Anda di halaman 1dari 4

 Diazepam (Benzodiazepine)

Salah satu efek samping dari pengobatan tertentu adalah hiposalivasi yang dapat

menyebabkan timbulnya keluhan xerostomia.32 Beberapa obat tertentu seperti antidepresan

trisiklik, antipsikotik, benzodiazepin, atropin, β-blocker dan antihistamin mempunyai efek

samping xerostomia. Obat-obat ini memiliki sifat antikolinergik atau simpatomimetik yang

akan menurunkan produksi saliva sehingga kadar asam di dalam mulut meningkat. Dengan

jumlah yang sedikit dan konsistensi yang kental, saliva akan kehilangan fungsinya sebagai

pembersih alami rongga mulut.33

 Allopurinol

 Atorvastatin (Statin)

Penjelasan yang mungkin untuk penurunan laju aliran saliva pada pasien yang

menggunakan simvastatin diungkapkan oleh (Ferreira et al., 2007) yang menyatakan bahwa

pengobatan simvastatin menghasilkan penurunan yang signifikan dari profil lipid serum

tetapi kurang berpengaruh pada berat kelenjar parotis atau mungkin karena untuk

memulihkan perubahan kelenjar parotid dari hiperlipidemia, yang mengakibatkan remodeling

sel asinar kelenjar. Izumi dkk. ,(1997) menemukan bahwa pengendapan lemak di kelenjar

ludah utama dan tingkat keparahan pengendapan lemak dapat berkorelasi dengan tingkat

aliran saliva yang terganggu pada pasien tersebut, temuan klinis kelenjar ludah pada pasien

dengan hiperlipidemia termasuk pembesaran kelenjar parotis, infiltrasi lipid, dan gangguan

aliran saliva

 Bisoprolol (Antihipertensi)

Betablocker mengacu pada kelompok campuran obat dengan sifat farmakodinamik dan

farmakokinetik yang beragam. Beta-blocker telah menunjukkan efek menguntungkan jangka


panjang pada kematian dan penyakit kardiovaskular bila digunakan pada orang dengan gagal

jantung atau infark miokard akut. Betablocker dianggap memiliki efek menguntungkan yang

sama ketika digunakan sebagai terapi lini pertama untuk hipertensi.4 Data di India

menunjukkan betablocker merupakan golongan obat yang diresepkan sebesar 84% pada

pasien kardiovaskular di rawat inap dimana obat yang digunakan yakni metoprolol dan

carvedilol.5 Data di Indonesia memperlihatkan obat beta-blocker digunakan dalam terapi

penyakit heart failure, hipertensi, infark miokard dan sirosis hepatik pada pasien rawat inap.

Bisoprolol dan propranolol merupakan obat golongan betablocker yang sering digunakan

dalam terapi tersebut.6

Obat antihipertensi ialah kelompok obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan

darah akibat hipertensi. Di satu sisi penggunaan obat ini membantu penderita hipertensi

untuk menurunkan tekanan darahnya, namun di sisi lainnya bisa berdampak buruk di rongga

mulut. Obat antihipertensi dapat memengaruhi aliran saliva secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung obat-obat ini akan memengaruhi aliran saliva dengan meniru aksi

sistem saraf autonom atau dengan bereaksi pada proses seluler yang diperlukan saliva,

sedangkan secara tidak langsung obat antihipertensi akan memengaruhi saliva dengan

mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan memengaruhi aliran darah ke

kelenjar. Sebagai salah satu akibatnya, kondisi ini menimbulkan efek xerostomia.4

Saliva merupakan cairan oral yang terdiri yang terdiri dari campuran sekresi kelenjar

saliva mayor dan minor serta cairan sulkus gingiva yang ada pada rongga mulut. Saliva

berperan penting dalam proses pencernaan makanan, pengaturan keseimbangan air, menjaga

integritas gigi, sebagai buffer, dan aktivitas antibakterial. Obat antihipertensi secara langsung

akan memengaruhi aliran saliva dengan meniru aksi sistem saraf autonom atau dengan
bereaksi pada proses seluler yang diperlukan untuk saliva. Stimulasi saraf parasimpatis

menyebabkan sekresi yang lebih cair dan saraf simpatis memproduksi saliva yang lebih

sedikit (hiposalivasi) dan kental. Sedangkan secara tidak langsung akan memengaruhi saliva

dengan mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan memengaruhi aliran darah

ke kelenjar yang mengarah pada kualitas saliva. Hal tersebut memungkinkan terjadi

perubahan pada lingkungan rongga mulut sehingga perubahan mikroorganisme flora normal

menjadi oportunistik dapat terjadi salah satunya adalah Candida Sp. 9.10

Penelitian yang dilakukan oleh Kumar, et al menyatakan bahwa keluhan obat

antihipertensi terhadap rongga mulut yaitu gingivitis marginal (85,38%), hiposalivasi

(16,99%), lichenoid reaction (4,5%), paralisis nervus fasial (1,2%), hiperplasia gingiva

(16,9%). Keluhan lain yang muncul adalah kesulitan berbicara, mengunyah, menelan karena

kurangnya produksi saliva yang dapat menyebabkan mulut menjadi kering (Kumar, et al.

2012)12 . Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nadiq, et al menyatakan

bahwa kondisi hiposalivasi menyebabkan penurunan jumlah komponen pada saliva seperti

protein antimikroba sehingga menurunkan kemampuan saliva dalam menghambat mikroba

seperti Candida albicans, jumlah koloni Candida albicans pada orang normal yaitu ≤ 400

CFU/ml, sedangkan pada kelompok hipertensi sebanyak 3 orang ditemukan koloni Candida

albicans ≥ 400 CFU/ml (Nurfajrina FR, et al. 2020)13 Oleh karena itu, kondisi sistemik

seperti hipertensi yang mengonsumsi obatobatan dalam jangka panjang sangat rentan

terhadap pertumbuhan dan perkembangan mikroorgansime khususnya pada rongga mulut,

 Haloperidol (Antipsikotik)

Obat psikotropika adalah salah satu dari banyak penyebab xerostomia. Xerostomia dapat

terjadi melalui beberapa mekanisme tetapi paling sering akibat efek sekunder antikolinergik
yang timbul dari penonaktifan reseptor muskarinik M3, menyebabkan kesehatan mulut yang

buruk.

Kelompok besar obat (antidepresan trisiklik, antipsikotik, dll.) memberikan efek yang

tidak diinginkan atau efek samping karena antagonisme reseptor kolinergik (juga dikenal

sebagai muskarinik) nonselektif. Dalam sistem saraf pusat, asetilkolin memodulasi fungsi

kognitif dan kontrol motoric. Pada sistem saraf kolinergik perifer, reseptor yang paling

sensitif terhadap obat antikolinergik dapat ditemukan pada kelenjar ludah, bronkial, dan

kelenjar keringat.

Efek samping antikolinergik yang paling sering adalah penurunan sekresi air liur

(hiposalivasi), mengakibatkan mulut kering, dari lebih dari 600 obat yang memiliki sifat

antikolinergik. Obat antikolinergik menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik

dengan laju aliran air liur yang lebih rendah.

 Mecobalamin

 Meloxicam

 Interzink

 Chana

Anda mungkin juga menyukai