
berupa abjad (A B C). A= Amat baik, B= Baik, C= Cukup.
Untuk psikomotorik kan praktek. Praktek dari aktifitas fisik
peserta didik yang dilihat dari produk yang dihasilkan. Untuk
mendapatkan nilai saya mengamati peserta didik ketika
didalam kelas diberikan soal-soal latihan pendalaman materi.
Bagaimana reaksi peserta didik ketika mendapatkan soal
apakah cepat dikerjakan dengan semangat ataukah tidak.
(Rabu, 6 Januari 2021, PS)

Hal senada juga diungkapkan Guru Kelas V SDN Ciporos 01

sebagaimana pernyataan dibawah ini :

Kalau untuk penilaian kognitif saya mendapatkan nilai peserta


didik dari ujian- ujian seperti ulangan harian, UTS, dan UAS.
Nanti hasil akhir penilaian saya berupa angka. Afektif itu dari
sikapnya anak-anak di kelas, kemudian diluar kelasnya dari
sikap sopan santunya dengan tenaga pendidik-tenaga pendidik
dan teman- temnnya. psikomotorik itu bagaiman gerak-gerik
anak ketika diberikan tugas, ada yang langsung dikerjakan
atau tidak, peserta didik itu semangat atau tidak dalam belajar
dan pengerjaan tugas. Ada juga sikap peserta didik yang cuek
dengan tugas pemberian tenaga pendidik yang penting
menurut anak tersebut masuk sekolah setiap hari. Dari aspek
afekfif dan psikomotorik saya memberikan nilai peserta didik
berupa angka A/B/C/ kurang. (Rabu, 8 Januari 2021, GK5)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa sebelum

melakukan evaluasi tenaga pendidik harus menentukan dahulu aspek

apa yang akan dievaluasi. Walaupun semua aspek tersebut tidak bisa

dilakukan secara bersamaan setidaknya tenaga pendidik mempunyai

penilaian tertentu yang akan dilakukan. Untuk aspek kognitif penilaian

bisa didapatkan setelah satu bab materi selesai (ulangan harian). Setip
113

kali tenaga pendidik masuk kelas harus mendapatkan nilai dari aspek

afektif dan psikomotorik. Tenaga pendidik secara terus menerus

melakukan pengamatan kepada peserta didik.

Selain aspek yang yang harus dipahami tenaga pendidik dalam

memperoleh nilai peserta didik, tenaga pendidik harus menggunakan

tehnik yang benar dalam mendapatkan nilai peserta didik. Di SDN

Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap ini tenaga

pendidik mendapatkan nilai peserta didik dengan tehnik tes. Baik tes

tulis, tes lisan, maupun tes sikap seperti yang diungkapkan Guru Kelas

VI SDN Ciporos 01 sebagai berikut :

Saya kalau ingin memperoleh nilai dari aspek kognitif


biasanya dari tes tulis. Tes tulis ini paling ampuh untuk
mengukur tingkat pemahaman peserta didik yang berkaitan
dengan materi ajar. Tes tulis ini saya terapkan ketika Ulangan
Harian, Ulangan Tengah Semester, dan Ulangan Akhir
Semester.Selanjutnya, tes lisan. Tes ini biasa saya lakukan
diawal pembelajaran (pretest), ditengah-tengah pembelajaran,
dan diakhir pembelajaran (postest). Untuk mendapatkan nilai
peserta didik yang ada kaitannya dengan tes praktik atau sikap
ini saya mengamati gerak gerik peserta didik ketika tenaga
pendidik menerangkan. Apakah peserta didik tersebut
memperhatikan atau bermain sendiri. Pengembangan diri dari
tes praktik atau sikap ini tenaga pendidik memberikan tugas
kepada peserta didik untuk mencari berbagai macam contoh
sikap terpuji yang telah dilakukan peserta didik selama berada
diluar sekolah. (Rabu, 6 Januari 2021, GK6)

Tahap perencanaan dalam evaluasi ini harus dipersiapkan

dengan matang. Setelah tenaga pendidik mempersipkan tujuan evaluasi,

aspek yang akan dievaluasi, dan teknik evaluasi barulah tenaga


114

pendidik mempersiapkan alat-alat pengukur dalam evaluasi. Seorang

tenaga pendidik harus mempersiakan kisi- kisi soal. Hal ini senada

dengan yang diungkapkan Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 sebagai

berikut :

Hal yang sangat penting dalam evaluasi ini mempersiapkan


alat ukurnya. Jadi, tenaga pendidik harus bisa mempersiapkan
standar kompetensi lulusan, kisi kisi, kartu soal, kunci
jawaban, dan bentuk soal atau butir soal (pilihan ganda atau
esay). Materi kan sudah disampaikan dengan jelas, jadi setiap
diakhir dari serangkaian proses pembelajaran dilaksanakan
evaluasi. Evaluasi baik berupa ulangan harian, UTS, maupun
UAS. Supaya peserta didik mempersiapkan diri dengan
matang maka peserta didik diberitau supaya belajar dengan
sungguh-sungguh dan dari pihak pendidik disiapkan. (Rabu, 6
Januari 2021, KS)

Hal ini senada dengan yang diungkapkan Pengawas Sekolah

SDN Ciporos 01 sebagaimana pernyataan dibawah ini:

Tenaga pendidik juga harus siap dengan kisi kisi soal, kartu
soal, dan soalnya. Syaratnya evaluasi harus selesai materinya
kemudian sudah mengalami ulangan-ulangan harian beberapa
kali baru bisa melaksanakan kegiatan evaluasi. (Kamis, 7
Januari 2021, PS)

Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan

belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, Guru Kelas V1

SDN Ciporos 01 mengatakan bahwa:

Saya sering menggunakan tes formatif. Penilaian formatif


tujuannya untuk memantau kemajuan belajar peserta didik
selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan
(feed back) bagi penyempurnaan program pembelajaran, serta
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan
perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan proses
115

pembelajaran tenaga pendidik menjadi lebih baik. (Kamis, 7


Januari 2021, GK6)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa tenaga pendidik

sering melakukan penilaian formatif, dan dari hasil observasi penulis

mengamati pelaksanaan evaluasi di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap menggunakan penilaian formatif,

penilaian tersebut dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar

peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan

balikan (feed back) bagi penyempurnaan program pembelajaran, serta

untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan,

sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran tenaga

pendidik menjadi lebih baik.

Pelaksanaan evaluasi di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap sudah kondusif dimana letak dari

sekolah ini jauh dari keramaian dan berjalan dengan tertib. Penempatan

tempat duduk peserta didik di tata rapi supaya jauh dari kecurangan.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapan Kepala Sekolah SDN Ciporos

01 bahwa:

Di sekolah sini sudah lama tidak ada peserta didik yang


menyontek, dan sudah dibekali pemahaman bahwa
menyontek itu tidak berguna. Seberapa nilai bagus yang kita
dapatkan apabila didapat dari berbuat curang ya tidak ada
116

hasilnya. Tapi ya namanya juga anak- anak masih ada


sebagian sedikit peserta didik yang bertanya temannya dengan
kode-kodean seperti itulah. Kalau pas saya yang jaga saya
ingatkan 2 kali, tapi kalau tetap saja ya saya suruh
mengerjakan diluar kelas. (Rabu, 6 Januari 2021, KS)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap sangatlah menjunjung

tinggi nilai kejujuran hal ini bisa dilihat dari pengamatan yang

dilakukan oleh tenaga pendidik-tenaga pendidik ketika mereka menjaga

ujian tengah semester maupun akhir semester.Temuan peneliti ketika

sedang observasi ketika tenaga pendidik menemukan sedikit

kecurangan tenaga pendidik bertindak tegas dengan peserta didik yang

mengadakan kontak fisik dengan temannya.

Pelaksanaan evaluasi di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap dipersiapkan oleh tenaga pendidik

dengan baik, mulai dari presensi untuk peserta didik dan berita acara

yang harus diisi oleh pengawas. Tata tertib dalam pelaksanaan evaluasi

di buat oleh sekolahan.Tata tertib dibuat baik yang berkenaan dengan

peserta didik, tenaga pendidik, pengawas maupun teknis pelaksanaan

evaluasi. Dengan adanya tata tertib tersebut, tujuannya agar

pelaksanaan evaluasi lancar dan sesuai dengan tujuan diadakannya

evaluasi.
117

Dalam prosedur pengolahan hasil evaluasi ada yang namanya

analisis soal. Kegiatan ini dilakukan oleh tenaga pendidik setelah

mereka memberikan skor pada jawaban peserta didik. Hasil dari

kegiatan ini untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dan memeberikan

kemudahan dalam pengadminitrasian penilaian terhadap kinerja peserta

didik. Menurut menyatakan Guru Kelas VI SDN Ciporos 01

mengatakan bahwa:

Analisis sangat diperlukan mbak, tujuannya untuk mengetahui


soal-soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan tidak
digunakan, serta soal mana yang baik untuk dipergunakan
selanjutnya. Hasil dari penilaian kemudian dikumpulkan dan
dianalisis oleh masing-masing tenaga pendidik. Untuk
mengolah hasil belajar peserta didik saya membuat format
penilan sendiri yang saya sesuaikan dengan kondisi di
lapangan yaitu saya sesuaikan dengan kondisi peserta didik
dan kesulitan dari masing-masing soal. (Rabu, 6 Januari 2021,
GK6)

Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 menambahkan sebagaimana

pernyataan di bawah ini:

Hasil penilaian dibahas untuk mengidentifikasi keaktifan


peserta didik terhadap mata pelajaran. Adapun hasilnya
dibahas lagi dalam bentuk rekomendasi untuk dilakukan baik
dalam materi biasa atau pendalaman. Rekomendasi ini
bersifat internal dan eksternal peserta didik yakni, kepala
sekolah atau kurikulum dan orang tua atau wali murid. (Rabu,
6 Januari 2021, KS)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa dalam pengolahan

hasil evaluasi setiap tenaga pendidik melakukan analisis soal, hal


118

tersebut sangat diperlukan, tujuannya adalah untuk mengetahui soal-

soal mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan tidak digunakan, serta

soal mana yang baik untuk dipergunakan selanjutnya. Untuk mengolah

hasil belajar peserta didik tenaga pendidik membuat format penilaian

sendiri yang di sesuaikan dengan kondisi di lapangan dengan kondisi

peserta didik dan kesulitan dari masing-masing soal.

Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01 menyatakan bahwa:

Seluruh kegiatan yang dilakukan disekolah SDN Ciporos 01,


hasil akhirnya diberikan kepada wali peserta didik yang
paling utama. Untuk mengontrol perkembangan peserta didik
diluar sekolah wali harus mengetahui. Setiap selesai UTS dan
UAS wali didatangkan ke sekolah istilahnya untuk
mengambil rapot atau laporan penilaian peserta didik. Selain
kepada wali peserta didik hasilakhir dari evaluasi juga
dilaporkan kepada berbagai pihak yang berkepentingan,
seperti kepala sekolah, pengawas, pemerintah, mitra sekolah,
dan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar proses
pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai peserta didik
serta perkembangannya dapat diketahui oleh berbagai pihak,
dapat ditentukan sikap yang obyektif dan mengambil langkah-
langkah yang pasti sebagai tindak lanjut dari laporan tersebut.
(Rabu, 6 Januari 2021, PS)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa hasil akhir

evaluasi dimanfaatkan tenaga pendidik untuk pertanggung jawaban

terhadap orang tua / wali peserta didik. Laporan pertanggung jawaban

terhadap wali peserta didik penting untuk mengetahui kemajuan atau

perkembangan hasil belajar anaknya. Selain harus dilaporkan ke wali


119

peserta didik, hasil dari evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai

pihak yang berkepentingan, seperti kepala sekolah, pengawas,

pemerintah, mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri sebagai bentuk

akun tabilitas publik. Hal tersebut dimaksudkan untuk mamberikan

langkah- langkah yang tepat dipergunakan dalam proses evaluasi

berikutnya. Dengan pelaporan semacam itu evaluasi bisa dianggap

tuntas.

Lebih lanjut berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan

bahwa evaluasi pembelajaran yang dilakukan SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap untuk mengetahui hasil

atau belumnya. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan acuan pelaksanaan

evaluasi pembelajaran dalam Kurikulum Kurikulum 2013 yang terdiri

dari evaluasi belajar dan evaluasi proses pembelajaran.

Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik

telah sesuai dengan evaluasi hasil belajar yang terdapat dalam K-13,

yakni penilaian berbasis kelas yang memuat ranah kognitif,

psikomotorik dan afektif. Penilaian berbasis kelas merupakan salah satu

komponen yang dikembangkan dalam kurikulum2013 (K-13).

Penilaian berbasis kelas (PBK) dilakukan untuk memberikan

keseimbangan pada ketiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik)


120

dengan menggunakan berbagai jenis, bentuk dan metode penilaian yang

dilakukan secara berkesinambungan. PBK ini diharapkan akan lebih

bermanfaat untuk memperoleh gambaran secara utuh mengenai prestasi

dan kemajuan proses dan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.

Dalam pelaksanaannya, penilaian ini dilakukan secara terpadu

dengan proses pembelajaran, sehingga disebut penilaian berbasis kelas

(PBK). PBK dilakukan dengan pengumpulan kerja peserta didik

(portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), kinerja

(performance), tindakan (action) dan tes tertulis (subjektif, objektif,

dan projektif). Tenaga pendidik menilai kompetensi dan hasil belajar

peserta didik berdasarkan level pencapaian prestasi peserta didik.

Peranan tenaga pendidik sangat penting dalam menentukan ketetapan

jenis penilaian untuk menilai keberhasilan dan kegagalan peserta didik.

Jenis penilaian yang dibuat tenaga pendidik harus memenuhi standar

validasi dan reliabilitas, agar proses dan hasil yang dicapai sesuai

dengan apa yang diharapkan. Dari hasil evaluasi dapat dijadikan oleh

SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap sebagai

acuan untuk memperbaiki program pembelajaran, menentukan tingkat

penguasaan peserta didik dan memantau dari keberhasilan manajemen

pembelajaran yang diterapkan. Adanya penilaian berbasis kelas (PBK)

dapat membantu tenaga pendidik dalam mengukur prestasi peserta

didik.
121

4.1.2.2 Prestasi Akademik Peserta Didik Di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap

Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap peserta

didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu

yang dapat diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, ada yang dari dalam diri

(internal) dan ada yang dari luar diri (eksternal). Prestasi belajar bagi

peserta didik sangat penting karena prestasi belajar merupakan salah

satu gambaran tingkat keberhasilan dari kegiatan selama mengikuti

pelajaran. Salah satu tujuan dalam proses pembelajaran adalah meraih

suatu prestasi dalam belajar. Prestasi belajar merupakan hasil belajar

yang diperoleh oleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar

mengajar yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Peranan orangtua

sangatlah penting dalam membimbing bagi anaknya dalam

memotivasinya untuk giat belajar. Supaya prestasi belajarnya baik,

orangtua perlu mencurahkan seluruh bimbingan untuk anaknya.

Selain mendapatkan bimbingan orang tua, prestasi belajar yang

didapatkan oleh para peserta didik juga didapatkan dari dukungan

tenaga pendidik di sekolah. Tenaga pendidik merupakan orang tua

kedua bagi anak dan berposisi di sekolah untuk membimbing dan

memberikan pengajaran. Tenaga pendidik yang memberikan


122

pendidikan dan pelajaran di sekolah. Pelaksanaan proses belajar

mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagai

inti dari kegiatan pendidikan, proses belajar mengajar adalah suatu

upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran itu

ditunjukan dengan adanya keberhasilan peserta didik dalam mencapai

perubahan dalam dirinya atau sering disebut dengan prestasi. Apabila

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik

maka dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar telah berhasil

dilaksanakan.

Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan

dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan,

dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar

dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik,

baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran

yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan

(aspek afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor).

Berkenaan dengan hasil penelitian ini difokuskan pada hasil

wawancara dan observasi berdasarkan aspek yang diteliti. Untuk

mengetahui prestasi akademik peserta didik di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap dijelaskan sebagai

berikut:
123

1. Aspek Kognitif

Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan

berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik

dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri,

memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi,

peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam

situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk

menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi,

membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab

akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan

suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan

mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, peserta didik

mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori yang

termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk membuat

kebijakan.

Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala

Sekolah SDN Ciporos 01 berkenaan dengan prestasi peserta didik

dalam aspek kognitif khususnya berkenaan dengan partisipasi aktif

peserta didik memberikan keterangan sebagai berikut:

Untuk mengukur keberhasilan aspek kognitif ini, maka tenaga


pendidik harus membuat alat penilaian (soal) dengan
formulasi perbandingan sebagai berikut: 40% untuk soal yang
124

menguji tingkat pengetahuan peserta didik. 20% untuk soal


yang menguji tingkat pemahaman peserta didik. 20% untuk
soal yang menguji tingkat kemampuan dalam penerapan
pengetahuan. 10% untuk soal yang menguji tingkat
kemampuan dalam analisis peserta didik. 5% untuk soal yang
menguji tingkat kemampuan sintesis peserta didik. 5% untuk
soal yang menguji tingkat kemampuan petatar dalam
mengevaluasi. (Selasa, 12 Januari 2021, KS)

Sebagaimana hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah SDN

Ciporos 01 memberikan pendapatnya berkaitan dengan aspek kognitif

peserta didik sebagai berikut:

Untuk mengukur prestasi peserta didik hendaknya dapat


dilihat dari tingkat pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali
(recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide,
rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau
ingatan adalah merupakan proses berpikir yang paling rendah
salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang
pengetahuan adalah dapat menghafal dan menuliskannya
secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran dan
hal tersebut di sekolah kami sudah baik terlaksana. (Selasa, 12
Januari 2021, PS)

Kemudian Guru Kelas VI SDN Ciporos 01 menambahkan

sebagai berikut:

Menurut ibu pencapaian prestasi peserta didik berkaitan


dengan Pemahaman (comprehension) pembelajaran dikatakan
sudah maksimal, bahwa kemampuan peserta didik untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui
dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui
tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila
ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang
lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya
sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir
125

yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. (Selasa,


12 Januari 2021, GK6)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa dengan

penggunaan formulasi perbandingan soal, mempermudah seorang

tenaga pendidik untuk memperjelas cara berpikirnya dan untuk memilih

soal-soal yang akan diujikan, selain itu juga dapat membantu seorang

tenaga pendidik agar terhindar dari kekeliruan dalam membuat soal.

Adapun bentuk tes kognitif diantaranya; tes lisan di kelas, pilihan

ganda, uraian obyektif, uraian non obyektif atau uraian bebas, jawaban

atau isian singkat, menjodohkan, portopolio, dan performans. Ranah

kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk

didalamnya kemampuan menghapal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah

kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berpikir, mulai dari

jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.

Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan

berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik

dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri,

memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi,

peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam

situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk
126

untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan

asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan

sebab—akibat. Pada tingkat sintesis, peserta didik dituntut untuk

menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri

dan mensintesiskan pengetahuannya.

Lebih lanjut bahwa sebagaimana Kepala Sekolah SDN Ciporos

01 masih terkait prestasi peserta didik dalam aspek kognitif

menyatakan:

Menurut saya bahwa prestasi peserta didik terkait aspek


kognitif peserta didik dapat dilihat pada penerapan
(application) dimana penerapan ini adalah kesanggupan
seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide
umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip,
rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang
baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses
berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman. (Selasa,
12 Januari 2021, KS)

Berkaitan dengan hal tersebut senada yang diungkapkan

Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01 memberikan pendapatnya sebagai

berikut:

Bahwa selain yang telah disampaikan sebelumnya yang perlu


untuk dilakukan dalam prestasi peserta didik yaitu
mengadakan Analisis (analysis) yaitu kemampuan peserta
didik untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau
keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu
memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-
faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis
adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan
dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang
127

peserta didik dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan


sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. (Selasa, 12 Januari
2021, PS)

Kemudian Guru Kelas VI SDN Ciporos 01 menambahkan

sebagai berikut:

Tahapan selanjutnya yaitu proses Sintesis (syntesis) yaitu


kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses
berfikir analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang
memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis,
sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur
atau berbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya
setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. (Selasa, 12
Januari 2021, GK6)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa tujuan aspek

kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup

kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai

pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut peserta didik

untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,

metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah

tersebut. Partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran sudah

maksimal. Dimana hal tersebut dapat diindikasikan pada saat proses

belajar mengajar berlangsung di kelas, dimana pada saat berlangsung

pembelajaran peneliti sengaja untuk masuk kelas dan mengikuti proses

pembelajaran tersebut dan yang di dapat peneliti pada saat itu yaitu

partisipasi peserta didik sangat aktif sekali dimana seluruh peserta didik
128

begitu antuasis dalam menerima pembelajaran, banyak pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan kepada tenaga pendidik hal tersebut tidak

terlepas juga dari metode pembelajaran tenaga pendidik yang diberikan

memberikan kesan suasana kelas menjadi lebih aktif.

2. Aspek afektif

Penilaian afektif (sikap) sangat menentukan keberhasilan

peserta didik untuk mencapai ketuntasan dan keberhasilan dalam

pembelajaran. Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat

terhadap mata pelajaran tertentu, maka akan kesulitan untuk mencapai

ketuntasan belajar secara maksimal. Sedangkan peserta didik yang

memiliki minat terhadap mata pelajaran, maka akan sangat membantu

untuk mencapai ketuntasan pembelajaran secara maksimal.

Keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat

dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu maupun dari luar individu.

Faktor dari dalam individu meliputi fisik dan psikis, contoh faktor

psikis diantaranya adalah motivasi. Motivasi belajar peserta didik yang

tinggi dapat menunjang keberhasilan belajar, akan tetapi motivasi

belajar peserta didik yang rendah merupakan hambatan yang dapat

berakibat pada hasil belajar rendah. Untuk itu tenaga pendidik harus

dapat memilih model atau metode yang tepat agar tercipta situasi
129

pembelajaran yang menarik sehingga dapat menumbuhkan motivasi

belajar dan keberhasilan peserta didik dalam belajar tercapai.

Sebagaimana hasil wawancara dengan Guru Kelas VI SDN

Ciporos 01 berkenaan aspek afektif dalam meningkatkan semangat

belajar sebagai berikut:

Menurut saya, untuk meningkatkan semangat belajar peserta


didik salah satunya yang dilakukan yaitu dengan melakukan
pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif
model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjawab
berbagai permasalahan di atas. Pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan cara belajar peserta didik menuju belajar lebih
baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial.
Peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama
teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat
mereka secara berkelompok, sehingga peserta didik akan
memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung
dari temannya. (Senin, 18 Januari 2021, GK6)

Secara umum aspek afektif yang perlu dinilai dalam proses

pembelajaran terhadap berbagai mata pelajaran mencakup beberapa hal,

sebagai berikut:

a. Penilaian sikap terhadap materi pelajaran. Berawal dari sikap positif

terhadap mata pelajaran akan melahirkan minat belajar, kemudian

mudah diberi motivasi serta lebih mudah dalam menyerap materi

pelajaran.

b. Penilaian sikap terhadap tenaga pendidik. Peserta didik perlu

memilki sikap positif terhadap tenaga pendidik, sehingga ia mudah

menyerap materi yang diajarkan oleh tenaga pendidik.


130

c. Penilaian sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik perlu

memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran, sehingga

pencapaian hasil belajar bisa maksimal. Hal ini kembali kepada

tenaga pendidik untuk pandai-pandai mencari metode yang kira-kira

dapat merangsang peserta didik untuk belajar serta tidak merasa

jenuh.

d. Penilaian sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang

berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya peserta didik

mempunyai sikap positif terhadap upaya sekolah melestarikan

lingkungan dengan mengadakan program penghijauan sekolah.

e. Penilaian sikap yang berkaitan dengan kompetensi afektif lintas

kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Peserta didik

memiliki sikap positif terhadap berbagai kompetensi setiap

kurikulum yang terus mengalami perkembangan sesuai dengan

kebutuhan.

Sedangkan untuk mengukur sikap dari beberapa aspek yang

perlu dinilai, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi dan

penggunaan skala sikap. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan

dengan menggunakan buku catatan yang khusus tentang kejadian-

kejadian yang berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. 


131

Selanjutnya dari hasil wawancara yang dilakukan dengan

Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 diperoleh keterangan:

Semangat belajar peserta didik di sekolah kami dapat


dikatakan baik. Guru Kelas VI SDN Ciporos 01
menambahkan bahwa tingkat semangat belajar tersebut
diindikasikan dengan antusiasme peserta didik dalam
mengikuti berbagai metode pembelajaran yang diberikan oleh
tenaga pendidiknya, misalnya walaupun dalam keadaan panas
para peserta didik tetap ceria mengikuti pembelajaran yang
dilakukan di ruang kelas. (Senin, 18 Januari 2021, KS)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa pencapaian hasil

belajar yang tinggi oleh peserta didik tidak bisa dilepaskan dari standar

proses yang menampilkan kualitas layanan pembelajaran. Untuk itu

pencapaian hasil belajar peserta didik tidak dapat dielakkan dari

keharusan menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan

mempengaruhi proses pembelajaran. Begitu banyak komponen yang

dapat mempengaruhi kualitas pendidikan, seperti tenaga pendidik,

peserta didik, kurikulum, metode, anggaran, fasilitas, evaluasi, dan

sebagainya. Namun demikian, tidak mungkin upaya meningkatkan

kualitas dilakukan dengan memperbaiki setiap komponen secara

serempak. Hal ini selain komponen-komponen itu keberadaannya

terpencar, juga sulit menentukan kadar keterpengaruhan setiap

komponen. Diantara banyaknya komponen, yang selama ini dianggap

sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen tenaga

pendidik.
132

Berkenaan dengan hal di atas, menurut Pengawas Sekolah SDN

Ciporos 01 memberikan pandangan sebagai berikut:

Untuk meningkatkan motivasi peserta didik harus


diperhatikan dari sistem pengajaran kelas dimana hal tersebut
menempatkan tenaga pendidik pada suatu tempat yang sangat
penting, karena tenaga pendidik yang memulai dan
mengakhiri setiap aktivitas pembelajaran yang dipimpinnya.
Seorang tenaga pendidik perlu memiliki kemampuan
merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi
pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat
serta sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik
termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan
media pembelajaran untuk menjamin efektivitas
pembelajaran. (Senin, 18 Januari 2021, PS)

Terdapat beragam peranan tenaga pendidik yang semuanya

membutuhkan pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaannya.

Keterampilan tenaga pendidik mengajar merupakan salah satu jenis

keterampilan yang harus dikuasai tenaga pendidik. Dengan memiliki

keterampilan mengajar, tenaga pendidik dapat mengelola proses

pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas

lulusan sekolah.

Selanjutnya dari hasil observasi peneliti disimpulkan bahwa

tingkat semangat belajar peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap sudah baik jika dilihat dari luar kelas

maupun dalam kelas. Hal ini diindikasikan dengan sikap peserta didik

yang jarang terlambat datang ke sekolah maupun di dalam proses

belajar peserta didik menggambarkan keceriaan di dalam mengikuti


133

proses pembelajaran yang diberikan tenaga pendidik sehingga akan

memberikan dampak yang positif terhadap prestasi peserta didik di

sekolah.

3. Aspek psikomotorik

Istilah psychomotor, psikomotor terkait dengan kata motor,

sensory-motor, atau perceptual-motor. Ranah psikomotor erat kaitannya

dengan kerja otot yang menjadi penggerak tubuh dan bagian-bagiannya,

mulai dari gerak yang paling sederhana seperti gerakan-gerakan dalam

shalat sampai dengan gerakan-gerakan yang kompleks seperti gerakan-

gerakan dalam praktik manasik ibadah haji. Ada beda makna antara

skills (keterampilan) dan abilities (kemampuan). Keterampilan lebih

terkait dengan psikomotor, sedangkan kemampuan terkait dengan

kognitif. Hasi belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi

hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan

perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung

dalam ranah kognitif dan ranah afektif.

Menurut Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 menggambarkan

prestasi peserta didik berkenaan dengan evaluasi pembelajaran yang

dilakukan sebagai berikut:

Menurut bapak, bahwa prestasi peserta didik sudah berhasil


berkenaan dengan aspek psikomotoriknya dimana
134

keberhasilan tersebut dapat terlihat dari kemampuan peserta


didik dari kemampuan menjawab. (Senin, 18 Januari 2021,
KS)

Sebagaimana yang diungkapkan Guru Kelas VI SDN Ciporos

01 berkenaan dengan pentingnya evaluasi pembelajaran sebagai

berikut:

Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting


dibutuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi
dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau
kemajuan hasil pendidikan, dan dengan evaluasi pula kita
dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan
keluar untuk berubah menjadi lebih baik kedepan. (Senin, 18
Januari 2021, GK6)

Kemudian Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01 menambahkan:

Semua hasil belajar mengajar pada dasarnya di evaluasi,


hanya saja bentuk evaluasinya yang berbeda-beda sesuai
dengan fungsi dan tujuanya. Tanpa evaluasi, tidak bisa
mengetahui seberapa jauh keberhasilan peserta didik, dan
tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi
lebih baik. Oleh Karena itu untuk mengevaluasi hasil belajar
harus menggunakan evaluasi, agar dapat memperoleh
keterangan yang benar-benar sesuai dengan realitas dan fakta
yang ada dari hasil belajar namun demikian bahwa proses
evaluasi belajar di sekolah kami sudah dilaksanakan dengan
maksimal. (Senin, 18 Januari 2021, PS)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa dalam penilaian

hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan,

proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses

berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau

sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.


135

Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang tak

kalah penting dengan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran

dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku peserta didik, peran

evaluasi proses pembelajaran menjadi sangat penting. Evaluasi

merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan

menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan

pembelajaran oleh peseta didik. Sistem evaluasi yang baik akan mampu

memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran sehingga pada

gilirannya akan mampu membantu pengajar merencanakan strategi

pembelajaran. Bagi peserta didik sendiri, sistem evaluasi yang baik

akan mampu memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan

kemampuannya.

Selanjutnya dari hasil observasi peneliti di lapangan, dapat

diindikasikan terkait evaluasi pembelajaran yang dilakukan di SDN

Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap sudah baik.

Hal tersebut dapat peneliti buktikan dengan adanya bukti fisik nilai

peserta didik baik dari ulangan harian maupun tes-tes lainnya yang

dilakukan dalam proses pembelajaran bahkan untuk kedepannya pihak

sekolah mewacanakan untuk mengunggah seluruh nilai melalui website

sekolah hal itu dilakukan dalam rangka untuk lebih menstransparasikan

kepada orang tua bahwa sistem pendidikan di sekolah tersebut terbuka

dan dapat diakses oleh semua pihak orang tua peserta didik.
136

4.1.2.3 Kompetensi Pedagogik Guru dalam Meningkatkan

Prestasi Akademik Peserta Didik Di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap

Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi

yang mutlak perlu dikuasai tenaga pendidik. Kompetensi

Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan tenaga pendidik dalam

mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi

Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan

tenaga pendidik dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat

keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya.

Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya

belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan

(pendidikan calon tenaga pendidik) maupun selama dalam jabatan,

yang didukung oleh bakat, minat dan potensi ketenaga pendidikan

lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.

Seorang tenaga pendidik yang profesional adalah orang yang

memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang ketenaga pendidikan

atau dengan kata lain ia telah terdidik dan terlatih dengan baik.

Pemahaman terdidik dan terlatih adalah menguasai berbagai strategi

atau teknik dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-

landasan kependidikan sebagaimana yang tercantum dalam kompetensi


137

tenaga pendidik. Dalam situasi sekarang tugas dan tanggung jawab

tenaga pendidik dalam pengembangan profesi nampaknya belum

banyak dilakukan. Yang paling menonjol hanyalah tugas dan

tanggungjawab sebagai pengajar dan administrator kelas.

Tenaga pendidik merupakan tenaga pengajar yang bukan hanya

menyampaikan materi pelajaran tetapi membimbing peserta didik untuk

dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya yang mencakup

potensi kognitif, afektif dan juga psikomotorik. Untuk dapat

mengembangkan potensi tersebut sudah seharusnya tenaga pendidik

memiliki kompetensi dan mengembangkannya pada dunia pendidikan

sehingga tujuan dari pendidikan itu sendiri dapat tercapai. Salah satu

kompetensi tenaga pendidik adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi

pedagogik adalah kemampuan tenaga pendidik dalam mengelola

pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

merancang dan melaksanakan interaksi pembelajaran, evaluasi hasil

belajar dan mengembangkan potensi peserta didik.

1. Kemampuan dalam menguasai karakteristik peserta didik didik

dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultur, emosional, dan

intelektual

Penguasaan dan pemahaman karakteristik peserta didik dapat

dilihat pada saat tenaga pendidik melaksanakan kegiatan pembelajaran.


138

Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh

salah seorang tenaga pendidik di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap bahwa tenaga pendidik dapat

memahami karakeristik peserta didik. Tenaga pendidik memahami

emosional dan moral peserta didik yang terlihat pada saat proses

pembelajaran tenaga pendidik memanggil nama peserta didik yang

membuat kegaduhan atau kurang mengikuti pelajaran dengan baik,

kemudian memberikan pertanyaan terkait materi yang sedang

disampaikan. Selain itu tenaga pendidik juga mampu memahami

karakteristik peserta didik dari aspek intelektual yaitu melakukan

pendekatan kepada peserta didik yang agak kurang bisa dalam

pemahaman materi. Tenaga pendidik memberikan pemahaman,

penekanan kepada peserta didik tersebut terkait materi pelajaran dengan

harapan agar peserta didik tersebut dapat memahami materi.

Hasil observasi tersebut kemudian diperdalam dengan

wawancara. Pada saat wawancara dengan Guru Kelas VI SDN Ciporos

01 menyatakan bahwa:

Untuk mengetahui karakteristik peserta didik yang dilakukan


pertama kali adalah mengenal peserta didik, baik dari
kepribadian peserta didik, kecerdasan peserta didik, dan juga
pemahaman peserta didik peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar, tenaga pendidik memberikan bimbingan.
Peserta didik dapat bertanya kepada tenaga pendidik baik
secara langsung maupun melalui media elektronik, baik
139

melalui sms, maupun melalui media sosial. (Rabu, 27 Januari


2021, GK6)

Hasil observasi tersebut kemudian didalami dengan wawancara

yang dilakukan dengan Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 menyatakan:

Untuk memahami karakteristik peserta didik, yang pertama


kali dilakukan adalah melaluii pengamatan. Apabila ada
peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi,
tenaga pendidik memberikan bimbingan baik pada saat proses
pembelajaran berlangsung, pada saat jam istirahat, maupun
melalui sms. (Rabu, 27 Januari 2021, KS)

Sedangkan menurut Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01

mengenai karakteristik peserta didik melalui evaluasi mengungkapkan:

Dari hasil evaluasi itu maka dapat diketahui karakteristik


peserta didik dari sisi kecerdasan peserta didik. Dari hal-hal
itu lah dapat diketahui kompetensi atau potensi yang dimiliki
peserta didik. Kemudian tenaga pendidik juga memberikan
pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan
kelemahan /kemampuan yang dialaminya. Dengan pemberian
pertanyaan tersebut maka tenaga pendidik akan mengetahui
tentang karakteristik peserta didik. Dalam membimbing
peserta didik yang mengalami kesulitan, tenaga pendidik
mengadakan pertemuan-pertemuan dan juga memberikan
penekanan kepada peserta didik terkait materi pelajaran yang
dirasa sulit untuk dipahami. (Rabu, 27 Januari 2021, PS)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa kajian terhadap

dokumentasi berupa silabus dan RPP, tenaga pendidik juga membuat

lembar penilaian afektif yang digunakan tenaga pendidik dalam

melakukan penilaian sikap, sehingga tenaga pendidik menjadi lebih

memahami karakteristik peserta didik. Tenaga pendidik mampu


140

memahami moral dan emosional peserta didik yang terlihat tenaga

pendidik memberikan perlakuan khusus kepada peserta didik-peserta

didik yang sering kali mencari perhatian dengan cara membuat

kegaduhan. Kemudian tenaga pendidik menegur dan memberikan

pertanyaan kepada peserta didik yang membuat kegaduhan tersebut.

Ketika ada peserta didik yang berbicara kurang sopan selama proses

pembelajaran, tenaga pendidik menegur, memberikan peringatan, dan

memberikan nasihat tentang bagaimana seharusnya peserta didik itu

berbicara dengan sopan. Tenaga pendidik juga mampu memahami

peserta didik dari aspek intelektual yaitu dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman materi peserta

didik dan memberikan pendekatan kepada peserta didik yang kurang

aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian, berdasarkan hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi perangkat pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP,

menunjukkan bahwa tenaga pendidik SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap memiliki kemampuan yang cukup

baik dalam menguasai karakteristik peserta didik terutama dari aspek

moral, sosial, emosional, dan intelektual. Hal ini tampak pada saat

proses pembelajaran, tenaga pendidik mampu memahami karakteristik

peserta didik, baik dari keaktifan peserta didik, kecerdasan,


141

kepribadian, maupun peserta didik yang sering membuat kegaduhan

dan berbicara serta bersikap kurang baik di kelas. Dari karakteristik

tersebut kemudian tenaga pendidik memberikan perlakuan dan

pendekatan sesuai dengan karakteristik peserta didik tersebut.

Termasuk juga dalam hal kesulitan belajar peserta didik. Tenaga

pendidik mengadakan pendekatan-pendekatan internal kepada peserta

didik misalnya melayani sms, melayani peserta didik yang ingin

bertanya baik pada saat pembelajaran maupun diluar jam pembelajaran,

agar peserta didik tersebut dapat memahami materi.

2. Kemampuan dalam menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik

Dalam proses pembelajaran, seorang tenaga pendidik harus

memahami teoriteori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga

akan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan

kondusif.

Berdasarkan observasi di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap bahwa tenaga pendidik berusaha

untuk menarik perhatian peserta didik dan memberikan motivasi

kepada peserta didik, memancing peserta didik agar aktif dan terlibat

dalam kegiatan pembelajaran. Tenaga pendidik berupaya untuk

membentuk hubungan stimulus dan respons sebanyak-banyaknya dari


142

peserta didik. Selain itu tenaga pendidik juga memberikan apersepsi

sebelum memulai pembelajaran dan memberikan penguatan atau

kesimpulan setiap akan mengakhiri proses pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran tenaga pendidik tidak hanya menggunakan metode

ceramah saja, tetapi menggunakan beberapa metode yang lain yaitu

tanya jawab, diskusi dan kartu berpasangan. Penggunaan bermacam-

macam metode ini dengan harapan supaya variatif, anak tidak jenuh.

Kemudian juga menggunakan media pembelajaran dalam proses

pembelajaran, yaitu power point. Pengelolaan kelas dalam suatu proses

pembelajaran dilakukan dengan pendekatan personal. Menurut

Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01 menyatakan:

Dalam pengelolaan kelas, tenaga pendidik memberikan


perlakuan personal karena kemampuan anak berbeda-beda.
Tenaga pendidik lebih banyak memberikan perlakuan
personal kepada peserta didik yang dari sisi kemampuan
lambat memahami materi. (Rabu, 27 Januari 2021, PS)

Selanjutnya menurut Guru Kelas VI SDN Ciporos 01

menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran tenaga pendidik

menggunakan beberapa metode. Berikut ini penjelasannya:

Saya menggunakan bermacam-macam metode, walaupun


saya tidak menguasai semua metode. Metode yang sering
saya gunakan adalah ceramah bervariasi, tanya jawab,
diskusi, arisan soal, kartu berpasangan, kuis tebak kata, dan
talking stik”. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan
dapat mengikuti pelajaran dengan aktif. (Rabu, 27 Januari
2021, GK6)
143

Hal ini sebagaimana pendapat Kepala Sekolah SDN Ciporos 01

menyatakan:

Metode yang sering dilakukan di SDN Ciporos 01 adalah


ceramah, diskusi, tanya jawab dan pemberian tugas kepada
peserta didik untuk mengamati lingkungan, tugas membuat
media pembelajaran yang terkait dengan materi pembelajaran.
(Rabu, 27 Januari 2021,KS)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa tenaga pendidik

pun berusaha untuk menarik perhatian peserta didik, memberikan

motivasi kepada peserta didik, memancing peserta didik agar aktif dan

terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Tenaga pendidik juga

memberikan apersepsi sebelum memulai pembelajaran dan

memberikan penguatan setelah presentasi hasil diskusi. Namun pada

saat diskusi tersebut banyak peserta didik yang tidak bergabung dengan

kelompoknya untuk melakukan diskusi dan membuat kegaduhan,

Dengan demikian tenaga pendidik belum bisa mengelola kelas dengan

baik, karena pada saat diskusi banyak peserta didik yang tidak ikut

melakukan diskusi, dan pada saat presentasi banyak peserta didik yang

tidak memperhatikan. Tenaga pendidik lebih sering menggunakan

metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dalam proses pembelajaran di

kelas. Dalam pengelolaan kelas, tenaga pendidik selalu mengajak

peserta didik untuk mematuhi aturan yang ada. Kemudian apabila ada
144

peserta didik yang membuat kegaduhan, tenaga pendidik memerintah

peserta didik yang membuat kegaduhan tersebut untuk menjelaskan

materi yang sedang dibahas pada saat itu.

Dari hasil observasi dan wawancara tersebut, dilakukan kajian

terhadap dokumentasi terhadap RPP dan silabus mengenai kompetensi

dasar, tenaga pendidik mencantumkan metode pembelajaran yang

digunakan, yaitu ceramah bervariasi dan diskusi. Dengan metode

tersebut, tenaga pendidik menekankan pada keaktivan dan keterlibatan

peserta didik dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data yang

diperoleh melalui observasi kelas, wawancara dan kajian terhadap

dokumentasi perangkat pembelajaran diperoleh data bahwa tenaga

pendidik SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten

Cilacap telah memiliki kemampuan yang baik dalam menguasai teori

belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran mendidik. Hal ini tampak dari

penerapan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik

pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam proses pembelajaran.

3. Kemampuan dalam mengembangkan kurikulum yang terkait

dengan mata pelajaran yang diampu

Kurikulum merupakan sesuatu yang sangat penting dalam

kelangsungan pendidikan. Kurikulum memberikan arahan pada sekolah

mengenai pelaksanaan pembelajaran karena kurikulum menjadi


145

patokan sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran. Berdasarkan

hasil observasi, tenaga pendidik telah menerapkan prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum. Proses pembelajaran terpusat pada peserta

didik sehingga peserta didik dituntut untuk aktif dalam proses

pembelajaran. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan standar

kompetensi dan kompetensi dasar serta berorientasi pada kemampuan

peserta didik. Disamping itu tenaga pendidik mampu memilih materi

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan sesuai

dengan perkembangan peserta didik. Dalam penyampaian materi

pembelajaran, tenaga pendidik mampu menyampaikannya secara urut

dengan memperhatikan tujuan pembelajaran.

Dari hasil observasi tersebut kemudian didalami dengan

wawancara. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pengawas Sekolah

SDN Ciporos 01 menyatakan bahwa:

Pengembangan kurikulum tersebut dibuat dengan berpusat


pada peserta didik sehingga peserta didik dituntut untuk aktif
dalam proses pembelajaran di kelas. Disamping itu, dalam
penyusunan silabus juga memperhatikan kemampuan peserta
didik. Untuk pengembangan materi pembelajaran masih
terbatas, karena peserta didik masih riil cara pemikirannya,
belum sampai pada tahap analisis. Dalam penyampaian materi
pembelajaran tentu saja sesuai dengan urutan yang ada dalam
kurikulum. (Rabu, 3 Februari 2021, PS)

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara, dengan Kepala

Sekolah SDN Ciporos 01 mengemukakan bahwa:


146

Dalam mengembangkan kurikulum sesuai pedoman yang ada.


Dalam pengembangan materi pembelajaran tidak hanya
berprosedur pada tenaga pendidik saja melainkan juga
meminta pendapat kepada peserta didik didik mengenai
pelaksanaan pembelajaran dan peserta didik bisa lebih mudah
mengingat materi pembelajaran yang telah dibahas. Tenaga
pendidik menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan
urutan yang ada dalam kurikulum. (Rabu, 3 Februari 2021,
KS)

Begitu juga dengan sebagaimana Guru Kelas VI

SDN Ciporos 01 pendapat menyatakan :

Pengembangan kurikulum sesuai dengan pedoman yang ada.


Dimulai dari penyusunan silabus dan RPP yang sesuai dengan
kurikulum. Kemudian dalam pemilihan materi pembelajaran
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Penyampaian
materi pembelajaran sesuai dengan urutan yang ada dalam
kurikulum. Pada saat dilakukan kajian terhadap silabus dan
RPP, tenaga pendidik dapat menyusunnya sesuai dengan
kurikulum dan karakteristik peserta didik. (Kamis, 4 Februari
2021, GK6)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa pengembangan

kurikulum disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Pengembangan

tersebut perpusat pada peserta didik sehingga dalam proses

pembelajaran peserta didik harus berpatisipasi secara aktif. Dalam

menyusun silabus dan RPP tenaga pendidik berpedoman pada

kurikulum sehingga dalam penyampaian materi pembelajaran sesuai

dengan urutan yang ada. Setelah dilakukan kajian terhadap silabus dan

RPP, tenaga pendidik dapat menyusunnya sesuai dengan kurikulum dan

materi pembelajaran dicantumkan sesuai dengan urutannya.


147

Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa

tenaga pendidik SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten

Cilacap memiliki kemampuan yang cukup baik dalam mengembangkan

kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. Tenaga

pendidik mampu menyusun silabus dan RPP sesuai dengan kurikulum

dan berorientasi pada peserta didik. Meski demikian terkadang tenaga

pendidik jarang mempraktikkannya dalam proses pembelajaran karena

tenaga pendidik lebih banyak berperan yang dalam proses pembelajaran

misalnya saat penyampaian materi menggunakan metode ceramah,

peserta didik cenderung pasif dalam proses pembelajaran.

4. Kemampuan dalam menyelenggarakan pembelajaran

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu

tenaga pendidik harus membuat rancangan pembelajaran. Rancangan

pembelajaran tersebut digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan sub-kompetensi dari inti

menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik yaitu menyusun

rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam

kelas maupun lapangan. Salah satu sub-kompetensi dari kompetensi inti

menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik yang lain adalah

menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan


148

dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang utuh.

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa RPP dan silabus

mengenai pemantapan dan pemakaian sumber belajar/media

pembelajaran, masih ada tenaga pendidik yang belum memenuhi

indikator yang meliputi: kesesuaian penggunaan media pembelajaran

dengan materi pelajaran yang disampaikan; membantu meningkatkan

perhatian peserta didik; memiliki keterampilan dalam penggunaan

media pembelajaran; dan melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan

media pembelajaran.

Pada saat observasi bahwa ketersediaan sarana pembelajaran

belum memenuhi seluruh indikator pemakaian/pemantapan sumber

belajar/media pembelajaran. Hal ini tampak pada saat peneliti

melakukan observasi tenaga pendidik tidak menggunakan media

pembelajaran seperti Laptop/Komputer, LCD, atau OHP. Tetapi tenaga

pendidik menggunakan media gambar untuk memberikan contoh-

contoh. Dari hasil observasi tersebut, dilakukan kajian terhadap

dokumentasi pembelajaran yang berupa RPP mengenai kompetensi

dasar, tenaga pendidik mencantumkan media pembelajaran berupa

Laptop, LCD, dan papan tulis. Tetapi pada pelaksanaannya tenaga


149

pendidik tidak menggunakan media Laptop dan LCD ataupun

komputer. Sedangkan dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah

SDN Ciporos 01 menyatakan:

Bahwa proses pembelajaran telah memenuhi seluruh indikator


pemantapan/pemakaian sumber belajar/media pembelajaran.
Tenaga pendidik menggunakan media power point dalam
proses pembelajaran. Kemudian setelah dilakukan kajian
terhadap dokumentasi pembelajaran yaitu RPP dan silabus,
tenaga pendidik mencantumkan sumber belajar/media
pembelajaran. (Kamis, 4 Februari 2021, KS)

Demikian juga dengan tanggapan Pengawas Sekolah SDN

Ciporos 01 menambahkan:

Dalam proses pembelajaran bahwa sebagian besar tenaga


pendidik telah menggunakan media power point. Selain itu
beliau juga menggunakan media lain berupa kartu kuis tebak
kata untuk pembelajaran dan media kartu pertanyaan untuk
pembelajaran. Setelah dilakukan kajian terhadap RPP terkait
kedua materi pembelajaran. (Rabu, 3 Februari 2021, PS)

Sebagaimana tanggapan Guru Kelas VI SDN Ciporos 01

mengenai proses pembelajaran yang dilakukan menyatakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran terutama di masa pandemi covid-


19 ini saya memanfaatkan teknologi dan informasi sebagai
alat proses pembelajaran. Saya menggunakan aplikasi zoom
meeting dan google classroom sebagai alat bantu dalam
proses pembelajaran daring selama masa pandemi. Sebelum
adanya masa pademi ini saya menggunakan alat bantu media
pembelajaran seperti gambar, alat peraga dan lingkungan
sekitar sekolah sebagai pendukung dalam proses
pembelajaran agar materi pembelajaran dapat tersampaikan
dengan baik. (Rabu, 3 Februari 2021, GK6)
150

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa tenaga pendidik

SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap telah

memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik. Hal ini tampak pada saat pembelajaran

tenaga pendidik selalu berpedoman pada rencana pembelajaran yang

telah disusun, menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar

yang relevan meskipun ada yang tidak dicantumkan dalam RPP dan

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mendidik.

5. Kemampuan dalam memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi

Guna mengetahui gambaran dari tenaga pendidik-tenaga

pendidik mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

untuk kepentingan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di SDN

Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap bahwa

sebagian besar tenaga pendidik dalam proses belajar mengajarnya

menggunakan alat bantu laptop dan LCD dalam proses pembelajaran.

Hasil observasi tersebut kemudian didalami dengan wawancara.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah

SDN Ciporos 01 mengungkapkan:

Tenaga pendidik telah memanfaatkan teknologi informasi dan


komunikasi untuk kepentingan pembelajaran apalagi di masa
pandemi covid-19 ini. Misalnya dalam pengumpulan tugas,
151

tenaga pendidik sering menyuruh peserta didik untuk


mengumpulkan tugas melalui e-mail. Kemudian tenaga
pendidik juga memanfaatkannya dalam hal materi yaitu untuk
mendowload materi pelajaran yang up to date. Selain itu
tenaga pendidik juga menggunakan media sosial misalnya
facebook untuk berkomunikasi dengan peserta didik apabila
peserta didik ada yang bertanya mengenai materi pelajaran
yang dirasa sulit dipahami oleh peserta didik. (Kamis, 4
Februari 2021, KS)

Lebih lanjut menurut Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01

menambahkan:

Bahwa tenaga pendidik memanfaatkan teknologi informasi


dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Tenaga
pendidik memanfaatkannya untuk mendownload materi yang
relevan dengan materi pelajaran dan untuk mendowload hal-
hal baru yang relevan juga dengan materi pelajaran.
Kemudian tenaga pendidik sering kali menyuruh peserta didik
untuk mencari materi di internet yang sesuai dengan materi
pembelajaran. (Kamis, 4 Februari 2021, PS)

Sebagaimana tanggapan Guru Kelas VI SDN Ciporos 01

mengenai proses pembelajaran yang dilakukan menyatakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran terutama di masa pandemi covid-


19 ini saya memanfaatkan teknologi dan informasi sebagai
alat proses pembelajaran. Saya memanfaatkan aplikasi
youtube sebagai alat dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Untuk soal-soal biasanya saya menggunakan
google form sebagai alat untuk menguatkan materi dengan
melatih peserta didik mengerjakan soal-soal yang saya
berikan. Selain itu, saya juga mendownload beberapa soal-
soal di internet sebagai referensi dalam memberikan tugas
kepada peserta didik. (Kamis, 4 Februari 2021, GK6)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa, tenaga pendidik


152

SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap

memiliki kemampuan yang cukup baik dalam memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

Pemanfaatannya tersebut berupa sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran maupun digunakan untuk mencari informasi baru.

6. Kemampuan dalam menyelenggarakan penilaian dan evaluasi

proses dan hasil belajar

Pada tahap ini seorang tenaga pendidik dituntut memiliki

kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi,

penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil

evaluasi yang meliputi kegiatan remidial dan kegiatan perbaikan

program pembelajaran. Penilaian hasil belajar mengajar adalah kegiatan

atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya

tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran di SDN

Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap bahwa

sebagian besar tenaga pendidik melaksanakan evaluasi proses dan hasil

belajar. Evaluasi proses terlihat dari pemantauan tenaga pendidik

terhadap kemajuan belajar peserta didik selama proses pembelajaran

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik.

Evaluasi (post test) dilaksanakan setelah presentasi dan pemberian

penguatan dan kesimpulan dari tenaga pendidik.


153

Evaluasi itu dilakukan dengan pemberian soal mengenai materi

yang telah dibahas pada saat itu dan minggu sebelumnya. Hal tersebut

sebagaimana hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDN Ciporos 01

menyatakan:

Soal harian dibuat berdasarkan standar kompetensi dan


kompetensi dasar. Soal ulangan harian terdiri dari soal pilihan
ganda dan soal uraian. Kemudian untuk penilaian proses itu
tidak harus dalam bentuk tertulis, misalnya dengan partisipasi
dan keaktivan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
Tenaga pendidik memberikan pertanyaan kepada peserta
didik untuk mengukur kemampuan peserta didik. (Kamis, 4
Februari 2021, KS)

Sementara itu menurut Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01

mengatakan:

Evaluasi proses biasanya dengan pengamatan selama proses


pembelajaran, keaktifan peserta didik, sportivitas, dan
kerjasama dalam diskusi. Sedangkan evaluasi hasil belajar
dilakukan dengan ulangan harian. (Kamis, 4 Februari 2021,
PS)

Hasil observasi tersebut kemudian didalami dengan wawancara,

Guru Kelas VI SDN Ciporos 01 mengatakan:

Evaluasi bisa dilakukan secara tertulis, secara lisan, ada juga


dengan blangko penilaian misalnya untuk mengetahui
perkembangan keaktivan yang dilakukan anak-anak saat
diskusi. Sedangkan evaluasi hasil belajar dilakukan dengan
post test dan juga ulangan. (Kamis, 4 Februari 2021, GK6)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa kajian terhadap

dokumen pembelajaran yaitu RPP dan silabus, tenaga pendidik


154

mencantumkan instrumen penilaian, prosedur penilaian, dan aspek-

aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai. Kemudian

tenaga pendidik juga mengadministrasikan penilaian proses dan hasil

belajar dalam buku/daftar nilai, dan juga menganalisis hasil penilaian

proses dan hasil belajar.

Penilaian proses pembelajaran meliputi keaktifan peserta didik,

kemandirian peserta didik, keberanian peserta didik, dan sportivitas

peserta didik dalam sebuah lembar penilaian. Selain itu, tenaga

pendidik juga memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada

masingmasing peserta didik untuk mengukur kemampuan dan

pemahaman peserta didik terhadap materi yang sedang dibahas.

Kemudian untuk evaluasi hasil belajar (post test) tenaga pendidik

memberikan soal kepada peserta didik diakhir kegiatan pembelajaran.

Selain itu, tenaga pendidik juga memberikan pertanyaan-pertanyaan

kepada peserta didik untuk mengukur kemampuan dan pemahaman

peserta didik terhadap materi yang sedang dibahas melalui permainan

talking stik. Tenaga pendidik melakukan evaluasi hasil belajar dengan

menggunakan soal.

Dari hasil observasi dan wawancara kemudian dilakukan kajian

terhadap RPP dan silabus, bahwa tenaga pendidik mencantumkan

teknik penilaian, bentuk penilaian, instrumen penilaian, prosedur


155

penilaian, pedoman penilaian dan aspek-aspek proses dan hasil belajar

yang penting untuk dinilai. Kemudian tenaga pendidik juga

mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar dalam

buku/daftar nilai, dan juga menganalisis hasil penilaian proses dan hasil

belajar.

Kemudian setelah peneliti melakukan kajian terhadap

dokumentasi pembelajaran yaitu RPP dan silabus, menunjukkan bahwa

tenaga pendidik mencantumkan teknik penilaian, bentuk penilaian,

rubrik penilaian proses, dan pedoman penskoran penilaian. Selain itu

tenaga pendidik juga mengadministrasikan penilaian tersebut dan

menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam

buku/daftar nilai. Dari hasil observasi, wawancara dan studi

dokumentasi perangkat pembelajaran, peneliti dapat memperoleh data

bahwa tenaga pendidik di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap telah memiliki kemampuan yang baik dalam

melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Evaluasi di

lakukan dengan pengamatan, post test, ataupun ulangan baik ulangan

harian maupun ulangan kenaikan kelas. Dalam melakukan evaluasi

pembelajaran tenaga pendidik di SDN Ciporos 01 merancangnya

dengan sebaik mungkin agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

7. Kemampuan dalam memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi

untuk kepentingan pembelajaran


156

Setelah dilakukannya evaluasi proses dan hasil belajar, perlu

adanya tindak lanjut dari evaluasi tersebut. Tindak lanjut ini penting

dilaksanakan karena bisa digunakan untuk memperbaiki strategi

pembelajaran dan juga untuk mengetahui kelemahan terhadap suatu

soal yang digunakan sebagai evaluasi. Berikut ini adalah paparan untuk

mengetahui tindak lanjut yang dilakukan tenaga pendidik atas evaluasi

yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala

Sekolah SDN Ciporos 01 menyatakan:

Melakukan tindak lanjut terhadap evaluasi yang telah


dilaksanakan berupa remidi bagi yang belum mencapai
ketuntasan belajar dan pengayaan bagi yang sudah mencapai
ketuntasan belajar. Terkadang remidi dilakukan dengan
pemberian tugas yang bersifat terbuka. Soal remidi tersebut
berupa soal analisis, kemudian hasil remidi dikirimkan
kepada tenaga pendidik melalui e-mail. (Selasa, 9 Februari
2021, KS)

Sementara itu menurut Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01

mengatakan:

Dalam melakukan evaluasi proses biasanya dengan


pengamatan selama proses pembelajaran, keaktifan peserta
didik, sportivitas, dan kerjasama dalam diskusi. Sedangkan
evaluasi hasil belajar dilakukan dengan ulangan harian.
(Selasa, 9 Februari 2021, PS)

Selanjutnya berdasarkan wawancara dengan Guru Kelas VI

SDN Ciporos 01 menambahkan:

Saya juga melakukan tindak lanjut atas evaluasi yang telah


dilakukan berupa menganalisis tingkat kesukaran soal dengan
157

menanyakan kepada peserta didik terlebih dahulu setelah


dilakukan ulangan, kemudian mengadakan remidi bagi yang
belum mencapai ketuntasan belajar dan pengayaan bagi yang
sudah mencapai ketuntasan belajar. Biasanya saya setelah
selesai ulangan bertanya kepada peserta didik tentang soal,
soal-soal manakah yang sulit. Kemudian di minggu
berikutnya diadakan perbaikan bagi yang belum tuntas dan
pengayaan bagi yang telah tuntas. (Selasa, 9 Februari 2021,
GK6)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa tindak lanjut dari

evaluasi itu berupa penilaian analisis dan daya serap, perbaikan dan

pengayaan. Namun pelaksanaan perbaikan dan pengayaan itu berbeda

dengan yang dilaksanakan oleh kebanyakan tenaga pendidik. Perbaikan

dan pengayaan dilakukan setelah selesai ulangan harian. Kemudian

apabila sudah dilakukan remidi tetapi masih ada yang belum tuntas,

maka peserta didik yang belum tuntas tersebut diberikan tugas untuk

mengerjakan soal.

Dari hasil wawancara terhadap tenaga pendidik diatas dapat

diperoleh data bahwa tenaga pendidik SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap telah mempunyai kemampuan yang

baik dalam memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

kepentingan pembelajaran. Pemanfaatan tersebut untuk mengetahui

ketuntasan belajar, merancang program remidial dan pengayaan, serta


158

digunakan sebagi evaluasi dalam rangka meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Sebagaimana hasil observasi, wawancara, dan kajian terhadap

dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan (subjek

penelitian) yaitu tenaga pendidik SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap menunjukkan bahwa tenaga

pendidik telah memenuhi sebagian indikator penilaian dari masing-

masing aspek kompetensi pedagogik yang meliputi: (1) menguasai

karakteristik peserta didik terutama dari aspek moral, emosional, dan

intelektual; (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik; (3) mengembangkan kurikulum yang

terkait dengan mata pelajaran yang diampu; (4) menyelenggarakan

pembelajaran; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi;

(6) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar;

dan (7) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran. Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa kinerja

tenaga pendidik SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten

Cilacap dilihat dari segi kompetensi pedagogik berada dalam kategori

cukup baik karena sebagian indikator penilaian telah terpenuhi.

Segala sesuatu pasti akan mengalami hambatan dalam

pelaksanaan kompetensi pedagogik guru, sama halnya yan ada di SDN


159

Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap menurut

Kepala Sekolah SDN Ciporos 01 mengatakan bahwa:

Untuk mengimplementasikan kompetensi pedagogik guru di


SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten
Cilacap ini terbentur dengan terbatasnya sarana dan prasarana
yang terbatas mengingat di SDN Ciporos 01 Kecamatan
Karangpucung untuk biaya oprasional pendidikan hanya
mengandalkan dari dana BOS saja dan itu pun dirasakan tidak
mencukupi untuk melengkapi sarana dan prasarana
pendidikan. (Selasa, 9 Februari 2021, KS)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Guru Kelas VI SDN

Ciporos 01 menyatakan bahwa:

Untuk mengimplementasikan kompetensi pedagogik guru di


SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten
Cilacap sangat terkendala dengan sarana dan prasarana yang
menjadi hambatannya, terutama dari segi alat bantu metode
pembelajaran seperti media pembelajaran, alat bantu peraga,
tidak adanya infocus sekali ada itupun keadaanya cukup
memprihatikan harus bergantian dengan kelas lain, dan lain
sebagainya. (Selasa, 9 Februari 2021, GK6)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Pengawas

Sekolah SDN Ciporos 01 mengatakan bahwa:

Terkait dengan hambatan implementasi kompetensi


pedagogik guru secara umum yang dirasakan tenaga pendidik
SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten
Cilacap sangatlah kompleks misalnya kapasistas kelas yang
melebihi standar, minimnya sarana dan prasana serta tenaga
pendidik yang masih gagap teknologi saat ini. Hal ini
menjadikan tidak kondusif dan tidak efektif dalam kegiatan
belajar mengajar, sehingga menjadi hambatan. Selain itu,
tingkat pengawasan orang tua yang kurang, jelas akan
berpengaruh terhadap karakteristik peserta didik. (Selasa, 9
Februari 2021, PS)
160

Hambatan lain dalam kompetensi pedagogik guru, menurut

Guru Kelas V SDN Ciporos 01 membenarkan bahwa:

Dalam hal hambatan implementasi kompetensi pedagogik


guru yang dirasakan di oleh tenaga pendidik-tenaga pendidik
di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten
Cilacap ini terdapat fakor yang bisa mempengaruhinya salah
satunya yaitu terbentur dengan fasilitas yang terbatas, tidak
seperti yang pada umumnya. (Selasa, 9 Februari 2021, GK5)

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa dalam rangka

meningkatkan kompetensi pedagogik guru, pemerintah berupaya untuk

mencari alternatif yang dapat meningkatkan hal tersebut, yaitu dengan

melakukan standar kompetensi dan sertifikasi tenaga pendidik. Selain

itu, pengembangan profesionalisme tenaga pendidik merupakan sesuatu

yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan

adanya tenaga pendidik profesional tersebut diharapkan akan mampu

menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dalam

rangka mewujudkan manusia yang cerdas. Tenaga pendidik yang telah

memiliki sertifikat pendidik diharapkan dapat meningkat kualitas

kinerjanya khususnya kompetensi pedagogik. Namun dalam

kenyataannya, upaya peningkatan kompetensi pedagogik masih

menemui hambatan-hambatan.

Hambatan yang dialami di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap dalam peningkatan kompetensi

pedagogik adalah sebagai berikut:


161

1. Keterbatasan sarana pembalajaran di sekolah (Komputer, LCD dan

Proyektor).

2. Kurangnya pemahaman tenaga pendidik dalam penggunaan IT dan

belum menguasai media yang sesuai dengan materi yang akan

diajarkan.

3. Tenaga pendidik tidak memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran

RPP dengan lengkap untuk semua mata pelajaran yang diampunya

sehingga kegiatan belajar mengajar tidak mengacu pada rencana

pelaksanaan pembelajaran RPP.

4. Tenaga pendidik merangkap menjadi tenaga administrasi di sekolah

sehingga menganggu tugas dan perannya sebagai tenaga pendidik.

5. Rendahnya motivasi untuk berusaha mengembangkan mutu diri

tenaga pendidik.

6. Rendahnya kemampuan tenaga pendidik untuk menulis dan

melaksanakan PTK.

Lebih lanjut berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Guru

Kelas VI Ciporos 01 mengatakan bahwa:

Berbicara soal solusi dalam mengatasi hambatan kompetensi


pedagogik guru di SDN Ciporos 01 Kecamatan
Karangpucung ini kami sebagai tenaga pendidik
menggunakan peralatan seadanya saja, mengingat
keterbatasan dana oprasional juga yang tidak mencukupi
untuk melengkapi sarana dan prasarana pendidikan. (Selasa, 9
Februari 2021, GK6)
162

Hal yang sama disampakan oleh Kepala Sekolah SDN Ciporos

01 mengatakan bahwa:

Terkait dengan solusi dalam mengatasi hambatan


implementasi kompetensi pedagogik guru pihak sekolah
menyarankan kepada tenaga pendidik untuk memanfaatkan
sebaik mungkin fasilitas yang tersedia mengingat
keterbatasan sekolah dalam hal sarana prasarana pendidikan.
(Selasa, 9 Februari 2021, KS)
Sedangkan pendapat lain menurut Pengawas Sekolah SDN

Ciporos 01 mengenai solusi dalam mengatasi hambatan kompetensi

pedagogik guru mengatakan bahwa :

Pemerintah harus lebih peduli lagi terhadap kesenjangan


pendidikan terutama pendidikan yang berada di wilayah
perdesaan terutama sekolah yang swasta berbeda dengan
sekolah-sekolah negeri yang berada ditengah-tengah kota
yang latarbelakangnya sudah pasti maju ketimbang yang ada
di perdesaan, oleh karena itu pamerintah harus memberikan
bantuan materi maupun non materi yang sifatnya membantu
sekolah yang umumnya kurang mendapat perhatian
pemerintah. (Senin, 15 Februari 2021, PS)

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDN

Ciporos 01 membenarkan bahwa:

Solusinya yah, dengan memanfaatkan fasilitas pendidikan


yang tersedia saja, walaupun pada kenyataannya tidak
memadai. Namun tenaga pendidik-tenaga pendidik disini
dituntut untuk bisa memanfaatkan sarana dan prasarana yang
tersedia, yang penting peserta didik-siswi tersebut bisa
memahami dam mengamalkan pelajaran atau materi yang
disampaikan oleh dewan tenaga pendidik. (Selasa, 16
Februari 2021, KS)
163

Berdasarkan hasil dari wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi dengan informan menyimpulkan bahwa SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap, terkait solusi mengatasi

hambatan peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam

meningkatkan prestasi akademik peserta didik meliputi:

1. Meningkatkan peran KKG serta mendorong tenaga pendidik untuk

terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan KKG atau kegiatan

pelatihan lainnya.

2. Mengoptimalkan peran kepala sekolah untuk melaksanakan

supervisi secara berkesinambungan terhadap tenaga pendidik.

3. Kepala sekolah berupaya untuk memberikan kesempatan kepada

tenaga pendidik untuk meningkatkan kualifikasi akademik.

4. Mengoptimalkan ketersediaan sarana prasarana pembelajaran lebih

efektif.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kompetensi Pedagogik Guru Di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap

Kompetensi pedagogik guru di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap ditinjau dari aspek perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran


164

sudah cukup baik. Dilihat dari tenaga pendidik menyiapkan

kelengkapan perencanaan pembelajaran seperti prota, promes, RPP,

silabus, media pembelajaran, dan tes evaluasi pembelajaran sudah

dilaksanakan dengan baik di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap. Pelaksanaan pembelajaran oleh

tenaga pendidik di SDN Ciporos 01 dilihat dari kegiatan pengelolaan

kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode

serta strategi pembelajaran sudah cukup baik. Namun, ada beberapa

hambatan seperti kurangnya fasilitas media pembelajaran yang

mendukung dalam proses pembelajaran. Masa pandemi covid-19 ini

tenaga pendidik mempunyai hambatan dalam penggunaan metode dan

strategi pembelajaran karena pembelajaran harus dilakukan secara

daring (dalam jaringan). SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap terletak di daerah pedesaan yang mana peserta

didiknya tidak semua mempunyai handphone atau laptop untuk

pembelajaran daring. Oleh karena itu, tenaga pendidik kesulitan dalam

menentukan metode dan strategi pembelajaran apa yang sesuai.

Evaluasi pembelajaran yang dilakukan tenaga pendidik di SDN

Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap sudah baik.

Sebelum dan sesudah pembelajaran tenaga pendidik di SDN Ciporos 01


165

melakukan pretest dan posttest untuk mengetahui kemampuan peserta

didik dalam menguasai materi pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal

tersebut sebagai bentuk evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh

tenaga pendidik dengan melihat dari aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik peserta didik. Biasanya dalam melakukan evaluasi

pembelajaran tenaga pendidik menggunakan tes tertulis, tes, tes lisan

atau tes sikap. Jika tenaga pendidik tersebut sudah melaksanakan

tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik, maka bisa dikatakan

tenaga pendidik tersebut berhasil dalam implementasi kompetensi

pedagogik guru.

Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian Anwar Bashori

(2018) dengan judul “Fungsi Kompetensi Guru Al-Qur’an Hadits

dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa MTs Negeri Nglipar

Gunungkidul” kompetensi pedagogik guru di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap sudah cukup baik. Dari

hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa Guru Al Quran Hadits di

MTs N Nglipar telah mampu mengaktualisasikan fungsi kompetensi

pedagogiknya dengan baik. Hal tersebut terlihat dalam penyusunan

perencanaan pembelajaran yang tertuang dalam Silabus dan RPP,

pelaksanaan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan,

melakukan penilaian dan evaluasi belajar serta pengembangan potensi


166

siswa. Indikator kompetensi pedagogik guru yang kurang baik adalah

guru masih menganggap semua siswa memiliki kecerdasan, karakter

dan latar belakang yang sama. Prestasi yang dicapai oleh siswa

dibidang akademik adalah naiknya hasil UTS rata-rata 78,5 dan UAS

81,2, siswa dapat membaca, menulis, menerjemahkan dan menghafal

ayat atau surat dalam Al Quran. Sedangkan pencapaian prestasi non

akademiknya adalah siswa-siswi pernah menjuarai berbagai cabang

lomba keagamaan, seperti MTQ, MHQ, CCA dan seni kaligrafi

ditingkat kabupaten dan provinsi.

Tenaga pendidik yang berada di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap sebagian telah mengikuti pelatihan-

pelatihan khusus baik itu seminar maupun workshop, dan adanya

peserta didik yang memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan

ke jenjang pertenaga pendidikan tinggi, dan jika melihat dari segi hasil

output kegiatan belajar mengajar peserta didik di kelas dalam hal ini

bentuknya nyatanya adalah dari penilaian nilai rata-rata rapot yang

sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal tentu hal ini menjadi tolak

ukur keberhasilan tenaga pendidik dalam melakasanakan tanggung

jawabnya sebagai tenaga pendidik. Jika dilihat dari wawasan ilmu

pengetahuannya peserta didik SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung sudah bisa dikatakan mampu bersaing dengan peserta


167

didik sekolah lainnya, dengan keterbatasan media pembelajaran yang

dimiliki oleh sekolah bisa membuktikan bahwa dengan adanya peserta

didik SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung yang pernah

mengikuti perlombaan pada tahun ini dari mulai tingkatan KKM, lolos

ke tingkat Kabupaten sampai dengan tingkat Provinsi menunjukkan

bahwa tenaga pendidik yang berada di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap ini bisa dikatakan cukup berkualitas

dan berhasil dalam hal kegiatan belajar mengajarnya di kelas.

Kompetensi pedagogik guru yang ada di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap bisa dikatakan cukup

berhasil dan memberikan dampak positif terhadap efektivitas mutu

pembelajaran peserta didik. Oleh karena itu, dalam proses kompetensi

pedagogik harus benar-benar dikelola dengan baik, baik itu dari mulai

perencanaan awal yang tertuang dalam RPP atau silabus, atau dengan

menambah kemampuan tenaga pendidik dengan mengikuti pelatihan-

pelatihan semacam workshop/seminar yang diadakan oleh dinas terkait,

yang berkaitan langsung dengan kompetensi dasar bagi seorang guna,

guna memperkaya wawasan dan kemampuan seorang tenaga pendidik

dalam mengajar di dalam kelas mapun di luar kelas.

Sebagaimana yang dikatakan menurut Mulyasa (2015:14)

bahwa didalam kompetensi pedagogik kemampuan tenaga pendidik


168

untuk mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial

diantaranya:

1. Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan


kompetensi serta memperkirakan cara mencapainya.
2. Pelaksanaan atau juga disebut implementasi adalah proses
memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar
telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasaran
yang diperlukan.
3. Pengendalian atau evaluasi pengendalian, bertujuan
menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau
tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk menghasilkan tenaga pendidik yang berkualitas maka

sebaiknya tenaga pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik yang

baik pula. Seorang tenaga pendidik dapat dikatakan berhasil apabila

tenaga pendidik tersebut sudah melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai tenaga pendidik terhadap peserta didik, oleh karena

itu seorang tenaga pendidik dituntut untuk bisa mengajar dengan

kemampuan yang dimilikinya dengan sebaik mungkin.

Kesuksesan mengajar dapat tercapai melalui kerjasama antara

tenaga pendidik dan peserta didik. Namun demikian, tenaga pendidik

adalah orang yang pertama yang menentukan kesuksesan pembelajaran.

Awal kesuksesan itu dimulai dari perencanaan tenaga pendidik yang

dibuat sebelum mengajar. Perencanaan itu tertuang dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebagaimana yang dikatakan oleh


169

Kunandar (2017:14) bahwa RPP adalah “rencana yang menggambarkan

prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan

dalam silabus”.

4.2.2 Prestasi Akademik Peserta Didik Di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap

Prestasi akademik ditinjau dari aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap sudah cukup baik. Aspek kognitif

berhubungan dengan kemampuan berpikir termasuk didalamnya

kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis,

mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Peserta didik di SDN

Ciporos 01 dalam aspek kognitif sudah cukup baik dilihat dari nilai tes

US dan UN yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Namun, di masa pandemi covid-19 ini peserta didik mengalami

kesulitan dalam aspek kognitif karena materi yang diajarkan oleh

tenaga pendidik tidak semuanya tersampaikan dengan baik. Sejak masa

pandemi covid-19 ini ada larangan untuk melaksanakan pembelajaran

tatap muka yang dialihkan dengan pembelajaran daring membuat

tenaga pendidik kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran


170

dengan baik. Selain itu, tidak semua peserta didik di SDN Ciporos 01

memiliki handphone atau laptop sebagai media pembelajaran daring

membuat tenaga pendidik mengalami hambatan dalam proses

pembelajaran. Sehingga ketika tenaga pendidik melakukan penilaian

baik berupa tes tertulis, tes lisan maupun tes perilaku peserta didik tidak

dapat melaksanakannya dengan maksimal. Ada beberapa peserta didik

yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh tenaga pendidik

selama masa pandemi covid-19. Hal ini membuat tenaga pendidik sulit

untuk menentukan nilai kognitif peserta didik. Aspek yang sesuai

kompetensi peserta didik sangat penting agar menghasilkan prestasi

akademik peserta didik yang berkualitas. Tenaga pendidik di SDN

Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap sudah

mampu meningkatkan prestasi akademik peserta didik ditinjau dari

hasil UN dan UAS kelas VI yang setiap tahunnya mengalami

peningkatan.

Selain itu, segi aspek afektif juga penting dalam menentukan

keberhasilan peserta didik untuk mencapai ketuntasan dan keberhasilan

dalam pembelajaran. Aspek afektif peserta didik dilihat dari penilaian

sikap dalam memahami materi pembelajaran, sikap terhadap tenaga

pendidik, sikap terhadap proses pembelajaran, dan sikap yang berkaitan

nilai dan norma. Pada masa pandemi covid-19 ini tenaga pendidik
171

mengalami hambatan dalam meningkatkan prestasi akademik dari segi

afektif peserta didik karena pembelajaran dilakukan secara daring.

Tenaga pendidik tidak dapat melihat secara maksimal afektif peserta

didik baik sikap dalam proses pembelajaran, sikap terhadap guru

maupun sikap terhadap mematuhi nilai dan norma. Peserta didik

sekarang lebih tergiur dengan bermain gadget daripada belajar materi

pembelajaran. Hal tersebut juga menyebabkan perubahan sikap afektif

peserta didik yang kurang baik dan berpengaruh pada aspek kognitif

yang menjadi menurun. Tenaga pendidik di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap mengupayakan agar

hambatan yang terjadi pada aspek afektif peserta didik dapat teratasi

dengan maksimal di masa pandemi covid-19 ini. Tenaga pendidik

mengatasi hambatan tersebut dengan melakukan kunjungan ke rumah

peserta didik dan memberikan motivasi serta arahan sikap yang baik

kepada peserta didik.

Pada aspek psikomotorik peserta didik di SDN Ciporos 01

sudah cukup baik. Dilihat dari bagaimana peserta didik dalam

melakukan praktik membuat suatu karya mulai dari persiapan, proses

dan produk yang dihasilkan. Karena masa pandemi covid-19 ini untuk

kegiatan praktik dilakukan dengan mengirimkan tugas berupa video

peseta didik dalam membuat sebuah karya. Tenaga pendidik masih bisa
172

memantau aspek psikomotorik peserta didik dengan baik walaupun

tidak dipantau secara langsung. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Tamsir (2010) dengan judul “Implementasi kompetensi

pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di

SMK Negeri 2 Wonosari Gunungkidul”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: (1) sekolah telah melakukan berbagai upaya dalam rangka

menyiapkan input-input yang diperlukan untuk kesiapan implementasi

kompetensi pedagogik di sekolah belum optimal, (2) transparansi

manajemen telah dilaksanakan dengan baik di bidang program dan

kebijakan maupun di bidang keuangan, namun secara teknis masih

perlu disempurnakan. (3) kerjasama antara warga sekolah dan antara

warga sekolah dengan masyarakat telah terjalin dengan baik, (4)

sekolah memiliki kemandiran yang ditunjukkan dengan melakukan

pengembangan struktur organisasi, mengembangkan uraian tugas

personil, pengembangan kurikulum dan melaksanakan inovasi

pembelajaran dengan memanfaatkan ICT dalam pembelajaran, (5)

berkaitan dengan ketercapaian sasaran sekolah telah berhasil

meningkatkan prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik,

(6) masih banyak kendala yang dialami antara lain, sulit melakukan

perubahan, kultur kerja keras belum sepenuhnya terbangun, kualitas


173

sumber daya manusia masih perlu ditingkatkan dan sebagian kurang

peduli terhadap perubahan.

Tenaga pendidik melaksanakan tugasnya dengan baik mulai

dari memantau kemajuan belajar peserta didik dan pelaksanaan evaluasi

akhir sesuai dengan kompetensi peserta didik maka prestasi akademik

peserta didik sudah baik. Prestasi akademik peserta didik merupakan

topik yang tidak akan pernah habis dibahas dalam pendidikan di

sekolah. Ini disebabkan oleh pentingnya peran prestasi akademik itu

sendiri sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pembelajaran.

Terlepas dari hal tersebut, setiap orang tua mengharapkan prestasi

belajar yang baik dari anaknya. Begitupun pihak sekolah tenaga

pendidik dan peserta didik sendiri, turut mengharapkan ketercapaian

prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah

dicapai oleh peserta didik setelah mendapat pengajaran dalam kurun

waktu tertentu.

Prestasi belajar dapat diartikan pula sebagai sebuah cerminan

dari usaha belajar. Semakin baik usaha belajar peserta didik, idealnya

semakin baik pula prestasi belajar yang akan diraih. Karenanya, hasil

prestasi belajar dapat menjadi salah satu acuan dalam menilai

keberhasilan pembelajaran yang dialami peserta didik. Melaksanakan

proses belajar mengajar merupakan tahap pelaksanaan program yang

telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang dituntut adalah


174

keaktifan tenaga pendidik menciptakan dan menumbuhkan kegiatan

peserta didik belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tenaga

pendidik harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang

tepat, apakah kegiatan belajar mengajar dicukupkan, apakah metodenya

diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala peserta

didik belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar,

memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian tenaga

pendidik merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak

didik. Hal tersebut sebagaimana pendapat Danim (2015:14)

menyatakan bahwa:

Kemampuan intelektual peserta didik sangat menentukan


keberhasilan peserta didik dalam memperoleh prestasi tetapi
tenaga pendidik juga mempunyai peranan dalam
meningkatkan prestasi peserta didik dalam belajar. Untuk
mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka
perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui
prestasi yang diperoleh peserta didik setelah proses belajar
mengajar berlangsung. Adapaun prestasi dapat diartikan hasil
diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah
dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang
dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut
ilmu.

Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah

menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam


175

tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak

ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,

karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi

merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi peserta didik yang diraih

merupakan hal yang sangat membanggakan bagi dirinya sendiri

maupun orang tua. Maka dari itu, tenaga pendidik mempunyai peranan

penting untuk memotivasi peserta didiknya mengembangkan bakatnya.

Ada dasarnya sasaran belajar merupakan konsep penting dalam

proses pembelajaran. Secara teoritis sasaran pembelajaran mencakup

tiga aspek yaitu mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan.

Namun dalam kenyataannya hal itu bukanlah suatu hal yang terpisah

sama sekali. Maka dari itu tidak tertutup kemungkinan untuk

mengembangkan aspek-aspek tersebut secara bersama dalam suatu unit

pembelajaran. Upaya peningkatan untuk mencapai prestasi akademik

yang memuaskan tidak hanya melakukan pemenuhan pada aspek input

dan output saja, namun yang lebih penting adalah aspek proses, yang

dimaksud adalah pengelaan waktu, proses belajar mengajar dan proses

monitoring dan evaluasi dengan catatan bahwa proses belajar mengajar

memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandingkan dengan proses-

proses yang lain. Jika proses pendidikan di lembaga pendidikan benar,

maka tujuan pendidikan akan tercapai. Jika proses pendidikan tidak


176

benar, akan sulit untuk mencapai tujuan pendidikan di SDN Ciporos 01

Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap. 

4.2.3 Kompetensi Pedagogik Guru dalam Meningkatkan Prestasi

Akademik Peserta Didik Di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap

Kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi

akademik peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap ditinjau dari aspek kemampuan tenaga pendidik

dalam menguasai karakteristik peserta didik, kemampuan tenaga

pendidik dalam menguasai teori belajar, kemampuan tenaga pendidik

dalam mengembangkan kurikulum, kemampuan tenaga pendidik dalam

menyelenggarakan pembelajaran, tenaga pendidik dalam

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, kemampuan tenaga

pendidik dalam menyelenggarakan penilaian dann evaluasi hasil

belajar, kemampuan tenaga pendidik dalan memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran sudah cukup

baik. Namun ada beberapa hambatan yang terjadi pada kompetensi

pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi akademik di SDN

Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap yaitu

kemampuan tenaga pendidik dalam memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi. Menurut informan hambatan terjadi pada tenaga


177

pendidik yang sudah senior, mereka kesulitan dalam mengoperasikan

laptop atau gadget sebagai media pembelajaran. Selama masa pandemi

covid-19 ini pembelajaran yang dilakukan tenaga pendidik di SDN

Ciporos 01 dilakukan secara daring. Pemanfaatan media belajar online

seperti zoom meeting, google meet, google classroom atau lainnya tidak

dapat dimanfaatkan dengan baik oleh tenaga pendidik yang sudah

senior. Hal ini disebabkan karena tenaga pendidik yang senior kesulitan

dalam mengoperasikan laptop atau gadget sehingga proses

pembelajaran daring mengalami kesulitan. Perlu adanya pelatihan tutor

teman atau workshop bagi tenaga pendidik yang telah senior.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa

informan, di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten

Cilacap kompetensi pedagogik guru sangat berpengaruh terhadap

prestasi peserta didik. Mulai dari perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran di SDN Ciporos

01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap sudah cukup baik

dilaksanakan oleh tenaga pendidik. Kompetensi pedagogik merupakan

kemampuan dalam pengelolaan peserta didik, yang meliputi

pemahaman potensi peserta didik, pelaksanaan pembelajaran,

mengembangkan bakat dan minat peserta didik dan lain-lain. Proses

pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta


178

mencapai hasil yang diharapkan hendaknya tenaga pendidik memiliki

kompetensi pedagogik yang mampu membimbing dan mengarahkan

pengembangan kurikulum dan pembelajaran serta sekaligus menjadi

manager dalam pembelajaran yang bertanggung jawab terhadap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan

program pembelajaran. Oleh karena itu kualitas kompetensi tenaga

pendidik mempunyai peranan yang penting dalam interaksi belajar

mengajar. Ini berarti berkualitas tidaknya prestasi belajar peserta didik,

kompetensi tenaga pendidik juga ikut menentukan selain ditentukan

dengan faktor-faktor yang lainnya.

Seorang tenaga pendidik harus memiliki beberapa cara untuk

meningkatkan kompetensi pedagogiknya. Tidak hanya usaha seorang

tenaga pendidik saja, melainkan kepala sekolah juga harus memiliki

peran untuk meningkatkan kompetensi pedagogik para tenaga

pendidiknya. Suryati (2017:45) menjelaskan bahwa cara-cara untuk

meningkatkan kompetensi pedagogik bagi tenaga pendidik yang

dilakukan oleh kepala sekolah meliputi:

1. Mengikuti organisasi-organisasi ketenaga pendidikan.


Organisasi-organisasi ketenaga pendidikan misalnya
Kelompok Kerja Guru (KKG) yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas tenaga pendidik dalam
kelompoknya masing-masing, menyatukan terhadap
kekurangan konsep makna dan fungsi pendidikan serta
pemecahannya terhadap kekurangan yang ada.
179

2. Mengikuti kursus kependidikan; Mengikuti kursus


sebenarnya bukan suatu teknik, melainkan suatu alat yang
dapat membantu tenaga pendidik mengembangkan
pengetahuan profesi mengajar dan menambah
keterampilan tenaga pendidik dalam melengkapi profesi.
3. Mengadakan lokarya (Workshop); Workshop pendidikan
adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terdiri dari
petugas-petugas pendidikan yang mencegah problema
yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara
kelompok maupun bersifat perorangan.
4. Mengadakan penataran tenaga pendidik; Penataran
dilakukan berkaitan dengan kesempatan bagi tenaga
pendidik-tenaga pendidik untuk berkembang secara
profesional untuk meningkatkan kemampuan tenaga
pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
5. Memotivasi tenaga pendidik untuk membuat karya tulis
ilmiah; Karya tulis ilmiah adalah kegiatan penuangan atau
gagasan pemikiran ke dalam bentuk karangan dengan
mengikuti aturan dan metode ilmu pengetahuan.
6. Memberi penghargaan (rewards); Penghargaan sangat
penting untuk meningkatkan produktivitas kerja dan untuk
mengurangi kegiatan yang kurang produktif.
7. Mengadakan rapat sekolah; Seorang kepala sekolah yang
baik umumnya menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan
rencana yang telah disusunnya.

Dari beberapa penjelasan cara yang dilakukan dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik di atas, penulis dapat memahami

bahwa cara yang efektif untuk meningkatkan kompetensi pedagogik,

khususnya tenaga pendidik harus mempunyai kesadaran serta kemauan

yang kuat untuk meningkatkan kompetensinya, dengan cara mengikuti

pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar serta organisasi-oganisasi

yang mampu merespon tantangan era globalisasi sehingga dapat

meningkatkan kompetensi pedagogik guru tersebut. Kualitas dari


180

kompetensi tenaga pendidik dibuktikan melalui prestasi belajar peserta

didik. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah

melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat

ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang tenaga pendidik

dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap

kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan

menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Dalam proses

pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Hal ini sebagaimana pendapat Arikunto (2012:46) bahwa

prestasi belajar diartikan sebagai:

Hasil yang telah dicapai peserta didik berupa perubahan


dalam penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang terjadi
dari suatu proses usaha melalui latihan atau pengalaman.
Prestasi belajar erat kaitannya dengan evaluasi pendidikan.
Evaluasi pendidikan adalah proses untuk menentukan sejauh
mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Salah satu bentuk
evaluasi pendidikan adalah pelaksanaan tes formatif. Tes
formatif dapat disamakan dengan ulangan harian yang
dilakukan setiap selesai sub pokok bahasan (kriteria dasar)
tertentu. Ditinjau dari alatevaluasinya tes formatif
menggunakan tes prestasi yang tersusun secara baik.

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa prestasi belajar dapat

ditentukan dari tes formatif (ulangan harian/tes) yang dilaksanakan

setiap kriteria dasar tertentu berakhir. Lebih lanjut Mahmud (2009:87),

mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

peserta didik meliputi:


181

1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri


peserta didik itu sendiri, yang terdiri motivasi, perhatian
pada mata pelajaran yang berlangsung, tingkat
peneirmaan dan pengingatan bahan, kemampuan
menerapkan apa yang dipelajari, kemampuan
mereproduksi dan kemampuan menggeneralisasi.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar
(Tenaga pendidik). Hal ini dapat berupa sarana prasarana,
situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Faktor ini meliputi
kemampuan membangun hubungan dengan si pelajar,
kemampuan menggerakkan minat pelajaran, kemampuan
memberikan penjelasan, kemampuan menyebutkan
pokok-pokok masalah yang diajarkan, kemampuan
mengarahkan perhatian pada pelajaran yang sedang
berlangsung, kemampuan memberikan tanggapan
terhadap reaksi.

Pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi akademik belajar peserta didik

yaitu faktor yang berasal dari dalam individu seperti psikis dan fisik,

dan faktor yang berasal dari luar individu seperti keluarga, sekolah dan

masyarakat yang dapat mendukung dalam peningkatan prestasi

akademik peserta didik. Dalam meningkatkan kompetensi pedagogik

guru, pemerintah berupaya untuk mencari alternatif yang menjadi

peningkatkan hal tersebut, yaitu dengan melakukan standar kompetensi

dan sertifikasi tenaga pendidik. Selain itu, pengembangan

profesionalisme tenaga pendidik merupakan sesuatu yang perlu

dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan adanya

tenaga pendidik profesional tersebut diharapkan akan mampu


182

menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dalam

rangka mewujudkan manusia yang cerdas. Tenaga pendidik yang telah

memiliki sertifikat pendidik diharapkan dapat meningkat kualitas

kinerjanya khususnya kompetensi pedagogik.

Jadi dapat disimpulkan pada SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap, terkait solusi mengatasi hambatan

peningkatan kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi

akademik peserta didik meliputi:

1. Meningkatkan peran KKG serta mendorong tenaga pendidik untuk

terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan KKG atau kegiatan

pelatihan lainnya.

2. Mengoptimalkan peran kepala sekolah untuk melaksanakan

supervisi secara berkesinambungan terhadap tenaga pendidik.

3. Kepala sekolah berupaya untuk memberikan kesempatan kepada

tenaga pendidik untuk meningkatkan kualifikasi akademik.

4. Mengoptimalkan ketersediaan sarana prasarana pembelajaran lebih

efektif.

Setiap penelitian yang dilakukan memberikan manfaat baik

secara teoritis maupun praktis. Manfaat konseptual penelitian adalah

cara yang berpotensi untuk menginformasikan kebijakan, penelitian


183

berfungsi untuk mengenalkan ide-ide baru, membantu orang

mengidentifikasi masalah dan solusi sesuai dengan cara-cara baru,

menyediakan kerangka kerja baru untuk memandu pikiran dan

tindakan. Kegunaan secara teoritis adalah penelitian bagi

pengembangan ilmu dan harapan peneliti untuk generasi penerus agar

lebih berprestasi dan memiliki wawasan luas atau pendapat yang

bersifat ilmiah dan disumbangkan oleh cendekiawan (ilmu murni).

Kegunaan secara praktis adalah satu konsep pembelajaran yang bersifat

realitas atau mengaplikasikannya.


184

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dan observasi

berkenaan dengan Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Meningkatkan

Prestasi Akademik Peserta Didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap dapat peneliti simpulkan sebagai

berikut:

1. Kompetensi pedagogik guru di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap yang ditinjau melalui

kemampuan guru dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pembelajaran dapat dikatakan sudah baik, dilihat dari

tenaga pendidik menyiapkan perencanaan pembelajaran seperti


185

RPP, prota, promes, silabus, dan lain-lain. Namun demikian, pada

aspek kemampuan tenaga pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran

masih ada hambatan dalam memanfaatkan media teknologi,

informasi dan komunikasi yang masih gagap IPTEK mengalami

kesulitan ketika pelaksanaan pembelajaran daring di masa pandemi

covid-19 ini. Selain itu pemilihan penggunaan metode dan strategi

pembelajaran juga tenaga pendidik mengalami hambatan disebabkan

tenaga pendidik belum dapat menganalisis sesuai dengan perubahan

jaman.

2. Prestasi belajar peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap ditinjau pada aspek kognitif,

aspek afektif, dan aspek psikomotorik peserta didik dapat dikatakan

sudah maksimal. Pada aspek kognitif dan aspek psikomotorik

peserta didik mengalami peningkatan nilai UN dan US setiap

tahunnya. Namun demikian, pada aspek afektif peserta didik

mengalami hambatan karena adanya masa pandemi covid-19 ini

membuat tenaga pendidik kesulitan untuk menanamkan sikap yang

baik kepada peserta didik. Hal tersebut dikarenakan pelaksanaan

pembelajaran secara daring, tidak adanya interaksi secara langsung

antara tenaga pendidik dan peserta didik.


186

3. Kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan prestasi akademik

peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung

Kabupaten Cilacap ditinjau berkenaan dengan aspek kemampuan

tenaga pendidik dalam menguasai karakteristik peserta didik,

kemampuan tenaga pendidik dalam menguasai teori belajar,

kemampuan tenaga pendidik dalam mengembangkan kurikulum,

kemampuan tenaga pendidik dalam menyelenggarakan

pembelajaran, kemampuan tenaga pendidik dalam

menyelenggarakan penilaian dann evaluasi hasil belajar,

kemampuan tenaga pendidik dalan memanfaatkan hasil penilaian

dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran dikatakan sudah baik.

Namun demikian, pada aspek tenaga pendidik dalam memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi tenaga pendidik masih

mengalami hambatan dikarenakan ada beberapa tenaga pendidik

yang senior gagap IPTEK.

4. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia te·sis /tésis/ adalah

pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang

dikemukakan di karangan, untuk mendapatkan gelar kesarjanaan

pada perguruan tinggi. Selain itu pengertian tesis menurut pedoman

penulisan Tesis dan Disertasi (2014) Tesis adalah karya ilmiah

sebagai bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian


187

dan pengembangan keilmuan pada salah satu program studi yang

ditempuh serta disusun dan dipertahankan sebagai persyaratan wajib

untuk mencapai gelar magister dengan bobot 8 SKS. Penyusunan

tesis harus disertai atau menghasilkan artikel yang siap

dipublikasikan pada jurnal ilmiah. Sementara itu, karya ilmiah

adalah hasil kerja yang dilakukan dengan prinsip dan prosedur

keilmuan.

Selanjutnya, Tesis adalah pernyataan atau teori yang didukung oleh

argumen yang dikemukakan dalam karya tulis ilmiah; untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi. Tesis juga

dapat berarti sebuah karya tulis ilmiah resmi akhir

seorang mahasiswa. Tesis merupakan bukti kemampuan yang

bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah

satu bidang keilmuan dalam ilmu pendidikan sesuai ilmu yang telah

dipelajari.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan

saran sebagai berikut:

1. Sebagai kunci utama keberhasilan kompetensi pedagogik tenaga

pendidik harus mampu melaksanakan aspek perencanaan

pembelajaran, aspek pelaksanaan pembelajaran dan aspek evaluasi


188

pembelajaran dengan baik. Untuk meningkatkan kompetensi

pedagogik pada aspek pelaksanaan pembelajaran khususnya di masa

pandemi covid-19 ini guru harus mampu mengembangkan IPTEK

dalam pelaksanan pembelajaran agar berjalan dengan maksimal.

Tenaga pendidik perlu dibekali dengan pengetahuan IPTEK dengan

melakukan workshop, seminar, atau tutor teman agar pelaksanaan

pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal. dalam proses belajar

mengajar, Serta dapat meningkatkan kedisiplinan dalam mengajar

dengan memperbanyak penggunaan metode, pendekatan, strategi

dan teknik pembelajaran serta media pembelajaran.

2. Tenaga pendidik dalam meningkatkan prestasi akademik peserta

didik pada aspek afektif di masa pandemi covid-19 perlu adanya

kerjasama denga wali peserta didik agar sama-sama mengawasi dan

mengontrol perilaku peserta didik dengan baik. Tenaga pendidik

melakukan kunjungan ke rumah peserta didik dan memberikan

pengarahan kepada wali peserta didik selama pembelajaran daring

berlangsung. Kepala sekolah dan komite sekolah mengadakan

kerjasama yang baik untuk dapat mengawasi peserta didik selama

pembelajaran daring agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan

dengan maksimal.
189

3. Melihat pada pentingnya penguasaan kompetensi pedagogik guru

dalam meningkatkan prestasi akademik peserta didik pada aspek

tenaga pendidik dalam memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi yang baik melalui kegiatan supervisi, KKG, workshop,

seminar maupun kegiatan lainnya dalam rangka meningkatkan

kompetensi pedagogik guru, sehingga terwujudnya proses

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang akan

berimplikasi terhadap peningkatan prestasi akademik belajar yang

diharapkan.

4. Hasil penelitian ini tentunya jauh dari sempurna, karena itu peneliti

selanjutnya harus terus dapat menggali dan mengembangkan potensi

yang ada untuk terwujudnya kompetensi guru yang lebih baik dan

memberdayakan peran KKG secara kontinyu sehingga diharapkan

dapat tercipatanya kompetensi pedagogik guru yang lebih baik yang

akan berimplikasi terhadap kinerja guru dan peningkatan prestasi

akademik peserta didik.


190

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Ahmadi. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Rieka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan


Praktik, Edisi. Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bambang Wahyudi. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Bandung: Sulita.

Burhanuddin. 2001. Analisis Administrasi, Manajemen dan


Kepemimpinan Guru di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Chatib, Munib. 2012. Manajemen Pendidikan Islam. Malang. Aditya


Media Publishing.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
191

Danim, Sudarwan. 2016. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas


Kelompok. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Daryanto, MH. 2016. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dale, Timpe. 2002. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja.


Jakarta : PT Elex Media Komputindo

E. Mulyasa. 2012. Menjadi Guru Profesional Menciptakan


Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja
Rosda Karya.

Edward Sallis. 2016. Total Quality Management In Education (alih


Bahasa Ahmad Ali Riyadi). Jogjakarta : IRCiSoD.

Fattah, Nanang. 2013. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.
Hadari Nawawi. 2014. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

Harris, Ben, H. 2015. Supervisory Behavior in Education. Englewood


Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Ilyas, Yaslis. 2012. Kinerja, teori, penilaian dan penelitian. Jakarta:


Pusat Kajian.

Kompri, 2015. Manajemen Sekolah, Orientasi Kemandirian Kepala


Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komariah, A dan Triatna, C. 2010. Visionary Leadership Menuju


Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartono, Kartini, 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT.


Raja. Grafindo Persada. 
192

Kompri. 2017. Standarisasi Kompetensi Kepala Sekolah. Jakarta:


Kencana.

Neagley. 2014. Hand Book for Effective Supervision of Instruction,


New Jersey: Prentice Hall.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2016. Manajemen Sumber Daya


Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka


Setia.

Meleong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda


Karya.

Mulyadi. 2010. Classroom Management Mewujudkan Suasana Kelas


yang Menyenangkan Bagi Siswa. Malang: Aditya Medika.

Mulyasa, Dedy. 2012. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif. Jakarta: GP


Press Group

Prawirosentono, Suyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia:


Kebijakan Kinerja Karyawan. Edisi 1. Cetakan Kedelapan.
BPFE. Yogyakarta.

Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Poerwadarminta, W.J.S. 2013. Kamus Umum Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.

Prihadi, Syaiful F., 2004. Assessment Centre: Identifikasi, pengukuran


dan. Pengembangan Kompetensi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
193

Pidarta, Made. 2014. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta:


Sarana Press.

Robbins, S. 2006. Perilaku Organisasi, Jilid I dan II, alih Bahasa :


Hadyana Pujaatmaja. Jakarta: Prenhallindo.

R. Terry, George dan Leslie W.Rue. 2010. Dasar-Dasar Manajemen.


Jakarta: Bumi Aksara.

Sagala. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga


Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sawiji. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2015. Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja.

Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta :


Yuma Pustaka.

Sedarmayanti. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi


Birokrasi Dan Manajemen. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Afabeta

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada

Spencer, Lyle & Signe M. Spencer. 2003. Competence at Work, Models


For Superior. Performance. Canada : John Wiley & Sons, Inc

Suparlan. 2006. Menjadi Guru Efektif. Yogjakarta: Hikayat.


194

Sumadi Suryabrata. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali.

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sri Sulistyorini. 2018. Pembelajaran Sekolah Dasar. Semarang: Tiara


Wacana

Wahjosumidjo. 2015. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik


dan Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers.

Usman, Husaini. 2011. Manajemen. Teori, Praktik, dan Riset


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Triana, Cepi. 2015. Pengembangan Manajemen Sekolah. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.
Zamroni. 2007. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta:
Bigraf Publishing.

Sumber Perundang-Undangan:

1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.
2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 mengenai Guru dan Dosen.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan.
5. Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang kompetensi sosial.

Sumber Jurnal:

1. Penelitian Muhammad Anwarudin (2011), dengan judul “Upaya


Peningkatan Kompetensi Guru dengan Program Sertifikasi Guru
195

Dalam Jabatan” (di MTSN Klego kabupaten Boyolali tahun ajaran


2011/2012).
2. Penelitian Nuraidah (2013) dengan judul “Kompetensi Profesional
Guru Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Sei Agul Medan.”
3. Penelitian Irma (2013) dengan judul “Analisis Kompetensi Guru di
SMK”.
4. Penelitian Tuti Auliah (2014) dengan judul “ Peranan Kinerja Guru
Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas”.
5. Penelitian Tamsir (2010) dengan judul “Implementasi kompetensi
pedagogic guru dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di
SMK Negeri 2 Wonosari Gunungkidul.”

LAMPIRAN
196

Lampiran 1
PEDOMAN INSTRUMEN PENELITIAN

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU


DALAM MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK PESERTA
DIDIK
(Studi di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten
Cilacap)

Oleh :
ARUM WIDI ASTUTI
NIM. 82361920002
197

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GALUH
2020

A. PEDOMAN OBSERVASI
1. Identitas observasi
a. Lembaga yang diamati
: ......................................................
.....................
b. Hari, tanggal
: ......................................................
.....................
c. Waktu : ......................................................
.....................

2. Aspek-aspek yang diamati


Kompetensi Pedagogik; Kemampuan seorang guru dalam
mengelola proses pembelajaran yang berhubungan dengan
peserta didik meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran.
198

Prestasi Akademik; Pengetahuan yang dicapai atau keterampilan yang


dikembangkan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah, biasanya
ditetapkan dengan nilai tes meliputi kognitif, afektif dan psikomotor.

3. Lembar Observasi

No Aspek yang diteliti


1 Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi
memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan
mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
2 Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar
(setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
3 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang
meliputi merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment)
proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga
berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar
4 Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi
memahami kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotor
dengan melakukan tes baik berupa tes tertulis, lisan, maupun
wawancara secara individu kepada peserta didik.
4. Instrumen Lembar Observasi

Berilah tanda cek () pada kolom “Ya” apabila aspek yang
diamati muncul dan berilah tanda cek pada kolom “Tidak”
apabila aspek yang diamati tidak muncul serta tuliskan deskripsi
mengenai aspek yang diamati jika diperlukan.
Pemunculan Hasil
No Aspek yang diteliti Pengamatan
Ya Tidak
1 Tenaga pendidik menggunakan media
yang membuat peserta didik aktif dalam
pembelajaran
199

Pemunculan Hasil
Pengamatan
No
2 Aspek yang
Tenaga pendidik diteliti
menggunakan media
pembelajaran sesuai dengan kompetensi
dasar
3 Tenaga pendidik menyusun skenario
pembelajaran sesuai dengan
perkembangan peserta didik
4 Tenaga pendidik menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai kepada
peserta didik
5 Tenaga pendidik melakukan apersepsi
sesuai dengan materi pembelajaran
6 Tenaga pendidik mengaitkan materi
pembelajaran dengan pengetahuan lain
yang relevan
7 Tenaga pendidik mengaitkan materi
dengan realitas kehidupan
8 Tenaga pendidik melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai
9 Tenaga pendidik melaksanakan
pembelajaran kontekstual
10 Tenaga pendidik melaksanakan proses
pembelajaran yang berorientasi pada
kegiatan peserta didik
11 Tenaga pendidik menggunakan media
pembelajaran secara efektif
12 Tenaga pendidik menggunakan media
pembelajaran secara efisien
13 Tenaga pendidik mengutamakan
keterlibatan peserta didik dalam
pemanfaatan media pembelajaran
14 Tenaga pendidik menggunakan bahasa
lisan yang benar dan lancar
15 Tenaga pendidik menggunakan bahasa
tulis yang benar dan lancar
16 Tenaga pendidik memantau kemajuan
belajar peserta didik
17 Tenaga pendidik melaksanakan evaluasi
akhir sesuai dengan kompetensi peserta
200

Pemunculan Hasil
No Aspek yang diteliti Pengamatan
didik
18 Tenaga pendidik menyusun rangkuman
pembelajaran dengan melibatkan peserta
didik
19 Tenaga pendidik memberikan
pengayaan tindak lanjut
20 Tenaga pendidik menguasai
karakteristik peserta didik
21 Tenaga Pendidik menguasai teori belajar
dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik
22 Tenaga pendidik mengembangkan
kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran yang diampu
23 Tenaga pendidik mampu
menyelenggarakan pembelajaran
24 Tenaga pendidik memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi
25 Tenaga pendidik menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar
26 Tenaga pendidik memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran

B. PEDOMAN WAWANCARA
Variabel Pertanyaan
Kompetensi 1. Apakah Bapak/Ibu selalu mempersiapkan
pedagogik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Guru sebelum mengajar di SDN Ciporos 01
Kecamatan Karangpucung ?
2. Apakah Bapak/Ibu selalu menyediakan soal
evaluasi untuk siswa tiap akhir kegiatan
pembelajaran ?
3. Apakah Bapak/Ibu selalu menggunakan media
201

Variabel Pertanyaan
dalam proses pembelajaran di SDN Ciporos 01
Kecamatan Karangpucung ?
4. Bagaimana Bapak/Ibu menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran untuk membuat siswa
aktif ?
5. Bagaimana Bapak/Ibu menyusun materi
pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran di kelas ?
6. Metode apa yang sering digunakan Bapak / Ibu
guru dalam mengajar ?
1. Bagaimana bapak/ibu agar mampu menciptakan
suasana pembelajaran yang harmonis bersama
peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan
Karangpucung Kabupaten Cilacap?
2. Bagaimana kemampuan bapak/ibu dalam
menjalankan tugas sebagai pendidik secara
mandiri tanpa pengawasan dari atasan ?
3. Apakah bapak/ibu dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan sarana pembelajaran
bagi peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan
Karangpucung Kabupaten Cilacap ?
4. Sejauh manakah seorang guru menjalin
kerjasama dengan orang tua/wali dalam
menjalankan profesinya ?
5. Bagaimana sikap guru dalam melaksanakan
komunikasi dengan pihak orang tua untuk
mendukung prestasi akademik peserta didik di
SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung
Kabupaten Cilacap ?
6. Apa hambatan yang ditemui dalam kompetensi
guru dalam meningkatkan prestasi akademik
peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan
Karangpucung Kabupaten Cilacap ?
7. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hambatan kompetensi guru dalam
meningkatkan prestasi akademik peserta didik di
SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung
Kabupaten Cilacap ?
202

Variabel Pertanyaan
Prestasi 1. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai
Akademik prestasi peserta didik dalam aspek kognitif
Peserta Didik khususnya berkenaan dengan partisipasi aktif
peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan
Karangpucung Kabupaten Cilacap?
2. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai
prestasi peserta didik dalam aspek afektif dalam
meningkatkan semangat belajar peserta didik di
SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung
Kabupaten Cilacap?
3. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai
prestasi peserta didik dalam aspek psikomotorik
khususnya berkenaan dengan prestasi akademik
peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan
Karangpucung Kabupaten Cilacap?
Kompetensi 1. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menguasai
Pedagogik karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
Guru dalam moral, spiritual, sosial, kultur, emosional, dan
Meningkatkan intelektual peserta didik SDN Ciporos 01
Prestasi Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap?
Akademik 2. Bagaimana cara bapak/ibu dalam menguasai
Peserta Didik teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik bagi peserta didik di SDN
Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung
Kabupaten Cilacap?
3. Apakah bapak/ibu sudah mengembangkan
kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran
yang diampu oleh peserta didik di SDN Ciporos
01 Kecamatan Karangpucung Kabupaten
Cilacap?
4. Bagaimana kemampuan bapak/ibu dalam
menyelenggarakan pelajaran bagi peserta didik
di SDN Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung
Kabupaten Cilacap?
5. Apakah bapak/ibu mampu memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi di SDN
Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung
Kabupaten Cilacap?
6. Bagaiamana bapak/ibu dalam menyelenggarakan
203

Variabel Pertanyaan
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
peserta didik di SDN Ciporos 01 Kecamatan
Karangpucung Kabupaten Cilacap?
7. Bagaimana kwmampuan bapak/ibu dalam
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran peserta didik di SDN
Ciporos 01 Kecamatan Karangpucung
Kabupaten Cilacap?

C. PEDOMAN DOKUMENTASI
No Jenis Dokumentasi Yang Mendukung Penelitian
1 Pelaksanaan kompetensi guru, meliputi:
 Penyusunan Silabus Pembelajaran
 Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
 Dokumentasi media atau alat peraga dalam proses
belajar mengajar
 Dokumentasi Materi / Sumber Pembelajaran
 Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada
matpel
Melaksanakan pembelajaran perbaikan / remedial dan
memanfatkan hasil penilaian evaluasi
2 Prestasi akademik peserta didik, meliputi:
 Prestasi / Penghargaan akademik peserta didik (piala,
piagam peserta didik)

Lampiran 2

KODE INFORMAN

No Informan Jabatan Kode Informan

1. Tarjuki, M.Pd Pengawas Sekolah PS


204

2. Amat Sugiono, S.Pd Kepala Sekolah KS

3 Sri Hartini, S.Pd.SD Guru Kelas VI GK6

4. Weni, S.Pd Guru Kelas V GK5

Lampiran 3

DOKUMENTASI FOTO
205

1. Foto Lokasi Penelitian SDN Ciporos 01 Kecamatan

Karangpucung Kabupaten Cilacap

2. Foto wawancara dengan informan ( Kepala Sekolah, Pengawas


Sekolah, danTenaga Pendidik)
206

a. Foto wawancara bersama Kepala Sekolah SDN Ciporos 01

b. Foto wawancara bersama Pengawas Sekolah SDN Ciporos 01

c. Foto wawancara bersama Guru Kelas VI SDN Ciporos 01


207
208

3. Foto-foto pendukung kompetensi pedagogik guru (silabus


pembelajaran, RPP, media atau alat peraga, sumber belajar,
penilaian evaluasi belajar, dan proses pembelajaran)

a. Dokumentasi Silabus Pembelajaran


209

b. Dokumentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP, Prota dan


Promes)
210

c. Media atau Alat Peraga Pembelajaran


211

d. Sumber Belajar
212

e. Penilaian Evaluasi Belajar

4. Foto-foto pendukung prestasi akademik peserta didik


a. F
oto piala penghargaan prestasi akademik
213

b. Foto daftar piagam penghargaan prestasi


akademik
214

Lampiran 4
1) Surat Ijin Penelitian Dari Bappeda dan Kesbangpol
215

2) Surat Penelitian dari SD Negeri Ciporos 01


216

Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
217

Nama : ARUM WIDI ASTUTI


Tempat/ Tgl lahir : Cilacap, 17 Oktober 1995
Program Studi : Admnistrasi Pendidikan
Konsentrasi : Administrasi Pendidikan Dasar
NIM : 82361920002
Alamat Rumah : Dusun Cijoho RT 04 RW 02 Kelurahan Tayem
Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap,
Jawa Tengah. Kode pos 53255

Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Tayem 03 Lulus Tahun 2008
2. SMP Negeri 2 Karangpucung Lulus Tahun 2011
3. SMA 1 Muhammadiyah Purwokerto Lulus Tahun 2014
4. Universitas Negeri Semarang Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD)
Lulus Tahun 2018

Riwayat Pekerjaan :
1. Guru kelas di SD Negeri Ciporos 07 dari Tahun 2018 s.d sekarang

Anda mungkin juga menyukai