Anda di halaman 1dari 3

Berikut alat-alat tersebut dengan penjelasan ringan tentangnya.

1. Tas ransel, pastikan yang talinya kuat. Tas khusus untuk naik gunung itu lebih baik tentunya.
2. Tali pramuka, bisa juga untuk membuat bivak (tenda sederhana)
3. Ponco, untuk melindungi kita dari hujan dan terpenting untuk membuat bivak.
4. Pisau, yang lipat bisa juga, terpenting adalah mampu untuk menebas dan memotong kayu;
5. Matras, penting banget buat alas bivak.
6. Kantung sampah atau plastik yang lebar dan besar, penting buat mengantongi semua barang
di dalam tas agar terlindung dari kebasahan.
7. Sleeping Bag, penting banget agar tidak kedinginan ketika bermalam. Survey membuktikan
peserta mukhoyyam yang melakukan longmarch dan sampai di basecamp pada malam hari
mengalami kedinginan yang luar biasa terkecuali mereka yang memakai sleeping bag.
Alhamdulillah, saya yang tidak persiapan dan tidak membawa ponco—jangan tiru saya—
tidak mengalami kedinginan walaupun di tengah hujan dan mampu tidur lelap sampai bangun
jam empat pagi dengan kondisi segar karena saya tidur di atas matras, mengganti baju basah
dengan yang kering, lalu masuk ke dalam sleeping bag, dan ditutupi dengan kantong plastik
besar. 
8. Sepatu khusus gunung, kalau tidak ada sepatu olah raga biasa saja, tapi pastikan telah tersol
dengan kuat. Karena faktanya ada juga yang bawa sepatu pantovel—sepatu berhak buat kerja
—untuk mukhoyyam. Ada yang sepatunya jebol pada saat longmarch, jadinya pakai sandal
jepit. Pastinya payah banget. Makanya sampai rela membeli sepatu bootnya penduduk
setempat yang berjualan air mineral di basecamp seharga Rp70.000,00 plus kaos kakinya.
Bapak penjual air itu kuat juga yah jalan naik turun gunung tanpa pakai sepatu…
9. Lampu Senter dan Baterai, ini penting bangeeeeet buat longmarchmalam-malam dan jurit
malam. Gak usaha ikut mukhoyyam kalau tak bawa alat ini. Ohya jangan lupakan baterai
cadangannya.
10. Pakaian perjalanan, untuk baju usahakan kaos yang berlengan panjang agar bisa melindungi
lengan pada saat acara outbound dan longmarch. Sediakan 3 stel lengkap termasuk yang
dipakai pada saat memulai mukhoyyam. Pastikan semua baju itu yang kuat dan nyaman
dipakai. Jangan yang terlalu ketat.
11. Botol air minum, kemasan ukuran 0,5 liter sudah cukup. Bagi saya membawa botol dengan
ukuran yang lebih dari itu ternyata merepotkan. Refill-nya tersedia banyak di sana. Di
Gunung Bunder (Bogor)—tempat utama mukhoyyam bagi para peserta dari Jabodetabek—
dan sekitarnya berlimpah dengan air gunung. Dinginnya tak kalah dengan air yang ada di
kulkas. Jadi tinggal minum saja air yang di sana.
Kalau di Gunung Halimun bolehlah bawa yang lebih dari ukuran itu, karena di sana jarang
ditemui aliran air gunung. Tapi jangan khawatir banyak juga penduduk sana yang sengaja
naik ke Gunung Halimun untuk menjual air gunung mentah itu seharga Rp5000,00 dalam
botol ukuran 0,5 liter.

Ternyata ini yang membedakan. Kenapa pada saat saya ikut mukhoyyam di Kedung Badak
tahun 2006 lebih menyengsarakan daripada di Gunung Bunder? Karena saya tidak punya air
pada saat saya kehausan dan makanan pada saat saya kelaparan. Yang membuat saya cukup
kuat adalah salah satunya dengan banyak minum air dan perut tidak kosong.

12. Obat-obatan pribadi, biasanya saya membawa minyak tawon atau minyak kayu putih sebagai
penghangat tubuh, obat merah, plester pembalut luka.
13. Kantung plastik, bawa yang banyak sebagai tempat untuk menaruh buku, baju kotor, sandal
jepit, atau barang yang tidak tahan air, seperti dompet atau handphone.
14. Sarung, buat ganti baju di sana dan tentunya sholat.
15. Jaket yang cukup untuk menghangatkan badan, ini dipakai pada saat bermalam saja. Bahkan
pada saat longmarch tidak dipakai karena hanya akan menimbulkan badan cepat berkeringat
dan cepat haus.
16. Peralatan makan seperti sendok, gelas, dan piring. Cukup masing-masing satu saja dan
berbahan plastik. Tentunya yang telah memenuhi standar kesehatan. Untuk memilih wadah
plastik yang aman lihat artikel yang dulu pernah saya tulis di sini.
17. Peralatan mandi, sebenarnya cukup dengan membawa sikat dan pasta gigi. Praktis karena di
sana tak ada waktu untuk mandi terkecuali kita mencuri-curi waktu dan kesempatan.
18. Kaos kaki dan cadangannya. Saya bawa dua ternyata yang dipakai tetap satu saja, karena
semua acara dikondisikan selalu berakhir dengan kotor-kotor atau basah. Jadi sekalian
tanggung pakai yang satu saja.
19. Topi atau skebo agar kepala kita terlindung dari tetesan air hujan.
20. Makanan, penting untuk longmarch seperti biskuit, kentang, buah-buahan, telor rebus, coklat
dan susu kental manis yang berkalori tinggi atau madu lebih bagus.
21. Sarung tangan untuk pelindung dan penahan dingin. Berguna pada
saat outbound dan longmarch.
22. Tongkat, ukuran satu meter sudah cukup sebagai teman dalam menaiki dan menuruni gunung
dan bukit pada saat longmarch. Bisa dibuat langsung di tempat pada saat akan
memulai longmarch.
23. Peluit, penting banget sebagai alat komunikasi terutama saat tersesat dari rombongan.
24.

Anda mungkin juga menyukai